T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Mutu Sekolah Di SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro Boyolali T2 BAB II
BAB II
TELAAH PUSTAKA
2.1 Strategi
Organisasi atau lembaga sekolah memerlukan
strategi untuk mewujudkan tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan. Dessler (2008:12) mendefinisikan strategi
sebagai rencana jangka panjang organisasi berkenaan
dengan
bagaimana
organisasi
itu
menyelaraskan
kekuatan dan kelemahan internal dengan peluang dan
ancaman
eksternal
keunggulan
kompetitif.
untuk
Strategi
mempertahankan
yang
tepat
dapat
mengantarkan organisasi pada keberhasilan mencapai
tujuannya
dan
tetap
memiliki
keunggulan
yang
kompetitif. Strategi untuk mencapai tujuan dengan
menggunakan sumber-sumber yang ada agar lebih
efisien dan efektif.
Menurut Hardjosoedarmo (2004:81) strategi adalah
pengarahan
menyeluruh
sumber
daya
untuk
mengendalikan situasi dan ruang guna mencapai
tujuan yang digariskan. Bagaimana tujuan strategi
hendak dicapai. Lebih lanjut Edward dalam Umar
(2002) strategi merupakan rencana yang dilakukan oleh
para
manager
paling
atas
dan
menengah
untuk
mencapai tujuan organisasi yang lebih luas. Dalam
penerapan di sekolah, kepala sekolah perlu membuat
9
suatu strategi yang mana dikoordinasikan dengan para
guru untuk dijalankan bersama demi mencapai tujuan
yang diharapkan dari sekolah.
Untuk memperoleh strategi yang tepat, lembaga
sekolah
memerlukan
pengenalan
dan
penguasaan
terhadap berbagai informasi lingkungan strategisnya.
Lingkungan strategis lembaga sekolah akan selalu
berubah dan mempengaruhi eksistensinya. Lembaga
sekolah perlu melakukan analisis yang cermat untuk
mengenali kekuatan dan kelemahan internal lembaga
serta memahami peluang dan ancaman eksternalnya,
sehingga lembaga dapat melakukan antisipasi terhadap
perubahan yang mungkin terjadi. Analisis lingkungan
juga dimaksudkan untuk memberikan informasi yang
bisa
dijadikan
sebagai
dasar
dalam
jangka
langkah-langkah
untuk
mengambil
panjang
(Akdon,
2006:12).
Berdasarkan beberapa pengertian strategi diatas,
bahwa strategi yang dimaksud yaitu rencana yang
digunakan
untuk
keberhasilan
penetapan
dalam
dan
memperoleh
mencapai
pemanfaatan
kesuksesan
tujuan.
atau
Rencana
sumber-sumber
daya
secara terpadu akan dilakukan secara efesien dan
efektif dalam mencapai tujuan.
10
2.2 Mutu
Secara umum mutu merupakan gambaran dan
karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang
menunjukkan
kemampuannya
dalam
memuaskan
kebutuhan yang diharapkan. Pengertian mutu menurut
Sallis (2012:51) adalah konsep yang absolut sekaligus
relatif. Mutu dalam konsep absolut memiliki pengertian
bahwa mutu merupakan suatu idealisme yang tidak
dapat dikompromikan. Produk yang bermutu adalah
sesuatu yang dibuat sempurna dengan biaya mahal.
Dalam konsep relatif mutu merupakan sesuatu yang
memuaskan
dan
melampaui
pelanggan
(quality
pendidikan
mutu
metodologi
in
keinginan
perception).
merupakan
yang
Dalam
sebuah
membantu
kebutuhan
dunia
filosofi
sekolah
dan
untuk
merencanakan perubahan dan mengatur agenda dalam
menghadapi
tekanan-tekanan
eksternal
yang
berlebihan.
Definisi mutu menurut Sagala (2013:169) adalah
gambaran
dan
karakteristik
pelayanan
pendidikan
eksternal
yang
secara
menunjukkan
menyeluruh
internal
jasa
maupun
kemampuannya
memuaskan kebutuhan yang diharapkan atau yang
tersirat.
Pengertian
mutu
menurut
Hardjosoedarmo
(2004:49) adalah penilaian subyektif daripada customer.
11
Penilaian ditentukan oleh persepsi customer terhadap
produk atau jasa. Lebih lanjut Amtu (2011:120) mutu
merupakan layanan produk berupa barang atau jasa
yang
berkaitan
harapan
dan
dengan
harganya
pemenuhan
mampu
kebutuhan,
dijangkau
oleh
pelanggan. Mutu tidak sekedar pada barang atau jasa,
melainkan
pada
aspek
estetika,
penampilan,
kenyamanan, praktis, tahan lama, kesopanan dalam
pelayanan, ketepatan waktu, serta disesuaikan dengan
harapan dan keinginan pelanggan baik pelanggan
internal maupun eksternal.
Berdasarkan berbagai pendapat yang diungkapkan
tentang definisi mutu, maka dapat disimpulkan bahwa
mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh
jasa pelayanan secara internal maupun eksternal yang
menunjukkan kemampuannya memuaskan kebutuhan
yang diharapkan.
2.3 Mutu Pendidikan
Mutu sangat ditentukan oleh faktor kepuasan
pelanggan sebagai pengguna produk/layanan. Oleh
karena
penyedia
itu,
institusi/lembaga
layanan
memperhatikan
jasa
ilmu
pentingnya
pendidikan
sebagai
pengetahuan
juga
kepuasan
dari
pelanggannya, baik pelanggan eksternal (siswa, orang
12
tua dan masyarakat) maupun pelanggan internal (guru
dan staf administrasi).
Spanbauer dalam Gaspersz (2005:57) menyatakan
bahwa
mutu
pendidikan
adalah
menciptakan
kesadaran akan kebutuhan pelanggan dan secara
signifikan
meningkatkan
mutu
pelayanan
dan
memenuhi dan melampaui harapan. Lebih lanjut mutu
pendidikan
menurut
kemampuan
Arcaro
lembaga
(2007:76)
adalah
pendidikan
dalam
mendayagunakan sumber-sumber pendidikan untuk
meningkatkan kemampuan belajar seoptimal mungkin.
