EKONOMI JURNAL ekonomi dan pembangunan

Thursday, June 24, 2010
EKONOMI MANAJERIAL
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Pengertian Ekonomi Manajerial
a) Penerapan teori ekonomi mikro untuk bisnis
b) Ekonomi mikro terapan
c) Konsep ilmu manjemen dan riset operasi (OR)
d) Suatu kerangka kerja terpadu untuk menganalisis masalah-masalah pengambilan keputusan
dalam dunia bisnis.
• Ekonomi manajerial = Managerial economics
• Walaupun definisi ekonomi manajerial berbeda-beda, tetapi perbedaan-perbedaan tersebut
hanyalah soal ”bahasa” saja karena pada hakekatnya ”substansi”-nya tetap sama ”decision
making”.
I.2. Ruang Lingkup Ekonomi Manajerial
• Untuk melihat konsep-konsep ekonomi manajerial secara lebih jelas, kita dapat melihat dari
hubungannya dengan :
1. Ilmu Ekonomi : Mikro dan Makro
2. Ilmu-ilmu pengambilan keputusan (decision sciences) : ekonomi pertanian, ekonometrika,
ekonomi pembangunan, ekonomi industri, ekonomi uang dan bank, ekonomi perkotaan, ekonomi
regional dan lain sebagainya.

3. Cabang-cabang ilmu lain yang berkaitan dengan proses pengambilan keputusan manajerial,
seperti : akuntansi, keuangan, perbankan, asuransi, real estate, bisnis, pemasaran, personalia,
produksi, sistem imformasi manajemen, perilaku organisasi, statistik, riset operasi dan lain-lain.
Pembahasan singkat :
profit maximum• Kaidah ekonomi mikro : MR = MC • Perusahaan secara individual dipengaruhi oleh situasi perekonomian nasional yang merupakan
bidang pembahasan dari ekonomi makro, maka ekonomi manajerial juga memanfaatkan analisis
ekonomi makro.
1.3. Teori Perusahaan
• Secara tradisional, tujuan utama perusahaan (jangka pendek) : maksimalisasi keuntungan ( TR
– TC).
• Sekarang, tujuan utama perusahaan (jangka pendek) adalah maksimalisasi nilai/kekayaan
perusahaan .
N TRt - TCt
Nilai perusahaan = Σ ------------t=1 (1 + I)t
• Dimana :
T = Periode

N = Jumlah Tahun
TRt = Total Revenue pada waktu t
TCt = Total Cost pada waktu t

I = Tingkat bunga
II = (TRt – TCt) ][ TRt – TCt = Profit
• Nilai perusahaan = present value (PV) dari laba yang diharapkan pada masa yang akan datang.
I.4. Peranan Bisnis Dalam Masyarakat
Perusahaan-perusahaan merupakan unit-unit ekonomi, karena itu diharapkan untuk
memperhatikantanggung jawab sosial dalam konteks model ekonomi suatu perusahaan. Model
tersebut menekankan analisisnya pada keeratan keterkaitan antara dunia bisnis dengan
masyarakat. Hal ini menunjukan bahwa dunia bisnis harus berperan serta secara aktif dalam
mengembangkan dan merumuskan peranannya dalam membantu masyarakat untuk mencapai
tujuan mereka.
I.5. Manager Sebagai Pengambil Keputusan
Para manager disuatu perusahaan bertanggung jawab hampir terhadap semua pengambil
keputusan ekonomi, seperti : macam produk yang dihasilkan, harga, teknologi produksi yang
digunakan dan pembiayaan produksi yang pada akhirnya akan menghasilkan laba/rugi bagi
perusahaan yang dijalankan.
I.6. Sifat Laba
Definisi laba/profit : selisih antara penerimaan total (total revenue) dengan biaya total (total
cost). Jika selisih tersebut negatif ( rugi )/(losses). Untuk lembaga nirlaba, kelebihan TR atas TC
atau surplus dan kekurangan TR atas TC disebut defisit
TR TC Surplus

TCTR Balance
TCTR Defisit

BAB II
OPTIMISASI EKONOMI
A. Maksimalisasi Ekonomi
Dalam ekonomi manajerial, tujuan pokok manajemen adalah memaksimumkan nilai perusahaan
( lihat sub C )
- Optimalization
- Optimization
B. Kaidah-kaidah Penurunan Suatu Fungsi
1. Kaidah Konstan : Y = C ( Derivatif ) Y’ = dY/dX = 0 C = Constant
Contoh : Y = 10 ---> Y’ = 0
2. Kaidah Pangkat : Y = aXb --> Y’ = dY/dX = b a X (b-1)
Contoh : Y = 2X3 --> Y’ = 3.2X (3-1) = 6X2
3. Kaidah Penjumlahan dan Selisih : Y = U + V, maka :
4. Kaidah Perkalian : Y = U V

Contoh : Y = 3X2 (3-X), berarti U = 3X2 dan V = (3-X)


= 3X2 (-1) + (3-X) (6X)
= -3X2 + 18X) - 6X2
= -9X2 + 18X
5. Kaidah Hasil Bagi : Y = U/V, maka :

Contoh : U = 2X – 3 dan V = X2 , maka :

6. Kaidah Rantai : Y = 2U - U2, maka :

Y’Contoh 1 : U = 2 X3 = ?
dY/dU = 2 -2U, dY/dU = 2 – 2(2 X3 ) = 2 – 4 X3
dU/dX = 6 X2 , dY/dX = dY/dU * dU/dX
= (2 - 4 X3)6X3
= 12X3 - 24 X5
Contoh 2 : Y = X2 - 1 Misalkan U = X2 - 1 maka Y = U = X1/2
dY / dU = Y’ = 1 / 2 U1/2 = 1 / 2 U1/2
C. Penggunaan Derivatif atau Turunan untuk memaksimumkan atau meminimumkan Fungsi :
Pencarian Out Put Optimum yang menghasilkan Laba maksimum
Proses optimisasi adalah proses pencarian nilai maksimum atau minimum dari suatu fungsi.
Contoh : Suatu Perusahaan menghadapi fungsi-fungsi sbb:

Total Revenue (TR) = 41,5Q – 1,1Q2
Total Cost (TC) = 150 + 10Q – 0,5Q2 + 0,02 Q3
Pertanyaan :
a) Hitunglah besarnya output optimum (Q) (yang dapat menghasilkan laba maksimum)
b) Hitunglah besarnya laba maksimum tsb !
Jawab:
a). Syarat maximum profit = MR (Marginal Revenue) = Mc (Marginal Cost)

41,5 – 2,2Q = 10 – Q + 0,06Q2
0,06Q2 - 1,2Q + 31,5 = 0
Q1,2Dengan rumus abc

Jadi tingkat output yang optimum/menghasilkan laba maksimum adalah Q2=15 (Tingkat Output
yang negative tidak mungkin terjadi)
b) Besarnya laba maksimum :
D. Optimalisasi Terkendala
Dalam proses pengambilan keputusan yang dihadapi oleh para manager, ada berbagai kendala
yang membatasi pilihan-pilihan yang tersedia bagi para manager tersebut. Misalnya seorang
manager produksi ditugaskan untuk meminimumkan biaya total dalam memproduksi sejumlah
produk tertentu dari perusahaannya. Disamping itu juga harus memaksimumkan output dari

