Kewirausahaan Korupsi dan Kebijakan Ekon
DAFTAR 151
KEWIRAUSAHAAN DAN PEREKONOMIAN INDON ESIA
Halaman
Judul
PERAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILffY DALAM PENGEM BAN6 AN EKONOMI
KREATIF 01 INDONESIA
Felix Kusma nto
1
INTEGRAnNG CONTRIBUTORY FACTORS TOWARD THE DEVElOPMENT OF A
SUSTAINABL E ENTREPRENEURSHIP FRAMEWORK(A CONCEPTUAL STU DY)
Maria lucia Kho Giok Song
12
MODEL PENGEMBANGAN USAHA KREATIF MASYARA KAT DESA
Muhammad Sri Wa hyudi Suhswentc, l utfi rrah man AM
20
MENI NGKATKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF NASIONAL MELALUI PENGEMBANGAN
2.
EKONOMI KREATlf MENGHADAPI PEREKDNOMIAN GLOBAL
Nurullst ifadah
3.
WIRAUSAHA: INOVASI DALAM MENYERAP
PASAR MIDDLE CLASS INDONESIA
Ok1afalia MariS3, Lell y Chr lstin
EKONOMI KREATIF
P. Julius F. Nagel
42
KETAHANAN WlRAUSAHA MUDA INDONESIA: MODAL VS KREAT IF ITAS
Okta fa lia Mens a, He ndr a
70
KEWIRAUSAHAAN DAN UMKM 01 INDONESIA
POTENSI LEMBAGA KEUANGAN MIKRO (CREDIT UNION) oALAM PENGENTASAN
KEMISKINAN MASYARAKAT PEDESAAN
lazat i Amp
er a n i ng~
m , Sri Kurniasih Agustin
PERAN STRATEGIK UMKM OALAM MENINGKATKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF
NASIONAl MELALUI PENGEMBANGAN INOUSTRI KREATIF
Alex Kah u lantum dan Y.M.V. Mudayen
AkUISISI SEBAGAI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA kECIL MENEGAH
(Studl Kasus dl Perusahaan X)
Arip Bud iono
77
.
93
.
PERAN KREDIT MIKRO (MICRO CREOll) DAN WARALABA MICRO (MICRO FRANCHISING)
DALAM PENINGKATAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGUSAHA DIINOONES1A:
KERANGKA KONSEPTUAl
Dina Me llita
iii
83
104
INDUSTRI KREATIFMEMERLUKAN BANYAK PROMOSI
Neneng Susan ti, Sakina Ichsa ni
441
PERAN MARKET SENSITIV ITY, CALCULATED RIS KTAKING, PASSION DAN PERSISTENT
OALAM KEBERHASILAN BISNIS ENTREPRENEUR MUOA
Maria Assumpta, Evl Marllna
450
FAKTORFAKTOR YANG MEMPENGARUHIINTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISW
Adi Kristiawan. Kuncono Te guh Yunanto
459
EFEK RESULT CONTROL DALAM KEB ERHASILA N PENDIDIKAN EN TREPRENEURSHIP:
SEBUAH STUDI KASUS
Wirawan EDRadianto
460
PROFIL DAN PREFERENSI KONSUMEN PROOUKBATIKSEBAGAI PRODUK KERAJINAN
INOUSTRI KREATIF 01 KAMPOENG BATI K LAWEYAN, SOLO, JAWATENGAH
Berna rd, Ismayanti, Jane
473
ANAUSIS BRANDERPRENEURSHIP PAOA UKM PERAWATAN KECA NTIKAN: KASUS SALON
'"WAXING CORNER
Bambang Sukma wiiava dan Mirana Hanathasia
KEWIRAUSAHAAN, KORUPSI DAN KEBIJAKAN EKONOMIINOONESIA
Maichal
483
vii
498
Seminar Nestcncl Kewircuschccn dan Ino vasi Bisnis II 20 12 (SN KIB II 2012)
Universitas Tarumanogora, Jakarta , 20 September 20 12
ISSN NO: 20891040
KEWIRAUSAHAAN. KORUPSI DAN KEBIJAKAN EKONOMIINDON ESIA
Maichal
e_.....;I: mlidu,l@Cil"'u:a,K .id
Abslra k
Indonesia merupakan salah satu negara dengan j umlah pcnduduk terbenyak di dunia setelah Cine, India dan
Amerib Serikai. Namun, meskipun demikian, Indonesia merupakan negara dengan jumlah wirausaha yang
rendah sctelah Cina dan Amerika Serikat yang masingmasing memiliki jumlah wirausaha sebanyak 10,1%,
dan 8, 3% ~pad
tahun 2011. Jumlah wirausaha di Indonesia sampai dengan lanuari 2012 berkisar 1,56%, di
mana jumlah ini lebih rendah dan jumlah wirausaha di Malaysia dan Singapura yang masingmasing
sebenyak 2,5'. dan 3,8%. Paper ini bertujuan unruk menganalisis faktor·faktor yang menyebabkan
rendahnya jumlah wirausaha di Indonesia, khususnya faktorfaktor yang bcrkaitan dengan kcbijakan ekonomi
dan tiogkal korupsi di Indonesia. Melode analisis yang digunakan dalam paper ini adalah metcde lrualitatif.