Mutu
pendidikan
menurut
Amtu
(2011:138)
adalah berbagai indikator dan komponen pendidikan
yang saling berkaitan. Komponen dan variabel yang
menentukan terwujudnya mutu pendidikan yang baik
secara
umum
masih
dikaitkan
dengan
sistem,
kurikulum, tenaga pendidik, peserta didik, proses
belajar
mengajar,
anggaran,
sarana
prasarana
pendidikan, lingkungan belajar, budaya organisasi,
kepemimpinan dan lain sebagainya.
Sementara Sallis (2012:67) menyatakan bahwa
mutu
pendidikan
pendidikan
yang
yaitu
bermutu.
memberikan
Setiap
layanan
institusi
perlu
memperhatikan bangunan yang terpelihara dengan
baik, guru yang berkompeten, nilai-nilai moral yang
tinggi, hasil ujian yang baik, keahlian, dukungan orang
tua,
hubungan
dengan
kelompok
bisnis
dan
13
masyarakat, sumber daya yang memadai, penerapan
teknologi
terbaru,
kepemimpinan
yang
kuat
dan
terarah, kepedulian dan perhatian kepada siswa dan
kurikulum yang seimbang atau kombinasi terhadap
faktor ini.
Menurut Zahroh (2014:35) mutu pendidikan harus
mengutamakan siswa atau perbaikan program sekolah
yang dilakukan secara kreatif dan konstruktif oleh
pihak
pendidikan.
Lembaga
pendidikan
dikatakan
bermutu jika input, proses, dan ouput dapat memenuhi
persyaratan
yang
dituntut
oleh
pengguna
jasa
pendidikan. Input yaitu segala sesuatu yang harus
tersedia karena dibutuhkan untuk berlangsungnya
proses seperti SDM, sarana prasarana, program dan
harapan (visi misi dan tujuan). Proses yang dimaksud
adalah
proses
pengambilan
keputusan,
proses
pengelolaan kelembagaan, proses pengelolaan program,
proses belajar mengajar, dan proses monitoring dan
evaluasi,
dengan
catatan
bahwa
proses
belajar
mengajar yang memiliki tingkat kepentingan tertinggi
dibandingkan dengan proses proses lainnya. Output
yaitu prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses
sekolah.
Output
sekolah
berkualitas/bermutu
tinggi
khususnya
belajar
prestasi
jika
dikatakan
prestasi
siswa,
sekolah,
menunjukkan
pencapaian yang tinggi yaitu: (1) prestasi akademik,
berupa nilai ulangan umum, Ujian Nasional, karya
14
ilmiah,
lomba
akademik;
dan
(2)
prestasi
non-
akademik, seperti kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler.
Untuk meningkatkan mutu pendidikan, sekolah
perlu melakukan perbaikan secara berkesinambungan.
Berikut adalah bagan penyempurnaan kualitas secara
berkesinambungan menurut Lewis & Smith (dalam
Tjiptono dan Diana, 2003).
Gambar 2.1
Penyempurnaan Kualitas Berkesinambungan
Penyempurnaan Kualitas
Berkesinambungan
Assessment
Akreditasi
Input
Proses
Transformasi
Ouput
Sumber: Lewis & Smith (dalam Tjiptono dan Diana,
2003)
Proses penyempurnaan kualitas dalam sistem
pembelajaran ditentukan oleh:
1. Input
Input merupakan
segala sesuatu yang harus
tersedia karena dibutuhkan untuk berlangsungnya
15
proses
pendidikan.
kemampuan
dasar
Input
siswa,
pendidikan
sumber
daya
meliputi
finansial,
fasilitas, program dan jasa pendukung. Kesiapan input
sangat diperlukan agar proses dapat berlangsung
dengan baik. Oleh karena itu, tinggi rendahnya mutu
input
dapat
diukur
dari
tingkat
kesiapan
input.
Semakin tinggi tingkat kesiapan input, semakin tinggi
pula mutu input tersebut.
Menurut Scheeren (2003) salah satu input dalam
sistem
sekolah
adalah
siswa
dengan
berbagai
karakteristik tertentu yang ada pada mereka. Hal ini
dipertegas oleh Sanjaya (2006) menjelaskan bahwa
siswa adalah organisme unik yang berkembang sesuai
dengan tahap perkembangannya. Selain faktor lain
yang mempengaruhi proses belajar adalah kemampuan
dasar,
meliputi
pengetahuan,
jenis
sikap
kelamin,
latar
tempat
belakang
kelahiran,
siswa
tempat
tinggal, tingkat sosial ekonomi, latar belakang keluarga.
2. Proses
Proses merupakan berubahnya sesuatu menjadi
sesuatu yang lain. Proses meliputi kemampuan guru,
desain pembelajaran, metode pembelajaran, fasilitas
belajar, kurikulum, media, dan evaluasi.
Sanjaya (2006) menjelaskan terdapat 4 hal penting
dalam proses pendidikan. Pertama, proses pendidikan
adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh guru dan
siswa
untuk
mencapai
tujuan.
Kedua,
proses
16
pendidikan
yang
terencana
diarahkan
untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran.
Ketiga, suasana belajar dan pembelajaran diarahkan
agar siswa dapat mengembangkan potensi dirinya.
Keempat, akhir proses pendidikan adalah kemampuan
anak
memiliki
kekuatan
spiritual
keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan.
Proses pendidikan yang bermutu perlu didukung
oleh personalia seperti guru, konselor, dan tata usaha
dan administrasi yang bermutu dan profesional. Hal
tersebut didukung pula oleh sarana dan prasarana
pendidikan, fasilitas, media dan sumber belajar yang
memadai
baik
mutu
maupun
jumlahnya
serta
manajemen strategi dan lingkungan yang mendukung
(Mulyasa, 2006).
Proses
dikatakan
bermutu
tinggi
apabila
pengkoordinasian dan penyerasian serta pemaduan
input sekolah (siswa) dan proses (kemampuan guru,
fasilitas
belajar,
kurikulum,
metode
pembelajaran,
media belajar dan evaluasi) dilakukan secara harmonis,
sehingga
menciptakan
situasi
pembelajaran
yang
menyenangkan, juga mendorong motivasi dan minat
belajar siswa sehingga mampu mengembangkan dirinya
(Rozari, 2011).
