Makalah pemeriksaan manajemen dosen pak

MAKALAH
PERSIAPAN AUDIT
Disusun untuk memenuhi mata kuliah Pemeriksaan manajemen
Dosen pengampu:

BY:
NOVITA DYAH SWASTININGRUM
14.11.2060

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI
STIE DHARMAPUTRA
SEMARANG
2015

STIE DHARMAPUTRA SEMARANG (PEMERIKSAAN MANAJEMEN)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Modern Auditing saat ini penekanannya lebih pada pada pemeriksaan internal yang
digunakan untuk mengevaluasi efisiensi organisasi secara keseluruhan. Hal ini dilakukan

secermat mungkin agar area-area kelemahan bisa diidentifikasi, untuk kemudian ditunjukkan
kepada manajemen, dan selanjutnya ditawarkan rekomendasi untuk mempercepat proses
perkembangan manajemen. Management audit merupakan konsep yang digunakan untuk
maksud tersebut.
Management audit digunakan untuk memastikan seberapa baik manajemen, baik dalam
hubungan eksternalnya dengan pihak luar maupun efisiensi internalnya. Pemeriksaan
dilakukan terhadap smoothness organisasi, mulai dari level teratas sampai level terbawah.
Dengan demikian, hampir setiap aspek manajemen diperiksa, dan rekomendasi yang
ditawarkan diharapkan bisa meningkatkan efisiensi dan profitabilitas (Batra, 1997).
1.2 TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
 Mengetahui pengertian dari manajemen audit
 Mengetahui tujuan dan manfaat dari manajemen audit
 Mengetahui tahapan dan langkah dari manajemen audit
 Mengetahui penentuan dari criteria audit operasional
 Mengetahui tinjauan dari laporan audit
1.3 RUANG LINGKUP MATERI
Makalah ini akan membahas satu persatu mengenai persiapan audit manajemen. Pada Bab I
akan membahas tentang latar belakang dan metode pembahasan, pada Bab II membahas
tujuan dari penulisan makalah, dan Bab ke III akan membahas tentang kesimpulan dari

makalah ini.

BAB II

2

STIE DHARMAPUTRA SEMARANG (PEMERIKSAAN MANAJEMEN)

PEMBAHASAAN
A. PENGERTIAN DARI MANAJEMEN AUDIT
Audit manajemen seringkali diartiksan sama dengan audit operasional. Pengertian
sederhana dari audit manajemen adalah investigasi dari suatu organisasi dalam semua
aspek kegiatan manajemen dari yang paling tinggi sampai dengan ke bawah dan
pembuatan laporan audit mengenai efektifitasnya atau dari segi profitabilitas dan efisiensi
kegiatan bisnisnya. Sedangkan pengertian sederhana audit operasional adalah uraian
aktifitas perusahaan yang sistematis dalam hubungannya dengan tujuan untuk melihat,
mengidentifikasikan peluang perbaikan, atau mengembangkan rekomendasi untuk
perbaikan. Jelas kedua pengertian serupa karena pemeriksaan manajemen dilakukan saat
manajemen beroperasi.
Pengertian managemen audit tersirat dalam definisi kalangan akademisi. Berikut

beberapa definisi menurut :
1. Menurut Holmes dan Overmyer (1975) : “The management audit means the
examination and evaluation of all information gathering functions and all phases of
management functions and activities, in order to ascertain if operating are conducted
in a effective and efficient manner.” Definisi di atas dalam terjemahannya sebagai
berikut : Manajemen audit mencakup penelitian dan evaluasi atas semua fungsi dari
Manajemen, untuk memastikan bahwa pelaksanaan operasi perusahaan telah
dijalankan dengan cara yang efektif dan efisien.
2. Menurut American Institute of Certified Public Accountant /AICPA :
“Management audit is a systematic review of an organization’s activities or of a
stipulated segment of them, in relation to specified objectives for the purpose of :
 assesing performance
 identifying opportunities for improvement
 developing recommendations for improvement or further action”
Definisi tersebut dalam terjemahannya adalah pemeriksaan manajemen adalah suatu
penelaahan yang sistematis terhadap aktivitas suatu organisasi, atau suatu segmen
tertentu daripadanya, dalam hubungannya dengan tujuan tertentu, dengan maksud
untuk :
 Menilai kegiatan
 Mengidentifikasikan berbagai kesempatan untuk perbaikan

 Mengembangkan rekomendasi bagi perbaikan atau tindakan lebih lanjut.
3. Menurut Arens dan Loebbecke (2003:12) Audit manajemen adalah evaluasi terhadap
seluruh prosedur dan metode organisasi perusahaan, dalam tujuan untuk
mengevaluasi tingkat efisiensi dan efektivitas perusahaan.
4. Menurut Carmichael dan John Wilingham (Auditing Concepts and Methods : A
Guide to Current Auditing Theory and Practise, 1996:625) manajemen audit adalah
suatu penelaahan sistematis terhadap aktivitas suatu organisasi tertentu dalam
hubungannya dengan tujuan-tujuan tertentu dengan maksud untuk menilai kegiatan,
mengidentifikasi berbagai kesempatan untuk perbaikan, mengembangkan
rekomendasi bagi perbaikan atau tindakan lebih lanjut.

3

STIE DHARMAPUTRA SEMARANG (PEMERIKSAAN MANAJEMEN)

Dari definisi yang dikumpulkan maka diperoleh beberapa karakteristik pemeriksaan
manajemen yaitu :
a) Memberikan informasi tentang efektifitas , efisiensi dan ekonomisasi operasional
perusahaan kepada manajemen.
b) Penilaian efektivitas, efisiensi dan ekonomisasi didasarkan pada standar-standar

tertentu.
c) Audit diarahkan kepada operasional sebagian atau seluruh struktur organisasi.
d) Hasil audit manajemen berupa rekomendasi perbaikan kepada manajemen.
B. TUJUAN DAN MANFAAT DARI MANAJEMEN AUDIT
Tujuan dari audit manajemen adalah:
1. Penilaian atas pengendalian
Berhubungan dengan pengendalian administrasi (administrative control) pada suatu
perusahaan, yang bertujuan untuk menentukan apakah pengendalian yang ada telah
memadai dan terbukti efektif dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan
perusahaan.
2. Penilaian atas pelaksanaan
Auditor mengumpulkan informasi untuk menentukan apakah kegiatan perusahaan
telah berjalan secara efektif dan efisien.
3. Memberikan bantuan kepada manajemen
Dengan jalan memberikan rekomendasi perbaikan yang diperlukan oleh perusahaan.
Dan sebagai seorang auditor untuk membantu manajemen harus memahami dahulu
prinsip-prinsip manajemen yang diterapkan dan fungsi-fungsi manajemen, yaitu
planning, organizing, staffing, leading, dan controlling.
Audit operasional bertujuan untuk menghasilkan perbaikan dalam pengelolaan aktivitas
objek yang diperiksa dengan membuat saran-saran tentang cara-cara pelaksanaan yang

lebih hemat, lebih efisien, dan lebih efektif. Hal tersebut dilakukan dengan menilai
ketaatan pada ketentuan yang berlaku, efisiensi, dan efektivitas objek yang diperiksa
dalam mengelola dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan aktivitas.
1. Manfaat dari audit manejemen adalah:
Mengevaluasi tujuan, kebijakan, sasaran, peraturan, prosedur dari struktur
organisasi yang belum ditentukan sebelumnya.
2. Mengevaluasi kriteria pengukuran pencapaian tujuan organissasi dan penilaian
prestasi manajemen.
3. Secara independen dan objektif menilai prestasi individual dan kegiatan unit
organisasi tertentu.
4. Menilai efisiensi, efektivitas, dan kehematan sistem perencanaan dan
pengendalian manajemen.

