1 BAB I PENDAHULUAN - 03 BAB I-BAB III

  1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

  Didalam pasal 31 ayat 2 menyatakan bahwa setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang berfikir bagai mana menjalani kehidupan di dunia ini. Berdasarkan undang-undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 Bab 1, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan sesuana belajar dan proses pembelajaran agar para peserta didik secara aktif mengembangkan potendi diri untuk memiliki kekuatan sepritual keagamaan, pengendalian diri, keperibadian, kecerdasan, ahlakmulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

  Menurut Ki Hadjar Dewantara ada lima asas dalam pendidikan yaitu (1) asas kemerdekaan yaitu memberikan kemerdekaan kepada anak didik dengan dituntun oleh kodrat alam baik dalam kehidupan individu maupun sebagai anaggot masyarakat. (2) asas Kodrat Alam yaitu manusi pada dasarnya sebagai mahluk yang menjadi satu dengan kodrat alam. (3) Asas Kebudayaaan yaitu berakar dari kebudayaan bangsa akan tetapi kebudayaan luar yang telah maju yang sesuai dengan asas pancasila kemajuan tersebut harus terus di ikuti, dengan tidak lupa kebudayaan sendiri tetap menjadi acuan utama atau jati diri. ((4) Kebangsaan yaitu membina kesatuan kebangsaan dengan perasaan dalam suka dan duka akan menciptakan keserasian dengan bangsa lain. (5) Asas Kemanusiaan yaitu mendidik anak menjadi manusia yang manusiawi sesuai dengan kodratnya sebagi mahluk tuhan.

  Menurut Tilaar ada tiga hal yang perlu dikaji kembali dalam pendidikan. Pertama, pendidikan tidak dapat dibatasi hanya sebagai Schooling belaka. Kedua pendidikan bukan hanya mengembangkan intelegensi akademik peserta didik. Ketiga pendidikan ternyata bukan hanya membuat manusia pintar tetapi yang lebih penting ialah manusia yang berbudaya dan menyadari akhekat tujuan penciptaannya. Dengan demikian proses pendidikan dapat kita rumuskan sebagai proses Kominisasi dan Humanisasi yang berlangsung baik di dalam lingkungan hidup pribadi, keluarga masyarakat dan bangsa.

  Untuk mewujudkan masyarakat Indonesia baru yaitu masyarakat madani yang diridhoi oleh Allah SWT tentunya memerlukan paradigma yang baru. Suatu masyarakat yang religius dan demokratis tentunya memerlukan berbagai praksis pendidikan yang dapat menumbuhkan individu dan masyarakat yang religius dan demokratis pula. Pada dasarnya pendidikan nasional yang baru harus dapat mengembangkan tingka laku yang menjawab tangtangan internal dan global. Dengan demikian kebhinekaan menuju kepada terciptanya suatu masyarakat Indonesia yang bersatu diatas kekayaan kebhinekaan masyarakat dan bangsa Indonesia.

  B. Rumusan Masalah

  Dengan latar belakang diatas ada beberapa permasalahan yang harus dicari tahu dalam hakekat pendidikan di SD di antarnya sebagai berikut :

  1. Apakah fungsi dan tujun pendidikan SD?

  2. Apa karakteristik pendidikan di SD?

  3. Apa peranan guru, orang tua, dan masyarakat dalam pendidikan di SD?

  4. Bagaimana Tatanan Organisasi Pendidikan di SD?

  C. Tujuan

  Tujaun dari rumusan masalah di atas adalah agar :

  1. Supaya guru SD mengetahui Tujuan dan Fungsi Pendidikan d SD sebenarnay

  2. Supaya mengetahui karakter siswa, guru, kurikulum dan pembelajaran,gedung dan peralatan pembelajaran pendidikan di SD

  3. Supaya dapat mengetahui dan memahami peran sebagai guru, orang tua dan masyarakat dalam pendidikan di SD

  4. Supaya mengetahui susunan intansi Pendidikan Nasional

  3 BAB II HAKEKAT PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

A. Fungsi, Tujuan dan Karekteristik Pendidikan Sekolah Dasar

1. Fungsi dan Tujuan Pendidikan SD

  Sejak di canakannya wajib belajar 6 tahun, SD menjadi lembaga pendidikan yang berfungsi untuk menanamkan dasar bagi setiap warga Negara Indonesia yang masi dalam batas-batas usia SD. Dalam mengemban fungsi tersebut, sekolah dasar sebagai mana halnya lembaga pendidikan lain selalu mengacu pada pendidikan nasional. Yaitu mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan, harkat dan martabat manusia dan masyarakat Indonesia dalam upaya menwujudan pendidikan nasional.

