TANGGUNG JAWAB perusahaan perseorangan (3)
TANGGUNG JAWAB
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Pada dasarnya manusia dan tanggung jawab itu berada dalam satu
naungan atau berdampingan. Tanggung Jawab adalah suatu kesadaran
manusia akan tingkah laku atau perbuatannya baik disengaja maupun
tidak disengaja. Tanggung Jawab juga berati berbuat sebagai wujud atas
perbuatannya. Setiap manusia memiliki tanggung jawab masing-masing.
Diantaranya tanggung jawab seorang pelajar atau mahasiswa akan
belajar, tanggung jawab seorang dosen kepada mahasiswa atau
mahasiswinya, tanggung jawab seorang presiden kepada negara dan
rakyatnya, tanggung jawab seorang ayah kepada istri dan anak-anaknya,
dan tanggung jawab manusia kepada Tuhan yang telah Menciptakan kita.
Selain tanggung jawab, dalam diri manusia juga terdapat
pengabdian. Pengabdian dapat diartikan sebagai pilihan hidup seseorang
apakah ingin mengabdi kepada orangtua, kepada agama dan Tuhan
ataupun kepada bangsa dan negara dimana pengabdian akan
mengandung unsur pengorbanan dan kewajiban untuk melakukannya
yang biasanya akan dihargai dan tergantung dari apa yang diabdikannya.
Sebagai contoh, bila orang tua mengabdi untuk mengasuh anak-anaknya
berkemungkinan besar nanti anak-anaknya akan berbakti juga kepada
kedua orangtuanya, biarawan/wati yang mengabdi kepada agama dan
Tuhannya nantinya akan dibalas amalannya di surga, ataupun
pengabdian seorang pegawai negeri pada bangsa dan negaranya
biasanya akan diberi semacam penghargaan/tanda jasa dari negara yang
bersangkutan.
1.
2.
3.
4.
C.
B. RUMUSAN PEMBAHASAN
Apakah pengertian dari Manusia itu ?
Apakah pengertian dari Tanggung Jawab itu ?
Apakah macam-macam dari Tanggung Jawab ?
Apakah pengertian dari Pengadian dan Pengorbanan ?
TUJUAN PEMBAHASAN
Tujuan dari pembahasan materi ini adalah untuk mengetahui lebih
jelas tentang tanggung jawab yang dialami oleh manusia dan bentukbentuk dari tanggung jawab yang dialami manusia. Selain itu juga untuk
mengetahui pengaruh tanggung jawab terhadap manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN MANUSIA
Manusia adalah makhluk yang paling mulia disisi Tuhan. Manusia
memiliki keunikan yang menyebabkannya berbeda dengan makhluk lain.
Manusia memiliki jiwa yang rohaniah, ghaib, tidak dapat ditangkap
dengan panca indera yang berbeda dengan makhluk lain karena pada
manusia terdapat daya berfikir, akal, nafsu, kalbu, dan sebagainya.
Pengertian manusia dapat dilihat dari berbagai segi. Secara bahasa
manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang
berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang mampu menguasai
makhluk lain. Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau
sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus)
atau seorang individu. Secara biologi, manusia diartikan sebagai sebuah
spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak
berkemampuan tinggi.
B. PENGERTIAN TANGGUNG JAWAB
Tanggung jawab menurut kamus umum bahasa indonesia adalah
keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung
jawab menurut kamus umum bahasa indonesia adalah berkewajiban
menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya atau
memberikan jawab dan menanggung akibatnya.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung
jawab juga berarti berbuat sebagai wujudan kesadaran akan
kewajibannya. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang bertanggung jawab. Disebut demikian karena manusia, selain merupakan
makhluk individual dan makhluk sosial, juga merupakan makhluk ‘I’uhan.
Manusia memiliki tuntutan yang besar untuk bertanggung jawab
mengingat ia mementaskan sejumlah peranan dalam konteks sosial,
individual ataupun teologis.
Dalam konteks sosial manusia merupakan makhluk sosial. Ia tidak
dapat hidup sendirian dengan perangkat nilai-nilai sclera sendiri. Nilai-
nilai yang diperankan seseorang dalam jaminan sosial harus
dipertanggung jawabkan sehingga tidak mengganggu konsensus nilai
yang telah disetujui bersama. Masalah tanggung jawab dalam konteks
individual berkaitan dengan konteks teologis. Manusia sebagai makhluk
individual artinya manusia harus bertanggung jawab terhadap dirinya
(seimbangan jasmani dan rohani) dan harus bertanggung jawab terhadap
Tuhannya (sebagai penciptanya). Tanggung jawab manusia terhadap
dirinya akan lebih kuat intensitasnya apabila ia mentiliki kesadaran yang
mendalam. Tanggung jawab manusia terhadap dirinya juga muncul
sebagai akibat keyakinannya terhadap suatu nilai.
