tata cara pelayanan kapal dan bongkar mu
PERATURAN KEPALA KANTOR OTORITAS PELABUHAN TANJUNG ZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDC
P 'R IO K
Nomor:
UK.'112/2/10/0P.TPK.11
TENTANG
TAT A CARA PELAYANAN
KA.PAL DAN BONGKAR MUAT BARANG
DI PELABUHAN TANJUNG PRIOK
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
KANTOR OTORITAS PELABUHAN TANJUNG PRIOKonmlkjihgfedcbaZYXWV
Emall :
otoritaspelabuhan_ tg. priok@ya hoo.com
Telp/Fax: 021-43910256
Jln. Palmas No.ZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
1
021-43910259
Pelabuhan Tanjung Priok
Jakarta 14310
PERATURAN
KEPALA
KANTOR OTORITAS
PELABUHAN
TANJUNG
PRIOK
Nomor : UK. 1121211O/OP.TPK.11
TENTANG
TATA CARA PELAYANAN
KAPAL DAN BONGKAR
01 PELABUHAN
KEPALA
Menimbang
KANTOR OTORITAS
TANJUNG
Undang-Undang
Pelayaran,
telah
MUAT BARANG
PRIOK
PELABUHAN
a. bahwa dalam
tentang
TANJUNG
PRIOK
Nomor 17 Tahun 2008
diatur
mengenai
tanggung jawab Otoritas Pelabuhan
tugas
dan
yang salah satunya
adalah menjamin kelancaran arus barang;
b. bahwa da/am Peraturan
2009
tentang
kewajiban
Pemerintah
Kepelabuhanan,
Otoritas
adalah menyusun
kepelabuhanan
Nomor 61 T ahun
telah
Pelabuhan
diatur
yang
mengenai
salah
satunya
sistem dan prosedur pelayanan jasa
berdasarkan
pedoman
yang ditetapkan
oleh Menteri Perhubungan;
C.
bahwa
berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan b, maka sambil menunggu
pedoman
perlu
yang ditetapkan
ditetapkan
Bongkar
Muat
dengan
T ata
Barang
Peraturan
oleh Menteri
Cara
di
Kepala
Perhubungan,
Pelayanan
pelabuhan
Kantor
Kapal
Tanjung
Otoritas
dan
Priok
Pelabuhan
Tanjung Priok.
Mengingat
1. Undang-Undang
Nomor
17
T ahun
2008
tentang
Pelayaran (Lembaran Negara RJ Tahun 2008 Nomor 64,
Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4849);
2. Peraturan
Pemerintah
Kepelabuhanan
Nomor
Nomor 61 Tahun 2009 tentang
(Lembaran
151, Tambahan
Negara
Lembaran
RI Tahun
Negara
2009
RI Nomor
5070);
3. Peraturan
Angkutan
Pemerintah
di
Perairan
Nomor 20 Tahun 2010 tentang
(Lembaran
Negara
Indonesia Tahun 2010 Nomor 26, Tambahan
Republik
Lembaran ZYXWVUTSRQPONM
IN e g a ra
...
Negara Republik Indonesia Nomor 5108) sebagaimana
telah diubah dengan
Tahun
2011
Peraturan
(Lembaran
Pemerintah
Negara
Nomor 22
Republik
Tahun 20" 1 Nomor 43, Tambahan
Indonesia
Lembaran
Negara
Republik Indonesia Nomor 5208).
4. Keputusan
2001
Menteri Pernubunqan
tentang
Nomor KM. 33 Tahun
Penyelenggaraan
dan
Pengusahaan
Anpkutan Laut:
5. Keputusan
2002
Menteri Perhubungan
tentang
Nomor KM. 14 Tahun
Penye\engaraan dan
Pengusanaan
Bongkar Muat Barang Dari Dan Ke Kapal;ZYXWVUTSRQPONMLKJIHGF
6 . Peraturan
Menteri Perhubungan
Nomor KM. 6 3 Tahun
2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Otoritas
Pelabuhan;
7. Keputusan
Direktur Jenderal Perhubungan
tentang
U K .1 1 /3 8 /2 0 /o J P L -0 9
Serta
S e rv ic e
Kapal
Di
Level
Inaportnet
A g re e m e n t
Pelabuhan
Tanjung
Laut NomorZYXWVUTSRQPO
dan
S is te m
Priok
Prosedur
Pelayanan
Dalarn
Rangka
Penerapan N a tio n a l S in g le W in d o w .
Memperhatikan
Hasil
akhir
pembahasan
pada
rapat
koordinasi
antara
lnstansi P-emerintah terkait di pelabuhan Tanjung Priok dan
PT.
P e ia b u h a n
Ii (Persero)
in d o n e s ia
Cabang
T a n ju n g
Priok
pada tanggal 19 April 2011
MEMUTUSKAN
Menetapkan
: PERATURAN
PELABUHAN
PELAYANAN
:
KEPALA
KANTOR
OTOR/TAS
TANJUNG PRIOK TENTANG TATA CARA
KAPAL DAN BONGKAR MUAT BARANG
Dt PELABUHI'-N
T ANJUNG
PRtOK
BABI
KETENTUAN
UMUM
Pasai 1
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan :
1. Otoritas
Tanjung
Peiabuhan
Priok
pengendalian,
adaiah
sebagai
Kantor
pelaksana
dan pengawasan
Otoritas
fungsi
Peiabuhan
pengaturan,
kegiatan kepelabuhanan
di peiabu'nan T anjung Priok.
12.
.,
L.
Syahbandar ....
2, Syahbandar adalah Kantor Syahbandar Kelas Utama
Tanjung Priok;
3,
lnstansi Pemerintah terkait adalah Unit Pelaksana
kegiatan pemerintahan di pelabuhan Tanjung Priok
meliputi Syahbandar, Kantor Pelayanan Utama Bea dan
Cukai Tipe A Tanjung Priok, Kantor Imigrasi Tanjung
Priok, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung
Priok, Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok
dan Balai Karantina Ikan Tanjung Priok.
4. Sadan Usaha Pelabuhan (SUP) ada/ah badan usaha
yang kegiatan usahanya khusus di bidang pengusahaan
terminal dan fasilitas pelabuhan lainnya yang telah
mendapat izin/konsesi atau bentuk lainnya dari Otoritas
Pelabuhan
untuk
menyelenggarakan
keg/atan
pengusahaan di pelabuhan Tanjung Priok.
5. Perusahaan Angkutan Laut Nasional adalah perusahaan
angkutan . laut berbadan hukum Indonesia yang
melakukan kegiatan angkutan laut di dalam wi/ayah
perairan Indonesia ZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
d a n /a ta u dari dan ke pelabuhan di
luar negeri.
6. Pelaksana bongkar muat adalah Badan Usaha
Pelabuhan (SUP)/Perusahaan Bongkar Muat (PSM)
yang telah memperoleh izin usaha bonqkar muat sesuai
ketentuan perundang-undangan.
