Pengelolaan dan Peningkatan Mutu Guru melalui Reformasi LPTK dalam RPJMN 2015-2019
06/11/2017
Pengelolaan dan Peningkatan Mutu Guru
melalui Reformasi LPTK
dalam RPJMN 2015-2019
Amich Alhumami, Ph.D
Direktur Pendidikan Tinggi, Iptek, dan Kebudayaan
Kementerian PPN/Bappenas
Disampaikan dalam Seminar Nasional Pendidikan terkait
Isu-isu Kritis Profesi Guru di Indonesia
Padang, 6 November 2017
Sistematika
Pendahuluan
Posisi Strategis Guru
Program Sertifikasi dan Mutu Pembelajaran
Isu Strategis Guru
Reformasi LPTK dalam RPJMN 2015-2019
Revitalisasi LPTK
1
06/11/2017
Pendahuluan
Pendahuluan (1)
Para pendiri bangsa (founding fathers) dengan cemerlang telah
merumuskan pemikiran visioner berkenaan dengan ikhtiar membangun
sebuah bangsa yang maju dan modern di masa depan.
Di dalam Pembukaan UUD 1945, mereka menulis amanat sejarah bahwa
negara berkewajiban untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan
memajukan kesejahteraan umum.
Pemerintah mempunyai tugas penting dan mulia untuk menunaikan
amanat sejarah yang termaktub di dalam konstitusi tersebut melalui
pembangunan pendidikan yang berkualitas bagi segenap warga negara.
Pendidikan dapat mendorong suatu bangsa mencapai kemajuan di
berbagai bidang kehidupan. Pendidikan dapat melahirkan insan-insan
terpelajar yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan serta
menguasai teknologi, penggerak utama dalam proses transformasi sosial
menuju masyarakat yang maju, makmur, dan sejahtera.
4
2
06/11/2017
Pendahuluan (2)
Secara konvensional pendidikan dimaknai sebagai sebuah proses
transmisi ilmu pengetahuan dan teknologi serta sosialisasi dan
pewarisan nilai-nilai dalam kehidupan masyarakat dari satu generasi ke
generasi berikutnya.
Pendidikan juga merupakan wahana bagi proses adaptasi dan akulturasi
budaya sekaligus persemaian dan penciptaan budaya baru melalui suatu
proses pembelajaran dan interaksi sosial antarwarga masyarakat.
Pendidikan menumbuhkan kreativitas dan daya cipta kebudayaan, yang
di dalamnya mencakup sistem pengetahuan, sistem nilai dan norma,
sistem hukum, sosial, dan politik, yang menjadi rujukan untuk
menciptakan keteraturan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Sistem kebudayaan suatu bangsa yang menyeluruh tersebut
dapat tumbuh dan berkembang dengan baik melalui sistem pendidikan
yang baik.
Pendidikan yang berkualitas dapat mengantarkan Indonesia menjadi
bangsa yang modern, maju, makmur, dan sejahtera yang tercermin pada
keunggulan dan kemampuan bersaing dengan bangsa-bangsa lain di
dunia.
5
Isu-isu Strategis Bidang Pendidikan
dalam RPJMN 2015-2019
1. Pelaksanaan Program Indonesia Pintar melalui Wajib Belajar 12 Tahun
2. Peningkatan Kualitas Pembelajaran
3. Peningkatan Manajemen Guru, Pendidikan Keguruan, dan Reformasi LPTK
4. Peningkatan Akses, Kualitas, Relevansi dan Daya Saing Pendidikan Tinggi
5. Peningkatan Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini
6. Peningkatan Keterampilan Kerja dan Penguatan Pendidikan Orang Dewasa
7. Peningkatan Pendidikan Keagamaan
8. Peningkatan Pendidikan Agama, Pendidikan Kewargaan dan Pendidikan
Karakter untuk Mendukung Revolusi Mental
9. Peningkatan Efisiensi Pembiayaan Pendidikan
10. Peningkatan Tata Kelola Pendidikan
Slide - 6
3
06/11/2017
Posisi Strategis Guru
Guru: Faktor Kunci
Kualitas Pendidikan (1)
Para ahli dan berbagai hasil kajian menunjukkan bahwa guru
berperan penting dalam seluruh proses pendidikan. Mutu
pendidikan ditentukan oleh kualitas guru.