suatu departemen tertentu, dengan sejumlah sumber daya tertentu yang tersedia.
Bidang-bidang fungsional lainnya dari suatu perusahaan juga menghadapi masalah optimisasi
terkendala ini. Misalnya manager pemasaran. Ia ditugaskan untuk memaksimumkan penjualan
dengan kendala tidak boleh melebihi anggaran iklan yang tersedia. Demikian pula para pegawai
keuangan berusaha untuk meminimumkan biaya untuk memperoleh modal, sering kali harus
bekerja dibawah kendala-kendala yang ditetapkan oleh persyaratan pembiayaan investasi dan
keseimbangan kas dan oleh para kreditor.
Secara umum, masalah optimisasi terkendala ini dikelompokan menjadi 2:
Masalah Maksimalisasi Masalah Minimalisasi
Max : laba, penerimaan, output Min : biaya
Tunduk kepada : kendala bersumber daya Tunduk kepada : kendala kuantitas / kualitas output
Contoh 1:
Suatu perusahaan memproduksi produknya dengan menggunakan dua pabriknya dan bekerja
dengan fungsi biaya total sbb:
TC = 3X2 + 6Y2 –XY
Dimana X merupakan output dari pabrik yang pertama dan Y merupakan output dari pabrik yang
kedua. Manajemen akan berusaha untuk menentukan kombinasi biaya terendah (loast cost
combination) antara X dan Y, dengan tunduk kepada kendala bahwa produk total harus sebesar
20 unit
Pertanyaan :

a) Buatlah formasi masalah optimisasi kendala tersebut
b) Hitunglah jumlah X dan jumlah Y yang optimum
c) Hitunglah TC-nya pada kondisi output optimum (soal b)
Jawab :
a) Formulasi masalah optimisasi :
Minimumkan TC = 3X2 + 6Y2 –XY
Dengan kendala (constraint): X + Y = 20
b) Metode substitusi : X = 20 – Y
Metoda lain : Lagrangian Multiplier

Teknik substusi seperti diatas tidak selalu dapat digunakan. Kadang-kadang kendala terlalu
banyak dan kompleks untuk disubstitusikan. Dalam kasus seperti ini, teknik angka penggandaan
Lagrange harus digunakan. Teknik lagrange ini digunakan untuk memecahkan masalah-masalah
optimisasi terkendala dengan cara mengabungkan fungsi tujuan mula-mula dengan persyaratan
kendala.
Lagranglan function : LTC = 3X2 + 6Y2 – XY + … (-X-Y + 20)
Agar optimum, derivatifnya harus sama dengan nol, yaitu :
Dengan mensubstitusikan nilai X dan Nilai Y ke dalam persamaan (a), kita dapat menentukan
nilai … :
6X – Y - … = 0

6.13 – 7 - … = 0
78 – 7 - … = 0
71 - … = … = + 710 -Disini kita dapat menginterprestasikan … sebagai MC pada tingkat output sebesar 20. Ini berarti
bahwa jika perusahaan memproduksi, misalnya 19 unit output, maka TC akan turun sekitar 71
(smu). Sebaiknya jika perusahaan memproduksi 21 unit output, maka TC akan naik sejumlah itu
(71). Secara umum, setiap angka pengganda Lagrange (…) menunjukan pengaruh marginal
terhadap penyelesaian fungsi tujuan mula-mula oleh penurunan/kenaikan persyaratan kendala
sebesar 1 unit. Sering kali hubungan marginal yang dijelaskan oleh … tersebut menunjukan data
ekonomis yang dapat membantu seorang manager untuk mengevaluasi manfaat-manfaat
potensial dari pengurangan sebuah kendala.
Contoh 2:
Fungsi permintaan seorang prodesen dalam menjual outputnya adalah sbb:
Q = 14 – P
Dalam Produksi ia mengeluarkan biaya tetap sebesar 35 (smu) dan biaya variable dinyatakan
dalan fungsi :
TVC = -16Q + 2Q2
Pertanyaan :
a) Hitunglah jumlah output optimum (yang mengdatangkan laba maksimum) ?
b) Berapakah besarnya penerimaan marginal (MR) pada output tersebut ?
c) Berapa besarnya biaya rata-rata per output (AC) pada kondisi (a) diatas ?

d) Hitung besarnya laba maksimum pada kondisi (a) di atas ?

Jawab :
a) Syarat output optimum : MR=MC
MR = dTR/dQ dan MC = dTC
Q = 14 – P P = 14 – Q
TR = P.Q TC = TFC + TVC
= (14 – Q)Q = 35 + (-16Q + 2Q2)
= 14Q – Q2 = 35 – 16Q + 2Q2
MR = 14 – 2Q MC = -16 + 4Q
14 – 2Q = -16 + 4Q
30 = 6Q
Q = 5 output optimum

b) MR = 14 – 2Q
= 14 – 2.5 = 4 (smu)
c) AC = TC/Q = (35- 16Q + 2Q2)/Q
= (35 – 16.5 + 2.52)/5
= (35 – 80 + 50)/5
=1

= TR – TCd)
= 14Q – Q2 – (35 – 16Q + 2Q2)
= 14.5 – 52 – (35 – 16.5 + 2.52)
= 70 – 25 – 35 + 80 – 50
= 40

BAB III
RISIKO, KETIDAKPASTIAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
III.1. Pengantar
Dua maslah pokok yang sering terjadi dalam dunia nyata, yaitu masalah ketidakpastian dan
ketidaksempurnaan informasi.kita selalu menganggap bahwa harga, biaya, penerimaan, laba dan
sebagainya diketahiu dengan pasti. Misalnya dalam pembuatan keputusan produksi, kita
menganggap bahwa suatu perusahaan telah mengetahui secara pasti harga-harga input dan
outpunya, Pada hal ini merupakan kasus yang jarang terjadi, Karena permintaan dan penawaran
input-output selalu berfliktuasi sepanjang waktu. Mereka selalu dalam kondisi ketidakpastian.
Masalah kedua adalah ketidak sempurnaan informasi, masalah ini masih berhubungan dengan
ketidakpastian, tetapi antara keduanya masih dapat dibedakan. Selama ini kita selalu
menansumsikan bahwa Produsen, konsumen, Pekerja dan sebagainya mempunyai informasi
yang lengkap tentang pilihan-pilihan yang cocok buat mereka, Padahal kenyataanya belum tentu
demikian. Konsumen harus mencari harga yang paling rendah, Pekerja harus mencari informasi

tentang pekerjaan alternatif.
Semua persoalan tersebut membentuk suatu bidang studi yang disebut ekonomi informasi
(economics of information). Informasi itu senditi merupakan suatu komoditi yang hanya dapat
diperoleh dengan mengeluarkan biaya. Ada suatu keadaan dimana konsumen berhenti mencari
pekerjaan alternatif karena besarnya biaya yang harus dikeluarkan. Keadaan seperti ini
menjelaskan mengapa produk yang sama dapat dijual dengan harga yang berbeda atau pekerja
dengan kualifikasi yang sama mempunyai gaji yang berbeda.

