Hukum Internasional 6 HUMANITER INTERNASIONAL

KEDAULATAN
TERITORIAL

A. merupakan
WILAYAH
atributDARATAN
yang sangat penting

Wilayah
untuk

eksistensi

suatu

negara.

Diatas

wilayah


NEGARA BERHAK melaksanakan kedaulatan atas
orang, benda, juga peristiwa dan perbuatan hukum
Namun Atas wilayahnya negara dilarang menggunakannya bagi

yg terjadi diwilayahnya.
tindakan yg merugikan

negara lain dan membahayakan perdamaian & keamanan
internasional (pasal 7 Draft
Deklarasi PBB tentang hak-hak dan kewajiban negara 1949).
Disamping berkewajiban untuk tidak mengakui wilayah yang di
peroleh dengan kekerasan,
suatu negara juga harus mengatur wilayahnya sendiri.

Pengaturan wilayah negara untuk Indonesia diatur dalam UU No 43
Tahun
2008 tentang wilayah negara, bertujuan:
1. Menjamin keutuhan Wilayah Negara, kedaulatan negara, dan
ketertiban dikawasan perbatasan demi kepentingan kesejahteraan
segenap bangsa.

2. Menegakan kedaulatan dan hak-hak berdaulat.
3. Mengatur pengelolaan dan pemanfaatan Wilayah Negara dan
Kawasan termasuk pengawasan perbatasannya.
UU No 43 Tahun 2008 menetapkan bahwa wilayah negara Indonesia
meliputi
wilayah darat, perairan, dasar laut dan tanah dibawahnya serta ruang
udara
di atasnya termasuk seluruh sumber kekayaan yang terkandung
didalamnya.
Daratan suatu negara terdiri dari darat (bagian wilayah yang kering)
serta
perairan daratan yang terdiri dari sungai dan danau.

Di
samping
daratan,
dalam
hukum
internasional dikenal
adanya wilayah tambahan berdasarkan teoriteori hukum

Internasional klasik dapat diperoleh oleh suatu
negara
dengan cara sebagai berikut:
 Okupasi atau pendudukan
 Aneksasi atau penaklukan
 Akresi
 Preskripsi
 Cessie
 Referendum

1. OKUPASI
Merupakan perolehan penegakan kedaulatan
atas wilayah yang terra nullius yaitu wilayah
yang bukan dan sebelumnya belum pernah di
letakan
diwilayah
kedaulatan
suatuokupasi
negara.
Unsur

yang
harus terpenuhi
oleh tindakan
adalah:
a. Adanya penemuan (discovery) terhadap wilayah
terra nullius ;
b. Adanya niat atau kehendak dari negara yang
menemukan wilayah baru itu untuk menjadikannya
sebagai miliknya atau menempatkannya dibawah
kedaulatannya;
c. Adanya niat tresebut harus diwujudkan dalam
tindakan-tindakan yang efektif (prinsip efektivitas).

Yang dimaksud dengan tindakan efektivitas dalam klaim
okupasi adalah
tindakan administrasi bukan tindakan kekerasan. Sejalan
dengan asal kata
okupasi berasal dari bahasa Romawi Occupatio yang
artinya administrasi.
Tindakan yang dilakukan negara untuk mengklaim dengan

alas hak okupasi
sangat ditentukan oleh hal-hal berikut:
1. Jauh tidaknya pulau yg diklaim dari negara yang
bersangkutan;
2. Besar kecilnya pulau yg di klaim;
3. Banyak tidaknya kekayaan alam yang terdapat di pulau
tersebut;
4. Sulit tidaknya medan yang harus ditempuh untuk
mencapai pulau tersebut.

2. ANEKSASI ATAU PENAKLUKAN
Aneksasi adalah Penggabungan suatu wilayah
negara lain dengan kekerasan atau paksaan
ke dalam wilayah negara yang menganeksasi.
Dewasa ini tindakan anesasi merupakan tindakan yg bertentangan dengan
ketentuan hukum internasional, dapat disebutkan antara lain:
a. Kelllog briand pact 1928 yang melarang perang sebagai instrumen
kebijakan suatu negara.
b. Pasal 2(4) piagam PBB melarang tindakan mengancam atau menggunakan
kekerasan terhadap integrasi wilayah atau kemerdekaan politik negara lain.

c. Deklarasi prinsip-prinsip hukum internasional tentang hubungan baik dan
kerja sama antar negara 1974, wilayah suatu negara tidak bisa dijadikan
objek perolehan oleh negara lain dengan ancaman/penggunaan kekuatan.
Tidak ada perolehan wilayah dengan cara-cara itu akan diakui secara sah
oleh hukum internasional.

