I. PENDAHULUAN - Prosiding 3 Potensi dan Hambatan Pengelolaan KHDTK Penelitian Samboja
POTENSI DAN HAMBATAN PENGELOLAAN
KAWASAN HUTAN DENGAN TUJUAN KHUSUS (KHDTK)
PENELITIAN SAMBOJA
Oleh:
1
2
1 Wahyu Catur Adinugroho , Dody Setiabudi , Wawan Gunawan ,
1
11 Tri Atmoko dan Noorcahyati
ABSTRAK
Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) untuk Hutan Penelitian Samboja secara administrif berlokasi di Kel. Sungai Merdeka, Kec. Samboja, Kab. Kutai Kertanegara dan Desa Semoi, Kec. Sepaku, Kab. Penajam Paser Utara, Prop Kaltim dengan luas 3.504 Ha berdasarkan SK Menteri Kehutanan Nomor: SK.201/MENHUT-
II/2004 tanggal 10 Juni 2004. KHDTK ini pada awalnya adalah stasiun penelitian yang dikenal dengan Wanariset Samboja seluas 504 Ha yang kemudian pada Tahun 1991 mengalami perluasan menjadi 3.504 Ha.
KHDTK untuk Hutan Penelitian Samboja mempunyai potensi biofisik yang mendukung pelaksanaan TUPOKSI LP2SP yaitu untuk melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang teknologi konservasi biodiversitas wilayah Kalimantan. Pada tahun 2007, KHDTK diharapkan dapat mendukung kegiatan penelitian dibidang Teknologi Perbenihan seiring perubahan Loka Penelitian dan Pengembangan Satwa Primata (LP2SP) menjadi Balai Penelitian Teknologi Perbenihan (BPTP) Samboja.
Berdasarkan rencana pengelolaan KHDTK untuk Hutan Penelitian Samboja, hingga tahun 2006 telah dilakukan beberapa kegiatan: pembangunan sarpras, pemantapan kawasan, pengamanan, pemeliharaan plot, pengembangan potensi, penanaman dan sosialisasi, meskipun dalam pelaksanaannya menghadapi banyak hambatan dan kendala. Potensi dan kendala yang dihadapi ini pada akhirnya dijadikan acuan dalam merencanakan kegiatan yang akan dilakukan pada tahun berikutnya
Kata Kunci : KHDTK untuk Hutan Penelitian Samboja, Potensi, Kendala, Rencana
Kegiatan
I. PENDAHULUAN
Kawasan hutan Wanariset Samboja telah ditetapkan pada tahun 1979 melalui SK Menteri Pertanian No. 723/Kpts/Um/II/1979 dengan luas hutan 504 ha yang selanjutnya melalui SK Menteri Kehutanan No. 290/Kpts-II/91 luas Wanariset Samboja ditambah hingga menjadi 3.504 ha. Hutan Wanariset Samboja tersebut kemudian ditunjuk menjadi Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus untuk Hutan Penelitian Samboja melalui Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK.201/MENHUT-II/2004 tentang Penunjukkan Kawasan Hutan Seluas ± 3.504 (Tiga Ribu Lima Ratus Empat) Hektar pada Kawasan Taman Wisata Alam Bukit Soeharto di Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Pasir
1 Peneliti pada Loka Litbang Satwa Primata
2. Kepala Lok Litbang Satwa Primata
Provinsi Kalimantan Timur Sebagai Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus untuk Hutan Penelitian Samboja. Adapun yang ditunjuk sebagai pengelola Hutan Penelitian Samboja tersebut berdasarkan SK.201/MENHUT-II/2004 adalah Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Departemen Kehutanan.
KHDTK untuk Hutan Penelitian Samboja merupakan bagian dari kawasan Taman Wisata Alam Bukit Soeharto yang memiliki luas ± 61.850 Hektar (berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. 270/Kpts-II/1991 pada tanggal 20 Mei 1991) yang selanjutnya statusnya berubah menjadi Taman Hutan Raya Bukit Soeharto (berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. SK.419/Menhut-II/2004 pada tanggal 19 Oktober 2004).
