HAK atas KEKAYAAN INTELEKTUAL (HaKI)
HAK atas KEKAYAAN
HAK atas KEKAYAAN
INTELEKTUAL
INTELEKTUAL
(HaKI)
(HaKI)
YUSNEDI, SH, M.Hum YUSNEDI, SH, M.Hum
SABRINA UTAMI, S.IP, M.Si SABRINA UTAMI, S.IP, M.Si
Pengertian Pengertian
Hak atas kekayaan yang timbul atau
Hak atas kekayaan yang timbul atau lahir karena kemampuan intelektual lahir karena kemampuan intelektualmanusia
manusia
Mengapa kemampuan intelektual
Mengapa kemampuan intelektual
manusia ?
manusia ?
Karya-karya di bidang ilmu pengetahuan, seni,
Karya-karya di bidang ilmu pengetahuan, seni,
sastera, ataupun teknologi memang dilahirkan sastera, ataupun teknologi memang dilahirkan oleh manusia melalui kemampuan oleh manusia melalui kemampuan intelektualnya, melalui daya intelektualnya, melalui dayarasa, cipta maupun karsa, dengan pengorbanan
rasa, cipta maupun karsa, dengan pengorbanan
tenaga, waktu dan biaya tenaga, waktu dan biaya
HaKI dan Sistem Hukum Indonesia
HaKI dan Sistem Hukum Indonesia
Hak Kebendaan Hak Kebendaan
Buku II BW Buku II BW
Menurut Pasal 499 BW : Menurut Pasal 499 BW :
Benda adalah tiap-tiap barang dan tiap-tiap hak
Benda adalah tiap-tiap barang dan tiap-tiap hak
yang dapat dikuasai oleh hak milik yang dapat dikuasai oleh hak milikBidang-bidang HaKI Bidang-bidang HaKI 1.
1. Hak Cipta
Hak Cipta
(copyrights) (copyrights) 2.
2. Hak atas Kekayaan Industri
Hak atas Kekayaan Industri
(industrial (industrial property) property) Hak atas Kekayaan Industri Hak atas Kekayaan Industri
(industrial property) (industrial property) 1.
1. Paten
Paten
(Patent) (Patent) 2.
2. Merek
Merek
(Trade Mark) (Trade Mark) 3.
3. Rahasia Dagang
Rahasia Dagang
(Trade Secret) (Trade Secret) 4.
4. Desain Industri
Desain Industri
(Industrial Design) (Industrial Design) 5.
5. Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
(Integrated Circuit) (Integrated Circuit)
Obyek Pengaturan HaKI
Obyek Pengaturan HaKI
1.
6. Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
Karya-karya berupa produk yang dapat Karya-karya berupa produk yang dapat berulang kali digunakan untuk memproduksi barang; berulang kali digunakan untuk memproduksi barang; 6.
5. Desain Industri Desain Industri
Informasi yang tidak diketahui oleh Informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang Teknologi dan/atau bisnis; umum di bidang Teknologi dan/atau bisnis; 5.
4. Rahasia Dagang Rahasia Dagang
1. Hak Cipta Hak Cipta
Karya-karya berupa tanda (tulisan huruf atau kata, Karya-karya berupa tanda (tulisan huruf atau kata, atau gambar, atau warna, atau kombinasi di antaranya) untuk atau gambar, atau warna, atau kombinasi di antaranya) untuk membedakan dengan produk (barang atau jasa) yang sejenis; membedakan dengan produk (barang atau jasa) yang sejenis; 4.
3. Merek Merek
Penemuan di bidang TEKNOLOGI; Penemuan di bidang TEKNOLOGI; 3.
2. Paten Paten
Ilmu pengetahuan, seni dan sastera; Ilmu pengetahuan, seni dan sastera; 2.
