Pengaruh PAD dan dana perimbangan terhad

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA PERIMBANGAN TERHADAP
PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH TAHUN 2008-2012
Afrisa Ayu Ira Riska
Fitri Nur Ahmidati
Niczen Henry Lolowang
Rofiqoh Muthia Anggraini
Abstract
Two major indications that can be easily inferred from the implementation of fiscal decentralization are
regionally generated revenues (PAD) and equalization grant which consists of revenue sharing fund (DBH),
general allocation grant (DAU) and special allocation fund (DAK). As local governments have the authority
to generate their own revenues and also receive equalization grant from central government, it is expected
that the wealth of local society be achieved depicted by its gross regional domestic product (PDRB) as an
indicator of its economic growth.
This study examines the influence of regionally generated revenues and equalization transfer on local
economic growth in 33 provinces in Indonesia from 2008 to 2012. By examining this influence through
multivariate regression with data panel analysis, we can conclude that regionally generated revenues (PAD)
along with revenue sharing fund (DBH) and general allocation grant (DAU) have positive and significant
influence on local economic growth while the other component of equalization grant which is special
allocation fund (DAK) has negative and significant influence on local economic growth..
Keywords: Fiscal Desentralization, Gross Regional Domestic Product (PDRB), Regionally Generated
Revenues (PAD), Equalization Grant, Revenue Sharing Fund (DBH), General Allocation Grant (DAU),

Special Allocation Fund (DAK)
desentralisasi yang dilakukan pada tahun 2004
1. PENDAHULUAN

menitikberatkan kepada mekanisme pemantauan

1.1. Latar Belakang

oleh pemerintah pusat dan perbaikan kepada

Desentralisasi fiskal merupakan salah satu
implementasi

pemerintah

daerah. Di sisi fiskal, UU No. 33 Tahun 2004

pemerintah pusat dan daerah. Kebijakan awal

tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat


yang dirumuskan dalam UU No. 22 Tahun 1999

dan Daerah memperbesar basis bagi hasil pajak

tentang Pemerintah Daerah dan No. 25 Tahun

dari sumber daya alam yang dimiliki daerah,

1999 tentang Perimbangan Keuangan antara

maupun dari pajak tingkat nasional lainnya, dan

Pemerintah Pusat dan Daerah antara lain ditandai

perluasan total dana yang menjadi sumber DAU.

dengan dialokasikannya Dana Alokasi Umum

Perubahan kebijakan desentraliasi fiskal itu


(DAU) sebagai sumber pembiayaan berbagai

sendiri merupakan cerminan dari kebutuhan fiskal

urusan pemerintahan yang telah didaerahkan,

yang terus membesar di tingkat daerah dan

Dana Bagi Hasil (DBH) dari ekstraksi sumber

praktek soft budget constraint dari sisi pemerintah

daya

pusat yang juga disebabkan oleh lambatnya

yang

paradigma


pengeluaran

hubungan

alam

dari

pertanggungjawaban

berada

di

daerah

yang

bersangkutan, dan diberikannya otoritas pajak

yang

terbatas

Selanjutnya,

kepada

pemerintah

amandemen

reformasi pajak daerah.

daerah.

Salah satu komponen desentralisasi fiskal

undang-undang


yaitu Pendapatan Asli Daerah. Pendapatan Asli

Daerah (PAD) merupakan salah satu sumber

Dari

kompenen-komponen

pendukung

penerimaan daerah yang juga merupakan modal

desentralisasi fiskal ini, penulis tertarik untuk

dasar pemerintah daerah dalam mendapatkan dana

meneliti pengaruh PAD dan dana perimbangan

pembangunan dan memenuhi belanja daerah.


yang terdiri dari DBH, DAU, dan DAK baik

Indikator

kemampuan

secara individu maupun bersama-sama terhadap

keuangan daerah tercermin dalam kemampuan

pertumbuhan ekonomi daerah. Hasil yang ingin

suatu daerah dalam menggali pendapatan asli

dicapai penulis adalah dapat menentukan apakah

daerah (PAD) nya untuk membiayai belanja rutin

variable dari PAD dan dana perimbangan


dan

tersebut.

memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan

fiskal

jelas

ekonomi daerah ataukah justru PAD dan dana

daerah

dalam

perimbangan tidak berpengaruh signifikan dalam

penting


keberhasilan

pembangunan

di

daerah

Keberhasilan

desentralisasi

mensyaratkan

keberhasilan

mengelola potensi keuangan daerahnya.

pertumbuhan


Selain dari PAD, komponen penerimaan

ekonomi

daerah.

