SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) PADA PROYEK GEDUNG (Studi Kasus Di Ibukota DKI Jakarta)

  Volume XI, Nomor 2, Agustus 2016

  

ILLUMINOMETER AND VISUAL COMPARISON MEASUREMENT

METHOD (Studi Iluminasi dan Brightness Sistem Penerangan dengan

Metode Pengukuran dan Kuisoner)

  Website : http;//www.jagakarsa.ac.id

  Telp.(021) 789096-566, Fax.(021) 7890966 Email

  LPPM Universitas Tama Jagakarsa Jl. Letjen T.B. Simatupang No. 152, Tanjung Barat, Jakarta Selatan 12530

  Mohamad Sobirin

  

KINERJA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG DI

PENGARUHI OLEH BEBERAPA FAKTOR SEPERTI SUMBER DAYA

MANUSIA , SUMBER DAYA ALAT DAN SUMBER DAYA MATERIAL

  Amir Hamzah Pohan, I Made Sudiarta

  Sempurna Bangun

  ISSN : 1978-001X

  

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

(SMK3) PADA PROYEK GEDUNG (Studi Kasus Di Ibukota DKI Jakarta)

  Novianti Madhona Faizah dan Nina Amelia

  

PERANCANGAN APLIKASI SISTEM PERSEDIAAN SEMBAKO PADA

TOKO HARAPAN BARU

  Bintang Unggul P

  

ANALISA PEMASANGAN KOMPENSATOR REAKTOR SHUNT

DALAM PERBAIKAN TEGANGAN SALURAN UDARA TEGANGAN

EKSTRA TINGGI (SUTET)-500kV ANTARA TASIKMALAYA – DEPOK

  Widyat Nurcahyo

   UTAMA JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI

ANALISA ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI MUTU PROGRAM

STUDI DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TAMA JAGAKARSA

BERDASARKAN HASIL AKREDITASI

ALAMAT REDAKSI:

  Volume XI, Nomor. 2, Agustus 2016

   ISSN : 1978-001X JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI Pelindung Rektor Universitas Tama Jagakarsa (UTAMA)

  Penanggung Jawab Dekan Fakultas Teknik UTAMA

  DEWAN REDAKSI Ketua Dewan Redaksi Ketua LPPM UTAMA

  Wakil Ketua Dewan Redaksi Wakil Ketua LPPM UTAMA

  Anggota Dewan Redaksi Prof. Dr. Ir. Bambang Soenarto, Dipl.H.E.,En.Dipl.GR., M. Eng.(Dosen UTAMA) Prof. Dr. Ir. Sjahdanul Irwan, M.Sc. (Dosen UTAMA)

  Dr. Maspul Aini Kambry , M.Sc. (Dosen UTAMA) Mitra Bestari

  Prof. Dr. Ir. Sri Murni Dewi, MS.(Univ. Brawijaya) Prof. Dr. Ir. H. Dahmir Dahlan M.Sc.(ISTN) Ir. H. Media Nofri, M.Sc. (Dosen ISTN)

  Redaksi Pelaksana

  H. Hamidullah Mahmud, Lc., MA Ir. Bertinus Simanihuruk, MT Ir. Made Sudiarta, MT Djoko Prihartono, ST., MT

  Lukman Hakim, ST., M.Sc.

  Napoleon Lukman, ST Penerbit

  Universitas Tama Jagakarsa Alamat Redaksi

  LPPM Universitas Tama Jagakarsa Jl. Letjen T.B. Simatupang No. 152, Tanjung Barat, Jakarta Selatan 12530 Telp.(021)7890965-66. Fax.(021) 7890966, E-mail

  Volume XI, Nomor 2, Agustus 2016

  ISSN : 1978-001X

   UTAMA JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI

ANALISA ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI MUTU PROGRAM

STUDI DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TAMA JAGAKARSA

BERDASARKAN HASIL AKREDITASI

  Widyat Nurcahyo.......................................................................................... 67 - 78

  

ANALISA PEMASANGAN KOMPENSATOR REAKTOR SHUNT

DALAM PERBAIKAN TEGANGAN SALURAN UDARA TEGANGAN

EKSTRA TINGGI (SUTET)-500kV ANTARA TASIKMALAYA – DEPOK

  Bintang Unggul P ………………………...................................................... 79 - 86

  PERANCANGAN APLIKASI SISTEM PERSEDIAAN SEMBAKO PADA TOKO HARAPAN BARU

  Novianti Madhona Faizah dan Nina Amelia............................................ 87 - 100

  SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

(SMK3) PADA PROYEK GEDUNG (Studi Kasus Di Ibukota DKI Jakarta)

  Sempurna Bangun ………………………………………......................... 101 - 110

  

ILLUMINOMETER AND VISUAL COMPARISON MEASUREMENT

METHOD (Studi Iluminasi dan Brightness Sistem Penerangan dengan

Metode Pengukuran dan Kuisoner)

  Amir Hamzah Pohan, I Made Sudiarta …………………..………………111 - 116

  

KINERJA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG DI

PENGARUHI OLEH BEBERAPA FAKTOR SEPERTI SUMBER DAYA

MANUSIA , SUMBER DAYA ALAT DAN SUMBER DAYA MATERIAL

  Mohamad Sobirin

  …............................................……………...………………117 - 132

ALAMAT REDAKSI:

  LPPM Universitas Tama Jagakarsa Jl. Letjen T.B. Simatupang No. 152, Tanjung Barat, Jakarta Selatan 12530

  Telp.(021) 7890965-66 Fx.(021) 7890966, Email :

  Website : http;//www.jagakarsa.ac.id

  

ANALISA PEMASANGAN KOMPENSATOR REAKTOR SHUNT

DALAM PERBAIKAN TEGANGAN SALURAN UDARA

TEGANGAN EKSTRA TINGGI (SUTET)-500kV

ANTARA TASIKMALAYA

  • – DEPOK

  

Oleh

  Bintang Unggul P Program Studi Teknik Elektro Universitas Tama Jagakarsa

  

ABSTRAK

  Usaha untuk meningkatkan efisiensi penyaluran daya listrik adalah dengan cara menggunakan sistem transmisi tegangan ekstra tinggi. Di sisi lain penggunaan sistem ini mengakibatkan timbulnya permasalahan antara lain adanya efek kapasitansi pada saluran transmisi. Efek kapasitansi ini akan menimbulkan daya reaktif kapasitif yang terlalu kecil pada saluran transmisi. Adanya efek kapasitansi akan mengakibatkan tegangan di sisi penerima lebih kecil dari tegangan di sisi pengirim, fenomena ini dikenal sebagai (Drop

  

Voltage). Pada beban ringan dan menengah tegangan di sisi penerima tidak dapat

  melebihi tegangan yang diijinkan sesuai dengan spesifikasi transformator daya yang digunakan. Masalah tegangan jatuh (Drop Voltage) akan semakin penting jika saluran transmisi makin panjang. Untuk masalah tersebut dilakukan upaya dengan cara mengkompensasi daya reaktif kapasitif yang terjadi pada saluran transmisi dengan daya reaktif induktif dari suatu sumber lain. Maka digunakan dengan memasangan kompensasi reaktor shunt pada saluran transmisi khususnya di sisi penerima beban. Reaktor shunt ini akan mensuplay daya reaktif induktif yang akan mengkompensasi daya reaktif kapasitif yang terjadi pada saluran transmisi. Sehingga dalam penerapan dari semua konsep akan dipilih sebagian dari sistem saluran transmisi tegangan ekstra tinggi di Pulau Jawa yaitu Tasikmalaya-Depok, pada awalnya sistem saluran transmisi

  o

  mempunyai panjang elektrik setelah pemasangan kompensasi dengan reaktor 65,3

  o

  shunt sebesar , serta panjang elektrik menjadi dengan panjang 23,4 Henry Phase ⁄

  20 saluran 280 kilometer. Maka dibutuhkan reaktor shunt untuk menstabilkan tingkat tegangan sehingga pada sistem saluran transmisi antara Tasikmalaya-Depok dapat menyalurkan daya dengan kapasitas optimum serta kontinuitas yang terjamin.

  (Kata kunci: Kompensasi, Drop Voltage dan Reaktor Shunt). dalam menyalurkan daya agar dapat

  PENDAHULUAN memiliki keandalan yang cukup tinggi.