Kurikulum merupakan faktor sekunder saja, sebab efektivitas
pelaksanaan kurikulum pun bergantung pada kualitas guru.
Peran guru sangat vital dalam kegiatan pembelajaran, yang
berpengaruh langsung pada tinggi-rendahnya kualitas
pendidikan.
Kualitas guru merupakan faktor determinan terhadap mutu
pembelajaran di kelas, yang tercermin pada hasil belajar
murid (student learning outcomes).
8
4
06/11/2017
Guru: Faktor Kunci
Kualitas Pendidikan (2)
Buku merupakan sumber pengetahuan, tetapi melalui guru
pengetahuan dapat ditransmisikan kepada peserta didik. Guru
adalah sosok yang menjadi sumber pembelajaran dan praktik
pendidikan di sekolah.
Guru dengan kompetensi tinggi, baik dalam hal penguasaan
subject knowledge maupun pedagogical knowledge,
berpengaruh langsung pada hasil belajar murid, yang
tercermin pada pencapaian akademik tinggi.
Metode pengajaran juga berpengaruh besar terhadap
efektivitas pembelajaran, yang ditandai oleh kemampuan
siswa dalam menyerap dan mencerna materi pelajaran.
9
Program Sertifikasi dan
Mutu Pembelajaran
5
06/11/2017
Hasil Penelitian:
Kondisi di Indonesia
Hasil studi Suryadarma dkk, 2006 & Suharti 2013
Sekolah dengan guru dan kepala sekolah
berkualifikasi akademik lebih tinggi dan lebih
panjang masa kerja tidak selalu berpengaruh
pada perbaikan prestasi akademik siswa (diukur
dengan nilai UN).
Anggaran pendidikan yang besar di tingkat
kab/kota dan sekolah tidak (selalu) berpengaruh
signifikan terhadap peningkatan hasil belajar
siswa.
11
Dampak Peningkatan Kualifikasi
dan Sertifikasi (1)
Peningkatan kualifikasi akademik dan sertifikasi guru baru dapat
meningkatkan kesejahteraan guru tetapi belum berhasil
meningkatkan kualitas pembelajaran.
Ditambah Uji Kompetensi
Guru dan Teacher
Absenteeism
Sumber: Chang, Mae Chu, dkk. 2014. Reformasi guru di Indonesia. Bank Dunia.
12
6
06/11/2017
Dampak Peningkatan Kualifikasi
dan Sertifikasi (2)
Guru yang telah disertifikasi belum menunjukkan perbedaan
yang signifikan dalam meningkatkan hasil belajar siswa
Sumber: Chang, Mae Chu, dkk. 2014. Reformasi guru di Indonesia. Bank Dunia.
13
Program Sertifikasi dan
Mutu Pembelajaran
Program sertifikasi guru berhasil meningkatkan
kesejahteraan guru, tetapi belum mampu meningkatkan
mutu dan hasil pembelajaran.
Program pelatihan guru untuk sertifikasi tidak
berpengaruh pada peningkatan kompetensi: profesional
dan pedagogi.
Perlu evaluasi desain & metode pelatihan guru agar lebih
efektif untuk meningkatkan kompetensi guru.
