Psikologi Sosial dan Konstruksi Sosial

Psikologi Sosial dan Konstruksi Sosial














Psikologi sosial memperhatikan hubungan diantara kelompok dan identitas sosial
Teori peranan dan komunikasi yang selalu melihat realitas seseorang dalam
keluarga.
Konstruksi sosial dipengaruhi pengembangan konstruksi teori praktek di
lapangan.
Solusi yang ditawarkan adalah terapi fokus (focused therapy), terapi narratif

(narrative theraphy), berpikir kemungkinan (possibility thinking).
Pendekatan utama pada praktek adalah mengidentifikasi sesuatu melalui
pemahaman pola-pola bahasa, bagaimana orang membangun dunia sosialnya dengan
menggunakan bahasa yang berbeda untuk menidentifikasi kemungkinan terjadinya
perubahan.
Membentuk identitas sosial dengan kelompok.
Konflik dan penampilan peranan.
Analisis dan keterampilan komunikasi.
Realitas adalah suatu konstruksi sosial dalam sejarah dan konteks sosial.
Narratif adalah suatu fokus untuk memahami dan merubah identitas sosial orang,
peranan dan konstruksi sosial.
Adanya perilaku yang berhasil sebagai suatu dasar untuk menemukan solusi
masalah individual.
Kekecualiaan atau kemungkinan memberikan idea untuk berubah dalam
pengalaman orang.

Ruanglingkup Perspekif Teori

Hogg dan Abrams, 2001: masalah utama psikologi sosial adalah akibat dari
hubungan dalam dan diantara kelompok yang menciptakan dan membuat identitas

sosial.

Termasuk didalamnya bagaimana orang berperilaku di dalamnya, mempengaruhi
dan memiliki faktor-faktor sosial seperti stigma, stereotipe dan ideologi pada perilaku
di dalam kelompok.

Umumnya terjadi opresan dan diskriminasi diantara kelompok.
Tubbs dan Moss, 2000

Psikologi sosial memperhatikan efek komunikasi melalui bahasa dan ucapan pada
interaksi sosial.

Penelitian komunikasi meliputi pemahaman bagaimana manusia menggunakan
bahasa secara individu dan dalam situasi sosial memberikan arti khusus tentang dunia
sekitarnya
Breakwell dan Rowett, 1982:
 Pendekatan psikologi terhadap pekerjaan sosial menekankan hubungan yang telah
dibentuk orang dalam situasi sosial, terutama isu-isu yang berkaitan dengan
hubungan identitas seperti stigma, perilaku kelompok, pengaruh lingkungan,


teritorial, kebutuhan untuk tempat tinggal sendiri, dan berkaitan dengan
perubahan sosial dan pribadi.

Kelly, 1955: Personal construct theory

Manusia mengelola perilakunya sesuai dengan ‘construct’ dalam pikiran mereka
tentang bagaimana berperilaku yang dikembangkan dari pengalaman masa lalu.

Seorang memiliki ‘construct’ sesuai dengan persepsi masing-masing.
Berger dan Luckmann, 1971: Social Construction theory.

Teori ‘construct’ sosial memberikan bahwa orang mengalami perubahan dalam
konteks budaya, sejarah dan sosial.

The social construction of reality, menekankan pada konstruksi sosial pada
sosialisasi individu dalam masyarakat dan dalamkelompok masyarakat sampai
menuju partisipasi.
Teori Peranan, Strean dkk:

Structural-functional role theory: orang berada pada posisi tertentu dalam

berbagai struktur sosial.

Dramaturgical role theory: teori ini mengharapkan seseorang menampilkan
peranannya sesuai dengan status sosial.

Performance yang diharapkan adalah yang ‘idealised’ sesuai dengan harapan
orang lain.
Teori Komunikasi (Thomson,2003).

Model komunikasi dasar adalah transmisi informasi untuk seorang penerima
(receiver).

Feedback to the communicator: adanya umpan balik dari orang yang melakukan
komunikasi.

Kamunikasi dapat dilihat dari jenisnya, seperti verbal dan non-verbal.
Perspektif Sosial dan Community Development

PS dan CD adalah aspek pengembangan lokaliti, area, region dan daerah.