III.2. Ketidakpastian dan Resiko.
Frank Knight (1992), menjelaskan suatu hubungan antara risiko denagan ketidakpastian
(uncertainty). Knight melukiskan suatu keadaan sebagai suatu keadaan yang berisiko jika kita
dapat menentukan kemungkinan obyektif secara pasti terhadap hasil atau kejadian.
Sedangkan suatu keadaan dianggap mengandung ketidakpastian jika tidak ada kemungkinan
obyektif yang dapat di tentukan. Knight meyimpulkan bahwa keputusan enterprenurial dan laba
termasuk teori ketidakpastian, bukan teori risiko. Sikaporang terhadap risiko ada beberapa
macam :
a. Risk Averter
b. Risk neutral
c. Risk lover
III.3. Lankah-Lankah Pengambilan Keputusan.
a. Difinisi Of Problem : Masalah apa yang dihadapi (what), siapa yang akan memutuskan (who),
bagaimana keadaan yang melatarbelakangi pangambilan keputusan (how), dan bagaimana
pengaruhnya terhadap tujuan-tujuan manajemen (what’s the influence).
b. Determinan Of Objektives : Apa tujuan pengambilan keputusan, bagaimana seharusnya
decision maker tersebut ingin mencapai tujuan yang bertentangan satu sama lain.
c. Looking For The Alternatives ; Apa alternatif tindakan untuk mencapai tujuan, variable apa
saja yang dapat kita kendalikan, apa kendala yang kita hadapi dalam mencapi tujuan.
d. The Prediction Of The Impacts : Bagaimana konsekuensi dari setiap alternatif pilihan, jika
hasil yang diharapkan tidak pasti bagaimana sifatnya, dapatkah informasi yang lebih baik
diperoleh untuk meramalkan hasil.
e. The Determination Of The Choices : Setelah semua analisis selesai dilakukan, kita dapat
menentukan pilihan yang paling kita inginkan. Setelah seorang decision maker menetapkan
konteks permasalahan, menentukan tujuan, dan menidentifikasi alternatif-alternatif yang
tersedia, bagaimana caranya untuk memeilih suatu pilihan yang diinginkan. Penentuan pilihan ini
berkaitan dengan penggunaan metode tertentu untuk menetapkan keputusan yang paling optimal,
seperti misalnya metode-metode : analisis marjinal, program linier, analisis manfaat biaya dsb.
f. The Aanalysis of sensivity : Menjelaskan bagaimana suatu keputusan yang optimal akan
berubah jika fakta-fakta ekonomi utama berubah, analisis sensitifitas ini memeiliki beberapa
kegunaan yaitu :
1. Memberikan informasi factor factor kunci dalam permasalahan yang mempengaruhi
keputusan.
2. Menelusri pangaruh-pengaruh variable yang tidak diyakini oleh manajer.
3. Menghasilkan solusi dalam kasus proses pengulangan pengambilan keputusan jika keadaankeadaan tertentu dimodifikasi.

BAB IV
TEORI PERILAKU KONSUMEN
A. Cardinal Utility Aproach
• Kepuasna konsumen dapat diukur secara kuantitatif.
• “Utility” : kepuasan yg diperoleh konsumen karena mengkonsumsi sesuatu/sejumlah barang
tertentu.
• Istilah Utility dikemukakan oleh Jeremy bentham (1748-1832)
• Adam Smith memberikan istilah “Value Paradox” bagi ksus yang aneh antara berlaian dan air,
berlian lebih mahal dari air karena marginal utility berlian lebih tinggi dari pada marginal utility
air, atau nilai tukar (Value In Exchange) berlian > nilai tukar air, sekalipun nilai guna (Value In
Use) air jauh lebih tinggi dari nilai guna berlian.
• Pendapat Adam Smith ini didukung oleh ahli-ahli lain diantaranya William stanly Jevons, yang
mengatkan bahwa harga suatu barang ditentukan oleh marginal utility barang tersebut.
• Asumsi-Asumsi :
a. Kepuasan total konsumen adalah jumlah dari barang yg dikonsumsikan.
b. Konsumen akan memaksimumkan kepuasan totalnya dgn tunduk kepada kendala
anggaran/uang yang dimilikanya.

c. “Utility” konsumen dapat diukur.
d. Marginal utility (MU) konsumen semakin menurun. Semakin menurunya MU ini berarti
kepuasan tambahan yang diperoleh konsumen karena mengkonsumsi suatu barang juga semakin
menurun (The Law Of Diminishing marginal Utility). Semakin menuru MU juga mencerminkan
bahwa kurva permintaan berlereng negatif ( P naik maka Q turun dan P turun maka Q naik).

Contoh :
1. Tabel kepuasan total dan kepuasan tambahan yg diperoleh konsumen rokok
Rokok TU MU
00
9
8
7
6
5
-1
-2
-3
19
2 17
3 24
4 30
5 35
6 34
7 32
8 19
Secara matematis, kepuasan total konsumen akan tercapai bila :
a. Mux =Px (kasus 1 barang)
b. Mux  Muy (kasus 2 barang)
Px Py
Dengan kendala (constraints) M=xPx + yPy
Dimana :
Px, Py = harga barang X,Y
Mux,Muy = marginal utility dgn barang U,Y
M = Jumlah pendapatan konsumen
X,Y = jumlah X,Y yg dikonsumsi

2.Secara konsumen terhadap barabg X dan Y ditunjukan oleh tabetl sbb :
Q 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Mux 16 14 11 10 9 8 7 6 5 3
MUy 15 13 12 8 6 5 4 3 2 1
Bila harga barang X= Rp.2.000,- harga barang Y= Rp.2.000,- dan pedapatan konsumen =
Rp.20.000,- berapakah
a.jumlah barang X dan Y yang hrs dibeli agar kepuasan totalnya maximum.
b.hitunglah besarnya kepuasan maximum tersebut.
Jawab :
1. syarat kepuasan total maximum
Px = Rp. 200,- Py = Rp.2000,- M = Rp.20.000,Mux Muy
------ = ------Px Py dan M = xPx + yPy
20.000 = (6) (2000) + (4) (2000)
8 8 20.000 = 12.000 + 8.000
--------- = --------- 20.000 = 20.000
2000 2000
Jadi agar kepuasan total konsumen itu masimum maka ia harus membeli barabg Xdan Y masingmasing sebanyak 6 unit dan 4 unit.
2. kepuasan total maximum (TU Max)
TU = MUX*X + muY*Y
TU = 8*6 + 8*4
TU = 48 + 32
TU = 80
3. Diketahui fungsi utility konsumen U = 20 + 2X + 3XY + 4Y
M = 80, Px = 10, Py = 8, hitunglah
a. berapakah jumlah barang X dan Y yg harus dibeli agar kepuasan totalnya max.
b. hitung berapa besarnya kepuasan maximum tsb.
Jawab ;
a.kendala M= xPx + yPy
80=10x +8y ……………..(1)
TUmax = MUx MUy UMux =
------- = ------- ------ = 2 + 3y
Px Py X
UMuy =

----- = 3X + 4
Y
2+3Y = 3X+4
10 8
8*(2+3Y) = 10*(3X+4)
16+24Y = 30X+40
-24 = 30X-24Y …………..(2)

subtitusikan persamaan (1) dan (2)
(1) 80=10X+8Y 3
(2)-24=30X-24Y 1
240=30X+14Y
-24=30X-24Y (+)
216=60X
X=3,6
(1) 80=10X+8Y
80=10*(3,6)+8Y
80=36+8Y
44=8Y
Y=5,5
b. Tu max= U =20+2X+3XY+4Y
=20+2*(3,6)+3*(3,6)*(5,5)+4*(5,5)
=108,6
latihan soal
1.lihat contoh (2)
a. bila harga barang X turun 50%, berapa jumlah barang X dan Y yang harus di beli agar TU
maximum
b. hitung berapa besarnya TU max tersebut
2.lihat contoh (3)
a. bila harga X menjadi 8, berapa jumlah barang X dan Y yang harus dibeli agar Tumax
b. hitung berapa besarnya TUmax tersebut
Jawab :
1.a.syarat total kepuasan max
PX=Rp.2000,- x 50% = 1.000
PY=Rp.2000
M=Rp.20.000
Mux = Muy dan M = xPx + yPy
Px Py 20.000 = (6) (1000) + (4) (2000)
8 = 8 20.000 = 6.000 + 8.000