Hasil analisis menunjukkan bahwa rendahnya jumlah enfreprenetlrs (wirausaha) di indonesia disebabkan
oleh korupsi yang pada akhimya menyebabkan: (i) tidak efisiennya birokrasi di sektor pemerinteh, khususnya
birokrasi yang berkaitan dengan jumlah prosedur, waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk mengurus
perizinan mendirikan suatu usaha, dan (ii) minimnya jumlah infrastruktur di Indonesia. Paktcr lain yang
menyebabkan rendahnya wirausaha di Indonesia adalah kebijakan fisbl yang masih diarahkzln pada
peningkatan Produk Domestik Brute melalui peningkatan konsumsi dan kebijakan moneter yang belum
mampu menurunkan suku bunga kredit untuk modal kelja dan investasi.
Keywordl: Kewirausahaan, Korupsi, Kebijakan Ekonomi.
PENDAHULUAN
Entreprene ur (wirausaha) dapat dikatakan scbagai suatu perubahan pada pola
aktivitas manusia (McDaniel, 2005) . Perubahan pola dalam aktivitas manusia ini
terj adi pada akhir tahun 1700an, ketika revolusi industri yang terjadi di Inggris
memberikan pengaruh terhadap dunia modem yang mulai berkembang. Entrepreneur
didefinisikan sebagai seseorang yang menciptakan bisnis baru dengan segala risiko
dan ketidakpastian yang mungkin dihadapi dengan tujuan untuk memperoleh profit
dan pertumbuhan usaha dengan eara mengidentifikasi berbagai peluang dan
memanfaatkan sumber daya yang diperlukan (Zimmerer, et al, 2008) . Sedangkan,
entrepreneu rsh ip (kew irausahaan) didefmisikan sebagai suatu proses yang diawali
dengan mengidentifikasi peluang bisnis, membuat perencanaan untuk memanfaatkan
peluang tersebut dengan membuat perusahaan atau bisnis barn. mengumpulkan sumbe r
daya untuk merealisasikan perencanaan yang telah dibuat, dan mengembangkan sistem
manajemen yang baik untuk mencapai keuntungan dan pertumbuhan yang cepat
(Tiffin, 2004). Dengan demikian, istilah entrepreneur mengarah pada seseorang yang
melakukan kegiatan usaha (pelaku usaha), sedangkan entrep reneurship menunjukkan
proses yang dijalani oleh pelaku tersebut.
Kehadiran entrepreneur sanga t berperan terhadap perekonomian suatu negaca.
Kontribusi entrepreneur bagi pertumbuhan ekonomi pertama kali dikemukak an oleh
Joseph A. Schwnpe ter yang menyatakan bahwa pembangunan ekonomi terjadi dengan
adanya entrepreneur yang meningkatkan aktivitas ckonomi yang statis kepada
aktivitas ekonomi yang bertumbuh dengan cara memperkenalkan inovasiinovasi barn
(Wa lzer dan Athiyaman, 2007). Wennekers dan Thurik (1999) juga menunjukka n
498
Seminar Nas ional Kewirausa haan dan I novasi Bisnis II 2012 (SNKIB II 201 2)
Universi tas Tarumanogara, Jakar ta, 20 september 2012
ISSN NO: 2089·1040
bahwa terdapat hubungan yang positif antara entreprene ur, pertumbuhan ekonomi dan
tcrscd ianya lapangan pekerjaan. Untuk itu , entrepreneur merupakan faktor yang
sangat pent ing bag] pertumbuhan perekonomian, khu susnya di era globa lisasi dan
revolusi yang sa oga t pesat datam teknologi infonnasi dan komunikasi yang menuntut
perlunya perubahan struktural dan re loka si sumber daya.