Produk dalam bentuk Produk dalam bentuk jadi atau setengah jadi serta dibentuk secara terpadu di dalam jadi atau setengah jadi serta dibentuk secara terpadu di dalam sebuah semi konduktor untuk menghasilkan fungsi elektronik sebuah semi konduktor untuk menghasilkan fungsi elektronik
Sumber Hukum HaKI di Indonesia
Sumber Hukum HaKI di Indonesia
1. 1. Undang-undang No. 19 Tahun 2002 tentang HakUndang-undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
Cipta 2. 2. Undang-undang No. 14 Tahun 2001 tentang Paten Undang-undang No. 14 Tahun 2001 tentang Paten 3. 3. Undang-undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek Undang-undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek 4. 4. Undang-undang No. 30 Tahun 2000 tentang Undang-undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang
Rahasia Dagang 5. 5. Undang-undang No. 31 Tahun 2000 Desain Industri Undang-undang No. 31 Tahun 2000 Desain Industri 6. 6. Undang-undang No. 32 Tahun 2000 tentang Desain Undang-undang No. 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
Tata Letak Sirkuit Terpadu
Pengaturan HaKI di tingkat Internasional Pengaturan HaKI di tingkat Internasional
(Convention for the Protection of (Convention for the Protection of
Discoveries” Discoveries”
“International Recording of Scientific “International Recording of Scientific
5. Traktat Jenewa mengenai Traktat Jenewa mengenai
Royalti Hak Cipta Royalti Hak Cipta tahun 1979 tahun 1979 5.
Penghindaran Pajak Berganda atas Penghindaran Pajak Berganda atas
4. Konvensi Multilateral bagi Konvensi Multilateral bagi
Phonograms) Phonograms) 4.
Phonograms Against Unauthorized Duplication of Their Phonograms Against Unauthorized Duplication of Their
3. Konvensi Roma 1961 Konvensi Roma 1961
Konvensi di bidang Hak Cipta Konvensi di bidang Hak Cipta 1.
Organizations) Organizations) 3.
Performers, Producers of Phonograms and Broadcasting Performers, Producers of Phonograms and Broadcasting
(International Convention Protection for (International Convention Protection for
2. Konvensi Roma 1961 Konvensi Roma 1961
Konvensi Induk Konvensi Induk 2.
Protection of Literary and Artistic Work) Protection of Literary and Artistic Work)
(International Convention for the (International Convention for the
1. Konvensi Bern 1886 Konvensi Bern 1886
, tahun 1978 , tahun 1978
Konvensi di Bidang Hak atas
Konvensi di Bidang Hak atas
Kekayaan Industri
Kekayaan Industri
Konvensi Induk (Konvensi Paris 1883)
Konvensi Induk (Konvensi Paris 1883)
The Paris Convention for the
The Paris Convention for the
Protection of
Protection ofIndustrial Property Industrial Property Konvensi di bidang Hak Paten Konvensi di bidang Hak Paten 1.
1. European Convention Relating to the Formalities Required
European Convention Relating to the Formalities Required to Patent Application (1953); to Patent Application (1953); 2.2. European Convention for International Classification of European Convention for International Classification of
Patent (1954); Patent (1954); 3.
3. Strasbourg Agreement Concerning the International Patent Strasbourg Agreement Concerning the International Patent
Classification; Classification; 4.
4. Perjanjian Kerjasama Paten di Washington 1970 Perjanjian Kerjasama Paten di Washington 1970
(Patent (Patent
Cooperation Treaty) Cooperation Treaty)
; ; 5.
5. European Patent Convention (EPC) tahun 1973; European Patent Convention (EPC) tahun 1973; 6.
6. The Community Patent Convention (CPC) tahun 1975;
The Community Patent Convention (CPC) tahun 1975;
Konvensi di bidang Merek
Konvensi di bidang Merek
1. 1. Perjanjian Madrid 1891Perjanjian Madrid 1891 (Madrid Agreement
(Madrid Agreement Concerning the Repression of False Indications of
Concerning the Repression of False Indications of Origin)
Origin) ;
; 2. 2. Madrid Agreement Concerning the International
Madrid Agreement Concerning the International
Registration of Trademarks;Registration of Trademarks; 3. 3. The Hague Agreement Concerning the International The Hague Agreement Concerning the International Deposit of Industrial Design 1925;
Deposit of Industrial Design 1925; 4. 4. Lisbon Agreement for the Protection of Appelations Lisbon Agreement for the Protection of Appelations of Origin and their International Registration 1958;
5. of Origin and their International Registration 1958; 5.
Nice Agreement Concerning the International Nice Agreement Concerning the International
Classification of Good and Services for the Purpose Classification of Good and Services for the Purpose
Sejarah Hak Cipta
Sejarah Hak Cipta
Peraturan perundang2-an yang pernah berlaku : Peraturan perundang2-an yang pernah berlaku : 1.
1. Auteurswet (Hak Pengarang)
Auteurswet (Hak Pengarang)
Stb. 1912
Stb. 1912 No. 600;
No. 600; 2.