17
3. Output
Ouput
pendidikan
dihasilkan
dari
merupakan
proses/perilaku
kinerja
sekolah.
yang
Kinerja
sekolah dapat diukur dari kualitasnya, efektivitasnya,
produktivitasnya,
efisiensinya,
inovasinya,
kualitas
kehidupan kerjanya dan moral kerjanya.
Sanjaya (2006) menjelaskan ketika siswa sudah
mengalami proses pembelajaran maka akan terjadi
perubahan dari tidak tahu menjadi tahu. Hal ini juga
dipertegas oleh Scheeren (2003) yang mengatakan
bahwa kinerja sekolah dapat diukur dengan prestasi
rata-rata siswa pada akhir masa pendidikan formalnya
disekolah.
Menurut Maswir (2009) mengukur prestasi sebuah
sekolah bisa dilihat dari Ujian Nasional (UN) sekolah
tersebut,
ataukah
dengan
dengan ouputnya.
bermutu
tinggi
membandingkan
input
Mutu output sekolah dikatakan
jika
prestasi
sekolah
khususnya
prestasi belajar siswa menunjukkan pencapaian tinggi
dalam: (1) prestasi akademik, berupa ulangan, UN,
karya ilmiah, lomba akademik, dan (2) prestasi non
akademik,
seperti
IMTAQ,
olahraga,
kesenian,
dan
kejujuran,
kegiatan
kesopanan,
ekstrakurikuler
lainnya.
Berdasarkan berbagai pendapat yang diungkapkan
tentang
definisi
disimpulkan
mutu
bahwa
pendidikan,
mutu
maka
pendidikan
dapat
adalah
18
menciptakan kesadaran pada kebutuhan pelanggan
dengan mengupayakan peningkatan mutu layanan
yang
memenuhi
atau
melampaui
keinginan
dan
harapan pelanggan (siswa dan orang tua), melalui
keunggulan sumber daya, hasil yang memuaskan,
hubungan kerjasama, kepemimpinan yang terarah
pada mutu, serta empati.
2.4 Strategi Peningkatan Mutu Sekolah
Perlu suatu proses perencanaan agar terjadinya
mutu. Mutu menjadi bagian penting dari strategi
institusi
yang
harus
dilakukan
secara
sistematis
dengan menggunakan proses perencanaan strategi.
Tanpa adanya arahan yang jangka panjang yang jelas,
sekolah
sebagai
merencanakan
sebuah
peningkatan
institusi
tidak
mutunya.
dapat
Peningkatan
mutu sekolah merupakan suatu proses yang sistematis
yang secara terus menerus meningkatkan kualitas
proses
belajar
mengajar,
dan
faktor-faktor
yang
berkaitan, dengan tujuan agar target sekolah dapat
dicapai dengan lebih efektif dan efisien (Zamroni, 2007).
Usman
peningkatan
(2002)
mutu
menjelaskan
sekolah
dalam
bahwa
strategi
pelaksanaannya
tidak lepas dari manajemen peningkatan mutu sekolah.
Manajemen peningkatan mutu memiliki prinsip antara
lain: (1) peningkatan mutu harus dijalankan di sekolah,
19
(2)
peningkatan
dengan
mutu
adanya
hanya
dapat
kepemimpinan
dilaksanakan
yang
baik,
(3)
peningkatan mutu didasarkan pada data dan fakta baik
bersifat kualitatif dan kuantitatif, (4) peningkatan mutu
harus memberdayakan dan melibatkan semua unsur
yang ada di sekolah, (5) peningkatan mutu memiliki
tujuan bahwa sekolah dapat memberikan kepuasan
kepada siswa, orang tua dan masyarakat.
Menurut Sallis (2012:212) strategi peningkatan
mutu
pada
sekolah
didasarkan
pada
kelompok-
kelompok pelanggan dan harapan-harapan mereka
yang bervariasi. Selanjutnya dengan mengembangkan
kebijakan-kebijakan serta rencana-rencana yang dapat
mengantarkan sekolah pada pencapaian visi dan misi.
Strategi
sekolah
merinci
tolak
ukur
yang
kelak
digunakan untuk mencapai misinya.
Berdasarkan
pendapat
diatas
maka
strategi
peningkatan mutu sekolah dalam penelitian ini adalah
perencanaan strategi peningkatan mutu dalam input,
proses dan output sekolah dengan perbaikan secara
terus menerus, menentukan standar mutu, budaya
organisasi
yang
menghargai
mutu
dan
mempertahankan hubungan dengan pelanggan.
20
2.5 Strategi Peningkatan Mutu Berdasarkan
Analisis SWOT
Sallis (2012:221) menyebutkan salah satu alat
analisis yang baik untuk mengetahui hal-hal dalam
membuat rencana strategis adalah analisis SWOT.
SWOT adalah singkatan dari Strengths, Weaknesses,
Opportunities,
Peluang,
and
dan
Threats
Ancaman)
(Kekuatan,
yang
Kelemahan,
digunakan
untuk
perencanaan strategi pendidikan dan merupakan alat
yang efektif untuk menempatkan potensi institusi.
Menurut Rangkuti (2009:19) Strengths adalah
beberapa hal yang merupakan kelebihan dari sekolah
yang bersangkutan. Hal-hal yang memiliki potensi yang
positif jika dikembangkan dengan baik. Weaknesses
adalah komponen-komponen yang kurang menunjang
keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang ingin
dicapai sekolah. Kelemahan merupakan kondisi riil
yang ada dan terjadi di sekolah. Opportunities adalah
kemungkinan-kemungkinan yang dapat dicapai apabila
potensi-potensi
yang
ada
di
sekolah
mampu
dikembangkan secara optimal oleh sekolah. Peluang
juga dapat didefinisikan sebagai kemungkinan yang
dapat digunakan oleh sekolah untuk mempromosikan
sekolah
dengan
pola
yang
bijak.
Threats
adalah
kemungkinan yang dapat terjadi atau berpengaruh
terhadap kesinambungan dan keberlanjutan kegiatan
21
penyelenggaraan sekolah. Secara sederhana analisis
SWOT
adalah
kelemahan
pengujian
internal
terhadap
sekolah,
kekuatan
dan
peluang
dan
serta
ancaman lingkungan eksternalnya.
