laporan praktikum Budidaya Tanaman Horti

laporan praktikum Budidaya Tanaman Hortikultura
"pemupukan dan pengukuran tanaman sawi"
BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Pada umumnya tanaman hortikultura merupakan komoditas yang memiliki prospektif
yang sangat baik untuk dikembangkan, karena memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi
khususnya bagi para petani. Tanaman Hortikultura diataranya yaitu buah- buahan, obatobatan, tanaman hias serta sayur-sayuran sepertu sawi.
Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang dimanfaatkan daun atau
bunganya sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar maupun diolah. Sawi mencakup
beberapa spesies Brassicayang kadang-kadang mirip satu sama lain. Di Indonesia penyebutan
sawibiasanya mengacu pada sawi hijau (Brassica rapa kelompok parachinensis, yang
disebut juga sawi bakso, caisim, atau caisin). Selain itu, terdapat pula sawi putih (Brassica
rapa) kelompok pekinensis, disebut juga petsai yang biasa dibuat sup atau diolah
menjadi asinan. Jenis lain yang kadang-kadang disebut sebagai sawi hijau adalahsesawi
sayur (untuk
membedakannya
dengan
caisim). Kailan (Brassica

oleracea) kelompok alboglabraadalah sejenis sayuran daun lain yang agak berbeda, karena
daunnya lebih tebal dan lebih cocok menjadi bahan campuran mi goreng. Sawi
sendok (pakcoy atau bok choy) merupakan jenis sayuran daun kerabat sawi yang mulai
dikenal pula dalam dunia boga Indonesia (Yudharta, 2009).
Di Indonesia ini memungkinkan dikembangkan tanaman sayur-sayuran yang banyak
bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan bagi manusia. Sehingga ditinjau dari aspek
klimatologis Indonesia sangat tepat untuk dikembangkan untuk bisnis sayuran. Di antara
tanaman sayur-sayuran yang mudah dibudidayakan adalah caisim. Karena caisim ini sangat
mudah dikembangkan dan banyak kalangan yang menyukai dan memanfaatkannya. Selain itu
juga sangat potensial untuk komersial dan prospek sangat baik (Anonim, 2010).
Ditinjau dari aspek klimatologis, aspek teknis, aspek ekonomis dan aspek sosialnya
sangat mendukung, sehingga memiliki kelayakan untuk diusahakan di Indonesia. Sebutan
sawi orang asing adalah mustard. Perdagangan internasional dengan sebutan green
mustard, chinese mustard, indian mustard ataupun sarepta mustard (Rianto, 2009).
1.2

Tujuan dan Kegunaan praktikum
Tujuan dari Praktikum Budidaya Tanaman Hortikultura yaitu untuk mengetahui teknik
budidaya dari Tanaman Sawi (Brassica juncea L.). Sedangkan kegunaan dari Praktikum
Budidaya Tanaman Hortikultura yaitu agar mahasiswa mengetahui pengaruh perlakuan

pemberian pupuk pada tanaman yang dibudidayakan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Klasifikasi dan Morfologi
Klasifikasi tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.), Kingdom: Plantae, Divisi :
Spermatophyta, Subdivisi: Angiospermae, Kelas: Dicotyledonae, Ordo: Rhoeadales, Famili:
Cruciferae, Genus: Brassica, Spesies: Brassica juncea L (Kloppenburg, 2008).
Morfologi tanaman sawi hijau (Brassica juncae L) yaitu termasuk jenis tanaman
sayuran daun dan tergolong kedalam tanaman semusim (berumur pendek). Tanaman sawi
tumbuh pendek dengan tinggi sekitar 26 cm-33 cm atau lebih, tergantung dari varietasnya.
Tanaman sawi mempunyai daun panjang, halus, tidak berbulu, dan tidak berkrop, serta
berakar serabut yang tumbuh dan berkembang secara menyebar, sehingga perakarannya
sangat dangkal pada kedalaman 5 cm. perakaran tanaman sawi dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik pada tanah yang gembur, subur, dan mudah menyerap air, dan
kedalaman tanah (Solum tanah) cukup dalam. Tanaman sawi memiliki batang pendek yang
berwarna keputih-putihan denng ukuran panjang 1,5 cm dan diameter 3,5 cm (Mandha,
2010).