Selanjutnya

penulis ingin mengetahui signifikansi pengaruh

lainnya adalah dana perimbangan yaitu DBH,

masing-masing

DAU, dan dana alokasi khusus (DAK). Tujuan

perimbangan terhadap pertumbuhan ekonomi

utama pemberian dana peimbangan adalah untuk


daerah. Berdasarkan uraian tersebut, maka dalam

pemerataan fiskal pada tiap daerah (equalizing

penelitian

transfer).

“PENGARUH

PENDAPATAN

dilaksanakan pada tahun 2001, dana perimbangan

DAERAH

DANA

merupakan komponen terbesar dalam alokasi

TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

transfer ke daerah sehingga memiliki peranan

DAERAH TAHUN 2008-2012”.

yang

Beberapa Penelitian terdahulu dan hasil penelitian

Sejak

sangat

desentralisasi

penting

dalam

pelaksanaan desentralisasi fiskal.

fiskal

mulai

mendukung

variable

ini
DAN

penulis

PAD

dan

dana

mengambil

judul
ASLI

PERIMBANGAN

yang terkait dengan penelitian ini antara lain:

Judul
Analisis

Penulis

Pengaruh

Perimbangan

Dana Pipin

dan

Simpulan

Prasetyono DBH, DAU dan PAD berpengaruh signifikan dan positif

PAD 2011

terhadap

pertumbuhan
tidak

ekonomi

signifikan

sedangkan

terhadap pertumbuhan ekonomi

berpengaruh

daerah (studi kasus seluruh

pertumbuhan ekonomi. Signifikannya pengaruh PAD

kabupaten/kota di pulau jawa

dengan arah positif disebabkan keleluasaan yang dimiliki

tahun 2001-2009)

untuk

membelanjakan

PAD

dan

dan

negatif

DAK
terhadap

mengelola

dana

perimbangan serta pemberian taxing power memberikan
insentif bagi investasi di daerah sehingga dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi.
Analisis Pengaruh Pendapatan Wawan
Asli

Daerah,

Perimbangan
Modal

Dana 2011

signifikan dan posistif terhadap pertumbuhan ekonomi

Dan

Belanja

sedangkan DAK berpengaruh tidak signifikan dan negatif

Pemerintah

Daerah

terhadap pertumbuhan ekonomi. Variabel independen PAD,

Pertumbuhan

DBH, DAU, DAK, serta Belanja Modal secara bersama-

Terhadap
Ekonomi

Presetya PAD, DAU, DBH dan Belanja Modal berpengaruh

(Studi

Kasus

Kabupaten/Kota Se-Jawa Bali

sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen
pertumbuhan ekonomi.

Tahun 2006-2009)
Decentralisation and Economic Atsushi Iimi 2004

Terdapat

Growth

desentralisasi fiskal dengan pertumbuhan pendapatan per

Revisited

:

An

Empirical Note
Pengaruh

Hubungan

positif

yang

signifikan

antara

kapita

Pendapatan

Asli Friska Sihite 2010

PAD, DAU, DAK berpengaruh positif dan signifikan

Daerah, Dana Alokasi Umum,

terhadap pertumbuhan ekonomi sedangkan Belanja Modal

Dana Alokasi Khusus, dan

tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi

Belanja

Modal

terhadap

pertumbuhan ekonomi (Studi
Kasus

Kabupaten/Kota

Provinsi Sumatera 2004-2007)

1.2. Gambaran Umum Objek

tahunan dengan panel data mulai dari tahun 2008

Objek yang akan dikaji dalam penelitian

sampai tahun 2012. Periode tersebut dipilih untuk

ini adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan

tujuan kemutakhiran data, sehingga data yang

dana perimbangan yang terdiri dari Dana Bagi

diolah

Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan

keadaan sekarang ini atau paling tidak mendekati

Dana Alokasi Khusus (DAK). Periode dari

masa penelitian ini dilakukan. Pembatasan akhir

keseluruhan objek yang akan diteliti adalah

periode objek penelitian yakni tahun 2012 terkait

adalah

data

yang

merepresentasikan

dengan keterbatasan penulis dalam memperoleh

dan dana perimbangan dalam hubungannya

data yang dibutukan, di mana data realisasi PAD,

dengan pertumbuhan ekonomi daerah.