  Tujuan pendidikan nasional yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan Indonesia seutuhnya yaitu manusia yamg beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha esa dan berbudi pekerti luhur dan memiliki pengetahuan dan nalar, keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri dan serta rasa tanggung jawab ke masyarakatan. Tujuan di atas dapat di kelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu: a. Menanamkan kemampuan dasar, baca, tulis, hitung

  Kemampuan dasar membaca, menulis dan berhitung di anggap sebagai prasarat untam bagi setiap orang untuk mampu hidup secara wajar dalam masyarakat yang selalu berkembang. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2010, jam pelajaran bahasa Indonesia dan matematika yang paling banyak.

  b. Memberikan/menanamkan kemampuan dan keterampilan dasar dan bermanfaat bagi siswa yang sesuai dengan perkembangannya.

  Tekanan utama tujuan ini adalah pengetahuan kemampuan dasar. Pengetahuan pendidikan dasar ini tercantum dalam semua mata pelajaran.

  c. Mempersiapkan sisiwa untuk mengikuti pendidikan SLTP.

2. Karakteristik Pendidikan SD.

  Karakteristik atau ciri khas pendidikan bisa kita lihat dari berbagai komponen seperti, siswa, guru, kurikulum, pembelajaran, gedung dan peralatan pembelajaran. Komponen tersebut mempunyai ciri yang berbeda dengan komponen pada satuan pendidikan lain, diantaranya :

  a. Siswa mempunyai kemampuan yang berbeda dari satuan pendidikan lainnya.

  Menurut Piaget, anak-anak usia SD berada dalam taraf akhir masa praoperasional, masa operasi konkret, serta pada tahaf operasi abstrak.

  b. Guru

  Berbeda dengan guru SLTP ataupun SLTA guru SD adalah guru kelas. Setiap guru dituntut untuk mampu mengajarkan semua mata pelajaran di SD, kecuali Agama dan Penjaskes. Sejalan dengan itu, guru SD mengajar dari jam pertama sampai jam terakhir, selain itu guru kelas memegang penuh kelas yang dipegangnya , mulai dari kehadiran siswa sampaipemberian rapor dan terkadang mengerjakan administrasi sekolah seperti laporan Laporan Pertanggung Jawaban Bantuan Operasional Sekolah ( SPJ BOS ) .

  c. Kurikulum

  Kurikulum SD merupakan bagian dari Kurikulum Pendidikan Dasar yang mempunyai tujuan yang khas. Lama pendidikan di SD enam tahun,yang dibagi menjadi tingkat kelas. Kurikulum KTSP di SD menggunakan system Semester dengan lama satu jam pelajaran 30 menit untuk kelas I,II , serta 40 menit untuk kelas III s/d VI. Di SD terdapat 9 mata pelajaran termasuk muatan local, yang dimulai dari kelas satu sampai kelas enam.

  d. Pembelajaran

  Pembelajaran yang terjadi di SD tentu tidak dapat dipisahkan dari tujuan pendidikan di SD serta karakjteristik siswa SD. Yang dapat kita kaji dua karakteristik pembelajaran di SD, yaitu kegiatan kingrit dan kegiatan manipulative.

e. Gedung dan PeralatanPembelajaran

  Gedung dan peralatan SD sangat bervariasi. Ada yang sederhana dan bahkan ada yang cukup mewah. Namun, dapat kita katakana bahwa gedung SD terdiri dari 3-6 ruang kelas dan satu ruangan guru. Tidak ada ruangan khusus admministrasi.

B. Peran Guru, Orang Tua,dan Masyarakat dalam Pendidikan di SD

  Dalam Peraturan Pemerintah (PP), Nomor 38 tahun 1990 tentang Tenaga Kependidikan terdapat dua ketentuan umum yang dapat kita jadikan acuan dalam mengkaji pranan guru dalam pendidikan dasar. Kedua ketentuan tersebut adalah seagaii berikut :

  a. Tenaga Kependidikan adalah anggota masyrakat mengabdikan diri secara langsung dalam rangka penyelenggaraan pendidikan b. Tenaga Pendidik adalah tenaga kependidikan yang bertugas membimbimbing, mengajar dan atau melatih peserta didik

  Tergolong kedalam tenaga pendidik adalah guru, peran tenaga pendidik yaitu membimbing, mwngajar dan berlatih. Sedangkan tenaga kependidikan yang tidak secara langsung terlibat dalam membimbing, mengajar dan melatih seperti pengawas penile, pustakawan, peneliti, dan pengembang di bidang pendidikan.