3. AKRESI
Merupakan cara perolehan wilayah baru
dengan proses alam (geografis)
terhadap wilayah yang sudah ada di bawah
kedaulatan suatu negara.
contohnya Jepang pernah memperoleh tambahan
wilayah dengan
alas hak akresi setelah munculnya sebuah pulau
baru akibat letusan
gunung berapi yang ada didasar laut. Perolehan
wilayah atas alas
hak akresi tidak memerlukan tindakan resmi atau
formal seperti
pernyataan resmi dari negara yang bersangkutan


4. PRESKRIPSI

Perolehan wilayah oleh suatu negara akibat
pelaksanaan secara damai kedaulatan de facto dalam
jangka waktu yang lama atas wilayah yang
sebenarnya
de jure
masuk
wilayah
negara
lain.
Perolehan
tambahan
wilayah
dengan
cara ini
sebenarnya
mengadopsi dari ketentuan bezit
dalam hukum perdata. Beberapa syarat bagi preskripsi menurut

Fauchille dan Johnson
sebagaimana yang dikutip oleh Ian Brownlie sebagai berikut:
a. Kepemilikan tersebut harus dilaksanakan secara a titre de
soverain, yaitu bahwa pemilikan tersebut harus
memperlihatkan suatu kewenangan/kekuasaan negara dan
wilayah tersebut tidak ada negara lain yg mengklaimnya.
b. Kepemilikan tersebut harus berlangsung secara terus menerus
dan damai tidak ada negara lain yang mengklaimnya.
c. Kepemilikan tersebut harus bersifat publik yaitu harus
diumumkan atau diketahui oleh pihak lain.

5. CESSIE
Cessie adalah cara perolehan tambahan
wilayah melalui proses peralihan hak dari satu
negara
ke dilakukan
negara lain.
Cessie
dapat
dengan sukarela atau kekerasan.

Dengan kekerasan
pada umumnya akibat kalah perang pihak yang kalah
dipaksa melalui
perjanjian internasional untuk menyerahkan sebagian
wilayahnya kepada
pihak pemenang. Cessie dapat dilakukan antara lain
dengan cara jual
Beli (penjualan alaska oleh Rusia pada AS 1867, tukar
menukar (penukaran
Heligoland dengan Zanzibar oleh Jerman dan Inggris 1890)

6. REFERENDUM
cara referendum dikatakan cara yang modern,
referendum atau pemungutan suara merupakan
implementasi atau tindak lanjut dari keberadaan hak
menentukan nasib sendiri (self determination right)
dalam hukum
Pepera-Irian
Barat yanginternasional.
dilaksanakan 14 juli sampai dengan 2 agustus 1969 dan

disahkan
melalui resolusi PBB No. 2504 Tahun 1969 merupakan contoh praktik referendum
dalam
HI. Jajak pendapat Timor Timur 1999 untuk memintai pendapat rakyat apakah mau
merdeka ataukah tetap berintegrasi dengan Indonesia. Proses referendum yang sah
dilakukan secara langsung one man one vote dan dengan dipantau lembaga
internasional
yang sah. Pada kasus Timor Timur proses jajak pendapat di kawal oleh UNTAET.

B. WILAYAH LAUT
Wilayah laut adalah laut beserta tanah
yang ada dibawahnya.
1. Dasar
Tanah di bawah laut terdiri
dari :
laut
2. Tanah di bawah
dasar laut
1. Wilayah yang dikuasai
Wilayah laut terbagi atas :

oleh suatu negara (negara
pantai)
2. Laut yang tidak
dikuasai oleh negara

Konvensi PBB tentang hukum laut 1982 (UNCLOS
1982) melahirkan 8
zonasi pengaturan (rigime) hukum laut Yaitu:
1) Perairan pedalaman (internal waters)
2) Perairan kepulauan (Archiplegic waters) termasuk
kedalamnya selat yang digunakan untuk pelayanan
internasional.
3) Laut teritorial (teritorial water),
4) Zona tambahan (contingous waters),
5) Zona ekonomi ekslusif (exclusif economic zone)
6) Landas kontinen ( continental shelf)
7) Laut lepas (high seas),
8) Kawasan dasar laut internasional (international seabed area)

1. PERAIRAN PEDALAMAN
Perairan pedalaman adalah perairan yang
berada pada sisi darat (dalam)
garis pangkal.

Di kawasan ini negara memiliki kedaulatan penuh,
sama seperti kedaulatan
negara di daratan. Pada prinsipnya tidak ada hak
lintas damai dikawasan ini
kecuali

kawasan

perairan

pedalaman

terbentuknya karena penarikan
garis dasar lurus.

