Keterampilan Mengadakan Variasi dan Memb

BAB I
PEBDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bosan merupakan masalah yang selalu terjadi dimana-mana dan orang selalu
berusaha menghilangkannya, bosan terjadi jika seseorang selalu melihat, merasakan,
mengalami peristiwa yang sama secara berulang-ulang, bertemu dengan hal-hal yang
“itu-itu” juga dan tidak ada sesuatu yang diharapkan.
Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang berperan menciptakan
lingkungan belajar bagi para peserta didik untuk mencapai pendidikan yang baik.
Sekolah perlu menyusun suatu program yang tepat yang tentunya harus didukung oleh
tim pendidik yang memenuhi sifat-sifat pendidik yang telah ditentukan dalam suatu
pendidikan, sehingga memungkinkan peserta didik melakukan kegiatan belajar secara
efisien dan sampai pada tujuan yang diharapakan.
Guru merupakan sosok yang digugu dan ditiru. Program kelas tidak akan berarti
bilamana tidak diwujudkan menjadi kegiatan. Untuk itu peranan guru sangat
menentukan karena kedudukannya sebagai pemimpin pendidikan di antara siswa di
dalam suatu kelas .
Semua usaha yang dilakukan guru di dalam pembelajaran mengacu pada
bagaimana memfasilitasi siswa mencapai kompetensi yang sudah ditetapkan.
Pencapaian kompetensi tidak mungkin terjadi tanpa melibatkan secara langsung di

dalam pembelajaran. Oleh sebab itu guru mestinya membuat pembelajaran yang
mendorong siswa untuk berpartisipasi secara aktif di dalam proses pembelajaran.
Dan untuk menghindari kebosanan siswa maka guru harus terampil dalam
mengadakan variasi dalam proses pembelajaran agar proses pembelajaran menjadi
menyenangkan dan tidak membosankan. Dan disaat siswa melakukan Partisipasi di
dalam pembelajaran sebaiknya diberikan tanggapan balik oleh guru sehingga siswa
termotivasi untuk mengulangi aktivitas tersebut dengan kualitas yang lebih baik.
Tanggapan yang diberikan guru sesaat setelah siswa berpartisipasi disebut penguatan
atau reinforcement. Berbagai bentuk penguatan dapat dikombinasikan oleh guru,
sehingga tidak terkesan mengada-ada, tidak alami atau tidak spontan.

1

Keterampilan dasar memberikan penguatan perlu dimiliki oleh seorang guru, karena
terkadang guru suka bersikap dingin terhadap respon yang diberikan siswa ketika di
kelas. Sepertinya pemikiran tersebut tidak dihargai. Tentu hal ini dapat mengakibatkan
melemahnya motivasi dalam belajar. Tanpa motivasi, mungkin tidak akan tercipta
pembelajaran yang kondusif.
Dengan demikian, seorang guru harus mampu untuk menjaga motivasi belajar
siswanya agar dapat mencapai suatu hasil yang optimal ketika melakukan suatu proses

pembelajaran.
Berdasarkan beberapa ulasan di atas maka diperlukan keterampilanmengadakan
variasi dan memberi penguatan dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu kami
menyusun makalah dengan judul Keterampilan Mengadakan Variasi dan memberi
penguatan Guna Meningkatkan Pembelajaran di Sekolah.

B. RUMUSAN MASALAH
1. apa pengertian keterampilan variasi dalam proses pembelajaran?
2. keterampilan variasi apa saja yang dilakukan dalam proses pembelajaran?
3. Apa pengertian keterampilan memberi penguaatan dalam proses pembelajaran?
4. Keterampilan memberi penguatan seperti apa yang dilakukan dalam proses
pembelajaran?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud keterampilan memberi variasi dalam
proses pembelajaran
2. Untuk mengetahui keterampilan variasi apa saja yang dilakukan dalam proses
pembelajaran
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan memberi penguatan dalam
pembelajaran
4. Untuk mengetahui penguatan seperti apa yang dilakukan dalam proses

pembelajaran

2

BAB II
PEMBAHASAN

1. KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI
A. PENGERTIAN VARIASI DALAM BELAJAR MENGAJAR

Variasi adalah keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton. Variasi di
dalam kegiatan pembelajaran dapat menghilangkan kebosanan, meningkatkan minat dan
keingintahuan siswa, melayani gaya belajar siswa yang beragam, serta meningkatkan
kadar keaktifan siswa. Menggunakan variasi diartikan sebagai perbuatan guru dalam
konteks proses belajar mengajar yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa, sehingga
dalam proses belajarnya siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, keantusiasan, serta
berperan secara aktif (Hasibuan, 1986:64).
Menurut Uzer Usman variasi adalah suatu kegiatan guru dalam kontek proses
interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosananmurid, sehingga
dalam situasi belajar mengajar. Murid senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme

serta penuh partisipasi.