Gambar 1. Peta Kawasan KHDTK, Hutan Penelitian Samboja
II. POTENSI BIOFISIK KAWASAN DAN SOSEK MASYARAKAT
KHDTK untuk Hutan Penelitian Samboja terletak di daerah pemerintahan Kelurahan Sungai Merdeka, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, dan Desa Semoi, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Propinsi Kalimantan Timur.
Jenis tanah pada lokasi samboja adalah Podsolik Merah Kuning (PMK), berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson, termasuk kedalam iklim tipe A. Suhu udara
o o
berkisar antara 26 -28
C, kelembaban rata-rata berkisar antara 63-89%. Rata-rata curah hujan tahunan berkisar 1.682
- – 2.314 mm dengan jumlah hari hujan 72 –154 hari. Ketinggian KHDTK untuk Hutan Penelitian Samboja di wilayah samboja antara 50-150 m dpl, sedangkan semoi ketinggiannya adalah 40 - 140 m dpl.
KHDTK untuk Hutan Penelitian Samboja mempunyai peran penting dalam ketersedian air di Samboja dan Semoi karena dilalui oleh sungai Saka Kanan, sungai Petatai, dan sungai Muarawali yang termasuk ke dalam dua Daerah Aliran Sungai (DAS), yaitu: DAS Seluang dan DAS Semoi. KHDTK untuk Hutan Penelitian Samboja termasuk dalam ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah, jenis vegetasi yang ada adalah jenis pionir, namun masih banyak pula ditemukan jenis-jenis komersil atau jenis tumbuhan langka yang dilindungi seperti
Eusideroxylon zwageri, Dyera costulata, Diospyros borneensis, dan Aquilaria
malaccensis.KHDTK untuk Hutan Penelitian Samboja memiliki berbagai jenis fauna, terutama: mammalia besar, mammalia kecil, serangga, dan jenis-jenis burung.
Jumlah penduduk yang terdapat di sekitar KHDTK untuk Hutan Penelitian Samboja adalah sebanyak 650 KK. Masyarakat yang terdapat di sekitar KHDTK untuk Hutan Penelitian Samboja dan berinteraksi langsung dengan kawasan hutan tersebut terdiri atas 3 kelompok RT, yati RT 11 dan 17 Kel Sungai Merdeka serta Masyarakat Desa Semoi I, II, dan IV Kec. Sepaku, Kab. Penajam Paser Utara yang tinggal di Km 21 - Km 27 (arah Sepaku). Pada umumnya masyarakat bermatapencaharian sebagai petani, karyawan swata, pedagang dan tukang chainsaw.