DBH, DAU, dan DAK yang berasal dari
kompilasi

atas

Laporan

Realisasi

APBD

Kabupaten/Kota yang dilakukan oleh Direktorat

1.3. Landasan Teori
1.3.1. Desentralisasi Fiskal

Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK) dan

Penerapan desentralisasi fiskal ditandai

Badan Pusat Statistik (BPS) baru tersedia secara

dengan diberlakukannya UU No. 22 Tahun 1999

memadai sampai dengan tahun 2012.

tentang Pemerintah Daerah sebagaimana telah

Selain PAD, penulis juga tertarik untuk
melakukan

penelitian

perimbangan

dana

No.

25

Tahun 1999

tentang Perimbangan

dana

perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah

wujud

nyata

dari

sebagaimana telah diubah dengan dengan UU

pelaksanaan desentralisasi fiskal. Selain itu juga,

No.33 Tahun 2004 yang mulai diberlakukan pada

realisasi dana perimbangan dalam APBN sangat

bulan desember 2004 (RPJMN 2004-2009). UU

besar dan jumlahnya meningkat setiap tahunnya.

No 33 Tahun 2004 menjelaskan bahwasannya

Alokasi dana perimbangan yang sangat besar

desentralisasi

diharapkan

akan

sangat

dalam

pemerintahan oleh Pemerintah kepada daerah

tercapainya

tujuan

desentralisasi

dan

otonom untuk mengatur dan mengurus urusan

otonomi daerah yaitu tercapainya kesejahteraan

pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan

masyarakat. Penulis berharap dengan melakukan

Republik Indonesia. Penerapan desentralisasi

penelitian atas dana perimbangan dalam kaitannya

dilandasi oleh berbagai pertimbangan, seperti

dengan pertumbuhan ekonomi daerah, akan

yang dinyatakan oleh Hanif Nurcholis (2007)

diperoleh

bahwa

merupakan

karena

mengenai

diubah dengan UU No. 32 Tahun 2004 dan UU

salah

satu

gambaran

berperan

yang

fiskal

jelas

mengenai

adalah

setidaknya

penyerahan

terdapat

3

wewenang

pertimbangan

efektivitas dana perimbangan dalam menstimulus

penerapan desentralisasi di suatu negara, antara

pertumbuhan ekonomi daerah dan pencapaian

lain:

tujuan desentralisasi fiskal.

a. Adanya perbedaan daerah dalam sistem sosial,

Melalui desentralisasi fiskal diharapakan
kesejahteraan

meningkat.

memiliki karakteristik tertentu yang berbeda

mengingkat

dengan daerah lainnya. Hal ini menciptakan

tercermin secara garis besar tercermin dari

perbedaan antara suatu komunitas dengan

pembangunan

komunitas

Kesejahteraan

masyarakatnya

politik dan budaya. Setiap daerah pasti

masyarakat
dan

yang

pertumbuhan

ekonomi.

lainnya

sehingga

Pertumbuhan ekonomi dalam pencapainnya akan

pelaksanaan

terkait dengan kebijakan ekonomi yang dilakukan,

membutuhkan pendekatan yang berbeda pula.

termasuk

di

dalamnya

pemerintahan

mengenai

b. Upaya untuk mendekatkan pelayanan kepada

besaran PAD dan dana perimbangan, untuk

masyarakat. Birokrasi yang terpusat akan

melakukan pembangunan ekonomi daerah. Pada

menciptakan hierarki yang sangat panjang dan

akhirnya,

mampu

komplek, sehingga akan sulit memperoleh

membeikan gambaran dan evaluasi terkait PAD

pelayanan yang cepat dan efisien, diharapkan

peelitian

ini

kebijakan

pelayanan

dalam

diharapkan

dengan

adanya

desentralisasi,

kebutuhan

daerah, b) retribusi daerah, c) hasil pengelolaan

masyarakat akan pelayanan pemerintah yang

kekayaan daerah yang dipisahkan, dan d lain-lain

cepat dan efisien dapat terwujud.