2.2

Syarat Tumbuh
Kondisi lingkungan yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman sawi hijau (Brassica
juncae L) dapat memberikan hasil panen yang tinggi. Sehingga dengan demikian untuk
menunjang usaha tani sawi hijau yang berhasil, lokasi usaha tani harus memilki kondisi
lingkungan yang sesuai seperti yang di kehendaki tanaman. Sebab, kecocokan keadaan
lingkunan (iklim dan tanah) sangat menunjang produktifitas tanaman berproduksi. Hingga
dewasa ini masih banyak di jumpai petani mengalami kegagalan panen atau memperoleh
kuntungan yang rendah karena kurang memperhatikan keadaan lingkungan lokasi penanaman
(Yudharta, 2010).
Tanaman sawi hijau (Brassica juncae L) dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa
panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah maupun
dataran tinggi. Meskipun demikian pada kenyataannya hasil yang diperoleh lebih baik di
dataran tinggi. Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai
dengan 1.200 meter di atas permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan pada daerah
yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpl. Tanaman sawi tahan terhadap
air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang perlu
diperhatikan adalah penyiraman secara teratur. Berhubung dalam pertumbuhannya tanaman

ini membutuhkan hawa yang sejuk. Lebih cepat tumbuh apabila ditanam dalam suasana

lembab. Akan tetapi tanaman ini juga tidak senang pada air yang menggenang. Dengan
demikian, tanaman ini cocok bila di tanam pada akhir musim penghujan. Tanah yang cocok
untuk ditanami sawi adalah tanah gembur, banyak mengandung humus, subur, serta
pembuangan airnya baik. Derajat kemasaman (pH) tanah yang optimumuntuk
pertumbuhannya adalah antara pH 6 sampai pH 7 (Margiyanto, 2010).
2.3

Teknik Budidaya
Teknik budidaya tanaman sawi meliputi pemilihan benih, pengolahan tanah,
pembibitan, penanaman, pemeliharaan. Benih merupakan salah satu faktor penentu
keberhasilan usaha tani. Benih yang baik akan menghasilkan tanaman yang tumbuh dengan
bagus. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi
berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit
benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik,
seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat
menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan
yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil
pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan

diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Dan penanaman sawi yang akan
dijadikan benih terpisah dari tanaman sawi yang lain. Juga memperhatikan proses yang akan
dilakukan mesilnya dengan dianginkan, tempat penyimpanan dan diharapkan lama
penggunaan benih tidak lebih dari 3 tahun (Mandha, 2010).
Pengolahan tanah secara umum melakukan penggemburan dan pembuatan bedengan.
Tahap-tahap pengemburan yaitu pencangkulan untuk memperbaiki struktur tanah dan
sirkulasi udara dan pemberian pupuk dasar untuk memperbaiki fisik serta kimia tanah yang
akan menambah kesuburan lahan yang akan kita gunakan. Tanah yang hendak digemburkan
harus dibersihkan dari bebatuan, rerumputan, semak atau pepohonan yang tumbuh. Dan
bebas dari daerah ternaungi, karena tanaman sawi suka pada cahaya matahari secara
langsung.Sedangkan kedalaman tanah yang dicangkul sedalam 20 sampai 40 cm. Pemberian
pupuk organik sangat baik untuk penyiapan tanah. Sebagai contoh pemberian pupuk kandang
yang baik yaitu 10 ton/ha. Pupuk kandang diberikan saat penggemburan agar cepat merata
dan bercampur dengan tanah yang akan kita gunakan. Bila daerah yang mempunyai pH
terlalu rendah (asam) sebaiknya dilakukan pengapuran. Pengapuran ini bertujuan untuk
menaikkan derajat keasam tanah, pengapuran ini dilakukan jauh-jauh sebelum penanaman
benih, yaitu kira-kira 2 sampai 4 minggu sebelumnya. Sehingga waktu yang baik dalam
melakukan penggemburan tanah yaitu 2-4 minggu sebelum lahan hendak ditanam. Jenis
kapur yang digunakan adalah kapur kalsit (CaCO3) atau dolomit (CaMg(CO3)2 (Rianto,
2009).