KHDTK untuk Hutan Penelitian Samboja mempuyai potensi kawasan untuk dikembangkan menjadi Tegakan Sumber Benih, Wana Farma dan Ekowisata serta Pendidikan Konservasi selain tujuan utama yaitu sebagai Plot Penelitian. Keberadaan beberapa jenis tumbuhan langka yang dilindungi seperti Eusideroxylon zwageri, Dyera
costulata, Diospyros borneensis, dan Aquilaria malaccensis yang telah mampu berbuah
dan berbungan dapat menjadikan sumber benih bagi jenis-jenis tersebut. Adanya kerjasama dengan ITTO melalui biofarmaka IPB dalam penanaman tanaman obat merupakan potensi tersendiri bagi pengembangan KHDTK menjadi wana farma. Keberadaan air panas dan hutan wartono kadri yang masih utuh dan belum mengalami gangguan merupakan potensi untuk dikembangkan menjadi ekowisata maupun tempat pendidikan konservasi. Sebagai Plot Penelitian, di KHDTK untuk Hutan Penelitian Samboja telah dilakukan berbagai penelitian. Lokasi plot penelitian terletak di Km 2,5 s/d Km 7, Km 10,5 s/d Km 22 ke arah semoi serta Km 39 ke arah Samarinda. Beberapa plot yang ada diantaranya seperti terlihat pada Tabel 1. Upaya pengembangan potensi kawasan ini dapat mendukung upaya kearah kemandirian pendanaan pengelolaan. Tabel 1. Beberapa Plot Penelitian yang ada di KHDTK untuk Hutan Penelitian Samboja
No Nama Plot Lokasi Jenis Tanaman & Perlakuan Pelaksana
1 Km 3 ke S. Belangeran, S. Leprosula, S. -
Riskan (BP2K) arah Parvifolia, Dryobalanops
Semoi Jarak Tanam : 5 x 5 m
2 Pengamatan Km 3 ke S. lamellata Ngatiman pertumbuhan arah Luas : 1,5 Ha (BP2K) penyakit kerdil Semoi Jarak Tanam 10 x 5m Tahun 1997/1998
3 Penelitian Ulin dari Km 3 Eusiderocylon zwageri Mulyana Omon
cabutan dan putaran Jarak tanam : 5x5m (LP2SP)
4 Kebun Benih Jenis Km 3 S. levis, S. Leprosula, S. Parvifolia, BPTH
Unggulan Dryobalanops, Eusiderocylon Banjarbaru
Kalimantan Jarak Tanam : 3x3m5 Tanaman Ayu Km 3 Perupuk dan Dua banga Erna (BP2K) Jarak tanam : 5x5m
6 Penanaman Gaharu Km 3 Jarak Tanam : 5x5m dan 5 x7 m Rayan (BP2K) Nopember 2001
7 Aplikasi Mikroba Km 5 Stek S. Johorensis dan S. Parvifolia Mulyana Omon
Tanah (LP2SP)
8 Jenis Prioritas Km 5 S. Johorensis Mulyana Omon
Andalan Jarak Tanam : 7x7m, 5x5m, 3x3m (LP2SP)
9 Plasma Nutfah Km 7 S. Johorensis, S. Leprosula, S. Kade Sidiyasa
Tanaman Hutan Parvifolia, S. Parvistipulata, (LP2SP)
Kaliamantan Jarak Tanam : 5x5m
10 Buah-buahan Asli Km 7 Nangka, Hau, Kwini, Durian, Kade Sidiyasa
Kalimantan Langsat, Rambai, Cempedak, Lai, (LP2SP)
Manggis hutan, Asam Kumanjin, Rambutan, Terap, Kecapi, Binjai Jarak Tanam : 5x5m
11 Agroforestry Km 39 Sengon, Petai, Mangga dan Durian Faiqotul Fallah
(LP2SP)Gambar 2. Air Panas di Km 6 Gambar 3. Pohon berdiameter besar sebagai sumber benih
Gambar 4. Wartono Kadri sebagai ekowisata dan unit pendidikan konservasi Berdasarkan potensi biofisik dan penggunaan lahan yang ada di KHDTK untuk Hutan Penelitian Samboja, maka dalam pengelolaannya diarahkan kedalam blok-blok penggunaan lahan seperti terlihat pada Gambar 4.