PAD yang sah.

c. Menciptakan administrasi pemerintahan yang

Sedangkan Dana Perimbangan merupakan

efisien. Birokrasi yang terpusat akan membuat

pendanaan daerah yang bersumber dari APBN

rantai birokrasi yang panjang yang pada

yang terdiri dari Dana Bagi Hasil (DBH), Dana

akhirnya akan menyulitkan pengendalian,

Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus

koordinasi, dan evaluasi atas pelaksanaan

(DAK). Dana Bagi Hasil bersumber dari pajak

pelayanan pemerintah.

dan sumber daya alam yang dibagikan kepada

Prinsip pelaksanaan desentralisasi fiskal
diuraikan oleh Bahl

(1999,

7)

dalam

12

daerah berdasarkan presentase tertentu. DAU
bersumber

dari

pendapatan

APBN

implementation rules. Prinsip ke-2 adalah money

dialokasikan

dengan

follow function menjelaskan bahwa pemberian

kemampuan

keuangan

tugas dan kewenangan kepada pemerintah daerah

mendanai

(expenditure assignment) akan diiringi oleh

pelaksanaan Desentralisasi. DAK merupakan dana

pembagian kewenangan kepada daerah dalam hal

yang berasal dari APBN dan dialokasikan ke

penerimaan/pendanaan

assignment).

daerah yang dimaksudkan untuk membantu

melakukan

membiayai kegiatan khusus daerah dan sesuai

pengelolaan atas dana perimbangan, Pendapatan

dengan prioritas nasional. Davey dalam Waluyo

Asli Daerah (PAD) dan pembiayaan sebagai

(2007, 2) mengelompokkan DAU dan DBH

bentuk penerimaan daerah untuk digunakan dalam

sebagai block grants, sedangkan DAK merupakan

membiayai

specific grants. Penggunaan dana block grants

Pemerintah

rangka

daerah

(revenue
selanjutnya

kegiatan-kegiatan

pelaksanaan

daerah

desentralisasi

dalam
melalui

tujuan

yang

kebutuhan

diserahkan

antar
daerah

sepenuhnya

daerah

untuk

dalam

rangka

kepada

daerah,

Daerah (APBD).

penggunaannya ditentukan oleh pemerintah pusat

pendanaan

pelaksanaan

kegiatan

pemerintah

untuk

pemerintah

mekanisme Anggaran Pendapatan dan Belanja
Menurut UU No. 25 Tahun 1999, sumber

sedangkan

pemerataan

specific

grants

dan pemerintah daerah wajib menyediakan dana
pendamping sebesar 10% sebagaimana diatur

daerah terdiri atas Pendapatan Asli Daerah (PAD),

dalam pasal 38-41 UU No 33 Tahun 2004.

Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan

1.3.2. Pertumbuhan Ekonomi

yang sah. PAD merupakan bentuk revenue

Banyak

assignment dalam konsep desentralisasi fiskal,

mendefinisikan

dimana

satunya adalah Sukirno (2008, 9) menyatakan

daerah

diberi

kewenangan

untuk

ahli

ekonomi

pertumbuhan

ekonomi,

bahwa

keuangannya

perkembangan kegiatan dalam perekonomian

untuk

membiayai

yang

dilimpahkan oleh pemerintah pusat sebagai

diproduksikan dalam masyarakat bertambah.

No 33 tahun 2004, PAD terdiri atas : a) pajak

barang

dan

adalah

pelaksanaan fungsi dan tanggungjawab yang
perwujudan desentralisasi. Menurut pasal 6 UU

menyebabkan

ekonomi

salah

memanfaatkan serta mengelola sumber-sumber
sendiri

pertumbuhan

telah

jasa

yang

Pada konteks regional, yaitu dengan
memasukkan

unsur

lokasi/wilayah

dalam

pembahasannya, pertumbuhan ekonomi wilayah

HA1 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara

adalah pertambahan pendapatan masyarakat yang

PAD terhadap pertumbuhan ekonomi.

terjadi di wilayah tersebut, yaitu kenaikan seluruh

H02 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara

nilai tambah (added value) yang terjadi. Indikator

DBH terhadap pertumbuhan ekonomi.

pertumbuhan ekonomi nasional suatu negara yang

HA2 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara

lazim dipakai adalah Produk Domestik Bruto

DBH terhadap pertumbuhan ekonomi.