2. Undang-undang No. 6 Tahun 1982;
Undang-undang No. 6 Tahun 1982; 3.
3. Undang-undang No. 7 Tahun 1987;
Undang-undang No. 7 Tahun 1987; 4.
4. Undang-undang No. 12 Tahun 1997.
Undang-undang No. 12 Tahun 1997.
Pengertian-pengertian
Pengertian-pengertian
1.1. Hak Cipta Hak Cipta
Periksa Pasal 1 angka 1 Periksa Pasal 1 angka 1
Undang-undang No. 19 Tahun 2002; Undang-undang No. 19 Tahun 2002; 2.
2. Pencipta Pencipta
Periksa Pasal 1 angka 2 Periksa Pasal 1 angka 2
Undang-undang No. 19 Tahun 2002; Undang-undang No. 19 Tahun 2002; 3.
3. Ciptaan Ciptaan
Periksa Pasal 1 angka 3 Undang- Periksa Pasal 1 angka 3 Undang- undang No. 19 Tahun 2002; undang No. 19 Tahun 2002; 4.
4. Pemegang Hak Cipta Pemegang Hak Cipta
Periksa Pasal 1 Periksa Pasal 1 angka 4 Undang-undang No. 19 Tahun 2002. angka 4 Undang-undang No. 19 Tahun 2002. Ruang Lingkup Hak Cipta Ruang Lingkup Hak Cipta
Ide dasar sistem Hak Cipta adalah untuk Ide dasar sistem Hak Cipta adalah untuk melindungi wujud hasil karya yang lahir melindungi wujud hasil karya yang lahir karena kemampuan intelektual manusia yang karena kemampuan intelektual manusia yang merupakan endapan perasaannya merupakan endapan perasaannya
Ilmu Pengetahuan, Seni dan Sastera Ilmu Pengetahuan, Seni dan Sastera
Ciri-ciri Hak Cipta
Ciri-ciri Hak CiptaHak Cipta bersifat ABSOLUT/MUTLAK, Hak Cipta bersifat ABSOLUT/MUTLAK, dilindungi haknya selama Pencipta hidup dilindungi haknya selama Pencipta hidup bahkan sampai beberapa tahun bahkan sampai beberapa tahun setelah Pencipta meninggal dunia setelah Pencipta meninggal dunia
(Periksa Pasal 29 UU No. 19 Tahun 2002)
(Periksa Pasal 29 UU No. 19 Tahun 2002)
Moral Rights dan Economics Rights
Moral Rights dan Economics Rights
Termasuk pelanggaran Hak Moral, antara lain : Termasuk pelanggaran Hak Moral, antara lain : 1.
1. Meniadakan atau tidak menyebutkan nama pencipta
Meniadakan atau tidak menyebutkan nama pencipta lagu ketika lagu dipublikasikan; lagu ketika lagu dipublikasikan; 2.2. Mencantumkan namanya sebagai pencipta lagu
Mencantumkan namanya sebagai pencipta lagu
padahal dia bukan pencipta lagu tersebut; padahal dia bukan pencipta lagu tersebut; 3.3. Mengganti atau merubah judul lagu, dan/atau Mengganti atau merubah judul lagu, dan/atau 4.
4. Mengubah isi lagu (satu atau lebih dari unsur lagu Mengubah isi lagu (satu atau lebih dari unsur lagu yang terdiri dari melodi, lirik, aransemen dan yang terdiri dari melodi, lirik, aransemen dan notasi). notasi).
