IAD Hewan Lingkungan dan Kesehatan Manus

Makalah Ilmu Alamiah Dasar
Hewan, Lingkungan, dan Kesehatan Manusia
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar

Oleh :
Nama :

NPM

Mawar Kusumastuti
Neng Dea Handayani
Siti Nafsiah Nasution
Syifa Illahi

141104090748
141104090647
141104090347
141104090754

Dosen:
Bahagia SP.M.Sc


Program Study Pendidikan Agama Islam
Fakultas Agama Islam
Universitas Ibnu Khaldun Bogor
2014-2015

Kata Pengantar
Puji

syukur

penulis

sampaikan

kehadirat Allah

Rabbul

Izzati


yang

telah

menganugerahkan nikmat dan ma’unah-Nya kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul ”Hewan, Lingkungan, dan Kesehatan Manusia”.
Tak lupa pula kita haturkan salam serta shalawat atas junjungan kita Nabi Muhammad
SAW. Yang telah menuntun kita kejalan benar, beserta keluarga dan sahabatnya sebagai
sumber ilmu pengetahuan dan hikmat.
Makalah ini disusun untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar
yang dibimbing oleh dosen BapakBahagia SP.M.Sc di Universitas Ibnu Khaldun, pada
program studi Pendidikan Agama Islam. Maka harapan penyusun kiranya makalah ini, sesuai
dengan harapan Bapak Dosen pada mata kuliah yang dimaksud.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, sekali pun penyusun berusaha dengan keras untuk menyempurnakannya,
namum penyusun tetap berkeyakinan masih banyak juga kekurangan-kekurangannya. Oleh
karena itu dengan ini pula penulis menantikan masukan berupa saran, usulan kritik dan
sebagainya dari para pembaca untuk dijadikan bahan penyempurnaan pada masa-masa
mendatang. Dan akhirnya hanya kepada Allah SWT, jualah penulis memohon semoga tulisan

ini memberikan manfa’at yang baik guna kemajuan ilmu pengetahuan, baik bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Bogor, Desember 2014
Penyusun

1

Daftar Isi
Kata Pengantar........................................................................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................................................2
BAB 1.....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................................3
1.1.

Latar Belakang........................................................................................................................3

1.2.

Rumusan Masalah..................................................................................................................3


1.3.

Tujuan Masalah......................................................................................................................3

2.1.

Ternak dan Kebersihan Lingkungan........................................................................................4

2.2.

Katak Pengendali Ekosistem dan Kesehatan Manusia............................................................5

2.3.

Burung yang Bersifat Buas dan Kesehatan Manusia..............................................................6

BAB III....................................................................................................................................................7
PENUTUP...............................................................................................................................................7
3.1.


Kesimpulan............................................................................................................................7

2

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Alam di dunia ini saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Apabila salah
satunya terdapat kerusakan maka akan berpengaruh kepada yang lainnya. Hewan beradaptasi
dengan lingkungannya, apabila lingkungan itu rusak maka ekosistem hewan tersebut akan
terganggu sehingga hal itu berdampak pada kesehatan manusia. Oleh karena itu , manusia
yang cerdas harus menjaga keseimbangan lingkungan dan makhluk hidup sekitarnya.
Manusia seharusnya dapat menjaga keseimbangan alam serta melestarikan alam
sekitarnya. Tidak seperti sekarang ini banyak manusia yang tidak memperhatikan alam
sekitarnya . Mereka hanya mementingkan diri sendiri tidak memperhatikan dampak yang
akan timbul akibat perbuatannya. Padahal akibat perbuatan itu dapat merugikan diri manusia
itu sendiri.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan antara ternak dengan kebersihan lingkungan bagi kesehatan

manusia ?
2. Mengapa katak bisa menjadi pengendali ekosistem dalam kesehatan manusia ?
3. Bagaimana keterkaitan antara binatang buas dengan kesehatan manusia ?
1.3. Tujuan Masalah
1. Mengetahui hubungan antara ternak dengan kebersihan lingkungan bagi kesehatan
manusia.
2. Mengetahui katak bisa menjadi pengendali ekosistem dalam kesehatan manusia.
3. Mengetahui keterkaitan antara binatang buas dengan kesehatan manusia.