Pembibitan dapat dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah untuk penanaman.
Karena lebih efisien dan benih akan lebih cepat beradaptasi terhadap lingkungannya. Sedang
ukuran bedengan pembibitan yaitu lebar 80-120 cm dan panjangnya 1-3 meter. Curah hujan
lebih dari 200 mm/bulan, tinggi bedengan 20-30 cm. Dua minggu sebelum di tabur benih,
bedengan pembibitan ditaburi dengan pupuk kandang lalu di tambah 20 gram urea, 10 gram
TSP, dan 7,5 gram Kcl. Cara melakukan pembibitan ialah sebagai berikut : benih ditabur, lalu
ditutupi tanah setebal 1-2 cm, lalu disiram dengan sprayer, kemudian diamati
3-5 hari
benih akan tumbuh setelah berumur 3-4 minggu sejak disemaikan tanaman dipindahkan ke
bedengan (Margiyanto, 2010).

Penanaman tanaman sawi dibedengan dengan ukuran lebar 120 cm dan panjang sesuai
dengan ukuran petak tanah. Tinggi bedeng 20 – 30 cm dengan jarak antar bedeng 30 cm,
seminggu sebelum penanaman dilakukan pemupukan terlebih dahulu yaitu pupuk kandang 10
ton/ha, TSP 100 kg/ha, Kcl 75 kg/ha. Sedang jarak tanam dalam bedengan 40 x 40 cm , 30 x
30 dan 20 x 20 cm. Pilihlah bibit yang baik, pindahkan bibit dengan hati-hati, lalu membuat
lubang dengan ukuran 4-8 X 6-10 cm (Rianto, 2010).
Pemeliharaan merupakan hal yang penting. Sehingga akan sangat berpengaruh terhadap
hasil yang akan didapat. Pertama-tama yang perlu diperhatikan adalah penyiraman,
penyiraman ini tergantung pada musim, bila musim penghujan dirasa berlebih maka kita

perlu melakukan pengurangan air yang ada, tetapi sebaliknya bila musim kemarau tiba kita
harus menambah air demi kecukupan tanaman sawi yang kita tanam. Bila tidak terlalu panas
penyiraman dilakukan sehari cukup sekali sore atau pagi hari. Tahap selanjutnya yaitu
penjarangan, penjarangan dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut
tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Selanjutnya tahap yang dilakukan adalah penyulaman,
penyulaman ialah tindakan penggantian tanaman ini dengan tanaman baru. Caranya sangat
mudah yaitu tanaman yang mati atau terserang hama dan penyakit diganti dengan tanaman
yang baru. Penyiangan biasanya dilakukan 2-4 kali selama masa pertanaman sawi,
disesuaikan dengan kondisi keberadaan gulma pada bedeng penanaman. Biasanya
penyiangan dilakukan 1 atau 2 minggu setelah penanaman. Apabila perlu dilakukan
penggemburan dan pengguludan bersamaan dengan penyiangan. Pemupukan tambahan
diberikan setelah 3 minggu tanam, yaitu dengan urea 50 kg/ha. Dapat juga dengan satu
sendok teh sekitar 25 gram dilarutkan dalam 25 liter air dapat disiramkan untuk 5 m
bedengan (Kloppenburg, 2008).

BAB III
METODOLOGI
3.1

Tempat dan Waktu

Praktikum Budidaya Tanaman Hortikultura tentang Teknik Budidaya Tanaman Sawi
hijau (Brassica junceaL.) bertempat di lahan percobaan akademik Fakultas Pertanian,
Universitas Jambi. Praktikum tersebut dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 1 Mei 2014 jam
08.00 sampai dengan selesai.