Termasuk Pelanggaran Hak Ekonomi
Termasuk Pelanggaran Hak Ekonomi
Pencipta lagu, antara lain :
Pencipta lagu, antara lain :
1.Perbuatan tanpa izin
mengumumkan mengumumkan
Ciptaan Ciptaan lagu : lagu :
1. Perbuatan tanpa izin
a. menyanyikan dan mempertunjukkan lagu
a. menyanyikan dan mempertunjukkan lagu di depan umum; di depan umum;
b. memperdengarkan lagu kepada umum;
b. memperdengarkan lagu kepada umum;
c. menyiarkan lagu kepada umum;
c. menyiarkan lagu kepada umum;
d. mengedarkan lagu kepada umum;
d. mengedarkan lagu kepada umum;
2. Perbuatan tanpa izin
2. Perbuatan tanpa izin
memperbanyak memperbanyak
Ciptaan Ciptaan lagu : lagu :
a. merekam lagu (dengan maksud diproduksi);
a. merekam lagu (dengan maksud diproduksi);
b. menggandakan atau memproduksi lagu
b. menggandakan atau memproduksi lagu secara mekanik atau secara tertulis/cetak; secara mekanik atau secara tertulis/cetak;
c. mengadaptasi atau mengalihwujudkan lagu;
c. mengadaptasi atau mengalihwujudkan lagu;
d. mengaransemen lagu, dan
d. mengaransemen lagu, dan
e. menerjemahkan lagu;
Sejarah Paten
Sejarah Paten
Peraturan perundang-undangan
Peraturan perundang-undangan
yang pernah berlaku :yang pernah berlaku :
1. 1. Octrooiwet 1910Octrooiwet 1910
Stb. 1910 No. 33, mulai berlaku 1 juli
Stb. 1910 No. 33, mulai berlaku 1 juli 1912;
1912; 2. 2. Pengumuman Menteri Kehakiman RI tanggal 12 Agustus Pengumuman Menteri Kehakiman RI tanggal 12 Agustus 1953 No. J.S. 5/41/4 B.N. 55, upaya yang bersifat
1953 No. J.S. 5/41/4 B.N. 55, upaya yang bersifat sementara;
3. sementara; 3.
Pengumuman Menteri Kehakiman RI tanggal 29 Desember Pengumuman Menteri Kehakiman RI tanggal 29 Desember
1953 No. J.G. 1/2/17.B.N.53-91, untuk menampung 1953 No. J.G. 1/2/17.B.N.53-91, untuk menampung permintaan Paten dari luar negeri;
4. permintaan Paten dari luar negeri; 4.
Undang-undang No. 6 Tahun 1989; Undang-undang No. 6 Tahun 1989; 5. 5. Undang-undang No. 13 Tahun 1997.
Undang-undang No. 13 Tahun 1997. Prinsip-prinsip dalam Undang- Prinsip-prinsip dalam Undang- undang Paten undang Paten 1.
1. Paten diberikan Negara atas dasar Permintaan; Paten diberikan Negara atas dasar Permintaan; 2.
2. Paten diberikan untuk satu penemuan; Paten diberikan untuk satu penemuan; 3.
3. Penemuan Penemuan harus harus
Baru, Mengandung Langkah Baru, Mengandung Langkah
Inventif, Dapat Diterapkan dalam Industri; Inventif, Dapat Diterapkan dalam Industri; 4.
4. Lingkup penemuan yang dapat diberi Paten;
Lingkup penemuan yang dapat diberi Paten;
5.5. Jangka waktu Paten; Jangka waktu Paten; 6.
6. Keseimbangan Hak dan Kewajiban.
Keseimbangan Hak dan Kewajiban.
7.
7. Keseimbangan antara Hak dan Kepentingan
Keseimbangan antara Hak dan Kepentingan
Negara; Negara;
Prosedur Pendaftaran Paten
Prosedur Pendaftaran Paten
1. 1. Surat permintaan untuk mendapatkan paten;Surat permintaan untuk mendapatkan paten; 2. 2. Deskripsi tentang penemuan,yaitu penjelasan tertulis Deskripsi tentang penemuan,yaitu penjelasan tertulis mengenai cara melaksanakan suatu penemuan mengenai cara melaksanakan suatu penemuan sehingga dapat dimengerti oleh seseorang yang ahli di sehingga dapat dimengerti oleh seseorang yang ahli di bidang penemuan tersebut;
3. bidang penemuan tersebut; 3.
Satu atau lebih klaim yang terkandung dalam Satu atau lebih klaim yang terkandung dalam penemuan. Klaim adalah uraian tertulis mengenai inti penemuan. Klaim adalah uraian tertulis mengenai inti penemuan atau bagian tertentu dari suatu penemuan penemuan atau bagian tertentu dari suatu penemuan yang dimintakan perlindungan hukum dalam bentuk yang dimintakan perlindungan hukum dalam bentuk paten;
4. paten; 4.
Satu atau lebih gambar yang disebut deskripsi yang Satu atau lebih gambar yang disebut deskripsi yang diperlukan untuk memperjelas;
5. diperlukan untuk memperjelas; 5.
