T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Mutu Sekolah Di SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro Boyolali T2 BAB II

BAB II
TELAAH PUSTAKA
2.1 Strategi
Organisasi atau lembaga sekolah memerlukan
strategi untuk mewujudkan tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan. Dessler (2008:12) mendefinisikan strategi
sebagai rencana jangka panjang organisasi berkenaan
dengan

bagaimana

organisasi

itu

menyelaraskan

kekuatan dan kelemahan internal dengan peluang dan
ancaman

eksternal


keunggulan

kompetitif.

untuk
Strategi

mempertahankan
yang

tepat

dapat

mengantarkan organisasi pada keberhasilan mencapai
tujuannya

dan


tetap

memiliki

keunggulan

yang

kompetitif. Strategi untuk mencapai tujuan dengan
menggunakan sumber-sumber yang ada agar lebih
efisien dan efektif.
Menurut Hardjosoedarmo (2004:81) strategi adalah
pengarahan

menyeluruh

sumber

daya


untuk

mengendalikan situasi dan ruang guna mencapai
tujuan yang digariskan. Bagaimana tujuan strategi
hendak dicapai. Lebih lanjut Edward dalam Umar
(2002) strategi merupakan rencana yang dilakukan oleh
para

manager

paling

atas

dan

menengah

untuk


mencapai tujuan organisasi yang lebih luas. Dalam
penerapan di sekolah, kepala sekolah perlu membuat
9

suatu strategi yang mana dikoordinasikan dengan para
guru untuk dijalankan bersama demi mencapai tujuan
yang diharapkan dari sekolah.
Untuk memperoleh strategi yang tepat, lembaga
sekolah

memerlukan

pengenalan

dan

penguasaan

terhadap berbagai informasi lingkungan strategisnya.
Lingkungan strategis lembaga sekolah akan selalu

berubah dan mempengaruhi eksistensinya. Lembaga
sekolah perlu melakukan analisis yang cermat untuk
mengenali kekuatan dan kelemahan internal lembaga
serta memahami peluang dan ancaman eksternalnya,
sehingga lembaga dapat melakukan antisipasi terhadap
perubahan yang mungkin terjadi. Analisis lingkungan
juga dimaksudkan untuk memberikan informasi yang
bisa

dijadikan

sebagai

dasar

dalam

jangka

langkah-langkah


untuk

mengambil

panjang

(Akdon,

2006:12).
Berdasarkan beberapa pengertian strategi diatas,
bahwa strategi yang dimaksud yaitu rencana yang
digunakan

untuk

keberhasilan
penetapan

dalam


dan

memperoleh
mencapai

pemanfaatan

kesuksesan
tujuan.

atau

Rencana

sumber-sumber

daya

secara terpadu akan dilakukan secara efesien dan

efektif dalam mencapai tujuan.

10

2.2 Mutu
Secara umum mutu merupakan gambaran dan
karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang
menunjukkan

kemampuannya

dalam

memuaskan

kebutuhan yang diharapkan. Pengertian mutu menurut
Sallis (2012:51) adalah konsep yang absolut sekaligus
relatif. Mutu dalam konsep absolut memiliki pengertian
bahwa mutu merupakan suatu idealisme yang tidak
dapat dikompromikan. Produk yang bermutu adalah

sesuatu yang dibuat sempurna dengan biaya mahal.
Dalam konsep relatif mutu merupakan sesuatu yang
memuaskan

dan

melampaui

pelanggan

(quality

pendidikan

mutu

metodologi

in


keinginan

perception).

merupakan

yang

Dalam

sebuah

membantu

kebutuhan
dunia

filosofi

sekolah


dan

untuk

merencanakan perubahan dan mengatur agenda dalam
menghadapi

tekanan-tekanan

eksternal

yang

berlebihan.
Definisi mutu menurut Sagala (2013:169) adalah
gambaran

dan

karakteristik

pelayanan

pendidikan

eksternal

yang

secara

menunjukkan

menyeluruh
internal

jasa

maupun

kemampuannya

memuaskan kebutuhan yang diharapkan atau yang
tersirat.
Pengertian

mutu

menurut

Hardjosoedarmo

(2004:49) adalah penilaian subyektif daripada customer.