  Kegagalan instalasi pada sistem tenaga  Latar Belakang Masalah listrik tidak mungkin dapat dihindari. Oleh Tujuan dari suatu sistem tenaga listrik karena itu, untuk memperbaiki adalah menyediakan daya listrik dari pusat kekurangan tingkat tegangan dan pembangkit sampai ke pusat beban, memperkecil daerah gangguan maka melalui media phisik yang di-namakan dibutuhkan suatu sistem penyeimbang saluran transmisi. Sehingga perlu daya yakni pemasangan kompensasi perancangan dan pengelolaan dengan baik

  79

  80

  reaktor shunt saluran transmisi tegangan ekstra tinggi. Suatu saluran transmisi yang ideal dapat menyalurkan daya listrik tanpa kehilangan daya di sepanjang saluran. Sehingga daya yang dikirim-kan dari ujung pengirim penerima, dapat menyalurkan daya dengan kapasitas optimum serta kontinuitas yang terjamin.

  Untuk mendapatkan suatu sistem transmisi yang betul-betul ideal adalah tidak mungkin, karena pengalaman menunjukkan bahwa dalam pengoperasian sistem transmisi selalu timbul berbagai masalah. Maka upaya yang dapat dilakukan adalah berusaha membuat sistem transmisi yang mendekati ideal.

  Dalam proposal ini akan di-analisa gangguan yang terjadi pada tingkat tegangan ekstra tinggi dengan menggunakan perhitungan pemasang-an kompensator reaktor shunt pada saluran udara tegangan ekstra tinggi-500kV antara Tasikmalaya-Depok.

   Pokok Permasalahan Dalam suatu sistem saluran transmisi tegangan ekstra tinggi perubahan tingkat tegangan menjadi masalah terpenting. Maka dalam Rangkuman tulisan ini penulis membahas: Bagaimana menentukan kompen-sasi reaktor shunt untuk perbaikkan tingkat tegangan.

   Batasan Masalah Untuk memperjelas pembaha-san dalam penelitian ini, maka di- perlukan pembatasan masalah adalah sebagai berikut :

  1. Perhitungan induktansi reaktor shunt untuk perbaikkan panjang elektrik.

  2. Perhitungan daya natural sebelum dan sesudah pemasangan reaktor shunt.

   Tujuan Penulisan Tujuan penulisan ini adalah agar dapat menyalurkan daya dari pusat pembangkit sampai ke pusat beban dengan kapasitas optimum sehingga mendapatkan nilai efisiensi (yang mendekati satu), serta andal ter-hadap semua gangguan yang mungkin terjadi sehingga diperoleh kontinuitas daya yang optimum pada saluran transmisi.

   Penanganan Masalah

  1. Pengumpulan data teknis dari PLN Unit Transmisi antara Tasikmala-ya- Depok, serta data-data penun-jang tulisan dari instansi yang terkait dan buku-buku referensi di perpustakaan yang terkait dengan pokok permasalahan.

  2. Menyusun hipotesa berdasarkan studi kasus yang terjadi serta referensi dan data yang tersedia.

  3. Melakukan perhitungan dari data- data yang tersedia untuk sistem saluran transmisi yang dipilih.

  4. Menarik kesimpulan dari hasil perhitungan yang telah dilakukan.

  Analisa Penggunaan Reaktor Shunt Antara Tasikmalaya-Depok

   Umum Untuk menganalisa dari pem-bahasan sebelumnya dipilih sebagian dari sistem saluran transmisi tegangan ekstra tinggi 500 KV antara Tasik-malaya-Depok karena pada sistem ini kompensasi dengan reaktor shunt hanya dipasang di depok sebagai penerima daya. Sedangkan untuk perhitungan akan digunakan data-data yang diperoleh dari Perusahaan Listrik Negara Pembangkit dan Penyaluran Jawa Barat Sektor Tegangan Ekstra Tinggi (PLN KJB Sektor TET). Dan selain data-data yang tersedia kemudian juga digunakan asumsi-asumsi yang akan diuraikan. Selanjutnya dengan menggunakan data- 3. Konstanta propagasi. data dan ditambah asumsi-asumsi tersebut

  = √ diatas kemudian dilakukan perhitungan Dimana: terhadap: = Konstanta redaman.

  1. Induktansi reaktor shunt untuk perbaikkan = Konstanta penggeseran fasa atau panjang elektrik. panjang elektrik.

  4. Daya natural. pemasangan reaktor shunt.

  2

  | |

  3. Menentukan kompensasi reaktor shunt = untuk perbaikkan tingkat tegangan.

  5. Drop tegangan.

  ∆ = ( − ) − ( − ) Asumsi-asumsi Perhitungan  Tegangan Nominal Sistem pada Saluran 1. Impendansi karakteristik.

