Pengaruh Kinerja Keuangan Dan Mekanisme Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Laporan Keuangan : studi pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN MEKANISME CORPORATE

GOVERNANCE TERHADAP PENGUNGKAPAN

LAPORAN KEUANGAN

(Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

OLEH :

SANDI SULISTIYADI 103082029436

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP TINGKAT PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN

(Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh Sandi Sulistiyadi

103082029436

Dibawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Wiwik Utami, Ak., MSi Rini, SE., Ak., M.Si NIP. 131.664.643 NIP. 150.370.231

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

Hari ini Senin Tanggal Dua Puluh Empat Maret Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Sandi Sulistiyadi NIM : 103082029436 dengan judul Skripsi ”PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP TINGKAT PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN” Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 24 Maret 2008

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Drs. Abdul Hamid Cebba, Ak., MBA Rini, S.E, Ak., M.Si Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Penguji Ahli


(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Sandi Sulistiyadi

Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 19 Agustus 1984 Agama : Islam

Alamat : Bukit Pamulang Indah , Blok F- 13 No.1 , Pamulang , Tanggerang, Banten.

No. Telp / Hp : (021)92029045 / 08568389015 Kebangsaan : Indonesia

Pendidikan Formal :

1. SDN IX CIPUTAT ` Tahun 1990 - 1996

2. SLTPN 1I CIPUTAT Tahun 1996 - 2002

3. SMUN 1 CIPUTAT Tahun 1999 - 2002 4. UIN Syarif Hidayatullah Tahun 2003 - 2008 5. UNIVERSITAS INDONESIA Tahun 2004 -


(5)

Abstract

The objective of this research aim to examine the influence of financial performance and corporate governance mechanism to the index of financial report disclosure. The financial performance on this research is measured by liquidity ratio, profitibility ratio and debt equity ratio. But the corporate governance mechanism is measured by public ownership, age of corporate, size of corporate, institutional ownership ratio, size of commissiioners, proportion of independent commissioners, size of directors, and the existence of audit committee.

Sample used in this research was the corporate that was classified as manufactur industry and was listed on Indonesian Securities Exchange (ISX) for the period of 2004-2006. Every sample of this research collected by using simple rancdom sampling and using multiple regression method as its analysis method. The research concluded that there is no influence between financial performance and financial report disclosure. But there is a influence between corporate governance mechanism and financial report disclosure. The whole result gave evidence that for the companies being samples in this research, an increase of fianancial report disclosure of a company is not caused by financial performance but it caused by corporate governance mechanism.


(6)

Abstraksi

Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengaruh kinerja keuangan dan mekanisme corporate governance terhadap indeks pengungkapan laporan keuangan. Kinerja keuangan dalam peneltian ini dinilai dengan rasio likuiditas, Rasio profitabilitas, dan rasio struktur moda. Kemudian mekanisme corporate governance dinilai dengan rasio kepemilikan publik, umur perusahaan, ukuran perusahaan, rasio kepemilikan institusional, ukuran dewan komisaris, proporsi dewan komisaris Independen, ukuran dewan direksi, dan. keberadaan komite audit.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang termasuk dalam golongan industri manufaktur dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk tahun 2004-2007. Metode pemilihan sample menggunakan simple random sampling dan model analisis yang digunakan adalah regresi berganda. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kinerja keuangan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan tetapi mekanisme corporate governance berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan perusahaan. Hasil keseluruhan ini memberikan bukti bahwa untuk perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini, meningkatnya pengungkapan laporan keuangan suatu perusahaan bukan disebabkan oleh kinerja keuangan tetapi oleh mekanisme corporate governance.


(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat ALLAH S.W.T (Tuhan penciptaku, Cahaya Jiwaku, Kekasih hatiku, Pemilik Jasadku, Akhir tujuan Hidupku, dan sembah sujudku selalu untuk-MU), karena atas berkah, rahmat, hidayah, dan pertolongannya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam tak lupa penulis panjatkan kepada junjungan besar Rasulullah MUHAMMAD S.A.W, Pribadi yang paling aku muliakan diatas makhluk-makhluk lainnya di alam semesta ini , beserta para sahabatnya yang telah membawa umatnya dari alam yang gelap gulita menuju alam yang terang benderang.

Pada kesempatan ini, perkenankan penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan dan bantuan dari berbagai pihak dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, ucapan terima kasih penulis berikan kepada : 1. H.Siswandi dan Hj.Tati Mulyati, Selaku Bapak dan Ibuku Tercinta, orang

tuaku yang selalu sabar mengasuh, membimbing, membesarkan, dan menyekolahkan aku hingga saat ini. Semoga Jerih payah mereka dapat menjadikan aku manusia yang berguna bagi keluargaku, negaraku dan agamaku. Dan semoga ALLAH SWT selalu mencintai, menyayangi, dan selalu memelihara mereka dalam kebahagiaan untuk selamanya jauh lebih dari apa yang mereka telah berikan padaku dan jauh lebih dari bagaimana mereka selalu mengasihi, mencintai, menyayangi dan memeliharaku.

2. Kakak & adikku, dan semua keluargaku yang selalu mendukungku untuk segera lulus dan menjadi seorang sarjana Ekonomi.

3. Ibu Dr. Wiwik Utami, Ak, M.Si selaku dosen pembimbing I yang selalu sabar membimbing, mengarahkan, memberikan solusi, dan meluangkan waktunya demi terselesaikannya skripsi ini.

4. Ibu Rini, SE, Ak, M.Si selaku dosen pembimbing II yang selalu sabar, memberikan ide dan selalu memberikan motivasi, arahan, dan bimbingan selama penulis menyelesaikan skripsi ini.


(8)

5. Bapak Drs. Muhammad Faisal Badroen, MBA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial.

6. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid MS selaku Pudek Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial yang telah memberikan kesempatan untuk ujian sidang skripsi walaupun saya sudah terlambat daftar..

7. Bapak Drs. Abdul Hamid Cebba, MBA, Ak selaku Ketua Jurusan Akuntansi.

8. Bapak Amilin, SE, Ak, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi.

9. Rekan-rekanku dalam PT.”Colonies Multimedia” (Sdr. Adit , Sdr. Anthon, Sdr. Ikbal, Sdr. Aji , dan semuanya) yang telah membantu memajukan bisnis advertising Colonies Production. Tetap semangat untuk kalian semua semoga kita dapat maju bersama..!!

10. Sahabatku Muhammad Rosjidi beserta Orang tuanya terima kasih atas motivasinya terhadapku agar segera meluluskan kuliah untuk dapat bekerja di sebuah KPP di Jakarta.

11. Rekan dan Sahabatku ”Bulchia Nasution” Office Manager Kantor Akuntan Publik (KAP) Doli, Bambang, Sudarmadji dan dadang (DBS&D) yang juga menjabat sebagai Asisten Manajer Keuangan PT. Ganendra Paraka Satria (GPS) 911. ”Terima kasih atas kebersamaannya dalam menyusun skripsi bersama dan jangan lupa kerjasamanya selalu ditunggu untuk proyek-proyek GPS 911”.

12. Sahabatku anak-anak akuntansi C angkatan 2003 yang selalu setia dengan rokok dan kopinya di kantin FEIS (Ucok, Agung Ncek, Roy, Agor, Danang), Tarmiah (mana pulsanya) , Eha (makasih ya ha dah masuk akmen dan mau bantuin kita ngerjain tugas2), Heru (jangan tidur terus, matanya dah merah tuh), Ilham dan Muhammad “mumu” yg sudah menjadi ayah, zainal abduh “Bedu” (hati2 jangan ngomong cibadak ntar dibanting loh), Mang Solihin yang selau nomor 1 dalam akuntansi, dan semua anak-anak C lainnya yang selalu kompak mempersiapkan akomodasi bahan-bahan UTS dan UAS. Khususnya sahabatku Alm. Yasin Puasa (Semoga ALLAH menerima arwah dan jiwamu dengan penuh ridha dan ikhlas sebagaimana ia telah ridha dan


(9)

ikhlas menciptakan dirimu kedalam dunia ini dengan segenap kasih sayangnya yang tak berkurang sedikitpun untuk selamanya).

13. Sahabatku “Sigit Suyanto“ terima kasih atas pinjaman almamaternya dan komputernya untuk penyelesaian skripsi kita. Semoga sukses ya !!

14. Rekan dan sahabatku anak-anak Akmen angkatan 2003 (dimi, badri, lintang, Eha, Imel, Fulail, Heru, Ucok, Danang, Ncek, dan semuanya).

15. The Beautiful girl “Pamelia Dewi” yang selalu menjadi teman di hatiku serta inspirasiku untuk selalu maju dan berkarya. “Semoga ALLAH selalu mncintaimu dan menyayangimu lebih dari aku mencintaimu dan kau akan segera tahu I’m is your secret admirer ”. Boneka pigletnya ditunggu ya!!. 16. Dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini yang tidak dapat penulis sebutkan seluruhnya. Semoga ALLAH SWT akan membalas kalian semua dengan limpahan rahmat dan kasih sayangnya selalu. Amieen...Ya Rahman..Ya Rahiim..

Akhir kata, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan. Oleh karena saran dan kritik yang dapat membangun demi kesempurnaan sangat diharapkan dan akan diterima dengan penuh lapang dada. Harapan penulis semoga skripsi ini juga dapat bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang membacanya.

Penulis


(10)

DAFTAR ISI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP……… ABSTRACT………. ABSTRAK……… KATA PENGANTAR………. DAFTAR ISI……… DAFTAR TABEL……….….. DAFTAR GAMBAR……….………. DAFTAR LAMPIRAN……… BAB I. PENDAHULUAN……….

A. Latar Belakang Penelitian…..………..…..………… B. Perumusan Masalah………..………..………… C. Manfaat dan Tujuan Penelitian………...………… BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ………..

A. Corporate Governance……….…………..

1. Definisi Corporate Governance……….. 2. Prinsip-Prinsip Corporate Governance………. B. Kinerja Keuangan Perusahaan………..

1. Likuiditas ……….

2. Profitabilitas ……… 3. Struktur modal………...

i ii iii iv vii x xi xii 1 1 5 6 8 8 8 9 12 13 14 14


(11)

C. Struktur Mekanisme Corporate Governance………

1. Kepemilikan publik ………..

2. Umur perusahaan ……….

3. Ukuran perusahaan ………...… 4. Kepemilikan Institusional ………..………….. 5. Dewan komisaris independen………... 6. Dewan komisaris ……….………… 7. Dewan direksi ……….……..