7. Agen adalah Perusahaan Angkutan Laut Nasional atau
Perusahaan Nasional yang khusus didirikan untuk
melakukan usaha keagenan kapal sesuai ketentuan
perundanp-undanqa».
BAB IIZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
T ATA
CARA PELA YANAN KAPAL
Bagian Kesatu
TATA CARA PELAYANAN KAPAL MASUK
Pasal2
(1) Dalam waktu paling lama 1 x 24 jam sebelum kapal
tiba
(tambat),
perusahaan
angkutan
laut
nasional/aqen
menyampaikan
pemberitahuan
kedatanqan kapal kepada Otoritas Pelabvhan,
linstansi ...
3
pemerintah
instansi
terkait,
dan
Badan
Usaha
Pelabuhan (BUP) secara online.
(2) Dalam waktu paling lama 12 (dua belas) [a
sebelum
kapal tiba, perusahaan angkutan laut nasiona!lagen
menyampaikan:
a. Laporan Kedatangan Kapal (LKK) kepada Otoritas
Pelabuhan dan instansi pemerintahan terkait;
b. Permintaan
Pelayanan Kapal dan Barang (PPKB)
untuk tam bat, pemanduan
online
kepada
Badan
dan penundaan secara
Usaha
Pelabuhan
(SUP)
dengan tembusan kepada Otoritas Pelabuhan dan
instansi pemerintah terkait;
(3) Dalam waktu paling lama 5 (lima) jam sejak laporan
kedatangan
kapal sebagaimana
dimaksud pada ayat
(2) huruf a diterima, Otoritas Pelabuhan dan Instansi
pemerintah
dengan
terkait
memproses
menerbitkan
danlatau
hasil
merespon
verifikasi/persetujuan
sesuai tugas dan fungsinya masing-masing.
(4) Daiam waktu
paling lama 1 (satu) jam
verifikasiJpersetujuan
ayat (3) diterbitkan
sebagaimana
sejak hasil
dimaksud
oleh instansi pemerintah
pad a
terkalt,
maka Otoritas Pelabuhan bersama BUP menetapkan
pelayanan
kapal.
(5) Dalam
tambat,
waktu
penetapan
ayat
pemanduan,
paling
pelayanan
(4),
Psnqawasan
lama
1
dan
(satu)
sebagaimana
Syahbandar
penundaan
jam
dimaksud
menerbitkan
sejak
pada
Surat
Olah Gerak (SPOG).
(6) Dalam waktu paling lama ZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
1 /2 (setengah) jam sejak
Surat
Pengawasan
sebagaimana
Syahbandar,
menerbitkan
pemanduan,
dengan
Olah
Gerak
(SPOG)
dimaksud pads ayat (5) diterbitkan oleh
Badan
Usaha
Pelabuhan
(BUP)
Surat Perintah Kerja (SPK) pelaksanaan
penundaan,
tembusan
dan
disampaikan
penambatan
kepada
kapal
Otoritas
Pelabuhan.
(7) Dalam
hal
sebagaimana
memberikan
telah
terdapat
instansi
dimaksud
persetujuan
ditetapkan,
maka
pad a
da/am
proses
pemerintah
ayat
kurun
(3),
terkait
tidak
waktu yang
pelayanan
untuk
sementara tidak dapat dilanjutkan sampai
/diterbitkannya
4
_____
. . .~
. .. . . a . . . _ _
. _. . .
._ _
onmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
...
diterbitkannya
persetujuan
bersangkutan
dan
difasllitasi
oleh
instansi
yang
Penyelesaian
permasalahan
Pe!abuhan
selaku peniamin
oleh Otoritas
kelancaran arus barang di pelabuhan.
(8) Dalam hal terdapat instansi pemerintah sebagaimana
dimaksud
pada ayat (3) tidak
atau
tidak
kurun
waktu
mengeluarkan
yang telah
pemerintah
yang
memberikan
(9) Tata
respon
persetujuannya
dalam
ditetapkan,
bersangkutan
maka instansi
dianggap
telah
persetujuan.
cara
terinci
memberikan
pelayanan
tergambar
kapal
pada
masukltambat
bagan
alir
secara
sebagaimana
tercantum pada Lampiran I Peraturan ini.
Bagian Kedua
TATA CARA PELAYANAN
KAPAL ZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCB
P IN D A H /S H IF T IN G
Pasal3
(1)
Dalam waktu paling lama 4 (empat) jam sebelum kapal
bergerak,
perusahaan
menyampaikan
Pelabuhan,
angkutan
laut
pemberitahuan
Syahbandar,
nasionallagen
kepada
Otoritas
dan Badan Usaha Pelabuhan
(BUP).
(2)
Dalam
paling
w a k tu
pemberitahuan
diterima,
waktu
sebagaimana
atoritas
Pelabuhan
lama
pada ayat (1)
Usaha
lokasi
pindah
kapal,
penundaan
teknis
dan
instansi yang bersangkutan
yang
pelaksanaannya
atoritas
kepada
seJak
Badan
dan
aspek
jam
bersama
menetapkan
pemanduan,
memperhatikan
dimaksud
Pelabuhan
(BUP)
(satu)
1
dengan
administratif
selanjutnya
dari
dilaporkan
Pelabuhan
secara
online.
(3)
Dalam waktu paling lama 1 (satu) jam sejak penetapan
tokast
pindah,
sebagaimana
menerbitkan
(4).
waktu
pemanduan,
dimaksud
pad a
Surat Pengawasan
ayat
dan
penundaan
(2).
Syahbandar
Olah Gerak ($POG).
Dalam waktu paling lama 1 /2 (setengah) jam sejak Surat
Pengawasan
dimaksud
Olah
Gerak
pad a ayat (3), Badan
menerbitkan
(SPOG)
U saha
sebagaimana
P e la b u h a n
(BUP)
Surat Perintah Kerja (SPK) pemanduan,
Ipenundaan
5
...ZYXWVUTSRQ
penundaan,
dan penarnbatan
kapal dengan
tembusan
disampaikan kepada Otoritas Pelabuhan.
(5)
Tata cara pe/ayanan kapa/ZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
p in d a h ls h iftin g
secara terinci
tergambar pada bagan atir sebagaimana
tercantum pada
Lampiran 1/ Peraturan ini.
Bagian Ketiga
TATA CARA PELAYANAN PERPANJANGAN
MASA TAMBAT
Pasal4
(1)
Dalam waktu paling lama 4 (em pat) jam sebelum habis
masa tambat, perusahaan
menyampaikan
Perpanjangan
angkutan
laut nasional/agen
permohonanlpemberitahuan
tentang
Masa Tambat kepada Otoritas Pelabuhan
dan Badan Usaha Pelabuhan (BUP).
(2)
Dalam
waktu
paling
lama
permohonan/pemberitahuan
pada
ayat
Usaha
(1),
(satu)
jam
sebagaimana
Otoritas
Pelabuhan
1
Pelabuhan
(BUP)
dimaksud
bersama
menetapkan
masa tam bat dan melaporkan
sejak
Badan
perpanjangan
pelaksanaannya
secara
online.