Abstraksi tentang penemuan, yaitu uraian singkat
Abstraksi tentang penemuan, yaitu uraian singkat
Konsultan Paten Konsultan Paten
Dalam hal permintaan Paten dari luar Dalam hal permintaan Paten dari luar negeri, penggunaan Konsultan Paten negeri, penggunaan Konsultan Paten sifatnya wajib, sedangkan permintaan sifatnya wajib, sedangkan permintaan
Paten dari dalam negeri penggunaan Paten dari dalam negeri penggunaan Konsultan Paten bersifat “fakultatif” .
Konsultan Paten bersifat “fakultatif” .
Undang-undang Paten hanya menentukan Undang-undang Paten hanya menentukan bahwa permintaan Paten “dapat” bahwa permintaan Paten “dapat” diajukan melalui Konsultan Paten diajukan melalui Konsultan Paten
Pengalihan Paten
Pengalihan PatenDasar Hukum Dasar Hukum
Pasal 66 Pasal 66 Undang-undang Paten Undang-undang Paten
Pengalihan tersebut baik untuk seluruhnya
Pengalihan tersebut baik untuk seluruhnya
atau sebagian dapat berlangsung karena atau sebagian dapat berlangsung karena pewarisan, hibah, wasiat, perjanjian, pewarisan, hibah, wasiat, perjanjian, ataupun karena sebab-sebab lain yang ataupun karena sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh Undang-undang dibenarkan oleh Undang-undang
Sejarah Merek Sejarah Merek
Peraturan perundang-undangan Peraturan perundang-undangan yang pernah berlaku : yang pernah berlaku : 1.
1. Undang-undang Nomor 21 Tahun 1961
Undang-undang Nomor 21 Tahun 1961 2.
2. Undang-undang Nomor 19 Tahun 1992
Undang-undang Nomor 19 Tahun 1992 3.
3. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1997
Undang-undang Nomor 14 Tahun 1997
Syarat-syarat Merek
Syarat-syarat Merek
Dasar Hukum Dasar Hukum
Pasal 5 Pasal 5 Undang-undang Merek
Undang-undang Merek
Merek tidak dapat didaftar apabila : Merek tidak dapat didaftar apabila : 1. 1. Bertentangan dengan peraturan perundang-undangan Bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, moralitas agama, kesusilaan atau yang berlaku, moralitas agama, kesusilaan atau ketertiban umum;2. ketertiban umum; 2.
Tidak memiliki daya pembeda; Tidak memiliki daya pembeda; 3. 3. Telah menjadi milik umum; Telah menjadi milik umum; 4. 4. Merupakan keterangan atau berkaitan dengan barang Merupakan keterangan atau berkaitan dengan barang atau jasa yang dimohonkan pendaftarannya. atau jasa yang dimohonkan pendaftarannya.
Penolakan Pendaftaran Merek
Penolakan Pendaftaran Merek
1.1. Mempunyai persamaan pada pokoknya atau Mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan Merek milik pihak lain keseluruhannya dengan Merek milik pihak lain yang yang sudah terdaftar sudah terdaftar lebih dahulu untuk lebih dahulu untuk barang dan/atau jasa yang sejenis; barang dan/atau jasa yang sejenis; 2.
2. Mempunyai persamaan pada pokoknya atau Mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan Merek yang keseluruhannya dengan Merek yang sudah sudah terkenal terkenal milik pihak lain untuk barang milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis; dan/atau jasa sejenis; 3.
3. Mempunyai persamaan pada pokoknya atau Mempunyai persamaan pada pokoknya atau
keseluruhannya dengan indikasi-geografis
keseluruhannya dengan indikasi-geografis
yang sudah terkenal. yang sudah terkenal.Jenis Merek Jenis Merek
Dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :
Dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :
1.1. Merek Dagang; Merek Dagang; 2.
Merek Jasa.
2. Merek Jasa.
Jangka waktu perlindungan Merek
Jangka waktu perlindungan MerekMenurut ketentuan Pasal 28 Menurut ketentuan Pasal 28
Undang-undang Merek Undang-undang Merek
10 (sepuluh) 10 (sepuluh) tahun & dapat diperpanjang tahun & dapat diperpanjang
Penyelesaian Sengketa
Penyelesaian Sengketa
Pemilik Merek terdaftar dapat mengajukan Pemilik Merek terdaftar dapat mengajukan gugatan ke Pengadilan Niaga, berupa : gugatan ke Pengadilan Niaga, berupa : 1.
1. Ganti rugi dan/atau
Ganti rugi dan/atau 2.