8. Komite audit ……….………

D. Pengungkapan (disclosure) dalam Laporan Keuangan……….. 1. Definisi pengungkapan……….. 2. Tujuan Pengungkapan... E. Luas Pengungkapan dalam Laporan Keuangan……….………. F. Penelitian Terdahulu………... G. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis………. BAB III. METODE PENELITIAN……… A. Ruang Lingkup Penelitian... B. Metode Penentuan Sampel... C. Metode Pengumpulan Data... D. Metode Analisis... 1. Statistik Deskriptif... 2. Uji Asumsi Klasik ...

15 15 15 15 16 16 17 17 18 19 19 20 21 23 26 28 28 28 29 29 29 29 32


(12)

3. Uji Hipotesis ...

E. Operasional Variabel Penelitian ……… 1. Variabel Bebas (Independent Variable) ………. 2. Variabel Terikat (Dependent Variable) ………. BAB IV. HASIL DAN

PEMBAHASAN………

A. Gambaran Umum Objek Penelitian……….………….………..…… B. Analisis Deskriptif……….. C. Analisis dan Pembahasan……… 1. Uji Asumsi Klasik ………. a. Uji Normalitas……….. b. Uji Autokorelasi………... c. Uji Multikolonieritas……… d. Uji Heteroskedasitas……….

2. Uji Hipotesis………..

a. Koefisien determinasi (R2)………...

b. Uji f………..

c. Uji t……….….

BAB V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ……..………...

A. Kesimpulan……….….…….………

B. Implikasi………..…….……….………

C. Implikasi……….………

35 35 35 39 39 40 43 43 43 44 44 45 46 46 48 49 58 58 59 60 60


(13)

D. Saran……….……….. DAFTAR PUSTAKA……….……..… LAMPIRAN………..

DAFTAR TABEL

No Keterangan Halaman

2.1 Perbandingan penelitian terdahulu dan sekarang 25

3.1 Operasional Variabel Penelitian 37

4.1 Rincian Sampel penelitian 39

4.2 Distribusi Sampel Berdasarkan Klasifikasi Jenis Industri 40

4.3 Statisitik Deskriptif 41

4.4 Hasil Uji Autokorelasi 44

4.5 Hasil Uji Multikolonieritas 45

4.6 Koefisien Determinasi 47

4.7 Hasil Uji f 48

4.8 Hasil Uji t 49

4.9 Kesimpulan Hasil Uji Hipotesis Pengaruh Variabel Independen 57 terhadap Variabel dependen


(14)

DAFTAR GAMBAR

No Keterangan Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran 26

4.1 Hasil Uji Normalitas 43 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas 46


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

No Keterangan Halaman

1 Rincian Perusahaan yang Masuk Dalam Sampel 64

2 Rasio Likuiditas Perusahaan

65

3 Rasio Profitibilitas Perusahaan

66

4 Rasio Struktur Modal Perusahaan

67

5 Rasio Kepemilikan Publik Perusahaan

68

6 Umur Perusahaan

69

7 Ukuran Perusahaan

70

8 Rasio Kepemilikan Institusi

71


(16)

10 Proporsi Dewan Komisaris Independen 73

11 Ukuran Jumlah Dewan Direksi

74

12 Keberadaan Komite Audit

75

13 Rasio kelengkapan pengungkapan laporan keuangan 76

14 Butir-butir pengungkapan laporan keuangan 77

15 Hasil Statistik Deskriptif

79

16 Hasil Uji Asumsi Klasik

80

17 Hasil Uji Regrgesi Berganda

85

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian


(17)

Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan kepada pihak-pihak di luar korporasi sehingga laporan keuangan tersebut diharapkan dapat memberikan informasi kepada para investor dan kreditor dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan investasi dana mereka.

Pengungkapan informasi laporan keuangan merupakan faktor signifikan dalam pencapaian efisiensi pasar modal dan merupakan sarana akuntabilitas publik. Berkaitan dengan pencapaian efisiensi pasar modal, pengungkapan laporan keuangan perusahaan-perusahaan publik merupakan suatu media pertanggungjawaban kepada para investor yang berguna untuk pengambilan keputusan alokasi sumber daya ke usaha-usaha yang paling produktif sehingga tercapai efisiensi dalam pasar modal (Handojo, 2007).

Pengungkapan laporan keuangan juga dapat dilakukan dalam bentuk penjelasan mengenai kebijakan akuntansi yang ditempuh, kontijensi, metode persediaan, jumlah saham beredar dan ukuran alternatif.

Ada dua jenis pengungkapan dalam hubungannnya dengan persyaratan yang ditetapkan oleh standar. Pertama, pengungkapan wajib (enforced / mandated disclosure), yaitu pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh standar akuntansi yang berlaku. Kedua, pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) yaitu pengungkapan yang dilakukan secara sukarela tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku (Hastuti, 2005).

Disclosure sebagai salah satu aspek GCG diharapkan juga dapat menjadi dasar untuk melihat baik tidaknya kinerja perusahaan ini kontradiktif dengan 1


(18)

perilaku opurtunis manajemen yang memainkan accruals untuk memanipulasi laba. Oleh karena itu, dalam penyusunan laporan keuangan dasar akrual juga dipilih karena lebih rasional dan adil dalam mencerminkan kondisi keuangan perusahaan secara riil, namun di sisi lain penggunaan dasar akrual dapat memberikan keleluasaan kepada pihak manajemen dalam memilih metode akuntansi selama tidak menyimpang dari aturan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku.

Berkaitan dengan mekanisme corporate governance sebagai salah satu faktor pendukung transparansi. Untuk itu penelitian ini hendak menganalisa pengaruh dari mekanisme corporate governance dan tingkat manajemen laba terhadap indeks pengungkapan laporan keuangan dimana instrumen indeks yang digunakan dalam penelitian ini adalah berdasarkan pada peraturan Bapepam Nomor: SE-02/PM/2002 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atas Perusahaan Publik–Industri Manufaktur.

Hastuti (2005) melakukan penelitian tentang hubungan antara corporate governance dan struktur kepemilikan dengan kinerja keuangan perusahaan-perusahaan yang listing di Bursa Efek Jakarta (BEJ) tahun 2005. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara struktur kepemilikan dengan kinerja perusahaan , tidak terdapat hubungan yang signifkan antara manajemen laba dengan kinerja perusahaan, dan terdapat hubungan yang signifikan antara disclosure dengan kinerja perusahaan.


(19)

Pada penelitian yang dilakukan Handojo (2007) terhadap 41 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta hingga tahun 2004, terbukti bahwa mekanisme corporate governance dapat mengarahkan pada semakin terbukanya perusahaan dalam mengungkapkan informasi dalam laporan keuangan dimana hal ini dibuktikan dengan pengaruh dari kepemilikan publik dan banyaknya dewan direksi. Variabel manajemen laba juga tidak berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan sedangkan variabel lainnya yang diteliti menunjukkan bahwa hanya DER dan Umur Perusahaan yang berpengaruh pada tingkat pengungkapan laporan keuangan, sedangkan Likuiditas (CR), Profitabilitas (ROA), Ukuran Perusahaan (Size), Kepemilikan Manajerial (MGR), Komite Audit (KOMIT) dan Manajemen Laba (DTAC) semuanya tidak terbukti secara statistik berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan.

Ujiyantho dan Bambang (2007) juga melakukan penelitian tentang mekanisme corporate governance, manajemen laba dan kinerja keuangan pada 30 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 2001-2004. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba, kepemilikan manajerial juga berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba, proporsi dewan komisaris independen berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba, jumlah dewan komisaris tidak berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba, dan manajemen laba (discretionary accruals) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan.


(20)

Berdasarkan pada penelitian-penelitian terdahulu yang menguji apakah terdapat pengaruh antara mekanisme GCG dengan pengungkapan laporan keuangan, penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan Handojo pada tahun 2007 yang meneliti apakah ada pengaruh antara mekanisme GCG sutu perusahaan terhadap pengungkapan laporan keuangan perusahaan tersebut. Selanjutnya, Ujiyantho dan Bambang mengambil sampel penelitian pada 30 perusahaan publik sektor manufaktur yang terdaftar di BEJ tahun 2001-2004 dan Handojo (2007) mengambil sampel penelitian pada 41 perusahaan yang terdaftar di BEJ tahun 2004. Namun pada penelitian kali ini, peneliti mengambil sampel pada 30 perusahaan publik sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (dahulu BEJ) pada tahum 2004-2006. Alasan pemilihan sampel ini adalah untuk meng up-to-date kan penelitian terdahulu sebagaimana telah disebutkan diatas dengan menggunakan sampel sama seperti yang dilakukan Ujiyantho dan Bambang (2007) sedangkan, variabel penelitian yang diteliti merupakan gabungan dari penelitian Ujiyantho dan Bambang (2007) dan Handojo (2007).

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disebutkan diatas, penulis mencoba membahas dan membatasi permasalahan. Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:


(21)

2. Apakah Likuiditas berpengaruh secara signifikan terhadap indeks kelengkapan pengungkapan laporan keuangan?

3. Apakah profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap indeks kelengkapan pengungkapan laporan keuangan?

4. Apakah struktur modal berpengaruh secara signifikan terhadap indeks kelengkapan pengungkapan laporan keuangan?

5. Apakah kepemilikan publik berpengaruh secara signifikan terhadap indeks kelengkapan pengungkapan laporan keuangan?

6. Apakah umur perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap indeks kelengkapan pengungkapan laporan keuangan?

7. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap indeks kelengkapan pengungkapan laporan keuangan?

8. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh secara signifikan terhadap indeks kelengkapan pengungkapan laporan keuangan?

9. Apakah ukuran dewan komisaris berpengaruh secara signifikan terhadap indeks kelengkapan pengungkapan laporan keuangan?

10. Apakah proporsi dewan komisaris Independen berpengaruh secara signifikan terhadap indeks kelengkapan pengungkapan laporan keuangan? 11. Apakah ukuran dewan direksi berpengaruh secara signifikan terhadap

indeks kelengkapan pengungkapan laporan keuangan?