  Pemilihan tegangan transmisi dapat ditentukan dengan memperhitungkan = √ daya yang disalurkan seperti, jumlah rangkaian, panjang saluran keandalan, 2. Impendansi surge. beaya peralatan untuk tegangan tertentu serta tegangan yang ada. Untuk

  √ = √ interkoneksi di pulau jawa telah dipilih

  ⇒ tegangan nominalnya sebesar 500 kV Sifatnya untuk saluran transmisi tanpa dengan nilai frekuensi .

  50 rugi-rugi. dipergunakan nilai beban puncak pada

   Beban Harian Penghantar GITET Depok malam hari, sehingga pembabanan yang akan digunakan adalah sebagai berikut: Pembebanan saluran trans-misi dalam perhitungan selanjutnya akan

  Tabel: Logsheet Beban Harian Penghantar GITET Depok.

  

No Jam PHT.500 kV TASIKMALAYA I

KV AMP MW MVAR 1 0.00 500 260 50 240

  2 6.00 500 300 185 250

  3 10.00 500 300 90 235

  4 14.00 500 525 405 140

  5 18.00 500 310 80 155

  6 19.00 500 275 80 140

  7 24.00 500 405 225 220

   Data-data Saluran Transmisi

  1. Panjang Elektrik. dengan gardu induk (GI) adalah sebagai Panjang saluran transmisi yang berikut: menghubungkan pusat pembangkit

  81 Tabel Panjang Elektrik. subkonduktor dan pada lokasi untuk ketinggian (altitude) lebih dari 850 meter dipilih konduktor DOVE 4x327.9mm (2,4 kA) sedangkan untuk (altitude) lebih besar dari 850 meter maka dipilih konduktor GANNET

  2. Pemilihan Konduktor pada Saluran.

  3. Pemilihan Nilai Impendansi dan Setiap konduktor phasa adalah Admitansi. konduktor berkas yang terdiri dari empat

  

Tabel : Impendansi dan Admitansi pada Saluaran

  Untuk memudahkan

  Analisa Hasil Perhitungan

  menganalisa penulis menampilkan Pada sistem interkoneksi tenaga skema gambar rangkaian ekivalen listrik di pulau jawa khususnya sebelum dan setelah dari pemasangan Tasikmalaya-Depok dipasangkan suatu kompensasi reaktor shunt sebagai alat yang dapat menstabilkan tingkat berikut: tegangan dengan tersambungnya secara paralel (Shunt) dan pada alat tersebut dinamakan Reaktor Shunt. Tetapi pada kompensasi reaktor shunt dapat dilakukan hanya dibagian pengiriman atau penerimaan daya saja. Sedangkan dalam pemasangan kompensasi reaktor shunt ini hanya dipasang di daerah depok sebagai penerima daya dari pengiriman daya di daerah tasikmalaya. Oleh karena itu, dalam pembahasan ini akan dilakukan untuk kompensasi reaktor shunt pada ujung beban atau menerima daya saja.

  82 Bahwa saluran transmisi dapat direpresentasikan dengan sirkuit nominal ( ) sehingga setelah pemasangan reaktor shunt maka konstanta umum ekivalen

  “A

  dan

  B” ialah sebagai berikut:

  = 1 + −

  2 . ℎ Gambar Rangkaian Ekivalen

  Sebelum dan Setelah =

  Pemasangan Kompensasi Reaktor Shunt.

  Sehingga saluran dari reaktor shunt itu merupakan saluran baru dengan nilai Suatu saluran transmisi tunggal admitansi yang baru: tiga phasa memiliki nilai konstanta

  ′

  =

  • seperti nilai impendansi, admitansi serta

  2 2 . . ℎ

  panjang elektrik pada saluran sehingga perhitungannya dapat diuraikan sebagai

  • = berikut:

  2 ℎ

1. Induktansi Reaktor Shunt untuk

  Dan jika “B” tidak mengalami

  Perbaikkan Panjang Elektrik perubahan, maka:

  = Panjang elektrik sebelum pemasangan reaktor  Panjang elektrik saluran = . .

  Maka: shunt

  65,3 = √ . ⇒ =

  ′

  = Panjang elektrik setelah

  −6

  √0,2819 x 58,9 10 pemasangan reaktor = shunt

  20

  −3 .

  4,0747 10 Radian Km ⁄ Maka:

  ′ ′ ′ . √ .

   Sehingga induktansi dari reaktor = ⇒ .