(3 )
P e rs e tu ju a n /p e n e ta p a n
perpanjangan
sebagaimana
pada
dilakukan
dimaksud
apabila
karena
teknis, dan administratif
belum terpenuhi,
ayat
alasan
masa
(2),
tam bat
hanya
cuaca,
dapat
persyaratan
dari instansi pemerintah
terkait
dan aspek lainnya yang berdasarkan
hasil peniHkan dari Otoritas Pelabuhan dan Badan Usaha
Pelabuhan (BUP) layak untuk dipertimbangkan.
(4)
Apabila
alokasi
waktu
tambat
yang
telah
ditetapkan
terlampaui dan alasan untuk perpanjangan waktu tambat
tidak dapat dipertimbangkan,
toleransi paling lama 1 /4 etmet.
(5)
Apabila
ayat
batas
toleransi
(4) terlampaui,
memerintahkan
maka
dapat
sebagaimana
maka
Otoritas
dimaksud
Pelabuhan
kapal untuk keluar/berlabuh
lokasi tambatan
kapaf.
dengan
diberikan
biaya menjadi
pada
dapat
atau nindah
beban pemilik
/(6).Tata cara ....ZYXWVUTSRQP
6
(6).
Tata cara pelayanan perpanjangan
terinci
tergambar
tercantum
pada
masa tambat secara
bagan
alir
sebagaimana
pada Lampiran III Peraturan ini.
Bagian Keempat
TATA CARA PELAYANAN
KAPAL KELUAR
Pasal5
(1)
Dalam waktu paling lama 6 (enam) jam sebelum kapal
keluar,
perusahaan
menyampaikan
angkutan
laut
nasianallagen
permahanan/laparan
keberangkatan
kapa/ kepada Otaritas Pe/abuhan, /nstansi pemerintah
terkait, dan Badan Usaha Pe/abuhan (BUP).
(2)
Dalam
waktu
paling
permahanan/laparan
(1) diterima,
terkait
memproses
hasil
1
sebagaimana
Otaritas
menerbitkan
lama
(satu)
jam
sejak
dirnaksud pad a ayat
Pe/abuhan,
/nstansi
dan/atau
meres pan
verifikasilpersetujuan
pemerintah
dengan
sesuai
tug as
dan fungsinya masing-masing.
(3)
Dalam
waktu
paling
verifikasi/persetujuan
(2 )
1 (satu) jam
a/eh-masing-masing
d ite rb itk a n
terkait,
lama
sebagaimana
Syahbandar
sejak
hasil
dimaksud pada ayatZYXWVUTS
instansi pemerintah
menerbitkan
Surat
Persetujuan
1 (satu) jam
sejak Surat
Berlayar (SPB).
(4)
Dalam
waktu
Persetujuan
pada
paling
lama
Berlayar
(SPB)
ayat (3) diterbitkan
Pelabuhan
bersama
Sadan
menetapkan
waktu
penundaan kapal.
(5)
Dalam
waktu
penetapan
sebagaimana
Pelabuhan
paling
waktu
(SPK) pelaksanaan
aleh
lama
1 /2
pemanduan
dimaksud
Syahbandar,
Usaha
pelayanan
dimaksud
(8UP)
sebagaimana
Otaritas
Pelabuhan
(SUP)
pemanduan
dan
(setengah)
dan
jam
sejak
penundaan
pada ayat (4), Badan Usaha
menerbitkan
Surat
Perintah
Kerja
pemanduan dan penundaan dengan
tembusan disampaikan kepada Otaritas Pelabuhan.
(6)
Dalam
hal terdapat
instansi
pemerintah
sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), tidak memberikan persetujuan
/dalarn.i.;ZYXWVUTSRQ
7
dalam kurun waktu yang telah ditetapkan,
pelayanan
untuk
sementara
san ipai diterbitkannya
bersangkutan
difasilitasi
persetujuan
dan
oleh
tidak
dapat
dilanjutkan,
oleh instansi
penyelesaian
Otoritas
maka proses
yang
permasalahannya
Pelabuhan
selaku
penjamin
kelancaran arus barang di pelabuhan.
(7)
Dalam
hal terdapat
dimaksud
tidak
pemerintah
Tata
pemerintah
sebagaimana
pada ayat (2) tidak memberikan
mengeluarkan
persetujuannya,
yang
memberikan
(8)
instansi
instansi
dianggap
telah
secara
terinci
persetujuan.
cara
tergambar
bersangkutan
respon atau
maka
pelayanan
pada
kapal
bagan
alir
keluar
sebagaimana
tercantum
pad a Lampiran IV Peraturan ini.
Bagian Kelima
TATA CARA PEMBATALAN/PERUBAHAN
Pasal6
(1)
Dafam waktu paling fama 2 (dua) jam sebefum waktu
pelayanan
yang tefah ditetapkan,
perusahaan
angkutan
laut
nasional/agen
menyampaikan
/" permohonan!
pemberitahuan tentang pembatalaniperubahan
kepada
Otoritas
Pelabuhan,
Instansi
Pemerintah
terkait,
dan
Bad an Usaha Pelabuhan (BUP).
(2)
Dalam
waktu
paling
permohonanl
sebagaimana
Usaha
lama
1
(satu)
jam
sejak
pemberitahuan ZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
p a m b a ta la n /p e ru b a h a n
dimaksud
pad a ayat (1) diterima, Badan
Pelabuhan
(BUP)
pembatalan/perubahan
waktu
menetapkan
pelayanan
dengan
tembusan disampaikan kepada Otoritas Pelabuhan dan
Instansi Pemerintah terkait.
(3)
Tata
terinci
eara
pe/ayanan
tergambar
tereantum
pembatalan/perubahan
pada
bagan
alir
secara
sebagaimana
pada Lampiran V Peraturan ini.
/BAB 111.
..ZYXWVUTSRQP
8
BAB III
PELA Y ANAN BONGKAR MUAT BARANG
TAT A CARAonmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Bagian Kesatu
MEKANISME
PENUNJUKAN
PELAKSANA
BONGKAR MUAT
Pasal7
(1)
Perusahaan
angkutan
menunjuk
kondisi
laut
Perusahaan
nasional/agen
Bongkar
Muat
dalam
angkutan ZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
L IN E R dan dalam kondisi anqkutan
yang berhak menunjuk Perusahaan
F IO S
berhak
(PBM)
Bongkar Muat
(PBM) adalah pemilik barang/kuasanya.
(2)
Dalam hal pemilik barang/kuasanya
haknya
sebagaimana
penunjukkan
dimaksud
pelaksana
bongkar
tidak menggunakan
pada ayat (1), maka
muat dilakukan
oleh
perusahaan angkutan laut nasionallagen.