12. Apakah komite audit berpengaruh secara signifikan terhadap indeks kelengkapan pengungkapan laporan keuangan?


(22)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah kinerja keuangan dan mekanisme corporate governance berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan?

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi pengguna laporan keuangan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai mekanisme Corporate governance dan Manajemen laba serta pengaruhnya terhadap pengungkapan laporan keuangan.

b. Bagi Emiten

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi setiap emiten ketika akan menerapkan GCG pada perusahaan mereka tersebut.

c. Bagi penulis

1) Untuk memenuhi salah satu prasyarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Universitas Islam Negeri Jakarta (UIN).


(23)

2) Sebagai sumber wawasan dan pengetahuan di bidang akuntansi manajemen terutama mengenai pengaruh antara Corporate governance dan Manajemen laba terhadap Pengungkapan laporan keuangan.

d. Bagi pihak lain

Bagi Penelitian selanjutnya dapat digunakan sebagai salah satu sumber rujukan untuk penelitian selanjutnya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Corporate Governance


(24)

Menurut Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) (2001) dan Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) dalam Murweaningsari (2007), corporate governance didefinisikan sebagai:

“Seperangkat peraturan yang menetapkan hubungan antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan”.

Disamping itu FCGI juga menjelaskan, bahwa tujuan dari corporate governance adalah untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholders). Secara lebih rinci, terminologi corporate governance dapat dipergunakan untuk menjelaskan peranan dan perilaku dari dewan direksi, dewan komisaris, pengurus (pengelola) perusahaan, dan para pemegang saham.

Selanjutnya Finance Committee on Corporate Governance Malaysia mendifinisikan corporate governance sebagai :

“Proses dan struktur yang digunakan untuk mengarahkan danmengelola bisnis dan kegiatan perusahaan kearah peningkatan pertumbuhan bisnis dan akuntabilitas perusahaan. Adapun tujuan akhirnya adalah meningkatkan kemakmuran pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya.

Definisi ini menekankan bahwa sebaik apapun suatu struktur corporate governance namun jika prosesnya tidak berjalan sebagaimana mestinya maka tujuan akhir melindungi kepentingan pemegang saham dan stakeholders tidak akan pernah tercapai.”

Monks dan Minow (2003) dalam Puspita dkk (2007) menjelaskan Corporate governance sebagai tata kelola perusahaan yang menjelaskan


(25)

hubungan antara berbagai partisipan dalam perusahaan yang menentukan arah dan kinerja perusahaan. Sebagai sebuah sistem, corporate governance terdiri dari berbagai sub-sistem yang saling terintegrasi dalam upaya peningkatan kinerja perusahaan (companies performance), dalam suatu bentuk struktur dan mekanisme governance, baik dari sisi eksternal maupun dari sisi internal perusahaan.

4. Prinsip-Prinsip Corporate Governance

Prinsip-prinsip good corporate governance yang dikembangkan OECD dalam Herwidayatmo (2000) meliputi hal sebagai berikut :

a. Perlindungan terhadap hak-hak pemegang saham.

Kerangka yang dibangun dalam corporate governance harus mampu melindungi hak-hak para pemegang saham. Hak-hak tersebut meliputi hak-hak dasar pemegang saham, yaitu hak untuk (1) menjamin keamanan metode pendaftaran kepemilikan, (2) mengalihkan atau memindahkan saham yang dimilikinya, (3) memperoleh informasi yang relevan tentang perusahaan secara berkala dan teratur, (4) ikut berperan dan memberikan suara dalam RUPS, (5) memilih anggota dewan komisaris dan direksi, serta (6) memperoleh pembagian keuntungan perusahaan.

b. Persamaan perlakuan terhadap seluruh pemegang saham

Kerangka corporate governance harus menjamin adanya perlakuan yang sama terhadap seluruh pemegang saham, termasuk pemegang saham minoritas dan asing. Seluruh pemegang saham harus memiliki,


(26)

kesempatan untuk mendapatkan penggantian atau perbaikan atas pelanggaran dari hak-hak mereka. Prinsip ini juga mensyaratkan adanya perlakuan yang sama atas saham-saham yang berada dalam satu kelas, melarang praktek-praktek insider trading dan self dealing, dan mengharuskan anggota dewan komisaris untuk melakukan keterbukaan jika menemukan transaksi-transaksi yang mengandung benturan kepentingan (conflict of interest).

c. Peranan stakeholders yang terkait dengan perusahaan

Kerangka corporate governance harus memberikan pengakuan terhadap hak-hak stakeholders, seperti ditentukan dalam undang-undang dan mendorong kerjasama yang aktif antara perusahaan dengan para stakeholders tersebut dalam rangka menciptakan kesejahteraan, lapangan kerja, dan kesinambungan usaha.

d. Keterbukaan dan Transparansi

Kerangka corporate governance harus menjamin adanya pengungkapan yang tepat waktu dan akurat untuk setiap permasalahan yang berkaitan dengan perusahaan. Pengungkapan ini meliputi informasi mengenai keadaan keuangan, kinerja perusahaan, kepemilikan, dan pengelolaan perusahaan.

Selain itu informasi yang diungkapkan harus disusun, diaudit, dan disajikan sesuai dengan standar yang berkualitas tinggi. Manajemen juga diharuskan meminta auditor eksternal melakukan audit yang bersifat independen atas laporan keuangan.


(27)

e. Akuntabilitas dewan komisaris (board of directors)

Kerangka corporate governance harus menjamin adanya pedoman strategis perusahaan, pemantauan yang efektif terhadap manajemen yang dilakukan oleh dewan komisaris, dan akuntabilitas dewan komisaris terhadap perusahaan dan pemegang saham. Prinsip ini juga memuat kewenangan-kewenangan yang harus dimiliki oleh dewan komisaris beserta kewajiban-kewajiban profesionalnya kepada pemegang saham dan stakeholders lainnya.

Selanjutnya, sebagaimana yang diuraikan oleh OECD (Organization

for Economic Co-operation and Development), ada empat unsur penting

dalam corporate governance, yaitu:

b. Fairness (Keadilan). Menjamin perlindungan hak-hak para pemegang

saham, termasuk hak-hak pemegang saham minoritas dan para pemegang saham asing, serta menjamin terlaksananya komitmen dengan para investor.

c. Transparency (Transparansi). Mewajibkan adanya suatu informasi yang terbuka, tepat waktu, serta jelas, dan dapat diperbandingkan yang menyangkut keadaan keuangan, pengelolaan perusahaan, dan kepemilikan perusahaan.

d. Accountability (Akuntabilitas). Menjelaskan peran dan tanggung

jawab, serta mendukung usaha untuk menjamin penyeimbangan kepentingan manajemen dan pemegang saham, sebagaimana yang diawasi oleh dewan komisaris.


(28)

e. Responsibility (pertanggunjawaban). Memastikan dipatuhinya peraturan serta ketentuan yang berlaku sebagai cerminan dipatuhinya nilai-nilai sosial.

B. Kinerja Keuangan Perusahaan

Kinerja perusahaan adalah hasil atau akibat proses pengambilan keputusan secara continue oleh manajemen perusahaan yang dilakukan dalam bidang investasi, operasi dan pendanaan (Herfred, 1993: 53). Kemudian, pihak yang berkepentingan dalam evaluasi kinerja perusahaan keuangan adalah pemilih perusahaan, dalam hal ini adalah investor, para manajer, kreditor, pemerintah dan masyarakat. Mereka akan menilai perusahaan dengan ukuran-ukuran tertentu sesuai dengan tujuannya.

Pengukuran kinerja perusahaan umumnya menggunakan rasio keuangan. Penggunaan rasio keuangan memerlukan analisis trend dari setiap rasio dalam periode beberapa tahun sebelumnya dan membutuhkan pembanding dari perusahaan-perusahaan lain.

Menurut Mulyadi (1997:419), kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar, kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya


(29)

sedangkan kinerja keuangan adalah penentuaan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahan dalam menghasilkan laba. 4. Likuiditas

Likuiditas adalah seberapa besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya. Menurut Wallace (1994) dalam Gunawan (2001), menyatakan bahwa kesehatan suatu perusahaan yang dicerminkan dengan tingginya rasio likuiditas (diukur dengan current ratio) diharapkan berhubungan dengan luasnya tingkat pengungkapan.

Hal ini didasarkan dari adanya pengharapan bahwa secara finansial perusahaan yang kuat akan lebih mengungkapkan informasi dari pada perusahaan yang lemah tetapi sebaliknya jika likuiditas di pandang sebagai ukuran kinerja, perusahaan yang mempunyai rasio likuiditas rendah perlu memberikan informasi yang lebih rinci untuk menjelaskan lemahnya kinerja di banding perusahaan yang mempunyai rasio likuiditas yang tinggi.


(30)

Profitabilitas sering digunakan sebagai pengukur manajemen perusahaan, di samping mengukur efisiensi penggunaan modal. Kieso dan Weygand (2005: 779) menyatakan bahwa :

”Profitability ratios measure the income or operating success of an enterprise for a given period of time.”

Sehingga rasio profitabilitas menggambarkan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal dan sebagainya.

6. Struktur modal

Struktur modal perusahaan diukur dengan menggunakan Debt Equity to Ratio (DER), yaitu rasio perbandingan antara total hutang dengan modal sendiri yang berupa saham dan surat-surat berharga lainnya.

Semakin tinggi rasio ini, semakin besar resiko yang dihadapi. Rasio yang tinggi juga menunjukkan proporsi modal sendiri yang rendah untuk membiayai aktiva. Kreditur jangka panjang pada umumnya lebih menyukai debt equity ratio yang kecil. Makin kecil angka rasio ini, berarti makin besar aktiva yang didanai pemilik perusahaan.


(31)

Handojo (2007) dan Ujiyantho dan Bambang (2007) menjelaskan bahwa struktur mekanisme Corporate governance terdiri atas:

9. Kepemilikan publik

Kepemilikan publik menggambarkan perbandingan atau ratio dari banyaknya jumlah saham publik dalam perusahaan dengan total saham yang beredar.

