Analisis pengaruh likuiditas, Solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas terhadap kebijakan pembayaran dividen pada perusahaan Jakarta Islamic Index

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

 

SURAT PERNYATAAN

Nama Mahasiswa : HJ. Umun Muhimah

NIM : 207081000639

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Manajemen

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri yang merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan merupakan replikasi maupun saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang lain.

Apabila terbukti skripsi ini plagiat atau replikasi, maka skripsi ini dianggap gugur dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan serta gelarnya dibatalkan.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul dikemudian hari menjadi tanggung jawab saya.

Jakarta, 15 Desember 2011

HJ. Umun Muhimah  


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : HJ. Umun Muhimah

Tempat / Tanggal Lahir : Tangerang, 07 Juni 1990

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : JL. Raya Mauk Kp. Tuis Rt/Rw. 08/04 Ds. Mekar Kondang Kec. Sukadiri Kab. Tangerang. Banten 15530 Email : Bintang_HJ@ymail.com Telepon : 0857 8177 7166

• 1995 – 2001 : MI AL-Khoeriyah Bogor

• 2001 – 2004 : SLTP Islam Cipasung Tasik Malaya Jawa Barat

• 2004 – 2007 : SMA Negeri 11 Tangerang


(7)

 

Abstract

This study aims to analyze the financial ratios Liquidity (CR), Solvability (DER, DTA), Activity (TATO), Profitability (ROA, EPS). Affecting the payment of dividends (DPR), as well as to find out where the most dominant variable affecting the dividend payout ratio. Using multiple linear regression analysis of 10 companies taken purposively sampling in Jakarta Islamic Index through secondary data from each company’s financial statements are to be sampled. Study period from 2007 until 2010. In testing the hypothesis using the F-statistic to test the effect of simultaneously, and T-statistics to test the effect of partial (individual).

From the results of the analysis indicate that the Liquidity (CR), Solvability (DTA), Activity (TATO), Profitability (ROA) proved to significantly affect a company partially against the House of Representatives in ill at the significance level of less than 0.05 or 5%. While variable Solvability (DER), and Profitability (EPS) did not significantly influence the House of Representatives. While the Liquidity variable (CR), Solvability (DER, DTA), Activity (tattoo), Profitability (ROA, EPS), simultaneously significantly to the House company in III period 2007-2010 at the level of significance less than 0.05 or 5%. Dominant variables that significantly influence the House of Representatives is Profitability (ROA) with a significance value of F for 0.000. Adjusted R square value (R2) that is equal to 44% while the remaining 66% is influenced by other factors not included in the research model.

Keyword: Liquidity, Solvability, Activity, Profitability, and Dividend Payout Ratio


(8)

 

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis rasio keuangan yakni Likuiditas (CR), Solvabilitas (DER, DTA), Aktivitas (TATO), Profitabilitas (ROA, EPS). Yang berpengaruh terhadap pembayaran dividen (DPR), serta untuk mengetahui variabel mana yang paling dominan mempengaruhi dividend payout ratio. Analisis menggunakan regresi linear berganda terhadap 10 perusahaan yang diambil secara purposive sampling di Jakarta Islamic Index melalui data sekunder laporan keuangan pada setiap perusahaan yang menjadi sampel. Periode penelitian pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2010. Dalam menguji hipotesa menggunakan F-statistik untuk menguji pengaruh secara simultan (bersama - sama), serta T-statistik untuk menguji pengaruh secara parsial (individu).

Dan hasil analisis menunjukkan bahwa Likuiditas (CR,), Solvabilitas

(DTA), Aktivitas (TATO), Profitabilitas (ROA) terbukti signifikan berpengaruh secara parsial terhadap DPR perusahaan di Jll pada level signifikan kurang dari 0,05 atau 5%. Sedangkan variabel Solvabilitas (DER), dan Profitabilitas (EPS)

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap DPR. Sedangkan variabel Liquidity (CR), Solvabilitas (DER, DTA), Aktivitas (TATO), Profitabilitas (ROA, EPS),

secara simultan signifikan terhadap DPR perusahaan di JIl periode 2007-2010 pada level signifikansi kurang dan 0,05 atau 5%. Variabel yang dominan berpengaruh signifikan terhadap DPR adalah Profitabilitas (ROA) dengan nilai signifikansi F sebesar 0,000. Nilai Adjusted R square (R2) yaitu sebesar 44% sedangkan sisanya yaitu sebesar 66% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian.

Kata Kunci: Dividen Payout Ratio, Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, dan Profitabilitas


(9)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr,wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, dengan judul ” ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, AKTIVITAS, DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN PEMBAYARAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN JAKARTA ISLAMIC INDEX”. Skripsi ini disusun dalam rangka melengkapi tugas dan memenuhi syarat guna mencapai gelar sarjana ekonomi jenjang pendidikan strata satu program studi manajemen keuangan pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini, banyak kendala yang dihadapi oleh penulis, namun berkat Ridho, Hidayah dan curahan Rahmat-Nya yang begitu berlimpah dan juga dukungan dari berbagai pihak, sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini.

Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini dan juga telah membimbing peneliti selama menempuh pendidikan di FEB UIN Jakarta, terutama kepada:

1. Ibunda tercinta yang tak pernah berhenti melimpahkan perhatian dan mencurahkan kasih sayang yang tak dapat dibalas dengan apapun. Ayahanda yang banyak memberi dukungan, perhatian dan materi, semoga karya kecil ini dapat memberikan sedikit kebahagiaan kepada kedua orang tua penulis.

2. Bpk Sanusi, Alm Bpk Puri, Ibu Enap, Mbak Zein, Bpk Diding, selaku Orang Tua yang telah mengasuh saya dari kecil hingga sekarang.


(10)

3. Bpk. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah .

4. Bpk. Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM selaku pembimbing I, penulis ucapkan terimakasih atas semua bimbingan, arahan dan petunjuknya selama menulis dan menyelesaikan penulisan skripsi ini.

5. Bpk. M. Arief Mufraini, Lc, M,si selaku pembimbing II, penulis ucapkan terimakasih atas bimbingan, arahan petunjuk, kebaikan serta kemurahan hati beliau, yang sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Bpk. Indoyama Nasaruddin, SE, MAB selaku pudek II, penulis ucapkan terimakasih atas arahan petunjuk, kebaikan serta kemurahaan hati beliau, yang sangat membantu penulis selama kuliah dan menyelesaikan skripsi ini.

7. Mas Aziz, Mbak Ani, Mas Heri, serta segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah atas semua curahan ilmu bantuan dan pelayanannya.

8. Kakak-kakakku tersayang Abdul Rauf, Hj. Yati, Hj. Tifah penulis ucapkan terimakasih atas inspirasi, motivasi, saran, dan bantuan yang diberikan terselesaikannya skripsi ini.

9. Adik-adikku tercinta H. Alung dan Mubarok, penulis ucapkan terimakasih atas kasih sayang, inspirasi, motivasi yang diberikan. 10. Sahabat-sahabatku (Dian, Nurul, Nisa, Iwah, Syifa, Inar, Sulistiana,

Mimin, Atin, Ade, Sazli, Budiyarto, Deni, Hasanudin, Rahmat, Joko, Reyhan, Deni, Nasrul, Ruri, Izal, Catur, Hadi, Vicky) beserta teman-teman angkatan 2007 lainnya yang selalu menemani saya baik dalam keadaan suka maupun duka.

11.Sahabatku di kosan Pondok Mawar (Tanti, Layaly, Neni, Putri, Kiki, Sae, Jazul, dan Yati) yang selalu memberikan motivasi, masukan, maupun saran serta terselesaikannya skripsi ini.


(11)

12.Semua pihak yang terkait yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari masih banyaknya kekurangan dalam penulisan skripsi ini, oleh karena itu, penulis mohon kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca sekalian. Sehingga penulisan skripsi ini penulis harapkan dapat dikembangkan lebih dalam lagi. Sehingga dapat memberikan nilai dan manfaat yang baik bagi seluruh pihak. Terutama bagi dunia pendidikan dan masyarakat.

Jakarta, Desember 2011

Penulis


(12)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahaan Skripsi

Lembar Pengesahaan Uji Komprehensif Lembar Pengesahaan Uji Skripsi

Lembar Pernyataan Keaslian Skripsi ………... Daftar Riwayat Hidup ………. Abstract ……… Abstrak ………. Kata Pengantar……….. Daftar Isi ……….. Daftar Tabel ………. Daftar Gambar……….. Daftar Lampiran………... BAB I PENDAHULUAN ………...

A. Latar Belakang Masalah ..……….…….……… B. Perumusan Masalah ..………...……….. C. Tujuan Penelitian ………...……… D. Manfaat Penelitian ………... BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………...

A. Landasan Teoritis ……….……... 1. Manajemen Keuangan ………...……... 2. Dividen ………...………..……... a. Pengertian Dividen ………..……….. b. Jenis-jenis Dividen ………... c. Prosedur Pembayaran Dividen …..……….………... B. Pasar Modal ………...………...………..……... 1. Pengertian Pasar Modal …………...…………...………... 2. Jakarta Islamic Indeks …………..………... 3. Instrument Saham Syariah ………....……... C. Kebijakan Dividen ………...………..……… 1. Pengertian Kebijakan Dividen ………...………...……... a. Teori Kebijakan Dividen ………...……... b. Macam-macam Kebijakan Dividen ………... c. Dividen Payout Ratio ………..………….. d. Rasio Likuiditas ………..……... e. Rasio Solvabilitas ………....……….. f. Rasio Aktifitas ………... g. Rasio Profitabilitas ………..………...………... D. Penelitian Terdahulu ……….….….……... E. Kerangka Pemikiran ……….……... F. Hipotesis ………...………..……...

i ii iii iv v viii x xi xii 1 1 14 14 14 16 16 16 18 18 19 21 22 22 23 27 28 28 29 30 32 36 38 41 42 45 47 53


(13)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN …………...……… A. Ruang Lingkup Penelitian ………...……….. B. Metode Penentuan Sampel ………...………... C. Metode Pengumpulan Data ………...……… D. Metode Analisis Data ………...………... E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ………...………... BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN………