(3)
Pelaksanaan
Badan
Muat
bongkar
Usaha
(PBM)
perusahaan
muat
Pelabuhan
yang
te /a h
angkutan
barang
dilakukan
(BUP)/Perusahaan
mendapat
o /e h
Bongkar
penunjukkan
taut nasionallagen
dari
atau pemilik
barang/kuasanya.
(4)
Selain
o/eh
Perusahaan
pelaksanaan
dapat
kegiatan
di/aksanakan
nasional
hanya
80ngkar
bongkar
o /e h
untuk
muat
perusahaan
bongkar
Muat
(PBM),
barang
tertentu
angkutan
muat
barang
laut
tertentu
untuk kapal yang dioperasikannya.
(5)
Barang tertentu
sebagaimana
dimaksud
pada ayat (4)
meliputi barang :
a.
milik penumpang;
b.
curah cair yang dibongkar atau dimuat melalui pipa;
c.
curah
kering
conveyor
d.
yang
yang
dibongkar
atau dip-luat melalui
atau sejenisnya, dan;
diangkut
di
atas
kendaraan
melalui
kapal
Ro-Ro.
(6)
Ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) dan (5)
tidak berlaku sepanjang Badan Usaha Pelabuhan (BUP)
telah
menyediakan
fasilitas
untuk
kegiatan
yang
dimaksud.
/Bagian Kedua ...
9
Bagian Kedua
PELAYANAN BONGKAR MUAT BARANG
Pasal8
(1)
(2)
Dalam waktu paling lama 1 x 24 jam sebelum kapa! tiba,
pelaksana bongkar muat (Badan Usaha Pelabuhan
(BUP)/Perusahaan Bongkar Muat (PBM)) yang telah
mendapatkan penunjukkan dari perusahaan angkutan
b a ra n g /k u a s a n y a
laut nasional/agen atau pemilik ZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
menyampaikan
Rencana
Pelaksanaan
Kegiatan
Bongkar Muat (RPKBM) kepada Otoritas Pelabuhan dan
Badan Usaha Pelabuhan (BUP).
Sadan Usaha Pelabuhan (SUP) menyiapkan fasilitas
untuk bongkar muat barang yang dipadukan dengan
rencana ZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
p e ta y a n a n
kapal yang telah ditetapkan
sebagaimana dimaksud pada pasal 2 ayat (4) dengan
memperhatikan hasil verifikasi dari Otoritas Pelabuhan
atas persyaratan teknis dan administratif yang harus
dipenuhi oleh pelaksana bongkar muat dan pihak terkait.
(3)
Khusus untuk kapal yang mengangkut barang impor,
sebelum
pelaksanaan
bongkar
muat
barang,
perusahaan
angkutan
(aut nasional/agen
wajib
menyampaikan c a rg o m a n ife s t/in w a rd m a n ife s t kepada
Kantor Pelayanan Utama Sea dan Cuka! Tipe A Tarijung
Priok.
(4)
Pelaksana bongkar muat, dalam melaksanakan
kegiatan bongkar muat berpedoman kepada target
produktivitas bongkar muat, s h ip o u tp u t, dan alokasi
waktu sandar kapal di dermaga.
(5)
Dalam rangka kelancaran pelaksanaan bongkar muat
barang, Otoritas Pelabuhan dan Badan Usaha
Pelabuhan (BUP) dapat menunjuk Supervisi Operasi
(SO) dengan tugas:
a. mengawasi kegiatan bongkar muat;
b. dalam hal terjadi hambatan, melakukan pengarahan
pelaksanaan kegiatan bongkar muat, penumpukkan
barang di gudang d a n /a ta u lapangan, serta kegiatan
re c e iv in g dan d e liv e ry barang;
c. melaksanakan penyempurnaan langsung di lapangan
terhadap penyimpangan ketentuan pelaksanaan
bongkar muat;
Id . mengawasi...
10
---.-
-_.
d. mengawasi
Tenaga
pelaksanaan
Ke~a
dan
Songkar
perlengkapan
Muat
(TKBM),
kerja
dalam
kaltannya dengan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3) dan pencapaian produktivitas kerja.
Pasal9
Khusus untuk terminal petikemas pelaksanaan kegiatan
bongkar muat dilakukan oleh operator terminal sesuai
dengan ZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
S ta n d a rt O p e ra tio n a l P ro c e d u re (SOP) masingmasing terminal.
Bagian Ketiga
PINDAH LOKASI PENUMPUKKAN
Pasal 10
(1)
Untuk menjamin kelancaran arus barang di pelabuhan.
maka dalam kondisi tertentu Otoritas Pelabuhan dapat
memerintahkan
pemindahan/relokasi
barang atau pengeluaran
penumpukkan
penumpukkan
barang dari terminal ke lol.asi
lain di dalam Daerah Lingkungan
Kerja
Pelabuhan (DLKr) atau d i luar Daerah Lingkungan Kerja
Pelabuhan
Usaha
(DLKr)
yang
Pelabuhan
menjadi
rnitra
(BUP)/Operator
tetap memperhatikan
ketentuan
kerja
Terminal
peraturan
Badan
dengan
perundang-
undangan.
(2)
Keadaan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
yaitu:
a. apabila
pemilik
tidak
mengambillmengeluarkan
barangnya dalam batas waktu yang telah ditentukan,
atau;
b. Y a rd O c c u p a n c y
R a tio
(yOR) telah melampaui batas
maksimum yang ditetapkan atau;
c. penumpukkan
barang tidak pada tempat yang khusus
disediakan untuk itu, atau;
d. dalam keadaan darurat (e m e rg e n c y ).
(3)
Tata cara pemindahan/relokasi
batas waktu penumpukkan,
penumpukkan,
barang,
biaya pemindahanlrelokasi
dan aspek lainnya yang terkait dengan
pemindahanlrelokasi
dimaksud
penumpukkan
penumpukkan
pada ayat (2) ditetapkan
sebagaimana
dengan
peraturan
tersendiri.
(4) ISAS IV....