(PDB) negara tersebut. Sementara indikator

H03 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara

pertumbuhan ekonomi daerah atau regional dari

DAU terhadap pertumbuhan ekonomi.

suatu negara adalah Produk Domestik Regional

HA3 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara

Bruto (PDRB) sebagai cermin dari pendapatan

DAU terhadap pertumbuhan ekonomi.

regional.

H04 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara

PDRB dapat dihitung menggunakan 2

DAK terhadap pertumbuhan ekonomi.

metode yaitu atas dasar harga berlaku dan atas

HA4 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara

dasar harga konstan. PDRB atas dasar harga

DAK terhadap pertumbuhan ekonomi.

berlaku adalah pendekatan yang menghitung nilai

H05 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara

tambah dari barang dan jasa yang diproduksi oleh

PAD dan Dana Perimbangan terhadap

seluruh unit ekonomi pada satu wilayah pada

pertumbuhan ekonomi.

tahun tertentu dihitung berdasarkan harga yang

HA5 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara

berlaku pada tahun tersebut. Sedangkan PDRB

PAD dan Dana Perimbangan terhadap

atas dasar harga konstan adalah pendekatan yang

pertumbuhan ekonomi.

menghitung besaran nilai tambah barang dan jasa
yang diproduksi seluruh unit ekonomi pada tahun

2. METODE PENELITIAN

tertentu dengan menggunakan harga pada tahun

2.1. Jenis dan Sumber Data

yang dijadikan sebagai tahun dasar. Untuk

Data yang digunakan dalam uji regresi

penelitian ini, kami menggunakan PDRB atas

linier berganda adalah data dari 33 provinsi serta

dasar

dalam periode 2008 sampai dengan 2012,

harga

konstan

dengan

tujuan

untuk

menghilangkan pengaruh inflasi yang terjadi di

sehingga

data

yang

digunakan

merupakan

suatu daerah.

gabungan antara data antarseksi (cross-section)
dan data runtun waktu (time-series). Gabungan
dari data antarseksi (cross-section) dan data

1.4. Perumusan Hipotesis

runtun waktu (time-series) disebut sebagai data

Berdasarkan apa yang telah diuraikan

panel. Untuk itu, analisis regresi yang digunakan

sebelumnya dan hasil-hasil penelitian terdahulu

adalah analisis regresi linier berganda dengan data

maka hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian

panel.

ini yaitu:

Data Pendapatan Asli Daerah, Dana Bagi

H01 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara

Hasil, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi

PAD terhadap pertumbuhan ekonomi.

Khusus merupakan data sekunder yang diperoleh
dari data Realisasi APBD tahun 2008 sampai

dengan 2012 bersumber dari publikasi Direktorat
Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian
Keuangan. Sedangkan data Pendapatan Daerah
Regional Bruto tahun 2008 sampai dengan tahun
2012 merpakan data sekunder yang bersumber
dari publikasi Badan Pusat Statistik.
2.2. Analisis Regresi Linier Berganda
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

Y1 = α + β1.X1i + … + ßpXpi + e
Model regresi berganda yang diterapkan
dalam penelitian ini dinotasikan sebagai berikut:
PDRB

=

a+ β1 PAD+ β 2 DBH + β3 DAU + β 4 DAK + e
Dimana:
α = konstanta;
β=

intersep/slope/koefisiean

pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat,

variabel independen

maka dalam hal ini penulis menggunakan metode

Yct = Pertumbuhan ekonomi;

kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi

PAD = Pendapatan Asli Daerah

linear berganda untuk menganalisis data dan fakta

DBH = Dana Bagi Hasil

yang diperoleh selama penelitian. Dengan metode

DAU = Dana Alokasi Umum

ini diharapkan dapat menjelaskan fenomena yang

DAK = Dana Alokasi Khususi

ada berdasarkan data dan fakta yang peroleh.

t = periode

Penelitian ini terdiri dari 4 variabel bebas,
yaitu X1 (PAD), X2 (DBH), X3 (DAU), dan X4
(DAK) dan 1 variabel terikat Y (PDRB). Kelima
variable tersebut menggunakan satuan milyar
rupiah. Model umum persamaan regresi linier
berganda sebagai berikut:

c = cross-section Provinsi
e = error

regresi

Penelitian ini menggunakan data panel,
Dependent Variable: PDRB
Method: Least Squares
Date: 08/20/14 Time: 16:20
Sample: 1 155
Included observations: 155
Variable

Coefficient

Std. Error

t-Statistic

Prob.