3.2

Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum Budidaya Tanaman Hortikultura
tentang Teknik Budidaya Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) adalah meteran atau penggaris,
Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum tersebut yaitu bibit tanaman Sawi, pupuk
NPK, pupuk kanndang dan air.

3.3

Metode Praktek
Pemberian pupuk cair dengan dosis 10 ml ditambah 2 liter air dan pada minggu itu juga
di lakukan pengukuran yaitu jumlah daun, tinggi tanaman pada sampel tanaman yang sudah

dipilih. Pengukuran terus di lakukan sampai beberapa minggu dan kemudian dilakukan

pemanenan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1

Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh dari praktikum Budidaya tanaman
Hortikultura sebagai berikut :
Perlakuan kelompok D4 menggunakan konsentrasi pupuk cair 10 ml ditambah 2 liter
air.
Table 1. Pengamatan Tinggi tanaman dan Jumlah Daun Tanaman Sawi hijau (Brassica
juncea L.)
SAMPEL
D1
D2
D3
D4

TINGGI TANAMAN

10 cm
9 cm
8 cm
2 cm

JUMLAH DAUN
4
4
5
2

4.2 Pembahasan
Berdasarkan tabel 1 di atas yaitu tentang Pengamatan tinggi tanaman dan jumlah daun
pada tanaman Sawi hijau (Brassica juncea L.) dengan Perlakuan Pupuk cair dengan
konsentrasi 10 ml ditambah 2 liter air memiliki berbagai perbedaan. Pada sampel D1
memiliki tinggi 10 cm yang merupakan tanaman yang memiliki ketinggian paling tinggi,
diikuti oleh sampel D2, D3, dan D4.

Pengamatan tentang jumlah daun Sawi hijau (Brassica juncea L.), ada yang mempunyai
jumlah daun sebanyak 5 buah, berarti dalam hal ini sampel D3 paling unggul dalam jumlah

daun.
Seharusnya semakin banyak jumlah daun yang dimiliki akan memiliki tinggi tanaman
yang tinggi, karena daun berfungsi sebagai tempat proses fotosintesis dan menghasilkan
energi yang pasti akan berdampak langsung pada pertumbuhan tanaman sawi. Namun dalam
hal praktikum yang kami lakukan, tanaman sawi yang memiliki jumlah daun paling banyak
hanya memiliki ketinggian 8 cm saja dan itu berada di nomor tiga dari sampel D1 dan D2.
Pada tanaman sawi yang dibutuhkan adalah daunnya yang akan dikonsumsi, sehingga
perlu diperhatikan jumlah daun yang ada, jangan sampai daun sawi berwarna pucat, kuning
ataupun coklat. Fungsi diberikannya pupuk cair adalah agar pertumbuhan sawi baik dan dapat
menguntungkan bagi produsennya.
Penanaman tanaman sawi dibedengan dengan ukuran lebar 120 cm dan panjang sesuai
dengan ukuran petak tanah. Tinggi bedeng 20 – 30 cm dengan jarak antar bedeng 30 cm,
seminggu sebelum penanaman dilakukan pemupukan terlebih dahulu yaitu pupuk kandang 10
ton/ha, TSP 100 kg/ha, Kcl 75 kg/ha. Sedang jarak tanam dalam bedengan 40 x 40 cm, 30 x
30 dan 20 x 20 cm. Pilihlah bibit yang baik, pindahkan bibit dengan hati-hati, lalu membuat
lubang dengan ukuran 4-8 X 6-10 cm (Rianto, 2009).
Pertama-tama yang perlu diperhatikan adalah penyiraman, penyiraman ini tergantung
pada musim, bila musim penghujan dirasa berlebih maka kita perlu melakukan pengurangan
air yang ada, tetapi sebaliknya bila musim kemarau tiba kita harus menambah air demi
kecukupan tanaman sawi yang kita tanam. Bila tidak terlalu panas penyiraman dilakukan
sehari cukup sekali sore atau pagi hari. Tahap selanjutnya yaitu penjarangan, penjarangan
dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh
terlalu rapat (Mandha, 2010).
Selanjutnya tahap yang dilakukan adalah penyulaman, penyulaman ialah tindakan
penggantian tanaman ini dengan tanaman baru. Caranya sangat mudah yaitu tanaman yang
mati atau terserang hama dan penyakit diganti dengan tanaman yang baru. Penyiangan
biasanya dilakukan 2-4 kali selama masa pertanaman sawi, disesuaikan dengan kondisi
keberadaan gulma pada bedeng penanaman. Biasanya penyiangan dilakukan 1 atau 2 minggu
setelah penanaman. Apabila perlu dilakukan penggemburan dan pengguludan bersamaan
dengan penyiangan. Pemupukan tambahan diberikan setelah 3 minggu tanam, yaitu dengan
urea 50 kg/ha. Dapat juga dengan satu sendok the sekitar 25 gram dilarutkan dalam 25 liter
air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan (Kloppenburg, 2008).