11

Penilaian ditentukan oleh persepsi customer terhadap
produk atau jasa. Lebih lanjut Amtu (2011:120) mutu
merupakan layanan produk berupa barang atau jasa
yang

berkaitan

harapan

dan

dengan
harganya

pemenuhan
mampu

kebutuhan,

dijangkau

oleh

pelanggan. Mutu tidak sekedar pada barang atau jasa,
melainkan

pada

aspek

estetika,

penampilan,

kenyamanan, praktis, tahan lama, kesopanan dalam
pelayanan, ketepatan waktu, serta disesuaikan dengan
harapan dan keinginan pelanggan baik pelanggan
internal maupun eksternal.
Berdasarkan berbagai pendapat yang diungkapkan
tentang definisi mutu, maka dapat disimpulkan bahwa
mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh
jasa pelayanan secara internal maupun eksternal yang
menunjukkan kemampuannya memuaskan kebutuhan
yang diharapkan.

2.3 Mutu Pendidikan
Mutu sangat ditentukan oleh faktor kepuasan
pelanggan sebagai pengguna produk/layanan. Oleh
karena
penyedia

itu,

institusi/lembaga

layanan

memperhatikan

jasa

ilmu

pentingnya

pendidikan

sebagai

pengetahuan

juga

kepuasan

dari

pelanggannya, baik pelanggan eksternal (siswa, orang

12

tua dan masyarakat) maupun pelanggan internal (guru
dan staf administrasi).
Spanbauer dalam Gaspersz (2005:57) menyatakan
bahwa

mutu

pendidikan

adalah

menciptakan

kesadaran akan kebutuhan pelanggan dan secara
signifikan

meningkatkan

mutu

pelayanan

dan

memenuhi dan melampaui harapan. Lebih lanjut mutu
pendidikan

menurut

kemampuan

Arcaro

lembaga

(2007:76)

adalah

pendidikan

dalam

mendayagunakan sumber-sumber pendidikan untuk
meningkatkan kemampuan belajar seoptimal mungkin.
Mutu

pendidikan

menurut

Amtu

(2011:138)

adalah berbagai indikator dan komponen pendidikan
yang saling berkaitan. Komponen dan variabel yang
menentukan terwujudnya mutu pendidikan yang baik
secara

umum

masih

dikaitkan

dengan

sistem,

kurikulum, tenaga pendidik, peserta didik, proses
belajar

mengajar,

anggaran,

sarana

prasarana

pendidikan, lingkungan belajar, budaya organisasi,
kepemimpinan dan lain sebagainya.
Sementara Sallis (2012:67) menyatakan bahwa
mutu

pendidikan

pendidikan

yang

yaitu
bermutu.

memberikan
Setiap

layanan

institusi

perlu

memperhatikan bangunan yang terpelihara dengan
baik, guru yang berkompeten, nilai-nilai moral yang
tinggi, hasil ujian yang baik, keahlian, dukungan orang
tua,

hubungan

dengan

kelompok

bisnis

dan
13

masyarakat, sumber daya yang memadai, penerapan
teknologi

terbaru,

kepemimpinan

yang

kuat

dan

terarah, kepedulian dan perhatian kepada siswa dan
kurikulum yang seimbang atau kombinasi terhadap
faktor ini.
Menurut Zahroh (2014:35) mutu pendidikan harus
mengutamakan siswa atau perbaikan program sekolah
yang dilakukan secara kreatif dan konstruktif oleh
pihak

pendidikan.

Lembaga

pendidikan

dikatakan

bermutu jika input, proses, dan ouput dapat memenuhi
persyaratan

yang

dituntut

oleh

pengguna

jasa

pendidikan. Input yaitu segala sesuatu yang harus
tersedia karena dibutuhkan untuk berlangsungnya
proses seperti SDM, sarana prasarana, program dan
harapan (visi misi dan tujuan). Proses yang dimaksud
adalah

proses

pengambilan

keputusan,

proses

pengelolaan kelembagaan, proses pengelolaan program,
proses belajar mengajar, dan proses monitoring dan
evaluasi,

dengan

catatan

bahwa

proses

belajar

mengajar yang memiliki tingkat kepentingan tertinggi
dibandingkan dengan proses proses lainnya. Output
yaitu prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses
sekolah.