PAD

15.80956

1.621408

9.750511

0.0000

DBH

3.361394

0.655798

5.125652

0.0000

DAU

7.452306

1.611128

4.625521

0.0000

DAK

-30.98458

11.53424

-2.686314

0.0080

C

-14178.85

3760.350

-3.770619

0.0002

R-squared

0.923965

Mean dependent var

58284.65

Adjusted R-squared

0.921938

S.D. dependent var

84032.37

S.E. of regression

23478.35

Akaike info criterion

22.99727

Sum squared resid

8.27E+10

Schwarz criterion

23.09545

Log likelihood

-1777.289

Hannan-Quinn criter.

23.03715

Durbin-Watson stat

2.140748

F-statistic

455.6951

Prob(F-statistic)

0.000000

sehingga model regresi yang digunakan adalah
model regresi linier berganda dengan data panel.
Terdapat tiga model regresi linier berganda
dengan data panel, yaitu model Common Effect,
model Fixed Effect dan model Random Effect.

3. HASIL PENELITIAN
Hasil komputasi eviews 7 menunjukkan nilai
sebagai berikut:

3.1. Uji Pelanggaran Asumsi Klasik

rumus dari regresi linier berganda (multiple linier

Untuk menormalkan distribusi nilai residual

regresion) dalam penelitian ini adalah:

dilakukan penyisiran (trimming) terhadap data
yang memiliki nilai terlalu ekstrem (outliers),

PDRB

=

a+ β1 PAD+ β 2 DBH + β3 DAU + β 4 DAK + e

yakni data panel beberapa provinsi yang masing-

Berdasarkan hasil Uji t, maka pengambilan

masing memiliki nilai nol dan sebaran jangkauan

keputusannya adalah sebagai berikut:

yang besar. Setelah data terdistribusi normal,

1) Pengujian terhadap variabel PAD

jumlah data observasi menjadi

155 buah data

panel dari sebelumnya 165 buah.

Hipotesis pertama menyebutkan bahwa
PAD

Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai

berpengaruh

pertumbuhan

ekonomi.

signifikan

terhadap

Berdasarkan

hasil

DW sebesar 2.140748. Sedangkan berdasarkan

perhitungan data menggunakan program Eview 7,

tabel Durbin Watson, nilai dL yaitu sebesar

diperoleh hasil bahwa nilai signifikansi sebesar

1.6848 dan du sebesar 1.7906. Oleh karena nilai

0,0000. Ini berarti keputusan terima H1dan tolak

DW 2.140748 lebih besar dari du, maka dapat

H0, artinya PAD berpengaruh signifikan terhadap

disimpulkan bahwa model regresi tersebut tidak

pertumbuhan ekonomi karena nilai signifikansi

mempunyai autokorelasi.

lebih kecil dari 0,05 dengan arah hubungan

3.2. Analisis Regresi dan Pengujian Hipotesis

positif.

a. Koefisien Determinasi (R2)

2) Pengujian terhadap variabel DBH

Koefisien determinan digunakan untuk

Hipotesis kedua menyebutkan bahwa DBH

mengukur seberapa jauh kemampuan model

berpengaruh signifikan dan positif terhadap

dalam

pertumbuhan

menerangkan variasi

variabel-variabel

ekonomi.

Berdasarkan

hasil

dependen. Nilai koefisien adalah antara nol

perhitungan data menggunakan program Eviews7.

sampai dengan satu dan ditunjukkan dengan nilai

diperoleh hasil bahwa nilai signifikansi sebesar

adjusted R2. Dan berdasarkan hasil penelitian ini

0,000. Ini berarti keputusan tolak H0 dan terima

menunjukkan bahwa nilai koefisien determinan

H2, artinya DBH berpengaruh signifikan terhadap

(R2) diperoleh sebesar 0.923965 atau 92,40%. Hal

pertumbuhan ekonomi karena nilai signifikansi

ini

lebih kecil dari 0,05 dengan arah hubungan

menunjukkan

bahwa

92,40%

PDRB

dipengaruhi oleh variabel PAD, DBH, DAK, dan

positif.

DAU.