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ……...………... 1. Sejarah Bursa Efek Indonesia ………...………....……... 2. Sejarah Jakarta Islamic Index ………...………... B. Analisis dan Pembahasan ………..……….……... C. Interpretasi ………. BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ………... A. KESIMPULAN ………... B. IMPLIKASI………..………... DAFTAR PUSTAKA ……….………. LAMPIRAN ……….……... 54 54 54 56 57 65 68 68 68 69 72 96 101 101 102 103 106


(14)

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

4.1 Daftar Sampel Penelitian 72

4.2 Descriptive Statistic 74

4.3 Uji Kolmogorov Smirnov 79

4.4 Hasil Uji Multikolinearitas 80

4.5 Output Durbin Watson SPSS 17.0 81

4.6 Hasil Uji F 86

4.7 Hasil Uji T 87


(15)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 52

3.1 Posisi Angka Durbin Watson 59

4.1 Histogram Uji Normalitas 77

4.2 Probability Plot 78

4.3 Hasil Uji Durbin Watson 82

4.4 Uji Heteroskedastisitas 84


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Halaman

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Nilai dividen pada perusahaan yang menjadi sampel

Data Mentah Tingkat DPR Perusahaan JII Tahun 2007-2010 Data Mentah Tingkat CR Perusahaan JII Tahun 2007-2010 Data Mentah Tingkat DER Perusahaan JII Tahun 2007-2010 Data Mentah Tingkat DTA Perusahaan JII Tahun 2007-2010 Data Mentah Tingkat TATO Perusahaan JII Tahun 2007-2010 Data Mentah Tingkat ROA Perusahaan JII Tahun 2007-2010 Data Mentah Tingkat EPS Perusahaan JII Tahun 2007-2010 Output SPSS 106 107 107 108 108 109 109 110 110


(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Reformasi iklim investasi Indonesia mulai membuahkan hasil, dalam

publikasi Bank Dunia baru-baru ini Indonesia dinilai sebagai negara yang paling aktif dalam melakukan reformasi. Peringkat Indonesia dalam kemudahaan melakukan bisnis meningkat dari urutan ke-129 menjadi ke-122 dari 183 Negara yang disurvei. Kendati membaik iklim investasi Indonesia masih tertinggal di antara Negara ASEAN. (Bank & Manajemen, 2009, 28) Dalam laporan tahunan Bank Dunia/IFC juga termuat tiga tahapan bisnis di Indonesia yang dinilai membaik secara signifikan: 1). Starting a business. Untuk memulai bisnis di Indonesia membutuhkan sembilan prosedur, memakan waktu 60 hari, dengan biaya 26% dari pendapatan perkapita, dan modal awal minimal 59,7% dari pendapatan perkapita. Ini artinya jauh lebih baik dari 2008 di mana untuk melakukan bisnis dibutuhkan 11 prosedur dan 76 hari, juga tahun 2007 di mana untuk melakukan bisnis dibutuhkan 12 prosedur dan 105 hari. 2). Registering property. Untuk pendaftaran property di Indonesia melalui enam prosedur, butuh waktu 22 hari, dengan biaya 10,7% dari nilai properti. 3). Protecting investor. Upaya perlindungan kepada investor dinilai


(18)

dengan sejumlah index, dengan rentang 0 (terendah) hingga 10 (terbaik). Yang terbaik adalah index tranparansi (10), diikuti index proteksi investor (6). (Bank & Manajemen, 2009, 30)

Banyak pilihan orang untuk menanamkan modalnya dalam bentuk investasi. Salah satu bentuk investasi adalah menanamkan hartanya dipasar modal. Pasar modal pada dasarnya merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau surat-surat berharga jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri. Pasar modal merupakan salah satu pilar penting dalam perekonomian dunia saat ini.

Sistem keuangan syariah tidak menginginkan pertumbuhan ekonomi palsu, apalagi pertumbuhan yang hanya dinikmati orang seorang dengan kepandaian manipulasi dan spekulasi yang dilegitimasi oleh sistem yang didesain pelakunya. Sistem keuangan syariah tidak bisa bermain-main dengan trasnsaksi beresiko tinggi yang diambil oleh seseorang kalau beruntung dinikamatinya tetapi kalau rugi di “bail out” oleh orang lain atau rakyat. Sistem keuangan syariah harus sejalan dengan prinsip kesamaan, kebersamaan, keadilan dan kepentingan, kemajuan, dan kesejahteraan bersama. Sistem keuangan syariah tidak boleh mangandung sedikitpun hal-hal yang merusak keadilan dan kerusakan yang lebih besar. Pelaksanaan sistem ini harus dikontrol dan diawasi secara ketat oleh suatu lembaga yang memilki integritas


(19)

dan mampu menjamin bahwa semua aturan yang menjamin terlaksana tujuan syariah yaitu “kesejahteraan umat” harus terjamin.

Pergerakan harga saham merupakan sesuatu yang dinamis, perubahannya dipengaruhi oleh banyak faktor internal maupun eksternal. Kemampuan dalam memilih waktu yang tepat, baik dalam membeli ataupun menjual saham tentunya sangat berpengaruh terhadap keuntungan yang akan diperoleh. Prinsip dasar dari transaksi perdagangan yang menguntungkan ialah membeli pada harga yang rendah dan menjual pada harga yang tinggi (buy low and sell high). Karena banyak faktor yang mempengaruhi harga saham, maka tentunya sulit untuk menilai apakah harga saham saat ini rendah atau tinggi, terutama untuk memprediksi harga pada waktu yang akan datang.

Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dilihat investor untuk menentukan pilihan dalam membeli saham. Dalam melakukan investasi, seseorang investor tentu akan menanamkan modalnya pada saham perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik. Kinerja keuangan yang baik menunujukan bahwa perusahaan dapat meningkatkan kekayaan bagi pemegang sahamnya. Oleh karena itu pengukuran kinerja keuangan perusahaan diperlukan untuk menentukan keberhasilan perusahaan dalam memaksimalkan kekayaan pemegang sahamnya, yaitu perusahaan berhasil memberikan tingkat pengembalian (return) seperti yang diharapkan oleh investor yang dapat berupa


(20)

capital gain dan dividen. Kinerja keuangan perusahaan dapat dinilai melalui berbagai macam indikator. Sumber utama indikator yang dijadikan dasar penilaian kinerja keuangan perusahaan.

Kebijakan bidang keuangan yang dijalankan perusahaan harus selaras dan serasi dengan tujuan maksimalisasi keuntungan, yang merupakan tujuan utama dari perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan perusahaan adalah kegiatan investasi. Dalam kegiatan investasi manajer harus mengalokasikan dana ke dalam bentuk investasi yang dapat menghasilkan keuntungan dimasa depan. Dalam kegiatan investasi tersebut perlu mempertimbangkan sumber pendanaan investasi tersebut apakah dari sumber internal atau dari sumber eksternal sehingga keuntungan yang dihasilkan bisa maksimal. (Farih,2007).

Banyak investor mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan mengenai pemilihan saham yang memiliki prospek yang baik dan saham yang kurang layak untuk masuk dalam portofolio, karena investasi sering kali dipengaruhi oleh berbagai macam alat analisis, baik yang bersifat teknikal maupun fundamental.

Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi investor dalam menentukan komposisi portfolio investasinya langkah yang terbaik adalah dengan kembali pada tujuan investasinya, yakni dengan memperhatikan faktor


(21)

fundamental. Dengan berpijak pada faktor fundamental perusahaan, investor tidak perlu kuatir sentimen negatif, tapi jika fundamentalnya kokoh pasti akan

rebound. Bahkan, koreksi harga pada saham-saham yang memiliki fundamental kuat adalah opportunity bagi untuk meraih gain lebih besar. (Bank & Manajemen: 2009, 32)

Menurut Ahmad Rodoni dalam Asmawi (2009), analisis teknikal merupakan suatu teknik analisis yang menggunakan data atau catatan pasar untuk berusaha mengakses permintaan dan penawaran suatu saham tertentu maupun pasar secara keseluruhan. Analisis teknikal menggunakan data pasar yang dipublikasikan seperti harga saham, volume perdagangan, index harga saham baik individu maupun gabungan, serta faktor lain yang bersifat teknis. Sedangkan analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham dimasa yang akan datang dan menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperolah taksiran harga saham. Melalui analisis fundamental pendekatan yang digunakan adalah net asset,

dividend, and price earning ratio. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan dividen.

Rasio likuiditas (Luquidity Ratio) merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek pada saat jatuh tempo. Ada


(22)

beberapa alasan mengapa perusahaan tidak membayar (memenuhi) kewajibannya terutama dalam jangka pendek. Pertama, perusahaan tidak memiliki dana sama sekali untuk membayar. Kedua, perusahaan memikli dana tetapi tidak cukup untuk membayar kewajibannya pada saat jatuh tempo. Keadaan ini bagi perusahaan kurang baik karena ada aktifitas yang tidak dapat dilakukan secara optimal. Manajemen kurang mampu menjalankan kegiatan operasional perusahaan, terutama dalam hal menggunakan dana yang dimiliki. Sudah pasti hal ini akan berpengaruh terhadap usaha pencapaian laba seperti yang diinginkan. Salah satu panyebab perusahaan tidak mampu memenuhi kewajibnnya tersebut sebenarnya adalah akibat kelalaian dari manajemen dalam menjalankan usahanya. Kejadian tersebut menghambat perusahaan untuk membagikan dividen kepada para pemegang saham (Investor). (Sofyan Syafri, 2004: 301)

Rasio solvabilitas (Solvability Ratios) merupakan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi). Yang harus diperhatikan oleh perusahaan dalam analisis rasio solvabilitas yaitu perusahaan akan mengetahui beberapa hal yang berkaitan dengan modal sendiri dan modal pinjaman serta mengetahui rasio kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya. Setelah diketahui, manajer keuangan dapat mengambil kebijakan yang dianggap perlu guna


(23)

menyeimbangkan penggunaan modal. Akhirnya dari pengukuran rasio ini kinerja manajemen selama ini akan terlihat apakah sesuai tujuan atau tidak. Terwujudnya kinerja perusahaan yang sesuai dengan yang diinginkan oleh perusahaan maka perusahaan dapat membayarkan dividen. (Sofyan Syafri, 2004: 303)

Rasio aktivitas (Activitity Ratio) merupakan rasio yang menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menggunakan aktivanya. Dari hasil pengukuran rasio aktivitas akan diketahui berbagai hal yang berkaitan dengan aktivitas perusahaan, sehingga manajemen dapat mengukur kinerja mereka selama ini. Dengan demikian, dari hasil pengukuran ini jelas bahwa kondisi perusahaan setiap periode mampu atau tidak untuk mencapai target yang telah ditentukan. (Sofyan Syafri, 2004: 308)