Gambar 5. Pembagian Blok Penggunaan Lahan
III. KEGIATAN PENGELOLAAN HINGGA TAHUN 2006
Berdasarkan rencana pengelolaan KHDTK untuk Hutan Penelitian Samboja dengan jangka waktu 10 tahun, yang disusun dengan acuan dan arahan yang terdapat dalam Rencana Induk Pengelolaan KHDTK Litbang 2005
- – 2015 yang telah ditetapkan oleh Badan Litbang Kehutanan dimana rencana pengelolaan KHDTK tersebut disusun berdasarkan kondisi dan potensi kawasan yang ada sehinga kegiatan yang dilakukan dapat berjalan lancar. Maka hingga tahun 2006 telah dilakukan beberapa kegiatan, yaitu :
A. Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja
Mengingat tekanan terhadap KHDTK untuk Hutan Penelitian Samboja yang semakin meningkat, maka saat ini telah terbentuk susunan organisasi pengelola KHDTK untuk Hutan Penelitian Samboja berdasarkan Keputusan Kepala Loka Penelitian dan Pengembangan Satwa Primata Nomor : SK.87/Kpts/LP2SP/2006, sambil menunggu susunan struktur organisasi pengelola KHDTK untuk Hutan Penelitian Samboja beserta petugas-petugasnya yang ditetapkan oleh Badan Litbang Kehutanan sebagai pengelola KHDTK untuk Hutan Penelitian Samboja.
Kepala KHDTK Penanggung Penanggung Penanggung Jawab Humas Jawab TU Jawab Teknis Pegawai Pegawai Pegawai Pegawai Persemaian Penanaman dan Pengamanan Penyuluh dan Pemeliharaan KHDTK KHDTK Pemberdayaan Plot Penelitian Masyarakat
Gambar 6. Struktur Pengelola KHDTK Hutan Penelitian Samboja
B. Pemantapan Kawasan
Pada tahun 2005 KHDTK untuk Hutan Penelitian Samboja telah dilakukan tata batas oleh BPKH Samarinda yang didahului kegiatan Public hearing dengan tokoh-tokoh masyarakat dan instansi terkait. Namun kegiatan tata batas ini masih menyisakan permasalahan yang belum terselesaikan dimana masyarakat masih mengklaim beberapa bagian dari KHDTK adalah tanah hak milik mereka sebelum ditetapkan menjadi KHDTK, masyarakat hanya mengakui kawasan hutan seluas 504 Ha yang disebut wanariset Samboja.
Pembangunan Sarana dan Prasarana C.
Pembangunan/pengadaan sarana dan prasarana merupakan salah satu kebutuhan pokok guna menunjang kelancaran pelaksanaan pengelolaan dan fungsi pelayanan yang optimal. Pada tahun 2005, telah dilaksanakan renovasi Bangunan Kantor KHDTK, jembatan yang terletak di Km 7 ke arah Semoi. Namun ketersediaan bangunan ini belum didukung dengan ketersediaan fasilitas dan sarana penunjang lainnya.
D. Pembangunan Persemaian
Untuk mendukung ketersediaan bibit dalam rangka kegiatan rehabilitasi dan menunjang kegiatan penelitian, maka pada tahun 2006 telah dibangun persemaian dengan kapasitas bedeng 45.000 bibit, terletak di Km 7 ke arah Semoi. Keberadaan persemaian ini juga dapat mendukung upaya melibatkan masyarakat melalui kegiatan pengisian polybag, pencarian bibit, dll.
Kegiatan Pemeliharan Arboretum dan Plot-plot Penelitian E.
Kegiatan pemeliharaan Arboretum dan plot-plot penelitian merupaan kegiatan rutin tahunan yang dilakukan yaitu dengan melakukan pembersihan jalur, perbaikan papan nama yang rusak. Kegiatan ini dilakukan dengan bekerjasama masyarakat di sekitar KHDTK.
Kegiatan Pembuatan Sekat Bakar F.
Mengingat hutan yang masih terjaga hanya di kawasan wartono kadri maka Pada tahun 2005 telah dilaksanakan pembuatan rintis rencana sekat bakar mengelilingi hutan yang masih utuh di wartono kadri. Pada tahun 2006 merupakan tindak lanjut dari kegiatan tahun 2005.
G. Kegiatan Pengelolaan Arboretum Wartono Kadri
Arboretum Wartono Kadri atau yang sering dikenal dengan rintis wartono kadri merupakan hutan yang tersisa yang masih utuh sehingga mulai pada tahun 2005 diupayakan dikembangkan menjadi Unit Pendidikan Konservasi Alam dan Interpretasi Lingkungan. Untuk mendukung pengembangan ini maka telah dilakukan perbaikan track, pembuatan papan arah, pembuatan papan peringatan, kotak sampah, jembatan dan shelter.