1000 = 2000 20.000 = 14.000
jadi puncak kepuasan konsumen tidak terjadi
b.Kepuasan total maximum (TU Max)
TU = (Mux * X ) + (Muy * Y)
= (8 * 6) + (8 * 4)
= 48 + 32
= 80
2. Fungsi utility konsumen
U = 20 + 2X + 3XY
M = 80 , Px = 8, Py = 8
Pertanyaan ;
a. Berapa jml barang X dan Y yg harus dibeli agar kepuasan totalnya maximum
b. Hitunglah berapa besarnya kepuasan maximum tersebut
Jawab ;
a. kendala M=xPx + yPy
80= 8x + 8y ………..(1)
TU max = Mux U= Muy Mux =
------ ----- ------ = 2 + 3y
Px Py X
UMuy =
------ = 3x + 4
Y
2+3y = 3x+4
88
8(2+3y) = 8(3X+4)
16+24Y = 24X+32
-24 = 24X-24Y ………..(2)
subtitusikan persamaan (1) dan (2)
(1) 80= 8x + 8y 3
(2) -24= 24x – 24y 1
240=24x + 24y
-24=24x – 24y (+)
216=48x
x=4,5
(1) 80=8x +8y
80=(8*4,5) + 8y
80=36 + 8y
y=5,5

b. TU Max =U= 20+2x+3xy+4y
20+2(4,5)+3(4.5) (5,5)+4(5,5)
20+9+74,25+22
125,25
B. Ordinal Utiliy Approach
Pendekatan kardinal yang mengatakan bahwa kepuasan konsumen itu dapat diukur adalah lemah,
oleh karena munculah teori lain yaitu Ordinal Utility Aproach. Menurt pendekatan ini kepuasan
konsumen dinyatakan dengan alat analisis yang di sebut Indefference Curve Analisys. Yang di
maksud dengan kurva Indeffernce Curva Analisis adalah suatu kurva yang menunjukan berbagai
kombinasi barang yang dibeli oleh konsumen yang memberikan kepuasan yang sama bagi
konsumen dengan asumsi-asumsi :
a. Konsumen mendapatkan kepuasan lewat barang-barang yang dikonsumsi
b. Konsumen akan memaksimumkan kepuasanya dengan tunduk kepada anggaran yang
dimilikinya
c. Konsumen mempunyai suatu skala preferensi
d. MRS akan menurun setelah melewati suatu tingkat utility tertentu
Skala Preferensi
- 2 barang : AA, A = B (indifference) A 
- 3 barang : A>B, B>C, A>C
- Konsumen selalu ingin menkonsumsi jumlah barabg yang lebih banyak karena ia tidak pernah
terpuaskan.
Tabel :
Marginal Rate Of Substitution dari tongseng untuk sate (MRTS Of T For S)
Tongseng (piring) Sate (tusuk) MRTS Of T for S
1 20
5
4
3
2
2 15
3 11
48
56
A
20
15 B
11 C

8D
6E
012345
Ciri – Ciri IC
a. semakin jauh dari titik asal maka semakin tinggi utilitas konsumen
b. IC tidak pernah berpotongan satu sama lain
c. IC berlereng negatif
d. IC cembung ke arah titik asal
Suatu garis yang menunjukkan berbagai barabg yang dapat dibeli konsumen dengan sejumlah
pendapatan tertentu pda tingkat harga tertentu disebut Consomer’s Budget Line (CBL).
Y
AOB =” CBL AREA”
A

0BX
Persamaan /fungsi CBL
a. M = xPx + yPy
b. Y = M - Px
Py Py
Contoh :
M=100, Px=5, Py=10
Persamaan CBL : Y = 100 - 5 x
5 10
Y = 10 – 1 x
2
Ciri – cirri CBL
a. Slope/lereng negatif = Px
Py
b. berbentuk linier selama harga tidak berubah.
c. Nilan dari CBL semkin ke kekanan semakin bersar
d. CBL akan bergeser jika terjadi perubahah anggaran atau harga.
• Keseimbangan konsumen (posisi yang menunjukan kepuasan total yang maximum) terjadi jika
IC tepat bersinggungan dengan CBL (slope keua kurve tersebut harus sama).

Y
A
IC 3
IC 2
IC1
IC0
X
0B
CBLE = posisi yang menunjukan kepuasan total yang maximum AB
‘CBL AREA’OAB
• Suatu kurva yang menggambarkan kumpulan berbagai barang (missal X dan Y) yang
memksimumkan kepuasan konsumen pada berbagai tingkat harga barang X dengan asumsi
pendapatan dan harga barang lain tetap, disebut Price Consumption Curve (PCC).
Y
A PCC

0BCDEX
Kegunaan Indifferen curve adalah untuk menganalisis konsumen antara dua barang muisal
pengaruh kenaikan/penurunan pajak terhadap barang –barang tertentu seperti pajak penggunaan
bensin super tururn dan pajak penggunaan premium naik maka harga bensin super turun dan
harga bensin premium naik.

A’

A

0 B’ B Premium
OB’Penggunaan premium turun = OB
OA OA’
C. Pendekatan Atribut
- Teori ini dikemukakan oleh Kalvin Lan Caster (1966)
- Teoeri ini mengasumsikan pada atribut curve yang bersangkutan (semua jasa yang dihasilkan
dengan pemilikan/penggunaan barang tersebut) . jasa angkutan, prestise, kenyamanan
dll.missal atribut mobil

BAB V
TEORI PERMINTAAN

V. 1. Pengertian Permintaan (Demand)
Dalam konsep ilmu ekonomi “Permintaan” adalh jumlah barang dan jasa, yang akan dibeli
konsumen pada periode dan keadaan tertentu. Periode disini biasanya dalam 1 tahun dan keadaan
– keadaan tertentu yang harus diperhatikan antara lain : harga barang-barang yg dibeli, hargaharga dan adanya persaingan. Harapan akan terjadinya perubahan harga dimasa dating,
pendapatan konsumsi, selera konsumen, iklan dll.
V. 2. Fungsi Permintaan Pasar
Hubungan antara jumlah barang yg diminta dengan semua factor yg mempengaruhi permintaan
tersebut (harga barang yg kita beli, advertensi, kualitas barang, disain barang, serta saluran
distribusi, barang, tingkat pendapatan konsumen, selera konsumen, harapan tentang perubahan
harga dimasa depan, harga barang substitusi, dan komplementer dll) disebut “Fungsi
Permintaan”.
QD = f (P, Psc, y, T, E, Pop, A, Qu, D, FD)
Ket : P = Price of Goods
Psc = Price of substitution
Y = Income
T = Taste
E = Expectation in the future Price
Pop = Population
A = Advertisement
Qu = Quality
D = Design
FD = Flow of good distribution
Contoh :
Diket : Fungsi permintaan akan Mobil
QD = -3P + 1,5y + 0,05 Pop + 1500 c + 0,05 I
Artinya : Permintaan akan Mobil akan turun sebanyak 3 unit untuk setiap kenaikan harga mobil
sebesar Rp. 1 Juta, kenaikan 1,5 unit untuk setiap kenaikan jumlah penduduk sebanyak 1 orang,
kenaikan 1500 unit untuk setiap kenaikan ketersedian kredit sebesar 1 unit dan kenaikan 0,05
unit untuk setiap kenaikan biaya iklan sebesar Rp. 1 juta. Keputusan Manajer berdasarkan data
diatas adalah bahwa kenaikan permintaan akan mobil sangat ditentukan oleh ketersediaan kredit
mobil.
V. 3. Kurva permintaan
- Kurva permintaan merupakan bagian dari fungsi permintaan yg menunjukan hubungan antara
harga produk dengan jumlah produk yang diminta ((Cateris Paribus).
- Kurva permintaan akan suatu gambar grafik dimana dalam gambar tersebut juga dinyatakan yg
kita beli semua variable independent (kecuali harga barang yg kita beli, semua variable tersenut
dianggap constant pada contoh tersebut). Pada contoh tersebut, diasumsikan bahwa y, Pop, C, I,
dianggap knstan sgar kita dapat melihat hubungan antara harga barang g kita beli dengan jumlah
barang yg kita beli, QD = 35.504.500 – 3P (fungsi permintaan akan mobil)