4

STIE DHARMAPUTRA SEMARANG (PEMERIKSAAN MANAJEMEN)

5. Menemukan/mengidentifikasi masalah organisasi yang timbul dan jika mungkin
menentukan penyebabnya.
6. Menilai / meyakini reliabilitas dan manfaat berbagai laporan pengendalian

manajemen.
C. TAHAP DAN LANGKAH DARI MANAJEMEN AUDIT
Tahapan Audit Manajemen :
Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam audit manajemen. Secara garis besar
dapat dikelompokkan menjadi lima, yaitu:
1. Audit Pendahuluan
2. Review dan pengujian pengendalian manajemen
3. Audit terinci
4. Pelaporan
5. Tindaklanjut
1. Audit Pendahuluan
Kompleksitas operasi yang terdapat pada perusahaan saat ini mungkin sulit dan membuat
frustasi untuk dipelajari. Banyak auditor sangat berharap mereka mengetahui kerumitan
operasi yang diaudit pada saat audit mulai dilakukan, sebagaimana kemudian ketahui
pada saat audit telah selesai. Audit pendahuluan dapat menjadi senjata terbaik bagi
auditor untuk memperoleh pemahaman, informasi, dan perspektif yang dibutuhkan untuk
mendukung kesuksesan tersebut.
Audit pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan informasi latar belakang terhadap
objek yang diaudit. Di samping itu, pada audit ini juga dilakukan penelaahan terhadap
berbagai peraturan, ketentuan dan kebijakan berkaitan dengan aktivitas yang diaudit,

serta menganalisis berbagai informasi yang telah diperoleh untuk mengindentifikasi halhal yang potensial mengandung kelemahan pada perusahaan yang diaudit. Auditor
mungkin menggunakan daftar pertanyaan, flow chart, Tanya jawab, laporan manajemen,
dan observasi dalam pelaksanaan audit pendahuluan. Daftar pertanyaan terdiri dari
pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan masalah yang mempengaruhi
efektivitas, efisiensi dan performa operasi. Auditor kemudian akan menilai jawaban yang
diperoleh, kemudian auditor mengumpulkan bukti-bukti untuk memperkuat jawaban
yang diterima. Beberapa contoh tipe pertanyaan yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Bagaimana performa operasi dinilai oleh manajemen puncak?
Wewenang apa yang telah didelegasikan untuk memenuhi kriteria performa?
Apakah performa operasi telah memuaskan?
Area mana yang perlu diperhatikan manajemen?
Metode apa yang digunakan untuk mengamankan aktiva?

Cukupkah atau berlebihankah orang-orang yang ditugaskan dalam operasi?
Apakah ada suatu program untuk mengawasi pekerjaan krerikal yang berlebihan
atau duplikasi ?

Untuk membantu memahami arus barang, jasa dan transaksi kemana, dari mana, dan
dalam operasi, auditor dapat ,menelaah atau menyiapkan flowchart, yang merupakan
diagram pictorial operasi. Pada waktu mempelajari flowchart, auditor akan mencari

5

STIE DHARMAPUTRA SEMARANG (PEMERIKSAAN MANAJEMEN)

ineffisensi dan kekurangan pengendalian, seperti operasi yang duplikasi, formulir dari
operasi yang tidak perlu, dan kekurangan pengawasan.
2.Review dan pengujian pengendalian Manajemen
Pada tahap ini auditor melakukan review dan pengujian terhadap pengendalian
manajemen objek audit, dengan tujuan untuk menilai efektivitas pengendalian
manajemen dalam mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Dari hasil pengujian ini,
auditor dapat lebih memahami pengendalian yang berlaku pada objek audit sehingga
dengan lebih mudah dapat diketahui potensial-potensial terjadinya kelemahan pada

berbagai aktivitas yang dilakukan. Jika dihubungkan dengan tujuan audit sementara yang
telah dibuat pada audit pendahuluan, hasil pengujian pengendalian manajemen ini dapat
mendukung tujuan audit sementara tersebut menjadi tujuan audit sesungguhnya, atau
mungkin ada beberapa tujuan audit sementara yang gugur, karena tidak cukup (sulit
memperoleh) bukti-bukti yang mendukung tujuan audit tersebut.
3.Audit terinci
Pada tahap ini auditor melakukan pengumpulan bukti yang cukup dan kompeten untuk
mendukung tujuan audit yang telah dilakukan. Pada tahap ini juga dilakukan
pengembangan temuan untuk mencari keterkaitan antara satu temuan dengan temuan
yang lain dalam menguji permasalahan yang berkaitan dengan tujuan audit. Temuan yang
cukup, relevan, dan kompeten dalam tahap ini disajikan dalam suatu kertas kerja audit
(KKA) untuk mendukung kesimpulan audit yang dibuat dan rekomendasi yang
diberikan.Kertas kerja dapat diorganisir berdasarkan sub unit dari usaha yang diaudit
(seperti berdasarkan cabang, bagian), urutan prosedur audit dilaksanakan (seperti audit
pendahuluan, bukti) atau setiap system logis yang mempertinggi pemahaman auditor
terhadap pekerjaan yang dilakukan.
Tujuan mengumpulkan bukti-bukti adalah untuk mendapatkan dasar factual dalam
menilai kriteria performa yang sebelumnya diidentifikasi. Contoh bukti yang mungkin
diuji untuk menilai performa adalah sebagai berikut :
1) Kriteria performanya adalah karyawan menerima pelatihan selama 40 jam

setahun. Bukti performanya adalah menguji arsip personel atau catatan pelatihan
untuk membuktikan 40 jam untuk pelatihan selama satu tahun.
2) Kriteria perfomanya adalah laporan anggaran diterima pada tanggal 10 bulan
berikutnya. Bukti performanya adalah wawancara dengan bagian untuk
menentukan waktu penerimaan laporan anggaran
3) Kriteria performanya adalah varian anggaran diselidiki dan tindakan koreksi
dilakukan apabila perlu. Bukti performanya adalah menelaah anggaran untuk
varian dan menguji dokumentasi tindakan korektif yang diambil (misalnya
relokasi personel, penyesuaian peralatan, perubahan dalam jadwal produksi).
4) Kriteria perfomanya adalah peralatan EDP tidak digunakan operator untuk tujuan
pribadi. Bukti performanya adalah menelaah console log dari operasi computer.
5) Kriteria performanya adalah kelebihan dana diinvestasikan untuk mendapatkan
bunga. Bukti performanya adalah menelaah anggaran arus kas dan saldo
minimum kas harian

