Melastoma affine (Melastoma malabathricum)

Melastoma affine
Melastoma affine merupakan sinonim dari Melastoma malabathricum

I.

Nama Lain
Dalam bahasa Melayu sering disebut senduduk, di Jawa Barat (Sunda)
disebut harendong, sedangkan di Jawa Tengah (Jawa) disebut kluruk atau
senggani (Heyne, 1987).
Tabel Nama Lain Tumbuhan Melastoma affine
No
1
2
3
4
5
6

II.

Nama Daerah

Senduduk, Sekeduduk, Kenduduk
Kendudu, Pucuk, Kenduduk
Harendong
Kluruk, Senggani
Mengkre, Mangre, Bre, Kadu-da
Malatungau, Malatungaw
Bubtoi
Yagomyum
Ye mu dan
Karali
Koroli
Chuthuksuru

Bahasa
Negara
Malay
Malaysia
Riau
Sunda
Indonesia

Jawa
Thais
Thailand
Ibanag
Sambali
Filipina
Cebu Bisaya
Chinese
China
Malkangiri
Mayurbhanj
India
Wokha
(Joffry, S. Mohd., et al 2012)

Deskripsi
Perdu kecil, berbulu, bunga berwarna ungu. Buahnya berwarna hitam, daun
dapat digunakan sebagai pewarna kuning dan cokelat (Kasahara, Shin., dan
Seixaburo Hemmi., 1996).


III. Kegunaan
Menurut Hayes (1987), Melastoma affine memiliki beberapa khasiat yaitu :
-

Untuk menyembuhkan luka : daun ditumbuk dan diletakkan pada luka
kemudian dilabut dengan daun tersebut.

-

Menyembuhkan buang air berdarah (disentri) : dipanggang dengan beras
ketan, digiling dan dimakan

-

Keputihan : sebanyak 2 genggam daun, sepotong jahe dan bangle
direbus dalam air dengan seteguk cuka hingga airnya menjadi sepertiga
dan diminum setiap hari (bangle dan jahe dapat diganti dengan tiga
kuncup bunga cempaka dan tiga buah biji pinang yang tua).

-


Di Surabaya, daun-daun tumbuhan ini dijual dalam bentuk puyer yang
kasar.

-

Tunas-tunas muda dapat dimakan mentah maupun dimasak menjadi
sayur (rasa asam)

-

Buah Melastoma affine dapat dikonsumsi sebagai panganan

Tabel Kegunaan Tumbuhan Melastoma affine :
a. Menurut Bagiannya

(Joffry, S. Mohd., et al 2012)
b. Menurut Suku yang telah dilaporkan di seluruh dunia

Suku

Gayo and Alas

Negara

Kegunaan

Aceh, Sumatra,

Infus

Indonesia

M.malabthricum
dapat

dingin

bunga
(M.affine)


digunakan

pengobatan

anemia

untuk
yang

terkait

dnegan

gastrointestinal

perdarahan
dan

nyeri


Talang Mamak

Riau, Sumatra,

epigastrium
Sebagai kompres untuk luka

Malay

Indonesia
Machang, Kelantan,

Untuk mengobati bibir kering

Malaysia
Gemenceh, Negri

(jus buah)
Daunnya digunakan untuk


Sembilan, Malaysia

mempercepat penyembuhan

Jah Hut

Jerantut, Pahang,

luka
Akarnya

Lakher and Pawi

Malaysia
Mizoram, India

mengobati diare
Dekok dari daun digunakan

Bogor, West Java,


untuk obat diare dan disentri
Daunnya digunakan untuk

Indonesia

obat sakit gigi dan pasca

Malkangiri, Orissa,

melahirkan
Daunnya untuk mengobati

India
Manipur, India

luka
Daun

Sundanese


Didayi

digunakan

segar

dan

untuk

kering

digunakan untuk mengobati
Naga

Tahiti

luka dan demam
Untuk pengobatan diare dan

disentri. Dekok dari batang
dapat untuk obat kumur
(Joffry, S. Mohd., et al 2012)

IV.

Aktivitas Farmakologi
a.

Antibakteri
- Uji Farmakologi yang digunakna: pengenceran agar-disc
- Bagian tanaman : daun
- Tipe ekstrak : Methanol, kloroform, dan ekstrak aseton

-

Dosis (mg/kg) atau konsentration (mg/mL) : 0.01, 0.10, 1.00, and
10.00 μg/mL.
1 mL setiap ekstrak dicampur dengan 19 mL media dan dituangkan
ke dalam cawan petri. Cakram miselium diinokulasi di tengah media
agar

- Pengobatan :
Ekstrak

menunjukkan

aktivitas

antijamur

terhadap

C.

gloeosporioides. Nilai MIC yang diperoleh untuk semua ekstrak
adalah 20,00 μg / mL. Ekstrak juga menghambat sporulasi jamur
yang teruji
(Johnny L, Yusuf UK, Nulit R., 2010)
1

Antipiretik
-

Pharmacological assay used : In vivo Brewer's yeast- (BY-)
induced pyrexia test in rats

- Plant part : Leaves
- Types of extract : Aqueous extract
- Dose (mg/kg) or concentration (mg/mL) : 10%, 50%, and 100%
strength concentration (equivalent to the doses of 4.87, 24.35, and
48.7 mg/kg); given subcutaneously
- Observations :
The AMML reduced temperature of pyrexia-induced rats for the first
6 hours after BY administration
(Zakaria ZA, Raden MNRNS, Hanan Kumar G, et al. 2006).

DAFTAR PUSTAKA

Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Jilid I dan II. Terjemahan Badan
Libang Kehutanan. Cetakan I. Jakarta: Koperasi karyawan Departemen
Kehutanan.
Joffry, S. Mohd., et al. 2012. Melastoma malabathricum (L.) Smith
Ethnomedicinal Uses, Chemical Constituents, and Pharmacological
Properties:

A

Review.

Available

online

at

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3254175/ [diakses pada
tanggal 26 April 2018]
Johnny L, Yusuf UK, Nulit R. 2010. The effect of herbal plant extracts on the
growth and sporulation of Colletotrichum gloeosporioides. Journal of
Applied Bioscience ; 34:2218–2224
Kasahara, Shin dan Seizaburo Hemmi. 1996. Medicinal Herb Index In Indonesia.
Jakarta : PT Eisai Indonesia
Zakaria ZA, Raden MNRNS, Hanan Kumar G, et al. 2006. Antinociceptive, antiinflammatory and antipyretic properties of Melastoma malabathricum
leaves aqueous extract in experimental animals. Canadian Journal of
Physiology and Pharmacology ; 84(12):1291–1299.