Gambar 2.2
Diagram Analisis SWOT
BERBAGAI
PELUANG (O)
1. Mendukung Strategi Agresif
2. Mendukung Strategi TurnArround
KEKUATAN
INTERNAL (S)
KELEMAHAN
INTERNAL (W)
3. Mendukung Strategi
Defensif
4. Mendukung Strategi
Diversifikasi
BERBAGAI
ANCAMAN (T)
Sumber: Rangkuti, 2009
Selain empat komponen dasar ini, terdapat asumsi
dasar dari model ini adalah kondisi yang berpasangan
antara S dan W serta O dan T. Kondisi berpasangan ini
terjadi
karena
kekuatan
yang
diasumsikan
ada
dalam
bahwa
sekolah
dalam
selalu
setiap
ada
22
kelemahan
yang
tersembunyi
dan
dari
setiap
kesempatan yang terbuka untuk sekolah selalu ada
ancaman yang harus diwaspadai oleh sekolah.
Matriks
kemungkinan
dibawah
ini
alternatif
menjelaskan
strategi
empat
seperti
set
yang
ditunjukkan pada Gambar 2.3 berikut ini.
Gambar 2.3
Matrik SWOT
IFAS
EFAS
OPPORTUNITIES (O)
Menentukan 5-10
faktor-faktor
peluang eksternal
THREATS (T)
Menentukan 5-10
faktor-faktor
ancaman eksternal
STRENGTHS (S)
Menentukan 510 faktor-faktor
kekuatan
internal
WEAKNESSES (W)
Menentukan 510 faktor-faktor
kelemahan
internal
STRATEGI SO
Menciptakan
strategi
yang
menggunakan
kekuatan
untuk
memanfaatkan
peluang
STRATEGI ST
Menciptakan
strategi
yang
menggunakan
kekuatan
untuk
mengatasi
ancaman
STRATEGI WO
Menciptakan
strategi
yang
meminimalkan
kelemahan
untuk
memanfaatkan
peluang
STRATEGI WT
Menciptakan
strategi
yang
meminimalkan
kelemahan
dan
menghindari
ancaman
Sumber: Rangkuti, 2009
Berdasarkan matrik SWOT diatas yang dimaksud
dengan strategi SO (strategi agresif) yaitu strategi yang
dilakukan dengan memanfaatkan seluruh kekuatan
sekolah untuk merebut dan memanfaatkan peluang
sebesar-besarnya. Strategi ST (strategi diversifikasi)
yaitu strategi yang dilakukan dengan memanfaatkan
23
kekuatan
yang
ancaman.
Selanjutnya,
arround)
adalah
dimiliki
sekolah
untuk
strategi WO
strategi
yang
mengatasi
(strategi
dilakukan
turn-
dengan
meminimalkan kelemahan yang ada di sekolah untuk
menangkap peluang, sedangkan strategi WT (strategi
defensif)
adalah
strategi
yang
dilakukan
dengan
meminimalkan kelemahan yang ada di sekolah untuk
menghindari ancaman.
Apabila analisis ini digunakan dengan tepat maka
sekolah akan mendapatkan gambaran menyeluruh
mengenai situasi sekolah dalam hubungannya dengan
masyarakat, lingkungan sekitar, lembaga pendidikan
lain, dan jenjang lanjutan yang akan dimasuki siswa.
Pemahaman mengenai faktor internal dan eksternal
tersebut akan membantu pengembangan visi masa
depan serta membuat program yang inovatif dan
relevan.
2.6 Penelitian Relevan
Penelitian yang relevan yang dilakukan Anna
Maria De Rozari (2011) tentang rencana strategis
peningkatan mutu sekolah dengan analisis SWOT di
SMAK St. Petrus Comoro Dili Timor Leste. Hasil analisis
SWOT menunjukkan SMAK St. Petrus berada pada
kuadran
SO,
dengan
strategi
agresif
yang
memanfaatkan kekuatan internal untuk menangkap
24
peluang eksternal sekolah yaitu membuat program
bimbingan konseling untuk mempersiapkan diri siswa,
memberdayakan guru untuk menggunakan media atau
teknologi pembelajaran dalam PBM, penambahan jam
belajar, remedial teaching, dan evaluating.
Penelitian lainnya yang menggunakan analisis
SWOT dilakukan Deliyanti (2009) penelitian di SD
Laboratorium Kristen Satya Wacana Salatiga, Adepoju
dan Famade (2010) pada program pendidikan kejuruan
dan teknik di Nigeria, Sumarni (2011) pada SMP
Kristen Satya Wacana Salatiga, dan Mariyatun (2012) di
SMA Katolik Augustinus Kediri, hasilnya sama-sama
memberikan
strategi
agresif
dalam
usaha
meningkatkan mutu pendidikan.
2.7 Kerangka Pikir
Kerangka Pikir dari Strategi Peningkatan Mutu
Sekolah di SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro sebagai
berikut:
25
Gambar 2.4
Kerangka Pikir Analisis SWOT
Identifikasi Visi, Misi dan
Tujuan
Analisis Lingkungan
Internal
Analisis Lingkungan
Eksternal
Identifikasi Kekuatan
dan Kelemahan
Identifikasi Peluang dan
Ancaman
Rumusan Strategi
Peningkatan Mutu
Implementasi Strategi
Evaluasi
Strategi peningkatan mutu sekolah merupakan
suatu rencana yang komprehensif dengan melibatkan
semua sumber kemampuan untuk meningkatkan mutu
proses belajar, mencapai target-target sekolah, dan
memenangkan persaingan. Mengidentifikasi visi, misi
dan tujuan sekolah merupakan bagian yang penting
26
untuk mewujudkan strategi peningkatan mutu sekolah.
Selanjutnya yang perlu dilakukan adalah menganalisis
lingkungan
internal
dan
eksternalnya
untuk
mengidentifikasi faktor kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman. Faktor-faktor tersebut jika dianalisa
secara komprehensif akan menghasilkan informasi
yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menyusun
strategi
peningkatan
mutu
tersebut
dilaksanakan,
evaluasi
yang
sekolah.
akan
berkelanjutan
ada
Jika
strategi
monitoring
untuk
dan
memperbaiki
strategi di masa yang akan datang. Dalam penelitian ini
penulis hanya sampai pada merumuskan strategi, tidak
membahas sampai dengan monitoring dan evaluasi.