10. Umur perusahaan

Sebuah perusahaan berkembang dan para akuntannya belajar lebih banyak masalah pertumbuhan yang menyebabkan terjadinya penundaan yang diminimalisasikan. Akibatnya perusahaan mapan yang memiliki umur lebih tua cenderung untuk lebih terampil dalam pengumpulan, pemrosesan dan menghasilkan informasi ketika diperlukan karena pengalaman belajar. Umur perusahaan menggunakan skala nominal. Umur perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan tanggal listing perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

11. Ukuran perusahaan

Ukuran perusahaan atau skala perusahaan menurut Riyanto (1997) adalah besar kecilnya perusahaan dilihat dari nilai, nilai penjualan dan total aktivanya.

Perusahaan besar memiliki resiko yang lebih kecil dari perusahaan kecil. Perusahaan kecil hanya memiliki faktor-faktor pendukung untuk


(32)

memproduksi barang dengan jumlah terbatas. Konsekuensinya perusahaan kecil akan menghadapi resiko yang lebih besar dari perusahaan besar.

Rasio yang digunakan untuk mengukur ukuran perusahaan atau skala perusahaan dalam penelitian ini adalah rasio pasar atau market capitalization.

12. Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional adalah jumlah persentase hak suara yang dimiliki oleh institusi. Kepemilikan institusi dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan indikator persentase jumlah saham yang dimiliki institusi dari seluruh modal saham yang beredar.

13. Dewan komisaris independen

Komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak semata-mata demi kepentingan perusahaan. Proporsi dewan komisaris independen diukur dengan menggunakan indikator persentase anggota dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan dari seluruh ukuran anggota dewan komisaris perusahaan.


(33)

Ukuran dewan komisaris merupakan jumlah anggota dewan komisaris perusahaan. dewan komisaris bertanggung jawab dan berwenang mengawasi tindakan manajemen, dan memberikan nasehat kepada manajemen jika dipandang perlu oleh dewan komisaris. Ukuran dewan komisaris diukur dengan menggunakan indikator jumlah anggota dewan komisaris suatu perusahaan.

Dewan komisaris sebagai puncak dari sistem pengelolaan internal perusahaan, memiliki peranan terhadap aktivitas pengawasan. Peranan dewan komisaris juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas laba dengan membatasi tingkat manajemen laba melalui fungsi monitoring atas pelaporan keuangan. Fungsi monitoring yang dilakukan oleh dewan komisaris dipengaruhi oleh jumlah atau ukuran dewan komisaris.

15. Dewan direksi

Dewan direksi adalah organ perseroan yang bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.

Direksi menurut Undang-Undang Perseroan Terbatas merupakan suatu organ yang di dalamnya terdiri dari satu atau lebih anggota yang dikenal dengan sebutan direktur.


(34)

Komite Audit memiliki tugas terpisah dalam membantu Dewan Komisaris untuk memenuhi tanggung jawabnya dalam memberikan pengawasan secara menyeluruh sebagai contoh komite audit memiliki wewenang untuk melaksanakan dan mengesahkan penyelidikan terhadap masalah-masalah di dalam cakupan tanggung jawabnya.

The Institute of Internal Auditors (IIA) merekomendasikan bahwa setiap perusahaan publik harus memiliki komite audit yang diatur sebagai komite tetap. IIA juga menganjurkan dibentuknya komite audit di dalam organisasi lainnya, termasuk lembaga-lembaga non-profit dan pemerintahan. komite audit agar beranggotakan komisaris independen, dan terlepas dari kegiatan manajemen sehari-hari dan mempunyai tanggung jawab utama untuk membantu Dewan komisaris dalam menjalankan tanggung jawabnya terutama dengan masalah yang berhubungan dengan kebijakan akuntansi perusahaan, pengawasan internal, dan sistem pelaporan keuangan

Pada umumnya, komite audit mempunyai tanggung jawab pada tiga bidang, yaitu;

a. Laporan Keuangan (Financial Reporting)

b. Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance); dan c. Pengawasan Perusahaan (Corporate Control).


(35)

1. Definisi pengungkapan

Pengungkapan (disclosure) didefinisikan sebagai penyediaan sejumlah informasi untuk membantu investor dalam membuat prediksi kinerja perusahaan pada masa yang akan datang (Scott, 1987 dalam Diantimala, 2003).

Pengungkapan juga mencakup penyediaan informasi yang diwajibkan oleh badan berwenang maupun secara sukarela dilakukan perusahaan yang berupa laporan keuangan, informasi tentang kejadian setelah tanggal laporan, analisis manajemen atau operasi perusahaan di masa yang akan datang, prakiraan keuangan dan operasi pada tahun yang akan datang dan laporan tambahan yang mencakup pengungkapan menurut segmen dan informasi lainnya di luar harga perolehan.

Bentuk yang sangat penting dari pengungkapan adalah pelaporan keuangan yang mencakup laporan keuangan dan laporan tambahan lainnya, cara yang sangat baik dari pengungkapan adalah melalui laporan tahunan.

Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (SAK No.1, 2004).


(36)

Laporan keuangan juga menunjukkan pertanggung jawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka sedangkan bagi pihak di luar manajemen suatu perusahaan, laporan keuangan merupakan jendela informasi yang memungkinkan mereka untuk mengetahui kondisi perusahaan-perusahaan tersebut.

Salah satu tujuan pelaporan keuangan adalah untuk memberikan informasi guna pengambilan keputusan. Hal ini memerlukan suatu pengungkapan yang layak mengenai data keuangan dan informasi relevan lainnya. Pengungkapan laporan keuangan ini ditujukan kepada pemegang saham, kreditor, investor, para karyawan, instansi pemerintah dan masyarakat luas.

2. Tujuan Pengungkapan

Pengungkapan informasi berkaitan dengan hal-hal yang terdapat dalam laporan keuangan dan pengukurannya yang dapat disajikan oleh catatan laporan keuangan atau di muka laporan keuangan, oleh informasi tambahan, atau oleh cara-cara pelaporan keuangan lainnya, yang bukan merupakan substitusi bagi pengakuan dalam laporan keuangan untuk hal-hal yang memenuhi kriteria pengakuan (Belkaoui, 2004). Adapun tujuan dari pengungkapan adalah sebagai berikut:

a. Untuk menguraikan hal-hal yang diakui dan memberikan pengukuran yang relevan atas hal-hal tersebut diluar pengukuran yang digunakan dalam laporan keuangan.


(37)

b. Untuk menguraikan hal-hal yang diakui dan untuk memberikan pengukuran yang bermanfaat bagi hal-hal tersebut.

c. Untuk memberikan informasi yang akan membantu investor dan kreditor menilai risiko dan potensial dari hal-hal yang diakui dan tidak diakui.

d. Untuk memberikan informasi penting yang memungkinkan para pengguna laporan keuangan untuk melakukan perbandingan dalam satu tahun dan diantara beberapa tahun.

e. Untuk memberikan informasi mengenai arus kas masuk atau arus kas keluar di masa depan.

f. Untuk membantu para investor menilai pengembalian dari investasi mereka.

E. Luas Pengungkapan dalam Laporan Keuangan

Imhoff (1992) dalam Handojo (2007) menyatakan kualitas tampak sebagai atribut yang penting dari suatu informasi akuntansi. Meskipun kualitas akuntansi masih memiliki makna ganda (ambigous), banyak penelitian yang menggunakan indeks of disclosure methodology mengemukakan bahwa kualitas pengungkapan dapat diukur dan digunakan untuk menilai manfaat potensial dari sisi laporan tahunan. Dengan kata lain Imhoff mengatakan bahwa tingginya kualitas informasi akuntansi sangat berkaitan dengan tingkat kelengkapan pengungkapan. Berapa banyak informasi tersebut harus diungkapkan tidak hanya tergantung pada keahlian pembaca akan tetapi juga pada standar yang dibutuhkan.


(38)

Darrough (1993) dalam Simanjuntak, dkk (2004) menyatakan dua jenis pengungkapan dalam hubungannya dengan persyaratan yang ditetapkan standar, yaitu:

a. Pengungkapan wajib (mandated disclosure)

Merupakan pengungkapan minimum yang diisyaratkan oleh standar akuntansi yang berlaku. Jika perusahaan tidak bersedia untuk mengungkapkan informasi secara sukarela, pengungkapan wajib akan memaksa perusahaan unuk mengungkapkannya.

b. Pengungkapan sukarela (voluntary disclosure)

Merupakan pengungkapan butir-butir yang dilakukan sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku. Healy, dkk dalam Simanjuntak, dkk (2004) mengemukakan meskipun semua perusahaan publik diwajibkan untuk memenuhi pengungkapan minimum, mereka berbeda secara substansial dalam hal jumlah tambahan informasi yang diungkap ke pasar modal. Salah satu cara meningkatkan kredibilitas perusahaan adalah melalui pengungkapan sukarela secara lebih luas dan membantu investor dalam memahami strategi bisnis manajemen.


(39)

F. Penelitian Terdahulu

Theresia (2005) melakukan penelitian tentang hubungan antara good corporate governance dan struktur kepemilikan dengan kinerja keuangan perusahaan-perusahaan yang listing di Bursa Efek Jakarta (BEJ) tahun 2005. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara struktur kepemilikan dengan kinerja perusahaan , tidak terdapat hubungan yang signifkan antara manajemen laba dengan kinerja perusahaan, dan terdapat hubungan yang signifikan antara disclosure dengan kinerja perusahaan

Ujiyantho dan Bambang (2007) juga melakukan penelitian tentang mekanisme corporate governance, manajemen laba dan kinerja keuangan pada 30 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 2001-2004. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba, kepemilikan manajerial juga berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba, proporsi dewan komisaris independen berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba, jumlah dewan komisaris tidak berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba, dan manajemen laba (discretionary accruals) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan.


(40)

Pada penelitian yang dilakukan Handojo (2007) terhadap 41 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2004, terbukti bahwa mekanisme corporate governance dapat mengarahkan pada semakin terbukanya perusahaan dalam mengungkapkan informasi dalam laporan keuangan dimana hal ini dibuktikan dengan pengaruh dari kepemilikan publik dan banyaknya dewan direksi.