2. Penghentian semua perbuatan yang
Penghentian semua perbuatan yang berkaitan dengan penggunaan Merek berkaitan dengan penggunaan Merek tersebut tersebut
RAHASIA DAGANG RAHASIA DAGANG Menurut ketentuan Pasal 1 angka 1 Undang-
Menurut ketentuan Pasal 1 angka 1 Undang- undang Nomor 30 Tahun 2000 undang Nomor 30 Tahun 2000
“ “
Rahasia dagang adalah informasi yang tidak Rahasia dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang teknologi diketahui oleh umum di bidang teknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomis dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomis karena berguna dalam kegiatan usaha karena berguna dalam kegiatan usaha dan dijaga kerahasiaannya oleh dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik rahasa dagang” pemilik rahasa dagang” Ruang Lingkup Rahasia Dagang Ruang Lingkup Rahasia Dagang 1.
1. Metode produksi;
Metode produksi; 2.
2. Metode pengolahan;
Metode pengolahan; 3.
3. Metode penjualan;
Metode penjualan; 4.
4. Informasi lain di bidang teknologi
Informasi lain di bidang teknologi dan/atau bisnis yang memiliki nilai dan/atau bisnis yang memiliki nilai ekonomis dan tidak diketahui oleh ekonomis dan tidak diketahui oleh masyarakat umum. masyarakat umum. Hak & Kewajiban Hak & Kewajiban
Pemilik Rahasia Dagang Pemilik Rahasia Dagang
Menurut ketentuan Pasal 4 Undang-undang Nomor 30
Menurut ketentuan Pasal 4 Undang-undang Nomor 30
Tahun 2000, Kewenangan atau Hak yang dimiliki oleh Tahun 2000, Kewenangan atau Hak yang dimiliki oleh pemilik Rahasia Dagang terhadap rahasia dagangnya pemilik Rahasia Dagang terhadap rahasia dagangnya untuk : untuk : 1.
1. Menggunakan sendiri rahasia dagang yang dimilikinya;
Menggunakan sendiri rahasia dagang yang dimilikinya; 2.2. Memberikan lisensi kepada atau melarang pihak lain Memberikan lisensi kepada atau melarang pihak lain untuk menggunakan rahasia dagang untuk untuk menggunakan rahasia dagang untuk
mengungkapkan rahasia dagang itu kepada pihak
mengungkapkan rahasia dagang itu kepada pihak
ketiga untuk kepentingan yang bersifat komersial.
ketiga untuk kepentingan yang bersifat komersial.
Pengalihan Hak & Lisensi Pengalihan Hak & Lisensi
Rahasia Dagang Rahasia Dagang
Rahasia Dagang dapat beralih karena : Rahasia Dagang dapat beralih karena : a.
a. pewarisan; pewarisan; b.
b. hibah; hibah; c.
c.
Wasiat; Wasiat; d.
d.
Perjanjian tertulis; Perjanjian tertulis; e.
e.
Sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh Sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh undang-undang. undang-undang.
INDONESIA MENJADI ANGGOTA
WTO
WTO HARUS MELAKSANAKAN KEWAJIBAN HARUS MELAKSANAKAN KEWAJIBAN MENGAPLIKASIKAN KETENTUAN MENGAPLIKASIKAN KETENTUAN WTO DALAM PERATURAN WTO DALAM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN PERUNDANG-UNDANGAN NASIONALNYA NASIONALNYA
INDONESIA MENJADI ANGGOTA
INDONESIA MENJADI ANGGOTA
WTO
WTO
- BERKAITAN DENGAN TRIPs
- (AGREEMENT ON TRADE RELATED ASPECTS of INTELLECTUAL PROPERTY RIGHTS) SALAH SATUNYA PENEGAKAN HUKUM DI BIDANG HKI
INTELLECTUAL PROPERTY RIGHTS :
INTELLECTUAL PROPERTY RIGHTS :
A. Hak cipta & Hak Terkait dgn Hak
A. Hak cipta & Hak Terkait dgn Hak
Cipta ( Cipta ( COPYRIGHTS and RELATED COPYRIGHTS and RELATED RIGHTs to COPYRIGHTS RIGHTs to COPYRIGHTS ) ) Terhadap ciptaan baik ilmu Terhadap ciptaan baik ilmu pengetahuan, seni, sastra (termasuk pengetahuan, seni, sastra (termasuk program computer (pasal 12) program computer (pasal 12)