27
28
TELAAH PUSTAKA
2.1 Strategi
Organisasi atau lembaga sekolah memerlukan
strategi untuk mewujudkan tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan. Dessler (2008:12) mendefinisikan strategi
sebagai rencana jangka panjang organisasi berkenaan
dengan
bagaimana
organisasi
itu
menyelaraskan
kekuatan dan kelemahan internal dengan peluang dan
ancaman
eksternal
keunggulan
kompetitif.
untuk
Strategi
mempertahankan
yang
tepat
dapat
mengantarkan organisasi pada keberhasilan mencapai
tujuannya
dan
tetap
memiliki
keunggulan
yang
kompetitif. Strategi untuk mencapai tujuan dengan
menggunakan sumber-sumber yang ada agar lebih
efisien dan efektif.
Menurut Hardjosoedarmo (2004:81) strategi adalah
pengarahan
menyeluruh
sumber
daya
untuk
mengendalikan situasi dan ruang guna mencapai
tujuan yang digariskan. Bagaimana tujuan strategi
hendak dicapai. Lebih lanjut Edward dalam Umar
(2002) strategi merupakan rencana yang dilakukan oleh
para
manager
paling
atas
dan
menengah
untuk
mencapai tujuan organisasi yang lebih luas. Dalam
penerapan di sekolah, kepala sekolah perlu membuat
9
suatu strategi yang mana dikoordinasikan dengan para
guru untuk dijalankan bersama demi mencapai tujuan
yang diharapkan dari sekolah.
Untuk memperoleh strategi yang tepat, lembaga
sekolah
memerlukan
pengenalan
dan
penguasaan
terhadap berbagai informasi lingkungan strategisnya.
Lingkungan strategis lembaga sekolah akan selalu
berubah dan mempengaruhi eksistensinya. Lembaga
sekolah perlu melakukan analisis yang cermat untuk
mengenali kekuatan dan kelemahan internal lembaga
serta memahami peluang dan ancaman eksternalnya,
sehingga lembaga dapat melakukan antisipasi terhadap
perubahan yang mungkin terjadi. Analisis lingkungan
juga dimaksudkan untuk memberikan informasi yang
bisa
dijadikan
sebagai
dasar
dalam
jangka
langkah-langkah
untuk
mengambil
panjang
(Akdon,
2006:12).
Berdasarkan beberapa pengertian strategi diatas,
bahwa strategi yang dimaksud yaitu rencana yang
digunakan
untuk
keberhasilan
penetapan
dalam
dan
memperoleh
mencapai
pemanfaatan
kesuksesan
tujuan.
atau
Rencana
sumber-sumber
daya
secara terpadu akan dilakukan secara efesien dan
efektif dalam mencapai tujuan.
10
2.2 Mutu
Secara umum mutu merupakan gambaran dan
karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang
menunjukkan
kemampuannya
dalam
memuaskan
kebutuhan yang diharapkan. Pengertian mutu menurut
Sallis (2012:51) adalah konsep yang absolut sekaligus
relatif. Mutu dalam konsep absolut memiliki pengertian
bahwa mutu merupakan suatu idealisme yang tidak
dapat dikompromikan. Produk yang bermutu adalah
sesuatu yang dibuat sempurna dengan biaya mahal.
Dalam konsep relatif mutu merupakan sesuatu yang
memuaskan
dan
melampaui
pelanggan
(quality
pendidikan
mutu
metodologi
in
keinginan
perception).
merupakan
yang
Dalam
sebuah
membantu
kebutuhan
dunia
filosofi
sekolah
dan
untuk
merencanakan perubahan dan mengatur agenda dalam
menghadapi
tekanan-tekanan
eksternal
yang
berlebihan.
Definisi mutu menurut Sagala (2013:169) adalah
gambaran
dan
karakteristik
pelayanan
pendidikan
eksternal
yang
secara
menunjukkan
menyeluruh
internal
jasa
maupun
kemampuannya
memuaskan kebutuhan yang diharapkan atau yang
tersirat.
Pengertian
mutu
menurut
Hardjosoedarmo
(2004:49) adalah penilaian subyektif daripada customer.
11
Penilaian ditentukan oleh persepsi customer terhadap
produk atau jasa. Lebih lanjut Amtu (2011:120) mutu
merupakan layanan produk berupa barang atau jasa
yang
berkaitan
harapan
dan
dengan
harganya
pemenuhan
mampu
kebutuhan,
dijangkau
oleh
pelanggan. Mutu tidak sekedar pada barang atau jasa,
melainkan
pada
aspek
estetika,
penampilan,
kenyamanan, praktis, tahan lama, kesopanan dalam
pelayanan, ketepatan waktu, serta disesuaikan dengan
harapan dan keinginan pelanggan baik pelanggan
internal maupun eksternal.
Berdasarkan berbagai pendapat yang diungkapkan
tentang definisi mutu, maka dapat disimpulkan bahwa
mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh
jasa pelayanan secara internal maupun eksternal yang
menunjukkan kemampuannya memuaskan kebutuhan
yang diharapkan.
2.3 Mutu Pendidikan
Mutu sangat ditentukan oleh faktor kepuasan
pelanggan sebagai pengguna produk/layanan. Oleh
karena
penyedia
itu,
institusi/lembaga
layanan
memperhatikan
jasa
ilmu
pentingnya
pendidikan
sebagai
pengetahuan
juga
kepuasan
dari
pelanggannya, baik pelanggan eksternal (siswa, orang
12
tua dan masyarakat) maupun pelanggan internal (guru
dan staf administrasi).
Spanbauer dalam Gaspersz (2005:57) menyatakan
bahwa
mutu
pendidikan
adalah
menciptakan
kesadaran akan kebutuhan pelanggan dan secara
signifikan
meningkatkan
mutu
pelayanan
dan
memenuhi dan melampaui harapan. Lebih lanjut mutu
pendidikan
menurut
kemampuan
Arcaro
lembaga
(2007:76)
adalah
pendidikan
dalam
mendayagunakan sumber-sumber pendidikan untuk
meningkatkan kemampuan belajar seoptimal mungkin.