Dari definisi di atas, bisa ditarik kesimpulan bahwa variasi gaya mengajar adalah
pengubahan tingkah laku, sikap dan perbuatan guru dalam kontek belajar mengajar yang
bertujuan untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga siswa memiliki minat belajar
yang tinggi terhadap pelajarannya. Dan ini bisa dibuktikan melalui ketekunan,
antusiasme, keaktifan mereka dalam belajar dan mengikuti pelajarannya di kelas. Anak
tidak bisa dipaksakan untuk terus menerus memusatkan perhatiannya dalam mengikuti
pelajarannya, apalagi jika guru saat mengajar tanpa menggunakan variasi alias monoton
yang membuat siswa kurang perhatian, mengantuk, dan mengalami kebosanan.
A. Aspek Dalam Keterampilan Mengadakan Variasi Pada Proses Belajar
Mengajar
Pada dasarnya semua orang tidak menghendaki adanya kebosanan dalam
melakukan segala kegiatan. Sehingga orang akan selalu berusaha untuk memperoleh
kehidupan yang penuh variasi (pergantian atau perubahan) yang positif. Tidak lepas dari
3

tujuan itu, dalam proses belajar mengajar juga mempunyai tujuan yang sama, sehingga
para pendidik dituntut untuk mengembangkan variasi dalam mengajarnya.
Dalam keterampilan mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar akan

meliputi tiga aspek, yaitu variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam menggunakan
media dan bahan pengajaran dan variasi dalam interaksi antara guru dengan siswa.
Dengan dikombinasikannya ketiga komponen atau aspek dalam penggunaannya
atau secara integrasi, maka akan meningkatkan perhatian peserta didik, membangkitkan
keinginan dan kemauan belajarnya. Dengan sebab itu, maka diharapkan tujuan
pendidikan tercapai. Aspek atau komponen yang dimaksud dalam pembahasan ini dapat
diperdalam dengan penjelasan berikut:
1. Variasi gaya mengajar
Variasi ini meliputi variasi suara, variasi gerakan anggota badan dan variasi
perpindahan posisi guru dalam kelas. Perilaku guru dalam mengadakan variasi tersebut
dalam proses belajar mengajar akan menjadi dinamis dan mempertinggi komunikasi
antara guru dan peserta didik, menarik perhatian peserta didik, menolong penerimaan
bahan pengajaran dan memberikan stimulasi (dorongan atau pemberi semangat). Variasi
dalam gaya mengajar ini adalah:


Variasi suara




Penekanan (focusing)



Pemberian waktu (pausing)



Kontak pandang



Gerakan anggota badan (gesturing)



Rendah posisi

2. Variasi media dan bahan ajaran
Tiap peserta didik mempunyai kemampuan indra yang tidak sama, baik

pendengaran maupun penglihatannya, demikian juga kemampuan berbicara. Ada yang
lebih enak atau lebih senang membaca, ada yang lebih senang mendengar dulu baru
membaca, dan ada yang sebaliknya. Dengan variasi penggunaan media – media adalah
wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.

4

Kelemahan indra yang dimiliki tiap peserta didik misalnya, guru dapat memulai dengan
berbicara terlebih dahulu, kemudian menulis di papan tulis, dilanjutkan dengan melihat
contoh konkret. Dengan variasi seperti itu dapat memberi stimulus terhadap peserta
didik. Yang mana media mempunyai peranan yang penting dalam proses belajar
mengajar yang tidak bisa ditinggalkan, karena media dapat: menghemat waktu belajar,
memudahkan pemahaman, meningkatkan perhatian siswa, meningkatkan aktivitas
siswa, mempertinggi daya ingat siswa.
Ada tiga komponen dalam variasi penggunaan media, yaitu media pandang, media
dengar dan media takti