Demikian pula tanggung jawab manusia terhadap Tuhannya, manusia
sadar akan keyakinan dan ajaran-Nya. Oleh karena itu manusia harus
menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya agar manusia
dijauhkan dari perbuatan keji dan munkar.
Tanggung
jawab
dalam
konteks
pergaulan
manusia
adalah keberanian. Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang
berani menanggung resiko atas segala yang menjadi tanggung jawabnya.
Ia jujur terhadap dirinya dan jujur terhadap orang lain, tidak pengecut
dan mandiri. Dengan rasa tanggung jawab, orang yang bersangkutan
akan berusaha melalui seluruh potensi dirinya. Selain itu juga orang
yang bertanggung jawab adalah orang yang mau berkorban demi
kepentingan orang lain.
Tanggung jawab juga berkaitan dengan kewajiban. Kewajiban adalah
sesuatu yang dibebankan terhadap seseorang. Kewajiban merupakan
bandingan terhadap hak dan dapat juga tidak mengacu kepada hak.
Maka tanggung jawab dalam hal ini adalah tanggung jawab terhadap
kewajibannya. Kewajiban dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
1. Kewajiban Terbatas
Kewajiban ini tanggung jawab diberlakukan kepada setiap orang.
Contohnya undang-undang larangan membunuh, mencuri yang
disampingnya dapat diadakan hukuman-hukuman.
2. Kewajiban tidak Terbatas
Kewajiban ini tanggung jawabnya diberlakukan kepada semua
orang. Tanggung jawab terhadap kewajiban ini nilainya lebih tinggi,
sebab dijalankan oleh suara hati, seperti keadilan dan kebajikan.
Orang yang bertanggung jawab dapat memperoleh kebahagiaan,
karena orang tersebut dapat menunaikan kewajibannya. Kebahagiaan
tersebut dapat dirasakan oleh dirinya atau orang lain. Sebaliknya, jika
orang yang tidak bertanggung jawab akan menghadapi kesulitan karena
ia tidak mengikuti aturan, norma, atau nilai-nilai yang berlaku. Problema
utama yang dirasakan pada zaman sekarang sehubungan dengan
masalah tanggung jawab adalah berkaratnya atau rusaknya perasaan
moral dan rasa hormat diri terhadap pertanggungjawaban.
Orang yang bertanggung jawab itu akan mencoba untuk berbuat
adil. Tetapi adakalanya orang yang bertanggung jawab tidak dianggap
adil karena runtuhnya nilai-nilai yang dipegangnya dan runtuhnya
keimanan terhadap Tuhan. Orang yang demikian tentu akan
mempertanggung jawabkan segala sesuatunya kepada Tuhan. Karena
hanya Tuhan lah yang bisa memberikan hukuman atau cobaan kepada
manusia agar manusia mau mempertanggung jawabkan atas segala
perbuatannya.
C.
MACAM-MACAM TANGGUNG JAWAB
Manusia itu berjuang memenuhi keperluannya sendiri atau untuk
keperluan pihak lain. Untuk itu ia akan menghadapi manusia lain dalam
masyarakat atau menghadapi lingkungan alam. Dalam usahanya itu
manusia menyadari bahwa ada kekuatan lain yang ikut menentukan yaitu
kekuasaan Tuhan. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dibedakan
menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya. Atas dasar ini,
dikenal jenis-jenis atau macam-macam dari tanggung jawab.
1.
Tanggung Jawab manusia terhadap diri sendiri
Menurut sifatnya manusia adalah makhluk bermoral. Akan tetapi
manusia juga seorang pribadi, dan sebagai makhluk pribadi manusia
mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, angan-angan untuk
berbuat ataupun bertindak, sudah barang tentu apabila perbuatan dan
tindakan tersebut dihadapan orang banyak, bisa jadi mengundang
kekeliruan dan juga kesalahan. Untuk itulah agar maanusia itu dalam
mengisi kehidupannya memperoleh makna, maka atas diri manusia perlu
diberi Tanggung Jawab.
2. Tanggung Jawab kepada keluarga
Masyarakat kecil ialah keluarga. Keluarga adalah suami-istri, ayahibu dan anak-anak, dan juga orang-orang lain yang menjadi anggota
keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada
keluarganya. Tanggung Jawab ini menyangkut nama baik keluarga.
Tetapi Tanggung Jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan,
pendidikan, dan kehidupan.
3. Tanggung Jawab kepada masyarakat
Satu kenyataan pula, bahwa manusia adalah makhluk sosial.
Manusia merupakan anggota masyarakat. Karena itu, dalam berpikir,
bertingkah laku, berbicara, dan sebagainya manusia terikat oleh
masyarakat. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya
harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.