6

STIE DHARMAPUTRA SEMARANG (PEMERIKSAAN MANAJEMEN)

Wawancara merupakan alat yang penting untuk mendapatkan bukti-bukti selama audit
manajemen. Semakin baik pewawancaraan, semakin banyak bukti yang diperoleh.
Seorang pewawancara yang baik tidak sekedar mengajukan pertanyaan. Wawancara
harus direncanakan dan sebanyak mungkin informasi diperoleh sebelum dilakukan
wawancara. Orang yang diwawancara harus dibuat merasa seenak mungkin.
Pewawancara harus bijaksana dan menghindari untuk menyatakan tidak terhadap suatu
pertanyaan. Sebagai contoh, pertanyaan. Anda menggunakan laporan ini, bukan? “
biasanya mengakibatkan suatu tanggapan yang kurang positif. Pertanyaan yang lebih baik
adalah “ Apa yang anda lakukan dengan laporan ini? “ setelah wawancara selesai.suatu
memo perlu disiapkan untuk hal-hal penting yang dicakup dalam wawancara. Memo ini
akan memperkuat bukti-bukti informasi yang diperoleh dari wawancara. Auditor akan
mengumpulkan bukti yang diperoleh dari suatu arsip. Bukti-bukti mungkin berupa bentuk
daftar yang berisi informasi yang diuji (seperti daftar karyawan dan jumlah pelatihan
yang diperoleh setahun), dan tembusan dokumen. Dengan menggambarkan formulirformulir tersebut auditor harus mempunyai bukti dokumentasi untuk mendukung
temuannya.
Pada saat mengumpulkan bukti-bukti, auditor harus waspada untuk deviasi dari kebijakan
perusahaan dan performa yang tidak efektif dan efisien. Ia harus belajar membedakan
deviasi yang tidak signifikan (misalnya satu pesanan penawaran yang kecil yang sedikit
melebihi kuantitas pesanan ekonomis) dengan deviasi yang signifikan (misalnya
beberapa pesanan penawaran yang besar yang tidak dilakukan tender). Deviasi masa
lampau dapat atau tidak dapat dikoreksi, akan tetapi auditor member perhatian terhadap
perusahaan kalau pengaruh potensial deviasi berlangsung terus pada masa yang akan
datang. Sebagai contoh, dalam audit manajemen dari deviasi biaya riset dan
pengembangan, auditor menemukan bahwa keamanan lemah karena daerahnya tidak
secara terpisah dikunci selama bukan jam usaha dan hasil riset tidak dilindungi.
Penyelidikan auditor dapat menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Ini adalah deviasi yang signifikan karena ada kemungkinan kerugian yang
potensial atas produk yang baru atau yang telah diperbaiki jatuh ke tangan pesaing
atau pihak lain.
2. Ini bukanlah deviasi yang terisolasi, akan tetapi merupakan kejadian yang
berulang-ulang.
3. Deviasi disebabkan kebutuhan karyawan dan divisi untuk mengecek dan
memonitor percobaan selama jam buka usaha.
4. Tidak ada keamanan yang formal untuk divisi ini.
Analisis dan penyelidikan deviasi harus didokumentasikan dalam arsip auditor, karena
mereka merupakan dasar untuk menentukan tindakan korektif.
4. Pelaporan
Tahapan ini bertujuan untuk mengomunikasikan hasil audit termasuk rekomendasi yang
diberikan kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Hal ini penting untuk meyakinkan
pihak manajemen tentang keabsahan hasil audit dan mendorong pihak-pihak yang
berwenang untuk melakukan perbaikan terhadap berbagai kelemahan yang ditemukan.
Laporan disajikan dalam bentuk komprehensif (menyajikan temuan-temuan penting hasil

7

STIE DHARMAPUTRA SEMARANG (PEMERIKSAAN MANAJEMEN)

audit untuk mendukung kesimpulan audit dan rekomendasi). Rekomendasi harus
disajikan dalam bahasa operasional dan mudah dimengerti serta menarik untuk ditindak
lanjuti.
Walaupun laporan formal dapat dianggap sebagai langkah terakhir dalam manajemen
audit. Laporan informal ini harus dibuat selama audit. Sebagai contoh, apabila auditor
menemukan suatu ineffisiensi yang serius selama survey pendahuluan. Ia harus diselidiki,
dinilai, dan dilaporkan segera daripada menunggu audit selesai.
Laporan formal biasanya termasuk :
a. Suatu konferensi dengan supervisor bagian divisi pada saat selesainya audit.
b. Suatu laporan audit yang tertulis kepada departemen atau divisi yang termasuk
temuan audit secara terinci dan rekomendasi, dan
c. Suatu laporan audit yang tertulis kepada manajemen puncak atau penilaian audit
dari dewan direksi dengan meringkaskan hanya temuan audit yang lebih signifikan
dari rekomendasi.
Karena ekonomisasi dan efisiensi adalah istilah relative, seorang auditor tidak
menyatakan pendapat apakah suatu operasi tidak menyatakan pendapat apakah suatu
operasi dilakukan pada tingkat yang ekonomis dan efisien. Melainkan, auditor harus
melaporkan temuan khusus dan simpulan. Tidak ada bentuk laporan yang standar dari
suatu audit manajemen, akan tetapi berusaha masalah akan tercakup dalam kebanyakan
laporan demikian. Suatu paragraph ruang lingkup atau pendahuluan harus menguraikan
operasi yang diaudit, periode waktu. Setiap keterbatasan yang ditempatkan pada ruang
lingkup pekerjaan auditor juga harus dicatat. Paragraf yang lain harus memberikan
penilaian yang menyeluruh dari operasi dan penilaian performanya. Ini dapat diikuti
suatu bagian yang menyajikan temuan yang terinci berdasarkan masalah individu. Di sini
penting untuk melaporkan baik temuan yang baik ataupun yang jelek. Memberikan kredit
yang tepat untuk performa yang baik mempromosikan suatu kesan yang objektif dari
auditor dan mendorong kerjasama dengan auditor pada audit pada masa yang akan
datang. Temuan yang jelek harus termasuk suatu uraian deviasi, tindakan korektif yang
diusulkan, dan komentar oleh personel departemen atau divisi. Paragraf akhir dapat
menyatakan apresiasi auditor untuk kerjasama dan bantuan yang diterima selama audit.
Penemuan tindakan korektif actual yang diambil terhadap temuan termasuk dalam
laporan adalah tanggung jawab manajemen dan biasanya di luar lingkup audit
manajemen.
5.Tindak lanjut
Sebagai tahap akhir dari audit manajemen, tindaklanjut bertujuan untuk mendorong
pihak-pihak yang berwenang untuk melaksanakan tindaklanjut sesuai dengan
rekomendasi yang diberikan. Auditor tidak memiliki wewenang untuk mengharuskan
tindak lanjut sesuai dengan rekomendasi yang diberikan. Oleh karena itu, rekomendasi
yang disajikan dalam laporan audit seharusnya sudah merupakan hasil diskusi dengan
berbagai pihak yang berkepentingan dengan tindakan perbaikan tersebut. Suatu
rekomendasi yang tidak disepakati oleh objek audit akan sangat berpengaruh pada
pelaksanaan tindak lanjutnya. Hasil audit menjadi kurang bermakna apabila rekomendasi
yang diberikan tidak ditindaklanjuti oleh pihak yang diaudit.

