PENGEMBANGAN BUKU PENGAYAAN CERITA WAYAN (1)

PENGEMBANGAN BUKU PENGAYAAN
CERITA WAYANG RAMAYANA BERBAHASA JAWA
SEBAGAI PENUNJANG MATERI MEMBACA SASTRA
UNTUK SISWA SMP KABUPATEN REMBANG
ARTIKEL
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
oleh
Nama

: Iis Islamiyyah

NIM

: 2601411128

Prodi

: Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Jurusan


: Bahasa dan Sastra Jawa

FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015

PENGEMBANGAN BUKU PENGAYAAN
CERITA WAYANG RAMAYANA BERBAHASA JAWA SEBAGAI
PENUNJANG MATERI MEMBACA SASTRA UNTUK SISWA SMP
KABUPATEN REMBANG
Iis Islamiyyah *) Ucik Fuadhiyah, S.Pd., M.Pd. **)
Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa, Fakultas Bahasa dan Seni,
Universitas Negeri Semarang
potti2s.iis@gmail.com
ABSTRAK
Pembelajaran membaca sastra cerita wayang Ramayana di SMP
Kabupaten Rembang berubah menjadi pembelajaran menyimak. Siswa kurang
memahami materi bacaan yang disediakan di buku teks dan LKS. Alasannya, teks
bacaan tersebut menggunakan bahasa Jawa arkais. Hal tersebut menyebabkan
minat membaca siswa terhadap teks bacaan berbahasa Jawa rendah. Salah satu

upaya untuk meningkatkan minat membaca siswa dengan menyediakan buku
pengayaan cerita wayang Ramayana yang menarik dan sesuai kebutuhan siswa.
Siswa membutuhkan buku pengayaan cerita wayang Ramayana berbahasa Jawa
dialek Rembang dan disisipi ilustrasi cerita yang menarik. Penelitian ini
menggunakan metode Research and Development (R & D) yang dilakukan
melalui lima tahapan yaitu (1) analisis potensi dan masalah, (2) pengumpulan data
kebutuhan siswa dan guru, (3) desain produk, (4) uji ahli/validasi desain produk,
dan (5) revisi desain produk. Hasil penelitian ini yaitu, (1) buku pengayaan cerita
wayang Ramayana benar-benar dibutuhkan siswa dan guru di SMP Kabupaten
Rembang sebagai penunjang materi membaca sastra, (2) buku pengayaan cerita
wayang Ramayana menggunakan bahasa Jawa dialek Rembang ragam ngoko alus
sesuai kebutuhan siswa dan guru, serta (3) hasil uji validasi buku pengayaan cerita
wayang Ramayana memperoleh nilai sebesar 88,63% kategori sangat layak dari
ahli materi sedangkan dari ahli pengembangan buku memperoleh nilai 80%
dengan kategori layak. Berdasarkan saran ahli, buku pengayaan cerita wayang
Ramayana berjudul “Bledheg Alas Dhandhaka” dan terdiri dari lima lakon/judul
cerita yaitu “Miyose Putra Ratu”, “Numpes Raseksa”, “Rama Tundhung”, “Sinta
Kadhusta”, dan “Anoman Duta”. Saran yang dianjurkan yaitu (1) bagi guru SMP
di Kabupaten Rembang, diharapkan dapat memanfaatkan buku pengayaan cerita
wayang Ramayana sebagai alternatif materi pembelajaran, kreatif memilih dan

membuat bahan bacaan yang dapat meningkatkan minat membaca siswa, (2) bagi
peneliti lain diharapkan dapat melakukan penelitian lanjutan untuk menguji
kelayakan dan keefektifan buku pengayaan cerita wayang Ramayana yang
dihasilkan penelitian ini, (3) setelah diuji kelayakan dan keefektifan, diharapkan
pemerintah dapat bekerjasama memfasilitasi buku pengayaan cerita wayang
Ramayana untuk diproduksi massal sebagai bahan bacaan siswa, dan (4) buku
pengayaan cerita wayang Ramayana dapat digunakan sebagai penunjang
pembelajaran bahasa Jawa SMP di luar Kabupaten Rembang.
Kata kunci: membaca, buku pengayaan, cerita wayang Ramayana.