Mutu
pendidikan
menurut
Amtu
(2011:138)
adalah berbagai indikator dan komponen pendidikan
yang saling berkaitan. Komponen dan variabel yang
menentukan terwujudnya mutu pendidikan yang baik
secara
umum
masih
dikaitkan
dengan
sistem,
kurikulum, tenaga pendidik, peserta didik, proses
belajar
mengajar,
anggaran,
sarana
prasarana
pendidikan, lingkungan belajar, budaya organisasi,
kepemimpinan dan lain sebagainya.
Sementara Sallis (2012:67) menyatakan bahwa
mutu
pendidikan
pendidikan
yang
yaitu
bermutu.
memberikan
Setiap
layanan
institusi
perlu
memperhatikan bangunan yang terpelihara dengan
baik, guru yang berkompeten, nilai-nilai moral yang
tinggi, hasil ujian yang baik, keahlian, dukungan orang
tua,
hubungan
dengan
kelompok
bisnis
dan
13
masyarakat, sumber daya yang memadai, penerapan
teknologi
terbaru,
kepemimpinan
yang
kuat
dan
terarah, kepedulian dan perhatian kepada siswa dan
kurikulum yang seimbang atau kombinasi terhadap
faktor ini.
Menurut Zahroh (2014:35) mutu pendidikan harus
mengutamakan siswa atau perbaikan program sekolah
yang dilakukan secara kreatif dan konstruktif oleh
pihak
pendidikan.
Lembaga
pendidikan
dikatakan
bermutu jika input, proses, dan ouput dapat memenuhi
persyaratan
yang
dituntut
oleh
pengguna
jasa
pendidikan. Input yaitu segala sesuatu yang harus
tersedia karena dibutuhkan untuk berlangsungnya
proses seperti SDM, sarana prasarana, program dan
harapan (visi misi dan tujuan). Proses yang dimaksud
adalah
proses
pengambilan
keputusan,
proses
pengelolaan kelembagaan, proses pengelolaan program,
proses belajar mengajar, dan proses monitoring dan
evaluasi,
dengan
catatan
bahwa
proses
belajar
mengajar yang memiliki tingkat kepentingan tertinggi
dibandingkan dengan proses proses lainnya. Output
yaitu prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses
sekolah.
Output
sekolah
berkualitas/bermutu
tinggi
khususnya
belajar
prestasi
jika
dikatakan
prestasi
siswa,
sekolah,
menunjukkan
pencapaian yang tinggi yaitu: (1) prestasi akademik,
berupa nilai ulangan umum, Ujian Nasional, karya
14
ilmiah,
lomba
akademik;
dan
(2)
prestasi
non-
akademik, seperti kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler.
Untuk meningkatkan mutu pendidikan, sekolah
perlu melakukan perbaikan secara berkesinambungan.
Berikut adalah bagan penyempurnaan kualitas secara
berkesinambungan menurut Lewis & Smith (dalam
Tjiptono dan Diana, 2003).
Gambar 2.1
Penyempurnaan Kualitas Berkesinambungan
Penyempurnaan Kualitas
Berkesinambungan
Assessment
Akreditasi
Input
Proses
Transformasi
Ouput
Sumber: Lewis & Smith (dalam Tjiptono dan Diana,
2003)
Proses penyempurnaan kualitas dalam sistem
pembelajaran ditentukan oleh:
1. Input
Input merupakan
segala sesuatu yang harus
tersedia karena dibutuhkan untuk berlangsungnya
15
proses
pendidikan.
kemampuan
dasar
Input
siswa,
pendidikan
sumber
daya
meliputi
finansial,
fasilitas, program dan jasa pendukung. Kesiapan input
sangat diperlukan agar proses dapat berlangsung
dengan baik. Oleh karena itu, tinggi rendahnya mutu
input
dapat
diukur
dari
tingkat
kesiapan
input.
Semakin tinggi tingkat kesiapan input, semakin tinggi
pula mutu input tersebut.
Menurut Scheeren (2003) salah satu input dalam
sistem
sekolah
adalah
siswa
dengan
berbagai
karakteristik tertentu yang ada pada mereka. Hal ini
dipertegas oleh Sanjaya (2006) menjelaskan bahwa
siswa adalah organisme unik yang berkembang sesuai
dengan tahap perkembangannya. Selain faktor lain
yang mempengaruhi proses belajar adalah kemampuan
dasar,
meliputi
pengetahuan,
jenis
sikap
kelamin,
latar
tempat
belakang
kelahiran,
siswa
tempat
tinggal, tingkat sosial ekonomi, latar belakang keluarga.
2. Proses
Proses merupakan berubahnya sesuatu menjadi
sesuatu yang lain. Proses meliputi kemampuan guru,
desain pembelajaran, metode pembelajaran, fasilitas
belajar, kurikulum, media, dan evaluasi.
Sanjaya (2006) menjelaskan terdapat 4 hal penting
dalam proses pendidikan. Pertama, proses pendidikan
adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh guru dan
siswa
untuk
mencapai
tujuan.
Kedua,
proses
16
pendidikan
yang
terencana
diarahkan
untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran.
Ketiga, suasana belajar dan pembelajaran diarahkan
agar siswa dapat mengembangkan potensi dirinya.
Keempat, akhir proses pendidikan adalah kemampuan
anak
memiliki
kekuatan
spiritual
keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan.
Proses pendidikan yang bermutu perlu didukung
oleh personalia seperti guru, konselor, dan tata usaha
dan administrasi yang bermutu dan profesional. Hal
tersebut didukung pula oleh sarana dan prasarana
pendidikan, fasilitas, media dan sumber belajar yang
memadai
baik
mutu
maupun
jumlahnya
serta
manajemen strategi dan lingkungan yang mendukung
(Mulyasa, 2006).
Proses
dikatakan
bermutu
tinggi
apabila
pengkoordinasian dan penyerasian serta pemaduan
input sekolah (siswa) dan proses (kemampuan guru,
fasilitas
belajar,
kurikulum,
metode
pembelajaran,
media belajar dan evaluasi) dilakukan secara harmonis,
sehingga
menciptakan
situasi
pembelajaran
yang
menyenangkan, juga mendorong motivasi dan minat
belajar siswa sehingga mampu mengembangkan dirinya
(Rozari, 2011).