3) Pengujian terhadap variabel DAU

Sedangkan

sisanya

sebesar

7,60%

dijelaskan oleh variabel lain.
b. Pengujian

Terhadap

Hipotesis ketiga menyebutkan bahwa DAU
Koefisien

Regresi

Secara Parsial (Uji t)

berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi. Berdasarkan hasil perhitungan data

Penelitian ini menggunakan analisis regresi

menggunakan program Eview 7. diperoleh hasil

berganda. Analisis ini digunakan untuk mengukur

bahwa nilai signifikansi sebesar 0.000. Ini berarti

kekuatan dua variabel atau lebih dan juga

keputusan yang diambil adalah terima H3 dan

menunjukan arah hubungan antara

variabel

tolak H0 artinya DAU berpengaruh signifikan

dependen dengan variabel independen. Adapun

positif terhadap pertumbuhan ekonomi karena

nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 dengan arah

Koefisien regresi DAK adalah sebesar -

hubungan positif.

30.98 yang berarti bahwa setiap peingkatan DAK

4) Pengujian terhadap variable DAK

sebesar 1 milyar rupiah akan menurunkan PDRB

Hipotesis keempat menyebutkan bahwa
DAK

berpengaruh

pertumbuhan

signifikan

eknonomi.

terhadap

Berdasarkan

hasil

sebanyak 30,98 milyar rupiah dengan asumsi
variable lain konstan, begitu juga sebaliknya.
c. Pengujian

Terhadap

Koefisien

Regresi

perhitungan data menggunakan program Eview 7.

Secara Simultan (uji F)

diperoleh hasil bahwa nilai signifikansi sebesar

Hipotesis kelima menyebutkan bahwa PAD,

0.0080. Ini berarti keputusan yang diambil adalah

DBH, DAU, dan DAK berpengaruh signifikan

terima H4 dan tolak H0 artinya DAK berpengaruh

terhadap pertumbuhan eknonomi. Berdasarkan

signifikan positif terhadap pertumbuhan ekonomi

hasil uji F (uji Simultan) variabel bebas PAD,

karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05

DBH, DAU, dan DAK berpengaruh secara

dengan arah hubungan negatif.

signifikan

Berdasarkan hasil pengujian dengan metode

terhadap

variabel

dependen

pertumbuhan ekonomi (PDRB) dengan nilai

regresi linier berganda untuk menguji pengaruh

probabilitasnya

variabel-variabel independen (PAD, DBH, DAU,

signifikan dengan alpha sebesar 5%. Dengan

dan

demikian Hipotesis kelima dalam penelitian ini

DAK)

(pertumbuhan

terhadap

variabel

ekonomi/PDRB)

dependen

maka

dapat

disusun sebuah persamaan sebagai berikut:

0,00

yang

berarti

sangat

dapat diterima.
Secara keseluruhan, PAD, DBH, dan DAU

PDRB = -14179 + 15.8PAD + 3.36DBH +

berpengaruh signifikan positif terhadap PDRB,

7.45DAU – 30.98 DAK + e

sedangkan DAK berpengaruh signifikan negative.

Hasil tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

Hasil

dari

penelitian

ini

berbeda

dengan

Koefisien regresi PAD adalah sebesar 15.8

penelitian-penelitian sebelumnya karena data

yang berarti bahwa setiap peningkatan PAD

yang digunakan mencakup semua provinsi selama

sebesar 1 milyar rupiah akan menaikan PDRB

lima tahun (2008 – 2012).

sebanyak 15,8 milyar rupiah dengan asumsi
variabel lain konstan, begitu juga sebaliknya.
Koefisien regresi DBH adalah sebesar 3.36
yang berarti bahwa setiap peningkatan DBH

4. KESIMPULAN
Hasil analisis data yang diperoleh kesimpulan
sebagai berikut :

sebesar 1 milyar rupiah akan menaikan PDRB

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Bagi

sebanyak 3,36 milyar rupiah dengan asumsi

Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU)

variabel lain konstan, begitu juga sebaliknya.

berpengaruh

signifikan

dan

positif

Koefisien regresi DAU adalah sebesar 7.45

terhadap pertumbuhan ekonomi. DBH dan

yang berarti bahwa setiap peningkatan DAU

DAU dikategorikan sebagai block grant

sebesar 1 milyar rupiah akan menaikan PDRB

yaitu

sebanyak 7,45 milyar rupiah dengan asumsi

diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah

variabel lain konstan, begitu juga sebaliknya.

daerah. Oleh karena itu, Pemerintah daerah

kewenangan

penggunaannya

dapat mengoptimalkan penggunaan PAD,

DBH dan DAU untuk membiayai kegiatan

Nurcholis, Hanif. 2007. Teori dan Praktik

pemerintah daerah yang sesuai dengan

Pemerintahan

kebutuhan daerah.