H. Pemeliharaan Batas
Pemeliharaan batas kawasan KHDTK sepanjang 7 Km dengan lebar 2 m, mulai dari Km 1,5 sampai dengan Km 5 jalan ke arah Semoi. Sebagai tanda batas kawasan juga dilakukan pemberian cat warna kuning/ merah pada batang pohon di beberapa tempat pada batas.
Kegiatan Pengamanan I.
Kegiatan pengamanan mengalami banyak kendala mengingat belum tersedianya tenaga khusus yang mempunyai kemampuan dan kompetensi dibidang pengamanan seperti jagawana/polhut tetapi kegiatan pengamanan tetap diupayakan untuk dilakukan secara berkala dengan melakukan patroli. Telah terjadi beberapa kejadian illegal logging, kebakaran, perambahan dan pencurian menara pantau kebakaran.
Penanaman J.
Pada bulan Nopember 2006 telah dilakukan penanaman Aren pada batas kawasan 504 ha dengan jarak tanam 5 meter. Penanaman aren ini dilakukan sebagai batas kawasan dan juga nantinya tanaman aren ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Untuk menjaga tanaman aren agar tidak dirusak oleh babi hutan dilakukan pengamanan dengan menancapkan kayu mengelilingi tanaman aren.
K. Kegiatan Sosialisasi dan Penyuluhan
Upaya sosialisasi dan penyuluhan tentang pentingnya keberadaan suatu kawasan hutan khususnya KHDTK Samboja dilakukan melalui kunjungan ke RT-RT dan Kelurahan di Sekitar KHDTK Samboja serta kampanye. Kegiatan ini juga dilakukan dalam upaya melakukan identifikasi apa yang menjadi permasalahan masyarakat dengan keberadaan KHDTK Samboja.
IV. PERMASALAHAN DAN KENDALA PENGELOLAAN
Seiring kegiatan pengelolaan yang telah dilakukan hingga tahun 2006 terdapat beberapa permasalahan yang menjadi kendala untuk meuwujudkan pengelolaan yang optimal. Permasalahan dan kendala tersebut secara ringkas disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Permasalah dan Upaya Tindak Lanjut dalam kegiatan pengelolaan KHDTK untuk Hutan Penelitian Samboja
Pengelolaan KHDTK, Arboretum dan Lingkungan Permasalahan :
□ Tidak adanya persamaan persepsi dan komitmen pentingnya keberadaan KHDTK, Perambahan kawasan dan pencurian kayu (illegal loging) di dalam kawasan KHDTK serta Kebakaran hutan
□ Keterbatasan SDM pengelola dan pengamanan KHDTK sehingga SDM KHDTK juga merangkap jabatan lain
□ Keterbatasan sarpras KHDTK
Upaya tindak lanjut : □ Koordinasi dengan pihak terkait, sosialisasi, penyuluhan, bina masyarakat, mengikutsertakan masyarakat sekitar dan pegawai dalam pelatihan penanggulangan kebakaran hutan
□ Pengusulan tenaga khusus untuk pengelolaan KHDTK dan Polhut sebagai tenaga pengamanan
□ Pengadaan sarpras KHDTK sesuai dengan kebutuhan
V. RENCANA KEGIATAN KE DEPAN
Berdasarkan potensi kawasan, permasalahan dan kendala pengelolaan serta mengacu pada rencana pengelolaan KHDTK untuk Hutan Penelitian Samboja dengan jangka waktu 10 tahun, yang disusun dengan acuan dan arahan yang terdapat dalam Rencana Induk Pengelolaan KHDTK Litbang 2005
- – 2015 yang telah ditetapkan oleh Badan Litbang Kehutanan, maka kegiatan ke depan yang akan dilakukan secara ringkas disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Program Kegiatan Pengelolaan KHDTK untuk Hutan Penelitian Samboja No Program Kegiatan Luaran Keterangan