yang

2. LAUT TERITORIAL
Laut yang terletak pada sisi luar dari garis pangkal
dan tidak melebihi dari 12 mil laut.
Kedaulatan negara penuh termasuk ruang udara diatasnya. Hak
lintas damai diakui bagi kapal-kapal asing
yang melintas. Hak lintas damai menurut konvensi Hukum Laut
1982 adalah hak untuk melintas secepatcepatnya tanpa berhenti dan bersifat damai tidak menganggu
• Tidak mengancam
keamanan
dan ketertiban
negara pantai,
atau menggunakan
kekerasan yang melanggar
a
integritas
wilayah,
kemerdekaan
dan politik negara pantai.
pelaksanaan
hak
lintas damai
haruslah:
b
c
d

• Tidak melakukan latihan militer atau sejenisnya tanpa seizin
negara pantai.
• Tidak melakukan kegiatan yang bertujuan untuk mengumpulkan
informasi tertentu yang melanggar keamanan ketertiban negara
pantai.
• Tidak melakukan propaganda yang melanggar keamanan
ketertiban negara pantai.

e

• Tidak melakukan peluncuran, pendaratan dari atas kapal
apapun termasuk kapal militer.

f

• Tidak melakukan bongkar muat komoditas, penumpang,
mata uang yang melanggar aturan customs, fiscal,
immigration or sanitary laws negara pantai.

g

• Tidak melakukan aktivitas yang menimbulkan
pencemaran,

h
i

• Tidak melakukan kegiatan penangkapan ikan.
• Tidak melakukan kegiatan penelitian

j

• Tidak melakukan kegiatan yang menganggu ke sistem
komunikasi negara pantai

k

• Kapal-kapal selam harus menampakan dirinya
dipermukaan serta menunjukan bendera negaranya.

3. ZONA TAMBAHAN

Zona Tambahan adalah Laut yang terletak pada sisi
luar dari garis pangkal dan tidak melebihi 24 mil
laut dari garis pangkal. Di zona ini kekuasaan
negara terbatas untuk mencegah pelanggaranpelanggaran terhadap aturan bea cukai, fiskal,
imigrasi, dan perikanan.

4. LANDAS KONTINEN
Landas Kontinen meliputi dasar laut dan tanah di
bawahnya dari area di bawah permukaan laut yang
terletak di luar laut teritorial, sepanjang kelanjutan
alamiah wilayah daratan hingga pinggiran luar tepi
kontinen.

5. ZONA EKONOMI EKSKLUSIF
ZEE adalah suatu Zona selebar tidak lebih dari 200
mil laut dari garis pangkal.
Di zona ini negara pantai memiliki hak-hak berdaulat
yang eksklusif untuk keperluan
eksplorasi dan eksploitasi sumber kekayaan alam serta
yurisdiksi tertentu terhadap ;
1. Pembuatan dan pemakaian pulau buatan, instalasi
dan bangunan.
2.Laut
Riset
ilmiah
lepas
tidak kelautan.
dapat diletakkan di bawah kedaulatan yang di
oleh suatu dan
negara
mana pun. Kawasan
ini adalah
3.kuasai
Perlindungan
pelestarian
lingkungan
laut. laut
yang tidak masuk dalam kawasan-kawasan laut sebagaimana
yang telah disebutkan sebelumnya di atas. Kawasan ini hanya
berlaku berbagai prinsip kebebasan seperti kebebasan
berlayar, penerbangan, memasang kabel dan pipa, pembuatan
pulau buatan, kebebasan menangkap ikan, juga penelitian

6. LAUT LEPAS

7. DASAR LAUT SAMUDRA DALAM (SEA BED AREA)

Kawasan dasar laut yang tidak terletak di dalam
yurisdiksi negara mana pun. Satu kemajuan sangat
berarti di peroleh oleh negara-negara berkembang
di kawasan ini yaitu dengan diakuinya prinsip
warisan bersama umat manusia serta terbentuknya
8. WILAYAH
LAUT INDONESIA
PERMASALAHAN
HUKUMNYA
badan otorita
hukumDAN
lautBEBERAPA
internasional
sebagai
Indonesia memperoleh tambahan wilayah yang sangat signifikan dengan
tindak hak
lanjutnya.
diakuinya
negara
kepulauan untuk menarik garis dasar lurus kepulauan menghubungkan titik-titik
terluar dari
pulau-pulau terluar. Perairan yang semula laut bebas menjadi perairan
kepulauan. Saat ini luas
wilayah laut Indonesia sekitar 5.176.800 km2. Pasal 2 PP Nomor 37 Tahun 2002
menetapkan bahwa
Kapal dan pesawat udara asing dapat melaksanakan Hak Lintas melalui Alur
Laut Kepulauan
(ALK), untuk pelayaran atau penerbangan dari satu bagian laut bebas atau
zona ekonomi eksklusif
melintasi laut teritorial dan perairan kepulauan Indonesia.