Secara kodrati dari sejak lahir sampai manusia mati, memerlukan
bantuan orang lain. Terlebih lagi pada zaman yang sudah semakin maju
ini. Secara langsung maupun tidak langsung manusia membutuhkan hasil
karya dan jasa orang lain untuk memenuhi segala kebutuhan hidup.
Dalam kondisi inilah manusia membutuhkan dan kerjasama dengan
orang lain.
Kekuatan pada manusia pada hakikatnya tidak terletak pada
kemampuan fisik ataupun kemampuan jiwanya saja, namun juaga
terletak pada kemampuan manusia bekerjasama dengan manusia lain.
Karena dengan manusia lain, mereka dapat menciptakan kebudayaan
yang dapat membedakan manusia dengan makhluk hidup lain. Yang
menyadarkan manusia ada tingkat mutu, martabat dan harkat, sebagai
manusia yang hidup pada zaman sekarang dan akan datang.
Dalam semua ini nampak bahwa dalam mempertahankan hidup dan
mengejar kehidupan yang lebih baik, manusia mustahil dapat mutlak
berdiri sendiri tanpa bantuan atau kerjasama dengan orang lain.
Kenyataan ini menimbulkan kesadaran bahwa segala yang dicapai dan
kebahagiaan yang dirasakan oleh manusia pada dasarnya berkat bantuan
atau kerjasama dengan orang lain didalam masyarakat. Kesadaran
demikian melahirkan kesadaran bahwa setiap manusia terpanggil hatinya
untuk melakukan apa yang terbaik bagi orang lain dan masyarakat.
Boleh jadi inilah Tanggung Jawab manusia yang utama dalam hidup
kaitannya dengan masyarakat.
3. Tanggung Jawab kepada Bangsa/Negara
Satu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individual adalah warga
nagara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku
manusia terikat olah norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh
negara. Manusia tidak dapat berbuat semau sendiri. Bila perbuatan
manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kepada negara.
4. Tanggung Jawab kepada Tuhan
Manusia ada tidak dengan sendirimya, tetapi merupakan makhluk
ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan manusia dapat mengembangkan
diri sendiri dengan sarana-sarana pada dirinya yaitu pikiran, perasaan,
seluruh anggota tubuhnya, dan alam sekitarnya.
Dalam mengembangkan dirinya manusia bertingkah laku dan berbuat.
Sudah tentu dalam perbuatannya manusia membuat banyak kesalahan
baik yangdisengaja maupun tidak. Sebagai hamba Tuhan, manusia harus
bertanggung jawab atas segala perbuatan yang saalah itu atau dengan
istilah agama atas segala dosanya.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia bersembahyang sesuai
dengan perintah Tuhan. Apabila tidak bersembahyang, maka manusia itu
harus mempertanggung jawabkan kelalaiannya itu diakhirat kelak.
Manusia hidup dalam perjuangan, begitu firman Tuhan. Tetapi bila
manusia tidak bekerja keras untuk kelangsungan hidupnya, maka segala
akibatnya harus dipikul sendiri, penderitaan akibat kelalaian adalah
tanggung jawabnya. Meskipun manusia menutupi perbuatannya yang
salah dengan segala jalan sesuai dengan kondisi dan kemampuannya,
misalnya dengan hartanya, kekuasaannya, atau kekuatannya (ancaman),
namun manusia tak dapat lepas dari tanggung jawabnya kepada Tuhan.
D. PENGERTIAN PENGABDIAN DAN PENGORBANAN
Wujud dari tanggung jawab juga berupa pengabdian dan
pengorbanan. Pengabdian dan pengorbanan adalah suatu perbuatan
yang baik untuk kepentingan manusia itu sendiri.
A. Pengabdian
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat
ataupun tenaga sebaga perwujudan, kesetiaan antara lain kepada raja,
cinta, kasih sayang, hormat, atau suatu ikatan dan semua dilakukan
dengan ikhlas.
Timbulnya pengabdian itu pada hakikatnya ada rasa tanggung
jawab. Apabila kita bekerja keras dari pagi sampai sore dibeberapa
tempat untuk memenuhu kebutuhan rumah tangga kita, itu berarti
mengabdi kepada keluarga, karena kasih sayang kita pada keluarga. Lain
halnya jika keluarga kita membantu teman, karena ada kessulitan,
mungkin sampai berhari-hari ikut menyelesaikannya sampai tuntas, itu
bukan pengabdian, tetapi hanya bantuan saja.
