Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter

  EKONOMI MONETER I

  

Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter

  • Ada beberapa jalur moneter yang mempengaruhi kegiatan ekonomi, diantaranya:
    • – Jalur suku bunga
    • – Jalur nilai tukar
    • – Jalur harga aset
    • – Jalur kredit
    • – Jalur ekspektasi

Jalur suku bunga

  • Mekanisme transmisi melalui jalur suku bunga menekankan bahwa kebijakan moneter dapat mempengaruhi permintaan agregat melaui perubahan suku bunga
  • Pengaruh perubahan suku bunga jangka pendek ditransmisikan pada suku bunga jangka menengah-panjang melalui mekanisme penyeimbangan sisi permintaan dan penawaran di pasar uang. Perkembangan suku bunga tersebut akan mempengaruhi cost of capital (biaya modal) yang pada gilirannya akan mempengaruhi pengeluaran investasi dan konsumsi yang

    merupakan komponen dari permintaan agregat.

  Kebijakan Moneter Jumlah Uang Beredar Biaya Modal Suku Bunga

  

Jalur suku bunga

  • • Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter

    melalui Jalur Suku Bunga

  Investasi/ konsumsi

  

Jalur nilai tukar

  • • Mekanisme transmisi melalui jalur niLli tukar

    menekankan bahwa pergerakan nilai tukar dapat mempengaruhi perkembangan penawaran dan permintaan agregat, dan selanjutnya output dan harga.
  • • Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter melalui

    Jalur Nilai Tukar

  Kebijakan Nilai Harga Realtif Harga Moneter Tukar Impor Jumlah Uang Permintaan Beredar

  Agregat

Jalur harga aset

  • Mekanisme transmisi melalui jalur harga aset menekankan bahwa kebijakan moneter berpengaruh pada perubahan harga aset dan kekayaan masyarakat yang selanjutnya mempengaruhi pengeluaran investasi dan konsumsi
  • • Apabila bank sentral melakukan kebijakan moneter

    kontraktif, maka hal tersebut akan mendorong peningkatan suku bunga, dan pada gilirannya akan menekan harga pasar aset perusahaan. Penurunan harga aset dapat berakibat pada dua hal. Pertama, mengurangi kemampuan perusahaan untuk melakukan ekspansi. Kedua, menurunkan nilai kekayaan dan pendapatan, yang pada gilirannya mengurangi pengeluaran konsumsi. Secara keseluruhan kedua hal tersebut berdampak pada

Jalur kredit

  • Mekanisme transmisi melalui jalur kredit

    menekankan bahwa pengaruh kebijakan moneter

    terhadap output dan harga terjadi melalui kredit perbankan • Transmisinya dibedakan menjadi dua jalur.
    • Bank lending channel (jalur pinjaman bank) yang menekankan pengaruh kebijakan moneter pada kredit karena kondisi keuangan bank , khususnya sisi aset.
    • Firm balance sheet channel (jalur neraca perusahaan) yang menekankan pengaruh kebijakan moneter pada kondisi keuangan

      perusahaan seperti cash fow (arus kas) dan

      leverage (rasio utang terhadap modal) dan

Jalur kredit

  • Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter melalui Jalur

  Kebijakan Moneter Jumlah Uang Beredar Ketersediaan Kredit Bank Liabilitas Bank

  Investasi Pemberian Kredit Bank Nialai Bersih Perusahaan Suku Bunga/ Harga Saham

Jalur ekspektasi

  • Mekanisme transmisi melalui jalur ekspektasi menekankan bahwa kebijakan moneter dapat diarahkan untuk mempengaruhi pembentukan ekspektasi mengenai infasi dan kegiatan ekonomi
  • • Kondisi tersebut mempengaruhi perilaku

    agen-agen ekonomi dalam melakukan keputusan konsumsi dan investasi, yang pada gilirannya akan mendorong

  Kerangka Operasional Kebijakan Moneter

  • kerangka operasional kebijakan moneter yang pada umumnya mencakup instrumen, sasaran

    operasional, dan sasaran antara yang

    dipergunakan untuk mencapai sasaran akhir yang telah ditetapkan.