14
7
06/11/2017
Dampak Sertifikasi Guru:
Program sertifikasi kompetensi guru berhasil meningkatkan kesejahteraan guru,
tetapi belum mampu meningkatkan mutu dan hasil pembelajaran
Motivasi/
Kompetensi Kesejahteraan
Dampak Kausal Sertifikasi Guru
Sertifikasi kompetensi guru
Masalah keuangan
Meningkatkan
motivasi
Meningkatkan
keterampilan
Menarik minat
lulusan terbaik
utk menjadi
guru
Memiliki pekerjaan sampingan
Substansi SMP
Substansi SD
Siswa SMP (Bahasa Indonesia)
Tantangan dalam meningkatkan manajemen guru,
pendidikan keguruan & reformasi LPTK:
Memperbaiki jumlah dan distribusi guru antardaerah dan
antarsatuan pendidikan;
Memperbaiki kinerja guru melalui peningkatan kompetensi guru;
Meningkatkan akuntabilitas dengan pemenuhan beban dan
tanggung jawab mengajar;
Meningkatkan kemampuan LPTK untuk menghasilkan guru yang
berkualitas.
Hasil Belajar Siswa
Siswa SMP (Bahasa Inggris)
Meningkatkan mutu
lulusan
Siswa SMP (IPA)
Siswa SMP (Matematika)
Siswa SD
-6
-4
-2
0
2
4
Sumber: WB (dikutip dari De Ree et al, 2012)
15
Peningkatan nilai PISA Indonesia
di 3 kompetensi yang diujikan tahun 2009-2015
• Peningkatan terbesar terlihat pada kompetensi sains, dari 382 poin
(2012) menjadi 403 poin di 2015
• Sementara itu, kompetensi membaca belum menunjukkan
peningkatan yang signifikan, yakni hanya naik sebesar 1 poin dalam
periode 2012-2015
• Peningkatan capaian tersebut masih dibawah rata-rata negara-negara
OECD
Tren Pencapaian Indonesia di PISA 2009-2015
Sains
Matematika
600
496
600
494
490
500
501
493
500
400
400
300
501
371
386
375
300
200
200
100
100
0
383
382
2009
2012
403
0
2009
Indonesia
2012
2015
Rata-rata OECD
Indonesia
2015
Rata-rata OECD
16
8
06/11/2017
Perbandingan rata-rata sains PISA
antar negara
• Walaupun peningkatan rata-rata kompetensi sains Indonesia
meningkat cukup besar, namun capaiannya masih di bawah
Vietnam dan Thailand
• Peningkatan capaian yang terjadi harus terus ditingkatkan
dengan meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia
17
Tingkat Kompetensi Profesional dan Pedagogi
Guru Setelah Pelatihan (2010)
Program pelatihan untuk sertifikasi tidak berpengaruh pada peningkatan
kompetensi: profesional & pedagogi.
Perlu evaluasi desain & metode pelatihan guru agar lebih efektif untuk
meningkatkan kompetensi guru.
18
9
06/11/2017
Hasil Uji Kompetensi Guru 2015
Rata-rata Nasional
56,69
• Kompetensi guru masih harus ditingkatkan. Hasil UKG 2015
rata-rata baru mencapai 56,69 (skala 100)
• Nilai UKG rerata guru SD dan SLB lebih rendah dari nilai
rerata UKG nasional
• Hanya 10 provinsi yang nilai rerata UKGnya di atas rerata
nasional
• Uji kompetensi serupa (pola sensus untuk semua guru)
tidak akan dilaksanakan dalam waktu dekat
Hubungan Latar Belakang Pendidikan Guru dengan Hasil
Belajar Siswa di Indonesia
(Studi Video TIMMS terkait Kelas Matematika, 2007-11)
• Guru dengan latar belakang
pendidikan matematika
cenderung memiliki kinerja
lebih baik, yakni mampu
mencetak 1,3 poin lebih tinggi
pada saat post-test.
• Namun demikian, guru dengan
latar belakang matematika
murni juga memiliki potensi
keterampilan dasar yang
penting dan dapat menjadi
guru yang efektif.
• Temuan studi ini memberikan
masukan tentang bagaimana
pelatihan dapat mendukung
pengembangan guru.
20
10
06/11/2017
Program Sertifikasi & Mutu Pembelajaran
Metode pembelajaran lebih dominan expository learning
approach, bukan discovery learning approach.