8

STIE DHARMAPUTRA SEMARANG (PEMERIKSAAN MANAJEMEN)

Dalam penentuan tindakan korektif, auditor harus menjawab dua pertanyaan berikut:
1.Tindakan korektif apa yang harus diambil?
2.Apakah tindakan korektif dapat diterapkan?
Pertanyaan kedua sering paling sulit dijawab karena auditor perlu mempertimbangkan
factor-faktor seperti hubungan biaya atau manfaat, pengaruh terhadap moral karyawan,
dan konsistensi dengan kebijakan perusahaan yang lain.
Dalam contoh keamanan yang lemah dalam divisi riset dan pengembangan, suatu
tindakan korektif yang mungkin adalah tidak memperbolehkan karyawan masuk ke
daerah selama jam bukan usaha. Akan tetapi, hal ini bertentangan dengan percobaan.
Tindakan korektif lain yang mungkin adalah merekrut staf keamanan untuk menjaga 24
jam daerah tersebut. Hal ini akan mahal, akan tetapi mungkin dapat dipertimbangkan
dalam beberapa kasus. Tindakan korektif ketiga yang mungkin adalah mengunci daerah
dan tanda identifikasi diri yang memperbolehkan mereka memasuki daerah tersebut.
Semua tindakan korektif perlu diusulkan perlu didiskusikan dengan orang lain yang
terlibat untuk mendapatkan ide dan kerjasamnya.
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan berkaitan dengan pelaksanaan audit ini,
antara lain:
1.
Pemahaman auditor terhadap Objek Audit
Objek audit meliputi keseluruhan perusahaan dan/atau kegiatan yang dikelola oleh
perusahaan tersebut dalam rangka mencapai tujuannnya. Dalam pemahaman terhadap
objek audit, auditor harus mendapatkan informasi tentang sumber daya (kapasitas
aktivitas) yang dimiliki objek audit dalam melaksanakan berbagai kegiatan.
Dalam pembahasan dengan manajer dan supervisor, auditor menjelaskan tujuan, sasaran,
standar operasi, serta risiko bawaannya. Dalam kebanyakan audit, informasi penting
dapat diklasifikasikan ke dalam empat fungsi dasar manajemen:
a) perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan control.
b) Pengamatan dalam arti umum, terus dilakukan selama audit pendahuluan.
c) Melalui pengamatan yang gigih dan Tanya jawab yang cerdas,
Auditor membuat kesimpulan sementara secara umum atas pemahamannya terhadap
objek audit termasuk indikasi adanya kelemahan-kelemahan yang perlu diperbaiki
menjadi dasar dalam membuat kesimpulan tersebut berbagai temuan yang diperoleh pada
tahap ini terutama indikasi adanya kelemahan-kelemahan yang perlu diperbaiki,
digunakan sebagai dasar sementara untuk menentukan tujuan, ruang lingkup, tujuan audit
dan penentuan kriteria serta bukti-bukti yang diperlukan.
Auditor harus mengomunikasikan dengan atasan pengelola objek atau pemberi tugas
audit tentang pemahamannya terhadap berbagai program/aktivitas objek audit untuk
menghindari terjadinya kesalahpahaman. Komunikasi ini lebih efektif jika dilakukan
secara tertulis, dengan meminta tanggapan pemberi tugas audit tentang hal-hal berikut:
a)
Informasi yang mendukung tujuan audit.
b)
Informasi yang mengarahkan ruang lingkup audit.
c)
Informasi yang mengarah pada tujuan audit
2.

Penentuan Tujuan Audit

9

STIE DHARMAPUTRA SEMARANG (PEMERIKSAAN MANAJEMEN)

Auditor harus merumuskan tujuan audit yang lebih rinci. Beberapa alasan yang
mendasari diperlukannya audit manajemen termasuk di antaranya:
a) Terjadinya pemborosan dan ketidakefisienan penggunaan sumber daya perusahaan.
b) Tujuan yang telah ditetapkan tidak tercapai.
c) Adanya alternative yang lebih baik dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
d) Terjadinya penyimpangan dalam penggunaan sumber daya
e) Adanya penyimpangan terhadap peraturan dan kebijaksanaan perusahaan.
f) Sistem informasi dan pelaporan kurang baik.
Dalam merumuskan tujuan ini, auditor dapat melakukannya dengan cara sebagai berikut:
a. Mengindentifikasi tujuan yang ada, mungkin mempunyai arti penting pada pemberi
tugas.
b. Mempertimbangkan tujuan audit yang telah ditetapkan pada masa sebelumnya.
c. Membahas dengan pemberi tugas dan pengelola objek audit.
Jika auditor memiliki wewenang yang besar harus memperhatikan dengan cermat tentang
arti penting dan risiko dalam audit tersebut. Kedua hal ini dapat memberikan
petunjuk/indikasi tentang bidang-bidang yang harus diuji dalam audit. Dalam penentuan
tujuan audit, auditor harus memperkirakan dan mengukur dengan cermat apakah:
a. Sasaran dapat memungkinkan untuk diaudit.
b. Sumber daya cukup tersedia untuk melaksanakan audit.
c. Waktu pelaksanaan yang tersedia cukup untuk audit.
Faktor-faktor ini memberikan gambaran kepada auditor tentang apakah audit dapat
dilaksanakan dan dapat terselesaikan dalam waktu yang ditentukan. Auditor harus
membedakan tujuan, sasaran dan standar. Dalam menentukan tujuan audit, auditor harus
lebih menekankan pada aktivitas yang memerlukan perbaikan.
Beberapa hal berikut ini mengandung risiko kegagalan tinggi terhadap keberhasilan
pencapaian tujuan audit yang harus diperhatikan auditor:
a. Tujuan objek audit yang beraneka ragam dan tidak konsisten.
b. Tujuan objek audit yang kurang jelas.
c. Kegiatan objek audit yang rumit dan kompleks
d. Pengendalian yang lemah
e. Perubahan-perubahan yang tidak terencana dan perputaran karyawan yang tinggi
f. Perubahan lingkungan objek audit.
Hasil dari berbagai analisis yang dilakukan terhadap factor-faktor yang mempengaruhi
penentuan tujuan audit, harus dikomunikasikan kepada pemberi tugas audit untuk
mendapatkan kesamaan sudut pandang dalam penentuan tujuan audit.
3.
Penentuan Ruang lingkup dan Tujuan Audit
Ruang lingkup audit menunjukkan luas (area) dari tujuan audit. Di samping itu,
penentuan ruang lingkup audit harus mengacu pada tujuan audit yang telah ditetapkan.
Ruang lingkup audit manajemen terdiri atas :
a)
Bidang Keuangan
b)
Ketaatan kepada peraturan dan kebijakan perusahaan
c)
Ekonomisasi
d) Efisiensi