3

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Ternak dan Kebersihan Lingkungan
Zonasi konservasi yang ditetapkan dalam Islam sebagai cara untuk mempertahankan
kualitas daging ternak. Inipun sebagai wujud untuk menghindarka kemungkinan munculnya
berbagai penyakit akibat mengonsumsi susu dan daging hewan yang tidaak diberikan pakan
yang bersih dan alami. Perhatian ini sudah sepenuhnya diajarkan oleh islam mulai dari
pembentuan zonasi ternak yang harus dilakukan, tetapi kerap kali kita belum perhatian penuh
dengan problematika kesehatan kita yang buruk akibat tidak sehatnya daging dan susu yang

dikonsumsi pada masa yang datang. Melihat minusnya keluasan konservasi alam maka tidak
luput kemungkinan kesehatan manusia jelas makin buruk karena kerusakan lingkungan alam
saja tetapi akibat kualitas daging ternak rendah termasuk terkontaminasinya daging dengan
zat-zat pencemaran. Kita semakin mempertanyakan kualitas daging yang kita makan apalagi
banyaknya kasus daging impor yang diberlakukan pemerintah dalam mendukung ketahanan
pangan maka jelas makin kita tidak tahu bagaimana kuslitas daging itu sebenarnya.
Produk-produk impor bukan tidak bermanfaat bagi kehidupan, namun masalahnya
bisa saja kualitas daging yang dihasilkan benar-benar tidak bermutu sebab kita harus selektif
tentang kualitas daging pada saat ini. Kualitas daging sangat ditentukan bagaimana cara
dalam memproduksinya jadi mengapaa lingkungan alam sangat penting dalam mendukung
kualitas daging. Kondisi makanan, air, dan udara sangat mempengaruhi kualitas daging yang
dihasilkan, tetapi semakin sulitnya kita menemukana ternak yang dibiarkan bebas di alam
untuk mencari makan karena belum ada perhatian penuh untuk membentuk kawasan
pengembalaan seperti yang dicontohkan dalam Islam sehingga salah satu alternatif
mengandangkannya kemudian dipaksa untuk gemuk supaya cepat diperjualbelikan. Tidak
peduli dengan kondisi kesehatan si ternak yang penting gemuk dan bisa diperjualbelikan.
Mungkin inilah yang harus diperhatikan, sesuatu yang dipaksa bisa berdampak buruk atau
malah justru berdampak negatif bagi kualitas daging yang dihasilkan. Jauh sebelum
terjadinya kemunduran kualitas daging, Islam telah memberikan peringatan bahwa manusia
dilarang untuk memakan daging pemakan kotoran.

Hal ini diungkapkan dalam hadist riwayat sunnan At-Tirmidzi yang bersumber dari
Hannad menceritakan kepada kami, Abdah menceritakan kepada kami dari Muhammad bin
Ishak dari Ibnu abi najih dari Mujahid dari Ibnu Umar, dia berkata:

‫ل ال لهج لهلال هنة هوأ هل لهباننهها‬
‫علن أ هلك ن‬
‫عل هيلنه هوهسل لههم ه‬
‫ن هههى هرهسوهل الل لهنه هص لهلى الل لههه ه‬
“Rosululullah SAW melarang makan daging binatang pemakan kotoran dan minum air
susunya”. Terjemahan Sunan At-Tirmidzi.
Hadist diatas memberikan gambaran bahwa kita harus menjaga hewan ternak kita mulai
dari pakan apa yang dimakannya. Masalahnya kerusakan lingkungan mengakibatkan hewan
ternak ikut sebagai pengonsumsi kotoran / sampah sehingga berakibat pada kualitas daging.
Melihat kenyataan ini sangat miris bagi kita jika hewan pemakan kotoran seperti ini tidak
boleh dikonsumsi karena mempengaruhi kesehatan manusia. Namun hewan yang
mengonsumsi hewan ini jelas semakin banyak pada saat ini sebab makin banyak hewan yang
4

dilepas begitu saja tanpa pada kawasan khusus ternak, sehingga tidak heran jika hewan juga
banyak yang makan sampah sisa pembuangan manusia. Pendekatan hadist diatas menjadi