Metode expository learning approach tidak mampu
menumbuhkan daya imajinasi, inisiatif, pemikiran kreatif
& keterampilan analisis siswa di kelas.
Guru lulusan non-LPTK punya kemampuan penguasaan
subject knowledge lebih baik, namun murid-murid yang
diajar oleh guru lulusan LPTK justru mendapat hasil
pembelajaran yang lebih baik.
Teaching is not only about mastering subject matters, but it is also
about how to deliver subject matters.
21
Pendekatan Pengajaran dan
Alokasi Waktu (Guru Matematika)
22
11
06/11/2017
Isu Strategis Guru
Isu Strategis Guru (1)
UU No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen, dalam Bab
Ketentuan Penutup Pasal 82 mengatur bahwa Guru yang
belum memiliki kualifikasi akademik dan sertifikat pendidik
wajib memenuhi kualifikasi akademik dan sertifikat pendidik
paling lambat pada tahun 2015.
Pesan pokok UU Guru dan Dosen adalah untuk meningkatkan
kualitas pendidikan melalui peningkatan kualitas guru. Hasil
studi menunjukkan bahwa sertifikasi yang dilakukan sampai
saat ini baru berpengaruh positif pada peningkatan
kesejahteraan guru dan belum berdampak pada peningkatan
kualitas guru.
Kondisi guru :
• 24,3% guru belum memenuhi kualifikasi akademik.
• 47,4% guru belum memiliki sertifikat pendidik.
24
12
06/11/2017
Status Kualifikasi dan Sertifikasi Guru
TOTAL
TMT
SERTIFIKASI
Sudah Sertifikasi
1.826.681
s/d 31-Des-2005
2.376.938
Belum Sertifikasi
550.257
3.977.986
Sudah Sertifikasi
87.664
> 31-Des-2005
1.601.048
Belum Sertifikasi
1.513.384
KUALIFIKASI
STATUS KEPEGAWAIAN
≥S1
PNS
GTY
GTT
1.688.084
1.279.369
387.989
20.726
Pengelolaan dan Peningkatan Mutu Guru
melalui Reformasi LPTK
dalam RPJMN 2015-2019
Amich Alhumami, Ph.D
Direktur Pendidikan Tinggi, Iptek, dan Kebudayaan
Kementerian PPN/Bappenas
Disampaikan dalam Seminar Nasional Pendidikan terkait
Isu-isu Kritis Profesi Guru di Indonesia
Padang, 6 November 2017
Sistematika
Pendahuluan
Posisi Strategis Guru
Program Sertifikasi dan Mutu Pembelajaran
Isu Strategis Guru
Reformasi LPTK dalam RPJMN 2015-2019
Revitalisasi LPTK
1
06/11/2017
Pendahuluan
Pendahuluan (1)
Para pendiri bangsa (founding fathers) dengan cemerlang telah
merumuskan pemikiran visioner berkenaan dengan ikhtiar membangun
sebuah bangsa yang maju dan modern di masa depan.
Di dalam Pembukaan UUD 1945, mereka menulis amanat sejarah bahwa
negara berkewajiban untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan
memajukan kesejahteraan umum.
Pemerintah mempunyai tugas penting dan mulia untuk menunaikan
amanat sejarah yang termaktub di dalam konstitusi tersebut melalui
pembangunan pendidikan yang berkualitas bagi segenap warga negara.
Pendidikan dapat mendorong suatu bangsa mencapai kemajuan di
berbagai bidang kehidupan. Pendidikan dapat melahirkan insan-insan
terpelajar yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan serta
menguasai teknologi, penggerak utama dalam proses transformasi sosial
menuju masyarakat yang maju, makmur, dan sejahtera.
4
2
06/11/2017
Pendahuluan (2)
Secara konvensional pendidikan dimaknai sebagai sebuah proses
transmisi ilmu pengetahuan dan teknologi serta sosialisasi dan
pewarisan nilai-nilai dalam kehidupan masyarakat dari satu generasi ke
generasi berikutnya.
