Transportasi dan Logistik dan rangkaian

Transportasi dan Logistik

DEFENISI LOGISTIK
Logistik merupakan rangkaian kegiatan pengambilan dan penempatan barang dari
tempat dan waktu yang telah direncanakan.Pengertian logistik lain adalah sekumpulan
aktivitas fungsional (transportasi,pengendalian inventori,dan lain sebagainya) yang dilakukan
sebuah perusahaan dalam proses mengubah bahan baku menjadi produk jadi. Ballouk,
( 1992) Logistik adalah Proses perencanaan, pelaksanaan,
pengontrolan, aliran biaya
yang effektif, penempatan raw material, proses
inventory, barang jadi serta informai yang
berhubungan dari titik asal kepada titik pemakai untuk tujuan yang sesuai dengan kebutuhan
pelanggan

SIFAT LOGISTIK
1.

Sumber Daya Manusia (SDM) harus optimal dengan sarana modern.

2.


Penanganan barang secara aman, tepat, selamat.

3.

Penanganan dan pendalaman kemampuan harus continue dan tetap.

AKTIFITAS LOGISTIK
Secara umum kegiatan logistik terdiri dari dua kegiatan yaitu kegiatan pergerakan (move)
yang bersifat dinamis dan keinginan penyimpanan (store) yang bersifat statis.
Dua kegiatan utama tersebut diurai menjadi beberapa kegiatan yaitu :
1. Pemrosesan pesanan, transportasi, persediaan, penanganan barang,struktur
fasilitas,serta sistem informasi dan komunikasi.

2. Kegiatan-kegiatan itu disebut juga sebagai bauran kegiatan logistikdimana semua
kegiatan tersebut tidak dapat dihindarkan keberadaannya dalam sebuah rantai pasok.
Manajemen Logistik :
Proses pengelolaan strategi dalam hal pembelian, pergerakan & penempatan material,
inventori barang jadi melalui organisasi serta saluran marketing untuk mendapatkan
keuntungan dimasa sekarang & yang akan datang melalui pemaksimalkan biaya yang efektif
pada pemenuhan order (Christoper, 1998).


MISI LOGISTIK
Artinya adalah perusahaan harus mengirimkan barang/jasa sesuai dengan keinginan
(Spesifikasi) konsumen tanpa berubah seddikitpun,harus mengirimkan produk ke tempat
tujuan yang tepat,serta harus mengirimkan produk tepat waktu,situasi dan kondisi yang tepat
pula.Kemudian mengingat logistik akan selalu melibatkan unsur
pemasok,manufaktur,distribusi dan para pelanggan,maka misi logistik harus dapat
melaksanakan pengiriman barang dan jasa yang diperlukan pelanggan secara efisien.
DEFENISI TRANSPORTASI
Kata Transportasi berasal dari kata latin “Transportare”. Trans berarti seberang atau
sebelah lain dan portare berarti mengangkut atau membawa. Jadi Transportasi adalah
mengangkut atau membawa sesuatu kesebelah lain atau dari satu tempat ke tempat lain.
Transportasi ialah usaha pemindahan orang atau baran dari lokasi asal (origin) ke
lokasi tujuan (destination) untuk keperluan tertentu dan dengan menggunakan alat tertentu
pula.
PERANAN TRANSPORTASI
“Ship follow the trade and the trade follow the ship”
Perkembangan suatu daerah ataupun masyarakat / wilayah tergantung dari
perkembangan transportasi atau sebaliknya perkembangan aktifitas atau kegiatan
perkembangan, bisnis, suatu Negara atau masyarakat/wilayah tersebut.