Ind onesia mcrupakan salah satu negara yang memiliki ju mtah penduduk
terbanyak di dunia. Sebagai negara berkembang, Indonesia memiliki masatah dengan
tingginya jumlah pengangguran, di mana tingka t pengan gguran ( unemp loy ment rate/
di Ind on esia pada tahun 2011 mencapai 6,56%, lebi h ting gi dib andin gka n Cina yang
merupakan negara dengan penduduk terbanyak di dunia nam un memiliki tingkat
pengan gguran hanya sebcsar 4,1 % pad a tahun 2011 . Indonesia juga merupakan negara
yang rnemiliki jumlah entrepreneur tcrcudab bit a dibandingkan dengan dua negara
dcn gan jumlah penduduk terbanyak di dunia, yaitu Cina dan Amerika Serikat. Jum lah
entreprene ur di Indonesia sampai dengan Januari 2012 hanya berkisar 1,56%6 dari
j umlah penduduk . Dengan demikian, jumlah entrepreneur di Indonesia hanya
me ning kat 1,32% dari j umlah entrepreneur tahun 2009 yang han ya sebesar 0,24%.
Sedang kan, j umlah entreprene ur' di Cina dan Amerika Serikat mesin gm asing telah
mcncapa i 10,1% dan 8,3% pada tahun 20 11. Apabila dibandingkan dcngan bcbe rapa
negara As ia lainnya seperti Malaysia dan Singapura, jumlah entrepreneur di Ind onesia
ma sih rendah, di mana pada tahun 20 11, jumlah entrepren eur di Ma laysia dan
Sin gapura masin gmasing telah meneapai 2 ,5% dan 3,8%.
Den gan demikian, faktorfaktor apa yang men yebabkan rendahnya j umlah
entrepren eur di Ind onesia. Paper ini bertujuan untuk menganalisis faktorfaktor yang
menyebabkan rendahnya jumlah entrepreneur di Indonesia, khu susnya faktorfaktor
yang bcrkaitan dcn gan kebijakan ekonomi dan tingkat korupsi di Indonesia .
lSI DAN METODE
Subyek pada penelitian ini adalab jumlah entrepreneur di Indonesia . Sedangkan
objek pen elitian ini adalab kebijakan ekonomi dan tingkat korupsi di Indonesia. Penelitian
ini men ggunakan metode kualitatif dalarn menganalisis faktorfaktor yang menyebabkan
rendahnya jwnlab entrepreneur di Indonesia. Metode kualitatif yang digunakan adalah
studi literatur. Studi literatur digunakan untuk memberikan gambaran mengenai kebijakan
ekonomi dan tingkat korupsi di Indonesiarlan dan gambaran tersebut, diamb il
kesimpulan mengenai faktorfaktor yang menjadi penyebab rendahnya jumlah
entrepreneur di Indon esia. Kelemahan pada studi literatur berasa l dari Iiteratur yang
digunakan. Apabil a sumber literatur yang digunakan bukan berasal dari lembaga atau
sumber yang dapat dipercaya, maka hasil penelitian akan bias. Untuk itu, dalam penelitian
ini, surnber literatur yang digunakan berasa l dari Transparency lntemational, Global
Entrepreneur Monitor (GEM), World Economic Forum, Doing Business, Bank Indonesia
dan Badan Pusat Statistik,
II ASIL PENELlTlAN DAN DlSKUSI
Global Competitiveness Report menunjukkan bahwa faktorfaktor dominan yang
menjadi pengbambat utama dalam melakukan atau membangun suatu bisnis (start-up
business) di Indonesia selama periode 20072010 adalah: (i) korupsi, {ii) birokrasi
s Data lingkat pengangguran diperoleh dari http://www.tr&dingeeonomics.com
• Informasi data jumlah entrepreneur di Indonesia diperoleh dari htlp:llwww.bisnis.com dan
http://finance.detik.com
, Data jumla h entrepreneur di Cina, Amerika Serikat, Malaysia dan Singapura diperoleh dari Global
Entrepreneurship Monitor Report 201 1.