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1

Kesimpulan
Berdasarkan dari pembahasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Tanaman sawi hijau dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun berhawa
dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah maupun dataran tinggi.
2. Tanaman sawi hijau (Brassica juncae L) termasuk jenis tanaman sayuran daun dan tergolong
kedalam tanaman semusim (berumur pendek). Tanaman sawi tumbuh pendek dengan tinggi
sekitar 26-33 cm atau lebih, tergantung dari varietasnya.
3. Teknik budidaya tanaman sawi hijau meliputi pemilihan benih, pengolahan tanah,
pembibitan, penanaman, pemeliharaan.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2010. Budidaya Sawi Organik http://Uncategorized-Go Blokme.htm. (Diakses
pada tanggal 29 april 2014)
Margiyanto E., 2010. Cahaya Tani http://Budidaya Tanaman Sawi « Cahaya Tani.htm. ( Diakses
pada tanggal 29 april 2014)
Rianto, 2009. Cara Menanam Sawi. http://tips-cara-menanam-sawi.htm. ( Diakses pada tanggal 29
april 2014)
Yudharta, 2010. Tanaman Sawi http://Tanaman Sawi « Community Aji Chrw-95%.htm. ( Diakses
pada tanggal 29 april 2014)

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang
Pakchoy (
Brassica rapa
L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang termasuk keluarga
Brassicaceae
. Tumbuhan pakchoy berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5secara
luas di China selatan dan China pusat serta Taiwan. Sayuran ini merupakan
introduksi baru di Jepang dan masih sefamili dengan
Chinese vegetable
(Siemonsma & Piluek, 1994). Saatini pakchoy dikembangkan secara luas di Philipina
dan Malaysia, terbatas di Indonesia dan T h a i l a n d . P a k c h o y (
Brassica rapa
L
.
) k a y a v i t a m i n , m i n e r a l d a n p r o t e i n ( E l s i v i e r, 1 9 8 1 ) . Kandungan gizi
pakchoy berperan penting bagi kesehatan manusia (Tyndall, 1983).
Pakchoym a s u k k e w i l a y a h I n d o n e s i a d i d u g a p a d a A b a d X I X
d a n b u d i d a y a u m u m n y a d i l a k u k a n d i dataran tinggi (lebih dari 1000 meter di atas
permukaan laut) (Rukmana , 1994). Beberapa tahunterakhir, penggunaan pupuk hayati pada
budidaya sayuran secara organik telah dilaksanakan danmemberi prospek cerah untuk
pertanian masa mendatang. Upaya pemupukan dengan bahan organik perlu
digalakkan untuk menghemat biaya produksi karena pupuk organik relatif murah,mudah
didapat dan efek negatif minimum baik bagi kesehatan maupun
lingkungan.S ya r i f u d d i n d a n A b d u r a c h m a n ( 1 9 9 3 ) m e n y a t a k a n p u p u k t e l a h
m e m a i n k a n p e r a n a n menentukan dalam menghasilkan peningkatan
produksi. Peranan pupuk dimasa depan akansemakin menonjol apabila kita mengingat
keterbatasan lahan untuk perluasan pertanian pangan.Disamping itu, penggunaan pupuk ikut
pula menentukan koefisien penggunaan air irigasi, suatusumber yang keterbatasannya juga
semakin terasa.Penanaman pakchoy secara organik selalu memerlukan pupuk.