10

STIE DHARMAPUTRA SEMARANG (PEMERIKSAAN MANAJEMEN)

e)
Efektivitas
Tujuan audit adalah target yang akan diaudit. Dalam target ini terkandung pertanyaan
auditor yang jawabannya akan diperoleh melalui proses dan kesimpulan hasil audit.
Elemen-elemen penting dalam setiap tujuan audit:
a.
Kriteria
b.
Penyebab
c.
Akibat (effect)
4.
Penelaahan terhadap Peraturan dan kebijakan yang berkaitan
dengan objek audit
Penelaahan ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang peraturan-peraturan yang
berhubungaan dengan objek audit baik bersifat umum maupun yang berhubungan khusus
dengan berbagai program/aktivitas yang diselenggarakan pada objek audit, sehingga
auditor dapat memahami batas-batas wewenang objek audit dan berbagai program yang
dilaksanakan dalam mencapai tujuannya
5.
Pengembangan Kriteria Awal dalam audit
Kriteria adalah norma atau standar yang merupakan pedoman bagi setiap individu
maupun kelompok dalam melakukan aktivitasnya di dalam perusahaan. Faktor yang
mempengaruhi kriteria yang akan digunakan dalam audit antara lain:
a.
Tujuan dari kegiatan yang diaudit
b.
Pendekatan audit
c.
Aktivitas tujuan audit
Karakteristik kriteria yang baik antara lain:
a. Realistis
b. Dapat dipercaya
c. Bebas dari pengaruh kelemahan manusia
d. Mengarah pada temuan-temuan dan kesimpulan untuk memenuhi kebutuhan
informasi pemberi tugas audit.
e. Dirumuskan secara jelas dan tidak mengandung arti ganda yang dapat menimbulkan
interpretasi yang berbeda.
f. Dapat dibandingkan
g. Diterima semua pihak
h. Lengkap
i. Memerhatikan adanya rentang waktu pada saat suatu kejadian/kegiatan berlangsung.
Dalam pengembangan kriteria ini, auditor dapat mengacu pada beberapa sumber, antara
lain :
a.
Undang-undang (peraturan) yang berlaku
b.
Kebijakan-kebijakan yang ditetapkan dalam objek audit
c.
Norma yang sudah mendapat pengakuan secara umum
d.
Kriteria yang digunakan pada objek audit sejenis
e.
Pengalaman auditor dalam tugas-tugas audit sebelumnya pada objek audit sejenis
6.

Kesimpulan Hasil audit

11

STIE DHARMAPUTRA SEMARANG (PEMERIKSAAN MANAJEMEN)

Kesimpulan ini menjadi dasar dalam menentukan langkah-langkah yang akan diambil
dalam tahapan audit selanjutnya. Data yang dikumpulkan dapat mengindentifikasi hal-hal
penting dan masalah-masalah yang ada serta membantu auditor memutuskan apakah
pemeriksaan lanjutan diperlukan.
Pada tahap ini pula auditor seharusnya sudah menetapkan tujuan audit walaupun masih
bersifat sementara. Kesimpulan hasil audit pendahuluan memuat tentang hal-hal sebagai
berikut :
a) Daftar bidang/kegiatan yang mengandung kelemahan, yang akan dijadikan
tujuan audit pada tahap audit selanjutnya.
b) Alasan mengapa bidang/kegiatan tersebut memerlukan audit lanjutan
c) Temuan-temuan sementara yang diperoleh berkaitan dengan bidang/kegiatan
yang termasuk dalam daftar bidang/kegiatan yang masih mengandung
kelemahan, berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
d) Rekomendasi sementara yang diajukan untuk memperbaiki kelemahankelemahan yang ada.
e) Tindakan-tindakan perbaikan yang sudah dilakukan objek audit berdasarkan
rekomendasi sementara yang diberikan auditor sebelumnya.
f) Bukti-bukti yang diperoleh pada audit selanjutnya berkaitan dengan tujuan audit
sementara yang telah ditetapkan.
Jika audit pendahuluan memberi keyakinan adanya system, control, pengawasan, dan
manajemen yang baik, maka bisa menjadi dasar keputusan tidak dilakukannya audit.
Dalam situasi program audit akan disiapkan dan pekerjaan lapangan akan dilakukan,
mungkin berguna untuk membuat ringkasan hasil survey dan melaporkan secara informal
ke manajemen.
D. PENENTUAN DARI CRITERIA AUDIT OPERASIONAL
Salah satu kesulitan yang umumnya dihadapi dalam audit operasional adalah menentukan
kriteria untuk mengevaluasi apakah efisiensi dan efektivitas telah tercapai. Di dalam audit
keuangan, Standar Akuntansi Keuangan merupakan kriteria umum untuk mengevaluasi
kewajaran penyajian laporan keuangan, dalam audit operasional tidak ada kriteria standar
yang dapat digunakan sebagai pedoman.
Menurut Arens dan Loebbecke (1997; 797), ada beberapa sumber kriteria yang dapat
digunakan, yaitu :
a)

Historical Performance

Historical performance merupakan kriteria yang didasarkan pada hasil aktual dari
periode (atau audit) sebelumnya. Hal ini dilaksanakan untuk membandingkan apakah
prestasi kerja periode sekarang lebih baik atau lebih buruk dibandingkan dengan prestasi
kerja periode sebelumnya. Keuntungan penggunaan kriteria ini adalah kemudahan untuk
menerapkannya. Kerugiannya adalah tidak dapat memberikan gambaran apakah
perusahaan tersebut benar-benar berjalan dengan baik atau sebaliknya.