Rasio profitabilitas (profitability Ratios) merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan (mencari) keuntungan. Tujuan akhir yang tercapai oleh perusahaan adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat mensejahterakan pemilik, karyawan, khususnya perusahaan dapat membagikan dividen kepada investor, serta meningkatkan produk dan melakukan investasi baru. Oleh karena itu, manajemen perusahaan dituntut harus mampu untuk memenuhi


(24)

target yang telah ditetapkan. Dengan kata lain besarnya keuntungan haruslah dicapai sesuai dengan yang diharapkan dan bukan berarti asal untung. Semakin besar perusahaan dalam menghasilkan laba kemungkinan pembayaran dividen kepada investor jumlahnya semakin besar. (Sofyan Syafri, 2004: 304)

Investor dalam menginvestasikan dananya kedalam instrument saham, tentunya menginginkan return yang tinggi. Return dari saham biasa didapatkan dari capital gain maupun dari dividen. Menurut The Bird in Hand Theory yang dikemukakan oleh Gordon (1963) menyatakan bahwa investor lebih memilih dividen karena dianggap lebih pasti dibandingkan capital gain. Sementara jika dikaitkan dengan pajak, maka investor cenderung untuk lebih memilih capital gain dibandingkan dividen. Hal ini disebabkan karena pajak dari dividen lebih tinggi dibandingkan pajak dari capital gain, dan pembayaran pajak capital gain

dapat ditunda sampai investor mengexercise sahamnya.

Begitu pentingnya peranan dividen ini, maka perusahaan enggan untuk melakukan pemotongan terhadap dividen. Hal ini dikarenakan adanya efek

signaling (Bhattacharya, 1979). Perusahaan yang melakukan pemotongan dividen memberikan signal yang buruk terhadap investor, bahwa kondisi keuangan perusahaan kurang bagus. Begitu juga jika perusahaan menaikkan

dividen, memberikan signal kepada investor bahwa kondisi keuangan


(25)

peningkatan dividen memberikan signal bahwa perusahaan memiliki arus kas yang kuat dan hal ini akan dilakukan oleh manajer, jika manajer yakin akan dapat mempertahankannya dimasa yang akan datang.

Masalah dalam kebijakan dan pembayaran dividen mempunyai dampak yang sangat penting baik bagi investor maupun bagi perusahaan yang akan membayarkan dividennya. Pada umumnya para investor mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraanya itu dengan mengharapkan return

dalam bentuk dividen maupun capital gain. Dilain pihak, perusahaan juga mengharapkan adanya pertumbuhan secara terus menerus untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, yang sekaligus juga harus memberikan kesejahteraan yang lebih besar kepada para pemegang sahamnya. Tetunya hal ini akan menjadi unik karena kebijakan dividen adalah sangat penting untuk memenuhi harapan para pemegang saham terhadap dividen, dan disatu sisi juga tidak harus menghambat pertumbuhan perusahaan (Sutrisna,2001).

Kebijakan dividen menyangkut keputusan untuk membagikan laba atau menahaan laba guna diinvestasikan kembali didalam perusahaan. Kebijakan dividen yang optimal pada suatu perusahaan adalah kebijakan yang menciptakan kaseimbangan di antara dividen saat ini dan pertumbuhan di masa mendatang sehingga memaksimumkan harga saham. Selama bertahun-tahun,


(26)

perusahaan-perusahaan bisnis sangat mengandalkan laba yang ditahan

(retained earnings) sebagai sumber pembiayaan. Oleh karena rasio pembayaran dividen, yaitu presentasi laba yang ditahan kepada para pemegang saham dalam bentuk kas, mengurangi jumlah laba yang ditahan perusahaan, maka keputusan dividen jelas melibatkan keputusan pembiayaan. Aspek-aspek yang merupakan dari kebijakan dividen yaitu dividen saham dan pemecahaan saham, serta pembelian kembali saham.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi rasio pembayaran dividen, antara lain yang dikemukakan oleh Riyanto (2001:267), bahwa kebijakan dividen itu dipengaruhi oleh likuiditas, kebutuhan dana untuk membayar hutang, tingkat pertumbuhan, dan pengawasan terhadap perusahaan. Sedangkan yang dikemukakan oleh Hanafi (2004:378), bahwa rasio pembayaran dividen itu dipengaruhi oleh kesempatan investasi, profitabilitas, likuiditas, akses kepasar uang, stabilitas pendapatan dan pembatasan-pembatasan.

Instrumen saham belum didapati pada masa Rasulullah SAW. dan sahabat yang dikenal hanyalah perdagangan komoditis barang riil seperti layaknya yang terjadi pada pasar biasa. Pengakuan kepemilikan sebuah perusahaan (syirkah) pada masa itu belum dipresentasikan dalam bentuk saham seperti layaknya sekarang. Dengan demikian pada masa Rasulullah SAW dan para


(27)

sahabat, bukti kepemilikan atau jual beli atas aset hanya melalui mekanisme jual beli biasa dan belum melalui Initial Public Offering dengan saham sebagai instrumenya. Pada saat itu yang berbentuk hanyalah pasar riil biasa yang mengadakan pertukaran barang dengan uang (jual beli) dan pertukaran barang dengan barang.

Bangkitnya ekonomi Islam di Indonesia dewasa ini menjadi fenomena yang menarik dan menggembirakan terutama bagi penduduk Indonesia yang mayoritas beragama Islam, yaitu ditandai dengan hadirnya Jakarta Islamic Index(JII) pada Juli 2000 dengan mengeluarkan produk saham syariah. Saham syariah adalah saham yang sesuai dengan syariah Islam yang munculnya melalui Jakarta Islamic Index (JII), yang dikeluarkan oleh PT BEJ bekerjasama dengan PT Danareksa Investment Management (DIM). JII dibentuk untuk

mengembangkan pasar modal syariah sebagai benchmark untuk mengukur

kinerja suatu investasi pada saham yang berbasis syariah.

Produk investasi berupa saham pada prinsipnya sudah sesuai dengan ajaran islam. Dalam teori percampuran, Islam mengenal akad syirkah atau

musyarakah, yaitu suatu kerjasama antara dua atau lebih pihak menyetorkan sejumlah dana, barang, atau jasa. Adapun jenis-jenis syirkah yang dikenal dalam fiqih muamalah yaitu: syirkah ‘inan, syirkah mufawadhah, syirkah wujuh, syirkah abdan, dan mudharabah. Pembagian tersebut didasarkan


(28)

kepada penyertaan modal masing-masing pihak dan siapa pengelola kegiatan usaha tersebut. Di dalam literatur-literatur tidak terdapat istilah atau perbedaan saham syariah dengan non syariah, tetapi saham sebagai bukti kepemilikan suatu perusahaan yang dapat dibedakan menurut kegiatan usaha dan tujuan pembelian saham tersebut. Saham menjadi halal jika saham tersebut dikeluarkan oleh perusahaan yang kegiatan usahanya bergerak dibidang yang halal dan dalam niat pembelian saham tersebut adalah untuk investasi, bukan untuk spekulasi (judi). Untuk lebih amannya, saham yang terdaftar dalam Jakarta Islamic Index merupakan saham-saham yang sesuai syariah.

Going concern atau kelangsungan usaha dari perusahaan perlu

diperhatikan dalam berinvestasi jangka panjang di saham, selayaknya berinvestasi langsung. Bagaimanapun berinvestasi dalam kepemilikan suatu perusahaan tidak terlepas dari risiko kehilangan financial, termasuk risiko investor kehilangan usaha. Oleh sebab itu, sebagai investor tidak hanya terbatas pada jual-beli saja, namun dituntut juga untuk melakukan analisa yang cermat dan teliti pada perusahaan yang akan diinvestasikannya. Karena salah satu hak yang dimiliki pemegang saham adalah hak untuk menerima hasil usaha berupa dividen, dan sebagai pemegang saham tentunya mempunyai harapan bahwa perusahaan “miliknya” mampu meningkatkan nilai kepemilikan yang dimilikya


(29)

(Shareholder’s Value). Keuntungan yang disumbangkan kepada setiap pemegang sahamnya atau disebut Earning Per Share (EPS).

Berdasarkan data statistik Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) dalam kurun waktu 5 tahun, keuntungan yang didapat dari tahun 2004-2009 mencapai Rp 109,51, sehingga nilai kepemilikan bertambah sebesar 66,76%. (Solahuddin, 2010, 11)

Studi ini bertujuan untuk menganalisi pengaruh Rasio Keuangan yakni Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, dan Profitabilitas terhadap kebijakan pembayaran dividen (DPR) pada perusahaan public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, khususnya saham syariah sebagai populasi yang penulis pilih. Peneliti mengidentifikasi masalah pada saham syariah yang mengambil data dari laporan keuangan di JII per 31 Desember selama 1 Januari pada awal tahun 2007 hingga 2010. Dalam penelitian ini peneliti membatasi masalah pada saham syariah yang terdaftar dalam JII dan terkait serta ikut mempengaruhi

dividend payout ratio.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk menganalisis pengaruh antara Likuiditas (CR), Solvabilitas (DER, DTA),

Aktivitas (TATO), dan Profitabilitas (ROA, EPS) terhadap kebijakan


(30)

pengaruh Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, dan Profitabilitas terhadap

kebijakan pembayaran dividen pada perusahaan Jakarta Islamic Index”.

B. Perumusan Masalah

1. Apakah terdapat pengaruh Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, dan Profitabilitas terhadap kebijakan pembayaran dividen (DPR) perusahaan yang tercatat di Jakarta Islamic Index?

2. Variabel apakah yang mempengaruhi paling dominan antara Likuiditas,

Solvabilitas, Aktivitas, dan Profitabilitas terhadap kebijakan pembayaran dividen (DPR) perusahaan yang tercatat di Jakarta Islamic Index?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas yang mempengaruhi kebijakan pembayaran dividen (DPR) pada perusahaan yang listed di Jakarta Islamic Index untuk periode tahun 2007-2010.