Pendidikan juga merupakan wahana bagi proses adaptasi dan akulturasi
budaya sekaligus persemaian dan penciptaan budaya baru melalui suatu
proses pembelajaran dan interaksi sosial antarwarga masyarakat.
Pendidikan menumbuhkan kreativitas dan daya cipta kebudayaan, yang
di dalamnya mencakup sistem pengetahuan, sistem nilai dan norma,
sistem hukum, sosial, dan politik, yang menjadi rujukan untuk
menciptakan keteraturan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Sistem kebudayaan suatu bangsa yang menyeluruh tersebut
dapat tumbuh dan berkembang dengan baik melalui sistem pendidikan
yang baik.
Pendidikan yang berkualitas dapat mengantarkan Indonesia menjadi
bangsa yang modern, maju, makmur, dan sejahtera yang tercermin pada
keunggulan dan kemampuan bersaing dengan bangsa-bangsa lain di
dunia.
5
Isu-isu Strategis Bidang Pendidikan
dalam RPJMN 2015-2019
1. Pelaksanaan Program Indonesia Pintar melalui Wajib Belajar 12 Tahun
2. Peningkatan Kualitas Pembelajaran
3. Peningkatan Manajemen Guru, Pendidikan Keguruan, dan Reformasi LPTK
4. Peningkatan Akses, Kualitas, Relevansi dan Daya Saing Pendidikan Tinggi
5. Peningkatan Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini
6. Peningkatan Keterampilan Kerja dan Penguatan Pendidikan Orang Dewasa
7. Peningkatan Pendidikan Keagamaan
8. Peningkatan Pendidikan Agama, Pendidikan Kewargaan dan Pendidikan
Karakter untuk Mendukung Revolusi Mental
9. Peningkatan Efisiensi Pembiayaan Pendidikan
10. Peningkatan Tata Kelola Pendidikan
Slide - 6
3
06/11/2017
Posisi Strategis Guru
Guru: Faktor Kunci
Kualitas Pendidikan (1)
Para ahli dan berbagai hasil kajian menunjukkan bahwa guru
berperan penting dalam seluruh proses pendidikan. Mutu
pendidikan ditentukan oleh kualitas guru.
Kurikulum merupakan faktor sekunder saja, sebab efektivitas
pelaksanaan kurikulum pun bergantung pada kualitas guru.
Peran guru sangat vital dalam kegiatan pembelajaran, yang
berpengaruh langsung pada tinggi-rendahnya kualitas
pendidikan.
Kualitas guru merupakan faktor determinan terhadap mutu
pembelajaran di kelas, yang tercermin pada hasil belajar
murid (student learning outcomes).
8
4
06/11/2017
Guru: Faktor Kunci
Kualitas Pendidikan (2)
Buku merupakan sumber pengetahuan, tetapi melalui guru
pengetahuan dapat ditransmisikan kepada peserta didik. Guru
adalah sosok yang menjadi sumber pembelajaran dan praktik
pendidikan di sekolah.
Guru dengan kompetensi tinggi, baik dalam hal penguasaan
subject knowledge maupun pedagogical knowledge,
berpengaruh langsung pada hasil belajar murid, yang
tercermin pada pencapaian akademik tinggi.
Metode pengajaran juga berpengaruh besar terhadap
efektivitas pembelajaran, yang ditandai oleh kemampuan
siswa dalam menyerap dan mencerna materi pelajaran.
9
Program Sertifikasi dan
Mutu Pembelajaran
5
06/11/2017
Hasil Penelitian:
Kondisi di Indonesia
Hasil studi Suryadarma dkk, 2006 & Suharti 2013
Sekolah dengan guru dan kepala sekolah
berkualifikasi akademik lebih tinggi dan lebih
panjang masa kerja tidak selalu berpengaruh
pada perbaikan prestasi akademik siswa (diukur
dengan nilai UN).