12

STIE DHARMAPUTRA SEMARANG (PEMERIKSAAN MANAJEMEN)

b)

Benchmarking

Benchmarking merupakan kriteria yang ditetapkan berdasarkan hasil yang dicapai oleh
entitas yang sama dalam organisasi secara keseluruhan atau di luar organisasi. Data
prestasi dari entitas yang dibandingkan merupakan sumber yang baik untuk kriteria
dalam benchmarking.
c)

Engineered Standards

Engineered standards merupakan kriteria yang ditetapkan berdasarkan standar teknik,
seperti time and motion study untuk menetukan banyaknya output yang harus diproduksi.
Penggunaan kriteria ini efektif untuk menyelesaikan brbagai masalah operasional yang
penting, tetapi pembuatan kriteria ini memerlukan keahlian yang khusus sehingga
memakan banyak waktu dan biaya yang cukup tinggi.
d)

Discussion and Agreement

Discussion and Agreement merupakan kriteria yang ditetapkan berdasarkan hasil diskusi
dan kesepakatan bersama antara pihak manajemen dari entitas yang akan di audit, auditor
operasional, dan pihak yang akan menerima laporan hasil audit operasional. Kriteria ini
umum digunakan karena pembuatan kriteria yang lalu sering kali sulit dan membutuhkan
biaya yang tinggi.
E. TINJAUAN DARI LAPORAN AUDIT
Dalam meninjau laporan pimpinan harus mempertimbangkan:
1. Laporan hendaknya ringkas, jelas dan mudah di pahami
2. Laporan harus mengemukakan fakta
3. Mengungkapkan dimensi yang tidak atau belum di ketahui klien
4. Berisi tentang informasi yang up to date
5. Menggunakan bahasa yang baik dan benar sesuai dengan kaidah bahasa tulisan
Tinjauan laporan audit dilakukan dalam 2 tahap , yang pertama oleh pengawas dan yang
kedua oleh penanggung jawab. Koreksi koreksi harus kelihatan jelas artinya konsep asli
tidak di hapus terlebih dahulu. Tinjauan laporan tidak hanya dilaksanakan atas konsep
saja tetapi juga atas hasil dari cetak ulang.dari tinjauan laporan juga harus diperhatikan
istilah istilah baku atau istila istilah teknis yang digunakan apakah sudah tepat dan tidak
ada penggunaanistilah teknis yangtidak tepat dapat menimbulkan penafsiran lain dari
pembaca laporan.
F. CONTOH LAPORAN AUDIT MANAJEMEN
Medan, 08 Juni 2012
No. : 025/ KAP/ XI/ 2012

13

STIE DHARMAPUTRA SEMARANG (PEMERIKSAAN MANAJEMEN)

Lampiran : 3 Eksemplar
Perihal : Laporan Hasil Audit Manajemen
Kepada Yth,
Direktur PT. Aminuddin Djarum
Di Medan
Kami telah melakukan audit atas Manajemen Penjualan dan Pemasaran pada PT.
Aminuddin Djarum untuk periode tahun 2010/ 2011. Audit kami tidak dimaksudkan
untuk memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan perusahaan dan oleh
karenanya kami tidak memberikan pendapat atas Laporan Keungan tersebut.
Audit kami hanya mencakup bidang Manajemen Penjualan dan Pemasaran yang dimiliki
(terjadi pada) Perusahaan. Audit tersebut dimaksudkan untuk menilai ekonomisasi
(kehematan), efisiensi (daya guna), dan efektivitas (hasil guna).
Manajemen Penjualan dan Pemasaran yang dilakukan dan memberikan saran perbaikan
atas kelemahan pelayanan yang ditemukan selama audit, sehingga diharapkan di masa
yang akan datang dapat dicapai perbaikan atas kekurangan tersebut dan perusahaan dapat
beroperasi dengan lebih ekonomis, efisien dan lebih efektif dalam mencapai tujuannya.
Hasil audit kami sajikan dalam bentuk laporan audit yang meliputi :
BAB I
: Informasi Latar Belakang
BAB II
: Kesimpulan Audit yang Didukung dengan Temuan Audit
BAB III
: Rekomendasi
BAB IV
: Ruang Lingkup Audit
Dalam melaksanakan audit, kami telah memperoleh banyak bantuan, dukungan, dan kerja
sama dari berbagai pihak baik jajaran Direksi maupun Staff yang berhubungan dengan
pelaksanaan audit ini. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih atas kerja sama yang
telah terjalin dengan baik ini.
Kantor Akuntan Publik
Nuda Kartika dan Rekan
Nuda Kartika Harahap, SE.,Ak.CPA
Bab I
Informasi Latar Belakang
PT. Aminuddin Djarum (selanjutnya disebut “Perusahaan”) yang ber-lokasi di Jl. Ali bin
Abi Thalib No. 50 Medan, didirikan pada tanggal 10 Maret 2008 oleh para pendiri yang
terdiri atas :
1. Ir. Lisna
2. Ainul Yaqin
3. Amin Sentosa, SE
4. Doharni Soraya
5 Dewi Maharani
PT. Aminuddin Djarum adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur,
produk yang dihasilkan berupa rokok dalam negri yang berkualitas Internasional. Tujuan
dari didirikannya Perusahaan adalah untuk mengembangkan produk Indonesia di dalam

14

STIE DHARMAPUTRA SEMARANG (PEMERIKSAAN MANAJEMEN)

maupun di luar Negara Indonesia dan juga untuk memperoleh keuntungan, dengan hasil
produksi yang baik, bermutu dan juga berkualitas.
Proses Produksi untuk menghasilkan tiap batangan rokok terdiri dari 2 tahap :
1. Bahan baku berupa pohon diambil dari supplier, kemudian bahan baku diolah
menjadi serbuk rokok menggunakan mesin pabrik.
2. Pengolahan serbuk rokok menjadi batangan rokok yang dilakukan oleh karyawan .
Susunan Direksi Perusahaan, sebagai berikut :
Direktur Utama
: Ir. Lisna
Direktur Umum dan Keuangan
: Ainul Yaqin
Sedangkan Tujuan Dilakukannya Audit, adalah untuk :
1. Menilai kecukupan prosedur Manajemen Penjualan yang digunakan dalam
meningkatkan penjualan.
2. Menilai ekonomisasi, efisiensi, dan efektivitas Manajemen Penjualan yang
dimiliki perusahaan.
3. Memberikan berbagai saran perbaikan dan kelembagan Manajemen Penjualan
yang ditemukan.
Bab II
Kesimpulan Audit
Berdasarkan temuan (bukti) yang kami peroleh selama berlangsungnya audit yang kami
lakukan, kami dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
A. Kondisi
1. Terjadinya penurunan tingkat penjualan pada Triwulan II dan Triwulan III,
masing-masing sebesar 75% dan 30%. Hal ini merupakan masalah Perusahaan.
2. Karyawan yang bekerja pada Manajemen Penjualan dan Pemasaran berjumlah
200 orang. Jumlah itu cukup besar dan seharusnya sangat berpeluang untuk
meningkatkan penjualan perusahaan.
3. Masalah utama pada Manajemen Penjualan dan Pemasaran yaitu mengenai
karyawan, diantaranya:
a) Pada saat peneriman karyawan di bagian Manajemen Pemasaran, karyawan
yang diterima tidak diuji dan tidak dipilih secara selektif.
b) Karyawan yang diterima untuk tamatan SLTA, tidak diperhatikan bidang
ilmunya.
c) Sebesar 80% karyawan yang diterima belum pernah bekerja atau tidak
pernah memiliki pengalaman kerja sama sekali.
d) Karyawan di bagian Manajemen Penjualan dibebaskan dalam bekerja, tidak
diawasi sama sekali dan hanya dibebani target-target tertentu yang harus
mereka capai.
e) Karyawan di bagaian Penjualan dan Pemasaran hanya diberikan uang makan
sebesar Rp.15,000 per hari.