499
Seminar Nasional Kewircuscbccn don Inovosi Bisnis II 20 12 (SNKIB II 2012)
Universi ta s Tcrcrncncqc c. Jakarta. 20 September 2012
ISSN NO : 2089 -1040
pemerimah yang tidak efisien, dan (iii) muumnya infrastruktur. Pada dasamya, ketiga
faktor dominan ini merupakan faktorfaktor yang saling berkaitan. Birokrasi pemerintah
yang tidak efisien dan mininmya infrastruktur merupakan akibat dari tingginya tingkat
korup si di Indonesia. Gambar J menunjukkan peringkat Corruption Perception Index
(CPI) di Indonesia, Malaysia, Cina, Singapura dan Amerika Se rikat selama periode 200420 11. Berdasarkan CPI tahun 2011, Indonesia menempati peringkal ke 100 dari 183
negara, di mana peringkat ke 100 ini memposisikan Indonesia sebagai negara yang
memiliki tingkat korupsi cukup tinggi di dunia. Apabila dibandingkan dengan beberapa
negara lainnya, seperti Cina, Malaysia, Amcrika Scrika t dan Singapura, Indonesia masih
belum dap at menyaingi negaranegara tersebut dalam hal mengatasi masalah korupsi. Data
Cl'I tahun 2011 menunjukkan bahwa Singapura, Amerika Serikat, Malaysia dan Cine,
masingmasing berada diperingkat 5, 24, 60 dan 75.
Gambar 1. Corruption Perception Index Indonesla,l\I alaysia, Ctna, Singapura dan
Ameri ka Seri ka t, 200420 11
160
140
110
120
~
143
"S"i?:" ~
137
........
II I
1IO
eo
70
:::::=J:!::::
11
3.
19
40
,I'
20
17
5
~ l
-
l n d o e
200'
~ i 8
:s::::-
1
KEWIRAUSAHAAN DAN PEREKONOMIAN INDON ESIA
Halaman
Judul
PERAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILffY DALAM PENGEM BAN6 AN EKONOMI
KREATIF 01 INDONESIA
Felix Kusma nto
1
INTEGRAnNG CONTRIBUTORY FACTORS TOWARD THE DEVElOPMENT OF A
SUSTAINABL E ENTREPRENEURSHIP FRAMEWORK(A CONCEPTUAL STU DY)
Maria lucia Kho Giok Song
12
MODEL PENGEMBANGAN USAHA KREATIF MASYARA KAT DESA
Muhammad Sri Wa hyudi Suhswentc, l utfi rrah man AM
20
MENI NGKATKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF NASIONAL MELALUI PENGEMBANGAN
2.
EKONOMI KREATlf MENGHADAPI PEREKDNOMIAN GLOBAL
Nurullst ifadah
3.
WIRAUSAHA: INOVASI DALAM MENYERAP
PASAR MIDDLE CLASS INDONESIA
Ok1afalia MariS3, Lell y Chr lstin
EKONOMI KREATIF
P. Julius F. Nagel
42
KETAHANAN WlRAUSAHA MUDA INDONESIA: MODAL VS KREAT IF ITAS
Okta fa lia Mens a, He ndr a
70
KEWIRAUSAHAAN DAN UMKM 01 INDONESIA
POTENSI LEMBAGA KEUANGAN MIKRO (CREDIT UNION) oALAM PENGENTASAN
KEMISKINAN MASYARAKAT PEDESAAN
lazat i Amp
er a n i ng~
m , Sri Kurniasih Agustin
PERAN STRATEGIK UMKM OALAM MENINGKATKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF
NASIONAl MELALUI PENGEMBANGAN INOUSTRI KREATIF
Alex Kah u lantum dan Y.M.V. Mudayen
AkUISISI SEBAGAI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA kECIL MENEGAH
(Studl Kasus dl Perusahaan X)
Arip Bud iono
77
.
93
.