ABSTRACK
Learning to read a literary puppet story of Ramayana in SMP Kabupaten
Rembang turned into learning to listen. Students understand the reading material
provided in textbooks and LKS. The reason, the reading text using the archaic
Javanese. It also results in the interest of students towards reading text readings
speak low. One effort to increase interest in reading books provides students with
enriching the story interesting and wayang Ramayana according the needs of the
students.Students need a book Ramayana puppet story enrichment speak Javanese
dialect of Rembang and disisipi illustrated an interesting story. This research uses
the methods of Research and Development (R & D) conducted through five

phases, namely (1) the analysis of the potential and problems, (2) data collection
needs of students and teachers, (3) design products, (4) the expert test/validation
of product design, and (5) revision of product design. The results of this study,
namely, (1) enrichment book Ramayana puppet story really needed JUNIOR
HIGH SCHOOL students and teachers in supporting material as the Rembang
reading literature, (2) the enrichment of puppet story book Ramayana using Java
language dialect of Rembang range of spiritual story alus needs students and
teachers, as well as (3) the results of the validation tests book Ramayana puppet
story enrichment obtained a value of 88,63% category very worthy of expert
material from the book development experts while gaining the value of 80% by
category worthy. Based on expert advice, the book of the Ramayana story puppet
enrichment entitled "Bledheg Alas Dhandhaka" and the base consists of five
play/title of the story of "Miyose Putra Ratu", "Numpes Raseksa", "Rama
Tundhung", “Sinta Kadhusta", and “Anoman Duta”. The recommended
suggestions are (1) for teachers in SMP Kabupaten Rembang is expected to utilize
the book Ramayana puppet story enrichment as an alternative material, creative
learning, choosing and making reading materials that can increase students '
reading interest, (2) for other researchers are expected to perform advanced
research to test the feasibility and effectiveness of such enrichment book
Ramayana puppet stories generated this research, (3) having tested the feasibility

and effectiveness of It is expected the Government can work together to facilitate
enrichment book Ramayana puppet story for mass produced as a student reading
material, and (4) the book of the Ramayana story puppet enrichment can be used
as a support language learning Java JUNIOR HIGH SCHOOL outside of
Rembang.
Keyword: read, enrichment book, puppet story of Ramayana.

PENDAHULUAN
Buku
pengayaan
berperan
penting dalam dunia pendidikan. Di
dalam proses pembelajaran, guru dan
siswa dapat menggunakan buku
pengayaan sebagai bahan penunjang
materi
pembelajaran.
Pada
kenyataannya, guru dan siswa sulit
menemukan buku pengayaan yang

sesuai
kebutuhan.
Rendahnya
ketersediaan
buku
pengayaan
menjadi
salah
satu
faktor
penyebabnya.
Selama ini, dalam pembelajaran
bahasa Jawa kompetensi membaca
cerita wayang, guru dan siswa hanya
mengandalkan buku teks sebagai
sumber belajar. Sedangkan buku teks
tersebut
hanya
menyediakan
beberapa cuplikan cerita yang

bahasanya kurang komunikatif bagi
siswa.
Bahkan
pembelajaran
membaca
berubah
menjadi
pembelajaran mendengarkan cerita
wayang karena minat membaca
siswa terhadap teks yang ada sangat
rendah.
Berdasarkan masalah yang ada,
siswa dan guru membutuhkan buku
pengayaan cerita wayang Ramayana
sebagai penunjang pembelajaran
bahasa Jawa. Buku pengayaan cerita
wayang Ramayana berbahasa Jawa
yang ada masih minim dan kurang
menarik bagi siswa. Sebagian besar
buku

bacaan
cerita
wayang
Ramayana yang sudah ada berbahasa
Indonesia sehingga kurang dapat
diintegrasikan
langsung
dalam
pembelajaran bahasa Jawa di
Kabupaten Rembang.
Siswa dan guru SMP di
Kabupaten Rembang membutuhkan
buku pengayaan cerita wayang
Ramayana yang menarik. Bahasa
yang komunikatif dan gambar

ilustrasi cerita yang sesuai sangat
dibutuhkan
siswa
untuk

menumbuhkan minat bacanya.
MEMBACA
Menurut
Dalman
(2013:1)
membaca suatu kegiatan atau proses
menerapkan sejumlah keterampilan
mengolah teks bacaan dalam rangka
memahami isi bacaan. Membaca
bukan sekadar melihat kumpulan
huruf
yang tertulis membentuk
sebuah kata, kalimat, dan wacana,
akan tetapi lebih dari itu bahwa
membaca
merupakan
kegiatan
memahami dan menginterpretasikan
tulisan yang bermakna. Membaca
dilakukan oleh pembaca dalam