slah satu pendekatan buatmanusia untuk memperhatikan makan ternak. Beralasan yang
seperti inilah ajaran Islam menyuruh manusia untuk menetapkan lokasi yang layak bagi
ternak yaitu kawasan yang tidak kotor dan becek. Lokasi ini ditentukan untuk menghindari
ternak dari penyakit sehingga tidak berakibat buruk bagi kesehatan manusia.
Larangan mengembalakan ternak pada daerah yang kotor dan becek diungkapkan dalam
hadits riwayat Imam Ahmad yang bersumber dari Qutaibah bin Sa’id menceritakan kepada
kami , Akr bin Mudhar menceritakan kepada kami , dari Ibnu Ajlan, dari Wahab bin Kaisyan,
Wahab mendapati , Ubnu Umar , tidak disebutkan dalam kitab Ibnu Malik, bahwa Ibnu Umar
melihat seorang pengembala kambing ditempat yang kotor, sedangkan Ibnu Umar telah
melihat suatu tempat yang lebih bersih dan baik darinya, lalu Ibnu Umar “Celakalah engkau
wahai pengembala ! pindahkanlah (gembalaanmu) karena aku mendengar Nabi Muhammad
SAW bersabda “ Setiap pengembala (pemimpin) akan dimintai pertanggungjawaban atas apa
yang ia gembalakan”. Sumber musnad Imam Ahmad jilid 5/nomor hadits 5.896.
2.2. Katak Pengendali Ekosistem dan Kesehatan Manusia.
Manusia, Alam, dan Hewan mempunyai hubungan yang sangat dekat. Manusia hidup
bersamaan dengan alam . Sebagai pengembala /khalifah tidak dianjurkan untuk merusak
lingkungan alamyang menyebabkan buruknya kesehatan manusia, tidak membunuh hewan
dan juda tidak menganggu hewan karena hewan mempunyai fungsi bagi manusia. Beberapa
hewan tidak boleh dibunuhdalam islam mempunyai peran yang cukup baik dalam menjaga
kesehatan manusia, ajaran islam melarang melakukan pembunuhan terhadap berbagai jenis

hewan seperti lebah, katak, dan juga burung. Katak adalah predator dalam mengendalikan
keseimbangan populasi serangga di alam salah satunya adalah nyamuk, kepunahan katak
mengakibatkan ketidakseimbangan ekosistem, sehingga populasi nyamuk bertambah dan
mengakibatkan penyakit bagi manusia terutama penyakit malaria, salah satu pendekatan yang
bisa digunakan dalam mengendalikan nyamuk adalah larangan untuk membunuh katak.
Dalam hadist riwayat Ibnu Majah yang bersumber dari Rasulullah SAW melarang
membunuh burung shurad, katak, semut,dan Hud-hud (burung pelatuk).
Selain itu, Rasulullah melarang membunuh 4 jenis binatang : Semut, Tawon, HudHud, dan Shurad.

‫و‬
‫ن َ و‬
‫ب‬
‫هىَ َ و‬
‫ه َ و‬
‫ع َ م‬
‫عل وي ر م‬
‫إم د‬
‫واَ ب‬
‫م َن و و‬
‫و و‬

‫ملل و‬
‫ع ر‬
‫سل د و‬
‫صدلىَ َاَلل د ه‬
‫ي َ و‬
‫ن َاَلللدد و‬
‫قت ر م‬
‫ه َ و‬
‫ن َاَلن دب م د‬
‫ل َأررب و ع‬
‫حل و ه‬
‫مل و ه‬
‫هد ر ه‬
‫صورده‬
‫ه ه‬
‫واَلن د ر‬
‫واَل ر ه‬
‫اَلن د ر‬
‫واَل ص‬
‫د َ و‬
‫ة َ و‬
‫ة َ و‬
“Sesungguhnya Nabi melarang membunuh empat jenis binatang, yaitu: semut, lebah,
burung hud-hu, dan burung shurad (sejenis burung gereja).” (HR. Abu Daud II/789 no.5267.
Dan Syaikh Al-Albani men-shahih-kannya).
Dalam kisah lain pada zaman nabi bahwa pembunuhan katak tidak boleh dilakukan
walaupun untuk pengobatan, dalam hadits riwayat Sunan Nasa’iy yang bersumber dari Said
Ibnu A.Mussayad dari Abdur Rahman Ibnu Usman bahwasanya ketika ada seorang dokter

5

dihadapan Rasulullah menyebutkan tentang katak untuk pengobatan, maka Rasulullah SAW
melarang membunuhnya.