Di Eropa terkait dengan “protestant ethic” yang terkait dengan kapitalisme. Orang
yang terpilih adalah orang yang bekerja keras, akhirnya menumpu pada modal

PS dan CD berhubungan dengan pengembangan ekonomi dan industri.

Pembangunan terkait dengan isu-isu tentang kesehatan, kecacatan, pendidikan,
peranan wanita, industrialisasi dan urbanisasi.

Di negara maju pembangunan terpusat pada pembangunan perkotaan, penurunan
perindustrian serta perencanaan lingkungan. Konsep CO/CD biasanya berasal dari
konsep negara jajahan.

Setelah tahun 1945, fokus pembangunan terpusat pada pembangunan negara
bangsa pada negara bekas jajahan.


















Dengan mencontek model eropa, maka dimunculkan pembagian negara di dunia
menjadi negara pertema (blok barat), kedua (blok soviet) dan negara ketiga (negara
terbelakang).
Pemahaman tentang konsep pembangunan juga terpusat pada negara-negara
Eropa, menyatakan bahwa pembangunan akan berhasil jika pemerintah
membangunan pasar bebas yang maju seperti di Eropa Barat. Modernisasi menjadi
westernisasi.
Sekitar tahun 1960 an konsep pembangunan westernisasi sudah tidak sesuai lagi,
walaupun beberapa negara pasifik sukses dengan menganut pola westernisasi, yaitu

Jepang, Korea dan Taiwan.
Muncul konsep “Ecodevelopment dan Ethnodevelopment”.
Ecodevelopment berupaya untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan
yang tidak merusak sumber daya alam.
Terpusat pada pembangunan manusia dan kebutuhan-kebutuhan lokal
Ethnodevelopment menyatakan bahwa pembangunan bukan berupaya
membangun negara bangsa atau membangun kelompok2 kecil, melainkan
kelompok2 etnis yang sering mengalami konflik tentang pemanfaatan sumber daya
dan kekuasaan2 negara.
Demikian, kelompok2 etnis ini dianggap penting dan harus diajak bekerjasama
untuk melakukan pembangunan.
Pembedaan antara Comdev dengan Socdev nampaknya tidak ada kesepakatan
yang bersifat universal.
Comdev dianggap suatu fenomena, dan socdev dianggap sebagai suatu metode.
Socdev didefinisikan secara berbeda-beda, dibalik euy………………..

JFX. Paiva

Socdev merupakan pembangunan yang diarahkan untuk mengembangkan
kemampuan orang agar dapat bekerja secara terus menerus dalam mensejehterakan

masyarakat.

Fokusnya adalah pada kapitalis individual.
Jones dan Pandey

Fokus pada pengembangan institusi dalam memenuhi kebutuhan individu.

Fokus pada pentingnya nilai-nilai masyarakat, pentingnya proses serta
memperhatikan diversity dalam masyarakat.
Midgley membagi strategi Socdev.

Strategi individual: self actualization, self detemination, dan self empoerment.

Strategi kolektif: menekankan pentingnya membangun organisasi sebagai basis
pembangunan.

Staregi populis: menekankan pada aktivitas pada skala kecil/mikro.
Pandey membagi strategi socdev, fungsinya:







Strategi distributif dalam mencapai keadilan. Apakah efektif konsep yang
disodorkan oleh Todaro tentang Tricle-down effects…? Ataukah konsep equity dan
welfare state..?
Strategi partisipatif (uang, tenaga, barang, idea).
Strategi pembangunan manusia: people centred-development.

Social Development (Midgley)

Proses perubahan sosial berencana yang dirancang untuk mengembangkan
kesejahteraan sosial seluruh rakyat yang disejajarkan dengan pemangunan ekonomi.

Yang dimaksud disini, bkan kesejahteraan sosial yang dipengaruhi oleh
pembangunan ekonomi, melainkan mengkaitkan secara sinergi antara pembangunan
ekonomi.

SocDev diarahkan untuk kesejahteraan seluruh rakyat sehingga masalah sosial

sosial teratasi, kebutuhan terpenuhi, peluang-peluang dapat terkembangkan dengan
baik.

Tujuannya lebih bersifat luas, tidak bersifat rehabilitatif individual.

Bersifat universalistic
Elemen-elemen dalam CO/CD

Mengandung nilai “progress”.

Memerlukan suatu bentuk “intervensi”.