1. Penting dan startegis.
2. Peningkatan pembangunan.
3. Pemerataan kebutuhan masyarakat
4. Memperlancar roda perekonomian
5. Menunjang, mendorong dan penggerak pertumbuhan daerah.
Pentingnya Transportasi bagi kelangsungan logistic, dengan tersedianya transportasi
akan memungkinkan tersedianya baarang-barang bagi masyarakat yang didatangkan dari
daerah lain dengan biaya yang lebih murah. Stabilisasi dan penyamarataan harga, dengan
tersedianga transportasi dengan biaya yang murah maka akan di dapat barang-barang dari
tempat produksinya. Meredusir harga, yakni transpor yang murah dan mudah akan

menurunkan harga barang-barang sehingga ongkos produksi atau biaya pengadaan barang
bersangkutan juga akan berakibat murah.
PERAN SERTA HUBUNGAN TRANSPORTASI MULTIMODA DALAM
SISTEM LOGISTIK
Pertumbuhan angkutan barang dalam beberapa dekade belakangan ini luar biasa
sehingga perlu dilakukan langkah-langkah untuk mengoptimasikan angkutan barang tersebut.
Belum lama pemerintah memandang perlu untuk menerbitkan Peraturan Pemerintah No 8
Tahun 2011 tentang Angkutan Multimoda yang mengawinkan undang-undang subsektor
Jalan, Perkeretaapian dan Laut. Peraturan pemerintah ini dikeluarkan untuk mendukung

sistem logistik nasional.
Kinerja Logistik Indonesia masih di bawah negara tetangga di Asia. Hal ini terlihat
dari Logistic Performance Index yang dipublikasikan Bank Dunia (2010) yang menempatkan
kinerja sektor logistik Indonesia pada urutan 75 dari 155 negara dan terjadi peningkatan pada
tahun 2012 kaik ke posisi ke 59. Posisi yang jauh di bawah dibandingkan dengan negara
tetangga, seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, maupun Filipina yang memiliki
kondisi geografis relatif sama dengan wialayah nusantara. Sistem logistik transportasi laut
Indonesia amburadul.
LOGISTIK
Logistik dalam cetak biru Penataan Dan Pengembangan Sektor Logistik Indonesia
(2008) secara sederhana, dapat didefinisikan sebagai penyediaan suatu barang yang
dibutuhkan yang pengadaannya dapat dilakukan langsung oleh pihak yang membutuhkan
atau dilakukan oleh pihak lain. Dalam perkembangannya, persepsi tentang logistik berubah,
logistik dipersepsikan bukan lagi suatu barang yang dibutuhkan tetapi proses mengadakan
barang kebutuhan tersebut dipersepsikan sebagai logistik.
Dalam proses pengadaan barang, berbagai kegiatan harus dilalui. Mulai dari lokasi
dimana bahan baku itu dihasilkan diangkut ketempat pengolahan untuk menjadikannya bahan
jadi yang selanjutnya didistribusikan kepada pelanggan yang tersebar diberbagai tempat harus
dilakukan melalui secara efisien, tepat manfaat dalam waktu yang singkat agar harga produk
dapat terjangkau oleh konsumen. Secara schematis pada gambar berikut ditunjukkan

manajemen logistik.
Proses logistik pada dasarnya diarahkan untuk mengoptimalkan faktor produksi, yaitu
untuk melakukan optimasi terhadap biaya, waktu dan kualitas. Penyerahan tepat waktu dan
aman dari barang dan orang sangat penting bagi perekonomian dan tekanan untuk
memberikan lebih cepat, lebih jauh dan selalu ada ketika dibutuhkan.
Oleh karena itu penentuan lokasi sangat mempengaruhi keekonomian sistem logistik.
Lokasi depo dipengaruhi oleh:


Biaya produksi, terutama dalam kaitannya ketersediaan tenaga kerja, upah buruh,
bahan bakar, dan daerah produksi.



Biaya pergudangan, transhipment dan lokasi penempatan gudang



Biaya untuk melakukan konsulidasi dan dekonsolidasi.




Faktor kualitas dari produksi, dekonsolidasi dan transportasi



Peluang untuk menggunakan berbagai moda transportasi termasuk biaya dan waktu
yang diperlukan.