Sejalan perkembanganzaman, pemakaian pupuk bahan alami lebih diharapkan
untuk ditingkatkan. Menurut
Cooke( 1 9 8 7 ) p u p u k k a n d a n g k e r i n g r e r a t a m e n g a n d u n g 2 % N , 9 , 0
4 % P, d a n 1 , 7 % K , t e t a p i ketersediaan terhadap tanaman hanya dapat diketahui
pada percobaan lapangan. Bahan organik dibuat oleh organisme hidup dan tersusun atas
banyak senyawa karbon. Produksi bahan
organik m e m a d u k a n f a k t o r l i n g k u n g a n i k l i m , k e t e r s e d i a a n a i r, b a h a n i n d u
k , k e t e r s e d i a a n h a r a d a n organisme.
1.2 Maksud danTujuan1.2.1 Maksud Pelaksanaan Praktikum
Maksud dari pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai salah satu kegiat
a n praktikum matakuliah Sistem Pertanian Berkelanjutan (SPB) sebagai langkah lebih
lanjutatau aplikasi dari teori-teori yang telah diterima oleh mahasiswa di kelas.
1.2.2 Tujuan Pelaksanaan Praktikum
Penelitian ini bertujuan untuk memberi pengalaman
serta pemahaman kepadamahasiswa agar mahasiswa
dapat mengerti bagaimana melakukan kegiatan usahatanidengan menggunakan
sistem pertanian organik.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA
N a m a
L a t i n :
Brassica rapa cv. Pakchoy
Nama Inggris:
PakchoyF a m i l i :
B R A S S I C A C E A E C
u
l
t
i
v
a
r
:
Brisk green, Gracious, White-lLight
Rubatzky dan Yamaguchi (1998) menyatakan tanaman pakchoy merupakan salah
satusayuran penting di Asia, atau khususnya di China. Daun pakchoy bertangkai,
berbentuk oval, berwarna hijau tua, dan mengkilat, tidak membentuk kepala,
tumbuh agak tegak atau
setengahm e n d a t a r, t e r s u s u n d a l a m s p i r a l r a p a t , m e l e k a t p a d a b a t a n g y a n g
t e r t e k a n . Ta n g k a i d a u n , berwarna putih atau hijau muda, gemuk dan
berdaging, tanaman mencapai tinggi 15–30
cm.K e r a g a m a n m o r f o l o g i s d a n p e r i o d e k e m a t a n g a n c u k u p b e s a r p a d a b e r
b a g a i v a r i e t a s d a l a m kelompok ini. Terdapat bentuk daun berwarna hijau pudar dan
ungu yang
berbeda.L e b i h l a n j u t d i n y a t a k a n p a k c h o y k u r a n g p e k a t e r h a d a p s u h u k e t i
m b a n g s a w i p u t i h , sehingga tanaman ini memiliki daya adaptasi lebih luas. Vernalisasi
minimum diperlukan untuk bolting. Bunga berwarna kuning pucat. Jenis ini ditanam
dengan benih langsung atau
dipindaht a n a m d e n g a n k e r a p a t a n t i n g g i ; y a i t u s e k i t a r 2 0 – 2 5 t a n a m a n / m
2
, d a n b a g i k u l t i v a r k e r d i l ditanam dua kali lebih rapat.Kultivar genjah dipanen
umur 40 hari, dan kultivar lain memerlukan waktu hingga 80hari setelah tanam.
Daun lembut berkembang penuh dan tangkai daun biasa dimasak,
ditumisa d a l a h p e n y a j i a n y a n g p a l i n g d i s u k a i . P a k c h o y m e m i l i k i u m u r p a
s c a p a n e n s i n g k a t , t e t a p i kualitas produk dapat dipertahankan selama 10 hari, pada
suhu 0
0
C dan RH 95% (Rubatzky danYamaguchi, 1998).

