Pengelolaan dan Peningkatan Mutu Guru melalui Reformasi LPTK dalam RPJMN 2015-2019

06/11/2017

Pengelolaan dan Peningkatan Mutu Guru
melalui Reformasi LPTK
dalam RPJMN 2015-2019
Amich Alhumami, Ph.D
Direktur Pendidikan Tinggi, Iptek, dan Kebudayaan
Kementerian PPN/Bappenas

Disampaikan dalam Seminar Nasional Pendidikan terkait
Isu-isu Kritis Profesi Guru di Indonesia
Padang, 6 November 2017

Sistematika
Pendahuluan
Posisi Strategis Guru
Program Sertifikasi dan Mutu Pembelajaran
Isu Strategis Guru
Reformasi LPTK dalam RPJMN 2015-2019
Revitalisasi LPTK


1

06/11/2017

Pendahuluan

Pendahuluan (1)
 Para pendiri bangsa (founding fathers) dengan cemerlang telah
merumuskan pemikiran visioner berkenaan dengan ikhtiar membangun
sebuah bangsa yang maju dan modern di masa depan.
 Di dalam Pembukaan UUD 1945, mereka menulis amanat sejarah bahwa
negara berkewajiban untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan
memajukan kesejahteraan umum.
 Pemerintah mempunyai tugas penting dan mulia untuk menunaikan
amanat sejarah yang termaktub di dalam konstitusi tersebut melalui
pembangunan pendidikan yang berkualitas bagi segenap warga negara.
 Pendidikan dapat mendorong suatu bangsa mencapai kemajuan di
berbagai bidang kehidupan. Pendidikan dapat melahirkan insan-insan
terpelajar yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan serta
menguasai teknologi, penggerak utama dalam proses transformasi sosial

menuju masyarakat yang maju, makmur, dan sejahtera.
4

2

06/11/2017

Pendahuluan (2)
 Secara konvensional pendidikan dimaknai sebagai sebuah proses
transmisi ilmu pengetahuan dan teknologi serta sosialisasi dan
pewarisan nilai-nilai dalam kehidupan masyarakat dari satu generasi ke
generasi berikutnya.
 Pendidikan juga merupakan wahana bagi proses adaptasi dan akulturasi
budaya sekaligus persemaian dan penciptaan budaya baru melalui suatu
proses pembelajaran dan interaksi sosial antarwarga masyarakat.
 Pendidikan menumbuhkan kreativitas dan daya cipta kebudayaan, yang
di dalamnya mencakup sistem pengetahuan, sistem nilai dan norma,
sistem hukum, sosial, dan politik, yang menjadi rujukan untuk
menciptakan keteraturan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Sistem kebudayaan suatu bangsa yang menyeluruh tersebut

dapat tumbuh dan berkembang dengan baik melalui sistem pendidikan
yang baik.
 Pendidikan yang berkualitas dapat mengantarkan Indonesia menjadi
bangsa yang modern, maju, makmur, dan sejahtera yang tercermin pada
keunggulan dan kemampuan bersaing dengan bangsa-bangsa lain di
dunia.
5

Isu-isu Strategis Bidang Pendidikan
dalam RPJMN 2015-2019
1. Pelaksanaan Program Indonesia Pintar melalui Wajib Belajar 12 Tahun
2. Peningkatan Kualitas Pembelajaran
3. Peningkatan Manajemen Guru, Pendidikan Keguruan, dan Reformasi LPTK
4. Peningkatan Akses, Kualitas, Relevansi dan Daya Saing Pendidikan Tinggi
5. Peningkatan Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini
6. Peningkatan Keterampilan Kerja dan Penguatan Pendidikan Orang Dewasa
7. Peningkatan Pendidikan Keagamaan
8. Peningkatan Pendidikan Agama, Pendidikan Kewargaan dan Pendidikan
Karakter untuk Mendukung Revolusi Mental
9. Peningkatan Efisiensi Pembiayaan Pendidikan

10. Peningkatan Tata Kelola Pendidikan
Slide - 6

3

06/11/2017

Posisi Strategis Guru

Guru: Faktor Kunci
Kualitas Pendidikan (1)
 Para ahli dan berbagai hasil kajian menunjukkan bahwa guru
berperan penting dalam seluruh proses pendidikan. Mutu
pendidikan ditentukan oleh kualitas guru.
 Kurikulum merupakan faktor sekunder saja, sebab efektivitas
pelaksanaan kurikulum pun bergantung pada kualitas guru.
 Peran guru sangat vital dalam kegiatan pembelajaran, yang
berpengaruh langsung pada tinggi-rendahnya kualitas
pendidikan.
 Kualitas guru merupakan faktor determinan terhadap mutu

pembelajaran di kelas, yang tercermin pada hasil belajar
murid (student learning outcomes).
8