Faktor ekonomi harus dipertimbangkan.

Dipengaruhi oleh ideologi dalam memandang pembangunan (individualist,
collectivist, populis).

Tujuan socdev mungkin berupaya untuk mereorganisasi perencanaan
pembangunan secara keseluruhan.


Terlepas dari bebagai kekurangan dan kelemahan masing-masing pendapat dalam
Com & Socdev, perspektif ini akan memberikan fokus “sosial” bagi intervensi
pekerjaan sosial yang bersifat makro, bukan sekedar interaksi sistemik interpersonal.
PERSPEKTIF HUMANIS DAN EKSISTENSIAL DALAM TEORI PEKSOS
A.
PERSPEKTIF TEORI
1. Humanis dan eksistensial adalah cara melihat kehidupan ini apa adanya.
2. Humanis yakin adanya kesadaran manusia untuk memilih dan bertindak secara
bebas.
3. Humanis biasanya agak dekat dengan pemikiran atheis dan tidak yakin dengan
adanya Tuhan atau agama.
4. Umat manusia adalah fakta dari eksistensinya.
5. Fokus eksistensial adalah kemampuan orang untuk mendapatkan kekuatan
pribadinya untuk mengontrol kehidupannya dan merubah cara kehidupannya.
6. Manusia diterima sebagai subjek dan objek, yaitu mereka menjadi pelaku dan juga
dipengaruhi lingkungan.
B. HUBUNGAN HUMANIS, EKSISTENSIAL DENGAN PEKERJAAN SOSIAL







Pekerja sosial berusaha untuk mengartikan diri seseorang dan mereka yang dapat
saling mempengaruhi.
Model humanis ingin membuat interpretasi seseorang tentang diri mereka sendiri
valid dan berarti (Allen, 1993).
Pekerja sosial memiliki ide-ide yang bermacam-macam dalam bekerja dengan
klien untuk mengembangkan berbagai arti pada pengalaman-pengalaman mereka
(Dean, 1993).
Menciptakan ide baru tentang diri mereka (Fisher, 1991)

C. Politik Humanis dan Teori Eksistensial
 Politik humanis yakin bahwa manusia memiliki kemampuan untuk meingkatkan
dirinya sendiri.
 Fokus pekerjaan sosial terletak pada terapi reflektif, terbalik dengan sosialiskolektif dan individualis-reformis.
 Eksistensialis berhubungan dengan radikal tentang alienasi yang berbeda-beda
dimiliki masing-masing orang.
 Konstruksi sosial memandang adanya perubhan penting dalam teori pekerjaan
sosial yang ditetapkan, dalamarti selalu berkembang setiap waktu (Franklin
(1995) dan Laaird (1995).
 Terapi yang digunakan sangat memungkinkan dengan family therapy, untuk
melihat masalah sebagai titik masuk solusi awal yang ditawarkan.
 Perubahan dilakukan secara terus-menerus dari perubahan yang kecil-kecil
sampai yang besar.
D. Beberapa pengaruh Humanis terhadap Peksos
 Ide yang berpusat pada orang sebagaimana Carl Rogers dan Strauss (1951)
mengemukakan bahwa pekerja sosial terlibat dalam konseling dan training.
 Pekerja sosial dan Klien adalah ‘genuine’ dan ‘congruent’ dalam hubungan terapi.
 Pekerja sosial memiliki ‘unconditional positive regard bagi klien.
 Pekerja sosial empati memandang dunia klien.
 Carkhuff dan Berenson (1977) mengangkat ide-ide ke dalam konsep umum:
pertama, honesty dan genuinenes; kedua, warmth, respect, acceptance; ketiga,
empathic understanding. Inilah yang dinamakan unsur yang efektif dalam
hubungan terapi.
 Roger mengembangkan pemahamannya tentang unsur dan hubungan yang efektif
dalam pekerjaan sosial melalui pendekatan: non-directive, non-judgmental, active
listening, accurate empathy, dan authentic frienship.
Carkhuff dan Berenson (1977) menyarankan beberapa psikologis humanis dan
terapi yang ditandai:
 Kita hanya dapat memahami diri kita dalam hubungannya dengan orang lain.
 Kecemasan utama kita dalam hidup ini adalah kehilangan orang lain dan kita
menjadi sendiri.
 Kita merasa bersalah karena kita tidak dapat mencapai suatu kehidupan yang
kreatif.