Variabel manajemen laba juga tidak berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan sedangkan variabel lainnya yang diteliti menunjukkan bahwa hanya DER dan Umur Perusahaan yang berpengaruh pada tingkat pengungkapan laporan keuangan, sedangkan Likuiditas (CR), Profitabilitas (ROA), Ukuran Perusahaan (Size), Kepemilikan Manajerial (MGR), Komite Audit (KOMIT) dan Manajemen Laba (DTAC) semuanya tidak terbukti secara statistik berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan.


(41)

Tabel 2.1

Perbandingan penelitian terdahulu dan sekarang Perbandingan Penelitian terdahulu Handojo

(2007)

Penelitian sekarang

Populasi dan sampel

41 perusahaan publik sektor manufaktur

30 perusahaan publik sektor manufaktur

Laporan

tahunan 2004 2004-2006

Variabel Independen

Likuiditas, Profitabilitas, Struktur Modal, Umur Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Publik, Kepemilikan Manajerial, Ukuran Dewan Direksi, Komite Audit, Manajemen Laba.

Likuiditas, Profitabilitas, Struktur Modal, Umur Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Publik, Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris, Dewan Komisaris Independen, Dewan Direksi, dan Komite Audit.

Variabel Dependen

Pengungkapan Laporan Keuangan

Pengungkapan Laporan Keuangan


(42)

Corporate Governance: Kepemilikan Publik Umur Perusahaan Ukuran Perusahaan Kepemilikan Institusional Ukuran Dewan Komisaris

Proporsi Dewan Komisaris Independen Ukuran Dewan Direksi

Komite Audit

Kinerja Manajerial : Likuiditas

Profitibilitas Struktur Modal

G. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dibuat suatu kerangka pemikiran sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Pengungkapan Laporan Keuangan


(43)

Kemudian perumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut :

Ha1 : Likuiditas berpengaruh secara signifikan terhadap indeks kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.

Ha2: Profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap indeks kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.

Ha3: Struktur modal berpengaruh secara signifikan terhadap indeks kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.

Ha4: Tipe kepemilikan publik perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap indeks kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.

Ha5: Umur perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap indeks kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.

Ha6: Ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap indeks kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.

Ha7: Kepemilikan institusional berpengaruh secara signifikan terhadap indeks kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.

Ha8: Ukuran dewan komisaris berpengaruh secara signifikan terhadap indeks kelengkapan pengungkapan laporan keuanganz

Ha9: . Proporsi dewan komisaris independen berpengaruh secara signifikan terhadap indeks kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.

Ha10: Ukuran dewan direksi berpengaruh secara signifikan terhadap indeks kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.

Ha11: Komite audit berpengaruh secara signifikan terhadap indeks kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.


(44)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kausal karena bertujuan meneliti hubungan sebab akibat antara dua variabel, yaitu variabel independen dan variabel dependen. Objek penelitian ini adalah corporate governance dan laporan keuangan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pengaruh mekanisme corporate governance terhadap pengungkapan laporan keuangan perusahaan-perusahaan manufaktur.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi penelitian adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang telah menerbitkan laporan Keuangan hingga tahun 2006 dan telah menyampaikan laporan tersebut ke BEI. Metode penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode Simple random Sampling.

Metode ini melakukan penarikan sampel probabilitas dengan cara acak sederhana dan setiap responden memiliki kemungkinan yang sama untuk dipilih sebagai sampel (Hamid, 2007).. Metode ini umumnya dipakai jika sampel dalam populasi jumlahnya relatif sedikitPada kondisi demikian, penggunaan metode ini akan menjadi efisien dan efektif tetapi jika jumlah elemen-elemen populasi sangat besar, penggunaan metode ini menjadi kurang fleksibel.


(45)

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder biasanya berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang tersusun di dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan (Indriantoro dan Supomo, 2002:147). Data tersebut didapat dari Laporan keuangan tahunan perusahaan.

D. Metode Analisis

Dalam penelitian ini dilakukan pengujian variabel-variabel dengan menggunakan uji asumsi klasik dan uji.

3. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan dan mendeskripsikan variabel dalam penelitian ini. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai rata-rata (mean) , standar deviasi, nilai minimum dan nilai maksimum.

4. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik yang digunakan pada penelitian ini adalah uji autokorelasi , uji multikolonieritas dan uji heteroskedastisitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melibat penyebaran data yang normal atau tidak, karena data diperoleh langsung dari pihak pertama melalui kuisioner.


(46)

Dalam Ghozali (2005) screening terhadap normalitas data merupakan langkah awal yang harus dilakukan untuk setiap analisis multivariate, khususnya jika tujuannya adalah inferensi. Pengujian normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan uji normal probability plot dimana data dikatakan normal jika nilai sebaran data berada disekitar garis lurus diagonal.

b. Uji Autokolerasi

Bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t (sekarang) dengan kesalahan penggangu pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah model yang tidak terjadi autokolerasi.

Menurut Santoso (2001), regresi yang tidak terjadi autokolerasi jika memiliki nilai DW antara +2 dan -2, sedangkan untuk regresi yang terjadi autokolerasi positif jika memiliki nilai DW lebih rendah dari -2. regresi yang terjadi autokolerasi negatif jika memiliki nilai DW lebih besar dari +2.

c. Multikolinieritas

Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi maka dinamakan terdapat problem multikolinieritas (multiko) (Ghozali, 2005: 91). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.


(47)

Untuk mendeteksi adanya problem multiko ini, salah satunya dilakukan dengan melihat nilai tolerance (TOL) dan variance inflation factor (VIF). Model regresi yang bebas multiko adalah yang mempunyai nilai VIF kurang dari 10 dan mempunyai mempunyai nilai tolerance lebih dari 0,10 (Ghozali, 2005: 92).

d. Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Sebaliknya, jika varians berbeda di sebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik tidak terjadi heteroskedastisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat grafik plot antar nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah di prediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi -Y sesungguhnya) yang telah studentized sehingga jika ada pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas sebaliknya jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005: 105).


(48)

3. Uji Hipotesis

Penelitian ini akan menguji pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Struktur Modal, Kepemilikan Publik, Umur Perusahaan, Ukuran Perusahaan, kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris, Dewan Komisaris Independen, Dewan Direksi, dan Komite Audit terhadap variabel dependen. Jadi, persamaan regresi yang digunakan adalah.

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3+ β4X4+ β5X5+ β6X6+ β7X7+ β8X8+ β9X9+ β10X10 + β11X11 + e

Dimana:

Y = Indeks pengungkapan laporan keuangan perusahaan publik. X1 = Current Ratio (likuiditas)

X2 = Return on Total Assets (profitabilitas) X3 = Debt to Equity Ratio (struktur modal)

X4 = Persentase saham publik (tipe kepemilikan perusahaan) X5 = Umur Perusahaan

X6 = Ukuran Perusahaan X7 = Kepemilikan Institusional X8 = Ukuran Dewan Komisaris

X9 = Proporsi Dewan Komisaris Independen X10 = Ukuran Dewan Direksi

X11 = Komite Audit α = Konstanta, e = Error


(49)

Dalam melakukan pengujian hipotesis dilakukan melalui: a. Uji Adjusted R2 (Koefisien Determinasi)

Untuk menentukan seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen, maka perlu diketahui koefisien determinasi (R-square). Jika R-Square adalah sebesar 1 berarti fluktuasi variabel dependen seluruhnya dapat dijelaskan oleh variabel independen dan tidak ada faktor lain yang menyebabkan fluktuasi variabel dependen.

Nilai R-square berkisar hampir 1, berarti semakin kuat kemampuan variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. Sebaliknya, jika nilai R-square semakin mendekati angka 0 berarti semakin lemah kemampuan variabel independen dapat menjelaskan fluktuasi variabel dependen (Ghozali, 2005:83) karena adanya kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi R2, maka digunakan nilai Adjusted R2 dalam penelitian ini dan nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke model.

b. Uji F

Uji F dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel-variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen, maka digunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05.


(50)

Jika nilai probability F lebih besar dari 0,05 maka model regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau dengan kata lain variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Sebaliknya, jika nilai probability F lebih kecil dari 0, 05 maka model regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau dengan kata lain variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

c. Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel independen secara individual terhadap veriabel dependen. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen digunakan tingkat signifikansi 5% atau (α) = 0,05. Jika probability t lebih besar dari 0,05 maka tidak ada pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen (koefisien regresi tidak signifikan), sedangkan jika nilai probability t lebih kecil dari 0,05 maka terdapat pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen (koefisien signifikan) (Ghozali, 2005: 85).


(51)

E. Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel Independen adalah variabel stimulus, predictor atau dalam Bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen ada sebelas (11) yang berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan perusahaan publik, yaitu: Likuiditas (CR), Profitabilitas (ROA), Struktur Modal (DER), Kepemilikan Publik (PUB), Umur Perusahaan (AGE), Ukuran Perusahaan (Size), Kepemilikan Institusional (INST), Ukuran Dewan komisaris (COMM), Proporsi Dewan Komisaris Independen (PROCOMM), Ukuran Dewan Direksi (BOARD), dan Komite Audit (KOMIT).

2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel Dependen adalah variabel terikat atau variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas sedangkan dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah. indeks kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Skala pengukuran variabel ini adalah skala rasio. Variabel ini mengukur berapa banyak butir laporan keuangan yang material yang diungkap oleh perusahaan yang bersifat wajib (mandatory).


(52)

Instrumen indeks pengungkapan yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengikuti peraturan BAPEPAM Nomor: SE-02/PM/2002 tanggal 27 Desember 2002 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atas Perusahaan Publik – Industri Manufaktur dengan jumlah butir pengungkapan total yang terdapat dalam indeks ini yaitu sebanyak 78 butir.

Perhitungan untuk mencari angka indeks ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

IKP = n x 100% = n x 100% K 78

Dimana : IKP = indeks kelengkapan pengungkapan laporan keuangan n = jumlah butir pengungkapan yang dipenuhi


(53)

Tabel 3.1

Operasional Variabel Penelitian

Variabel Terukur Indikator Skala Sumber Data

Instrumen

Variabel dependen Indeks Kelengkapan Pengungkapan L/K (IKP)

1. Jumlah butir pengungkapan yang dipenuhi.

2. Jumlah semua butir yang harus dipenuhi.

Rasio Sekunder Laporan Keuangan

Variabel independen 1.Likuiditas (CR)

1. Current Assets. 2. Current Liabities.

Rasio Sekunder Laporan Keuangan 2.Profitabilitas (ROA) 1. Net Income .