17
3. Output
Ouput
pendidikan
dihasilkan
dari
merupakan
proses/perilaku
kinerja
sekolah.
yang
Kinerja
sekolah dapat diukur dari kualitasnya, efektivitasnya,
produktivitasnya,
efisiensinya,
inovasinya,
kualitas
kehidupan kerjanya dan moral kerjanya.
Sanjaya (2006) menjelaskan ketika siswa sudah
mengalami proses pembelajaran maka akan terjadi
perubahan dari tidak tahu menjadi tahu. Hal ini juga
dipertegas oleh Scheeren (2003) yang mengatakan
bahwa kinerja sekolah dapat diukur dengan prestasi
rata-rata siswa pada akhir masa pendidikan formalnya
disekolah.
Menurut Maswir (2009) mengukur prestasi sebuah
sekolah bisa dilihat dari Ujian Nasional (UN) sekolah
tersebut,
ataukah
dengan
dengan ouputnya.
bermutu
tinggi
membandingkan
input
Mutu output sekolah dikatakan
jika
prestasi
sekolah
khususnya
prestasi belajar siswa menunjukkan pencapaian tinggi
dalam: (1) prestasi akademik, berupa ulangan, UN,
karya ilmiah, lomba akademik, dan (2) prestasi non
akademik,
seperti
IMTAQ,
olahraga,
kesenian,
dan
kejujuran,
kegiatan
kesopanan,
ekstrakurikuler
lainnya.
Berdasarkan berbagai pendapat yang diungkapkan
tentang
definisi
disimpulkan
mutu
bahwa
pendidikan,
mutu
maka
pendidikan
dapat
adalah
18
menciptakan kesadaran pada kebutuhan pelanggan
dengan mengupayakan peningkatan mutu layanan
yang
memenuhi
atau
melampaui
keinginan
dan
harapan pelanggan (siswa dan orang tua), melalui
keunggulan sumber daya, hasil yang memuaskan,
hubungan kerjasama, kepemimpinan yang terarah
pada mutu, serta empati.
2.4 Strategi Peningkatan Mutu Sekolah
Perlu suatu proses perencanaan agar terjadinya
mutu. Mutu menjadi bagian penting dari strategi
institusi
yang
harus
dilakukan
secara
sistematis
dengan menggunakan proses perencanaan strategi.
Tanpa adanya arahan yang jangka panjang yang jelas,
sekolah
sebagai
merencanakan
sebuah
peningkatan
institusi
tidak
mutunya.
dapat
Peningkatan
mutu sekolah merupakan suatu proses yang sistematis
yang secara terus menerus meningkatkan kualitas
proses
belajar
mengajar,
dan
faktor-faktor
yang
berkaitan, dengan tujuan agar target sekolah dapat
dicapai dengan lebih efektif dan efisien (Zamroni, 2007).
Usman
peningkatan
(2002)
mutu
menjelaskan
sekolah
dalam
bahwa
strategi
pelaksanaannya
tidak lepas dari manajemen peningkatan mutu sekolah.
Manajemen peningkatan mutu memiliki prinsip antara
lain: (1) peningkatan mutu harus dijalankan di sekolah,
19
(2)
peningkatan
dengan
mutu
adanya
hanya
dapat
kepemimpinan
dilaksanakan
yang
baik,
(3)
peningkatan mutu didasarkan pada data dan fakta baik
bersifat kualitatif dan kuantitatif, (4) peningkatan mutu
harus memberdayakan dan melibatkan semua unsur
yang ada di sekolah, (5) peningkatan mutu memiliki
tujuan bahwa sekolah dapat memberikan kepuasan
kepada siswa, orang tua dan masyarakat.
Menurut Sallis (2012:212) strategi peningkatan
mutu
pada
sekolah
didasarkan
pada
kelompok-
kelompok pelanggan dan harapan-harapan mereka
yang bervariasi. Selanjutnya dengan mengembangkan
kebijakan-kebijakan serta rencana-rencana yang dapat
mengantarkan sekolah pada pencapaian visi dan misi.
Strategi
sekolah
merinci
tolak
ukur
yang
kelak
digunakan untuk mencapai misinya.
Berdasarkan
pendapat
diatas
maka
strategi
peningkatan mutu sekolah dalam penelitian ini adalah
perencanaan strategi peningkatan mutu dalam input,
proses dan output sekolah dengan perbaikan secara
terus menerus, menentukan standar mutu, budaya
organisasi
yang
menghargai
mutu
dan
mempertahankan hubungan dengan pelanggan.
20
2.5 Strategi Peningkatan Mutu Berdasarkan
Analisis SWOT
Sallis (2012:221) menyebutkan salah satu alat
analisis yang baik untuk mengetahui hal-hal dalam
membuat rencana strategis adalah analisis SWOT.
SWOT adalah singkatan dari Strengths, Weaknesses,
Opportunities,
Peluang,
and
dan
Threats
Ancaman)
(Kekuatan,
yang
Kelemahan,
digunakan
untuk
perencanaan strategi pendidikan dan merupakan alat
yang efektif untuk menempatkan potensi institusi.
Menurut Rangkuti (2009:19) Strengths adalah
beberapa hal yang merupakan kelebihan dari sekolah
yang bersangkutan. Hal-hal yang memiliki potensi yang
positif jika dikembangkan dengan baik. Weaknesses
adalah komponen-komponen yang kurang menunjang
keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang ingin
dicapai sekolah. Kelemahan merupakan kondisi riil
yang ada dan terjadi di sekolah. Opportunities adalah
kemungkinan-kemungkinan yang dapat dicapai apabila
potensi-potensi
yang
ada
di
sekolah
mampu
dikembangkan secara optimal oleh sekolah. Peluang
juga dapat didefinisikan sebagai kemungkinan yang
dapat digunakan oleh sekolah untuk mempromosikan
sekolah
dengan
pola
yang
bijak.
Threats
adalah
kemungkinan yang dapat terjadi atau berpengaruh
terhadap kesinambungan dan keberlanjutan kegiatan
21
penyelenggaraan sekolah. Secara sederhana analisis
SWOT
adalah
kelemahan
pengujian
internal
terhadap
sekolah,
kekuatan
dan
peluang
dan
serta
ancaman lingkungan eksternalnya.