Output

sekolah

berkualitas/bermutu

tinggi

khususnya

belajar

prestasi

jika

dikatakan

prestasi

siswa,

sekolah,

menunjukkan

pencapaian yang tinggi yaitu: (1) prestasi akademik,
berupa nilai ulangan umum, Ujian Nasional, karya
14

ilmiah,

lomba

akademik;

dan

(2)

prestasi

non-

akademik, seperti kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler.
Untuk meningkatkan mutu pendidikan, sekolah
perlu melakukan perbaikan secara berkesinambungan.
Berikut adalah bagan penyempurnaan kualitas secara
berkesinambungan menurut Lewis & Smith (dalam
Tjiptono dan Diana, 2003).

Gambar 2.1
Penyempurnaan Kualitas Berkesinambungan
Penyempurnaan Kualitas
Berkesinambungan

Assessment

Akreditasi

Input

Proses
Transformasi

Ouput

Sumber: Lewis & Smith (dalam Tjiptono dan Diana,
2003)

Proses penyempurnaan kualitas dalam sistem
pembelajaran ditentukan oleh:
1. Input
Input merupakan

segala sesuatu yang harus

tersedia karena dibutuhkan untuk berlangsungnya
15

proses

pendidikan.

kemampuan

dasar

Input
siswa,

pendidikan
sumber

daya

meliputi
finansial,

fasilitas, program dan jasa pendukung. Kesiapan input
sangat diperlukan agar proses dapat berlangsung
dengan baik. Oleh karena itu, tinggi rendahnya mutu
input

dapat

diukur

dari

tingkat

kesiapan

input.

Semakin tinggi tingkat kesiapan input, semakin tinggi
pula mutu input tersebut.
Menurut Scheeren (2003) salah satu input dalam
sistem

sekolah

adalah

siswa

dengan

berbagai

karakteristik tertentu yang ada pada mereka. Hal ini
dipertegas oleh Sanjaya (2006) menjelaskan bahwa
siswa adalah organisme unik yang berkembang sesuai
dengan tahap perkembangannya. Selain faktor lain
yang mempengaruhi proses belajar adalah kemampuan
dasar,
meliputi

pengetahuan,
jenis

sikap

kelamin,

latar

tempat

belakang
kelahiran,

siswa
tempat

tinggal, tingkat sosial ekonomi, latar belakang keluarga.
2. Proses
Proses merupakan berubahnya sesuatu menjadi
sesuatu yang lain. Proses meliputi kemampuan guru,
desain pembelajaran, metode pembelajaran, fasilitas
belajar, kurikulum, media, dan evaluasi.
Sanjaya (2006) menjelaskan terdapat 4 hal penting
dalam proses pendidikan. Pertama, proses pendidikan
adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh guru dan
siswa

untuk

mencapai

tujuan.

Kedua,

proses
16

pendidikan

yang

terencana

diarahkan

untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran.
Ketiga, suasana belajar dan pembelajaran diarahkan
agar siswa dapat mengembangkan potensi dirinya.
Keempat, akhir proses pendidikan adalah kemampuan
anak

memiliki

kekuatan

spiritual

keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan.
Proses pendidikan yang bermutu perlu didukung
oleh personalia seperti guru, konselor, dan tata usaha
dan administrasi yang bermutu dan profesional. Hal
tersebut didukung pula oleh sarana dan prasarana
pendidikan, fasilitas, media dan sumber belajar yang
memadai

baik

mutu

maupun

jumlahnya

serta

manajemen strategi dan lingkungan yang mendukung
(Mulyasa, 2006).
Proses

dikatakan

bermutu

tinggi

apabila

pengkoordinasian dan penyerasian serta pemaduan
input sekolah (siswa) dan proses (kemampuan guru,
fasilitas

belajar,

kurikulum,

metode

pembelajaran,

media belajar dan evaluasi) dilakukan secara harmonis,
sehingga

menciptakan

situasi

pembelajaran

yang

menyenangkan, juga mendorong motivasi dan minat
belajar siswa sehingga mampu mengembangkan dirinya
(Rozari, 2011).