  

Perbandingan Sistem

Operasi Kebijakan Moneter

PENDEKATAN SISTEM OPERASI

  Sasaran Sasaran Pendekatan Harga Instrumen

  Operasional Akhir Variabel-variabel Informasi Langsung

  • Sk.bunga PUAB Stabilitas harga

  Tidak langsung Sasaran Sasaran Sasaran

  Pendekatan Kuantitas Instrumen Operasional Antara Akhir

  • Agregat moneter
  • Langsung - Monetary base Stabilitas harga
  • Tidak langsung seperti: seperti: Pertumbuhan ekonomi . Uang primer/M0 . M1, M2 Kesempatan kerja Keseimbangan NP . Reserve bank . Kredit pbk . Sk.bunga

  Sumber: Junggun Oh. “Inflation Targeting, Monetary Transmission Mechanism, and Policy Rules in Korea”, Economic Pap , Vol.2, No.1, March 1999, Bank of Korea (dimodifikasi). er

Kerangka Kerja Price Targeting

  

Pendekatan harga akan mulai digunakan pertengahan 2005 menuju

ITF (Mon-II) ULTIMATE

  TARGET ECONOMIC CAPACITY Y s Y d

  MONEY SUPPLY M

s

M ECONOMIC

d

ACTIVITY DEMAND FOR MONEY Investment Consumption Export Import Government MONETARY MANAGEMENT MONETARY INSTRUMENT 1. OPEN MARKET OPERATION 2. DISCOUNT FACILITY 3. RESERVE REQUIREMENT 4. FOREIGN EXCHANGE INTERVENTION

  

Kerangka Kerja Price Targeting

Infasi (Harga )

Kerangka Kerja Quantity Targeting

  

Pendekatan harga akan mulai digunakan pertengahan 2005 menuju

ITF (Mon-II)

  TARGET ULTIMATE Kerangka Kerja Quantity Targeting ECONOMIC MONEY MONETARY CAPACITY MONETARY INSTRUMENT SUPPLY MANAGEMENT 1. OPEN MARKET

  Y s M

s

OPERATION Inflasi 2. DISCOUNT FACILITY Pertumb.

  Ekonomi d

d

3. RESERVE REQUIREMENT Lapangan 4. FOREIGN EXCHANGE Y M INTERVENTION

  Kerja ECONOMIC DEMAND FOR Dll Consumption ACTIVITY Investment MONEY Government Export Import

  

Kerangka Operasional Kebijakan Moneter

Instrumen Sasaran Operasional Sasaran Antara Sasaran Akhir Kerangka Kerja Kebijakan Moneter Kerangka Operasional Kerangka Strategis “Jangkar” Nominal

  • Nilai tukar
  • Besaran moneter
  • Inflasi ( inflation targeting)
  • Output nominal

  Penargetan

  • - OPT - Fasilitas Diskonto - GWM - Imbauan, dll - Sk bunga jk pdk
    • - Uang primer - Sk bunga jk pjg - M1, M2, kredit - Infasi - Pertumbuhan ek

    • -

      No explicit nominal anchor

      Kebijakan Moneter Periode Pra

    Krisis Ekonomi 1997

    Periode 1945 - 1952 Kondisi Ekonomi Kebijakan Moneter

    • Mata uang Hindia Belanda & Jepang masih digunakan
    • BNI, BRI sebagai bank sirkulasi ORI yg menggantikan peran uang Hindia Belanda & Jepang
    • >Belum terdapat bentuk bank sentral secara formal
    • ORI ditarik diganti dgn uang De
    • UUD 1945 Ps.23: perlunya

      dibentuk sebuah bank yg disebut Bank Indonesia, yg mengeluarkan & mengatur uang kertas

    • De Javasche Bank ditetapkan
    • UU nasionalisasi De Javasche

    • Tindakan moneter sanering pada 1950 (Gunting Sjafruddin)