3. Variasi interaksi
Yang dimaksud dengan variasi interaksi ialah frekuensi atau banyak-sedikitnya
pergantian aksi antara guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa secara tepat. Yang

mana interaksi dalam suatu kegiatan belajar mengajar merupakan sesuatu yang tidak
boleh ditinggalkan, sehingga apabila tidak ada interaksi dalam suatu kegiatan belajar
mengajar maka merupakan ketidakwajaran yang harus diperbarui dengan cepat dan
baik.
B. Manfaat Variasi Mengajar

Mengajar menuntut guru untuk bekerja demi keberhasilan anak didiknya,
sehingga kemajuan murid menjadi titik perhatian guru. Rasulullah SAW. menerapkan
pengajaran yang sangat memperhatikan perkembangan siswa (sahabat)nya, agar mereka
tidak merasa jemu dalam belajar, tersirat dalam hadits :Artinya : Diriwayatkan dari Ibnu
Mas’ud berkata : Nabi SAW. berselang-seling dalam memberikan pelajaran agar
terhindar dari kebosanan. (H.R.Bukhari).
Jika dilihat dari hadits diatas, variasi gaya mengajar sudah ada sejak zaman Nabi SAW.
sedangkan manfaat dari variasi tersebut menurut Uzer Usman adalah :

1. Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek belajar
yang relevan.

5


2. Untuk memberikan kesempatan bagi perkembangan bakat ingin tahu dan ingin
menyelidiki siswa tentang hal-hal baru.
3. Untuk memupuk dan membentuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah
dengan berbagai gaya mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang baik.
4. Guna memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran
yang disenanginya.

Manfaat Variasi menurut JJ Hasibuan adalah :
1. Memelihara dan meningkatkan siswa yang berkaitan dengan aspek belajar
2. Meningkatkan kemungkinan berfungsinya motivasi ingin tahu melalui kegiatan
investigasi dan eksploitasi.
3. Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah.
4. Kemungkinan dilayaninya siswa secara individual sehingga memberi keindahan
belajar.
5. Mendorong aktivitas belajar dengan cara melibatkan siswa dengan berbagai kegiatan
atau pengalaman belajar yang menarik dan berbagai tingkat kognitif.

Sebenarnya dari pendapat diatas, yakni mengenai manfaat variasi gaya mengajar
adalah sama. Hanya saja bahasanya berbeda. Jadi, jika diambil intisarinya manfaat
variasi gaya mengajar adalah :

1. Meningkatkan, menimbulkan dan memelihara perhatian siswa terhadap aspek-aspek
belajar yang relevan.
2. Memberi kesempatan untuk meningkatkan dan berkembangnya bakat ingin tahu dan
berfungsinya motivasi belajar.
3. Memupuk dan membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai
gaya mengajar yang lebih hidup.
4. Memberi pelayanan yang baik kepada siswa secara individual dalam menerima
pelajaran agar mudah dan senang belajar.
5. Mendorong aktivitas belajar dengan cara melibatkan siswa dengan berbagai kegiatan
atau pengalaman belajar yang menarik diberbagai tingkat kognitif.

D. Prinsip Penggunaan Variasi

6

Semua guru pasti mengharapkan peserta didiknya tetap bergairah dan senang akan
pelajaran yang diberikan oleh guru tersebut. Untuk mencapai harapan tersebut maka
perlu menciptakan suasana lingkungan belajar yang kondusif. Salah satu upaya untuk
menciptakan kearah itu adalah dengan cara memperhatikan beberapa prinsip
penggunaan variasi dalam mengajar. Beberapa prinsip penggunaan variasi mengajar

sangat penting untuk diperhatikan dan betul-betul dihayati guna mendukung
pelaksanaan tugas mengajar di kelas. Prinsip-prinsip penggunaan variasi mengajar itu
adalah sebagai berikut.
1. Dalam menggunakan keterampilan variasi sebaiknya semua jenis variasi digunakan,
selain juga harus ada variasi penggunaan komponen untuk tiap jenis variasi. Semua
itu untuk mencapai tujuan belajar.
2. Menggunakan variasi secara lancar dan berkesinambungan, sehingga moment
proses belajar mengajar yang utuh tidak rusak, perhatian peserta didik dan proses
belajar tidak terganggu.
3. Penggunaan komponen variasi harus benar-benar terstruktur dan direncanakan oleh
guru. Karena itu memerlukan penggunaan yang luwes, spontan sesuai dengan
umpan balik yang diterima dari peserta didik. Biasanya bentuk umpan balik ada dua,
yaitu:
a. Umpan balik tingkah laku yang menyangkut perhatian dan keterlibatan
peserta didik.
b. Umpan balik informasi tentang pengetahuan dan pelajaran.