PERAN KREDIT MIKRO (MICRO CREOll) DAN WARALABA MICRO (MICRO FRANCHISING)
DALAM PENINGKATAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGUSAHA DIINOONES1A:
KERANGKA KONSEPTUAl
Dina Me llita
iii
83
104
INDUSTRI KREATIFMEMERLUKAN BANYAK PROMOSI
Neneng Susan ti, Sakina Ichsa ni
441
PERAN MARKET SENSITIV ITY, CALCULATED RIS KTAKING, PASSION DAN PERSISTENT
OALAM KEBERHASILAN BISNIS ENTREPRENEUR MUOA
Maria Assumpta, Evl Marllna
450
FAKTORFAKTOR YANG MEMPENGARUHIINTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISW
Adi Kristiawan. Kuncono Te guh Yunanto
459
EFEK RESULT CONTROL DALAM KEB ERHASILA N PENDIDIKAN EN TREPRENEURSHIP:
SEBUAH STUDI KASUS
Wirawan EDRadianto
460
PROFIL DAN PREFERENSI KONSUMEN PROOUKBATIKSEBAGAI PRODUK KERAJINAN
INOUSTRI KREATIF 01 KAMPOENG BATI K LAWEYAN, SOLO, JAWATENGAH
Berna rd, Ismayanti, Jane
473
ANAUSIS BRANDERPRENEURSHIP PAOA UKM PERAWATAN KECA NTIKAN: KASUS SALON
'"WAXING CORNER
Bambang Sukma wiiava dan Mirana Hanathasia
KEWIRAUSAHAAN, KORUPSI DAN KEBIJAKAN EKONOMIINOONESIA
Maichal
483
vii
498
Seminar Nestcncl Kewircuschccn dan Ino vasi Bisnis II 20 12 (SN KIB II 2012)
Universitas Tarumanogora, Jakarta , 20 September 20 12
ISSN NO: 20891040
KEWIRAUSAHAAN. KORUPSI DAN KEBIJAKAN EKONOMIINDON ESIA
Maichal
e_.....;I: mlidu,l@Cil"'u:a,K .id
Abslra k
Indonesia merupakan salah satu negara dengan j umlah pcnduduk terbenyak di dunia setelah Cine, India dan
Amerib Serikai. Namun, meskipun demikian, Indonesia merupakan negara dengan jumlah wirausaha yang
rendah sctelah Cina dan Amerika Serikat yang masingmasing memiliki jumlah wirausaha sebanyak 10,1%,
dan 8, 3% ~pad
tahun 2011. Jumlah wirausaha di Indonesia sampai dengan lanuari 2012 berkisar 1,56%, di
mana jumlah ini lebih rendah dan jumlah wirausaha di Malaysia dan Singapura yang masingmasing
sebenyak 2,5'. dan 3,8%. Paper ini bertujuan unruk menganalisis faktor·faktor yang menyebabkan
rendahnya jumlah wirausaha di Indonesia, khususnya faktorfaktor yang bcrkaitan dengan kcbijakan ekonomi
dan tiogkal korupsi di Indonesia. Melode analisis yang digunakan dalam paper ini adalah metcde lrualitatif.
Hasil analisis menunjukkan bahwa rendahnya jumlah enfreprenetlrs (wirausaha) di indonesia disebabkan
oleh korupsi yang pada akhimya menyebabkan: (i) tidak efisiennya birokrasi di sektor pemerinteh, khususnya
birokrasi yang berkaitan dengan jumlah prosedur, waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk mengurus
perizinan mendirikan suatu usaha, dan (ii) minimnya jumlah infrastruktur di Indonesia. Paktcr lain yang
menyebabkan rendahnya wirausaha di Indonesia adalah kebijakan fisbl yang masih diarahkzln pada
peningkatan Produk Domestik Brute melalui peningkatan konsumsi dan kebijakan moneter yang belum
mampu menurunkan suku bunga kredit untuk modal kelja dan investasi.
Keywordl: Kewirausahaan, Korupsi, Kebijakan Ekonomi.