2. Total Assets.

Rasio Sekunder Laporan Keuangan 3.Struktur modal (DER) 1. Total Debt.

2. Total Equity.

Rasio Sekunder Laporan Keuangan 4.Kepemilikan Publik

(PUB)

1.Jumlah saham publik . 2.Total Saham yang beredar .

Rasio Sekunder Laporan Keuangan

5.Umur perusahaan (tahun) (AGE)

1. Selisih antara tahun berjalan dengan tahun first issue di BEJ.

Rasio Sekunder Laporan Keuangan

6.Ukuran perusahaan (Size) 1. Harga Saham 31 Desember 2. Total Saham Beredar.

Rasio Sekunder Laporan Keuangan 7. Kepemilikan

Institusional (IINST)

1. Persentase jumlah saham yang dimiliki institusi. 2. Total jumlah saham yang

beredar

Rasio Sekunder Laporan Keuangan

8. Ukuran Dewan Komisaris

(COMM)

1. Jumlah seluruh anggota dewan komisaris dari seluruh perusahaan.

Rasio Sekunder Laporan keuangan


(54)

9.Proporsi Dewan Komisaris Independen (PROCOMM)

1. Jumlah anggota dewan komisaris dari luar perusahaan.

2. Jumlah seluruh anggota dewan komisaris dari seluruh perusahaan.

Rasio Sekunder Laporan keuangan

10.Ukuran Dewan Direksi (BOARD)

1. Jumlah seluruh anggota dewan Direksi dari perusahaan.

Rasio Sekunder Laporan keuangan

11.Komite Audit (KOMIT)

Dummy variable, dimana 1 bila memiliki komite audit dan 0 bila tidak memiliki komite audit.

Nominal Sekunder Laporan Keuangan


(55)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Penelitian ini menggunakan populasi seluruh perusahaan yang bergerak dalam bidang industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2004-2006. Sampel perusahaan yang berhasil diperoleh dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 perusahaan. Data yang digunakan berasal dari laporan tahunan (annual report) tahun 2004, 2005 dan 2006. Tabel 4.1 merupakan rincian sampel yang diperoleh.

Tabel 4.1

Rincian Sampel penelitian

Jumlah Perusahaan Yang terdaftar di BEJ hingga tahun 2006 342

Perusahaan Yang bergerak dalam industri manufaktur 142 Perusahaan yang menjadi sampel 30

Sumber : Data diolah

Berdasarkan klasifikasi jenis industrinya, perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini menjadi 30 jenis industri. Dilihat dari ukuran perusahaan yaitu dilihat dari modal sahamnya, PT.Holcim Indonesia Tbk. memiliki modal saham terbesar hingga tahun 2006 dari seluruh perusahaan yang masuk dalam sampel yaitu sebesar Rp.3.831.450.000.000. Sementara perusahaan dengan modal saham terendah adalah PT.Beton Jaya Manunggal Tbk. Dengan modal saham sebesar Rp.18.000.000.000.


(56)

Lain halnya dilihat dari tingkat pengungkapan laporan keuangannya, PT.Beton Jaya Manunggal Tbk. Memiliki tingkat pengungkapan terendah yaitu 85%, sedangkan PT.Astra International Tbk, PT. Bristol Myers Squibb Indonesia Tbk, dan PT. Holcim Indonesia Tbk sama-sama memiliki tingkat pengungkapan tertinggi yaitu sebesar 96%.

Tabel 4.2

Distribusi Sampel Berdasarkan Klasifikasi Jenis Industri

No Jenis Industri Jumlah

1 Automotive and Components 3

2 Ceramic, Porselen and Glass 2

3 Cement 1

4 Chemicals 2

5 Cosmetics and Household goods 2

6 Food and Beverage 2

7 Lumber and Wood product 1

8 Metal and Allied Product 2

9 Pharmaceuticals 3

10 Plastics and Tidiness 4

11 Pulp and Paper 1

12 Textile and Garment 5

13 Tobacco 2

Sumber : Data diolah

B. Analisis Deskriptif

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi Likuiditas, Profitabilitas, Struktur Modal, Kepemilikan Publik, Umur Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Institusional, Ukuran Dewan komisaris, Proporsi Dewan Komisaris Independen, Ukuran Dewan Direksi dan Komite Audit sebagai variabel independent sedangkan variabel dipenden diiukur dengan indeks kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Variabel tersebut akan diuji secara deskriptif sebagai berikut ini:


(57)

Tabel 4.3 Statisitik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Likuiditas_X1 90 .07 10.35 2.2616 1.97486

Profitibilitas_X2 90 -1.44 8.13 .1917 .99996

DER_X3 90 -218.51 4.89 -2.3278 23.38083

Kep.Publik_X4 90 .02 .88 .2356 .15169

Umur.Persh_X5 90 3.00 27.00 12.2000 6.02467

Size.Persh_X6 90 .13 767.66 1.3989E2 180.19984

Kep.Institusi_X7 90 .00 .98 .7136 .21616

Jmlh.DK_X8 90 2.00 11.00 4.1444 1.96921

Prop.DK.Indpnd_X9 90 .00 .60 .3203 .15624

Jmlh.Drksi_X10 90 3.00 14.00 5.2333 2.24384

Kom.Audit_X11 90 .00 1.00 .9222 .26932

Pengngkpn.LK_Y1 90 .85 .96 .9092 .03066

Valid N (listwise) 90

Tabel 4.3 menunjukkan statistik deskriptif untuk variabel-variabel independen dan dependen. Tabel tersebut menunjukkan bahwa mean dari rasio likuiditas sebesar 2,2616, mean untuk rasio profitibilitas sebesar 0,1917, mean dari rasio struktur modal (Debt Equity Ratio) sebesar -2,3278, mean dari kepemilikan publik sebesar 0,2356, mean dari umur perusahaan sebesar 12,2, mean dari ukuran perusahaan sebesar 1,3989, mean dari kepemilikan institusi sebesar 0,7136, mean dari ukuran dewan komisaris sebesar 4,1444, mean dari proporsi dewan komisaris independen sebesar 0,3203, mean dari ukuran dewan direksi sebesar 5,2333, mean dari komite audit sebesar 0,9222 sedangkan variabel independen pengungkapan laporan keuangan memiliki nilai mean sebesar 0,9092.


(58)

Tabel 4.3 juga menjelaskan nilai minimum dan maximum dari masing-masing variabel yaitu untuk variabel likuiditas nilai minimumnya sebesar 0,07 dan nilai maksimumnya sebesar 10,35, variabel profitibilitas nilai minimumnya sebesar –1,44 dan nilai maksimumnya sebesar 8,13, untuk variabel struktur modal nilai minimumnya sebesar -218,51 dan nilai maksimumnya sebesar 4,89, untuk variabel kepemilikan publik nilai minimumnya sebesar 0,02 dan nilai maksimumnya sebesar 0,88, untuk variabel umur perusahan nilai minimumnya sebesar 3,0 dan nilai maksimumnya sebesar 27,0 untuk variabel ukuran perusahaan nilai minimumnya sebesar 0,13 dan nilai maksimumnya sebesar 767,66, untuk variabel kepemilikan institusi nilai minimumnya sebesar 0,00 dan nilai maksimumnya sebesar 0,98, untuk variabel jumlah dewan komisaris nilai minimumnya sebesar 2,00 dan nilai maksimumnya sebesar 11,0, untuk variabel proporsi dewan komisaris independen nilai minimumnya sebesar 0,0 dan nilai maksimumnya sebesar 0,6, untuk variabel ukuran jumlah direksi nilai minimumnya sebesar 3,0 dan nilai maksimumnya sebesar 14,0, untuk variabel komite audit nilai minimumnya sebesar 0,0 dan nilai maksimumnya sebesar 1,0, sedangkan untuk variabel dependen yaitu pengungkapan laporan keuangan memiliki nilai minimum sebesar 0,85 dan nilai maksimum sebesar 0,96.


(59)

C. Analisis dan Pembahasan 1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan normal probability plot. Pedoman suatu model dikatakan terdistribusi normal jika nilai-nilai sebaran terletak disekitar garis lurus diagonal. Dengan melihat tampilan grafik Normal Plot pada gambar 4.1 dapat disimpulkan bahwa grafik Normal Plot terlihat titik menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal sehingga grafik ini menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas.

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas


(60)

b. Uji Autokorelasi

Berdasarkan tabel 4.4, dapat dilihat bahwa hasil uji autokorelasi pada nilai Durbin-Watson test menunjukkan angka 1,816. Menurut Imam Ghozali (2005), regresi yang tidak terjadi autokolerasi jika DW diantara -2 sampai +2. sehingga dengan mengacu pada tabel 4.5, didapat bahwa nilai Du sebesar 1,816. dan dapat dinyatakan bahwa data dalam penelitian ini bebas dari autokorelasi.

Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi

Durbin-Watson 1.816

c. Uji Multikolonieritas

Pengujian multikolonieritas silihat dari besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance. Regresi yang bebas dari problem multikolonieritas apabila nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,10, maka data tersebut dapat dibilang tidak ada multikolonieritas. Hasil uji multi kolonieritas terhadap data untuk pengujian hipotesis ditunjukkan pada tabel 4.,4. Tabel tersebut menunjukkan hasil uji multikolonieritas sengan VIF berkisar antara 1,069 sampai 2,009. Sedangkan nilai tolerance berkisar antara 0,498 sampai 0,935 sehingga dari hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen tidak memiliki masalah multikolonieritas.