11
BABIV
TUGAS DAN TANGGUNG JAWABonmlkjihgfedcbaZYXWVUTSR
Bagian Kesatu
OTORITAS PELABUHAN
Pasal11
(1)
Tugas dan tanggung jawab Otoritas
menjamin
kelancaran
melaksanakan
arus
Pelabuhan
barang
di
dalam
pelabuhan
:
a. penyusunan sistem
kepelabuhanan
dan prosedur pelayanan jasa
berdasarkan
pedoman
yang
M e n te ri;
ditetapkan oleh ZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
b. pemeliharaan
kefancaran
dan ketertiban
kapal dan barang serta kegiatan
dengan
sistem
kepelabuhanan
c. pengawasan
dan
prosedur
pelayanan
pihak la in
sesual
pelayanan
jasa
yang telah ditetapkan;
terhadap
kegiatan
bongkar
muat
barang;
d. penerapan teknologi sistem infonnasi dan komunikasi
terpadu untuk kelancaran arus barang; dan
e. koordinasi
dengan
pihak
terkait
untuk
kelancaran
teri
P 'R IO K
Nomor:
UK.'112/2/10/0P.TPK.11
TENTANG
TAT A CARA PELAYANAN
KA.PAL DAN BONGKAR MUAT BARANG
DI PELABUHAN TANJUNG PRIOK
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
KANTOR OTORITAS PELABUHAN TANJUNG PRIOKonmlkjihgfedcbaZYXWV
Emall :
otoritaspelabuhan_ tg. priok@ya hoo.com
Telp/Fax: 021-43910256
Jln. Palmas No.ZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
1
021-43910259
Pelabuhan Tanjung Priok
Jakarta 14310
PERATURAN
KEPALA
KANTOR OTORITAS
PELABUHAN
TANJUNG
PRIOK
Nomor : UK. 1121211O/OP.TPK.11
TENTANG
TATA CARA PELAYANAN
KAPAL DAN BONGKAR
01 PELABUHAN
KEPALA
Menimbang
KANTOR OTORITAS
TANJUNG
Undang-Undang
Pelayaran,
telah
MUAT BARANG
PRIOK
PELABUHAN
a. bahwa dalam
tentang
TANJUNG
PRIOK
Nomor 17 Tahun 2008
diatur
mengenai
tanggung jawab Otoritas Pelabuhan
tugas
dan
yang salah satunya
adalah menjamin kelancaran arus barang;
b. bahwa da/am Peraturan
2009
tentang
kewajiban
Pemerintah
Kepelabuhanan,
Otoritas
adalah menyusun
kepelabuhanan
Nomor 61 T ahun
telah
Pelabuhan
diatur
yang
mengenai
salah
satunya
sistem dan prosedur pelayanan jasa
berdasarkan
pedoman
yang ditetapkan
oleh Menteri Perhubungan;
C.
bahwa
berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan b, maka sambil menunggu
pedoman
perlu
yang ditetapkan
ditetapkan
Bongkar
Muat
dengan
T ata
Barang
Peraturan
oleh Menteri
Cara
di
Kepala
Perhubungan,
Pelayanan
pelabuhan
Kantor
Kapal
Tanjung
Otoritas
dan
Priok
Pelabuhan
Tanjung Priok.
Mengingat
1. Undang-Undang
Nomor
17
T ahun
2008
tentang
Pelayaran (Lembaran Negara RJ Tahun 2008 Nomor 64,
Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4849);
2. Peraturan
Pemerintah
Kepelabuhanan
Nomor
Nomor 61 Tahun 2009 tentang
(Lembaran
151, Tambahan
Negara
Lembaran
RI Tahun
Negara
2009
RI Nomor
5070);
3. Peraturan
Angkutan
Pemerintah
di
Perairan
Nomor 20 Tahun 2010 tentang
(Lembaran
Negara
Indonesia Tahun 2010 Nomor 26, Tambahan
Republik
Lembaran ZYXWVUTSRQPONM
IN e g a ra
...
Negara Republik Indonesia Nomor 5108) sebagaimana
telah diubah dengan
Tahun
2011
Peraturan
(Lembaran
Pemerintah
Negara
Nomor 22
Republik
Tahun 20" 1 Nomor 43, Tambahan
Indonesia
Lembaran
Negara
Republik Indonesia Nomor 5208).
4. Keputusan
2001
Menteri Pernubunqan
tentang
Nomor KM. 33 Tahun
Penyelenggaraan
dan
Pengusahaan
Anpkutan Laut:
5. Keputusan
2002
Menteri Perhubungan
tentang
Nomor KM. 14 Tahun
Penye\engaraan dan
Pengusanaan
Bongkar Muat Barang Dari Dan Ke Kapal;ZYXWVUTSRQPONMLKJIHGF
6 . Peraturan
Menteri Perhubungan
Nomor KM. 6 3 Tahun
2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Otoritas
Pelabuhan;
7. Keputusan
Direktur Jenderal Perhubungan
tentang
U K .1 1 /3 8 /2 0 /o J P L -0 9
Serta
S e rv ic e
Kapal
Di
Level
Inaportnet
A g re e m e n t
Pelabuhan
Tanjung
Laut NomorZYXWVUTSRQPO
dan
S is te m
Priok
Prosedur
Pelayanan
Dalarn
Rangka
Penerapan N a tio n a l S in g le W in d o w .
Memperhatikan
Hasil
akhir
pembahasan
pada
rapat
koordinasi
antara
lnstansi P-emerintah terkait di pelabuhan Tanjung Priok dan
PT.
P e ia b u h a n
Ii (Persero)
in d o n e s ia
Cabang
T a n ju n g
Priok
pada tanggal 19 April 2011
MEMUTUSKAN
Menetapkan
: PERATURAN
PELABUHAN
PELAYANAN
:
KEPALA
KANTOR
OTOR/TAS
TANJUNG PRIOK TENTANG TATA CARA
KAPAL DAN BONGKAR MUAT BARANG
Dt PELABUHI'-N
T ANJUNG
PRtOK
BABI
KETENTUAN
UMUM
Pasai 1
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan :
1. Otoritas
Tanjung
Peiabuhan
Priok
pengendalian,
adaiah
sebagai
Kantor
pelaksana
dan pengawasan
Otoritas
fungsi
Peiabuhan
pengaturan,
kegiatan kepelabuhanan
di peiabu'nan T anjung Priok.
12.
.,
L.
Syahbandar ....
2, Syahbandar adalah Kantor Syahbandar Kelas Utama
Tanjung Priok;
3,
lnstansi Pemerintah terkait adalah Unit Pelaksana
kegiatan pemerintahan di pelabuhan Tanjung Priok
meliputi Syahbandar, Kantor Pelayanan Utama Bea dan
Cukai Tipe A Tanjung Priok, Kantor Imigrasi Tanjung
Priok, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung
Priok, Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok
dan Balai Karantina Ikan Tanjung Priok.
4. Sadan Usaha Pelabuhan (SUP) ada/ah badan usaha
yang kegiatan usahanya khusus di bidang pengusahaan
terminal dan fasilitas pelabuhan lainnya yang telah
mendapat izin/konsesi atau bentuk lainnya dari Otoritas
Pelabuhan
untuk
menyelenggarakan
keg/atan
pengusahaan di pelabuhan Tanjung Priok.
5. Perusahaan Angkutan Laut Nasional adalah perusahaan
angkutan . laut berbadan hukum Indonesia yang
melakukan kegiatan angkutan laut di dalam wi/ayah
perairan Indonesia ZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
d a n /a ta u dari dan ke pelabuhan di
luar negeri.
6. Pelaksana bongkar muat adalah Badan Usaha
Pelabuhan (SUP)/Perusahaan Bongkar Muat (PSM)
yang telah memperoleh izin usaha bonqkar muat sesuai
ketentuan perundang-undangan.