Macam-macam pengabdian :
a. Pengabdian kepada keluarga
Pada hakikatnya manusia hidup berkeluarga. Hidup berkeluarga ini
didasarkan cinta dan kasih sayang. Kasih sayang ini mengandung
pengertian pengabdian dan pengorbanan. Tidak ada kasih sayang tanpa
pengabdian. Bila ada kasih sayang tidak disertai pengabdian. Berarti
kasih sayang itu palsu atau semu. Pengabdian kepada keluarga ini dapat
berupa pengabdian kepada istri dan anak-anak, istri kepada suami dan
anak-anaknya, anak-anak kepada orang tuanya.
b. Pengabdian kepada masyarakat
Manusia dalah anggota masyarakat, ia tidak dapat hidup tanpa
orang lain, karena tiap-tiap orang lain saling membutuhkan. Bila
seseorang yang hidup di masyarakat tidak mau memesyarakatkan diri
dan selalu mengasingkan diri, maka apabila mempunyai kesulitan yang
luar biasa, ia akan ditertawakan oleh masyarakat, cepat atau lambat ia
akan menyadai dan menyerah kepada masyarakat lingkungannya.Oleh
karena itu, demi masyarakat, anggota mayarakat harus mau
mengabdikan diri kepada masyarakat. Ia harus mempunyai rasa
tanggung jawab kepada masyarakat. Oleh karena nama baik tempat ia
tinggal, membawa nama baiknya pula. Bila remaja masyarakat
kampungnya terkenal dengan “remaja berandal” suka berkelahi,
mengganggu orang, atau merampas hak orang lain, maka bagaimanapun
juga ia akan merasa malu.
c. Pengabdian kepada Negara
Manusia pada hakikatnya adalah bagian dari suatu bangsa atau
warga negara suatu negara. Karena itu seseorang wajib mencintai
bangsa dan negaranya. Mencintai ini biasanya diwujudkan dalam bentuk
pengabdian. Tidak ada arti cinta tanpa pengabdian.
d. Pengabdian kepada Tuhan
Manusia tidak ada sendirinya, tetapi merupakan makhluk ciptaan
Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan manusia wajib mengabdi kepada Tuhan.
Pengabdian berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan, dan itu
merupakan perwujudan tanggung jawabnya kapada Tuhan Yanag Maha
Esa. Selain itu juga manusia harus menjalankan segala perintah-Nya dan
menjauhi segala larangan-Nya.
C.
Pengorbanan
Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti
persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk
menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat
kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung
pamrih.Pengorbanan dalam arti pemberian sebagai tanda kebaktian
tanpa pamrih dapat dirasakan bila kita membaca tau mendengarkan
ceramah di masjid. Dari kisah para tokoh atau nabi, manusia
memperoleh tauladan yang baik, sebagaimana mestinya wajib berkorban
bagi orang yang mampu atau orang memiliki harta yang lebih.
Perbedaan antara pengabdian dan pengorbanan tidak begitu jelas.
Karena adanya pengabdian tentu ada pengorbanan. Pengorbanan
merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta
benda, pikiran, perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya.
Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada
perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan dan dilakukan.
Pengabdian lebih banyak menunjuk kepada perbuatan, sedangkan
pengorbanan lebih banyak menunjuk kepada pemberian sesuatu
misalnya berupa pikiran, perasaan, tenaga, biaya, dan waktu. Dalam
pengabdian selalu dituntut pengorbanan, akan tetapi pengorbanan belum
tentu menuntut pengabdian.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada dasarnya Tanggung Jawab dalam konteks pergaulan manusia
adalah suatu keberanian. Orang yang bertanggung jawab adalah orang
yang berani menanggung resiko atas segala hal yang telah dilakukan
atau diperbuat menjadi tanggung jawabnya. Ia jujur terhadap dirinya dan
jujur terhadap orang lain, adil, bijaksana, tidak pengecut dan mandiri.
Dengan rasa tanggung jawab, orang yang bersangkutan akan selalu
berusaha memenuhi kewajibannya melalui seluruh potensi dirinya. Orang
yang bertanggung jawab adalah orang mau berkorban untuk
kepentingan orang lain ataupun orang banyak.
Orang yang bertanggung jawab dapat memperoleh kebahagiaan,
sebab ia dapat menunaikan kewajibannya dengan baik. Kebahagiaan
tersebut dapat dirasakan oleh dirinya sendiri ataupun oleh orang
lain/banyak. Sebaliknya orang yang tidak bertanggung jawab akan
menghadapai kesulitan, sebab ia tidak melaksanakan kewajibannya
dengan baik dan tentunya tidak mengikuti aturan, norma serta nilai-nilai
yang berlaku. Selain itu wujud dari tanggung jawab juga berupa
pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan pengorbanan adalah
suatu perbuatan yang baik untuk kepentingan manusia itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA :
Ali, M. Daud. 1998. Pendidikan Agama Islam. PT RajaGrafindo Persada :
Jakarta.
Hartono, Drs., dkk., ILMU BUDAYA DASAR: Untuk Pegangan
Mahasiswa, PT. Bina Ilmu, Surabaya, 1991.
Suyadi M.P. Drs., Buku Materi Pokok Ilmu Budaya Dasar, Depdikbud U.T.
1984-1985.