(61)

Tabel 4.5

Hasil Uji Multikolonieritas Colinierity Statistic Model

(constant) Tolerance VIF

Kesimpulan

Likuiditas .765 1.308 Tidak terjadi Multikolonieritas

Profitibilitas .805 1.242 Tidak terjadi Multikolonieritas

Struktur Modal (DER) .935 1.069 Tidak terjadi Multikolonieritas

Kepemilikan.Publik .508 1.969 Tidak terjadi Multikolonieritas

Umur.Perusahaan .657 1.521 Tidak terjadi Multikolonieritas

Ukuran.Perusahaan .828 1.208 Tidak terjadi Multikolonieritas

Kepemilikan.Institusi .498 2.009 Tidak terjadi Multikolonieritas

Jumlah Dewan

Komisaris .527 1.896

Tidak terjadi Multikolonieritas Proporsi.Dewan

Komisaris Independen .684 1.462

Tidak terjadi Multikolonieritas

Jumlah.Dreksi .513 1.951 Tidak terjadi Multikolonieritas

Komite Audit .893 1.120 Tidak terjadi Multikolonieritas

d. Uji Heteroskedasitas

Gambar 4.1 menunjukkan hasil uji heteroskedasitas dengan menggunakan grafik scatterplot untuk data mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengungkapan laporan keuangan. Gambar 4.1 juga menunjukkan bahwa titik-titik data menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola, baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model regresi penelitian ini tidak mengalami problem heteroskedastisitas.


(62)

Gambar 4.2

Grafik hasil Uji heteroskedastisitas

Sumber: Data diolah 2. Uji Hipotesis

d. Koefisien determinasi (R2)

Uji ini dilakukan untuk mengukur kemampuan variabel independen, yaitu: Likuiditas, Profitabilitas, Struktur Modal, Kepemilikan Publik, Umur Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Institusional, Ukuran Dewan komisaris, Proporsi Dewan Komisaris Independen, Ukuran Dewan Direksi, dan Komite Audit dalam menjelaskan variabel dependen yaitu Indeks Pengunkapan Laporan Keuangan. Hasil uji koefisien Adjusted R square disajikan dalam tabel 4.6.


(63)

Tabel 4.6 Koefisien Determinasi

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .846a .715 .675 .01748

a. Predictors: (Constant), Kom.Audit_X11, Size.Persh_X6, Likuiditas_X1, DER_X3, Kep.Institusi_X7, Jmlh.DK_X8, Profitibilitas_X2, Prop.DK.Indpnd_X9,

Umur.Persh_X5, Jmlh.Drksi_X10, Kep.Publik_X4

b. Dependent variable: pengngkpn.LK_Y1 Sumber: Data diolah

Pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai koefisien Adjusted R square adalah sebesar 0,715, hal ini berarti 71,5% variabel pengungkapan laporan keuangan dapat dijelaskan oleh variabel Likuiditas, Profitabilitas, Struktur Modal, Kepemilikan Publik, Umur Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Institusional, Ukuran Dewan komisaris, Proporsi Dewan Komisaris Independen, Ukuran Dewan Direksi, dan Komite Audit. Sedangkan sisanya (100%-71,5% = 28,2%) dijelaskan oleh faktor-faktor lainnya seperti manajemen laba, kepemilikan manajerial, return kumulatif, dan variabel-variabel lain yang mungkin berpengaruh terhadap pengungkapan tetapi tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

Angka koefisien korelasi R pada tabel 4.18 sebesar 0,846 menunjukkan bahwa hubungan antara variabel independen dengan dependen adalah kuat karena memiliki koefisien korelasi diatas 0,5. yaitu sebesar 0.564.


(64)

Penelitian ini juga sejalan dengan Handojo (2007) yang menyatakan bahwa hubungan antara variabel independen (kepemilikan publik, kepemilikan manajerial, Struktur modal, Ukuran dewan direksi, Ukuran komite audit, Umur perusahaan, Profitibilitas, Ukuran perusahaan dan Likuiditas ) dengan variabel dependen adalah kuat karena memiliki koefisien korelasi diatas 0,5 yaitu sebesar 0.564 atau hal ini juga berarti 56,4% variable pengungkapan laporan keuangan dapat dijelaskan oleh variable-variabel independen yang digunakan oleh Handojo (2007) tersebut.

e. Uji F

Tabel 4.7 ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression .060 11 .005 17.784 .000a

Residual .024 78 .000

1

Total .084 89

Sumber: Data diolah

Tabel 4.8 menunjukkan hasil uji F dengan signifikansi sebesar 0,00 yang memiliki nilai lebih kecil dari 0,05 artinya bahwa variabel Likuiditas, Profitabilitas, Struktur Modal, Kepemilikan Publik, Umur Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Institusional, Ukuran Dewan komisaris, Proporsi Dewan Komisaris Independen, Ukuran Dewan Direksi, dan Komite Audit secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel pengungkapan laporan keuangan.


(65)

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Handojo (2007) yang menyatakan bahwa variable-variabel independen kepemilikan publik, kepemilikan manajerial, Struktur modal, Ukuran dewan direksi, Ukuran komite audit, Umur perusahaan, Profitibilitas, Ukuran perusahaan dan Likuiditas secara bersama-sama mempengaruhi tingkat pengungkapan laporan keuangan.

f. Uji t

Tabel 4.8

Hasil Uji Parameter Individual (Uji Statistik t)

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .819 .015 55.034 .000

Likuiditas_X1 .001 .001 .032 .467 .642

Profitibilitas_X2 -.001 .002 -.034 -.501 .618

DER_X3 .000 .000 .007 .104 .917

Kep.Publik_X4 .070 .017 .348 4.103 .000

Umur.Persh_X5 .003 .000 .667 8.947 .000

Size.Persh_X6 .012 .000 -.206 -3.107 .003

Kep.Institusi_X7 .027 .012 .187 2.187 .032

Jmlh.DK_X8 .004 .001 .225 2.702 .008

Prop.DK.Indpnd_X9 .027 .014 .140 1.916 .059

Jmlh.Drksi_X10 -.002 .001 -.164 -1.946 .055

1

Kom.Audit_X11 .006 .007 .054 .836 .406


(66)

Tabel 4.7 merupakan hasil pengujian antara variabel independen dengan variabel dependen yang dilakukan dengan uji t. Berdasarkan tabel tersebut, hasil perhitungan koefisien regresi memperlihatkan nilai koefisien konstanta adalah sebesar 0,819 dengan t hitung sebesar 55,034 dan nilai signifikansi sebesar 0.00. Koefisien variabel likuiditas (CR) adalah 0,001 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,642. Koefisien variabel profitibilitas adalah -0,001 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,618. Koefisien variabel struktur modal adalah 0,000 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,9176. Koefisien variabel kepemilikan publik adalah 0,070 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 Koefisien variabel umur perusahaan adalah 0,003 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Koefisien variabel ukuran perusahaan adalah 0,012 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,003. Koefisien variabel kepemilikan institisusi adalah 0,027 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,032. Koefisien variabel ukuran dewan komisaris adalah 0,004 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,008. Koefisien variabel proporsi dewan komisaris independen adalah 0,027 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,059. Koefisien variabel ukuran dewan direksi adalah -0,002 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,055 Koefisien variabel keberadaan komite audit adalah 0,006 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,406.


(67)

Berdasarkan hasil uji parameter individual pada tabel 4.7 dapat disimpulkan persamaan:

Y = 0,819 + 0,001X1 - 0,001X2 + 0,000X3+ 0,070X4+ 0,003 X5 + 0,012 X6+ 0,027X7 + 0,004X8 - 0,027X9 - 0,002X10 + 0.006X11

Dimana:

Y = Indeks kelengkapan pengungkapan laporan keuangan perusahaan publik.

X1 = Current Ratio (likuiditas)

X2 = Return on Total Assets (profitabilitas) X3 = Debt to Equity Ratio (struktur modal)

X4 = Persentase saham publik (tipe kepemilikan perusahaan) X5 = Umur Perusahaan

X6 = Ukuran Perusahaan

X7 = Kepemilikan Institusional X8 = Ukuran Dewan Komisaris

X9 = Proporsi Dewan Komisaris Independen X10 = Ukuran Dewan Direksi

X11 = Komite Audit α = Konstanta


(68)

Hasil pengujian variabel independen likuiditas mempunyai angka signifikan 0,642 lebih besar dari 0,05 dan hal ini menunjukkan bahwa ukuran likuiditas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan laporan keuangan. Hasil ini mendukung hasil Handojo (2007) yang menyatakan bahwa likuiditas perusahaan tidak terbukti secara statistik terhadap pengungkapan laporan keuangan.

Hasil pengujian terhadap variabel independen profitibilias mempunyai angka signifikan 0,618 lebih besar dari 0,05 dan hal ini menunjukkan bahwa ukuran profitibilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan laporan keuangan. Penelitian ini konsisten dengan penelitian dari Handojo (2007) yang menunjukkan tidak adanya pengaruh profitibilitas terhadap pengungkapan laporan keuangan.

Hasil pengujian terhadap variabel independen struktur modal mempunyai angka signifikan 0,917 jauh lebih besar dari 0,05 dan menunjukkan bahwa ukuran struktur modal tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan laporan keuangan. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Handojo (2007) yang menyatakan bahwa ada pengaruh negatif struktur modal terhadap pengungkapan laporan keuangan.


(69)

Hasil pengujian terhadap variabel kepemilikan publik yang mempunyai angka signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa kepemilikan publik berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan laporan keuangan. Pada hasil penelitian ini juga diketahui nilai beta yang dihasilkan positif sebesar 0,070 yang berarti kenaikan kepemilikan sebesar 1% akan menaikkan tingkat pengungkapan laporan keuangan sebesar 7%. Hasil penelitian variabel tersebut sejalan dengan penelitian dari Handojo (2007) yang menunjukkan adanya pengaruh positif kepemilikan publik terhadap pengungkapan laporan keuangan.

Hasil pengujian terhadap variabel independen umur perusahaan mempunyai angka signifikan 0,000 kurang dari 0,05 dan ini menunjukkan bahwa umur perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan laporan keuangan. Pada hasil penelitian ini juga diketahui nilai beta yang dihasilkan positif sebesar 0,003 yang berarti kenaikan ukuran perusahaan sebesar 1% akan menaikkan tingkat pengungkapan laporan keuangan sebesar 0,3%. Hasil penelitian variabel tersebut sejalan dengan penelitian dari Handojo (2007) yang menunjukkan adanya pengaruh positif umur perusahaan terhadap pengungkapan laporan keuangan.