P (harga mobil)

Demand curve for car
QD (jumlah mobil yg diminta)
V.4. Hubungan Antara Permintaan Akan Barang Dengan Keputusan Manajerial
Perusahaan harus mempunyai informasi yang akurat dan layak tentang fungsi permintaan suatu
barang agar dapat membuat keputusan operasional yang efektif baik untuk jangka pendek atau
jangka panjang. Misalnya : suatu perusahaan harus mengetahui pengaruh harga-harga terhadap
permintaan akan produknya agar dapat menentukan / mengubah kebijakan harganya.
V. 5. ELASTISITAS
Elastisitas permintaan adalah derajat kepekaan jumlah barang yang diminta terhadap perubahan
salah satu factor yang mempengaruhinya, misalnya : harga/pendapat konsumen . Konsep
elastisitas sangat penting untuk diketahui karena dengan elastisitas kita dapat menentukan
bernagai macam bentuk kurva permintaan suatu barang
• Macam-macam elastisitas dilihat dari jumlah barang yang diminta ada 3 macam yaitu :
1. Elastisitas Harga
2. Elastisitas silang dan
3. Elastisitas pendapat
Keterangan :
Elastisitas Harga (Price elastisitas)
- E. Titik (Point) EP = ∆Q . P ∆Q = Turunan Q terhadap P
∆P Q ∆P
- E. Busur (Arc) EP = (Q2 – Q1)
(Q2 - + Q1):2
(P2 – P1)
(P2 + P1) : 2
Contoh 1 : (Elastisitas Harga)
Dik : Fungsi permintaan akan mobil
Qd = -3p + 1,5y + 0,05 pop + 1500 cc + 0,05I
Dit : Hitunglah besar elastisitas titik iklan pada QD = 8.504.500 unit dan pada biaya iklan untuk
mobil = Rp. 100 juta
Jawab :
EPs = ∆Q . P
∆P Q
= ∆Q . I
∆I ∆D
= 0,05 . 100.000.000
8.504.500
= 0,58

Artinya 1% perubahan biaya iklan akan menyebabkan perubahan jumlah mobil yang diminta
sebesar 0,58 %
Keputusan Manajer : untuk meningkatkan permintaan akan mobil maka anggaran iklan harus
dinaikan.
Contoh 2
Diket : P1 = Rp. 100.000.000 Q1 = 8.504.000 unit
P2 = Rp. 50.000.000 Q2 = 10.000.000 unit
Pertanyaan
a. Hitung elastisitas harga mobil dengan menggunakan metode ARC Elasticity
b. Keputusan Manajer
Jawaban
(10.000.000 – 8.504.000)
10.000.000 + 8.504.000
a. Ep =
(50.000.000 – 100.000.000)
50.000.000 + 100.000.000
= 0,1617,0
0,6667
b. Keputusan Manajer adalah Ep = -0,2425, artinya bila ingin permintaan mobil naik, maka harga
mobil harus diturunkan (penurunan mobil sebesar 1% akan menaikan permintaan tsb sebesar
0,24%
V. 6. Hubungan antara Elastisitas harga dengan AR3, MR, TR
a. TR naik apabila P turun pada kisaran yg Elastis (MR > 0)
b. TR Maximum pada Elastis Uniter (MR = 0)
c. TR turun apabila P turun pada kisaran yg in elastis (MR “Luxury
Goods/Superior Goods”1 -------“Basic Needs / Goods”- -------Latihan Soal :
1. Tabel dibawah ini menunjukan hubungan antara harga (P), jumlah barang yg diminta
konsumen (Q), dan penghasilan konsumen (I) pada bulan Oktober, November dan Desember
2003 untuk barang X dan barang Y di Propinsi Jakarta.

Diminta :
a. Hitung Elastisitas harga barang X untuk bulan November
b. Hitung Elastisitas silang antara barang X dan barang Y untuk bulan November
c. Hitung Elastisitas pendpatan untuk barang Y pada bulan Desember (jelaskan apa artinya bagi
abc).
2. Dikatakan funsi kepuasan total konsumen U = 20 + 2X + 2XY + 4Y
Dimana pendapatan konsumen = 80
Harga barang X mula-mula = 10, lalu turun menjadi 8
Harga barang Y = 8 (Konstan)
Pertanyaan :
a. Hitunglah elastisitas harga barang X
b. Hitunglah elastisitas silang antara barang X dan barang Y
c. Jelaskan hubungan antara barang X dan barang Y
d. Untuk pertanyaan a, b, apa artinya koefisien elastisitas tersebut bagi manajer
Jawab :
1. a) EP = ∆Qx . Px
∆ Px Qx
= 480 – 600 . 220
220 – 200 480
= -120 . 220
20 480
= -6 . 0, 4583
= -2,749 -2,75
Artinya : 1 % perubahan harga menimbulkan perubahan jumlah barang yang diminta sebesar
2,75 %
b) EXY = ∆QX . PY
∆ PY QX
= 480-600 . 150
150-150 480
= 120 . 150
0 480
= 0 . 0,3125
= ( …..∫… )
Artinya : perubahan barang X dan barang Y tidak ada hubungan atau tidak bias dijelaskan
c) Ei = ∆QX . I

∆ I QY
= -10 . 66.000
6000 210
= -0,52
2 a) EP = ∆Qx . Px2
∆ Px Qx2
= 4,67 – 3,6 . 8
8 - 10 4,67
= 0, 936
b) EXY = ∆QX . PY
∆ PY QX
= 4,7 – 3,6 PY
Tidak ada QX = Tidak bias ditentukan
c) Karean EXY tidak dapat ditentukan, maka hubungan antara barang X dan barang Y juga tidak
dapat ditentukan

BAB VI
TEORI PRODUKSI
VI. 1. Keputusan Produsen
Keputusan penting yg perlu dipertimbangkan oleh setiap produsen dalam produksi adalah :
a. Berapa jumlah input yg harus digunakan
b. Berapa banyaknya output yg harus dihasilkan
c. Berapa harga output yg harus dijual
VI. 2. Fungsi Produksi
Suatu persamaan sistematis yang menunjukan hubungan fungsional antara jumlah
keluarana/output maksimum yg dapat dihasilkan dalam suatu proses produksi tertentu dan satu
set masukan/input yg digunakan oleh produsen pada tingkat tingkat teknologi tertentu pula.
VI. 3. Macam – macam Input
Faktor Produksi atau dikelompokan menjadi 2 macam yaitu :
a. Input Tetap (Fixed Input)

Adalah Input yg tidak dapat diubah jumlahnya secara cepat dalam periode waktu yg relative
singkat.
b. Input Variable
Adalah input yg dapat diubah jumlahnya secara cepat dalam periode waktu yang relative singkat.
VI. 4. Hukum kenaikan Hasil yg Semakin Menurun
Dalam Proses produksi jangka pendek penambahan input variable secara terus menerus akan
mengakibatkan output total bertambah dengan tingkat tambahan yg semakin kecil dan pada
waktu penggunaan input variable tersebut telah mencapai tingkat yang maksimal. Maka
tambahan input variable tidak lagi akan menambah output total, bahkan selebihnya dari
penggunaan input tersebut justru akan mengurangi output total. Pola hubungan input output yang
demikian ini mencerminkan dari hokum tambahan hasil yg semakin menurun (the Law of
Diminishing Returns) atau (The Law Diminishing Marginal Physical Produc).
VI. 5. Tahap-tahap (Stages Produksi)
Dalam Proses Produksi dapat di bagi menjadi 3 rangkaian tahapan produksi yaitu :
a. Tahap satu : ditandai dengan meningkatnya produksi total secara cepat.
b. Tahap dua : Ditandai dengan meningkatnya produksi total secara pelan –pelan.
c. Tahap tiga : Ditandai dengan menurunya produksi total

AP,MP,TP
I II III
APL
MPL
VI. 6. Produksi Rata-rata
Produksi Rata-rata dari suatu factor produksi variable tertentu adalah rasio antara produksi total
dengan input variable yg digunakan dalam proses produksi atau APL = TP
L
Sedang produksi marginal adalah rasio antara perunbahan produksi total dengan perubahan input
variable atau MPL = ∆TP
∆L
VI. 7. Isoquant Line
Dalam proses produksi yang menggunakan dua input variable alat analisis yg digunakan untuk
melihat hubungan fungsional antara output dan input yaitu : Isoquant Line. Jadi Isoquant Line
adalah suatu garis yg menunjukan berbagai kemungkinan kombinasi dua factor variable yg
menghasikan jumlah output yg sama besarnya.