rangka untuk menemukan informasi
dalam tulisan.
BUKU PENGAYAAN
Buku pengayaan merupakan
buku nonteks pelajaran atau buku
penunjang
pembelajaran
yang
memuat materi untuk memperkaya
dan
meningkatkan
penguasaan
ipteks, keterampilan, dan membentuk
kepribadian peserta didik, pendidik,
pengelola
pendidikan,
dan
masyarakat
pembaca
lainnya

(Puskurbuk : 2008). Berdasarkan
dominasi materi, buku pengayaan
dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu
(1) buku pengayaan pengetahuan, (2)
buku pengayaan kepribadian, dan (3)
buku pengayaan keterampilan. Buku
pengayaan cerita wayang Ramayana
yang dikembangkan termasuk ke
dalam buku pengayaan kepribadian,
karena materi yang disajikan dapat
mengembangkan
kepribadian
pembaca untuk menjadi manusia
yang lebih baik.

CERITA WAYANG RAMAYANA
Menurut Sunarto (1989: 16)
wayang adalah gambar leluhur yang
selalu bergerak, menurut bayangan si
pembuat, dan yang menghasilkan
“ayang-ayang” atau bayangan dalam
kelir. Sunarto menambahkan bahwa
pada masa 1500 S.M. masyarakat
melakukan upacara penyembahan
terhadap roh-roh leluhur yang
dianggap sebagai pelindung. Upacara
penyembahan terhadap roh yang
telah meninggal tersebut berkembang
dan dikenal sebagai pertunjukan
bayangan roh nenek moyang.
Wayang sebagai warisan nenek
moyang harus tetap dilestarikan.
Tanggal
7
November
2003,
UNESCO telah mengakui wayang
sebagai karya agung dunia. Hal
tersebut disebabkan karena wayang
sudah memenuhi kualifikasi karya
master piece yang ditetapkan oleh
badan di bawah PBB yaitu
UNESCO.
Nurgiyantoro
(2011)
dalam
jurnalnya yang berjudul Wayang dan
pengembangan Karakter Bangsa
menyatakan sebagai berikut.
Cerita wayang yang berkembang
di Indonesia berasal dari Mahabarata
dan Ramayana. Kedua cerita tersebut
bersumber dari kitab India yang
digubah oleh para pujangga Jawa
Kuna menjadi kakawin.
Zoutmulder
(1985:
277)
menjelaskan
bahwa
kakawin
Ramayana adalah satu dari sekian
banyak kakawin yang berkembang
pada zaman Jawa Kuna. Diantara
kakawin-kakawin yang ditemukan,
Ramayana menduduki posisi paling
terhormat.
Kakawin
Ramayana
merupakan kakawin paling panjang.
Kedudukan terhormat diberikan
kepada Ramayana karena banyaknya

salinan yang diselamatkan sehingga
menandakan kakawin ini terpopular
pada zamannya.
Materi cerita wayang Ramayana
yang dikembangkan berdasarkan
kakawin Ramayana yang telah
diringkas oleh Zoetmulder.
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Penelitian pengembangan buku
pengayaan cerita wayang Ramayana
berbahasa Jawa ini merupakan
penelitian
yang
menggunakan
metode Research and Development
(R & D). Penelitian yang dilakukan
terdiri dari lima tahapan menurut
Sugiyono (2013:298).
Subjek Penelitian
Data mengenai kebutuhan siswa
dan guru diperoleh dari siswa dan
guru SMP Negeri 3 Rembang dan
SMP Negeri 4 Rembang. Data
validasi produk diperoleh dari ahli
materi dan ahli pengembangan buku.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan
data
penelitian menggunakan teknik
wawancara, observasi, dan angket.
Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam
penelitian adalah lembear observasi,
pedoman
wawancara,
angket
kebutuhan siswa & guru, dan angket
validasi ahli.
Teknik Analisis data
Analisis
data
penelitian
menggunakan
teknik
analisis
deskriptif kualitatif. Data-data yang
ada
dipaparkan
kemudian
disimpulkan.