7. Agen adalah Perusahaan Angkutan Laut Nasional atau
Perusahaan Nasional yang khusus didirikan untuk
melakukan usaha keagenan kapal sesuai ketentuan
perundanp-undanqa».
BAB IIZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
T ATA
CARA PELA YANAN KAPAL
Bagian Kesatu
TATA CARA PELAYANAN KAPAL MASUK
Pasal2
(1) Dalam waktu paling lama 1 x 24 jam sebelum kapal
tiba
(tambat),
perusahaan
angkutan
laut
nasional/aqen
menyampaikan
pemberitahuan
kedatanqan kapal kepada Otoritas Pelabvhan,
linstansi ...
3
pemerintah
instansi
terkait,
dan
Badan
Usaha
Pelabuhan (BUP) secara online.
(2) Dalam waktu paling lama 12 (dua belas) [a
sebelum
kapal tiba, perusahaan angkutan laut nasiona!lagen
menyampaikan:
a. Laporan Kedatangan Kapal (LKK) kepada Otoritas
Pelabuhan dan instansi pemerintahan terkait;
b. Permintaan
Pelayanan Kapal dan Barang (PPKB)
untuk tam bat, pemanduan
online
kepada
Badan
dan penundaan secara
Usaha
Pelabuhan
(SUP)
dengan tembusan kepada Otoritas Pelabuhan dan
instansi pemerintah terkait;
(3) Dalam waktu paling lama 5 (lima) jam sejak laporan
kedatangan
kapal sebagaimana
dimaksud pada ayat
(2) huruf a diterima, Otoritas Pelabuhan dan Instansi
pemerintah
dengan
terkait
memproses
menerbitkan
danlatau
hasil
merespon
verifikasi/persetujuan
sesuai tugas dan fungsinya masing-masing.
(4) Daiam waktu
paling lama 1 (satu) jam
verifikasiJpersetujuan
ayat (3) diterbitkan
sebagaimana
sejak hasil
dimaksud
oleh instansi pemerintah
pad a
terkalt,
maka Otoritas Pelabuhan bersama BUP menetapkan
pelayanan
kapal.
(5) Dalam
tambat,
waktu
penetapan
ayat
pemanduan,
paling
pelayanan
(4),
Psnqawasan
lama
1
dan
(satu)
sebagaimana
Syahbandar
penundaan
jam
dimaksud
menerbitkan
sejak
pada
Surat
Olah Gerak (SPOG).
(6) Dalam waktu paling lama ZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
1 /2 (setengah) jam sejak
Surat
Pengawasan
sebagaimana
Syahbandar,
menerbitkan
pemanduan,
dengan
Olah
Gerak
(SPOG)
dimaksud pads ayat (5) diterbitkan oleh
Badan
Usaha
Pelabuhan
(BUP)
Surat Perintah Kerja (SPK) pelaksanaan
penundaan,
tembusan
dan
disampaikan
penambatan
kepada
kapal
Otoritas
Pelabuhan.
(7) Dalam
hal
sebagaimana
memberikan
telah
terdapat
instansi
dimaksud
persetujuan
ditetapkan,
maka
pad a
da/am
proses
pemerintah
ayat
kurun
(3),
terkait
tidak
waktu yang
pelayanan
untuk
sementara tidak dapat dilanjutkan sampai
/diterbitkannya
4
_____
. . .~
. .. . . a . . . _ _
. _. . .
._ _
onmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
...
diterbitkannya
persetujuan
bersangkutan
dan
difasllitasi
oleh
instansi
yang
Penyelesaian
permasalahan
Pe!abuhan
selaku peniamin
oleh Otoritas
kelancaran arus barang di pelabuhan.
(8) Dalam hal terdapat instansi pemerintah sebagaimana
dimaksud
pada ayat (3) tidak
atau
tidak
kurun
waktu
mengeluarkan
yang telah
pemerintah
yang
memberikan
(9) Tata
respon
persetujuannya
dalam
ditetapkan,
bersangkutan
maka instansi
dianggap
telah
persetujuan.
cara
terinci
memberikan
pelayanan
tergambar
kapal
pada
masukltambat
bagan
alir
secara
sebagaimana
tercantum pada Lampiran I Peraturan ini.
Bagian Kedua
TATA CARA PELAYANAN
KAPAL ZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCB
P IN D A H /S H IF T IN G
Pasal3
(1)
Dalam waktu paling lama 4 (empat) jam sebelum kapal
bergerak,
perusahaan
menyampaikan
Pelabuhan,
angkutan
laut
pemberitahuan
Syahbandar,
nasionallagen
kepada
Otoritas
dan Badan Usaha Pelabuhan
(BUP).
(2)
Dalam
paling
w a k tu
pemberitahuan
diterima,
waktu
sebagaimana
atoritas
Pelabuhan
lama
pada ayat (1)
Usaha
lokasi
pindah
kapal,
penundaan
teknis
dan
instansi yang bersangkutan
yang
pelaksanaannya
atoritas
kepada
seJak
Badan
dan
aspek
jam
bersama
menetapkan
pemanduan,
memperhatikan
dimaksud
Pelabuhan
(BUP)
(satu)
1
dengan
administratif
selanjutnya
dari
dilaporkan
Pelabuhan
secara
online.
(3)
Dalam waktu paling lama 1 (satu) jam sejak penetapan
tokast
pindah,
sebagaimana
menerbitkan
(4).
waktu
pemanduan,
dimaksud
pad a
Surat Pengawasan
ayat
dan
penundaan
(2).
Syahbandar
Olah Gerak ($POG).
Dalam waktu paling lama 1 /2 (setengah) jam sejak Surat
Pengawasan
dimaksud
Olah
Gerak
pad a ayat (3), Badan
menerbitkan
(SPOG)
U saha
sebagaimana
P e la b u h a n
(BUP)
Surat Perintah Kerja (SPK) pemanduan,
Ipenundaan
5
...ZYXWVUTSRQ
penundaan,
dan penarnbatan
kapal dengan
tembusan
disampaikan kepada Otoritas Pelabuhan.
(5)
Tata cara pe/ayanan kapa/ZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
p in d a h ls h iftin g
secara terinci
tergambar pada bagan atir sebagaimana
tercantum pada
Lampiran 1/ Peraturan ini.
Bagian Ketiga
TATA CARA PELAYANAN PERPANJANGAN
MASA TAMBAT
Pasal4
(1)
Dalam waktu paling lama 4 (em pat) jam sebelum habis
masa tambat, perusahaan
menyampaikan
Perpanjangan
angkutan
laut nasional/agen
permohonanlpemberitahuan
tentang
Masa Tambat kepada Otoritas Pelabuhan
dan Badan Usaha Pelabuhan (BUP).
(2)
Dalam
waktu
paling
lama
permohonan/pemberitahuan
pada
ayat
Usaha
(1),
(satu)
jam
sebagaimana
Otoritas
Pelabuhan
1
Pelabuhan
(BUP)
dimaksud
bersama
menetapkan
masa tam bat dan melaporkan
sejak
Badan
perpanjangan
pelaksanaannya
secara
online.