Pada waktu proses pencangkulan tanah dalam kondisi tidak terlalu
basah atau
tidak terlalu kering sehingga mudah digemburkan. Pada pengolahan lah
a n l a h a n j u g a d i l a k u k a n pembersihan lahan dari sampah maupun tanaman lain
( Gulma ).

Pembukaan LahanProses selanjutnya setelah penggemburan ialah membuat
bedengan. Pada praktikum inikami membuat bedengan sebanyak 15 buah dengan ukuran
1 x 2 Meter, tinggi 15 Cm dan Jarak antar bendengan ialah 25 Cm.
Gambar 1. Sketsa Lahan
20 Meter 1 Meter 2 Meter 25 Cm

Pemupukan awal lahan
Pada penggemburan Kedua (12 April 2011) kami memberikan pupuk kandang sebanyak 2
karung (40 Kg) yang diratakan diatas bendengan . lalu lahan dibiarkan atau didiamkan
selama7 hari.

4.2.3. Teknik Penanaman di Lapangan:
Proses penanaman atau pemindahan semai dilakukan padatanggal 20 April 2011 yang
dilakukan pada pagi hari ( Jam 9
Pagi) d e n g a n J a r a k a n t a r t a n a m a n a d a l a h 1 5 x 2 0 C m . K a m i

m e n a n a m d a u n b a w a n g s e b a g a i t a n a m a n t u m p a n g s a r i n y a d i bagi tengah.
Keterangan selanjutnya bisa dilihat pada gambar 2.
Gambar 2. Sketsa Bendengan
2 Meter 15 Cm1 Meter = Tanaman Pakcoy = Tanaman Daun Bawang
4 . 2 . 4 . P e m e l i h a r a a n d i L a p a n g a n :

Penyiangan dari gulmaAdanya gulma akan menurunkan jumlah dan kualitas dari
tanaman pakcoy itu sendiri karena gulma menimbulkan persaingan akan air,
harad a n c a h a y a . P r o s e s p e n y i a n g a n k a m i l a k u k a n 3 h a r i s e k a l i d e n g a n t e n
a g a m a n u a l ( t a n g a n ) p a d a s o r e h a r i , w a k t u p e n y i a n g a n k a m i sesuai
kan dengan kondisi gulma itu sendiri.

Pemupukan

P e m b e r i a n p u p u k s u s u l a n k a m i b e r i k a n p u p u k o rg a n i k c a i r d e n g a n m e r k
“ B I O N I K ” s e b a n y a k 2 k a l i p a d a t a n g g a l 2 3 A p r i l ( 3 H S T ) d a n 1 M e i 2011.
Pemberian pupuk dilakukan dengan cara disemprotkandan disiramkan pada tanaman
dengan ukuran 100 cc pupuk cair yang dicampur dengan 50 liter air.

P e n y i r a m a n ( P e r i o d e p e n y i r a m a n ) Proses penyira
m a n d i l a k u k a n s e t i a p h a r i ( t i d a k dilakukan penyiraman apabila hujan ) pada
waktu sore hari.
4.3 Panen & Pasca Panen4.3.1 Ciri Panen & Umur Siap Panen
Hal-hal yang harus diperhatikan saat Pakcoy siap panen adalah sebagai berikut :

Pakcoy harus sudah berumur lebih kurang 42 HST

Beberapa daun sudah mulai menguning

Daun tanaman sudah mekar merata.