2. Untuk Menentukan variabel mana yang paling dominan mempengaruhi

kebijakan pembayaran dividen (DPR) pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index selama periode 2007-2010.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Secara


(31)

1. Bagi manajemen perusahaan dapat dijadikan pertimbangan dalam penentuan kebijakan pembayaran dividen. Perhitungan kuantitatif diharapkan dapat menunujukkan hubungan atau pengaruh rasio keuangan seperti Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, dan Profitabilitas terhadap

Dividen Payout Ratio (DPR). Diharapkan dapat membantu manajer

keuangan dalam pengambilan keputusan untuk menentukan besarnya dividen yang dibayarkan terutama dalam bentuk dividen kas (tunai).

2. Bagi akademisi penelitian ini dapat memberikan bukti empiris mengenai rasio-rasio keuangan yang berpengaruh terhadap kebijakan pembayaran dividen, sehingga dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yamng lebih mendalam serta sebagai dasar penelitian selanjutnya tentang kebijakan dividen.

3. Bagi investor sebagai bahan pertimbangan yang bermanfaat untuk

pengambilan keputusan investasi di pasar modal khususnya instrument saham. Dengan menganalisis rasio-rasio keuangan yang berpengaruh terhadap kebijakan pembayaran dividen diharapkan investor dapat melakukan prediksi pendapatan dividen terutama dividen kas yang akan diterima oleh pemegang saham


(32)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teoritis

1. Manajemen Keuangan

Menurut Van Horne dan Wachowicz (1997: 2), Manajemen keuangan (financial management) dapat diartikan sebagai sebagai aktivitas berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan menyeluruh. Oleh karena itu, fungsi pembuatan keputusan dari manajemen keuangan dapat dibagi menjaditiga area utama: keputusan sehubungan investasi, pendanaan, dan manajemen aktiva. Fungsi manajemen keuangan menurut Van Horne dan Wachowicz (1997: 2-3) yaitu:

a. Keputusan investasi

Keputusan investasi merupakan langkah awal untuk menentukan jumlah aktiva yang dibutuhkan perusahaan secara keseluruhan sehingga keputusan invetasi ini merupakan keputusan terpenting yang dibuat oleh perusahaan, dan keputusan investasi akan tercermin di sisi kiri neraca atau sebelah debet. Manajemen keuangan harus dapat menentukan jumlah uang yang terlihat di atas dua garis pada bagian debet neraca,


(33)

karena keadaan tersebut menunjukan kekayaan perusahaan, meskipun jumlah tersebut sudah berhasil ditentukan, namun komposisi aktiva harus ditetapkan.

b. Keputusan pendanaan

Keputusan pendanaan dari manajemen keuangan berhubungan dengan pemilihan sumber pembiayaan perusahaan (pembelanjaan perusahaan). keputusan pendanaan akan tercermin di sisi kanan neraca, yang akan menampilkan berbagai sumber pendanaan, seperti utang, saham, dan laba ditahan. Komposisi pada sisi kanan neraca itu mencerminkan struktur keuangan dan strruktur modal perusahaan. kebijakan dividen harus dianggap sebagai bagian terpadu dari keputusan pendanaan sebab rasio pembayaran dividen akan menentukan jumlah laba yang dapat ditahan, sebagai bagian dari sumber dana intern. Semakin besar rasio pembayaran dividen, berarti semakin kecil laba yang dapat ditahan sehingga semakin kecil pula sumber dana intern, demikian juga sebaliknya. Oleh karena itu, nilai dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham harus seimbang dengan kesempatan laba ditahan yang hilang sebagai sarana pendanaan ekuitas.


(34)

c. Keputusan manajemen aktiva

Keputusan manajemen aktiva berhubungan dengan pengelolaan aktiva-aktiva yang sudah dibeli secara efisien. Manajemen keuangan bertanggung jawab terhadap bermacam-macam tingkatan dalam menjalankan tanggung jawabnya terhadap aktiva-aktiva yang ada dan menuntut manajemen keuangan untuk lebih memperhatikan manajemen aktiva lancar daripada aktiva tetap.

2. Dividen

a. Pengertian dividen

Definisi dividen pada beberapa literatur pada dasarnya memiliki inti yang sama yaitu bagian dari laba bersih perusahan yang dibagikan kepada pemegang saham. Adapun penjelasan mengenai pengertian dividen pada beberapa literatur adalah sebagai berikut:

Ross (1977) dalam Sigit (2009) mendefinisikan dividen sebagai pembayaran kepada pemilik perusahan yang diambil dari keuntungan perusahan, baik dalam bentuk saham maupun tunai. Artinya hanya perusahan yang membukukan laba yang dapat membagikan dividen karena dividen diambil dari keuntungan perusahan. Dividen dapat


(35)

umumnya lebih menarik dibandingkan dengan dividen saham (stock dividend).

Dividen adalah keuntungan perusahan yang berbentuk perseroan terbatas yang diberikan kepada para pemegang saham (Weston dan Copeland, 2005-121).

Besarnya dividen yang diberikan ditentukan dalam rapat anggota umum pemegang saham (RUPS) dan dinyatakan dalam suatu jumlah atau persentase (%) tertentu atas nilai nominal saham dan bukan atas nilai pasarnya.

b. Jenis-jenis dividen 1) Dividen tunai (kas)

Dividen tunai merupakan dividen yang lebih disenangi investor dibandingkan dengan dividen saham. Dividen tunai ini dibagikan oleh perusahan dalam bentuk uang tunai. Adapun pengertian dari dividen tunai menurut Ridwan S Sundjaja dan Inge Barlin (2003:380) dalam Sigit (2009) adalah sumber dari aliran kas untuk pemegang saham yang memberikan informasi mengenai kinerja dari perusahan pada saat ini dan masa yang akan datang.


(36)

2) Dividen saham

Dividen saham adalah pembayaran dividen dalam bentuk saham. Sering kali dividen saham ini digunakan sebagai pengganti dari dividen tunai atau pelengkapan dari dividen tunai. Brigham (2001;95) dalam sigit Irawan (2009) menyatakan bahwa dividen saham serupa dengan pemecahan dalam hal kesamaan “membagi ekuitas menjadi bagian yang lebih kecil” tanpa mempengaruhi posisi fundamental dari pemegang saham. Dengan kata lain stock dividend atau dividen saham tidak lebih dari penyusunan kembali modal perusahan (rekapitalisasi perusahaan), sedangkan proporsi kepemilikan tidak berubah.

3) Property dividend

Dividen yang dibagikan dalam bentuk aktiva lain selain kas atau saham, misalnya aktiva tetap dan surat-surat berharga.

4) Liquiditing dividend

Dividen yang diberikan kepada pemegang saham sebagai akibat dilikuidasinya perusahan. Dividen yang dibagikan adalah selisih nilai realisasi asset perusahaan dikurangi dengan semua kewajibannya. Dari beberapa jenis dividen tersebut, jenis dividen yang sering dibagikan adalah dividen tunai dan dividen saham. Dari keduanya


(37)

dibagikan perusahaan, dan merupakan jenis dividen yang diidam-idamkan pemegang saham (Hendy 2008:195-196).

c. Prosedur pembayaran dividen

Dalam pembayaran dividen terdapat beberapa tahapan atau prosedur yaitu sebagai berikut:

1) Tanggal pengumuman (date of declaration).

Declaration date adalah Tanggal keputusan untuk membagikan dividen pada RUPS, atau tanggal pada saat direksi perusahaan mengumumkan rencana pembayaran dividen.

2) Cum-dividen date.

Cum-dividend date merupakan Tanggal hari terakhir perdagangan saham yang masih melekat hak untuk mendapatkan dividen.

3) Tanggal pencatatan pemegang saham (date of record).

Tanggal pencatatan adalah tanggal dimana pemilik saham ditentukan, sehingga dapat diketahui kepada siapa dividen dibagikan. Pemegang saham yang mencatatkan dirinya pada tanggal ini adalah pemegang sahan yang memperoleh dividen pada tanggal pembayaran.


(38)

4) Tanggal pemisahan dividen (ex-dividend date).

Sebelum tanggal pencatatan, perusahaan sudah harus diberitahukan apabila terjadi transaksi jual beli atas saham tersebut. Oleh sebab itu pada bursa internasional disepakati adanya

exdividend date yaitu 3 hari sebelum tanggal pencatatan (date of record). Setelah pencatatan, saham tersebut tidak lagi memiliki hak atas dividen pada tanggal pembayaran.

5) Tanggal Pencatatan (date of payment).

Pada tanggal ini, dividen dibayarkan kepada para pemegang saham. Setelah memegang dividen, kas didebet dan piutang dieleminasi. Pembayaran dividen akan dikenakan pemotongan pajak penghasilan.

B. PASAR MODAL

1. Pengertian Pasar Modal

Pasar modal (capital market) adalah pasar keuangan untuk dana-dana jangka panjang dan merupakan pasar konkret. Dana jangka panjang adalah dana yang jatuh temponya lebih dari satu tahun. Pasar modal dalam arti sempit suatu tempat dalam pengertian fisik yang terorganisasi tempat efek-efek diperdagangkan yang disebut bursa efek-efek. Bursa efek-efek (stock exchange) adalah suatau system terorganisasi yang mempertemukan penjual pembeli


(39)

efek yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Sigit dan Totok (2009:279).

Sedangkan menurut Undang-Undang Pasar Modal pasal 1 no.8 tahun

1995 tentang pasar modal: Pasar modal adalah kegiatan yang

bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan public yang berhubungan dengan efek yang diterbitkan, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.

UUPM tidak membedakan apakah kegiatan pasar modal tersebut dilakukan dengan prinsip-prinsip syariah atau tidak. Dengan demikian, berdasarkan UUPM kegiatan pasar modal Indonesia dapat dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dan dapat pula dilakukan tidak sesuai dengan prinsip syariah.

2. Jakarta Islamic Index

Pasar modal syariah (Islamic Stock Exchange) adalah kegiatan yang berhubungan dengan perdagangan efek syariah perusahaan public yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya serta lembaga profesi yang berkaitan dengannya, dimana semua produk dan mekanisme operasionalnya tidak bertentangan dengan syariat Islam (Rodoni dan Hamid: 2008,123).


(40)

Fungsi pasar modal syariah menurut MM.Metwally adalah sebagai berikut: (Sudarsono, 2003: 186)

a. Memungkinkan bagi masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan bisnis dengan memperoleh bagian dari keuntungan dan risikonya.

b. Memungkinkan bagi pemegang saham menjual sahamnya guna

mendapatkan likuiditas.

c. Memungkinkan perusahaan meningkatkan modal dari luar untuk

membangun dan mengembangkan lini produksinya.

d. Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek

pada harga saham.

e. Memungkinkan investasi pada ekonomi itu ditentukan oleh kinerja kegiatan bisnis sebagaimana tercermin pada harga saham.