Logistik pada gilirannya ditentukan oleh lokasi yang tepat untuk menghantarkan
kebutuhan barang kepada konsumen pada harga yang murah, waktu yang tepat dan kualitas
yang baik.

ANGKUTAN MULTIMODA
Untuk melancarkan pelaksanaan logistik agar dapat sampai tepat waktu dengan biaya
yang murah dibutuhkan suatu sistem angkutan multi moda. Angkutan multimoda didalam
Peraturan Pemerintah No 8 Tahun 2011 tentang Angkutan Multimoda didefinikan sebagai:
Angkutan Multimoda adalah angkutan barang dengan menggunakan paling sedikit 2
(dua) moda angkutan yang berbeda atas dasar 1 (satu) kontrak sebagai dokumen angkutan
multimoda dari satu tempat diterimanya barang oleh badan usaha angkutan multimoda ke

suatu tempat yang ditentukan untuk penyerahan barang kepada penerima barang angkutan
multimoda.
Angkutan multimoda menjadi perhatian dunia dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan masyarakat diseluruh pelosok dunia sehingga dipandang perlu untuk diatur
oleh Persatuan Bangsa-bangsa dalam United Nations Convention on International
Multimodal Transport of Goods, dan driruskan lebih lanjut secara regional dalam ASEAN
Framework Agreement on Multimodal Transport (AFAMT). Peran angkutan multimoda
semakin penting dengan adanya agenda integrasi sistem logistik ASEAN menuju kepada
perwujudan pasar tunggal ASEAN. Integrasi sistem logistik ASEAN dan ASEAN Framework
Agreement on Multimodal Transport menyiratkan adanya liberalisasi di bidang jasa angkutan
multimoda di kawasan ASEAN yang pada akhirnya menuju kepada liberalisasi jasa pada
tataran global General Agreements on Tariffs and Trade (GATT's). Dengan demikian perlu
diciptakan iklim yang kondusif bagi berkembangnya badan usaha angkutan multimoda
Nasional sebagai bagian dari sistim logistik nasional yang tumbuh berkelanjutan dan berdaya
saing.
Indonesia sebagai negara kepulauan dengan 17 ribuan pulau merupakan negara yang
dapat mengoptimalkan penggunaan moda laut, darat dan perkeretaapian secara maksimal.
Namun demikian pergerakan barang masih banyak yang bertumpu pada angkutan jalan yang
tidak efisien. Pada gambar berikut ditunjukkan peran angkutan multi moda dalam satu
kesatuan mulai dari terminal lokal sampai terminal nasional.

PRASARANA PEMADU MODA
Salah satu kelemahan dari moda angkutan perairan adalah tidak bisa dilaksanakan untuk
angkutan dari pintu ke pintu sehingga harus diintegrasikan dengan moda lainnya untuk
menjadi lebih fleksibel.
1. Peti kemas

Perkembangan yang kemudian berkembang adalah untuk perjalanan jarak jauh yang
lebih efisien dalam penggunaan ruang kapal adalah Peti kemas / Container.
Pengembangan angkutan peti kemas harus didukung dengan fasilitas bongkar muat
yang membutuhkan investasi yang cukup besar

Untuk mengangani pertumbuhan angkutan peti kemas domestik BUMN dalam hal ini
operator pelabuhan, Pelindo I-IV membuat unit usaha baru yang akan menangangi arus peti
kemasi di pelabuhan. Anak usaha bersama tersebut diberi nama PT Petikemas
Indonesia. Pemerintah akan menggunakan enam pelabuhan besar di Indonesia mulai dari
barat ke timur yaitu Belawan (Medan), Batam, Tanjungpriok (Jakarta), Tanjungperak
(Surabaya), Soekarno Hatta (Makassar) dan Pelabuhan Sorong (Papua) dalam konsep yang
disebut sebagai Pendulum Nusantara, yang diharapkan dapat meningkatkan kecepatan
pelayanan petikemas dalam negeri serta menurunkan biaya angkutan sehingga diharapkan
akan terjadi peralihan angkutan barang dari angkutan darat ke angkutan laut.