(3 )
P e rs e tu ju a n /p e n e ta p a n
perpanjangan
sebagaimana
pada
dilakukan
dimaksud
apabila
karena
teknis, dan administratif
belum terpenuhi,
ayat
alasan
masa
(2),
tam bat
hanya
cuaca,
dapat
persyaratan
dari instansi pemerintah
terkait
dan aspek lainnya yang berdasarkan
hasil peniHkan dari Otoritas Pelabuhan dan Badan Usaha
Pelabuhan (BUP) layak untuk dipertimbangkan.
(4)
Apabila
alokasi
waktu
tambat
yang
telah
ditetapkan
terlampaui dan alasan untuk perpanjangan waktu tambat
tidak dapat dipertimbangkan,
toleransi paling lama 1 /4 etmet.
(5)
Apabila
ayat
batas
toleransi
(4) terlampaui,
memerintahkan
maka
dapat
sebagaimana
maka
Otoritas
dimaksud
Pelabuhan
kapal untuk keluar/berlabuh
lokasi tambatan
kapaf.
dengan
diberikan
biaya menjadi
pada
dapat
atau nindah
beban pemilik
/(6).Tata cara ....ZYXWVUTSRQP
6
(6).
Tata cara pelayanan perpanjangan
terinci
tergambar
tercantum
pada
masa tambat secara
bagan
alir
sebagaimana
pada Lampiran III Peraturan ini.
Bagian Keempat
TATA CARA PELAYANAN
KAPAL KELUAR
Pasal5
(1)
Dalam waktu paling lama 6 (enam) jam sebelum kapal
keluar,
perusahaan
menyampaikan
angkutan
laut
nasianallagen
permahanan/laparan
keberangkatan
kapa/ kepada Otaritas Pe/abuhan, /nstansi pemerintah
terkait, dan Badan Usaha Pe/abuhan (BUP).
(2)
Dalam
waktu
paling
permahanan/laparan
(1) diterima,
terkait
memproses
hasil
1
sebagaimana
Otaritas
menerbitkan
lama
(satu)
jam
sejak
dirnaksud pad a ayat
Pe/abuhan,
/nstansi
dan/atau
meres pan
verifikasilpersetujuan
pemerintah
dengan
sesuai
tug as
dan fungsinya masing-masing.
(3)
Dalam
waktu
paling
verifikasi/persetujuan
(2 )
1 (satu) jam
a/eh-masing-masing
d ite rb itk a n
terkait,
lama
sebagaimana
Syahbandar
sejak
hasil
dimaksud pada ayatZYXWVUTS
instansi pemerintah
menerbitkan
Surat
Persetujuan
1 (satu) jam
sejak Surat
Berlayar (SPB).
(4)
Dalam
waktu
Persetujuan
pada
paling
lama
Berlayar
(SPB)
ayat (3) diterbitkan
Pelabuhan
bersama
Sadan
menetapkan
waktu
penundaan kapal.
(5)
Dalam
waktu
penetapan
sebagaimana
Pelabuhan
paling
waktu
(SPK) pelaksanaan
aleh
lama
1 /2
pemanduan
dimaksud
Syahbandar,
Usaha
pelayanan
dimaksud
(8UP)
sebagaimana
Otaritas
Pelabuhan
(SUP)
pemanduan
dan
(setengah)
dan
jam
sejak
penundaan
pada ayat (4), Badan Usaha
menerbitkan
Surat
Perintah
Kerja
pemanduan dan penundaan dengan
tembusan disampaikan kepada Otaritas Pelabuhan.
(6)
Dalam
hal terdapat
instansi
pemerintah
sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), tidak memberikan persetujuan
/dalarn.i.;ZYXWVUTSRQ
7
dalam kurun waktu yang telah ditetapkan,
pelayanan
untuk
sementara
san ipai diterbitkannya
bersangkutan
difasilitasi
persetujuan
dan
oleh
tidak
dapat
dilanjutkan,
oleh instansi
penyelesaian
Otoritas
maka proses
yang
permasalahannya
Pelabuhan
selaku
penjamin
kelancaran arus barang di pelabuhan.
(7)
Dalam
hal terdapat
dimaksud
tidak
pemerintah
Tata
pemerintah
sebagaimana
pada ayat (2) tidak memberikan
mengeluarkan
persetujuannya,
yang
memberikan
(8)
instansi
instansi
dianggap
telah
secara
terinci
persetujuan.
cara
tergambar
bersangkutan
respon atau
maka
pelayanan
pada
kapal
bagan
alir
keluar
sebagaimana
tercantum
pad a Lampiran IV Peraturan ini.
Bagian Kelima
TATA CARA PEMBATALAN/PERUBAHAN
Pasal6
(1)
Dafam waktu paling fama 2 (dua) jam sebefum waktu
pelayanan
yang tefah ditetapkan,
perusahaan
angkutan
laut
nasional/agen
menyampaikan
/" permohonan!
pemberitahuan tentang pembatalaniperubahan
kepada
Otoritas
Pelabuhan,
Instansi
Pemerintah
terkait,
dan
Bad an Usaha Pelabuhan (BUP).
(2)
Dalam
waktu
paling
permohonanl
sebagaimana
Usaha
lama
1
(satu)
jam
sejak
pemberitahuan ZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
p a m b a ta la n /p e ru b a h a n
dimaksud
pad a ayat (1) diterima, Badan
Pelabuhan
(BUP)
pembatalan/perubahan
waktu
menetapkan
pelayanan
dengan
tembusan disampaikan kepada Otoritas Pelabuhan dan
Instansi Pemerintah terkait.
(3)
Tata
terinci
eara
pe/ayanan
tergambar
tereantum
pembatalan/perubahan
pada
bagan
alir
secara
sebagaimana
pada Lampiran V Peraturan ini.
/BAB 111.
..ZYXWVUTSRQP
8
BAB III
PELA Y ANAN BONGKAR MUAT BARANG
TAT A CARAonmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Bagian Kesatu
MEKANISME
PENUNJUKAN
PELAKSANA
BONGKAR MUAT
Pasal7
(1)
Perusahaan
angkutan
menunjuk
kondisi
laut
Perusahaan
nasional/agen
Bongkar
Muat
dalam
angkutan ZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
L IN E R dan dalam kondisi anqkutan
yang berhak menunjuk Perusahaan
F IO S
berhak
(PBM)
Bongkar Muat
(PBM) adalah pemilik barang/kuasanya.
(2)
Dalam hal pemilik barang/kuasanya
haknya
sebagaimana
penunjukkan
dimaksud
pelaksana
bongkar
tidak menggunakan
pada ayat (1), maka
muat dilakukan
oleh
perusahaan angkutan laut nasionallagen.