Wilayah laut indonesia berbatasan dengan malaysia, papua
nugini, singapura,
dan timor leste.
Perlu dicatat bahwa sebagai konsekuensi dari putusan Mahkamah
Internasional yang menyatakan Malaysia sebagai negara yang
memiliki
kedaulatan atas pulau Sipadan dan Ligitan, Indonesia telah
menunjukkan
etikad baik dengan mengeluarkan PP Nomor 37 tahun 2008 yang
mengubah
PP No 38 Tahun 2002 tentang daftar koordinat geografis Titik-Titik
Pangkal
Kepulauan Indonesia . PP No 37 Tahun 2008 tidak lagi
mencatumkan Pulau
Sipadan dan Ligitan sebagai pulau terluar indonesia sebagaimana
yang
ditetapkan dalam PP No 38 Tahun 2002.

C. WILAYAH RUANG UDARA(AIR SPACE), DASAR HUKUM DAN
PERMASALAHAN INDONESIA

Wilayah udara suatu negara adalah ruang udara
yang ada di atas wilayah daratan, wilayah laut
Kedaulatan Negara di ruang udaranya berdasarkan adagium romawi adalah sampai
pedalaman, laut teritorial dan juga wilayah laut
ketinggian tidak terbatas (cujus est solum eust ad coelum). Prinsip sampai
negara
kepulauan.
ketinggian tidak
terbatas ini sudah tidak dapat dipertahankan lagi seiring dengan kemajuan teknologi
seperti peluncuran dan penempatan satelit di ruang angkasa.
Pengaturan ruang udara juga angkasa memang merupakan aturan yang relatif baru
dibandingkan pengaturan internasional di wilayah bumi yang lain seperti halnya
laut.
Sejak ditemukannya balon udara juga pesawat yang paling sederhana yang
kemudian
digunakan untuk melumpuhkan kekuatan musuh di era perang mulai terpikirkan
untuk
mengatur kedaulatan Negara di ruang udara yang ternyata merupakan wilayah
yang
sangat penting dan strategis bagi suatu negara.

Pasal 1 konvensi paris 1919 yang dikuatkan oleh konvensi Chicago 1944
menegaskan bahwa
Negara mempunyai kedaulatan yang penuh dan eksklusif atas ruang
udaranya.
Pelanggaran atas ruang udara suatu negara tersebut dalam kondisi
hubungan kedua
negara tidak baik dapat menimbulkan hak-hak yang sangat tidak
diinginkan yaitu
dieksekusinya pesawat yang melakukan pelanggaran tersebut.
Negara dengan wilayah yang luas seperti Indonesia bisa mendapat
banyak keuntungan
dengan mengomersialisasikan ruang udaranya. Dalam masalah ekonomi
, sampai saat ini
mayoritas negara prinsip cabotage dimana maskapai penerbangan
asing tidak di ijinkan
mengambil dan menurunkan penumpang dari dua titik yang ada di
wilayah suatu negara.
Namun di era liberalisasi tuntutan pihak asing pada Indonesia untuk
menghapuskan
prinsip cabotage dan melakukan open sky policy semakin besar.

D. WILAYAH RUANG ANGKASA (OUTER
SPACE)
Prinsip-prinsip yang berlaku untuk ruang angkasa terjabarkan
dalam Space Treaty 1967
Prinsip-prinsip yang berlaku untuk ruang angkasa dijabarkan dalam
space treaty 1967
diantaranya:
1. Non appropriation principle dan freedom exploitation principle.
Atau non kepemilikan yaitu prinsip yang menyatakan bahwa
ruang angkasa beserta benda-benda langit merupakan milik
bersama umat manusia (common heritage of mankind), tidak
dapat di klaim atau diletakkan di bawah kedaulatan suatu
Negara.
2. Prinsip yang menyatakan bahwa ruang angkasa adalah zona
yang bebas untuk dieksploitasi oleh semua negara sepanjang
untuk tujuan damai. Dalam pengeksploitasian ini berlaku prinsip
persamaan (equity) pada prinsip ini dikenal prinsip first come
first served yang diusung oleh negara maju.