17

3. Output
Ouput

pendidikan

dihasilkan

dari

merupakan

proses/perilaku

kinerja

sekolah.

yang
Kinerja

sekolah dapat diukur dari kualitasnya, efektivitasnya,
produktivitasnya,

efisiensinya,

inovasinya,

kualitas

kehidupan kerjanya dan moral kerjanya.
Sanjaya (2006) menjelaskan ketika siswa sudah
mengalami proses pembelajaran maka akan terjadi
perubahan dari tidak tahu menjadi tahu. Hal ini juga
dipertegas oleh Scheeren (2003) yang mengatakan
bahwa kinerja sekolah dapat diukur dengan prestasi
rata-rata siswa pada akhir masa pendidikan formalnya
disekolah.
Menurut Maswir (2009) mengukur prestasi sebuah
sekolah bisa dilihat dari Ujian Nasional (UN) sekolah
tersebut,

ataukah

dengan

dengan ouputnya.
bermutu

tinggi

membandingkan

input

Mutu output sekolah dikatakan
jika

prestasi

sekolah

khususnya

prestasi belajar siswa menunjukkan pencapaian tinggi
dalam: (1) prestasi akademik, berupa ulangan, UN,
karya ilmiah, lomba akademik, dan (2) prestasi non
akademik,

seperti

IMTAQ,

olahraga,

kesenian,

dan

kejujuran,
kegiatan

kesopanan,

ekstrakurikuler

lainnya.
Berdasarkan berbagai pendapat yang diungkapkan
tentang

definisi

disimpulkan

mutu

bahwa

pendidikan,
mutu

maka

pendidikan

dapat
adalah
18

menciptakan kesadaran pada kebutuhan pelanggan
dengan mengupayakan peningkatan mutu layanan
yang

memenuhi

atau

melampaui

keinginan

dan

harapan pelanggan (siswa dan orang tua), melalui
keunggulan sumber daya, hasil yang memuaskan,
hubungan kerjasama, kepemimpinan yang terarah
pada mutu, serta empati.

2.4 Strategi Peningkatan Mutu Sekolah
Perlu suatu proses perencanaan agar terjadinya
mutu. Mutu menjadi bagian penting dari strategi
institusi

yang

harus

dilakukan

secara

sistematis

dengan menggunakan proses perencanaan strategi.
Tanpa adanya arahan yang jangka panjang yang jelas,
sekolah

sebagai

merencanakan

sebuah

peningkatan

institusi

tidak

mutunya.

dapat

Peningkatan

mutu sekolah merupakan suatu proses yang sistematis
yang secara terus menerus meningkatkan kualitas
proses

belajar

mengajar,

dan

faktor-faktor

yang

berkaitan, dengan tujuan agar target sekolah dapat
dicapai dengan lebih efektif dan efisien (Zamroni, 2007).
Usman
peningkatan

(2002)
mutu

menjelaskan
sekolah

dalam

bahwa

strategi

pelaksanaannya

tidak lepas dari manajemen peningkatan mutu sekolah.
Manajemen peningkatan mutu memiliki prinsip antara
lain: (1) peningkatan mutu harus dijalankan di sekolah,

19

(2)

peningkatan

dengan

mutu

adanya

hanya

dapat

kepemimpinan

dilaksanakan

yang

baik,

(3)

peningkatan mutu didasarkan pada data dan fakta baik
bersifat kualitatif dan kuantitatif, (4) peningkatan mutu
harus memberdayakan dan melibatkan semua unsur
yang ada di sekolah, (5) peningkatan mutu memiliki
tujuan bahwa sekolah dapat memberikan kepuasan
kepada siswa, orang tua dan masyarakat.
Menurut Sallis (2012:212) strategi peningkatan
mutu

pada

sekolah

didasarkan

pada

kelompok-

kelompok pelanggan dan harapan-harapan mereka
yang bervariasi. Selanjutnya dengan mengembangkan
kebijakan-kebijakan serta rencana-rencana yang dapat
mengantarkan sekolah pada pencapaian visi dan misi.
Strategi

sekolah

merinci

tolak

ukur

yang

kelak

digunakan untuk mencapai misinya.
Berdasarkan

pendapat

diatas

maka

strategi

peningkatan mutu sekolah dalam penelitian ini adalah
perencanaan strategi peningkatan mutu dalam input,
proses dan output sekolah dengan perbaikan secara
terus menerus, menentukan standar mutu, budaya
organisasi

yang

menghargai

mutu

dan

mempertahankan hubungan dengan pelanggan.