B. KETERAMPILAN MEMBERI PENGUATAN
A. Pengertian Penguatan
Penguatan adalah respon terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan
kemungkinan berulangnya kembali perilaku itu. Dalam rangka pengelolaan kelas,
dikenal penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan positif adalah penguatan
yang bertujuan untuk mempertahankan dan memelihara perilaku positif, sedangkan
penguatan negatif merupakan penguatan perilaku dengan cara menghentikan atau
menghapus rangsangan yang tidak menyenangkan. Misalnya dalam penguatan negatif,

7

guru memberikan sindiran kepada siswa yang tidak memperhatikan saat guru tersebut
menerangkan suatu materi pelajaran.
Manfaat penguatan bagi siswa, antara lain.
1. Meningkatnya perhatian dalam belajar.
2. Membangkitkan dan memelihara perilaku.
3. Menumbuhkan rasa percaya diri.
4. Memelihara suasana belajar yang kondusif.
Keterampilan memberikan penguatan merupakan keterampilan yang harus dikuasai
oleh guru karena penguatan yang diberikan kepada siswa akan membangkitkan
semangat dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Semangat siswa yang tinggi akan
meningkatkan daya tangkap ilmu sehingga nantinya tujuan yang ingin dicapai oleh guru
dapat diraih dengan baik.
Penguatan harus dilakukan secara merata kepada siswa yang baik ataupun kurang baik
perilakunya. Guru tidak boleh membeda-bedakan dalam memberikan penguatan.
B. Komponen – Komponen Yang Terdapat Dalam Pemberian Penguatan.
1. Penguatan Verbal
Salah satu bentuk penguatan yang bisa diberikan oleh guru untuk memotivasi
siswa agar berpartisipasi dalam pembelajaran adalah lewat ucapan. Segala ungkapan
kata-kata yang dilontarkan guru untuk menanggapi balik aktivitas siswa termasuk ke
dalam penguatan verbal.
2. Penguatan Non Verbal
Memberikan tanggapan balik yang bertujuan agar siswa terdorong untuk lebih
berprestasi, tidak terbatas dalam bentuk ucapan saja. Banyak bentuk pemberian
penguatan yang dapat dipilih oleh guru, sehingga tidak membosankan bagi siswa.
Bentuk-bentuk perbuatan tersebut dapat dibedakan dalam kategori berikut.
a) Mimik dan gerak badan
Komunikasi akan berjalan dengan baik apabila dua orang atau lebih yang
berinteraksi saling berhadapan. Selama proses interaksi tersebut dipertahankan agar

8

mimik muka atau wajah tidak cemberut, dingin, tanpa ekspresi, dan tampilan-tampilan
lain yang menimbulkan kesan tidak simpatik. Selama proses pembelajaran, interaksi
antara siswa dengan guru berlangsung terus menerus selama waktu 2 x 40 menit atau 2
x 45 menit.
Selama selang waktu yang relatif panjang tersebut diharapkan siswa
berpartisipasi secara aktif dan untuk mempertahankan kondisi positif tersebut guru
secara berkesinambungan memberikan berbagai penguatan. Salah satu bentuk
penguatan tersebut adalah mimik. Senyuman, anggukan, gelengan yang mengisyaratkan
rasa takjub dengan tanggapan siswa, mengangkat kedua alis, acungan jempol, dan lainlain. Variasi-variasi tersebut dapat dipilih dan divariasikan guru selama proses
pembelajaran berlangsung.
b) Mendekati
Setiap siswa memiliki kecenderungan yang sangat mungkin berbeda dengan
temannya. Ada siswa yang senang dipuji dan dibesarkan hatinya dengan kata-kata
manis dan simpatik, ada siswa yang puas hanya dengan senyuman atau tatapan bangga
sesaat dari gurunya. Tapi ada siswa yang berharap lebih dari itu. Mereka lebih senang
kalau guru berada di sampingnya saat memberikan penguatan.
Tipe siswa yang lebih suka didekati tersebut. Sebaiknya guru berusaha
memenuhi harapan tersebut. Karena tidak berat bagi guru untuk berpindah dari depan ke
tempat siswa yang baru saja memberi tanggapan atau jawaban dari pertanyaan yang
diberikan, atau memberi penjelasan. Mendekati di sini bukan sekedar berdekatan secara
fisik, tetapi digabung dengan bentuk penguatan yang lain, sehingga tidak terkesan
hambar atau dingin.
c) Sentuhan
Kontak fisik atau sentuhan yang diberikan oleh guru suatu kebanggaan tersendiri
bagi sekelompok siswa. Bagi siswa yang sudah memberikan jawaban pertanyaan,
melengkapi jawaban temannya atau memberi penjelasan, tanggapan bahkan kritikan
atau meralat argumentasi temannya, guru dapat memberikan penguatan dengan
menyalami, menepuk-nepuk pundak siswa, membelai kepala siswa atau sentuhan lain
yang membuat siswa bangga dan ingin tampil lebih baik lagi.