Adapun cirri-ciri Isoquant Line adalah :
a. Cembung kearah ttik asal
b. Tidak saling berpotongan antara yg satu dengan yg lain
c. Makin keatas atau jauh dari titik asal menunjukan jumlah output yg semakin besar

K

A
B
C Isoquant Line
0
L
Kurva Isoquant tidak dapat digunakan untuk menetukan kombinasi penggunan input-input untuk
menghasilkan auatu tingkat output tertentu dengan ongkos total yg minimum.
VI. 8. Lost Cost Combination (LCC)
LCC dari penggunaan input 1 dan 2 dan sebagainya dapat dicapai apabila perbandingan antara
produksi marginal dari masing-masing input dengan harga masing-masing input sama besar atau
secara sistematis dapat ditulis sbb:
MPPx1 = MPPx2 = MPP xn
Px1 Px2 Pxn
Produsen yg berproduksi pada LCC belum tentu berproduksi pada tingkat optimum atau
mendapatkan keuntungan yg maksimum. Pada keadaan LCC produsen hanya dapat mencapai
biaya yg minimum saja, untuk mencapai keadaan yg optimum apabila tingkat output dipilih
sedemikian rupa sehingga MPP untuk semua input = 1
P.PQ
Dimana Pq = harga output. Secara matematis dapat ditulis sbb:
MPPx1 = MPPx2 = MPP xn = 1 (Dalil keuntungan maksimum)
Px1 Px2 Pxn Pq
VI. 9. Isocost Line
Kemampuan Produsen dalam membeli factor-faktor produksi yg digunakan dalam proses
produksi dibatasi oleh dana yg tersedia. Kemampuan produsen ini biasanya ditunjukan oleh
suatu garis yg disebut Isocost Line. Jadi Isocost Line adalah suatu garis yg menunjukan berbagai
kombinasi factor-faktor produksi yg dapat dibeli oleh produsen pada tingkat dana tertenut dan

harga factor-faktor produksi tertentu pula.
VI. 10. Optimisasi Input
Kombiansi factor-faktor produksi yg optimum dalam arti kombinasi yg menghasilkan output
maksimum dengan dana tertentu atau kombinasi yg memerlukan pengeluaran terkecil untuk
menghasilkan sejumlah output tertentu, terjadi ketika Isoquant line tepat bersinggung dengan
Isoocost Line.

A E = Titik Optimisasi Input
E
Isoquant
0 Isocost
B

VI. 11. Jalur Perluasan Produksi
Dari berbagai titik kombinasi factor produksi yg optimum yg terjadi pada berbagai kemungkinan
tingkat dana yg tersedia kalau dihubungkan antara satu dengan yg lain akan diperoleh garis
perluasan produksi bagi perusahaan atau expansion path. Titik-titik kombinasi yg terdapat pada
sepamjamg garis ini akan dipilih produsen apabila ia memperluas usahanya.

D
Exspansion Path
C
B
E
A
0 Q (output)
ABCD

A,B,C,D,E,F,G,H = Isocost
P,Q,R,S, = Titik-titik kombinasi optimum
VII.12. Fungsi Produksi Cobb Douglas & Aspek-aspek Produksi
Dalam fungsi Produksi yg menggunakan 2 input variable ada suatu bentuk produksi yg sangat
unik yaitu fungsi produksi Cobb Douglas. Fungsi Produksi ini homogen dan dapat bersifat
menurun, tetap/naik.
F.P Cobb Douglas (Q=ALB KC)
Dimana ; Q = Jumlah output yg dihasilkan
L dan K = Tenaga Kerja dan modal
A,B,C = Suatu Konstanta
Dari fungsi ini dapat diturunkan beberapa aspek produksi sbb :
1. Produksi Marginal
a. MPL = ∆TP
∆L
b. MPK = ∆TP
∆K
1. Tingkat batas penggantian secara teknis antara factor produksi tenaga kerja terhadap modal
atau MRTS of L for K = MPL
MPK
3. Intensitas penggunaan factor-faktor produksi
a. Semakin besar nilai b “maka disebut labour intensif”
c
b. Semakin kecil nila b maka disebut “Capital Intensive”
c
4. Derajat Perubahan output
a. Bila Nilai b + c = 1 Constant Returns to Scale-----b. Bila Nilai b + c < 1 Decreasing Return to Scale------ c. Bila Nilai b + c > 1 ------ Increasing
Return to Scale

BAB VII
TEORI PRODUKSI BIAYA
Teori produksi yang mencangkup prinsip-prinsip pengkombinasian penggunaan input yang
optimal untuk menghasilkan tingkat output yang maksimal sehingga tercapai laba yang
maksimal.fungsi produksi ini menghubungkan input dengan output dalam menentukan tingkat
suatu produksi oleh teknologi yang digunakan untuk proses produksi dari tingkat teknologi
pabrik, peralatan, tenaga kerja, bahan baku dan lain-lain yang digunakan dalam suatu
perusahaan.
Sifat dasar fungsi produksi ini bisa diketahui melalui analisis fungsi produksi sederhana dengan
system 2input-1output. Perhatikan proses produksi dibawah ini menunjukan berbagai kombinasi
input X dan Y yang digunakan untuk memproduksi produk Q.input X dan Y tersebut bisa
melambangkan sumberdaya-sumberdaya seperti tenaga kerja dan modal atau energi, bahan baku.
Fungsi produksi dari system produksi di atas bisa disajikan dalam bentuk dalam berikut ini:
Q = f(X,Y)
Tabel 7.1
Tabel Produksi
Jumlah Y yang digunakan Jumlah Output
10 52 71 87 101 113 122 127 129 130 131
9 56 74 89 102 111 120 125 127 128 129
8 59 75 91 99 108 117 122 124 125 126
7 61 77 87 96 104 112 117 120 121 122
6 62 72 82 91 99 107 111 114 116 117
5 55 66 75 84 92 99 104 107 109 110
4 47 58 68 77 85 91 97 100 102 103
3 35 49 59 68 76 83 89 91 90 89
2 15 31 48 59 68 72 73 72 70 67
1 5 12 35 48 56 55 53 50 46 40
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jumlah x yang digunakan
Table 7.1 menyajikan system produksi 2input-1output diatas. Setiap elemen pada table tersebut
menunjukan kuantitas Q maksimum yang bisa dihasilkan dengan kombinasi X dan Y tertentu.
Misalnya, table tersebut menunjukan bahwa kombinasi antara 2 unit X dan 3 unit Y bisa
menghasilkan 49 unit output; 5 unit X dan 5 unit Y bisa menghasilkan 92 unit output; 4 unit X
dan 10 unit Y menghasikan 101 unit Q, dan seterusnya.unit input ini bisa melambangkan jam
kerja (tenaga kerja), rupiah (modal), ton (bahan baku) dan seterusnya sama juga halnya, unit Q
bisa merupakan jumlah TV, kotak makanan bayi, kaleng susu, jumlah pasien per-hari, jumlah
transaksi di Bank dan seterusnya.