20

2.5 Strategi Peningkatan Mutu Berdasarkan
Analisis SWOT
Sallis (2012:221) menyebutkan salah satu alat
analisis yang baik untuk mengetahui hal-hal dalam
membuat rencana strategis adalah analisis SWOT.
SWOT adalah singkatan dari Strengths, Weaknesses,
Opportunities,
Peluang,

and

dan

Threats

Ancaman)

(Kekuatan,
yang

Kelemahan,

digunakan

untuk

perencanaan strategi pendidikan dan merupakan alat
yang efektif untuk menempatkan potensi institusi.
Menurut Rangkuti (2009:19) Strengths adalah
beberapa hal yang merupakan kelebihan dari sekolah
yang bersangkutan. Hal-hal yang memiliki potensi yang
positif jika dikembangkan dengan baik. Weaknesses
adalah komponen-komponen yang kurang menunjang
keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang ingin
dicapai sekolah. Kelemahan merupakan kondisi riil
yang ada dan terjadi di sekolah. Opportunities adalah
kemungkinan-kemungkinan yang dapat dicapai apabila
potensi-potensi

yang

ada

di

sekolah

mampu

dikembangkan secara optimal oleh sekolah. Peluang
juga dapat didefinisikan sebagai kemungkinan yang
dapat digunakan oleh sekolah untuk mempromosikan
sekolah

dengan

pola

yang

bijak.

Threats

adalah

kemungkinan yang dapat terjadi atau berpengaruh
terhadap kesinambungan dan keberlanjutan kegiatan
21

penyelenggaraan sekolah. Secara sederhana analisis
SWOT

adalah

kelemahan

pengujian

internal

terhadap

sekolah,

kekuatan

dan

peluang

dan

serta

ancaman lingkungan eksternalnya.
Gambar 2.2
Diagram Analisis SWOT
BERBAGAI
PELUANG (O)

1. Mendukung Strategi Agresif

2. Mendukung Strategi TurnArround

KEKUATAN
INTERNAL (S)

KELEMAHAN
INTERNAL (W)

3. Mendukung Strategi
Defensif

4. Mendukung Strategi
Diversifikasi

BERBAGAI
ANCAMAN (T)

Sumber: Rangkuti, 2009
Selain empat komponen dasar ini, terdapat asumsi
dasar dari model ini adalah kondisi yang berpasangan
antara S dan W serta O dan T. Kondisi berpasangan ini
terjadi

karena

kekuatan

yang

diasumsikan
ada

dalam

bahwa
sekolah

dalam
selalu

setiap
ada
22

kelemahan

yang

tersembunyi

dan

dari

setiap

kesempatan yang terbuka untuk sekolah selalu ada
ancaman yang harus diwaspadai oleh sekolah.
Matriks
kemungkinan

dibawah

ini

alternatif

menjelaskan
strategi

empat

seperti

set
yang

ditunjukkan pada Gambar 2.3 berikut ini.
Gambar 2.3
Matrik SWOT
IFAS

EFAS
OPPORTUNITIES (O)
 Menentukan 5-10
faktor-faktor
peluang eksternal

THREATS (T)
 Menentukan 5-10
faktor-faktor
ancaman eksternal

STRENGTHS (S)
 Menentukan 510 faktor-faktor
kekuatan
internal

WEAKNESSES (W)
 Menentukan 510 faktor-faktor
kelemahan
internal

STRATEGI SO
Menciptakan
strategi
yang
menggunakan
kekuatan
untuk
memanfaatkan
peluang
STRATEGI ST
Menciptakan
strategi
yang
menggunakan
kekuatan
untuk
mengatasi
ancaman

STRATEGI WO
Menciptakan
strategi
yang
meminimalkan
kelemahan
untuk
memanfaatkan
peluang
STRATEGI WT
Menciptakan
strategi
yang
meminimalkan
kelemahan
dan
menghindari
ancaman

Sumber: Rangkuti, 2009
Berdasarkan matrik SWOT diatas yang dimaksud
dengan strategi SO (strategi agresif) yaitu strategi yang
dilakukan dengan memanfaatkan seluruh kekuatan
sekolah untuk merebut dan memanfaatkan peluang
sebesar-besarnya. Strategi ST (strategi diversifikasi)
yaitu strategi yang dilakukan dengan memanfaatkan
23

kekuatan

yang

ancaman.