Di Indonesia, Pasar Modal Islam secara resmi diluncurkan pada 14 Maret 2003 bersaman dengan penandatanganan MOU antara BAPEPAM-LK dengan Dewan Syari’ah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Walupun secara resmi diluncurkan pada 2003, namun instrumen pasar modal Islam telah hadir di Indonesia pada tahun 1997 olah PT Danareksa Investment Management. Selanjutnya Bursa Efek Indonesia bekerja sama dengan PT Danareksa Investment Management meluncurkan Jakarta Islamic Index pada 3 Juli 2000 yang bertujuan untuk memandu


(41)

investor yang ingin menanamkan dananya secara Islam. Dengan hadirnya index tersebut, maka para pemodal telah disediakan saham-saham yang dapat dijadikan sarana berinvestasi dengan penerapan prinsip Islam.

Ruang lingkup kegiatan usaha emiten yang bertentangan dengan prinsip hukum Islam adalah:

a. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang.

b. Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan dan asuransi konvensional.

c. Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan

makanan dan minuman yang tergolong haram.

d. Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta menyediakan

barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.

Dalam rangka kegiatan pasar modal syariah ada beberapa lembaga penting yang secara langsung terlibat dalam kegiatan pengawasan dan perdagangan, yaitu: BAPEPAM, Dewan Syariah Nasional (DSN), Bursa Efek, Perusahan Efek, Emiten, profesi dan lembaga penunjang pasar modal serta pihak terkait lainnya. Khusus untuk kegiatan pengawasan akan dilakukan secara bersama oleh BAPEPAM dan DSN.


(42)

Selain itu, dalam proses pemilihan saham yang masuk JII, Bursa Efek Indonesia melakukan tahap-tahap pemilihan seleksi sebagai berikut:

a. Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah dan sudah tercatat lebih dari 3 bulan (kecuali termasuk dalam 10 kapitalisasi besar).

b. Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah

tahun berakhir yang memiliki rasio kewajiban terhadap aktiva maksimal sebesar 90%.

c. Memilih 60 saham dari susunan saham diatas berdasarkan urutan rata-rata kapitalisasi pasar (market capitalization) terbesar selama satu tahun terakhir.

d. Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-rata nilai perdagangan reguler selama satu tahun terakhir.

Pengkajian ulang akan dilakukan 6 bulan sekali dengan penentuan komponen index pada awal bulan Januari dan Juli setiap tahunnya. Sedangkan perubahan pada jenis usaha emiten akan di monitor secara terus-menerus berdasarkan data-data public yang tersedia.


(43)

3. Instrumen Saham Syari’ah

Menurut (Nurul dan Mustafa: 2007) saham merupakan surat bukti kepemilikan atas sebuah perusahaan yang melakukan penawaran umum

(go publik) dalam nominal ataupun persentase tertentu. Sedangkan menurut (Andri: 2009) Saham atau stock adalah merupakan surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu perusahaan terbatas. Sedangkan saham syariah adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan yang diterbitkan oleh emiten yang kegiatan usaha maupun cara pengelolaanya tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Saham merupakan surat berharga yang mempresentasikan penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan. Sementara dalam prinsip syariah, penyertan modal dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang tidak melanggar prinsip-prinsip syariah, seperti bidang perjudian, riba, memproduksi barang yang diharamkan seperti minuman beralkohol. Penyertaan modal dalam bentuk saham yang dilakukan pada suatu perusahaan yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan prinsip syariah dapat dilakukan berdasarkan akad musyarakah dan mudharabah. Akad musyarakah umumnya dilakukan pada saham perusahaan privat, sedangkan akad mudharabah umumnya dilakukan pada saham perusahaan publik. Dengan demikian si pemilik saham merupakan pemilik


(44)

perusahaan. Semakin besar saham yang dimilikinya, maka semakin besar pula kekuasannya diperusahaan tersebut. Keuntungan yang diperoleh dari saham dikenal dengan nama dividen. Pembagian dividen ditetapkan pada penutupan laporan keuangan berdasarkan RUPS ditentukan berapa dividen yang dibagi dan laba ditahan.

Dengan demikian, keuntungan yang diperoleh dari memegang saham ini antara lain:

a. Dividen yang merupakan bagi hasil atas keuntungan yang dibagikan dari laba yang dihasilkan emiten, baik dibayarkan dalam bentuk tunai maupun dalam bentuk saham.

b. Right yang merupakan hak untuk memesan efek lebih dahulu yang

diberikan oleh emiten.

c. Capital gain yang merupakan keuntungan yang diperoleh dari jual beli saham di pasar modal.

C. KEBIJAKAN DIVIDEN

1. Pengertian Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen merupakan bagian yang menyatu dengan keputusan pendanaan perusahaan. Rasio pembayaran dividen menentukan jumlah laba yang ditahan sebagai sumber pendanaan. Semakin besar laba ditahan semakin sedikit jumlah laba yang dialokasikan untuk pembayaran


(45)

dividen. Alokasi penentuan laba sebagai laba ditahan dan pembayaran dividen merupakan aspek utama dalam kebijakan dividen (Wachowicz 1997:496).

Eugene F Brigham dan Joel F Houston (2001;66) dalam Sigit Irawan (2009), kebijakan dividen yang optimal merupakan kebijakan yang menciptakan keseimbangan antara dividen saat ini dan pertumbuhan di masa yang akan datang sehingga dapat memaksimalkan harga saham perusahan.

a. Teori kebijakan dividen

Menurut Kolb (2010:128-129), terdapat 3 teori kebijakan dividen yang paling tepat untuk perusahaan. sebagai berikut:

1) Residual Theory. Penekanan teori ini adalah pada investasi modal dengan anggapan bahwa dividen merupakan residu (akhir) dari proses investasi modal (capital investment process). Bertolak dari anggapan tersebut, maka teori ini menganjurkan agar dividen dibayarkan dari sisi dana yang digunakan untuk investasi modal. 2) Indifference Theory. Teori ini dilandasi anggapan bahwa dividen

bukan faktor yang relevan terhadap nilai saham. Teori ini dipelopori oleh Miller dan Modigliani (1961) yang berpendapat bahwa hanya pendapatan yang relevan bagi pemegang saham.


(46)

Karena itu, dividen dibayar atau tidak dibayar tidak ada pengaruhnya bagi kemakmuran para pemegang saham.

3) Bird in the hand theory. Teori ini mengatakan bahwa pemegang

saham tidak peduli (not indifferent) terhadap dividen dan

perubahaan pendapatan perusahaan. Bagi pemegang saham, kebijakan dividen adalah relevan terhadap nilai saham. Teori ini didukung oleh Litner dan Gordon yang mengatakan bahwa pemegang saham menilai $1 dividen yang diterima lebih tinggi dari pada $1 pendapatan yang ditahan.

b. Macam-macam kebijakan dividen

Berbagai macam kebijakan dividen menurut (Dewi Astuti: 2004) adalah sebagai berikut:

1) Kebijakan dividen biasa (tetap)

Pada kebijakan dividen biasa atau regular dividend policy, perusahan membayar dividen per lembar saham dalam jumlah rupiah yang tetap setiap periode. Kebijakan ini meniadakan keragu-raguan pemegang saham (investor) sekaligus menginformasikan bahwa perusahan dalam keadaan baik dan lancar. Dengan kebijakan ini pembayaran dividen per lembar saham hampir tidak pernah turun.


(47)

2) Kebijakan dividen dengan persentase tetap pembayaran dividen tunai.

Kebijakan ini dikenal dengan nama constan-payout-ratio dividen policy. Dengan kebijakan ini perusahan kurang dapat memperkirakan jumlah pembayaran dividen yang akan dilakukan setiap periode. Jumlah pembayaran dividen dengan persentase tetap dari EPS akan mempengaruhi posisi harga saham di pasar. Pada saat laba menurun maka pembayaran dividen juga menurun dan hal ini akan menyebabkan harga saham menurun juga.

3) Kebijakan dividen rendah plus ekstra

Kebijakn ini dikenal dengan nama low-reguler-and-ekstra deviden policy. Menurut kebijakan ini perusahaan membayar dividen tunai secara rutin setiap periode dalam jumlah yang tetap dan rendah, jika laba perusahaan periode yang bersangkutan sangat baik maka jumlah pembayaran tetap tersebut akan ditambah pembayaran dividen ekstra. Dengan jumlah pembayaran regular (biasa) yang tetap ini menjamin kepastian bagi pemilik saham dan karena jumlahnya rendah, hal ini juga akan menentramkan perusahan. Bila ada laba yang sangat bagus perusahan akan membayarkan ekstra dividen bagi pemegang saham. Pembayaran


(48)

ekstra ini akan disambut baik oleh pasar dan akan menaikkan harga saham.

c. Dividen Payout Ratio (DPR)

Menurut Bambang Riyanto (2001:266) Dividen payout ratio (DPR) adalah persentase dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada

pemegang saham sebagai “Cash dividend”. Sedangkan menurut

Keown dalam Tita Deitiana (2009) dividen payout ratio adalah jumlah dividen yang dibayarkan relatif terhadap pendapatan bersih perusahaan atau pendapatan tiap lembar. Dividen hanya dapat dibayarkan jika saldo laba ditahan positif. Jadi, walaupun dalam tahun berjalan diperoleh laba, suatu perusahaan tidak boleh membagikan dividen jika saldo laba ditahan pada akhir tahun masih negatif. Menurut Dewi Astuti (2004) dividen payout ratio merupakan antara dividen per share

(DPS) dengan earning per share (EPS). Dividen payout ratio dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Dividen payout ratio merupakan perbandingan antara DPS dengan

DPR, jadi perspektif yang dilihat adalah pertumbuhaan dividen per share (DPS) terhadap pertumbuhan earning per share (EPS).


(49)

Menurut Weston dan Brigham dalam Ahmad Rodhoni (2011:123) faktor- faktor yang mempengaruhi pembayaran dividen suatu perusahaan adalah sebagai berikut:

1) Posisi likuiditas, yaitu apabila laba yang ditahan telah diinvestasikan dalam bentuk aktiva tetap, seperti mesin dan peralatan, bahan dan persediaan dan barang-barang lainnya, maka hal tersebut dapat menunjukkan posisi likuiditas perusahaan yang rendah dan hal tersebut dapat menunjukkan posisi likuiditas perusahaan yang rendah dan terdapat kemungkinan perusahaan tidak mampu lagi membayarkan dividennya.