      Bank 6/12/51 disahkan

    • Dominasi dinamika

      perkembangan politik terhadap permasalahan ekonomi

      Javasche Bank yg ditunjuk sbg

      bank sirkulasi

      sebagai bank sentral pada pemerintah RIS

      Kebijakan Moneter Periode Pra

    Krisis Ekonomi 1997

    Periode 1953 - 1967 Kondisi Ekonomi Kebijakan Moneter

    • Telah banyak mata uang yang beredar dan berbeda-beda di berbagai wilayah di Indonesia
    • Bank Indonesia sbg bank sirkulasi menerbitkan mata uang baru, rupiah , sbg satu2nya alat pembayaran yg sah di wilayah negara Indonesia
    • Lahir UU No.11/1953 tentang Pokok Bank Indonesia sbg pengganti Javasche Bank Wet 1922
    • Dibentuk Dewan Moneter tdr dr Menkeu (ketua), Menteri Ekonomi, dan GBI.
    • Pemerintah membangun proyek2 ‘mercu suar’ dan pengeluaran besar untuk militer
    • BI jg sbg bank komersial dgn memberi kredit kpd swasta, pemerintah, yayasan pem., dll.
    • Jumlah uang beredar berlebihan menyebabkan hyperinfation (+/- 600%) pada pertengahan tahun 1960-an.
    • BI sbg agen pembangunan: (1). Cetak uang u/ menutup defsit fskal (2). Pembiayaan scr lgs dlm keg. ekonomi

      balance kebijakan2 ekonomi

      Kebijakan Moneter Periode Pra

    Krisis Ekonomi 1997 Periode 1968 - 1972 Kondisi Ekonomi Kebijakan Moneter

    • - Periode Stabilisasi dan Rehabilitasi Ekonomi -
      • Pemerintah sebelumnya kurang memegang prinsip kehati2an dalam pelaksanaan kebijakan moneter dan fskal
      • Kebijakan moneter difokuskan pada pengendalian infasi. Pencetakan uang utk pembiayaan defsit anggaran dihentikan
      • Lahir UU No.13/1968 tentang Bank Sentral
      • Koordinasi kebijakan fskal- moneter ditingkatkan shg stabilitas ekonomi cepat pulih
      • Laju infasi turun drastis hingga di bawah 10%
      • Kegiatan perekonomian nasional secara berangsur2 mulai tertata & mengalami peningkatan.
      • Kebijakan moneter dirumuskan oleh Dewan Moneter dan BI melakukan tugas kebijakan moneter sesuai dgn keputusan Dewan Moneter
      • Pengaturan kelembagaan, positif krn kebijakan moneter- fskal terintegrasi & terkoordinir, tp negatif krn tdk ada check &

      Kebijakan Moneter Periode Pra

    Krisis Ekonomi 1997 Periode 1973 - 1982

    • - Periode Pertumbuhan Ekonomi dengan Hasil Minyak -

    Kebijakan Moneter Kondisi Ekonomi

    • Penerimaan devisa hasil minyak
    • menyebabkan ekspansi jumlah

      Awal dekade 70-an ditemukan

      ladang2 minyak baru secara uang primer (M0) shg BI signifkan shg penerimaan melakukan penyerapan negara meningkat ekspansi moneter dari sisi fskal tersebut utk meredam Pengeluaran rutin dan

    • tekanan infasi

      pembangunan oleh pemerintah Kebijakan kredit selektif

    • meningkat shg mendorong

      diluncurkan thn 1974 utk kegiatan ekonomi riil mengendalikan JUB terutama dgn mengatur besarnya Kebijakan kredit selektif

    • ekspansi kredit bank. Pagu

      membuat sektor perbankan kredit individual bank setiap kurang bergairah krn sumber tahun ditentukan oleh BI dana yang langka dan penyaluran kredit sangat

    • dibatasi

      RR diturunkan dr 30% mjd 15%

      thn 1978 terutama utk mendorong pemberian kredit

      Kebijakan Moneter Periode Pra

    Krisis Ekonomi 1997

    Periode 1983 - 1997

    • - Periode Deregulasi, Debirokratisasi, dan Liberalisasi Ekonomi -

    Kondisi Ekonomi Kebijakan Moneter

    • Awal dekade 80-an harga minyak merosot krn
    • Stl Pakjun 1983, kebijakan

      kecenderungan tjdnya resesi moneter langsung melalui dunia. Penerimaan negara utk

      selective credit policy diganti

      pembiayaan APBN semakin dgn kebijakan moneter tidak terbatas. Peran swasta dalam langsung melalui OPT. SBI kehidupan ekonomi perlu diterbitkan thn 1984 sbg ditingkatkan. instrumen utama OPT ditambah dgn intervensi di pasar uang