Widyo Nugroho, Achmad Muchji. 1996. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta :
Universitas Gunadarma
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Pada dasarnya manusia dan tanggung jawab itu berada dalam satu
naungan atau berdampingan. Tanggung Jawab adalah suatu kesadaran
manusia akan tingkah laku atau perbuatannya baik disengaja maupun
tidak disengaja. Tanggung Jawab juga berati berbuat sebagai wujud atas
perbuatannya. Setiap manusia memiliki tanggung jawab masing-masing.
Diantaranya tanggung jawab seorang pelajar atau mahasiswa akan
belajar, tanggung jawab seorang dosen kepada mahasiswa atau
mahasiswinya, tanggung jawab seorang presiden kepada negara dan
rakyatnya, tanggung jawab seorang ayah kepada istri dan anak-anaknya,
dan tanggung jawab manusia kepada Tuhan yang telah Menciptakan kita.
Selain tanggung jawab, dalam diri manusia juga terdapat
pengabdian. Pengabdian dapat diartikan sebagai pilihan hidup seseorang
apakah ingin mengabdi kepada orangtua, kepada agama dan Tuhan
ataupun kepada bangsa dan negara dimana pengabdian akan
mengandung unsur pengorbanan dan kewajiban untuk melakukannya
yang biasanya akan dihargai dan tergantung dari apa yang diabdikannya.
Sebagai contoh, bila orang tua mengabdi untuk mengasuh anak-anaknya
berkemungkinan besar nanti anak-anaknya akan berbakti juga kepada
kedua orangtuanya, biarawan/wati yang mengabdi kepada agama dan
Tuhannya nantinya akan dibalas amalannya di surga, ataupun
pengabdian seorang pegawai negeri pada bangsa dan negaranya
biasanya akan diberi semacam penghargaan/tanda jasa dari negara yang
bersangkutan.
1.
2.
3.
4.
C.
B. RUMUSAN PEMBAHASAN
Apakah pengertian dari Manusia itu ?
Apakah pengertian dari Tanggung Jawab itu ?
Apakah macam-macam dari Tanggung Jawab ?
Apakah pengertian dari Pengadian dan Pengorbanan ?
TUJUAN PEMBAHASAN
Tujuan dari pembahasan materi ini adalah untuk mengetahui lebih
jelas tentang tanggung jawab yang dialami oleh manusia dan bentukbentuk dari tanggung jawab yang dialami manusia. Selain itu juga untuk
mengetahui pengaruh tanggung jawab terhadap manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN MANUSIA
Manusia adalah makhluk yang paling mulia disisi Tuhan. Manusia
memiliki keunikan yang menyebabkannya berbeda dengan makhluk lain.
Manusia memiliki jiwa yang rohaniah, ghaib, tidak dapat ditangkap
dengan panca indera yang berbeda dengan makhluk lain karena pada
manusia terdapat daya berfikir, akal, nafsu, kalbu, dan sebagainya.
Pengertian manusia dapat dilihat dari berbagai segi. Secara bahasa
manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang
berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang mampu menguasai
makhluk lain. Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau
sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus)
atau seorang individu. Secara biologi, manusia diartikan sebagai sebuah
spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak
berkemampuan tinggi.
B. PENGERTIAN TANGGUNG JAWAB
Tanggung jawab menurut kamus umum bahasa indonesia adalah
keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung
jawab menurut kamus umum bahasa indonesia adalah berkewajiban
menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya atau
memberikan jawab dan menanggung akibatnya.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung
jawab juga berarti berbuat sebagai wujudan kesadaran akan
kewajibannya. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang bertanggung jawab. Disebut demikian karena manusia, selain merupakan
makhluk individual dan makhluk sosial, juga merupakan makhluk ‘I’uhan.
Manusia memiliki tuntutan yang besar untuk bertanggung jawab
mengingat ia mementaskan sejumlah peranan dalam konteks sosial,
individual ataupun teologis.
Dalam konteks sosial manusia merupakan makhluk sosial. Ia tidak
dapat hidup sendirian dengan perangkat nilai-nilai sclera sendiri. Nilai-
nilai yang diperankan seseorang dalam jaminan sosial harus
dipertanggung jawabkan sehingga tidak mengganggu konsensus nilai
yang telah disetujui bersama. Masalah tanggung jawab dalam konteks
individual berkaitan dengan konteks teologis. Manusia sebagai makhluk
individual artinya manusia harus bertanggung jawab terhadap dirinya
(seimbangan jasmani dan rohani) dan harus bertanggung jawab terhadap
Tuhannya (sebagai penciptanya). Tanggung jawab manusia terhadap
dirinya akan lebih kuat intensitasnya apabila ia mentiliki kesadaran yang
mendalam. Tanggung jawab manusia terhadap dirinya juga muncul
sebagai akibat keyakinannya terhadap suatu nilai.