PENDAHULUAN
Entreprene ur (wirausaha) dapat dikatakan scbagai suatu perubahan pada pola
aktivitas manusia (McDaniel, 2005) . Perubahan pola dalam aktivitas manusia ini
terj adi pada akhir tahun 1700an, ketika revolusi industri yang terjadi di Inggris
memberikan pengaruh terhadap dunia modem yang mulai berkembang. Entrepreneur
didefinisikan sebagai seseorang yang menciptakan bisnis baru dengan segala risiko
dan ketidakpastian yang mungkin dihadapi dengan tujuan untuk memperoleh profit
dan pertumbuhan usaha dengan eara mengidentifikasi berbagai peluang dan
memanfaatkan sumber daya yang diperlukan (Zimmerer, et al, 2008) . Sedangkan,
entrepreneu rsh ip (kew irausahaan) didefmisikan sebagai suatu proses yang diawali
dengan mengidentifikasi peluang bisnis, membuat perencanaan untuk memanfaatkan
peluang tersebut dengan membuat perusahaan atau bisnis barn. mengumpulkan sumbe r
daya untuk merealisasikan perencanaan yang telah dibuat, dan mengembangkan sistem
manajemen yang baik untuk mencapai keuntungan dan pertumbuhan yang cepat
(Tiffin, 2004). Dengan demikian, istilah entrepreneur mengarah pada seseorang yang
melakukan kegiatan usaha (pelaku usaha), sedangkan entrep reneurship menunjukkan
proses yang dijalani oleh pelaku tersebut.
Kehadiran entrepreneur sanga t berperan terhadap perekonomian suatu negaca.
Kontribusi entrepreneur bagi pertumbuhan ekonomi pertama kali dikemukak an oleh
Joseph A. Schwnpe ter yang menyatakan bahwa pembangunan ekonomi terjadi dengan
adanya entrepreneur yang meningkatkan aktivitas ckonomi yang statis kepada
aktivitas ekonomi yang bertumbuh dengan cara memperkenalkan inovasiinovasi barn
(Wa lzer dan Athiyaman, 2007). Wennekers dan Thurik (1999) juga menunjukka n
498
Seminar Nas ional Kewirausa haan dan I novasi Bisnis II 2012 (SNKIB II 201 2)
Universi tas Tarumanogara, Jakar ta, 20 september 2012
ISSN NO: 2089·1040
bahwa terdapat hubungan yang positif antara entreprene ur, pertumbuhan ekonomi dan
tcrscd ianya lapangan pekerjaan. Untuk itu , entrepreneur merupakan faktor yang
sangat pent ing bag] pertumbuhan perekonomian, khu susnya di era globa lisasi dan
revolusi yang sa oga t pesat datam teknologi infonnasi dan komunikasi yang menuntut
perlunya perubahan struktural dan re loka si sumber daya.
Ind onesia mcrupakan salah satu negara yang memiliki ju mtah penduduk
terbanyak di dunia. Sebagai negara berkembang, Indonesia memiliki masatah dengan
tingginya jumlah pengangguran, di mana tingka t pengan gguran ( unemp loy ment rate/
di Ind on esia pada tahun 2011 mencapai 6,56%, lebi h ting gi dib andin gka n Cina yang
merupakan negara dengan penduduk terbanyak di dunia nam un memiliki tingkat
pengan gguran hanya sebcsar 4,1 % pad a tahun 2011 . Indonesia juga merupakan negara
yang rnemiliki jumlah entrepreneur tcrcudab bit a dibandingkan dengan dua negara
dcn gan jumlah penduduk terbanyak di dunia, yaitu Cina dan Amerika Serikat. Jum lah
entreprene ur di Indonesia sampai dengan Januari 2012 hanya berkisar 1,56%6 dari
j umlah penduduk . Dengan demikian, jumlah entrepreneur di Indonesia hanya
me ning kat 1,32% dari j umlah entrepreneur tahun 2009 yang han ya sebesar 0,24%.
Sedang kan, j umlah entreprene ur' di Cina dan Amerika Serikat mesin gm asing telah
mcncapa i 10,1% dan 8,3% pada tahun 20 11. Apabila dibandingkan dcngan bcbe rapa
negara As ia lainnya seperti Malaysia dan Singapura, jumlah entrepreneur di Ind onesia
ma sih rendah, di mana pada tahun 20 11, jumlah entrepren eur di Ma laysia dan
Sin gapura masin gmasing telah meneapai 2 ,5% dan 3,8%.