‫و‬
‫ض ر‬
‫سأ و و‬
َ‫ها‬
‫ َ و‬-‫صلىَ َاَلله َعليه َوسلم‬-َ َ‫ى‬
‫ن َ م‬
‫أ د‬
‫ج و‬
‫ع َي و ر‬
‫عل ه و‬
‫ن َطومبيبباَ َ و‬
‫ع ر‬
‫ل َاَلن دب م د‬
‫فد و ع‬
‫ن َ و‬
‫ء َ و‬
َ‫ها‬
‫واَ ع‬
‫ َ و‬-‫صلىَ َاَلله َعليه َوسلم‬-َ َ‫ى‬
‫م‬
‫قت رل م و‬
‫فن و و‬
‫ع ر‬
‫هاَ ه‬
‫فىَ َدو و‬
‫ه َاَلن دب م ص‬
“Bahwa ada seorang thabib (dokter) bertanya kepada Rasulullah tentang kodok yang
dia racik sebagai obat maka Nabi melarangnya untuk membunuhnya.” (HR.Abu Daud II/399
no.3871 dan II/789 no.5269. dan Syaikh Al-Albani men-Shahih-kannya).
Permasalahannya, katak punah bahkan jarang ditemukan pada saat ini, akibatnya
kesehatan mendatang makin buruk dan terhambatnya pembangunan masa mendatang karena
manusia tidak lagi sehat akibat meningkatnya populasi serangga. Faktor yang menyebabkan
katak banyak yang punah akibat kerusakan habitat katak. Kerusakan habitat ini disebabkan
oleh alih fungsi lahan hutan, selain itu kepunahan katak juga akibat pengendalian hama dan
penyakit yang menggunakan pestisida, sehingga beberapa hewan yang dianggap penting ikut
mati dan teracuni.
2.3. Burung yang Bersifat Buas dan Kesehatan Manusia
Manusia sudah menjadi bagian dari ekosistem, peningkatan populasi tikus akibat
kerusakan habitat burung buas sebagai salah satu top predator yang bisa menekan populasi
tikus. Burung ini tergolong kepada burung yang mempunyai kemampuan dalam berburu atau
mempunyai sifat buas seperti burung hantu, burung elang, dam burung alap-alap bisa
dijadikan sebagai pengontrol populasi tikus. Populasi tikus semakin meningkat jika populasi
burung semakin berkurang. Kesehatan manusia semakin memburuk akibat tikus membawa
berbagai macam penyakit pada lingkungan manusia, salah satu penyakit yang kita ketahui
dari tikus adalah penyakit pinjal, padahal kita sudah diingatkan melalui hadist riwayat Imam
Muslim yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas:

‫ل َذيِ َوناَب َمن َاَلسباَع َ و و‬
‫م‬
‫كه ص م‬
‫ه َ و‬
‫حوراَ م‬
‫ع م و‬
‫فأك رل ه ه‬
‫ب و م‬
“Semua binatang buas yang bertaring, maka mengkonsumsinya adalah haram.” (HR.
Muslim III/1534 no.1933).
Juga apa yang diriwayatkan oleh Abu Tsa’labah Al-Khusyani, ia berkata :
‫و‬
‫و‬
‫ل كه ب‬
‫سو و‬
‫ن‬
‫هىَ و‬
‫ب م‬
‫ل اَلل د م‬
‫أ د‬
‫ه – صلىَ اَلله عليه وسلم – ن و و‬
‫ن ور ه‬
‫م و‬
‫ع ر‬
‫ل مذى وناَ ع‬
‫ن أك ر م‬
‫ع‬
‫اَل ب‬
‫سوباَ م‬
“Rasulullah melarang memakan semua binatang buas yang mempunyai taring.” (HR.
Bukhari V/2103 no.5210, dan Muslim III/1533 no.1932).

6

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Manusia dengan makhluk lain dan alam sekitar memiliki keterkaitan, khususnya dalam
aspek kesehatan. Jika alam sekitar atau lingkungan sekitar sehat maka akan tercipta
keseimbangan antara makhluk hidup satu dengan lainnya. Dalam kehidupannya manusia
akan merasa nyaman, tentram dan damai.Hal ini dapat terjadi apabila manusia dapat
memanfaatkan dan mengelola alam sekitar dengan baik karena alam itu sendiri menyediakan
persediaan mulai dari makanan, air, dan udara untuk kehidupan makhluk hidup di muka bumi
ini.

7

Daftar Pustaka
Bahagia. 2014. Melestarikan Alam dan Ternak sebagai Jalan Menuju Surga.IPB Press.Bogor,
Jawa Barat. (hlm 116 -119)

8