Jakarta: Gramedia.

2. Dana Alokasi Khusus (DAK) berpengaruh
signifikan akan tetapi korelasinya negatif
terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini
kemungkinan besar disebabkan sifat dari
DAK

yaitu

sebagai

Penggunaan

specific

DAK

ditentukan

grants.
oleh

dan

Otonomi

Daerah.

Iimi , Atsushi. 2004. Decentralisation and
Economic Growth Revisited : An Empirical
Note.
Prasetyono, Pipin. 2011. Analisis Pengaruh Dana
Perimbangan

dan

PAD

terhadap

pemerintah pusat dan pemerintah daerah

pertumbuhan ekonomi daerah (studi kasus

wajib menyediakan dana

seluruh kabupaten/kota di pulau jawa

pendamping

sebesar 10%. Pemberian DAK sebagian

tahun 2001-2009).

besar untuk pembangunan infrastruktur
daerah yang belum tentu menjadi prioritas

Presetya, Wawan. 2011. Analisis Pengaruh

pemerintah daerah tersebut pada tahun

Pendapatan

Asli

Daerah,

Dana

anggaran berjalan.

Perimbangan

Dan

Belanja

Modal

Pemerintah
Pertumbuhan

5. REKOMENDASI
1. Pendapatan Asli Daerah di suatu daerah
harus diperhatikan dengan baik karena
PAD merupakan sumber utama dalam
pembangunan pertumbuhan ekonomi di
suatu daerah. Penggalian potensi harus
terus dilakukan agar nilai PAD dapat
semakin meningkat.
2. Dana Alokasi Khusus harus dialokasikan
dengan sasaran dang tujuan yang tepat
sehingga
masayrakat

tujuan
dapat

dari

kesejahteraan

tercapai.

Dengan

pengalokasian yang sesuai sasaran maka

Daerah
Ekonomi

Terhadap
(Studi

Kasus

Kabupaten/Kota Se-Jawa Bali Tahun 20062009)
Sihite, Friska. 2010. Pengaruh Pendapatan Asli
Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana
Alokasi

Khusus,

dan

Belanja

Modal

terhadap pertumbuhan ekonomi (Studi
Kasus Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera
2004-2007)
Sukirno, Sadono. 2008. Mikro Ekonomi: Teori
Pengantar. Edisi Ketiga. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada

pertumbuhan ekonomi dapat meningkat
sehingga

tujuan

dari

pertumbuhan

ekonomi dapat tercapai.

Waluyo. 2007. Manajemen Publik. Konsep,
Aplikasi

&

Implementasinya

Dalam

Pelaksanaan Otonomi Daerah. Bandung:
DAFTAR PUSTAKA
Bahl,Roy.W. 1999. Implementation Rules For
Fiscal Decentralization. New York: World

Bank.

Mandar Maju.
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintah Daerah.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang
Perimbangan

dan

Keuangan

antara

Pemerintah Pusat dan Daerah.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan

dan

Keuangan

antara

Pemerintah Pusat dan Daerah.
http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?
kat=2&tabel=1&daftar=1&id_subyek=52%
20¬ab=2
http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?
kat=2&tabel=1&daftar=1&id_subyek=52%
20¬ab=3
http://www.djpk.kemenkeu.go.id/images/konten/
data_dkd/setelah_2006/2008/LGF
%20Realisasi%20-%202008.zip
http://www.djpk.kemenkeu.go.id/images/konten/
data_dkd/setelah_2006/2009/LGF
%20Realisasi%20-%202009.zip
http://www.djpk.kemenkeu.go.id/images/konten/
data_dkd/setelah_2006/2010/LGF
%20Realisasi%20Annual%20%202010.zip
http://www.djpk.kemenkeu.go.id/images/konten/
data_dkd/setelah_2006/2011/LFG
%20Realisasi%20Annual%20update
%20per%203%20November%202012%20%202011.zip
http://www.djpk.kemenkeu.go.id/images/konten/
data_dkd/setelah_2006/2012/Data
%20Realisasi%20APBD%20TA
%202012_SAP_Permendagri_Upload.rar