Gambar 2.2
Diagram Analisis SWOT
BERBAGAI
PELUANG (O)
1. Mendukung Strategi Agresif
2. Mendukung Strategi TurnArround
KEKUATAN
INTERNAL (S)
KELEMAHAN
INTERNAL (W)
3. Mendukung Strategi
Defensif
4. Mendukung Strategi
Diversifikasi
BERBAGAI
ANCAMAN (T)
Sumber: Rangkuti, 2009
Selain empat komponen dasar ini, terdapat asumsi
dasar dari model ini adalah kondisi yang berpasangan
antara S dan W serta O dan T. Kondisi berpasangan ini
terjadi
karena
kekuatan
yang
diasumsikan
ada
dalam
bahwa
sekolah
dalam
selalu
setiap
ada
22
kelemahan
yang
tersembunyi
dan
dari
setiap
kesempatan yang terbuka untuk sekolah selalu ada
ancaman yang harus diwaspadai oleh sekolah.
Matriks
kemungkinan
dibawah
ini
alternatif
menjelaskan
strategi
empat
seperti
set
yang
ditunjukkan pada Gambar 2.3 berikut ini.
Gambar 2.3
Matrik SWOT
IFAS
EFAS
OPPORTUNITIES (O)
Menentukan 5-10
faktor-faktor
peluang eksternal
THREATS (T)
Menentukan 5-10
faktor-faktor
ancaman eksternal
STRENGTHS (S)
Menentukan 510 faktor-faktor
kekuatan
internal
WEAKNESSES (W)
Menentukan 510 faktor-faktor
kelemahan
internal
STRATEGI SO
Menciptakan
strategi
yang
menggunakan
kekuatan
untuk
memanfaatkan
peluang
STRATEGI ST
Menciptakan
strategi
yang
menggunakan
kekuatan
untuk
mengatasi
ancaman
STRATEGI WO
Menciptakan
strategi
yang
meminimalkan
kelemahan
untuk
memanfaatkan
peluang
STRATEGI WT
Menciptakan
strategi
yang
meminimalkan
kelemahan
dan
menghindari
ancaman
Sumber: Rangkuti, 2009
Berdasarkan matrik SWOT diatas yang dimaksud
dengan strategi SO (strategi agresif) yaitu strategi yang
dilakukan dengan memanfaatkan seluruh kekuatan
sekolah untuk merebut dan memanfaatkan peluang
sebesar-besarnya. Strategi ST (strategi diversifikasi)
yaitu strategi yang dilakukan dengan memanfaatkan
23
kekuatan
yang
ancaman.
Selanjutnya,
arround)
adalah
dimiliki
sekolah
untuk
strategi WO
strategi
yang
mengatasi
(strategi
dilakukan
turn-
dengan
meminimalkan kelemahan yang ada di sekolah untuk
menangkap peluang, sedangkan strategi WT (strategi
defensif)
adalah
strategi
yang
dilakukan
dengan
meminimalkan kelemahan yang ada di sekolah untuk
menghindari ancaman.
Apabila analisis ini digunakan dengan tepat maka
sekolah akan mendapatkan gambaran menyeluruh
mengenai situasi sekolah dalam hubungannya dengan
masyarakat, lingkungan sekitar, lembaga pendidikan
lain, dan jenjang lanjutan yang akan dimasuki siswa.
Pemahaman mengenai faktor internal dan eksternal
tersebut akan membantu pengembangan visi masa
depan serta membuat program yang inovatif dan
relevan.
2.6 Penelitian Relevan
Penelitian yang relevan yang dilakukan Anna
Maria De Rozari (2011) tentang rencana strategis
peningkatan mutu sekolah dengan analisis SWOT di
SMAK St. Petrus Comoro Dili Timor Leste. Hasil analisis
SWOT menunjukkan SMAK St. Petrus berada pada
kuadran
SO,
dengan
strategi
agresif
yang
memanfaatkan kekuatan internal untuk menangkap
24
peluang eksternal sekolah yaitu membuat program
bimbingan konseling untuk mempersiapkan diri siswa,
memberdayakan guru untuk menggunakan media atau
teknologi pembelajaran dalam PBM, penambahan jam
belajar, remedial teaching, dan evaluating.
Penelitian lainnya yang menggunakan analisis
SWOT dilakukan Deliyanti (2009) penelitian di SD
Laboratorium Kristen Satya Wacana Salatiga, Adepoju
dan Famade (2010) pada program pendidikan kejuruan
dan teknik di Nigeria, Sumarni (2011) pada SMP
Kristen Satya Wacana Salatiga, dan Mariyatun (2012) di
SMA Katolik Augustinus Kediri, hasilnya sama-sama
memberikan
strategi
agresif
dalam
usaha
meningkatkan mutu pendidikan.
2.7 Kerangka Pikir
Kerangka Pikir dari Strategi Peningkatan Mutu
Sekolah di SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro sebagai
berikut:
25
Gambar 2.4
Kerangka Pikir Analisis SWOT
Identifikasi Visi, Misi dan
Tujuan
Analisis Lingkungan
Internal
Analisis Lingkungan
Eksternal
Identifikasi Kekuatan
dan Kelemahan
Identifikasi Peluang dan
Ancaman
Rumusan Strategi
Peningkatan Mutu
Implementasi Strategi
Evaluasi
Strategi peningkatan mutu sekolah merupakan
suatu rencana yang komprehensif dengan melibatkan
semua sumber kemampuan untuk meningkatkan mutu
proses belajar, mencapai target-target sekolah, dan
memenangkan persaingan. Mengidentifikasi visi, misi
dan tujuan sekolah merupakan bagian yang penting
26
untuk mewujudkan strategi peningkatan mutu sekolah.
Selanjutnya yang perlu dilakukan adalah menganalisis
lingkungan
internal
dan
eksternalnya
untuk
mengidentifikasi faktor kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman. Faktor-faktor tersebut jika dianalisa
secara komprehensif akan menghasilkan informasi
yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menyusun
strategi
peningkatan
mutu
tersebut
dilaksanakan,
evaluasi
yang
sekolah.
akan
berkelanjutan
ada
Jika
strategi
monitoring
untuk
dan
memperbaiki
strategi di masa yang akan datang. Dalam penelitian ini
penulis hanya sampai pada merumuskan strategi, tidak
membahas sampai dengan monitoring dan evaluasi.
27
28