(70)

Hasil pengujian terhadap variabel ukuran perusahaan mempunyai angka signifikan 0,003 lebih kecil dari 0,05 yang menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan laporan keuangan. . Pada hasil penelitian ini juga diketahui nilai beta yang dihasilkan positif sebesar 0,012 yang berarti kenaikan ukuran perusahaan sebesar 1% akan menaikkan tingkat pengungkapan laporan keuangan sebesar 1,2%. Hasil penelitian variabel tersebut tidak sejalan dengan penelitian dari Handojo (2007) yang menunjukkan tidak adanya pengaruh ukuran perusahaan terhadap pengungkapan laporan keuangan.

Hasil pengujian terhadap variabel independen kepemilikan institusi mempunyai angka signifikan 0,032 lebih kecil dari 0,05 dan ini menunjukkan bahwa ukuran kepemilikan institusi berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan laporan keuangan. Pada hasil penelitian ini juga diketahui nilai beta yang dihasilkan positif sebesar 0,012 yang berarti kenaikan kepemilikan institusi sebesar 1% akan menaikkan tingkat pengungkapan laporan keuangan sebesar 2,7%.


(71)

Kemudian hasil pengujian terhadap variabel independen ukuran dewan komisaris mempunyai angka signifikan 0,008 lebih kecil dari 0,05 yang menunjukkan bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan laporan keuangan. selain itu nilai beta yang dihasilkan positif 0,004. Hal ini berarti kenaikan ukuran dewan komisaris sebesar 1% akan menaikkan tingkat pengungkapan laporan keuangan sebesar 0,4%.

Kemudian hasil pengujian terhadap variabel proporsi dewan komisaris independen mempunyai angka signifikan 0,059 lebih besar dari 0,05 yang menunjukkan bahwa proporsi dewan komisaris independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan laporan keuangan.

Kemudian hasil penelitian untuk variabel independen ukuran dewan direksi menunjukkan angka signifikan sebesar 0,055 lebih besar dari 0,05 yang menunjukkan bahwa ukuran dewan direksi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan laporan keuangan. Penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Handojo (2007) yang menjelaskan bahwa banyaknya dewan direksi mempengaruhi pengungkapan laporan keuangan.


(72)

Kemudian hasil penelitian untuk variabel independen keberadaan komite audit menunjukkan angka signifikan sebesar 0,406 lebih besar dari 0,05 yang menunjukkan bahwa komite audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan laporan keuangan. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Handojo (2007) yang menjelaskan bahwa keberadaan komite audit tidak mempengaruhi pengungkapan laporan keuangan.

Berdasarkan keseluruhan variabel independen, hanya kepemilikan publik, umur perusahaan, ukuran perusahaan, kepemilikan institusi, dan ukuran dewan komisaris yang dapat mempengaruhi tingkat pengungkapan laporan keuangan.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Dahulu BEJ) tahun 2004-2006 ini secara keseluruhan memberikan bukti bahwa kinerja keuangan (likuiditas, profitibilitas dan struktur modal) tidak berpengaruh terhadap pengungkapan laporan keuangan sedangkan beberapa mekanisme corporate governance menunjukkan adanya pengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan perusahaan. Selanjutnya berdasarkan penggunaan analisis regresi berganda, hasil pengujian diperoleh sebagai berikut:

1. Rasio likuiditas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan laporan keuangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Handojo (2007). 2. Rasio profitibilitas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan laporan keuangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Handojo (2007). 3. Rasio struktur modal tidak berpengaruh terhadap pengungkapan laporan

keuangan. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Handojo (2007). 4. Kepemilikan publik berpengaruh terhadap pengungkapan laporan

keuangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Handojo (2007). 5. Umur perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan laporan

keuangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Handojo (2007). 6. Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan laporan


(2)

7. Kepemilikan institusi berpengaruh terhadap pengungkapan laporan. 8. Ukuran jumlah dewan komisaris berpengaruh terhadap pengungkapan

laporan keuangan.

9. Proporsi dewan komisaris independen berpengaruh terhadap pengungkapan laporan keuangan.

10.Ukuran jumlah dewan direksi tidak berpengaruh terhadap pengungkapan laporan keuangan. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Handojo (2007).

11.Keberadaan komite audit tidak berpengaruh terhadap pengungkapan laporan keuangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Handojo (2007).

B. Implikasi

Dalam kondisi yang tidak menentu dan persaingan bisnis yang meningkat sekarang ini menuntut perusahaan untuk semakin transparansi dalam melaporkan kondisi keuangannya guna meningkatkan daya tarik investor dan debitur. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi pengembangan pada akuntansi manajemen khususnya masalah good corporate governance yang saat ini sedang gencar di perbincangkan dan diyakini dapat menciptakan iklim usaha yang sehat. Dimana hasil penelitian ini menjelaskan bahwa beberapa mekanisme corporate governance dapat mempengaruhi tingkat pengungkapan laporan keuangan.


(3)

C. Keterbatasan

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu:

1. Hasil dari beberapa variabel dalam penelitian ini masih belum sejalan dengan penelitian terdahulunya sehingga masih perlu dilakukan penelitian-penelitian yang sama dengan jumlah sampel lebih besar dan mencakup periode yang lebih lama.

2. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah industri manufaktur, sehingga generalisasi kesimpulan penelitian ini untuk industri lain perlu dilakukan secara hati-hati.

D. Saran

Atas dasar kesimpulan tersebut di atas, dapat diajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan jumlah sampel perusahaan yang lebih banyak dan mencakup periode yang lebih lama. 2. Penelitian selanjutnya juga diharapkan dapat memilih objek penelitian lain

selain perusahaan manufaktur, seperti bank, perusahaan-perusahaan dagang , perusahaan-perusahaan-perusahaan-perusahaan jasa dan sebagainya.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

BAPEPAM, “Surat Keputusan BAPEPAM No SE-02/PM/2002”, www.Bapepam.go.id, Jakarta, 2002.

Belkaoui, Ahmed Riyahi ”Teori Akuntansi”, Salemba Empat, Jakarta, 2004.

Boediono , Gideon S.B, “Kualitas Laba: studi pengaruh mekanisme corporate governance dan dampak manajemen laba dengan menggunakan analisis jalur”, Simposium Nasional Akuntansi, 2005.

Diantimala, Yossi, ”Pengaruh Karakteristik dan Manajemen Laba Terhadap Kualitas Pengungkapan Sukarela”, Jurnal Telaah Akuntansi vol I 175-186, 2003.

FCGI, “Peranan Dewan Komisaris dan Komite Audit dalam Pelaksanaan Corporate Governance.” Seri Tata Kelola Perusahaan, Jilid II. Edisi ke–2, Jakarta, 2001.

Ikatan Akuntan Indonesia, ”Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan”, Salemba Empat, Jakarta, 2004.

Ghozaali, Imam “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, BP Undip, Semarang, 2005.

Gunawan, Yuniati, “Analisis Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”, Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi, Vol I 1-24, 2001.

Halim, Julia dkk , “Pengaruh Manajemen Laba pada Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang Termasuk dalam Indeks lq-45” Simposium Nasional Akuntansi, 2005.


(5)

Hamid,Abdul ”Buku Panduan Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah, 2007.

Handojo, Irwanto “Analisis Pengaruh Mmekanisme Corporate Governance Dan Indikasi Manajemen Laba Terhadap Pengungkapan Laporan Keuangan“, Journal of The 1st Accounting conference FEUI, 2007 .

Hastuti, Theresia Dwi, “Hubungan Antara Good Corporate Governance Dan Struktur Kepemilikan Dengan Kinerja Keuangan”, Simposium Nasional Akuntansi, 2005.

Helfred, E.A. “Techniques In Financial Analiysis (terjemahan)”, Erlangga, Jakarta, 1993.

Herwidayatmo. ”implementasi good corporate Governance untuk perusahaan Publik Indonesia”, usahawan no. 10 , th xxix ,oktober 2000.

Indriantoro, Nur dan Supomo, “Metodologi Penelitan Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen”, BPFE, Yogyakarta, 2002.

Kieso E. Donald, dan Weygandt J Jerry (2005). “Akuntansi Intermediate”, edisi 12, Salemba empat , Jakarta, 2005.

Mulyadi, “Akuntansi Manajemen : Konsep, manfaat, dan rekayasa” edisi 2, STIE YKPN, Yogyakarta, 1997.

Murwaningsari, Etty “Pengaruh Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Manajemen Laba Sebagai Variabel Intervening”, Journal of The 1st Accounting conference FEUI, 2007.

Parulian, Safrida Rumondang, “Komite Audit, Komisaris Independen Dan Manajemen Laba”, Journal of The 1st Accounting conference FEUI, 2007.


(6)

Riyanto, Bambang ”Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan”, BPFE, Yogyakarta, 1997.

Siallagan, Hamonangan dan Machfoedz, Mas’ud “Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Laba Dan Nilai Perusahaan”, Simposium Nasional Akuntansi, 2006.

Simanjuntak, H. Binsar, Lusywidiastuti. ”Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur di BEJ”, JRAI 351-366, Jakarta, 2004.

Singgih Santoso, ”Latihan SPSS Statistik Parametrik”, Elekmedia Komputindo, Jakarta, 2002.

Ujiyantho, Muhammad Arief dan Pramuka, Bambang Agus, “mekanisme corporate governance, manajemen laba dan kinerja keuangan”, Simposium Nasional Akuntansi, 2007.

Wardhani, Ratna, “Mekanisme Corporate Governance Dalam Perusahaan Yang Mengalami Permasalahan Keuangan (financially distressed firms)”, Simposium Nasional Akuntansi, 2006.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Kinerja Keuangan, Good Corporate Governance, dan pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

12 179 88

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 67 73

PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP FINANCIAL Pengaruh Kinerja Keuangan dan Mekanisme Corporate Governance terhadap Financial Distress (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Peri

0 3 15

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN SIZE TERHADAP KINERJA KEUANGAN Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Leverage, Dan Size Terhadap Kinerja Keuangan (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 1 13

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE , LEVERAGE, DAN SIZE TERHADAP KINERJA KEUANGAN Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Leverage, Dan Size Terhadap Kinerja Keuangan (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 1 18

Pengaruh Mekanisme Corporate Governance pada Integritas Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013.

1 2 43

ANALISIS PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 18

Pengaruh Kinerja Keuangan, Good Corporate Governance, dan pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 14

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PRAKTEK MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 19

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PRAKTEK MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 16