2) Profitabilitas, adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Dengan demikian bagi investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisis profitabilitas ini misalnya bagi pemegang saham akan melihat keuntungan yang benar-benar akan diterima dalam bentuk dividen. Faktor profitabilitas juga berpengaruh terhadap kebijakan dividen karena dividen adalah sebagian dari laba bersih yang diperoleh perusahaan, oleh karena itu dividen akan dibagikan apabila perusahaan memperoleh keuntungan. Keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan


(50)

setelah perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban tetapnya yaitu bunga dan pajak.

3) Leverage, Faktor ini mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin besar kewajibannya dan rasio yang semakin rendah akan menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya.

Menurut Bambang Riyanto (2001:267-268) faktor-faktor yang mempengaruhi pembayaran dividen perusahaan dapat disebutkan antara lain sebagai berikut:

1) Posisi Likuiditas Perusahaan

Posisi kas atau likuiditas dari suatu perusahaan merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada

para pemegang saham. Oleh karena dividen merupakan “cash

outflow”, maka makin kuatnya posisi likuiditas perusahaan, berarti makin besar kemampuannya untuk membayar dividen.


(51)

2) Kebutuhan Dana untuk Membayar Utang

Apabila suatu perusahaan akan memperoleh utang baru atau menjual obligasi baru untuk membiayai perluasan perusahaan, sebelumnya sudah harus direncanakan bagaimana caranya untuk membayar kembali utang tersebut. Apabila perusahaan menetapkan bahwa pelunasan utangnya akan dikembalikan dari laba ditahan, berarti perusahaan harus menahaan sebagaian besar dari pendapatannya untuk keperluan tersebut, yang ini berarti bahwa hanya sebagian kecil saja dari pendapatan atau earning yang dapat dibayarkan sebagai dividen, dengan kata lain perusahaan harus menetapkan dividen payout ratio yang rendah.

3) Tingkat Pertumbuhaan Perusahaan

Makin cepat tingkat pertumbuhaan suatu perusahaan, makin besar kebutuhan akan dana untuk membiayai pertumbuhan perusahaan tersebut. Makin besar kebutuhan dana untuk waktu mendatang untuk membiayai pertumbuhannya, perusahaan tersebut biasanya lebih senang untuk menahan “earning”nya daripada dibayarkan sebagai dividen kepada para pemegang saham dengan mengingat batasan-batasan biayanya. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa makin cepat tingkat pertumbuhan perusahaan makin besar dana yang


(52)

dibutuhkan, makin besar kesempatan untuk memperoleh keuntungan, makin besar bagian dari pendapatan yang ditahan dalam perusahaan, yang berarti makin rendah dividen payout ratio.

4) Pengawasan Terhadap Perusahaan

Perusahaan yang mempunyai kebijakan hanya membiayai ekspansinya dengan dana yang berasal dari sumber intern saja. Kebijakan tersebut dijalankan atas dasar pertimbangan bahwa kalau ekspansi dibiayai dengan dana yang berasal dari hasil penjualan saham baru akan melemahkan pengawasan dari kelompok dominan di dalam perusahaan. Demikian pula kalau membiayai ekspansi dengan utang akan memperbesar risiko finansialnya. Mempercayakan pada pembelanjaan intern dalam rangka usaha mempertahankan pengawasan terhadap perushaan, berarti mengurangi dividen payout ratio.

d. Rasio Likuiditas

Menurut Fred Watson dalam kasmir (2008:129), menyebutkan bahwa rasio likuiditas (liquidity ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Artinya apabila perusahaan ditagih, perusahaan akan mampu untuk memenuhi utang tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo.


(53)

Menurut Kasmir (2008:134) Jenis-jenis rasio yang ada dalam rasio likuiditas antara lain, sebagai berikut:

1) Current Ratio

Rasio lancar atau (Current ratio) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Perhitungan rasio lancar dilakukan dengan cara membandingkan antara total aktiva lancar dengan total utang lancar.

Semakin besar current ratio menunjukkan semakin tinggi

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Kasmir (2008:134). Sesuai dengan pembahasan diatas maka rumus pengukuran current ratio adalah:

   

2) Quick Ratio

Rasio cepat (Quick Ratio) merupakan rasio yang menunjukkan

kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan (inventory). Perhitungan rasio cepat diukur dari total aktiva lancar dikurang persediaan kemudian dibagi dengan total utang lancar. Kasmir (2008:136)


(54)

   

3) Cash Ratio

Rasio kas (cash ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Perhitungan rasio kas diukur dari kas ditambah giro kemudian dibagi current liabilities. Kasmir (2008:138)

   

4) Inventory to Net Working Capital

Merupakan rasio yang digunakan untuk membandingkan antara jumlah persediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan. Modal kerja tersebut terdiri dari pengurangan antara aktiva lancar dengan utang lancar. Kasmir (2008:141).

e. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas (leverage ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi).


(55)

Menurut Kasmir (2008:134) Jenis-jenis rasio yang ada dalam rasio solvabilitas antara lain, sebagai berikut:

1) Debt to Assets Ratio (DTA)

Debt to assets ratio atau (debt ratio) merupakan salah satu ukuran dari rasio solvabilitas (solvability ratio) yang dihitung dengan mengukur perbandingan antara total utang (total debt) baik utang lancar (current liability) maupun utang tidak lancar (long term debt)

dengan total aktiva (total assets) baik aktiva lancar (current assets)

maupun aktiva tetap (fixed assets). Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Kasmir (2008:156). Sesuai dengan

pembahasan diatas maka rumus pengukuran debt to assets ratio

adalah:

 

2) Debt Equity Ratio

Debt to Equity Ratio merupakan salah satu ukuran dari rasio

solvabilitas (solvability ratio) yang merupakan kemampuan

perusahaan dalam membayar kewajiban apabila dilikuidasi. Debt equity ratio digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk


(56)

utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini bertujuan untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Kasmir (2008:157). Sesuai dengan pembahasan diatas maka rumus pengukuran debt equity ratio adalah:

 

3) Long Term Debt to Equity Ratio (LTDtER)

LTDtER merupakan rasio antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Kasmir (2008:159). Rumusan untuk mencari long term debt to equity ratio adalah dengan menggunakan perbandingan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri, yaitu:

 

4) Time Interest Earned

Time interest earned merupakan rasio untuk mengukur sejauh mana pendapatan dapat menurun tanpa membuat perusahaan merasa malu tidak mampu membayar biaya bunga tahunannya. Kasmir (2008:160). Rumus untuk mencari time interes earned dapat digunakan sebagai berikut:


(57)

f. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas (activity ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Kasmir (2008:172). Berikut ini beberapa jenis-jenis rasio aktivitas yang dirangkum dari beberapa ahli keuanagan, yaitu:

1) Receivable Turn Over

Perputaran piutang (receivable turn over) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa dalam penagihan piutang selama satu periode. Kasmir (2008:180). Rumusan untuk mencari receivable turn over dapat digunakan sebagai berikut:

 

2) Inventory Turn Over

Perputaran persediaan (inventory turn over) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan (inventory) ini berputar dalam suatu periode. Menurut J Fred Wetson dalam Kasmir (2008:180) rumusan untuk mencari

inventory turn over dapat digunakan sebagai berikut:


(58)

3) Fixed Assets Turn Over

Fixed assets turn over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode. Kasmir (2008:184). Rumus untuk mencari Fixed Assets Turn Over dapat digunakan sebagai berikut:

 

4) Total Assets Turn Over

Total Assets Turn Over (TATO) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva. Kasmir (2008:185). Sesuai dengan pembahasan diatas maka rumus pengukuran TATO adalah:

 

g. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas (profitability ratio) menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada. Menurut Kasmir (2008:199) Rasio profitabilitas (profitability ratio) merupakan rasio untuk menilai kemampuan


(59)

perusahaan dalam mencari keuntungan. Jenis-jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan adalah:

1) Profit Margin

Profit Margin (Profit margin on sales) merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. Kasmir (2008:199). Sesuai dengan pembahasan diatas maka rumus pengukuran profit margin on sales adalah:

 

2) Return on Assets

Hasil pengembalian investasi (Return on Assets) merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan

dalam perusahaan. Kasmir (2008:201). Semakin besar ROA

menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik, karena tingkat kemabalian investasi (return) semakin besar. Seperti diuraikan sebelumnya, bahwa return yang diterima oleh investor dapat berupa pendapatan dividen dan capital gain. Dengan demikian meningkatnya

ROA juga akan meningkatkan pendapatan dividen.Di samping itu,

hasil pengembalian investasi menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Sesuai dengan pembahasan diatas maka rumus pengukuran ROA adalah:


(60)

 

3) Return on Equity

Hasil pengembalian ekuitas (return on equity) merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Kasmir (2008:204). Rumus untuk mencari Return on Equity (ROE) dapat digunakan sebagai berikut:

 

4) Earning per Share

Laba perlembar saham biasa (earning per share of common stock) atau disebut juga rasio nilai buku merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Rasio yang rendah berarti manajemen belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan rasio yang tinggi, kesejahteraan pemegang saham meningkat. Keuntungan bagi pemegang saham adalah jumlah keuntungan setelah dipotong pajak. Kasmir (2008:207). Sesuai dengan pembahasan di atas maka rumus pengukuran EPS adalah:


(61)

D. PENELITIAN TERDAHULU

Penelitian mengenai kebijakan dividen telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Penelitian terdahulu ini diambil dari berbagai jurnal dan skripsi yang telah diterbitkan oleh lembaga penelitian maupun instansi-instansi pendidikan. Adapun penelitian terdahulu dijelaskan sebagai berikut:

Didik Indarwanta (2007) melakukan penelitian tentang “profitabilitas sebagai penentu kebijakan pembayaran dividen” dimana populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan industry makanan dan minuman yang terdaftar di BEJ tahun 2001-2005. Jumlah sampel yang diteliti adalah 20 perusahaan dan menguji lima variabel independen yitu: CR, ETAR, DER, ROI, dan EPS. Berdasarkan hasil analisis regresi berganda dengan menggunakan uji-F bahwa variabel independen secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap DPS. Berdasarkan uji-T tidak semua variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap DPS, hanya variabel ROI dan EPS yang berpengaruh secara simultan terhadap DPS.