Den gan demikian, faktorfaktor apa yang men yebabkan rendahnya j umlah
entrepren eur di Ind onesia. Paper ini bertujuan untuk menganalisis faktorfaktor yang
menyebabkan rendahnya jumlah entrepreneur di Indonesia, khu susnya faktorfaktor
yang bcrkaitan dcn gan kebijakan ekonomi dan tingkat korupsi di Indonesia .
lSI DAN METODE
Subyek pada penelitian ini adalab jumlah entrepreneur di Indonesia . Sedangkan
objek pen elitian ini adalab kebijakan ekonomi dan tingkat korupsi di Indonesia. Penelitian
ini men ggunakan metode kualitatif dalarn menganalisis faktorfaktor yang menyebabkan
rendahnya jwnlab entrepreneur di Indonesia. Metode kualitatif yang digunakan adalah
studi literatur. Studi literatur digunakan untuk memberikan gambaran mengenai kebijakan
ekonomi dan tingkat korupsi di Indonesiarlan dan gambaran tersebut, diamb il
kesimpulan mengenai faktorfaktor yang menjadi penyebab rendahnya jumlah
entrepreneur di Indon esia. Kelemahan pada studi literatur berasa l dari Iiteratur yang
digunakan. Apabil a sumber literatur yang digunakan bukan berasal dari lembaga atau
sumber yang dapat dipercaya, maka hasil penelitian akan bias. Untuk itu, dalam penelitian
ini, surnber literatur yang digunakan berasa l dari Transparency lntemational, Global
Entrepreneur Monitor (GEM), World Economic Forum, Doing Business, Bank Indonesia
dan Badan Pusat Statistik,
II ASIL PENELlTlAN DAN DlSKUSI
Global Competitiveness Report menunjukkan bahwa faktorfaktor dominan yang
menjadi pengbambat utama dalam melakukan atau membangun suatu bisnis (start-up
business) di Indonesia selama periode 20072010 adalah: (i) korupsi, {ii) birokrasi
s Data lingkat pengangguran diperoleh dari http://www.tr&dingeeonomics.com
• Informasi data jumlah entrepreneur di Indonesia diperoleh dari htlp:llwww.bisnis.com dan
http://finance.detik.com
, Data jumla h entrepreneur di Cina, Amerika Serikat, Malaysia dan Singapura diperoleh dari Global
Entrepreneurship Monitor Report 201 1.
499
Seminar Nasional Kewircuscbccn don Inovosi Bisnis II 20 12 (SNKIB II 2012)
Universi ta s Tcrcrncncqc c. Jakarta. 20 September 2012
ISSN NO : 2089 -1040
pemerimah yang tidak efisien, dan (iii) muumnya infrastruktur. Pada dasamya, ketiga
faktor dominan ini merupakan faktorfaktor yang saling berkaitan. Birokrasi pemerintah
yang tidak efisien dan mininmya infrastruktur merupakan akibat dari tingginya tingkat
korup si di Indonesia. Gambar J menunjukkan peringkat Corruption Perception Index
(CPI) di Indonesia, Malaysia, Cina, Singapura dan Amerika Se rikat selama periode 200420 11. Berdasarkan CPI tahun 2011, Indonesia menempati peringkal ke 100 dari 183
negara, di mana peringkat ke 100 ini memposisikan Indonesia sebagai negara yang
memiliki tingkat korupsi cukup tinggi di dunia. Apabila dibandingkan dengan beberapa
negara lainnya, seperti Cina, Malaysia, Amcrika Scrika t dan Singapura, Indonesia masih
belum dap at menyaingi negaranegara tersebut dalam hal mengatasi masalah korupsi. Data
Cl'I tahun 2011 menunjukkan bahwa Singapura, Amerika Serikat, Malaysia dan Cine,
masingmasing berada diperingkat 5, 24, 60 dan 75.
Gambar 1. Corruption Perception Index Indonesla,l\I alaysia, Ctna, Singapura dan
Ameri ka Seri ka t, 200420 11
160
140
110
120
~
143
"S"i?:" ~
137
........
II I
1IO
eo
70
:::::=J:!::::
11
3.
19
40
,I'
20
17
5
~ l
-
l n d o e
200'
~ i 8
:s::::-
1