    • Pakjun 1983 menandai era rupiah (1 s.d. 7 hari).

      liberalisasi sektor perbankan

    • ∆M0 dikendalikan M1& M2

      dan keuangan. Jml bank, mobilisasi dana, bentuk kredit, Pakto 1988 menurunkan RR dr

    • jenis pembiayaan, vol. transaksi

      15% mjd 2%, pelonggaran izin dan jenis produk keuangan pendirian bank shg perbankan meningkat. tumbuh pesat. Pakto 1988 mendorong kegiatan

    • RR ↓ ∆M0 M1 & M2
    • ekonomi DN dlm menghadapi persaingan global. Scr umum

      

    Kebijakan Moneter Periode Pasca

    Krisis Ekonomi 1997

      

    Kondisi Ekonomi Kebijakan Moneter

    • Stl berada di bawah program
    • Pengendalian JUB melalui pencapaian sasaran operasional uang primer yg ditetapkan sesuai dgn program yg disepakati antara Pemerintah dan

      IMF, NilaiTukar (NT) rupiah masih rentan dan tekanan infasi masih tinggi.

      IMF

      Periode 1999 - Sekarang

    • Kebijakan yg diambil scr berangsur2 mampu menstabilkan nilai tukar rupiah dan mengendalikan tekanan infasi. NT menguat dr rata2 Rp9.316/dolar thn 2002 mjd rata2 Rp8.572/dolar thn 2003. Infasi turun dr 10,03% thn 2002 mjd 5,06% thn 2003. Suku bunga SBI turun dr 13,02% thn 2002 mjd 7.34% pd Juni 2004.
    • Suku bunga diturunkan stl NT rupiah stabil dan tekanan infasi terkendali.
    • Tugas pokok BI menurut UU No.23/99 adl (1) menetapkan & melaksanakan kebijakan moneter (2) mengatur & menjaga kelancaran sistem pembayaran (3) mengatur & mengawasi sistem perbankan. Ketiga tugas ini saling terkait dalam upaya mencapai kestabilan rupiah.
    • BI diberi wewenang utk melaksanakan kebijakan NT dan pengelolaan cad. devisa sesuai dgn sistem NT dan sistem devisa yg ditetapkan
    • Lahir UU No.23/1999 tentang Bank Indonesia sbg penguatan BI scr kelembagaan sbg bank sentral, dgn fokus mencapai dan memelihara kestabilan nilai

Dokumen yang terkait

Evaluasi Kebijakan Pedagang Kaki Lima Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Jember Nomor 6 Tahun 2008 Bab IV Dan Bab VI (Studi Kasus PKL Jl. Untung Suropati)

0 50 15

Pengaruh Kebijakan Alokasi Aset dan Pemilihan Sekuritas terhadap Kinerja Reksadana Campuran Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK)

0 54 101

Mekanisme pengajuan klaim produk individu asuransi jiwa pada PT. MAA Life Assurance Syariah

6 85 87

Pengaruh Kinerja Keuangan Dan Mekanisme Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Laporan Keuangan : studi pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 19 79

Implementasi Kebijakan Sistem Informasi Manajemen Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (SIMYANDU-PPTSP) (Studi Kasus Dalam Pembuatan Izin Usaha (ITU) Pada Kantor PPTSP Kabupaten Garut)

1 55 179

Pengaruh Kebijakan Hutang Dan Struktur Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan Deviden Pada PT. Indosat

8 108 124

Pengaruh Efektivitas E-Commerce Dan Kebijakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Terhadap Perilaku Konsumen (Survey Pada Konsumen Kota Bandung)

8 39 37

Pengaruh Kepemilikan Institusional Dan FreeCash Flow Terhadap Kebijakan Hutang

7 97 68

Pengaruh Implementasi Kebijakan Tentang Sistem Komputerisasi Kantor Pertahanan (KKP) Terhadap Kualitas Pelayanan Sertifikasi Tanah Di Kantor Pertanahan Kota Cimahi

24 81 167

View of Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajemen, Kebijakan Hutang Dan Risiko Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Industri Manufaktur Tbk Di Indonesia

0 0 12