Sutrisno (2001) menganalisis Faktor-faktor yang mempengaruhi

Dividend Payout Ratio pada perusahan publik di PT Bursa Efek Jakarta.

Model Analysis of Moment Structure (AMOS) digunakan untuk menguji tujuh variabel secara simultan yaitu: posisi kas, potensi pertumbuhan, size perusahaan, rasio hutang dan modal, profitabilitas, holding, dan DPR. Dengan


(62)

menggunakan sampel dari perusahan go public selama periode 1991-1996 terdapat 148 observasi. Hasil dari penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa tidak semua faktor yang diteliti mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap DPR. Dari ketujuh variabel independent tersebut di atas, hanya posisi kas, dan rasio hutang dengan modal (kelompok perkiraan neraca) saja yang berpengaruh signifikan terhadap DPR, sedangkan earnings yang merupakan unsur dari kelompok rugi-laba kurang signifikan terhadap DPR.

J.C. Shanti (2010) menganalisis kinerja keuangan perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia sebelum dan sesudah pembayaran dividen kas, pengujian statistik tes parametrik uji-T dua sampel berpasangan dengan SPSS 15 digunakan untuk menguji enam variabel yaitu:

Short-term liquidity, Long-term solvency, Profitability, Productivity, Imnvesment intensiveness, dan Indebtedness. Menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode 2000-2004, hasil dari penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa pembayaran dividen kas hanya mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan dalam jangka pendek dan informasi dividen tidak dapat digunakan sebagai sinyal untuk prospek laba perusahaan Indonesia di masa yang akan datang.

Tita Deitiana (2009) menganalisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Pembayaran Dividen Kas. Variabel yang diteliti yaitu: Dividen


(63)

Payout Ratio, Debt Equity Ratio, Earning per Share, Price Earning Ratio, Return on Asset, Curent Ratio, Net profit Margin, Inventory Turnover, Return on Equity. Menggunakan sampel perusahaan manufaktur dan non manufaktur selain Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya yang terdaftar di BEI selama periode 2003-2007, hasil dari penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan Debt Equity Ratio, Return on Asset, Curent Ratio, Net profit Margin, Inventory Turnover, Return on Equity

terhadap Dividen Payout Ratio. Dan terdapat pengaruh yang signifikan

Earning per Share, Price Earning Ratio terhadap Dividen Payout Ratio.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu penelitian ini terfokus pada saham-saham perusahaan yang termasuk ke dalam JII (Jakarta Islamic Index) selama 4 (empat) tahun berturut-turut yaitu dari periode 2007 sampai periode 2010. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kebijakan pembayaran dividen (DPR) perusahaan-perusahaan Jakarta Islamic Index yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

E. KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka pemikiran merupakan bagian dari tinjauan pustaka yang

berisikan rangkuman atas semua dasar-dasar teori yang dijadikan landasana dalam penelitian ini. Penelitian ini mengenai Analisis pengaruh likuiditas,


(64)

solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas terhadap kebijakan pembayaran dividen pada perusahaan Jakarta Islamic Index periode 2007-2010.

Untuk memprediksi pendapatan dividen tidak dapat dipertimbangkan faktor-faktor kebijakan manajemen, karena kebijakan manajemen merupakan keputusan yang berhubungan dengan pihak intern perusahaan. Satu-satunya informasi yang berhubungan dengan kondisi perusahaan adalah laporan keuangan yang menunjukkan kinerja keuangan yang dihasilkan oleh manajemen perusahaan. Jika perusahaan memutuskan untuk membagi keuntungan dalam dividen, semua pemegang saham biasa mendapatkan haknya yang sama. Pembagian dividen untuk saham biasa dapat dilakukan jika perusahaan sudah membayar dividen untuk saham preferen. Dan besar kecilnya pendapatan dividen tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah faktor fundamental. Sehingga perlu diidentifikasi faktor-faktor tersebut yang mungkin berpengaruh terhadap dividen, faktot-faktor fundamental yang akan mempengaruhi dividen dalam penelitian ini adalah Likuiditas (CR), Solvabilitas (DER, DTA), Aktivitas (TATO), danProfitabilitas

(ROA, EPS), yang akan digunakan sebagaivariabel bebas (independen), dan Kebijakan Pembayaran Dividen(DPR) sebagai variabel terikat (dependen).


(65)

Current Ratio (CR) merupakan salah satu ukuran dividen dari rasio likuiditas (liquidity ratio) yang dihitung dengan membagi aktiva lancar (current assets) dengan hutang atau kewajiban lancar (current liability).

Debt to Equity Ratio (DER) merupakan salah satu ukuran dividen dari rasio solvabilitas (solvability) yang merupakan kemampuan perusahaan dalam mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan.

Debt to Total Assets (DTA) merupakan rasio antara total hutang (total debts) baik hutang jangka pendek (current liability) dan hutang jangka panjang (long term debts) terhadap total aktiva (total assets) baik aktiva lancar (current assets) maupun aktiva tetap (fixed assets) dan aktiva lainnya (other assets).

Total Assets Turn Over (TATO) merupakan rasio antara total pendapatan dan total aktiva (total assets) baik aktiva lancar (current assets) maupun aktiva tetap (fixed assets).

Reton on Assets (ROA) merupakan ukuran efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva tetap yang digunakan untuk operasi.

Pendapatan per lembar saham (Earning per Share) merupakan total keuntungan yang diperoleh investor untuk setiap lembar sahamnya.


(66)

Penelitian ini mengambil perusahaan yang listed di Jakarta Islamic Index sebagai sampel selama periode 2007-2010. Dalam menentukan sampel pada penelitian ini peneliti menggunakan purposive sampling, yaitu sampel yang dipilih secara cermat sehingga relevan dengan rancangan penelitian dan diharapkan dapat mewakili masing-masing karakteristik populasi. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari pusat referensi pasar modal. Berdasar publikasi tersebut data yang digunakan adalah data yang berasal dari laporan keuangan untuk periode 2007 dan 2010 dengan jumlah perusahaan 120 perusahaan yang aktif di Jakarta Islamic Index sejak tahun 2007-2010 maka diperoleh 10 perusahaan yang memenuhi kriteria dan layak untuk dijadikan sampel.

Dalam penelitian ini, menghitung semua rasio keuangan tersebut akan dihitung dengan menggunakan Software Microsoft Excel 2007 dengan memasukkan rumus masing-masing dan kemudian dihitung masing-masing variabel tersebut. Setelah didapatkan hasilnya, data-data diformat Excel tersebut dikonversi kedalam SPSS Releas Versi 17.0 for Windows untuk selanjutnya dilakukan pengujian persyaratan analisis yaitu Uji Normalitas Data untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak dimana tidak terjadi autokorelasi, multikolonieritas, dan heteroskedastisitas. Jika tidak dengan analisis Regresi Berganda, Uji F, Uji T, dan Adj R².


(67)

Dari penjabaran diatas maka akan dilakukan perhitungan yang berdasarkan sampel yang diteliti yaitu pada Perusahaan yang Listed di Jakarta Islamic Index pada periode 2007-2010. Dari hasil perhitungan data yang menggunakan Uji analisis Regresi Berganda, Uji F, Uji T, dan Adj R². maka dapat diketahui babagaimana pengaruh variabel Likuiditas (CR), Solvabilitas

(DER, DTA), Aktivitas (TATO), dan Profitabilitas (ROA, EPS) secara simultan terhadap Kebijakan Pembayaran Dividen (DPR) di Jakarta Islamic Index dan untuk mengetahui variabel mana yang paling dominan mempengaruhi Dividen Payout Ratio (DPR) pada perusahaan yang listed di Jakarta Islamic Index. Serta bagaimana pengaruh variabel Likuiditas (CR), Solvabilitas (DER, DTA),

Aktivitas (TATO), dan Profitabilitas (ROA, EPS) secara parsial terhadap

Kebijakan Pembayaran Dividen (DPR) di Jakarta Islamic Index. Untuk

memudahkan kerangka pemikiran peneliti, maka dapat dilihat gambar 2.1 sebagai berikut.


(68)

Perusahaan yang listed di JII

(Periode 2007-2010)

Kesimpulan dan Kebijakan Dividen (Dividend Payout Ratio)

Uji Asumsi Klasik:

Normalitas, Multikolonearitas,

Autokolerasi, Heteroskedastisitas

Analisis Regresi

Berganda

Likuiditas (CR), Solvabilitas (DER, DTA),

Aktivitas (TATO), Profitabilitas (ROA, EPS)

Uji Model Regresi

Uji F

Hasil Analisis

dan Pembahasan Adj R²


(69)

F. HIPOTESIS

Hipotesis yang akan diuji diberi simbol Ho (Hipotesis nol) dan disertai

Ha (Hipotesis alternatif). Jika dari pengujian didapat hasil Ho diterima , maka secara otomatis Ha ditolak. Berdasarkan uraian dan hasil temuan penelitian terdahulu, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini di rumuskan sebagai berikut:

Ho : Tidak terdapat pengaruh Likuiditas (CR), Solvabilitas (DER, DTA),

Aktivias (TATO), dan Profitabilitas (ROA, EPS) terhadap kebijakan

pembayaran dividen (DPR) perusahaan yang listed di Jakarta Islamic Index. Ha : Terdapat pengaruh Likuiditas (CR), Solvabilitas (DER, DTA), Aktivitas

(TATO), dan Profitabilitas (ROA, EPS) terhadap kebijakan pembayaran dividen (DPR) perusahaan yang listed di Jakarta Islamic Index.


(70)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini penulis memilih Bursa Efek Indonesia sebagai

tempat untuk melakukan riset. Lokasi penelitian ini dipilih karena dianggap sebagai tempat yang tepat bagi peneliti untuk memperoleh data yang diperlukan berupa laporan keuangan yang dijadikan sampel adalah perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index pada periode tahun 2007 sampai tahun 2010.

B. Metode Penentuan Sampel

1. Populasi

Menurut Suharyadi dan Purwanto, 2004:323. Populasi adalah kumpulan dari semua kemungkinan orang-orang, benda, dan ukuran lain yang menjadi objek perhatian atau kumpulan seluruh objek yang menjadi perhatian. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index dan membagikan Dividen tahun 2007-2010.