B. Kriteria

15

STIE DHARMAPUTRA SEMARANG (PEMERIKSAAN MANAJEMEN)

1. Adanya pendekatan hubungan antara Perusahaan dengan Karyawan di bagian
Manjemen Penjualan dan Pemasaran. Hal ini menjadi sangat penting karena
berkaitan dengan masalah utama perusahaan yaitu menurunnya tingkat Penjualan
yang cukup tinggi.
2. Perusahaan harus mengadakan pelatihan terhadap 200 karyawannya agar
kapasitas karyawan (input) sebanding dengan tingkat penjualan (output).
3. Perusahaan harus lebih berhati-hati lagi dalam menerima calon karyawan.
4. Perusahaan harus mengadakan seleksi yang cukup selektif untuk penerimaan
calon pegawai, meliputi :
a. Bagi calon pegawai tamatan SLTA harus diperhatikan bidang studi nya, harus
berkaitan dengan pemasaran dan penjualan pada suatu perusahaan
b. Calon karyawan juga harus memiliki pengalaman kerja, khususnya di bidan
penjualan maupun pemasaran.
c. Karyawan di bagian penjualan harus diperhatikan proses kerja dan hasil kerjanya,
agar mereka tidak semena-mena dalam bekerja, dan tidak hanya terfokus pada
target / pencapain saja, biaya yang dikeluarkan juga sangat perlu diperhatikan.
d. Manajer di bagian Penjualan dan Pemasaran harus melakukan pendekatan
terhadap para karyawannya. Mereka harus mengetahui apa yang sebenarnya
diinginkan karyawannya.
e. Manajer Perusahaan harus menjalin hubungan yang baik dengan para karyawan,
karyawan yang bekerja harus diberi apresiasi seperti adanya tambahan gaji
lembur, adanya peningkatan karir bagi karyawan yang baik dan berprestasi. Hal
ini akan meningkatkan motivasi dan kinerja karyawan.
f. Uang makan menjadi salah satu masalah apresasi terhadap karyawan di bagian
Pemasaran dan Penjualan. Manajer harus memberikan uang makan yang
sebenarnya dibutuhkan karyawan.
g. Perusahaan harus memiliki perencanaan penjualan agar kapasitas mesin dapat
digunakan semaksimal mungkin.
h. Perusahaan harus memiliki perencanaan penjualan yang baik, agar penggunaan
SDM juga dapat secara maksimal.
i. Perusahaaan memerlukan sebuah Sistem Informasi Manajemen dalam hal
Pemasaran dan Penjualan agar karyawan dapat bekerja dengan mudah dan
tersistem dengan baik.
C. Penyebab
1. Kurang lakunya produk yang dijual karena ketidaktahuan konsumen terhadap
produk yang ditawarkan.
2. Kurang maksimalnya kinerja karyawan dikarenakan kurangnya pemahaman
mengenai bidang penjualan dan pemasaran.
3. Tidak terjalinnya hubungan yang cukup dekat antara manajer dan karyawan,
sehingga para Manajer kurang tau apa yang sebenarnya karyawan inginkan.
4. Tidak dilakukannya pelatihan terhadap karyawan sehingga karyawan belum
mengetahui secara maksimal cara-cara mendapatkan dan mempertahankan
pelanggan.
5. Belum ada perencanaan penjualan yang baik yang dapat diinformasikan kepada
seluruh karyawan.

16

17

STIE DHARMAPUTRA SEMARANG (PEMERIKSAAN MANAJEMEN)

6. Perusahaan belum memliki system manajemen penjualan dan pemasaran yang
baik.
D. Akibat
1.
Kurangnya jumlah konsumen yang berminat terhadap produk yang ditawarkan.
2.
Tidak setianya konsumen terhadap produk perusahaan dikarenakan karyawan
pemasaran kurang pintar mempertahankan konsumen.
3.
Terjadinya penurunan tingkat penjualan pada Triwulan II dan Triwulan III,
masing-masing sebesar 75% dan 30%. Hal ini merupakan masalah Perusahaan.
Pejabat yang Bertanggungjawab :
Direktur Administrasi dan Keuangan,
ttd
Ainul Yaqin
Bab III
Rekomendasi
Hasil audit yang dilakukan menemukan beberapa kelemahan yang harus segera menjadi
perhatian pihak manajemen di masa yang akan datang. Kelemahan ini dapat
dikelompokkan menjadi 2 (dua), yakni :
1.
Kelemahan yang terjadi pada sistem dan prosedur penjualan dan pemasaran yang
dimiliki oleh Perusahaan.
2.
Kelemahan yang terjadi karena kurang terlatihnya karyawan di bagian penjualan
dan pemasaran dalam melakukan proses menjual dan memasarkan barang.
Atas keseluruhan kelemahan yang terjadi, maka diberikan rekomendasi sebagai koreksi
atau langkah perbaikan yang bisa diambil manajemen untuk memperbaiki kelemahan
tersebut.
Rekomendasi :
1. Perusahaan harus memiliki system dan prosedur promosi yg lebih luas, cth: lewat
iklan di berbagai media sehingga masyarakat lebih mengenal produk rokok yang
ditawarkan.
2. Karyawan yang bertugas untuk melakukan proses penjualan dan pemasaran harus
mendapatkan pelatihan yang memadai untuk meningkatkan kemampuan dalam
melaksanakan tugas-tugasnya.
3. Perusahaan harus membuat kebijakan dan peraturan yang cukup untuk menjadi
dasar dalam Sistem Penjualan dan Pemasaran, baik dalam menentukan
perencanaan, anggaran, target penjualan, laba minimum, biaya promosi dan target
perusahaan.
Keputusan untuk melakukan perbaikan atas kelemahan ini sepenuhnya ada pada pihak
manajemen, tetapi jika kelemahan ini tidak segera diperbaiki kami mengkhawatirkan
terjadi akibat yang lebih buruk lagi pada Sistem Penjualan dan Pemasaran Perusahaan di
masa yang akan datang.
Bab IV
Ruang Lingkup Audit