4

06/11/2017

Guru: Faktor Kunci
Kualitas Pendidikan (2)
 Buku merupakan sumber pengetahuan, tetapi melalui guru
pengetahuan dapat ditransmisikan kepada peserta didik. Guru
adalah sosok yang menjadi sumber pembelajaran dan praktik
pendidikan di sekolah.
 Guru dengan kompetensi tinggi, baik dalam hal penguasaan
subject knowledge maupun pedagogical knowledge,
berpengaruh langsung pada hasil belajar murid, yang
tercermin pada pencapaian akademik tinggi.
 Metode pengajaran juga berpengaruh besar terhadap
efektivitas pembelajaran, yang ditandai oleh kemampuan

siswa dalam menyerap dan mencerna materi pelajaran.

9

Program Sertifikasi dan
Mutu Pembelajaran

5

06/11/2017

Hasil Penelitian:
Kondisi di Indonesia
Hasil studi Suryadarma dkk, 2006 & Suharti 2013
 Sekolah dengan guru dan kepala sekolah
berkualifikasi akademik lebih tinggi dan lebih
panjang masa kerja tidak selalu berpengaruh
pada perbaikan prestasi akademik siswa (diukur
dengan nilai UN).
 Anggaran pendidikan yang besar di tingkat

kab/kota dan sekolah tidak (selalu) berpengaruh
signifikan terhadap peningkatan hasil belajar
siswa.

11

Dampak Peningkatan Kualifikasi
dan Sertifikasi (1)
Peningkatan kualifikasi akademik dan sertifikasi guru baru dapat
meningkatkan kesejahteraan guru tetapi belum berhasil
meningkatkan kualitas pembelajaran.

Ditambah Uji Kompetensi
Guru dan Teacher
Absenteeism
Sumber: Chang, Mae Chu, dkk. 2014. Reformasi guru di Indonesia. Bank Dunia.

12

6


06/11/2017

Dampak Peningkatan Kualifikasi
dan Sertifikasi (2)
Guru yang telah disertifikasi belum menunjukkan perbedaan
yang signifikan dalam meningkatkan hasil belajar siswa

Sumber: Chang, Mae Chu, dkk. 2014. Reformasi guru di Indonesia. Bank Dunia.

13

Program Sertifikasi dan
Mutu Pembelajaran
 Program sertifikasi guru berhasil meningkatkan
kesejahteraan guru, tetapi belum mampu meningkatkan
mutu dan hasil pembelajaran.
 Program pelatihan guru untuk sertifikasi tidak
berpengaruh pada peningkatan kompetensi: profesional
dan pedagogi.

 Perlu evaluasi desain & metode pelatihan guru agar lebih
efektif untuk meningkatkan kompetensi guru.

14

7

06/11/2017

Dampak Sertifikasi Guru:
Program sertifikasi kompetensi guru berhasil meningkatkan kesejahteraan guru,
tetapi belum mampu meningkatkan mutu dan hasil pembelajaran

Motivasi/
Kompetensi Kesejahteraan

Dampak Kausal Sertifikasi Guru

Sertifikasi kompetensi guru


Masalah keuangan

Meningkatkan
motivasi

Meningkatkan
keterampilan

Menarik minat
lulusan terbaik
utk menjadi
guru

Memiliki pekerjaan sampingan
Substansi SMP
Substansi SD

Siswa SMP (Bahasa Indonesia)

Tantangan dalam meningkatkan manajemen guru,

pendidikan keguruan & reformasi LPTK:

 Memperbaiki jumlah dan distribusi guru antardaerah dan
antarsatuan pendidikan;
 Memperbaiki kinerja guru melalui peningkatan kompetensi guru;
 Meningkatkan akuntabilitas dengan pemenuhan beban dan
tanggung jawab mengajar;
 Meningkatkan kemampuan LPTK untuk menghasilkan guru yang
berkualitas.