2. Peran Orang Tua dalam Pendidikan SD

  Berbicara tentang peran orang tua dalm pendidikan dasar, kita tentu tidak dapat berpaling dari ketentuan-ketentuan yang sudah ada, terutam yang berkaitan dengan penuntasan wajib belajar 9 tahun dan ketentuan dalm GBHN yang menyatakan bahwa pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara keluarga, sekolah dan masyarakat.

  Meskipun tidak dinyatakan secara explisif dalam PP No.28/1990, orang tua berperan membantu dalam penyelenggara pendidikan. Peran orang tua pada saat ini yaitu dengan cara mengontrol atau mengawasi pengelolaan dan pengeluaran BOS yang harus sesuai dengan program pemerintah yaitu pendidikan Sekolah Dasar “GRATIS”. Disamping peran utamanya yaitu memasukkan anaknya yang berusia 6 tahun ke SD.

3. Peran Masyarakat dalam Pendidikan SD

  Masyarakat memiliki peran sangat besar dalam pendidikan SD, yang tertuang dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 2 tahun 1989 Bab XIII pasal 47 yang berbunyi sebagai berikut :

  a. Masyarakat sebagai mitra Pemerintah berkesempatan yang seluas-luasnya untuk berperan serta dalam penyelenggaraan pendidikan nasional.

  b. Ciri khas satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyrakat tetap

  c. Syarat-syarat dan tata cara dalam penyelenggaraan pendidikan ditetapkan dengan peraturan pemerintah.

  Dalam menjalankan perannya sebagai mitra pemerintah, masyarakat dapat membentuk yayasan, badan atau lembaga yang khusus menangani satuan pendidikan yang dibentuk.Sebagai mitra pemerintah dalam penyelenggaraan pendidikan, masyarakat juga dapat berperan sebagai donator bagi berlangsungnya satuan-satuan pendidikan tertentu.

  Masih ada satu peran lagi masyarakat dalam pendidikan SD yaitu sebagai komite sekolah yang tugasnya adalah sebagai mitra sekolah sekaligus pengambil kebijakan disetiap langkah-langkah yang akan diambil oleh sekolah.

C. Tatanan Organisasi Pendidikan Sekolah Dasar

1. Instansi yang Bertanggung Jawab dalam Pendidikan Sekolah Dasar

  Secara umum yang bertanggung jawab dalam pengelolaan pendidikan SD adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Hal ini sesuai dengan UU No. 2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 49 yang menyatakan bahwa “ Pengelolaan sistem pendidikan nasional adalah tanggung jawab Menteri”.

  Dalam penyelenggaraannya, PP No. 28/1990 menetapkan bahwa penyelenggaraan Sekolah Dasar menjadi tanggung jawab Departemen Pendidikan dan Kebudayaan ( Depdikbud ), Departemen Dalam Negeri ( Pemerintah Daerah ), Departemen Agama ( Depag ) untuk pengelolaan madrasah,sedangkan yang bertanggung jawab pendidikan SD yang diselengarakan oleh masyarakat yaitu yayasan atau badan yang menyelenggarakan pendidikan itu.

2. Tatana Organisasi Pendidikan SD

  Pejabat/instansi yang bertanggung jawab terhadap penyelengaraan pendidikan dapat digambarkan dalam bentuk diagram di bawah ini.

  Menteri Pendidikan Menteri Dalam dan Kebudayaaaan Negeri

  Gubernur/Kepala Dinas P dan K

  Kepala Kantor Wilayah

  Daerah Tingkat I

  Depdikbud Propinsi Bupati Cabang Dinas

  Kepala Kantor (Kabupaten) P dan K

  Depdikbud Kebupaten Kepala Kantor Camat Ranting Dinas

  Depdikbud Kecamatan (Kecamatan) P dan K Kepala

  Sekolah Dasar Dari diagram di atas dapat kita simpulkan bahwa tatanan organisasi Dekdibud jajarannya di daerah, demikian pula Depdagri dengan jajarannya di daerah. Pada jajaran Pemerintah Daerah, intansi yang secara langsung berurusan dengan SD adalah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan di tingkat Propinsi, Cabang Dinas P dan K di tingkat Kabupaten/Kota Madia dan Ranting Dinas P dan K, di Kecamatan. Sedangkan pada jajaran Dekdibud, di Kantor Bidang wilayah yang menangani SD adalah bidang Pendidikan Dasar dan Guru. Kepala SD sebagai pengelola Satuan Pendidikan Dasar di tingkat SD bertanggung jawab kepada Mentri P dan K. Penilaian Pendidikan Dasar diseenggarakan untuk memperoleh keterangan tentang proses belajar-mengajar dan upaya pencapaian tujuan pendidikan dasar dalam rangka pembinaan dan pengembangannya, serta untuk penentuan akreditasi satuan pendidikan dasar yang bersankutan (PP No. 28/1990, ayat (1)). Bidang Penilaian yang menjadi tanggung jawab Guru dan Kepala Sekolah dapat dilihat pada diagram di bawah ini:

  Kepala Sekolah

  

Kurukulum Guru Tenaga Kependidikan Sarana dan

lain Prasarana Hasil dan Proses Pelaksanaan Belajar Siswa Kurikulum

  Dari diagram diatas dapat kita simpulkan bahwa Kepala Sekolah bertabggubg Jawab untuk menilai kruikulum guru, tenaga kependidikan lainnya serta saran dan prasarana. Sedangkan penilik bertanggung jawab untuk menilai segi teknik pendidikan dan administrasi satuan pendidikan.

  9 BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

  Dari pembahasan makala diatas dapat disimpulkan bahwa hakekat pendidikan di SD harus memenuhi beberapa ketentuan yaitu mempunyai fungsi dan tujuan pendidikan SD adalah menjadi lembaga pendidikan yang berfungsi untuk menanmakan kemampuan dasr bagi setiap warga Negara. Indonesia yang masih berada didalam batas usia SD, menuntaskan wajib pelajr pada tingkat pendidikan dasar 9 tahun dari SD 6 tahun dan SLTP 3 tahun. Dalam mengemban fungsinya SD mengacu kepada funsi pendidikan nasional. Yaitu mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan harkat martabat manusia dan masyarakat Indonesia dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan yang maha ESA dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan nalar, ketermpilan, kesehatan jasmani dan rohani keperibadian mantaf dan mandiri serat rasa tanggung jawab kemsyarkatan dan kebangsaan.

  Tujuan pendidikan dasar dalam kurikulum satuan tingkat satuan kependidikan yaitu memberikan bekal kemampuan dasar kepada sisiwa untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi anggota masyarakat warga Negara dan anggota umat manusi serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan menengah.

  Kaitanya dengan pelaksanaan dan penyelenggaraan pendidikan di SD perlu adanya peran penting guru, orang tua, dan masyarakat, agar semua berjalan dengan baik peranan tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Peran guru dalam satuan pendidikan dasar SD dalam peraturan pemerintah No.38/1990 tentang ketenagaan kependidikan terdapat dua ketentuan umum dan dapat kita jadikan acuan dalam mengkaji peran guru dalam pendidikan DS yaitu ketenaga pendidikan, tenaga pendidik.

  2. Peran Orang Tua yaitu dalam pendidikan SD yaitu untuk menuntaskan wajib belajar 9 tahun dengan memasukkan anaknya yang berusia 6 tahun ke SD, selain itu yaitu untuk membantu penyelenggaraan penddikan.

  3. Peran Masyarakat yaitu Masyarakat sebagai mitra Pemerintah berkesempatan yang seluas-luasnya untuk berperan serta dalam penyelenggaraan pendidikan nasional.

  4. Tatanan Organisasi dalam Pendidikan SD, bahwa tatanan organisasi Dekdibud jajarannya di daerah, demikian pula Depdagri dengan jajarannya di daerah.

  Pada jajaran Pemerintah Daerah, intansi yang secara langsung berurusan dengan SD adalah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan di tingkat Propinsi, dan K, di Kecamatan. Sedangkan pada jajaran Dekdibud, di Kantor Bidang wilayah yang menangani SD adalah bidang Pendidikan Dasar dan Guru.

B. Saran

  Kami selaku penyusun makalah sangat mengharapkan kepada semua pembaca, khususnya yang akan menjadi calon guru dapat mengamalkan atau menerapkan semua yang ada dalm pembahasan makala ini. Untuk itu marilah kiata menjadi seorang guru yang mampu menjalankan seorang guru yang sebenarnya.

DAFTAR PUSTAKA

  Anita. (2007). Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta : Universitas Terbuka Haryanto. (2008) Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia. Bandung : Erlangga Sumantri, M. dan Syaodih, N. (2008). Perkembangan peserta didik. Jakarta : Universitas

  Terbuka Surya. (2007). Kapita Selekta Kependidikan SD. Jakarta : Universitas Terbuka