Demikian pula tanggung jawab manusia terhadap Tuhannya, manusia
sadar akan keyakinan dan ajaran-Nya. Oleh karena itu manusia harus
menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya agar manusia
dijauhkan dari perbuatan keji dan munkar.
Tanggung
jawab
dalam
konteks
pergaulan
manusia
adalah keberanian. Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang
berani menanggung resiko atas segala yang menjadi tanggung jawabnya.
Ia jujur terhadap dirinya dan jujur terhadap orang lain, tidak pengecut
dan mandiri. Dengan rasa tanggung jawab, orang yang bersangkutan
akan berusaha melalui seluruh potensi dirinya. Selain itu juga orang
yang bertanggung jawab adalah orang yang mau berkorban demi
kepentingan orang lain.
Tanggung jawab juga berkaitan dengan kewajiban. Kewajiban adalah
sesuatu yang dibebankan terhadap seseorang. Kewajiban merupakan
bandingan terhadap hak dan dapat juga tidak mengacu kepada hak.
Maka tanggung jawab dalam hal ini adalah tanggung jawab terhadap
kewajibannya. Kewajiban dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
1. Kewajiban Terbatas
Kewajiban ini tanggung jawab diberlakukan kepada setiap orang.
Contohnya undang-undang larangan membunuh, mencuri yang
disampingnya dapat diadakan hukuman-hukuman.
2. Kewajiban tidak Terbatas
Kewajiban ini tanggung jawabnya diberlakukan kepada semua
orang. Tanggung jawab terhadap kewajiban ini nilainya lebih tinggi,
sebab dijalankan oleh suara hati, seperti keadilan dan kebajikan.
Orang yang bertanggung jawab dapat memperoleh kebahagiaan,
karena orang tersebut dapat menunaikan kewajibannya. Kebahagiaan
tersebut dapat dirasakan oleh dirinya atau orang lain. Sebaliknya, jika
orang yang tidak bertanggung jawab akan menghadapi kesulitan karena
ia tidak mengikuti aturan, norma, atau nilai-nilai yang berlaku. Problema
utama yang dirasakan pada zaman sekarang sehubungan dengan
masalah tanggung jawab adalah berkaratnya atau rusaknya perasaan
moral dan rasa hormat diri terhadap pertanggungjawaban.
Orang yang bertanggung jawab itu akan mencoba untuk berbuat
adil. Tetapi adakalanya orang yang bertanggung jawab tidak dianggap
adil karena runtuhnya nilai-nilai yang dipegangnya dan runtuhnya
keimanan terhadap Tuhan. Orang yang demikian tentu akan
mempertanggung jawabkan segala sesuatunya kepada Tuhan. Karena
hanya Tuhan lah yang bisa memberikan hukuman atau cobaan kepada
manusia agar manusia mau mempertanggung jawabkan atas segala
perbuatannya.
C.
MACAM-MACAM TANGGUNG JAWAB
Manusia itu berjuang memenuhi keperluannya sendiri atau untuk
keperluan pihak lain. Untuk itu ia akan menghadapi manusia lain dalam
masyarakat atau menghadapi lingkungan alam. Dalam usahanya itu
manusia menyadari bahwa ada kekuatan lain yang ikut menentukan yaitu
kekuasaan Tuhan. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dibedakan
menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya. Atas dasar ini,
dikenal jenis-jenis atau macam-macam dari tanggung jawab.
1.
Tanggung Jawab manusia terhadap diri sendiri
Menurut sifatnya manusia adalah makhluk bermoral. Akan tetapi
manusia juga seorang pribadi, dan sebagai makhluk pribadi manusia
mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, angan-angan untuk
berbuat ataupun bertindak, sudah barang tentu apabila perbuatan dan
tindakan tersebut dihadapan orang banyak, bisa jadi mengundang
kekeliruan dan juga kesalahan. Untuk itulah agar maanusia itu dalam
mengisi kehidupannya memperoleh makna, maka atas diri manusia perlu
diberi Tanggung Jawab.
2. Tanggung Jawab kepada keluarga
Masyarakat kecil ialah keluarga. Keluarga adalah suami-istri, ayahibu dan anak-anak, dan juga orang-orang lain yang menjadi anggota
keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada
keluarganya. Tanggung Jawab ini menyangkut nama baik keluarga.
Tetapi Tanggung Jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan,
pendidikan, dan kehidupan.
3. Tanggung Jawab kepada masyarakat
Satu kenyataan pula, bahwa manusia adalah makhluk sosial.
Manusia merupakan anggota masyarakat. Karena itu, dalam berpikir,
bertingkah laku, berbicara, dan sebagainya manusia terikat oleh
masyarakat. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya
harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.
Secara kodrati dari sejak lahir sampai manusia mati, memerlukan
bantuan orang lain. Terlebih lagi pada zaman yang sudah semakin maju
ini. Secara langsung maupun tidak langsung manusia membutuhkan hasil
karya dan jasa orang lain untuk memenuhi segala kebutuhan hidup.