Hasil Belajar Siswa

Siswa SMP (Bahasa Inggris)

Meningkatkan mutu
lulusan

Siswa SMP (IPA)
Siswa SMP (Matematika)
Siswa SD
-6

-4

-2

0

2

4

Sumber: WB (dikutip dari De Ree et al, 2012)
15

Peningkatan nilai PISA Indonesia
di 3 kompetensi yang diujikan tahun 2009-2015
• Peningkatan terbesar terlihat pada kompetensi sains, dari 382 poin
(2012) menjadi 403 poin di 2015
• Sementara itu, kompetensi membaca belum menunjukkan
peningkatan yang signifikan, yakni hanya naik sebesar 1 poin dalam
periode 2012-2015
• Peningkatan capaian tersebut masih dibawah rata-rata negara-negara
OECD
Tren Pencapaian Indonesia di PISA 2009-2015
Sains

Matematika
600

496

600

494
490

500

501

493

500
400

400
300

501

371

386

375

300

200

200

100

100

0

383

382

2009

2012

403

0
2009
Indonesia

2012

2015
Rata-rata OECD

Indonesia

2015
Rata-rata OECD

16

8

06/11/2017

Perbandingan rata-rata sains PISA
antar negara
• Walaupun peningkatan rata-rata kompetensi sains Indonesia
meningkat cukup besar, namun capaiannya masih di bawah
Vietnam dan Thailand
• Peningkatan capaian yang terjadi harus terus ditingkatkan
dengan meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia

17

Tingkat Kompetensi Profesional dan Pedagogi
Guru Setelah Pelatihan (2010)

 Program pelatihan untuk sertifikasi tidak berpengaruh pada peningkatan
kompetensi: profesional & pedagogi.
 Perlu evaluasi desain & metode pelatihan guru agar lebih efektif untuk
meningkatkan kompetensi guru.
18

9

06/11/2017

Hasil Uji Kompetensi Guru 2015

Rata-rata Nasional
56,69

• Kompetensi guru masih harus ditingkatkan. Hasil UKG 2015
rata-rata baru mencapai 56,69 (skala 100)
• Nilai UKG rerata guru SD dan SLB lebih rendah dari nilai
rerata UKG nasional
• Hanya 10 provinsi yang nilai rerata UKGnya di atas rerata
nasional
• Uji kompetensi serupa (pola sensus untuk semua guru)
tidak akan dilaksanakan dalam waktu dekat

Hubungan Latar Belakang Pendidikan Guru dengan Hasil
Belajar Siswa di Indonesia
(Studi Video TIMMS terkait Kelas Matematika, 2007-11)

• Guru dengan latar belakang
pendidikan matematika
cenderung memiliki kinerja
lebih baik, yakni mampu
mencetak 1,3 poin lebih tinggi
pada saat post-test.
• Namun demikian, guru dengan
latar belakang matematika
murni juga memiliki potensi
keterampilan dasar yang
penting dan dapat menjadi
guru yang efektif.
• Temuan studi ini memberikan
masukan tentang bagaimana
pelatihan dapat mendukung
pengembangan guru.

20

10

06/11/2017

Program Sertifikasi & Mutu Pembelajaran

 Metode pembelajaran lebih dominan expository learning
approach, bukan discovery learning approach.
 Metode expository learning approach tidak mampu
menumbuhkan daya imajinasi, inisiatif, pemikiran kreatif
& keterampilan analisis siswa di kelas.
 Guru lulusan non-LPTK punya kemampuan penguasaan
subject knowledge lebih baik, namun murid-murid yang
diajar oleh guru lulusan LPTK justru mendapat hasil
pembelajaran yang lebih baik.
 Teaching is not only about mastering subject matters, but it is also
about how to deliver subject matters.

21

Pendekatan Pengajaran dan
Alokasi Waktu (Guru Matematika)

22

11

06/11/2017

Isu Strategis Guru

Isu Strategis Guru (1)
 UU No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen, dalam Bab
Ketentuan Penutup Pasal 82 mengatur bahwa Guru yang
belum memiliki kualifikasi akademik dan sertifikat pendidik
wajib memenuhi kualifikasi akademik dan sertifikat pendidik
paling lambat pada tahun 2015.
 Pesan pokok UU Guru dan Dosen adalah untuk meningkatkan
kualitas pendidikan melalui peningkatan kualitas guru. Hasil
studi menunjukkan bahwa sertifikasi yang dilakukan sampai
saat ini baru berpengaruh positif pada peningkatan
kesejahteraan guru dan belum berdampak pada peningkatan
kualitas guru.
 Kondisi guru :
• 24,3% guru belum memenuhi kualifikasi akademik.
• 47,4% guru belum memiliki sertifikat pendidik.
24

12

06/11/2017

Status Kualifikasi dan Sertifikasi Guru
TOTAL

TMT

SERTIFIKASI

Sudah Sertifikasi

1.826.681

s/d 31-Des-2005

2.376.938
Belum Sertifikasi

550.257

3.977.986

Sudah Sertifikasi

87.664
> 31-Des-2005

1.601.048

Belum Sertifikasi

1.513.384

KUALIFIKASI

STATUS KEPEGAWAIAN

≥S1

PNS

GTY

GTT

1.688.084

1.279.369

387.989

20.726