Transhipment
Proses yang sangat penting dalam pelaksanaan logistik adalah perpindahan yang perlu
dilakukan di titik-titik simpul, baik antar moda transportasi, maupun dengan moda sejenis
yang dari kapal kecil ke kapal besar ataupun sebaliknya dari kapal besar ke kapal kecil.
Untuk itu dibutuhkan peralatan untuk memindahkan muatan tersebut.
PRASARANA MULTIMODA
Untuk mendorong angkutan multimoda perlu didukung dengan perangkat prasarana yang
tepat. Prasarana yang paling penting untuk mendorong pergerakan angkutan multimoda
adalah fasilitas bongkar muat yang disesuaikan dengan besarnya muatan yang yang diangkut.
Fasilitas bongkar muat harus sudah disiapkan pada awal perjalanan sampai dengan tujuan
perjalanan. Diantaranya masih diperlukan peralatan untuk memindahklan dari angkutan yang
kurang ekonomis dalam hal ini truk ke kereta api ataupun ke angkutan laut. Pertimbangan

utama dalam pemilihan moda angkutan adalah biaya angkut dan kecepatan pelayanan
angkutan

Kemasan dalam Proses Transportasi dan Logistik

EMASAN PRIMER
Berdasarkan fungsinya, kemasan

dibagi menjadi tiga, yaitu: 1. Kemasan
Primer, 2. Kemasan Sekunder, dan 3.
Kemasan Tersier. Disebut kemasan
primer karena kemasan ini langsung
bersinggungan dengan produknya.
Contoh kemasan primer adalah
botol, tube, dan tutupnya. Sering juga
label atau kotaknya kadang-kadang
juga disebut kemasan primer
meskipun tidak kontak langsung
dengan produknya.

(
(

Kemasan primer sangat penting dari
segi fungsinya, yaitu untuk melindungi
protection), mengawetkan
preservation), komunikasi ke
pelanggan (communication), dan

termasuk fungsi artistik supaya
konsumen yang melihat tertarik untuk

membeli.

KEMASAN SEKUNDER
Kemasan sekunder diperlukan untuk melindungi kemasan primer selama dalam penyimpanan
di gudang, saat transportasi, dan saat didistribusikan ke pelanggan partai besar maupun
pelanggan eceran. Kemasan sekunder juga untuk mengantisipasi moda transportasi serta
kondisi jalan pada sistem distribusinya.
Sesuai dengan fungsinya untuk melindungi kemasan primer, kemasan sekunder dapat
berbentuk tatakan (tray), pembungkus (wrapper), pengikat (binder), dan dapat terbuat dari
bahan karton, plastik, tali, film pembungkus (wrapper) serta karton atau kardus (corrugated
outer) disebut sebagai secondary packaging atau supporting packaging (kemasan penunjang).
Baik kemasan sekunder maupun kemasan penunjang berfungsi menjamin supaya kemasan
primer sampai ke tangan konsumen selalu dalam keadaan baik. Karena itu, kemasan sekunder

harus didesain sedemikian rupa agar kemasan primernya selalu aman, tidak berdebu, tidak
terkelupas, tidak rusak, patah, penyok, dan tidak berubah warna.
Kemasan sekunder merupakan satu kesatuan dengan kemasan primer. Pada produk yang
kemasan primernya menggunakan bahanflexible, sering kali diperlukan kemasan sekunder
yang lebih kuat untuk melindungi produk maupun kemasan primernya. Contoh: kemasan
primer polybag, stand-up pouch, dan sachet yang tidak mempunyai kekuatan untuk
melindungi diri dari kekuatan luar. Karenanya, mereka memerlukan bantuan kemasan
sekunder selama penyimpanan transportasi dari pabrik, distributor, toko, hingga sampai ke
tangan konsumen.