(3)
Pelaksanaan
Badan
Muat
bongkar
Usaha
(PBM)
perusahaan
muat
Pelabuhan
yang
te /a h
angkutan
barang
dilakukan
(BUP)/Perusahaan
mendapat
o /e h
Bongkar
penunjukkan
taut nasionallagen
dari
atau pemilik
barang/kuasanya.
(4)
Selain
o/eh
Perusahaan
pelaksanaan
dapat
kegiatan
di/aksanakan
nasional
hanya
80ngkar
bongkar
o /e h
untuk
muat
perusahaan
bongkar
Muat
(PBM),
barang
tertentu
angkutan
muat
barang
laut
tertentu
untuk kapal yang dioperasikannya.
(5)
Barang tertentu
sebagaimana
dimaksud
pada ayat (4)
meliputi barang :
a.
milik penumpang;
b.
curah cair yang dibongkar atau dimuat melalui pipa;
c.
curah
kering
conveyor
d.
yang
yang
dibongkar
atau dip-luat melalui
atau sejenisnya, dan;
diangkut
di
atas
kendaraan
melalui
kapal
Ro-Ro.
(6)
Ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) dan (5)
tidak berlaku sepanjang Badan Usaha Pelabuhan (BUP)
telah
menyediakan
fasilitas
untuk
kegiatan
yang
dimaksud.
/Bagian Kedua ...
9
Bagian Kedua
PELAYANAN BONGKAR MUAT BARANG
Pasal8
(1)
(2)
Dalam waktu paling lama 1 x 24 jam sebelum kapa! tiba,
pelaksana bongkar muat (Badan Usaha Pelabuhan
(BUP)/Perusahaan Bongkar Muat (PBM)) yang telah
mendapatkan penunjukkan dari perusahaan angkutan
b a ra n g /k u a s a n y a
laut nasional/agen atau pemilik ZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
menyampaikan
Rencana
Pelaksanaan
Kegiatan
Bongkar Muat (RPKBM) kepada Otoritas Pelabuhan dan
Badan Usaha Pelabuhan (BUP).
Sadan Usaha Pelabuhan (SUP) menyiapkan fasilitas
untuk bongkar muat barang yang dipadukan dengan
rencana ZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
p e ta y a n a n
kapal yang telah ditetapkan
sebagaimana dimaksud pada pasal 2 ayat (4) dengan
memperhatikan hasil verifikasi dari Otoritas Pelabuhan
atas persyaratan teknis dan administratif yang harus
dipenuhi oleh pelaksana bongkar muat dan pihak terkait.
(3)
Khusus untuk kapal yang mengangkut barang impor,
sebelum
pelaksanaan
bongkar
muat
barang,
perusahaan
angkutan
(aut nasional/agen
wajib
menyampaikan c a rg o m a n ife s t/in w a rd m a n ife s t kepada
Kantor Pelayanan Utama Sea dan Cuka! Tipe A Tarijung
Priok.
(4)
Pelaksana bongkar muat, dalam melaksanakan
kegiatan bongkar muat berpedoman kepada target
produktivitas bongkar muat, s h ip o u tp u t, dan alokasi
waktu sandar kapal di dermaga.
(5)
Dalam rangka kelancaran pelaksanaan bongkar muat
barang, Otoritas Pelabuhan dan Badan Usaha
Pelabuhan (BUP) dapat menunjuk Supervisi Operasi
(SO) dengan tugas:
a. mengawasi kegiatan bongkar muat;
b. dalam hal terjadi hambatan, melakukan pengarahan
pelaksanaan kegiatan bongkar muat, penumpukkan
barang di gudang d a n /a ta u lapangan, serta kegiatan
re c e iv in g dan d e liv e ry barang;
c. melaksanakan penyempurnaan langsung di lapangan
terhadap penyimpangan ketentuan pelaksanaan
bongkar muat;
Id . mengawasi...
10
---.-
-_.
d. mengawasi
Tenaga
pelaksanaan
Ke~a
dan
Songkar
perlengkapan
Muat
(TKBM),
kerja
dalam
kaltannya dengan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3) dan pencapaian produktivitas kerja.
Pasal9
Khusus untuk terminal petikemas pelaksanaan kegiatan
bongkar muat dilakukan oleh operator terminal sesuai
dengan ZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
S ta n d a rt O p e ra tio n a l P ro c e d u re (SOP) masingmasing terminal.
Bagian Ketiga
PINDAH LOKASI PENUMPUKKAN
Pasal 10
(1)
Untuk menjamin kelancaran arus barang di pelabuhan.
maka dalam kondisi tertentu Otoritas Pelabuhan dapat
memerintahkan
pemindahan/relokasi
barang atau pengeluaran
penumpukkan
penumpukkan
barang dari terminal ke lol.asi
lain di dalam Daerah Lingkungan
Kerja
Pelabuhan (DLKr) atau d i luar Daerah Lingkungan Kerja
Pelabuhan
Usaha
(DLKr)
yang
Pelabuhan
menjadi
rnitra
(BUP)/Operator
tetap memperhatikan
ketentuan
kerja
Terminal
peraturan
Badan
dengan
perundang-
undangan.
(2)
Keadaan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
yaitu:
a. apabila
pemilik
tidak
mengambillmengeluarkan
barangnya dalam batas waktu yang telah ditentukan,
atau;
b. Y a rd O c c u p a n c y
R a tio
(yOR) telah melampaui batas
maksimum yang ditetapkan atau;
c. penumpukkan
barang tidak pada tempat yang khusus
disediakan untuk itu, atau;
d. dalam keadaan darurat (e m e rg e n c y ).
(3)
Tata cara pemindahan/relokasi
batas waktu penumpukkan,
penumpukkan,
barang,
biaya pemindahanlrelokasi
dan aspek lainnya yang terkait dengan
pemindahanlrelokasi
dimaksud
penumpukkan
penumpukkan
pada ayat (2) ditetapkan
sebagaimana
dengan
peraturan
tersendiri.
(4) ISAS IV....
11
BABIV
TUGAS DAN TANGGUNG JAWABonmlkjihgfedcbaZYXWVUTSR
Bagian Kesatu
OTORITAS PELABUHAN
Pasal11
(1)
Tugas dan tanggung jawab Otoritas
menjamin
kelancaran
melaksanakan
arus
Pelabuhan
barang
di
dalam
pelabuhan
:
a. penyusunan sistem
kepelabuhanan
dan prosedur pelayanan jasa
berdasarkan
pedoman
yang
M e n te ri;
ditetapkan oleh ZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
b. pemeliharaan
kefancaran
dan ketertiban
kapal dan barang serta kegiatan
dengan
sistem
kepelabuhanan
c. pengawasan
dan
prosedur
pelayanan
pihak la in
sesual
pelayanan
jasa
yang telah ditetapkan;
terhadap
kegiatan
bongkar
muat
barang;
d. penerapan teknologi sistem infonnasi dan komunikasi
terpadu untuk kelancaran arus barang; dan
e. koordinasi
dengan
pihak
terkait
untuk
kelancaran
teri