9

d) Kegiatan yang menyenangkan hati siswa
Guru yang profesional berusaha mengenal kecenderungan dan karakter semua
siswanya. Guru berusaha mengetahui hal-hal seperti apa yang lebih disenangi oleh
siswa. Sehingga apabila diberikan suatu tugas, mereka merasa senang melakukannya.
Sehubungan dengan pemberian penguatan di dalam pembelajaran guru juga
dapat memilih aktivitas yang membuat siswa senang. Misalnya, mengajukan pertanyaan
yang bersifat kompetisi dalam menjawab, memperagakan sesuatu di depan kelas,
mengerjakan latihan berbentuk teka-teki silang, melakukan studi tour, atau memberikan
tugas proyek dan banyak lagi aktivitas lain yang dapat dipilih dan divariasikan.
Bentuk kegiatan yang dipilih oleh guru disesuaikan dengan kesenangan siswa di
dalam belajar fisika. Misalnya, apabila kelas tersebut dinominasi oleh siswa yang
senang berolahraga. Pada saat mempelajari gerak dalam bidang, guru membawa siswa
ke lapangan untuk memperagakan berbagai bentuk gerak parabola, gerak melingkar,
ataupun gerak pada bidang miring.
e) Simbol atau benda
Bentuk lain dari penguatan non verbal adalah simbol atau pemberian hadiah
berbentuk benda. Misalnya guru mempersiapkan mainan kecil dan lucu atau alat tulis,
atau mungkin hanya permen untuk dibagikan kepada siswa yang berpartisipasi secara
aktif di dalam pembelajaran.
Bagi siswa yang mendapatkan hadiah, pemberian tersebut akan mendorong dia
untuk tampil lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan siswa yang lain menjadi lebih
bersemangat, juga ingin mendapat hadiah. Karena hadiah tersebut melambangkan
prestasi mereka dalam belajar. Hadiah dapat memberi kebanggaan dan mendorong
semangat mereka untuk lebih baik lagi pada kesempatan berikutnya.
f) Penguatan tak penuh
Pada penguatan ini, siswa yang menyampaikan pendapat yang kurang benar atau
tidak benar tidak langsung disalahkan secara kasar tetapi dengan memberikan penguatan
tetapi tidak penuh, misalnya “Jawabanmu sudah baik, tetapi masih kurang tepat”.
Kemudian guru meminta siswa lain untuk menyempurnakan atau menambahkan

10

sehingga siswa tadi mengetahui bahwa jawabannya tidak seluruhnya benar, namun juga
tidak salah.

C. Prinsip Penggunaan Penguatan
Supaya penguatan yang diberikan oleh guru tepat sasaran. Pemberian penguatan
di dalam pembelajaran harus memperhatikan beberapa prinsip pemberian penguatan,
sebagai berikut.
1. Hangat dan Antusias
Guru adalah pemberi semangat bagi siswanya. Semangat tentu saja tidak mampu
diberikan oleh orang yang kurang atau tidak bersemangat. Aktivitas yang bertujuan
memberikan semangat tersebut juga tidak akan sampai pada sasaran, apabila
pemberiannya dilakukan tanpa dukungan kehangatan. Kehangatan yang ditampilkan
oleh guru secara psikologis berdampak positif terhadap siswa. Kehangatan tersebut
dapat mencairkan suasana kaku, diam, ramai, dan tegang menjadi kondusif.
Sikap antusias dalam batas kewajaran atau tidak berlebihan punya makna sendiri
di hati siswa. Melihat gurunya antusias, siswa yang tadinya malas, mengantuk, capek,
atau melakukan aktivitas lain menjadi tertarik ikut di dalam pembelajaran. Jadi apabila
sebelumnya hanya sebagian siswa yang aktif di dalam pembelajaran, sikap antusias
yang ditampilkan guru dapat menarik yang belum aktif menjadi aktif.
2. Kebermaknaan
Penguatan yang diberikan oleh guru sangat berarti atau bermakna bagi siswa.
Mereka merasa lebih percaya diri, merasa dihargai, merasa diperhatikan, merasa
berhasil dalam belajar, merasa terpuji dan tersanjung. Perasaan ini berdampak terhadap
mental mereka. Siswa jadi lebih berani mengemukakan pendapatnya, meningkat rasa
ingin tahunya, dan lebih percaya diri. Dengan demikian diharapkan partisipasinya
menjadi lebih baik pada kesempatan berikutnya.
Bila guru melakukan penguatan secara tepat dan terus menerus, rasa ingin tahu
siswa terpenuhi, akibatnya mereka merasakan bahwa belajar membuat mereka jadi tahu
banyak hal. Apa yang mereka ketahui tersebut membantu mereka menjawab pertanyaan
tentang suatu kejadian, yang mungkin sebelumnya membuat mereka penasaran atau
bingung.
11