Hubungkan penting yang kedua adalah hubungan antara output dengan variasi dari input yang
digunakan.istilah produktivitas dan penerimaan suatu faktor produksi digunakan untuk menandai
hubungan antara kuantitas suatu input yang digunakan secara individual dengan output yang
dihasilkan. produktivitas factor produksi ini merupakan factor kunci dalam penentuan kombinasi
input yang optimal atau input yang seharusnya digunakan untuk memproduksi suatu produk Jadi,
produktivitas faktor produksi ini merupakan dasar dalam penggunaan sumberdaya yang efesien
dalam suatu system produksi. Oleh karena pemahaman tentang produktivitas dalam konsep
returns to scale secara lebih mendalam,
A. THE LAW OF DIMINISHING RETURNS
Sifat yang kita kenal dengan istilah hukum kenaikan hasil yang kurang (the law of
dinimishingreturns).bahwa jika jumlah penggunaan factor-faktor produksi lainnya tidak berubah
maka pada mulanya kenaikan penggunaan input tersebut akan menyebabkan kenaikan output,
tetapi kemudian mulai menurun (berkurang). hukum ini merupakan generalisasi dari suatu
hubungan empiris yang telah diamati dengan seksama dalam setiap system produksi, dalam suatu
proses produksi di mana jumlah modal yang digunakan adalah tepat.
Kosep tahapan produksi yang tidak rasional ini, bisa diamati lebih mendalam dengan
menggunakan analisis isokuan yang secara ekplisit menyadari potensi variabilitas kedua faktor
produksi (modal dan tenaga kerja) tersebut dalam suatu system produksi 2 input-1output. Teknik
ini dibahas pada bagian berikut di mana teknik ini digunakan untuk menelah peranan dari
subtitubilitas input yang optimal.
Isokuan tersebut merupakan perubahan input Y (kain) dibagi dengan perubahan input X (tenaga
kerja). Hubungan ini dikenal sebagai marginal rate of technical substitution (MRTS) dan
diminishing returns dari input-input. Fungsi produksi tersebut juga digunakan untuk
menunjukkan bahwa hanya dengan kombinasi-kombinasi input di mana MP dari semua input
adalah positif, yang diperlukan dalam penentuan proposi input yang maksimal.
Dengan menambahkan harga-harga dalam analisis tersebut, memungkikan kita untuk
menetapkan syarat-syarat optimalitas kombinasi input. Kombinasi input yang meminimumkan
biaya (leas-cost combination) mensyaratkan proposi input dimana setiap input bisa menambah
output total sama banyaknya dengan setiap rupiah yang dibelanjakan untuk input-input lainnya.
Secara aljabar hubungan tersebut bisa ditunjukkan dengan cara berikut :
MPx = MPy
Px Py
Juga ditunjukkan bahwa penggunaan sumberdaya-sumberdaya sampai pada suatu titik di mana
MPR = P tidak menghasilkan least-cost combination tetapi juga menghasikan laba maksimum.
Secara aljabar hubungan ini bisa dituliskan :
MRPx = Px
MRPy = Py
Masalah returns to scale juga telah ditelaah dan beberapa metode pengukuran returns to scale
tersebut juga digambarkan. Dalam produksi, returns to scale memainkan peranan utama dalam

penentuan struktur pasar.
B. FUNGSI PRODUKSI EMPIRI
Secara teoris bentuk fungsi produksi yang paling menarik mungkin fungsi pangkat tiga (kubik),
seperti ditunjukan oleh persamaan berikut ini :
Q = a + bXY + cX2Y + dXY2 - eX2Y - fXY3
Estimasi fungsi produksi secara empirirs seringkali menggunakan metode statistic yaitu analisis
regresi. Walaupun pertimbangan secara teoritis menunjukkan bahwa persamaan kubik (pangkat
tiga) bisa dipilih untuk tujuan-tujuan penaksiran, tetapi telah ditunjukkan pula bahwa bentukbentuk fungsi yang lebih sederhana seringkali cukup memadai dalam penaksiran hubungan
permintaan pada kisaran data yang tersedia.
Kenyataannya banyak bentuk-bentuk fungsi pangkat atau fungsi produksi Cobb-Douglas
merupakan bentuk fungsiyang paling sering dalam pekerjaan empiris lainnya yang dapat
digunakan dalam kajian produksi secara empiris,seperti halnya dalam penaksiran factor
penentuan utama bentuk fungsi yang akan digunakan dalam model empiris tergantung pada
hubungan yang dihipotensakan oleh si peneliti. Namun demikian, pemilihan bentuk fungsi
berdasarkan hal tersebut sangat sulit dan dalam banyak kasus, beberapa spesifikasi model
alternative harus disesuaikan denagan data untuk menetukan bentuk yang mana yang paling
sesuai dengan keadaan actual.
Setelah kita memahami masalah-masalah produksi tersebut di atas, baik secara teoritis maupun
empiris baru kita dapat menganalisis masalah biaya. hubungan-hubungan biaya memainkan
peran kunci dalam hampir semua keputusan manajerial, dalam bab ini diperkenalkan konsepkosep biaya yang menunjukkan hubungan antara fungsi biaya dengan fungsi produksi dan
menelaah beberapa hubungan jangka pendek dan jangka panjang.
Walaupun konsep biaya releven berbeda-besa untuk suatu keadaan dengan keadaan lainnya,
tetapi ada beberapa hubungan yang umum ditemui dalam analisis biaya tersebut. Pertama, biaya
relevan biasanya didasarkan pada konsep penggunaan alternative : biaya relevan suatu
sumberdaya ditentukan oleh nilainya dalam penggunaan alternative yang baik. Kedua, biya
relevan dari sebuah keputusan hanya mencangkup biaya-biaya yang dipengaruhi oleh tindakan
yang sedang dilakukan. Inilah yang disebut konsep biaya incremental jika satu biaya tertentu
tidak berubah dengan adanya suatu tindakan, maka biaya inkkremental yang relevan adalah sama
dengan nol. Akhirnya, kita harus berhati-hati dalam menentukan macam-macam biaya, apakah
biaya ekplisit maupun biaya implicit yang dipengaruhi oleh suatu keputusan yang dimasukan
dalam analisis.
Penggunaan konsep biaya relevan membutuhkan suatu informasi tentang hubungan biaya/output
dari sebuah perusahaan atau fungsi biayanya. Fungsi biaya tersebut ditentukan oleh fungsi
produksi dan fungsi penawaran input yang digunakan perusahaan tersebut, di mana fungsi
produksi menunjukan hubungan teknis antara input dan output dan harga-harga input mengubah
hubungan fisik tersebut menjadi fungsi biaya/output.
Dua fungsi biaya yang utama yang digunakan dalam pembuatan keputusan-keputusan manajerial
adalah fungsi biaya jangka pendek yang digunakan dalam keputusan-keputusan sehari-hari dan
fungsi biaya jangka panjang yang digunakan untuk tujuan-tujuan perencanaan. Jangka pendek
adalah periode waktu di mana beberapa sarana produksi sebuah perusahaan tidak bisa diubah,