Selanjutnya,

arround)

adalah

dimiliki

sekolah

untuk

strategi WO

strategi

yang

mengatasi

(strategi

dilakukan

turn-

dengan

meminimalkan kelemahan yang ada di sekolah untuk
menangkap peluang, sedangkan strategi WT (strategi
defensif)

adalah

strategi

yang

dilakukan

dengan

meminimalkan kelemahan yang ada di sekolah untuk
menghindari ancaman.
Apabila analisis ini digunakan dengan tepat maka
sekolah akan mendapatkan gambaran menyeluruh
mengenai situasi sekolah dalam hubungannya dengan
masyarakat, lingkungan sekitar, lembaga pendidikan
lain, dan jenjang lanjutan yang akan dimasuki siswa.
Pemahaman mengenai faktor internal dan eksternal
tersebut akan membantu pengembangan visi masa
depan serta membuat program yang inovatif dan
relevan.

2.6 Penelitian Relevan
Penelitian yang relevan yang dilakukan Anna
Maria De Rozari (2011) tentang rencana strategis
peningkatan mutu sekolah dengan analisis SWOT di
SMAK St. Petrus Comoro Dili Timor Leste. Hasil analisis
SWOT menunjukkan SMAK St. Petrus berada pada
kuadran

SO,

dengan

strategi

agresif

yang

memanfaatkan kekuatan internal untuk menangkap

24

peluang eksternal sekolah yaitu membuat program
bimbingan konseling untuk mempersiapkan diri siswa,
memberdayakan guru untuk menggunakan media atau
teknologi pembelajaran dalam PBM, penambahan jam
belajar, remedial teaching, dan evaluating.
Penelitian lainnya yang menggunakan analisis
SWOT dilakukan Deliyanti (2009) penelitian di SD
Laboratorium Kristen Satya Wacana Salatiga, Adepoju
dan Famade (2010) pada program pendidikan kejuruan
dan teknik di Nigeria, Sumarni (2011) pada SMP
Kristen Satya Wacana Salatiga, dan Mariyatun (2012) di
SMA Katolik Augustinus Kediri, hasilnya sama-sama
memberikan

strategi

agresif

dalam

usaha

meningkatkan mutu pendidikan.

2.7 Kerangka Pikir
Kerangka Pikir dari Strategi Peningkatan Mutu
Sekolah di SMP Muhammadiyah 5 Wonosegoro sebagai
berikut:

25

Gambar 2.4
Kerangka Pikir Analisis SWOT
Identifikasi Visi, Misi dan
Tujuan

Analisis Lingkungan
Internal

Analisis Lingkungan
Eksternal

Identifikasi Kekuatan
dan Kelemahan

Identifikasi Peluang dan
Ancaman

Rumusan Strategi
Peningkatan Mutu

Implementasi Strategi

Evaluasi

Strategi peningkatan mutu sekolah merupakan
suatu rencana yang komprehensif dengan melibatkan
semua sumber kemampuan untuk meningkatkan mutu
proses belajar, mencapai target-target sekolah, dan
memenangkan persaingan. Mengidentifikasi visi, misi
dan tujuan sekolah merupakan bagian yang penting
26

untuk mewujudkan strategi peningkatan mutu sekolah.
Selanjutnya yang perlu dilakukan adalah menganalisis
lingkungan

internal

dan

eksternalnya

untuk

mengidentifikasi faktor kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman. Faktor-faktor tersebut jika dianalisa
secara komprehensif akan menghasilkan informasi
yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menyusun
strategi

peningkatan

mutu

tersebut

dilaksanakan,

evaluasi

yang

sekolah.

akan

berkelanjutan

ada

Jika

strategi

monitoring

untuk

dan

memperbaiki

strategi di masa yang akan datang. Dalam penelitian ini
penulis hanya sampai pada merumuskan strategi, tidak
membahas sampai dengan monitoring dan evaluasi.

27

28

Dokumen yang terkait

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL AGRIBISNIS PERBENIHAN KENTANG (Solanum tuberosum, L) Di KABUPATEN LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

27 309 21

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL PISA KONTEN SHAPE AND SPACE BERDASARKAN MODEL RASCH

69 778 11

AN ANALYSIS OF GRAMMATICAL ERRORS IN WRITING DESCRIPTIVE PARAGRAPH MADE BY THE SECOND YEAR STUDENTS OF SMP MUHAMMADIYAH 06 DAU MALANG

44 306 18

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

IbM Peningkatan Kesehatan Gigi dan Mulut Petani Kakao Kecamatan Bangsalsari

5 96 57