Tinggi tanaman lebih kurang 20cm

Sebaiknya panen dilakukan sebelum bunga bermunculan
4.3.2 Cara Pemanenan

Pemanenan dilakukan pada semua tanaman, karena pada umumnya tanamantumbuh serentak

Pemanenan dilakukan dengan cara pemotongan pangkal batang dengan pisau

Simpan hasil pemanenan pada keranjang yang telah dialasi Koran

4.3.3 Prakiraan Produksi
Dari luas lahan yang kelompok kami usahakan yaitu seluas 40m
2
dihasilkantanaman pakcoy sebanyak 240 batang atau sekitar 18Kg.
4.3.4 Kendala Dilapangan
Adapun yang menjadi kendala dalam budidaya pakcoy tersebut yaitu :


Banyaknya gulma yang tumbuh.

Adanya tanaman yang mati setelah beberapa hari dilakukan penanaman.
4.3.5 Teknik Pengumpulan Pakcoy & Daun Bawang
Teknik pengumpulan tanaman pakcoy & daun bawang tidak jauh berbeda yaitu sbb :

Pakcoy dan bawang daun kumpulkan di tempat yang teduh, dicuci bersih denganair
mengalir/disemprot, lalu ditiriskan.

Diikat dengan tali rafia di bagian batang dan daunnya.

Dilakukan sortasi untuk menentukan kualitas yang didapat

Timbang untuk mengetahui hasil panen yang didapat

Lalu dicuci dengan air bersih yang mengalir/disemprot dan dikeringanginkan.

Untuk daun bawang ujung daun dipotong sekitar 10 cm.
4.3.6 Pengemasan & Pengangkutan
Pengemasan di dalam peti kayu 20 x 28 cm tinggi 34 cm yang diberi ventilasidan alasnya
dilapisi busa atau di dalam keranjang plastic.
BAB VKESIMPULAN dan SARAN5.1 Kesimpulan
Teknik budidaya tanaman adalah proses menghasilkan bahanpangan serta produkproduk a g r o i n d u s t r i d e n g a n m e m a n f a a t k a n s u m b e r d a y a t u m b u h a n . S a y u r a
n merupakan komoditiyangberprospek cerah, karena dibutuhkansehari h
ari dan permintaannyacenderung terusmeningkat Sebagaimana jenistana
m a n h o r t i k u l t u r a l a i n n y a , k e b a n y a k a n t a n a m a n s a yu r a n m e m p u n y a i n i l
aikomersial yangcukup tinggi. Kenyataan ini dapat dipaha
m i s e b a b sayuransenantiasadikonsumsi setiap saat. Istilah teknik budid

aya tanaman diturunkan dari pengertiankata-kata teknik, budidaya, dan
t a n a m a n . Te k n i k m e m i l i k i a r t i p e n g e t a h u a n a t a u kepandaianmembuat sesuatu,
sedangkan budidaya bermakna usaha yang memberikan hasil.
Katatanaman merujuk padapengertian tumbuh-tumbuhan yang diusahakan
manusia, yangbiasanyatelah melampaui proses domestikasi.Beberapa tahun terakhir,
penggunaan pupuk hayati pada budidaya sayuran secara
organik t e l a h d i l a k s a n a k a n d a n m e m b e r i p r o s p e k c e r a h u n t u k p e r t a n i a n m
a s a m e n d a t a n g . U p a y a pemupukan dengan bahan organik perlu digalakkan
untuk menghemat biaya produksi karena pupuk organik relatif murah, mudah
didapat dan efek negatif minimum baik bagi kesehatan maupun lingkungan..
Penggunaan pupuk organik (alami atau buatan) dan pupuk hayati serta
pemberantasanhama, penyakit dan gulma secara biologis adalah contoh
penerapan sistem pertanian organik.Sebagai contoh salah satunya adalah pupuk
kandang. Pupuk kandang merupakan pupuk organik yang dapat memberikan tambahan
bahan organik, hara, memperbaiki sifat fisik tanah, serta mengembalikan hara yang
terangkut hasil panen.Pupuk organik dapat bersumber dari kotoran hewan, limbah
rumah tangga serta
daris e r e s a h t u m b u h a n . N a m u n k o t o r a n h e w a n m a u p u n l i m b a h r u m a h t a n g
ga tidak selaman yat e r s e d i a . D e n g a n
demikian, gulma memiliki potensi yangbesar seba
gai sumberbahan