(71)

2. Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini memakai metode purposive sampling. Metode purposive sampling yaitu penarikan sampel dengan pertimbangan dan kriteria tertentu, untuk digunakan pada kepentingan atau tujuan penelitian (Suharyadi dan Purwanto: 2004-332). Adapun kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Perusahan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) yang telah menyampaikan laporan keuangan per 31 Desember secara rutin selama empat tahun sesuai dengan periode penelitian yang diperlukan, yaitu 2007, 2008, 2009, dan 2010.

b. Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) yang menyampaikan datanya secara lengkap sesuai dengan informasi yang diperlukan, yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio

(DER), Debt to Total Assets (DTA), Total Assets Turn Over

(TATO), Reton on Assets (ROA), Earning per Share (EPS), dan

Dividen Payout Ratio (DPR).

c. Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) yang secara konsisten membagikan dividen kas selama empat tahun penelitian yaitu tahun 2007, 2008, 2009, 2010.


(72)

C. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data guna melengkapi penelitian ini, maka penulis

melakukan serangkaian kegiatan sebagai berikut:

1. Jenis Data

Untuk keperluan penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yang diambil dari laporan keuangan Tahunan Perusahaan Jakarta Islamic Index yang go public di BEI. Dan melalui kepustakaan dengan jalan membaca dan mempelajari buku-buku, jurnal-jurnal ilmiah dan literatur-literatur dari kepustakaan yang erat hubungannya dengan objek penelitian.

2. Sumber Data

Sumber data yang diperoleh dari pusat referensi pasar modal (PRPM) gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) yakni IDX statistik selama periode penelitian 2007-2010. Selain itu data tersebut diperoleh melalui www.idx.co.id dan website setiap perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian.


(73)

D. Metode analisis data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Pengujian Persyaratan Analisis

Pengujian persyaratan analisis digunakan sebagai persyaratan dalam penggunaan model analisis regresi linier. Dalam regresi linier, untuk

memastikan agar model tersebut BLUE (Best Linear Unbiased

Estimator) dilakukan pengujian sebagai berikut: a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji data berdistribusi normal atau data tidak berdistribusi normal, data yang baik adalah data yang berdistribusi normal. Salah satu cara untuk melihat data yang telah memenuhi uji normalitas adalah dengan menggunakan normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dan distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. (Imam Ghozali, 2006:147). Dalam penelitian ini, uji yang dilakukan untuk menetukan normalitas dengan menggunakan


(74)

statistik Kolmogorov – Smirnov (Imam Ghozali, 2006:30). Hal ini dapat dilihat sebagai berikut:

a) Dengan membandingkan K-S hitung dengan K-S tabel : Jika K-S < K-S tabel, H0 diterima.

Jika K-S > K-S tabel, H0 ditolak.

b) Dengan melihat angka probabilitas, dengan ketentuan : Probabilitas > 0,05, maka H0 diterima.

Probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak. b. Uji Multokolonieritas

Menurut Imam Ghozali (2006:95) menyatakan bahwa uji multikolonearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas didalam model regresi dengan melihat nilai tolerance ≤ 0.10 dan

lawannya nilai variance inflation factor (VIF) ≥ 10 berarti data tidak

ada masalah multikolonearitas. c. Uji Autokorelasi

Menurut Imam Ghozali (2006:99) uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi liniear ada korelasi antara


(75)

kesalahaan pengganggu pada periode t dengan kesalahaan pengganggu pada periode t-1 (sebelumya). Untuk menguji ada tidaknya gejala autokorelasi maka dapat dideteksi dengan uji Durbin-Waston (DW test). Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi maka berikut ini adalah tabel autokorelasi Durbin-Watson (Gujarat, 1999:216).

Gambar 3.1

Posisi Angka Durbin Watson Positive

Autocorrelation

indication Non autocorrelation

indication Negative Autocorrelation

0 dl Du 2 DW

4-du 4-dl

4

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disedut hetroskedastisitas. Data yang baik yaitu


(1)

Lampiran 8

Data Mentah Tingkat

Earning Per Share

Perusahaan JII Tahun 2007-2010

No KODE

EPS

2007 2008 2009

2010

1 AALI 500

1253 1671 1055

2 ANTM

814

538

143

63

3 INCO 4663 11120 396

162

4 INTP 161

267

474 746

5 KLBF 67

69

70

91

6 SMGR

2184

299

425

561

7 TLKM

546

638

527

562

8 UNSP 74

55

46

67

9 UNTR 326

524

800 1147

10 UNVR

226

257

315

399

Lampiran 9

Output SPSS

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

DPR 40 .01 1.47 .3523 .25878

CR 40 .17 8.01 2.7518 1.98009

DER 40 .18 1.78 .6482 .44266

DTA 40 .1463 .5549 .325867 .1431044

TATO 40 .16 2.43 1.0658 .53528

ROA 40 .0369 .6215 .200190 .1290279

EPS 40 46 11120 857.52 1847.730


(2)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

DPR CR DER DTA TATO ROA EPS

N 40 40 40 40 40 40 40

Normal Parametersa,,b Mean .3523 2.7513 .8595 .556025 1.0658 .200153 4.57

Std. Deviation .25878 1.97965 .15048 .1248758 .53528 .1290531 1.545

Most Extreme Differences Absolute .196 .159 .202 .188 .141 .160 .148

Positive .196 .159 .202 .188 .141 .160 .148

Negative -.131 -.106 -.127 -.185 -.087 -.104 -.102

Kolmogorov-Smirnov Z 1.240 1.006 1.279 1.188 .893 1.010 .936

Asymp. Sig. (2-tailed) .092 .264 .076 .119 .403 .260 .345

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Variables Entered/Removed

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 EPS, TATO,

DER, CR, ROA, DTAa

. Enter

a. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .725a .526 .440 .19365 2.287

a. Predictors: (Constant), EPS, TATO, DER, CR, ROA, DTA b. Dependent Variable: DPR


(3)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.374 6 .229 6.108 .000a

Residual 1.237 33 .037

Total 2.612 39

a. Predictors: (Constant), EPS, TATO, DER, CR, ROA, DTA b. Dependent Variable: DPR

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -.185 .175 -1.052 .300

CR .045 .022 .347 2.056 .048 .505 1.982

DER -.208 .161 -.357 -1.298 .203 .190 5.258

DTA 1.241 .566 .685 2.191 .036 .147 6.817

TATO -.207 .082 -.429 -2.542 .016 .505 1.980

ROA 1.922 .352 .959 5.459 .000 .466 2.147

EPS -2.214E-5 .000 -.158 -1.211 .234 .843 1.187


(4)

Coefficient Correlationsa

Model EPS TATO DER CR ROA DTA

1 Correlations EPS 1.000 .223 -.075 -.064 -.322 .085

TATO .223 1.000 .122 -.135 -.657 -.289

DER -.075 .122 1.000 -.063 .083 -.821

CR -.064 -.135 -.063 1.000 .288 .437

ROA -.322 -.657 .083 .288 1.000 .157

DTA .085 -.289 -.821 .437 .157 1.000

Covariances EPS 3.342E-10 3.316E-7 -2.188E-7 -2.565E-8 -2.070E-6 8.756E-7

TATO 3.316E-7 .007 .002 .000 -.019 -.013

DER -2.188E-7 .002 .026 .000 .005 -.075

CR -2.565E-8 .000 .000 .000 .002 .005

ROA -2.070E-6 -.019 .005 .002 .124 .031

DTA 8.756E-7 -.013 -.075 .005 .031 .321

a. Dependent Variable: DPR

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value .1288 1.0408 .3523 .18771 40

Std. Predicted Value -1.191 3.668 .000 1.000 40

Standard Error of Predicted Value

.042 .183 .076 .028 40

Adjusted Predicted Value .0852 1.3676 .3805 .24120 40

Residual -.41355 .57211 .00000 .17813 40

Std. Residual -2.136 2.954 .000 .920 40

Stud. Residual -2.528 3.119 -.036 1.113 40

Deleted Residual -1.35764 .81206 -.02828 .32168 40


(5)

Coefficient Correlationsa

Model EPS TATO DER CR ROA DTA

1 Correlations EPS 1.000 .223 -.075 -.064 -.322 .085

TATO .223 1.000 .122 -.135 -.657 -.289

DER -.075 .122 1.000 -.063 .083 -.821

CR -.064 -.135 -.063 1.000 .288 .437

ROA -.322 -.657 .083 .288 1.000 .157

DTA .085 -.289 -.821 .437 .157 1.000

Covariances EPS 3.342E-10 3.316E-7 -2.188E-7 -2.565E-8 -2.070E-6 8.756E-7

TATO 3.316E-7 .007 .002 .000 -.019 -.013

DER -2.188E-7 .002 .026 .000 .005 -.075

CR -2.565E-8 .000 .000 .000 .002 .005

ROA -2.070E-6 -.019 .005 .002 .124 .031

DTA 8.756E-7 -.013 -.075 .005 .031 .321

a. Dependent Variable: DPR


(6)

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS, AKTIVITAS DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index)

0 5 22

Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Struktur Modal Terhadap Kebijakan Pembayaran Deviden pada Perusahaan di Jakarta Islamic Index (JII) (Studi Empiris di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011)

0 4 130

PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS DAN SIZE TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN

0 2 23

PENGARUH LIKUIDITAS, FINANCIAL LEVERAGEDAN PROFITABILITAS TERHADAP DIVIDEN TUNAI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DALAM JAKARTA ISLAMIC INDEX

0 0 8

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, AKTIVITAS DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE SKRIPSI

0 0 15

PENGARUH PROFITABILITAS DAN LIKUIDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL DAN KEBIJAKAN DIVIDEN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) PERIODE 2010-2014

0 0 18

BAB I PENDAHULUAN - ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN )STUDI PADA PERUSAHAAN DALAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) TAHUN 2009-2014) - STAIN Kudus Repository

0 0 10

ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN )STUDI PADA PERUSAHAAN DALAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) TAHUN 2009-2014) - STAIN Kudus Repository

0 0 10

2. Bursa Efek Indonesia - ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN )STUDI PADA PERUSAHAAN DALAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) TAHUN 2009-2014) - STAIN Kudus Repository

0 0 16

Skripsi ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, PROFITABILITAS, KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN PEMBAYARAN DIVIDEN (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2003 – 2007)

0 0 16