Anggaran pendidikan yang besar di tingkat
kab/kota dan sekolah tidak (selalu) berpengaruh
signifikan terhadap peningkatan hasil belajar
siswa.
11
Dampak Peningkatan Kualifikasi
dan Sertifikasi (1)
Peningkatan kualifikasi akademik dan sertifikasi guru baru dapat
meningkatkan kesejahteraan guru tetapi belum berhasil
meningkatkan kualitas pembelajaran.
Ditambah Uji Kompetensi
Guru dan Teacher
Absenteeism
Sumber: Chang, Mae Chu, dkk. 2014. Reformasi guru di Indonesia. Bank Dunia.
12
6
06/11/2017
Dampak Peningkatan Kualifikasi
dan Sertifikasi (2)
Guru yang telah disertifikasi belum menunjukkan perbedaan
yang signifikan dalam meningkatkan hasil belajar siswa
Sumber: Chang, Mae Chu, dkk. 2014. Reformasi guru di Indonesia. Bank Dunia.
13
Program Sertifikasi dan
Mutu Pembelajaran
Program sertifikasi guru berhasil meningkatkan
kesejahteraan guru, tetapi belum mampu meningkatkan
mutu dan hasil pembelajaran.
Program pelatihan guru untuk sertifikasi tidak
berpengaruh pada peningkatan kompetensi: profesional
dan pedagogi.
Perlu evaluasi desain & metode pelatihan guru agar lebih
efektif untuk meningkatkan kompetensi guru.
14
7
06/11/2017
Dampak Sertifikasi Guru:
Program sertifikasi kompetensi guru berhasil meningkatkan kesejahteraan guru,
tetapi belum mampu meningkatkan mutu dan hasil pembelajaran
Motivasi/
Kompetensi Kesejahteraan
Dampak Kausal Sertifikasi Guru
Sertifikasi kompetensi guru
Masalah keuangan
Meningkatkan
motivasi
Meningkatkan
keterampilan
Menarik minat
lulusan terbaik
utk menjadi
guru
Memiliki pekerjaan sampingan
Substansi SMP
Substansi SD
Siswa SMP (Bahasa Indonesia)
Tantangan dalam meningkatkan manajemen guru,
pendidikan keguruan & reformasi LPTK:
Memperbaiki jumlah dan distribusi guru antardaerah dan
antarsatuan pendidikan;
Memperbaiki kinerja guru melalui peningkatan kompetensi guru;
Meningkatkan akuntabilitas dengan pemenuhan beban dan
tanggung jawab mengajar;
Meningkatkan kemampuan LPTK untuk menghasilkan guru yang
berkualitas.
Hasil Belajar Siswa
Siswa SMP (Bahasa Inggris)
Meningkatkan mutu
lulusan
Siswa SMP (IPA)
Siswa SMP (Matematika)
Siswa SD
-6
-4
-2
0
2
4
Sumber: WB (dikutip dari De Ree et al, 2012)
15
Peningkatan nilai PISA Indonesia
di 3 kompetensi yang diujikan tahun 2009-2015
• Peningkatan terbesar terlihat pada kompetensi sains, dari 382 poin
(2012) menjadi 403 poin di 2015
• Sementara itu, kompetensi membaca belum menunjukkan
peningkatan yang signifikan, yakni hanya naik sebesar 1 poin dalam
periode 2012-2015
• Peningkatan capaian tersebut masih dibawah rata-rata negara-negara
OECD
Tren Pencapaian Indonesia di PISA 2009-2015
Sains
Matematika
600
496
600
494
490
500
501
493
500
400
400
300
501
371
386
375
300
200
200
100
100
0
383
382
2009
2012
403
0
2009
Indonesia
2012
2015
Rata-rata OECD
Indonesia
2015
Rata-rata OECD
16
8
06/11/2017
Perbandingan rata-rata sains PISA
antar negara
• Walaupun peningkatan rata-rata kompetensi sains Indonesia
meningkat cukup besar, namun capaiannya masih di bawah
Vietnam dan Thailand
• Peningkatan capaian yang terjadi harus terus ditingkatkan
dengan meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia
17
Tingkat Kompetensi Profesional dan Pedagogi
Guru Setelah Pelatihan (2010)
Program pelatihan untuk sertifikasi tidak berpengaruh pada peningkatan
kompetensi: profesional & pedagogi.