Buku Pengayaan Cerita Wayang
Ramayana Berbahasa Jawa
Buku pengayaan cerita wayang
Ramayana
dikembangkan
berdasarkan hasil analisis kebutuhan
siswa dan guru. Siswa dan guru di
SMP
Kabupaten
Rembang,
membutuhkan buku pengayaan cerita
wayang Ramayana berbahasa Jawa
dialek Rembang ragam ngoko alus.
Ilustrasi cerita berupa gambar tokoh
wayang kartun orang dibutuhkan
siswa dan guru agar buku lebih
menarik dan mudah dipahami.
Penyajian materi berupa narasi dan
dialog antar tokoh. Buku yang
dibutuhkan berukuran A5. Halaman
lampiran yang berisi biodata tokoh
wayang kulit Ramayana dibutuhkan
siswa dan guru untuk menambah
pengetahuan.
Prototipe
buku
pengayaan
dibuat
berdasarkan
kebutuhan siswa dan guru. Buku
pengayaan cerita wayang Ramayana
berjudul Sang Rama (Lelakon Uripe
Sang Prabu Ramawijaya: edhisi
basa rembang) dengan lima judul
cerita yaitu Laire Putra Ratu,
Numpes Raseksa, rama Tundhung,
Sinta Ilang, dan Anoman Duta.
Desain Buku terdiri dari bagian
dalam dan bagian luar buku menurut
Arifin dan Adi (2009). Bagian luar
buku merupakan sampul buku
(sampul depan, sampul belakang, dan
tulisan punggung). Bagian dalam
terdiri dari praisi, isi, dan pascaisi.
Materi
cerita
ditulis
dengan
menggunakan jenis huruf Comic sans
MS sedangkan amanat cerita ditulis
dengan
jenis
huruf
Lucida
Calligraphy. Pascaisi terdiri dari
halaman biodata tokoh wayang,
kamus bahasa Jawa dialek Rembang,
daftar pustaka, dan biodata penulis.
Berdasarkan uji ahli, prototipe buku

pengayaan cerita wayang Ramayana
memperoleh nilai 88,63% kategori
sangat layak dari ahli materi.
Sedangkan dari ahli pengembangan
buku memperoleh nilai 80% dengan
kategori
layak.
Saran
ahli
pengembangan buku meliputi 1)
Perbaikan judul & sampul buku. 2)
Perbaikan kelengkapan identitas
buku. 3) Perbaikan spasi tulisan agar
lebih kecil. 4) Penulisan jenis huruf
pertama pada paragraf awal cerita.
Saran ahli materi meliputi 1)
perbaikan nama tokoh & latar tempat
cerita. 2) perbaikan penggunaan
bahasa (unggah-ungguh bahasa
Jawa, EYD, diksi/pemilihan kata). 3)
perbaikan sinopsis buku. saran ahli
digunakan sebagai pedoman untuk
merivisi
buku
pengayaan.
Berdasarkan saran ahli, buku
pengayaan cerita wayang Ramayana
berjudul Bledheg Alas dhandhaka
dengan lima judul cerita/lakon yaitu
(1) Miyose Putra Ratu, (2) Numpes
raseksa, (3) Rama Tundhung, (4)
Sinta Kadhusta, dan (5) Anoman
Duta. Sampul buku sebelum direvisi
dan sesudah direvisi dapat dilihat
pada gambar 1 dan 2 berikut ini.

Gambar 1 sampul buku sebelum
direvisi

Gambar 2 sampul buku setelah
diperbaiki
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan pembahasan dan
hasil penelitian pengembangan buku
pengayaan cerita wayang Ramayana
berbahasa Jawa sebagai penunjang
materi membaca sastra untuk siswa
SMP di Kabupaten Rembang yang
telah
dilakukan,
maka
dapat
diperoleh simpulan sebagai berikut.
1. Buku pengayaan cerita wayang
Ramayana berbahasa Jawa yang
dihasilkan dalam penelitian ini
benar-benar dibutuhkan siswa
dan guru SMP di Kabupaten
Rembang. Buku yang dihasilkan
dapat
menunjang
materi
membaca sastra siswa SMP.
2. Berdasarkan
hasil
analisis
kebutuhan siswa dan guru,
prototipe buku pengayaan cerita
wayang
Ramayana
menggunakan bahasa Jawa
dialek Rembang ragam ngoko
alus. Buku yang dihasilkan
berukuran A5 (14,8 cm x 21 cm)
dengan posisi potrait atau tegak.
Buku yang dihasilkan terdiri dari
dua bagian yaitu bagian luar
buku dan bagian dalam buku.
Bagian luar merupakan sampul
buku. Bagian dalam buku terdiri
dari halaman praisi, isi, dan
pascaisi. Isi buku pengayaan