Kita sendiri memiliki tanggungjawab untuk bertindak terhadap keputusankeputusan kita sendiri.
Tujuan terapi adalah untuk membantu kita bertindak bertindak, menerima secara
bebas dan bertanggungjawab terhadap apa yang kita lakukan.

E. Interaksi Simbolik
 Language, diciptakan sebagai simbol interaksi diantara seorang dengan dunia luar.
 Personal construct theory sama saja dengan people behavior untuk mendapatkan
reinterpretation self-identity.
 Interaksi simbolik ditawarkan untuk memahami perilaku manusia, termasuk
normalitasnya, kompetensinya, ‘illness’, ‘maladaption’ dan ‘inability’ {labelling}.
F. Analisis transaksional dalam humanis dan eksistensionis
 Eric Berne (1964) ada 4 unsur yang terkandung di dalamnya: analisis stuktural,
transaksional, permainan (games) dan gambaran (script).
 Analisis Struktural berkaitan dengan kepribadian manusia dalam tiga ‘ego states’,
cara berpikir tetang dunia sekitar, dan pola-pola perilaku. Contoh, parent figure
harus dapat dimiliki seorang anak.
 Analisis transaksional menunjukkan bahwa ego states dalam diri seseorang akan
mampu berinteraksi dengan orang lain.
 Analisis transaksional akan merubah antara ego states seseorang yang mungkin
terbuka atau tersembunyi (open or hidden). Ketika pesan ‘open dan hidden’
berbeda, maka muncul masalah.
 Analisis games berkaitan dengan pola-pola interaksi dan perilaku. Orang memiliki
3 kelompok kebutuhan emosi: stimulation, recognition dan structure in life.
 Stimulus dapat diberikan melalui kegiatan seni, penggunaan waktu luang dan
kegiatan kerja. Recognition (verbal dan non-verbal komunikasi.
PERSPEKTIF RADIKAL DAN MARXIST
A. Perspektif Teori:
1. Radical can mean anything which involves major changes, dalam politik
dikenal dengan ‘left-wing’.
2. Masalah diartikan sebagai struktur dan sosial melebihi dari diri seseorang.
Hubungan individu sebagai produk hubungan sosial dalam masyarakat
kapitalis. Struktur sama halnya dengan pendekatan sistem (Wood dan
Middleman
3. Inequality dan injustice pada berbagai kelompok dalam masyarakat yang berasal dari
posisi kelas kerja. Solusinya adalah ‘incentive’.
4. Pendekatan Cooperative dan sharing pada organisasi dalam masyarakat melalui
struktur ‘equity’.
5. Fokus perubahan dalam sosialis melalui tindakan politik dan perubahan sosial yang
lebih besar/luas.
6. Ide ‘praxis’ berarti kita harus mengimplementasikan teori-teori dalam praktek.
(1989).
Rojek (1986) membedakan 3 pandangan Marxist tetang pekerjaan sosial

1. The progressive position: pekerjaan sosial adalah suatu agen perubahan yang
positif dalam mendorong tindakan kolektif dan meningkatkan kesadaran.
2. The reproductive position: PS agen pengendali terjadinya tekanan dari masyarakat
kapitalis dari ‘working class’.
3. The contradictory position: PS adalah agen pengendali kapitalis dan mengangkat
potensi ‘working class’.
McIntyre (1982) mengkritik Radical theory:
 ‘ Blame the victim’, klien bertanggungjawab terhadap masalahnya.
 Orang dijadikan ‘Privatises’ dengan masalah-masalah sosial yang dimiliki.
 Memperkuat dan mengikuti tekanan sosial karena aturan kapitalis.
Webb (1981) melihat ada hubungan teori radikal dengan pekerjaan sosial:
 Keduanya menerima bahwa masyarakat memiliki kontribusi pada masalahmasalah umum pribadi orang.
 Ada hubungan antara orang dengan masyarakat sebagai keadaan yang
transaksional, reflektif atau iteraktif yang saling mempengaruhi.
 Keduanya melihat otonomi klien.
 Keduanyanya melihat klien dapat memahami keadaan-keadaan mereka
dalambertindak.