  √ .

  shunt agar panjang elektrik berkurang .

  ′

  20

  √

  20

  = ⇒ =

  Maka:

  √ 65,3

  2

  = . ⇒ = (0,3062 )

  −3 4,0747 10 Radian Km ⁄ x 280 Km.

  = = 0,0938 .

  Jadi: 1,1409 Radian.

  ′

  2 Jadi pada tahap awal dari panjang

  = (0,3062 ) x x

  ′

  elektrik ialah: =

  ′ ′ −6

  = . 57,3 ⇒ = 0,0938 x ( 58,9 10 Mho) x 280 Km. 1,1409 Radian x 57,3 .

  ′ = 65,3 .

  −3 = 1,5469 10 Mho.

  Dan pada tahap akhir dari panjang elektrik ialah: Dan;

  ′ = 20 .

  83

  −3 Mho.

  1,5469 10 −3 Mho.

  500 x 500 225,8

  =

  

  = 3.613 MW.

  500 x 500 69,1814

  =

  ⇒ 225,8 Ohm. Dan;

  ⇒ √ 78,932 Ohm.

  3. Kompensasi Reaktor Shunt untuk Perbaikkan Tingkat Tegangan

  ′

  = √

  ′

  ⇒ 69,1814 Ohm.

  16,492 10 −3 Mho.

  Maka: = √ ⇒ √ 78,932 Ohm.

  = 1.107 MW. Jadi dengan pemasangan raktor shunt tersebut daya natural berkurang dari 3.613 MW menjadi 1.107 MW. Ini berarti bahwa kemampuan menyalurkan daya setelah kompensasi dengan reaktor shunt tersebut dinyatakan berkurang.

3 Ohm.

3 Ohm

  = 225 MW, dengan faktor daya⇒ 0,76 terbelakang. Maka:

  Dimana: = 500 KV (L − L) ⇒ 88,68 KV (L − N).

2. Daya Natural Sebelum dan Setelah Pemasangan Reaktor Shunt

  =

  x 10

  3 (3∅ x x cos

  −1 )

  ∠

  −1

  Amp. =

   Dimana: = 78,932 Ohm. = 16,492 10

  3 (√3 x 500 x 0,76)

  ∠−40,53 Amp. = 341,8 ∠−40,53 Amp. = . + .  Sebelum kompensasi reaktor shunt:

  Dimana: = 1 + .

  2 = 78,932 Ohm.

  = 16,492 10

  −3 Mho.

  Maka:

  225 x 10

  84

  2

  ℎ

  −3 Mho.

  Mho − 0,7734 10

  −3

  = 0,6375 10

  1 ℎ

  −3 Mho.

  = 0,7734 10

  −

  = − 0,1359 10

  2

  Sehingga:

  −3 Mho.

  = 0,7734 10

  2

  1,5469 10 −3 Mho.

  =

  1 ℎ

  −3 Mho.

  ′

  ℎ

  ′ .

  Dimana: . = Daya natural dan impendansi surja sebelum pemasangan reaktor shunt.

  ⁄

  = 23,4 Henry Phasa.

  314 ℎ

  7,358 10

  =

  Maka hasil akhir dari induktansi reaktor shunt untuk perbaikkan panjang elektrik ialah:

  Dan;

  = 7,358 10

  3 ) Ohm. ℎ

  = − (−7,358 10

  ℎ

  1 −0,1359 10 −3 Mho.

  =

  ℎ

  = Daya natural dan impendansi surja setelah pemasangan reaktor shunt.  Untuk panjang elektrik 280 Km, maka nilai dari Impendansi dan Admitansi sebagai berikut:

  = 0,939.

  −3 78,932 x ( 16,492 10 )

  = 1 +

  2

  = = 1 − 0,6508 = 0,3492.

  = 78,932 Ohm. = .

  Sehingga: = . + . = 78,932 Ohm.

  = (0,939 x 288,68) +

  −3

  Sehingga: (78,932 ∠90 x 341,8 ∠−40,53 )x10 = . + .

  = 271,07 + 26,9 ∠49,47 = (0,3492 x 288,68)

  = 271,07 + 17,48 + 20,44

  • (78,932∠90 x 341,8∠−40,53 )

  −3

  = x10 = 288,55 + 20,44. = 100,8 + 26,9 ∠49,47

  Dan; = 100,8 + 17,48 + 20,44 = 118,28 + 20,44.