2
1
5 A Pengadaan Sarana dan Prasarana
1 Renovasi bangunan di Km 7 Tersedianya bangunan kantor, mess dan gudang
2 Sarana komunikasi Tersedianya sarana komunikasi
3 Sarana Transportasi (2 motor trail dan 1 mobil lapangan) Tersedianya sarana transportasi
4 Peralatan pemadaman kebakaran Tersedianya alat pemadam kebakaran
5 Peralatan penelitian Tersedianya alat-alat pendukung penelitian
6 Alat Tulis Kantor Tersedianya alat tulis kantor
B Kegiatan Pengelolaan
1 Pemeliharaan plot, rehabilitasi dan arboretum Plot, rehabilitasi dan arboretum terpelihara
2 Perlindungan dan pengamanan kawasan Terminimalisirnya kerusakan kawasan
3
3 Inventarisasi dan Identifikasi Potensi Sumberdaya Alam
11 Pemetaan/Identifikasi Permasalahan
Tersedianya informasi dalam rangka pengembangan menjadi sumber benih, wana farma, ekowisata
14 Pengembangan ke arah kemandirian pendanaan pengelolaan
15 Pemantauan dan Evaluasi Kegiatan pengelolaan terpantau dan terevaluasi dengan baik
Tersedianya informasi dalam rangka pengembangan menjadi sumber benih, wana farma, ekowisata
14 Pengembangan ke arah kemandirian pendanaan pengelolaan
Tersedianya peraturan/mekanisme (payung hukum) yang terkait dengan pengelolaan KHDTK
13 Membuat peraturan/mekanisme (payung hukum) yang terkait dengan pengelolaan KHDTK
12 Sosialisasi dan Kampanye kesadaran dan dukungan publik terhadap kelestarian dan keberadaan KHDTK Samboja
Tersedianya informasi permasalahan yang terjadi di lapangan serta terpetakan daerah mana dalam kawasan KHDTK Samboja yang mengalami konflik dengan berbagai tipe permasalahan
10 Pengembangan Integrasi dan Koordinasi terjalinnya integrasi dan koordinasi secara internal maupun eksternal
Tersedianya data potensi kawasan
Terlaksananya program pendidikan Konservasi alam dan Interpretasi lingkungan
9 Pengembangan menjadi Unit Pendidikan Konservasi Alam dan Interpretasi Lingkungan
8 Pembibitan Tanaman Hutan Tersedianya bibit tanaman hutan
7 Rehabilitasi Kawasan Berkurangnya kawasan yang terbuka
6 Pembagian Zona Kawasan Kawasan terbagi dalam beberapa zonasi
Teridentifikasi dan terpetakan lahan masayarakat dalam kawasan
5 Identifikasi dan Pemetaan Lahan Masyarakat dalam Kawasan
Tersedianya data-data kegiatan penelitian
4 Pengumpulan data-data Kawasan (Kondisi biofisik, kegiatan penelitian)
15 Pemantauan dan Evaluasi Kegiatan pengelolaan terpantau dan terevaluasi dengan baik
VI. PENUTUP
KHDTK untuk Hutan Penelitian Samboja mempunyai potensi Biofisik yang mendukung Pelaksanaan TUPOKSI LP2SP maupun Teknologi Perbenihan Samboja pada Tahun 2007 nanti. Untuk mewujudkan pengelolaan KHDTK untuk Hutan Penelitian Samboja secara efektif maka upaya-upaya tindak lanjut pemecahan masalah harus segera dilakukan meliputi pengadaan dan peningkatan kemampuan SDM (Sumber Daya Manusia), pengadaan Sarana dan Prasarana serta meminimalisasi gangguan yang mengancam kelestarian kawasan.