3.

berupa materi cerita wayang
Ramayana
yang
disajikan
menjadi lima judul cerita/lakon.
Materi cerita ditulis dengan
menggunakan jenis huruf Comic
Sans Ms ukuran 11 sedangkan
teks amanat cerita ditulis dengan
jenis huruf Lucida Calligraphy
ukuran 10. Halaman pascaisi
terdiri dari biodata tokoh-tokoh
wayang kulit Ramayana, kamus
bahasa dialek Rembang, daftar
pustaka, dan biodata penulis.
Berdasarkan hasil validasi ahli
materi,
prototipe
buku
pengayaan
cerita
wayang
Ramayana berbahasa Jawa yang
telah dibuat memperoleh nilai
88,63% dengan kategori sangat
layak. Sedangkan penilaian dari
ahli
pengembangan
buku
memperoleh nilai 80% dengan
kategori layak. Berdasarkan
saran para ahli, buku pengayaan
cerita wayang yang dihasilkan
dalam penelitian ini diberi judul
Bledheg
Alas
Dhandhaka.
Materi cerita dibagi menjadi
lima lakon/judul cerita yaitu (1)
Miyose Putra Ratu, (2) Numpes
Raseksa, (3) Rama Tundhung,
(4) Sinta Kadhusta, dan (5)
Anoman Duta.

Saran
Berdasarkan simpulan di atas,
saran dari peneliti sebagai
berikut.
1. Bagi guru SMP Kabupaten
Rembang, diharapkan dapat
menggunakan buku pengayaan
cerita
wayang
Ramayana
berbahasa Jawa yang dihasilkan
dalam penelitian ini sebagai
alternatif materi pembelajaran
membaca sastra bagi siswa SMP

2.

3.

4.

di Kabupaten Rembang. Guru
diharapkan
lebih
kreatif
membuat atau memilih bahan
bacaan yang dapat memotivasi
siswa dalam meningkatkan
minat membaca sastra berbahasa
Jawa.
Bagi peneliti lain, diharapkan
dapat melanjutkan penelitian ini
dengan menguji kelayakan dan
keefektifan buku pengayaan
Ramayana berbahasa Jawa yang
dihasilkan.
Setelah diuji kelayakan dan
keefektifan,
diharapkan
Pemerintah Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Kabupaten
Rembang dapat bekerjasama
memfasilitasi buku pengayaan
cerita wayang Ramayana untuk
diproduksi secara massal sebagai
bahan bacaan siswa. Selain itu,
diharapkan
pemerintah
menyediakan lebih banyak buku
pengayaan berbahasa Jawa yang
mengangkat cerita maupun
keunggulan-keunggulan
di
Kabupaten Rembang sehingga
dapat menambah koleksi pustaka
buku pengayaan berbahasa Jawa
di Kabupaten Rembang.
Diharapkan buku pengayaan
cerita
wayang
Ramayana
berbahasa Jawa yang dihasilkan
dalam penelitian ini dapat
digunakan sebagai penunjang
maupun
alternatif
materi
pembelajarana bahasa Jawa
SMP
di
luar
Kabupaten
Rembang
karena
buku
pengayaan dilengkapi dengan
kamus bahasa Jawa dialek
Rembang.

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Syamsul dan Adi Kusrianto.
2009. Sukses Menulis Buku Ajar
dan Referensi: Teknik dan Strategi
Menjadikan Tulisan Anda Layak
Diterbitkan. Jakarta: Grasindo.
Badan Penelitian dan Pengembangan
Pusat
Kurikulum.
2010.
Pengembangan Pendidikan Budaya
dan Karakter Bangsa. Jakarta:
Kementrian Pendidikan Nasional.
Dalman.
2013.
Keterampilan
Membaca. Jakarta: RajaGrafindo
Persada.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Pendidikan:
Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Zoetmulder, P.J. 1985. Kalangwan:
Sastra Jawa Kuna Selayang
Pandang. Yogyakarta: Djambatan.