dan jangka panjang adalah periode waktu yang cukup panjang yang memungkinkan perusahaan
untuk mengubah sistem produksinya secara penuh melalui penambahan, pengurangan atau
penggantian asset-assetnya.
Dalam jangka pendek, bentuk kurva biaya sebuah perusahaan terutama sekali akan ditentukan
oleh produktivitas input variabelnya. Pada suatu kisaran output di mana produktivitas marginal
input variable itu meningkat, maka proporsi kenaikan biaya lebih kecil dari proporsi kenaikan
output, sehingga biaya per unit akan menurun. Jika penerimaan hasil yang menurun (diminishing
returns) dari input variable terjadi, maka biaya akan naik lebih cepat daripada output dan biaya
per unit akan meningkat.
Hubungan yang serupa terjadi juga dalam kurva biaya jangka panjang. Di sini semua input
adalah variable dan bentuk kurva biaya ditentukan oleh adanya economies of scale atau
diseconomies of scale. Jika terjadi economies of scale, maka elastisitas biaya terhadap output
akan lebih kecil dari satu dan biaya per unit akan turun jika output naik. Jika terjadi
diseconomies of scale, maka elastisitas biaya terhadap output akan lebih besar dari satu dan
kurva biaya rata-rata (AC) akan menaik.
Fungsi biaya bisa ditentukan baik pada tingkat pabrik dan perusahaan yang dimiliki beberapa
pabrik, maupun pada tingkat perusahaan. Seringkali karena pengoperasian beberapa pabrik lebih
ekonomis, maka fungsi biaya dari perusahaan yang memiliki beberapa pabrik lebih rendah dari
penjumlahan fungsi-fungsi biaya dari pabrik-pabrik secara individual. Keadaan yang ekonomis
tersebut biasanya timbul mungkin karena adanya pemusatan sarana komputer, urursan-urusan
keuangan, pembelian, pemasaran dan lain-lain.
Walaupun sebuah perusahaan ingin untuk memproduksi outputnya pada tingkat biaya
seminimum mungkin, tetapi adanya ketidakpastian seringkali menimbilkan trade-off antara biaya
yang lebih rendah dan fleksibilitas produksi. Dalam keadaan seperti ini, perusahaan tersebut
harus menelaah distribusi probabilitas permintaan dan perbedaan biaya relatif dari teknik-teknik
produksi alternatif, kemudian menentukan suatu sistem produksi yang optimal yang
memaksimumkan nilai dari perusahaan.
Analisis pulang-pokok merupakan suatu alat yang penting untuk menganalisis hubungan antara
biaya tetap (FC), biaya variable (VC), penerimaan dan laba. Penggunaan mencakup antara lain
analisis pertambahan laba yang digunakan dalam konsep kontribusi laba.

BAB VIII
STRUKTUR PASAR
Pasar dalam ekonomi berarti konteks pertemuan antara penjual dan pembeli barang dan jasa.
Perilaku penjual dan pembeli pasar dipengaruhi oleh struktur pasar yang dihadpi penjual dan
pembeli. Dimensi struktur pasar yang mempengaruhi perilaki penjual dan pembeli adalah:
1. Jumlah dan luas distribusi penjual di pasar
2. Jenis produk apakah homogen atau heterogen
3. Kemampuan penjual untuk mempengaruhi pasar
4. Pengetahuan penjual dan pembeli akan pasar yang di hadapinya
5. Mudah tidaknya perusahan baru untuk masuk pasar
Adanya dimensi pasar tersebut mengakibatkan terdapat tipa-tipe pasar yang tertentu yaitu :
a. Pasar Persaingan Sempurna
b. Pasr Monopoli
c. Pasar Persaingan Monopolistik
d. Pasar Oligopoli
A. PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
Pasar akan suatu produk dikatakan persaingan sempurna apabila jumlah penjual akan produk
yang sama ada banyak, barang yang diperjualbelikan homogen, seorang penjual secara
individual tidak dapa mempengaruhi pasar. Oleh karena itu penjual hanya bertindak sebagai
Price taker.
Dalam ekonomi tradisional didiskusikan penentuan harga dalam jangka waktu yang berbeda:
1. Jangka sangat pendek
Dalam jangka waktu sangat pendek produsen tidak dapat mengubah jumlah output yang

ditawarkan di pasar. Oleh karena itu harga output dipengaruhi oleh besar kecilnya permintaan
akan barang tersebut.
Total Revenue adalah penerimaan total yang diperoleh pengusaha karena telah menjual output.
TR = P.Q
TR : Total Revenue
P : Harga perunit
Q : Jumlah ouput yang dijual
Marginal revenue adalah tambahan penerimaan yang didapat karena bertambahnya barang yang
dijual dengan 1 unit.
♦TR
MR = -----♦Q
TR : Total Revenue
P : Harga perunit
Q : Jumlah ouput yang dijual
2. Jangka pendek
Suatu perusahaan yang beroperasi biasanya bertujuan memaksimumkan keuntungan. Perusahaan
yang bertujuan memaksimasi laba sebaiknya berproduksi pada tingkat output dmn marginal
Revenue = Marginal Cost.
Laba maksimum akan diperoleh produsen apabila :
1. MR = MC
2. Kurva MC mempunyai slope positif adalah Kurcva penawaran jangka pendek untuk
perusahaan dalam persaingan sempurna.
3. Kurva penawaran perusahaan dalam jangka pendek adalah kurva Marginal Cost diatas Shut
Down Point.
3. Jangka panjang
Dalam jangka panjang perusahaan dimungkinkan masuk keluar apsar. Jika masih ada laba
ekonomi maka perusahaan baru akan masuk pasar, sebaliknya jika ada kerugian akan ada
perusahaan yang keluar pasar dalam jangka panjang.
1. Kondisi keseimbangan jangka panjang tercapai pada saat :
♦ Harga (P) = Ongkos Marginal jangka Panjang (LMC)
♦ Harga (P) = Ongkos Rata – rata jangka panjang (LATC)
2. Kurva Penawaran Jangka Panjang untuk pasar output adalah berbentuk garis horizontal
apabila onkos rata – rata untuk memproduksi barang tersebut konstan dalam jangka panjang.
3. Kurva penawaran jangka panjang industri dengan biaya meningkat adalah belereng positif.
4. Kurva penawaran jangka panjang industri dengan biaya menurun adalah belereng negtif.
B. PASAR MONOPOLI
Pasar suatu barang dikatakan monopoli apabila hanya ada satu penjual dipasar, oleh karena itu
perusahaan dapat mempengaruhi harga di pasar.
Sebab – sebab monopoli :
Suatu perusahaan dapat berada pada posisi monopoli untuk suatu produk apabila perusahaan lain
menganggap industri tertentu tidak menentukan untuk dimasuki atau jika mereka melihat tidak

ada kemungkinan masuk pasar.
Hambatan – hambatan monopoli :
● Hambatan teknis masuk pasar terjadi karena MC dan AC produk sudah menurun sehingga
hanya perusahaan yang berskala besar yang efisien serta mahalnya biaya pengangkutan.
● Hambatan hokum pasar disebabkan karena pemberian hak paten dan hak penjualan tunggal
pada suatu peusahaan.
Memaksimisasi Laba
Jika perusahaan ingin mendapatkan keuntungan yang maksimum maka akan memproduksi
output pada tingkat dimana penerimaan marginal (MR) = Biaya Marginal (MC), dan kurva
penawarannya tidak dapat dirumuskan dengan baik.
Seorang monopoli dapat melakukan diskriminasi harga apabila pasar yang dihadapi oleh
monopoli secara efektif dapat dibedakan dengan adanya diskriminasi harga keuntungan yang
diperoleh monopoli akan meningkat.
Keberadaan monopoli secara umum kurang disukai pemerintah karena adanya laba ekonomi
yanga pada umumnya diterima oleh monopolis dan adanya distorsi alokasi sumberdaya karena