18

STIE DHARMAPUTRA SEMARANG (PEMERIKSAAN MANAJEMEN)

Sesuai dengan penugasan yg kami terima, audit yang kami lakukan hanya meliputi
masalah Sistem Manajemen Penjualan dan Pemasaran PT. Aminuddin Djarum untuk
periode tahun 2010/ 2011. Audit kami mencakup penilaian atas kecukupan Manajemen
Penjualan dan Pemasaran, Sistem Perencanaan Anggaran Penjualan, dan aktivitas Sistem
Penjualan itu sendiri.
G. PERBEDAAN ANTARA MANAJEMEN AUDIT DAN AUDIT KEUANGAN
AUDIT MANAJEMEN

AUDIT KEUANGAN

Menemukan penyebab
kelemahan, menganalisis
akibat, menenttukan
perbaikan
program/aktivitas
perusahaan.
Keseluruhan aspek
manajemen baik yang
bersifat kuantitatif maupun
kualitatif
Menemukan berbagai
kelemahan dalam
operasional perusahaan
selanjutnya dilakukan
perbaikan  penghematan,
efisiensi, dan efektivitas
pencapaian tujuan
perusahaan.

Audit data akuntansi,
proses pencatatan
dan laporan
akuntansi

1.

Karakterstik

2.

Keluasan audit

3.

Tujuan Audit

4.

Ruang Lingkup

Keseluruhan fungsi
manajemen dan unit
terkait, mencapai seluruh
aktivitas/program.
Keluasan audit bergantung
pada pengendalian
manajemen perusahaan.

5.

Dasar Yuridis

Berdasar kepedulian
manajemen untuk
memperbaiki program.

6.

Pelaksana audit

7.

Frekuensi Audit

Audit Internal maupun
eksternal  objektivitasnya
?
Tidak ada

Cenderung ke aspek
data keuangan
(finansial)
Mendapatkan
keyakinan bahwa
laporan keuangan
yang disajikan telah
sesuai dengan PABU
(GAAP) lap. Dapat
digunakan untuk
pemakai laporan
keuangan
Data akuntansi dan
proses penyajian
laporan yang
disajikan manajemen.
Keluasan audit
bergantung pada
efektivitas
pengendalian internal
perusahaan.
Keharusan
menyampailan
laporan keuangan
yang telah diaudit
(akuntan publik).
Audit independen
(Audit eksternal). 
objektivitas
Bersifat reguler,

STIE DHARMAPUTRA SEMARANG (PEMERIKSAAN MANAJEMEN)

ketentuan kepedulian
manajemen mencapai
efektivitas dan efisien
program.
Audit  perbaikan kinerja
masa
datang  anticipatory
audit

8.

Orientasi hasil
Audit

9.

Bentuk laporan

Komrehensip : kesimpulan
audit, kesimpulan
penting rekomendasi  b
elum ada standar
baku  laporan tergantung
dari kemampuan auditor

10.

Pengguna laporan

Pihak internal

19
rutin penerbitan LK

Audit  Data
keuangan yang
bersifat
historispenilaian
kinerja masa lalu
Memiliki standar
baku Standar
Profesional Akuntan
Publik
(SPAP)  laporan
bentuk pendek yang
menyertai laporan
keuangan hasil audit
Pihak
ekstern  pemegang
saham, investor
potensial, kreditor,
pemerintah

STIE DHARMAPUTRA SEMARANG (PEMERIKSAAN MANAJEMEN)

Bab iii
Penutup/ kesimpulan
Audit manajemen adalah investigasi dari suatu organisasi dalam semua aspek kegiatan
manajemen dari yang paling tinggi sampai dengan ke bawah dan pembuatan laporan audit
mengenai efektifitasnya atau dari segi profitabilitas dan efisiensi kegiatan bisnisnya.
Audit manajemen seringkali diartikan sama dengan audit operasional. Pengertian
sederhana dari audit manajemen adalah investigasi dari suatu organisasi dalam semua aspek
kegiatan manajemen dari yang paling tinggi sampai dengan ke bawah dan pembuatan laporan
audit mengenai efektifitasnya atau dari segi profitabilitas dan efisiensi kegiatan bisnisnya.

20

STIE DHARMAPUTRA SEMARANG (PEMERIKSAAN MANAJEMEN)

DAFTAR PUSTAKA
http://rumah-akuntansi.blogspot.co.id/2014/04/makalah-manajemen-audit.html
http://www.kajianpustaka.com/2013/03/audit-manajemen.html
https://nedyahestika.wordpress.com/2008/12/04/persiapan-pendahuluan-dan-penelitianlapangan-audit-manajemen/
http://yuliakurnia.blogspot.co.id/2011/07/langkah-langkah-audit-manajemen.html
http://denricositorus.blogspot.co.id/2012/07/tahapan-audit-manajemen.html
http://modul.mercubuana.ac.id/files/pbael/pbaelmercubuanaacid/Modul%20Backlink/Modul
%20Ganjil%202011-2012/Fakultas%20Ekonomi/Akuntansi/Iskandar%20-%20Manajemen
%20Audit/ModulManajemenAuditGJ1112TM6.pdf
http://nurhayati-willa.blogspot.co.id/p/blog-page.html
Bayangkara, IBK (2008). Audit Manajemen: Prosedur dan Implementasi. Jakarta:Salemba
Empat
http://kikimartha25.blogspot.com/2011/07/laporan-audit-manajemen-letter-dan.html
http://learnourworld.wordpress.com/category/kuliahku/audit-manajemen/
http://kuliahbandoro.wordpress.com/tag/standar-pelaporan-audit-manajemen/
http://yuliakurnia.blogspot.com/2011/12/kertas-kerja-audit-dan-program-audit.html
http://asnamaulida.wordpress.com/2013/04/01/contoh-kertas-kerja-audit/
http://yuliakurnia.blogspot.com/2011/07/langkah-langkah-audit-manajemen.html
Bastian, Indra. 2010. Akuntansi Sektor Publik. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Penerbit
ErlanggaMardiasmo. 2002.

21

STIE DHARMAPUTRA SEMARANG (PEMERIKSAAN MANAJEMEN)

Ikatan Akuntansi Indonesia, Kompartemen Akuntan Publik . Standar Profesional Akuntan
Publik per 1 januari 2001. Jakarta : PT. Salemba Empat,2001.
Mulyadi. Auditing. Edisi ke-6, Jakarta : PT. Salemba Empat, 2002.
Mulyadi. Sistem Akuntansi. Edisi ke-3, Jakarta : PT. Salemba Empat, 2001.

22