KEMASAN TERSIER
Tertiary packaging atau sering juga disebut dengan transport packaging adalah kemasan yang
digunakan untuk menggabungkan seluruh kemasan sekunder untuk memudahkan proses
transportasi dan mencegah kerusakan produk. Contoh dari kemasan tersier adalah palet
(kayu, cardboard, plastic) dan shrink wrap yang digunakan untuk memudahkan proses
transportasi dan melindungi sekumpulan produk yang sudah dikemas dalam kemasan
sekunder (kardus).

Pemasaran Produk
Jenis Strategi Pemasaran

Assauri (2008 : 163) menyatakan bahwa strategi pemasaran dapat dibedakan tiga jenis
strategi pemasaran yang dapat ditempuh perusahaan yakni :
1. Strategi pemasaran yang tidak membeda-bedakan pasar (Undifferentiated marketing).
2. Strategi pemasaran yang membeda-bedakan pasar (Differentiated marketing).
3. Strategi pemasaran yang terkonsentrasi (Concentrated Marketing).
Lebih lengkap nya akan diuraikan sebagai berikut :
1. Strategi pemasaran yang tidak membeda-bedakan pasar (Undifferentiated
marketing).
Strategi ini menganggap pasar sebagai keseluruhan, jadi perusahaan hanya
memperhatikan kebutuhan secara umum. Produk yang dihasilkan dan dipasarkan biasanya
hanya satu macam produk saja dan berusaha menarik konsumen dengan satu rencana
pemasaran saja.
Contohnya :

Produk Coca-Cola yang disukai oleh banyak orang tidak memandang kelas sosialnya.
Dengan strategi pemasaran ini tentu akan menghemat biaya, karena dengan satu jenis
karakter produk dan segmen pasar akan mengurangi biaya penyediaan, biaya periklanan,
biaya produksi dan bisa mengurangi biaya riset pemasaran dan manajemen produk.
2. Strategi pemasaran yang membeda-bedakan pasar (Differentiated marketing).
Strategi pemasaran ini melayani kebutuhan beberapa kelompok tertentu dengan satu jenis
produk tertentu pula. Jadi produsen atau perusahaan menghasilkan produk yang berbeda
sesuai dengan segmen pasar.
Dengan kata lain produsen dan perusahaan menawarkan berbagai variasi produk yang
disesuaikan kebutuhan dan keinginan kelompok pembeli atau konsumen yang berbeda-beda,
dengan program pemasaran yang khusus diharapkan dapat dicapai tigkat keberhasilan
penjualan pada masing-masing segmen tersebut.
Contohnya ;
Perusahaan Coca–Cola yang juga memproduksi Fanta, Sprite, bahkan Lemon Tea. Biayabiaya yang dikorbankan tersebut antara lain, berupa biaya riset dan pengembangan produk
baru, biaya modifikasi produk, biaya proses produksi, biaya administrasi, biaya promosi,
biaya penyimpanan dan biaya-biaya yang lainnya.
Tujuan dari pemasaran ini adalah untuk menambah kepercayaan kelompok konsumen
tertentu terhadap suatu produk bervariasi sesuai kebutuhan dan keinginan konsumen.
3. Strategi pemasaran yang terkonsentrasi (Concentrated Marketing).