Dalam kondisi inilah manusia membutuhkan dan kerjasama dengan
orang lain.
Kekuatan pada manusia pada hakikatnya tidak terletak pada
kemampuan fisik ataupun kemampuan jiwanya saja, namun juaga
terletak pada kemampuan manusia bekerjasama dengan manusia lain.
Karena dengan manusia lain, mereka dapat menciptakan kebudayaan
yang dapat membedakan manusia dengan makhluk hidup lain. Yang
menyadarkan manusia ada tingkat mutu, martabat dan harkat, sebagai
manusia yang hidup pada zaman sekarang dan akan datang.
Dalam semua ini nampak bahwa dalam mempertahankan hidup dan
mengejar kehidupan yang lebih baik, manusia mustahil dapat mutlak
berdiri sendiri tanpa bantuan atau kerjasama dengan orang lain.
Kenyataan ini menimbulkan kesadaran bahwa segala yang dicapai dan
kebahagiaan yang dirasakan oleh manusia pada dasarnya berkat bantuan
atau kerjasama dengan orang lain didalam masyarakat. Kesadaran
demikian melahirkan kesadaran bahwa setiap manusia terpanggil hatinya
untuk melakukan apa yang terbaik bagi orang lain dan masyarakat.
Boleh jadi inilah Tanggung Jawab manusia yang utama dalam hidup
kaitannya dengan masyarakat.
3. Tanggung Jawab kepada Bangsa/Negara
Satu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individual adalah warga
nagara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku
manusia terikat olah norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh
negara. Manusia tidak dapat berbuat semau sendiri. Bila perbuatan
manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kepada negara.
4. Tanggung Jawab kepada Tuhan
Manusia ada tidak dengan sendirimya, tetapi merupakan makhluk
ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan manusia dapat mengembangkan
diri sendiri dengan sarana-sarana pada dirinya yaitu pikiran, perasaan,
seluruh anggota tubuhnya, dan alam sekitarnya.
Dalam mengembangkan dirinya manusia bertingkah laku dan berbuat.
Sudah tentu dalam perbuatannya manusia membuat banyak kesalahan
baik yangdisengaja maupun tidak. Sebagai hamba Tuhan, manusia harus
bertanggung jawab atas segala perbuatan yang saalah itu atau dengan
istilah agama atas segala dosanya.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia bersembahyang sesuai
dengan perintah Tuhan. Apabila tidak bersembahyang, maka manusia itu
harus mempertanggung jawabkan kelalaiannya itu diakhirat kelak.
Manusia hidup dalam perjuangan, begitu firman Tuhan. Tetapi bila
manusia tidak bekerja keras untuk kelangsungan hidupnya, maka segala
akibatnya harus dipikul sendiri, penderitaan akibat kelalaian adalah
tanggung jawabnya. Meskipun manusia menutupi perbuatannya yang
salah dengan segala jalan sesuai dengan kondisi dan kemampuannya,
misalnya dengan hartanya, kekuasaannya, atau kekuatannya (ancaman),
namun manusia tak dapat lepas dari tanggung jawabnya kepada Tuhan.
D. PENGERTIAN PENGABDIAN DAN PENGORBANAN
Wujud dari tanggung jawab juga berupa pengabdian dan
pengorbanan. Pengabdian dan pengorbanan adalah suatu perbuatan
yang baik untuk kepentingan manusia itu sendiri.
A. Pengabdian
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat
ataupun tenaga sebaga perwujudan, kesetiaan antara lain kepada raja,
cinta, kasih sayang, hormat, atau suatu ikatan dan semua dilakukan
dengan ikhlas.
Timbulnya pengabdian itu pada hakikatnya ada rasa tanggung
jawab. Apabila kita bekerja keras dari pagi sampai sore dibeberapa
tempat untuk memenuhu kebutuhan rumah tangga kita, itu berarti
mengabdi kepada keluarga, karena kasih sayang kita pada keluarga. Lain
halnya jika keluarga kita membantu teman, karena ada kessulitan,
mungkin sampai berhari-hari ikut menyelesaikannya sampai tuntas, itu
bukan pengabdian, tetapi hanya bantuan saja.