Perlu evaluasi desain & metode pelatihan guru agar lebih efektif untuk
meningkatkan kompetensi guru.
18
9
06/11/2017
Hasil Uji Kompetensi Guru 2015
Rata-rata Nasional
56,69
• Kompetensi guru masih harus ditingkatkan. Hasil UKG 2015
rata-rata baru mencapai 56,69 (skala 100)
• Nilai UKG rerata guru SD dan SLB lebih rendah dari nilai
rerata UKG nasional
• Hanya 10 provinsi yang nilai rerata UKGnya di atas rerata
nasional
• Uji kompetensi serupa (pola sensus untuk semua guru)
tidak akan dilaksanakan dalam waktu dekat
Hubungan Latar Belakang Pendidikan Guru dengan Hasil
Belajar Siswa di Indonesia
(Studi Video TIMMS terkait Kelas Matematika, 2007-11)
• Guru dengan latar belakang
pendidikan matematika
cenderung memiliki kinerja
lebih baik, yakni mampu
mencetak 1,3 poin lebih tinggi
pada saat post-test.
• Namun demikian, guru dengan
latar belakang matematika
murni juga memiliki potensi
keterampilan dasar yang
penting dan dapat menjadi
guru yang efektif.
• Temuan studi ini memberikan
masukan tentang bagaimana
pelatihan dapat mendukung
pengembangan guru.
20
10
06/11/2017
Program Sertifikasi & Mutu Pembelajaran
Metode pembelajaran lebih dominan expository learning
approach, bukan discovery learning approach.
Metode expository learning approach tidak mampu
menumbuhkan daya imajinasi, inisiatif, pemikiran kreatif
& keterampilan analisis siswa di kelas.
Guru lulusan non-LPTK punya kemampuan penguasaan
subject knowledge lebih baik, namun murid-murid yang
diajar oleh guru lulusan LPTK justru mendapat hasil
pembelajaran yang lebih baik.
Teaching is not only about mastering subject matters, but it is also
about how to deliver subject matters.
21
Pendekatan Pengajaran dan
Alokasi Waktu (Guru Matematika)
22
11
06/11/2017
Isu Strategis Guru
Isu Strategis Guru (1)
UU No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen, dalam Bab
Ketentuan Penutup Pasal 82 mengatur bahwa Guru yang
belum memiliki kualifikasi akademik dan sertifikat pendidik
wajib memenuhi kualifikasi akademik dan sertifikat pendidik
paling lambat pada tahun 2015.
Pesan pokok UU Guru dan Dosen adalah untuk meningkatkan
kualitas pendidikan melalui peningkatan kualitas guru. Hasil
studi menunjukkan bahwa sertifikasi yang dilakukan sampai
saat ini baru berpengaruh positif pada peningkatan
kesejahteraan guru dan belum berdampak pada peningkatan
kualitas guru.
Kondisi guru :
• 24,3% guru belum memenuhi kualifikasi akademik.
• 47,4% guru belum memiliki sertifikat pendidik.
24
12
06/11/2017
Status Kualifikasi dan Sertifikasi Guru
TOTAL
TMT
SERTIFIKASI
Sudah Sertifikasi
1.826.681
s/d 31-Des-2005
2.376.938
Belum Sertifikasi
550.257
3.977.986
Sudah Sertifikasi
87.664
> 31-Des-2005
1.601.048
Belum Sertifikasi
1.513.384
KUALIFIKASI
STATUS KEPEGAWAIAN
≥S1
PNS
GTY
GTT
1.688.084
1.279.369
387.989
20.726