3. Menghindari respon negatif
Kadangkala siswa kurang baik dalam mengungkapkan buah pikirannya di dalam
kelas atau bahkan bisa jadi pendapat tersebut keliru. Seorang guru profesional berusaha
membesarkan hati siswa dengan tanggapan yang positif. Tidak langsung menyalahkan
atau menghakimi siswa di hadapan teman-temannya

4. Pemberian penguatan dengan segera
Penguatan seharusnya diberikan dengan segera setelah muncul tingkah laku atau
respon dari siswa. Penguatan yang ditunda pemberiannya, cenderung menyebabkan
menjadi kurang efektif. Agar dampak positif yang diharapkan tidak menurun bahkan
hilang, penguatan haruslah diberikan segera setelah siswa menunjukkan respon yang
diharapkan. Dengan kata lain, tidak ada waktu tunggu antara respon yang ditunjukkan
dengan penguatan yang diberikan.

5. Variasi bentuk penguatan
Banyak aktivitas dan tugas yang bisa diberikan guru dalam proses pembelajaran
Tentu saja beragam pula pertisipasi yang bisa diberikan oleh siswa. Setiap sumbangan
pikiran siswa layak diberikan penghargaan, semua siswa berhak mendapatkan
penguatan. Agar tidak membosankan dan selalu hidup, guru harus pintar memvariasikan
berbagai bentuk penguatan. Kadang mengatakan bagus, pada kesempatan lain
mengacungkan jempol, berikutnya tersenyum sambil menganggukan kepala, lalu
mendekati siswa, begitu seterusnya. Sehingga ucapan atau tanggapan yang sama tidak
keluar berulang-ulang dalam waktu terbatas.

12

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Variasi gaya mengajar adalah pengubahan tingkah laku, sikap dan perbuatan
guru dalam kontek belajar mengajar yang bertujuan untuk mengatasi kebosanan siswa,
sehingga siswa memiliki minat belajar yang tinggi terhadap pelajarannya. Dan ini bisa
dibuktikan melalui ketekunan, antusiasme, keaktifan mereka dalam belajar dan
mengikuti pelajarannya di kelas. Anak tidak bisa dipaksakan untuk terus menerus
memusatkan perhatiannya dalam mengikuti pelajarannya, apalagi jika guru saat
mengajar tanpa menggunakan variasi alias monoton yang membuat siswa kurang
perhatian, mengantuk, dan mengalami kebosanan.
Penguatan adalah respon terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan
kemungkinan berulangnya kembali perilaku itu. Komponen-komponen yang terdapat
dalam pemberian penguatan, antara lain penguatan verbal dan penguatan non verbal.
Pemberian penguatan di dalam pembelajaran harus memperhatikan beberapa
prinsip pemberian penguatan, antara lain memberikan kehangatan, keantusiasan,
kebermaknaan, menghindari respon negatif, pemberian penguatan dengan segera, dan
memvariasikan bermacam-macam bentuk penguatan.

13

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Wartono. 2003. Keterampilan Dasar Mengajar. Universitas Kanjuruan. Malang
Blog Guru Muda Pendidikan Agama Islam. 2010. Variasi dalam Belajar (online),
Aini, Nur. 2010. Keterampilan Memberi Penguatan, (Online),
(http://zanuraini.blogspot.com, diakses tanggal 28 Maret 2017).

Wartono. 2003. Keterampilan Dasar Mengajar. Malang: Universitas Kanjuruhan.

14