  Dan; | | = 289,27 ( − ) ⇒ | | = 120,03 ( − ) 501,03 ( − ).

  = Lalu: 207,89 ( − ).

  | | 501,03

  Lalu: = = 533,57 ( − ).

  | | | | 207,89 0,939 = = 595,35 ( − ).

  | | 0,3492

  Maka hasil akhir setelah kompensasi Maka hasil akhir sebelum kompensasi reaktor reaktor shunt adalah:

  533,57 −500

  shunt adalah: (%) = x 100 %

  500 595,89−500

  (%) = x 100 % = 6,7 %.

  500

  Jadi dari hasil-hasil diatas dapat = 19,17 %. dilihat bahwa dengan kompensasi reaktor shunt tersebut pengaturan

   Setelah kompensasi reaktor shunt: tegangan diperbaiki dari Dimana:

  19,17 % menjadi 6,7 %.

  ′ .

  4. Nilai Drop Volttage pada Saluran

  = 1 +

2 Pada drop volttage ini terjadinya

  perbedaan antara sisi pengirim dan sisi = 78,932 Ohm. penerima tegangan pada sistem saluran transmisi antara Tasikmalaya-

   −3 Mho.

  = 1,5469 10 Depok. Maka:

  −3 78,932 x ( 1,5469 10 )

  Dimana: = 1 +

  2

  = 1

  • – 0,0610

  = 500 KV (L − L)

  85

  4. Jadi dari hasil perhitungan dapat ⇒ 288,68 KV (L − N). dilihat bahwa sebelum kompensasi reaktor shunt pada drop volttage

  = 225 MW, dengan faktor daya 168,65 KV. Sedangkan setelah ⇒ 0,76 terbelakang. kompensasi reaktor shunt pada drop

  volttage menjadi

   Drop volttage sebelum kompensasi 0,59 KV. Ini berarti reaktor shunt: pemasangan reaktor shunt tersebut menjadi berkurang.

  ∆ = ( − ) − ( − )

  5. Setelah pemasangan kompensasi ∆ = 120,03 − 288,68 reaktor shunt maka nilai dari efisiensi dapat dipertahankan ∆ = −168,65 . sebesar 6,7 %.

   SARAN Drop volttage daya setelah kompensasi reaktor shunt: Diupayakan pada sistem saluran transmisi tegangan ekstra tinggi antara Tasikmalaya-Depok,

  ∆ = ( − ) − ( − ) tegangan yang dikirimkan dari ujung pengirim sama dengan tegangan

  ∆ = 289,27 − 288,68 yang diterima diujung penerima.

  Maka sangat di-butuhkannya ∆ = 0,59 . pemasangan kompen-sasi kombinasi yaitu dengan reaktor shunt dan

KESIMPULAN DAN SARAN

  kapasitor seri, dalam hal ini belum  KESIMPULAN dilakukan pemasangan antara kom-

  Dari pembahasan, uraian, dan per- binasi. Sehingga pada sistem saluran hitungan serta analisa di atas. Maka didapat transmisi dapat menyalurkan beberapa kesimpulan sebagai berikut: tegangan dengan kapasitas optimum serta kontinuitas yang terjamin.

  1. Kompensasi dengan pemasangan reaktor shunt dapat menurunkan

  Daftar Pustaka

  tingkat tegangan pada saluran

  1. Zuhal, Dasar Tenaga Listrik, ITB,

  transmisi yang ada, khususnya Bandung, 1991. antara Tasikmalaya-Depok.

  2. Saadat, Hadi.,Power System

  2. Untuk mengurangi saluran panjang

  Analysis, McGraw-Hill, 1999

  elektrik dari menjadi 65,3

  20

  3. Weedy, B.M., Electric Power

  dibutuhkan reaktor shunt sebagai John Wiley & Sons, 1979

  System,

  induktansi. Sehingga hasil yang di

  4. Cekmas Cekdin, Sistem Tenaga dapat sebesar .

  23,4 ℎ ⁄

  Listrik , Adi Yogyakarta,

  3. Untuk pengiriman tegangan yang Yogyakarta, 2006. ada maka kompensasi reaktor shunt

  5. Pabla, A.S., Abdul Hadi, Sistem dilakukan disisi penerima, karena Erlangga,

  Distribusi Daya Listrik,

  penggunaan reaktor shunt disisi Jakarta, 1994. pengirim justru akan menimbulkan tegangan yang lebih besar pada bagian tengah saluran transmisi.

  86