Macam-macam pengabdian :
a. Pengabdian kepada keluarga
Pada hakikatnya manusia hidup berkeluarga. Hidup berkeluarga ini
didasarkan cinta dan kasih sayang. Kasih sayang ini mengandung
pengertian pengabdian dan pengorbanan. Tidak ada kasih sayang tanpa
pengabdian. Bila ada kasih sayang tidak disertai pengabdian. Berarti
kasih sayang itu palsu atau semu. Pengabdian kepada keluarga ini dapat
berupa pengabdian kepada istri dan anak-anak, istri kepada suami dan
anak-anaknya, anak-anak kepada orang tuanya.
b. Pengabdian kepada masyarakat
Manusia dalah anggota masyarakat, ia tidak dapat hidup tanpa
orang lain, karena tiap-tiap orang lain saling membutuhkan. Bila
seseorang yang hidup di masyarakat tidak mau memesyarakatkan diri
dan selalu mengasingkan diri, maka apabila mempunyai kesulitan yang
luar biasa, ia akan ditertawakan oleh masyarakat, cepat atau lambat ia
akan menyadai dan menyerah kepada masyarakat lingkungannya.Oleh
karena itu, demi masyarakat, anggota mayarakat harus mau
mengabdikan diri kepada masyarakat. Ia harus mempunyai rasa
tanggung jawab kepada masyarakat. Oleh karena nama baik tempat ia
tinggal, membawa nama baiknya pula. Bila remaja masyarakat
kampungnya terkenal dengan “remaja berandal” suka berkelahi,
mengganggu orang, atau merampas hak orang lain, maka bagaimanapun
juga ia akan merasa malu.
c. Pengabdian kepada Negara
Manusia pada hakikatnya adalah bagian dari suatu bangsa atau
warga negara suatu negara. Karena itu seseorang wajib mencintai
bangsa dan negaranya. Mencintai ini biasanya diwujudkan dalam bentuk
pengabdian. Tidak ada arti cinta tanpa pengabdian.
d. Pengabdian kepada Tuhan
Manusia tidak ada sendirinya, tetapi merupakan makhluk ciptaan
Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan manusia wajib mengabdi kepada Tuhan.
Pengabdian berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan, dan itu
merupakan perwujudan tanggung jawabnya kapada Tuhan Yanag Maha
Esa. Selain itu juga manusia harus menjalankan segala perintah-Nya dan
menjauhi segala larangan-Nya.
C.
Pengorbanan
Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti
persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk
menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat
kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung
pamrih.Pengorbanan dalam arti pemberian sebagai tanda kebaktian
tanpa pamrih dapat dirasakan bila kita membaca tau mendengarkan
ceramah di masjid. Dari kisah para tokoh atau nabi, manusia
memperoleh tauladan yang baik, sebagaimana mestinya wajib berkorban
bagi orang yang mampu atau orang memiliki harta yang lebih.
Perbedaan antara pengabdian dan pengorbanan tidak begitu jelas.
Karena adanya pengabdian tentu ada pengorbanan. Pengorbanan
merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta
benda, pikiran, perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya.
Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada
perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan dan dilakukan.
Pengabdian lebih banyak menunjuk kepada perbuatan, sedangkan
pengorbanan lebih banyak menunjuk kepada pemberian sesuatu
misalnya berupa pikiran, perasaan, tenaga, biaya, dan waktu. Dalam
pengabdian selalu dituntut pengorbanan, akan tetapi pengorbanan belum
tentu menuntut pengabdian.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada dasarnya Tanggung Jawab dalam konteks pergaulan manusia
adalah suatu keberanian. Orang yang bertanggung jawab adalah orang
yang berani menanggung resiko atas segala hal yang telah dilakukan
atau diperbuat menjadi tanggung jawabnya. Ia jujur terhadap dirinya dan
jujur terhadap orang lain, adil, bijaksana, tidak pengecut dan mandiri.
Dengan rasa tanggung jawab, orang yang bersangkutan akan selalu
berusaha memenuhi kewajibannya melalui seluruh potensi dirinya. Orang
yang bertanggung jawab adalah orang mau berkorban untuk
kepentingan orang lain ataupun orang banyak.
Orang yang bertanggung jawab dapat memperoleh kebahagiaan,
sebab ia dapat menunaikan kewajibannya dengan baik. Kebahagiaan
tersebut dapat dirasakan oleh dirinya sendiri ataupun oleh orang
lain/banyak. Sebaliknya orang yang tidak bertanggung jawab akan
menghadapai kesulitan, sebab ia tidak melaksanakan kewajibannya
dengan baik dan tentunya tidak mengikuti aturan, norma serta nilai-nilai
yang berlaku. Selain itu wujud dari tanggung jawab juga berupa
pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan pengorbanan adalah
suatu perbuatan yang baik untuk kepentingan manusia itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA :
Ali, M. Daud. 1998. Pendidikan Agama Islam. PT RajaGrafindo Persada :
Jakarta.
Hartono, Drs., dkk., ILMU BUDAYA DASAR: Untuk Pegangan
Mahasiswa, PT. Bina Ilmu, Surabaya, 1991.
Suyadi M.P. Drs., Buku Materi Pokok Ilmu Budaya Dasar, Depdikbud U.T.
1984-1985.
Widyo Nugroho, Achmad Muchji. 1996. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta :
Universitas Gunadarma