Strategi pemasaran ini adalah dengan mengkhususkan pemasaran produknya ke dalam
beberapa segmen pasar dengan pertimbangan keterbatasan sumberdaya yang dimiliki
perusahaan.
Dalam hal ini produsen memilih segmen pasar tertentu dan menawarkan produk yang sesuai
kebutuhan kelompok konsumen sesuai segmen pasar itu, tentunya lebih spesifik. Jadi
perusahaan produsen memusatkan perhatian dan seluruh kegiatan akan memberikan
keuntungan yang optimal.
Keuntungan strategi ini adalah perusahaan akan memperoleh posisi yang kuat pada segmen
pasar yang dipilih. Karena perusahaan akan lebih fokus dan mempunyai pengalaman yang
lebih baik dalam melakukan pendekatan guna pemenuhan kebutuhan dan keinginan
konsumen.
Kelemahan strategi ini adalah produsen harus waspada terhadap resiko besar apabila hanya
tergantung pada satu atau beberapa segmen pasar saja. Karena dikhawatirkan terjadi
perubahan kebutuhan (selera) konsumen atau meningkatnya kemampuan daya saing
perusahaan lain yang lebih baik.
Contohnya adalah:
Produsen mobil Lamborgini yang hanya dipasarkan kepada kelompok tertentu saja (orang
kaya) yang mempunyai selera yang tinggi. Team pemasaran mudah terkonsentrasi untuk

menawarkan produknya karena lebih banyak pengetahuan tentang kebutuhan segmen.
Produsen juga menikmati banyak penghematan operasional seperti spesialisasi produksi,
distribusi dan promosi. Namun bisa saja menghadapi resiko tinggi karena perubahan selera
konsumen atau dari produsen pesaing lainnya.

Cara Menghitung Biaya Produksi
1. Analisa Biaya Produksi
Untuk menghitung Biaya Tetap Total / Total Fixed Cost (TFC) adalah dengan cara menambah
Biaya Tetap / Fixed Cost (FC) dengan Biaya Variable / Variable Cost (VC).
Biaya total (TFC) adalah keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk
membeli semua keperluan baik barang dan jasa yang akan digunakan dalamproses
produksi demi menghasilkan / produksi suatu barang. Total fixed cost dihitung untuk
memperoleh faktor produksi yang tidak dapat berubah jumlahnya.
1. Biaya Variabel Total / Total Variable Cost (TVC) adalah keseluruhan biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi variabel.
2. Cara menghitung Biaya Tetap Rata-rata / Average Fixed Cost (AFC) adalah dengan
cara biaya total dibagi dengan jumlah produksi.
3. Cara menghitung Variabel Rata-Rata / Average Variable Cost (AVC) adalah dengan
cara membagi Biaya Variabel Total (TVC) dengan jumlah produksi.
4. Cara menghitung Biaya Total Rata-Rata / Average Total Cost (AC) adalah dengan
cara Biaya Total dibagi dengan jumlah produksi.
5. Biaya Marginal / Marginal Cost (MC) diperoleh melalui hasil penambahan Biaya
Produksi yang digunakan untuk menambah produksi satu unit barang / produk.
2. Buat Laporan Biaya Produksi
Laporan biaya produksi disebut pula sebagai laporan harga pokok produksi. Perhitungan
laporan biaya produksi ini mengutamakan perhitungan 3 hal yaitu :
1. Data produksi. Dimana harus dibuat pelaporan mengenai rincian jumlah produk yang
melalui proses pembuatan, jumlah produk yang telah selesai diproduksi, serta
keseluruhan jumlah produk yang dihasilkan dari awal sampai akhir dalam satu
periode.
2. Biaya yang dibebankan. Dimana harus dibuat pelaporan mengenai rincian harga
satuan per produk / per barang yang didalamnya telah meliputi biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja, dan overhead pabrik.
3. Perhitungan harga pokok. Dimana harus dibuat pelaporan mengenai rincian harga
pokok ketika produk telah selesai diproduksi, dan memasuki departemen produksi,
hingga memasuki gudang penempatan produk yang telah selesai diproduksi

Daftar pusaka
http://www.akuntansilengkap.com/pemasaran/3-jenis-strategi-pemasaran-dan-contohlengkap/
http://ciputrauceo.net/blog/2015/9/21/biaya-produksi-dan-cara-menghitung-biaya-produksi
http://sylhadisaputri19.blogspot.co.id/2014/06/hubungan-transportasi-dengan-logistik.html
http://www.bejari.com/2017/01/perancangan-produk-teknologi.html