DIALOG IMAN (Masyarakat dan Budaya)
DIALOG IMAN DIALOG IMAN (Masyarakat dan Budaya)
(Masyarakat dan Budaya)
Gereja memandang umat beragama lain bukan Gereja memandang umat beragama lain bukan sebagai orang lain, melainkan sebagai partner sebagai orang lain, melainkan sebagai partner dalam melayani / partner dalam mengabdi. dalam melayani / partner dalam mengabdi.
Untuk membangun kebersamaan yang diresapi Untuk membangun kebersamaan yang diresapi semangat mengabdi, Gereja berusaha lebih semangat mengabdi, Gereja berusaha lebih mengakar dalam tradisi budaya masyarakat mengakar dalam tradisi budaya masyarakat setempat. Dan untuk lebih mengakar, Gereja setempat. Dan untuk lebih mengakar, Gereja
Secara konkret hal ini berarti bahwa Gereja Secara konkret hal ini berarti bahwa Gereja harus terus menerus, dengan cinta dan rendah harus terus menerus, dengan cinta dan rendah hati, berdialog dengan tradisi-tradisi hati, berdialog dengan tradisi-tradisi kebudayaan, religiositas maupun agama-agama kebudayaan, religiositas maupun agama-agama setempat. Dkl. Membangun dialog berarti setempat. Dkl. Membangun dialog berarti membangun Gereja setempat. membangun Gereja setempat.
Menjalin hubungan yang akrab dengan aneka Menjalin hubungan yang akrab dengan aneka tradisi budaya dan agama di mana Gereja hidup tradisi budaya dan agama di mana Gereja hidup berarti merajut benang-benang penghayatan berarti merajut benang-benang penghayatan iman yang makin mengakar dalam masyarakat iman yang makin mengakar dalam masyarakat
PENGERTIAN ISTILAH “DIALOG PENGERTIAN ISTILAH “DIALOG
” ”
Dokumen “Dialogue Proclamation” (1991) Dokumen “Dialogue Proclamation” (1991) membedakan 3 macam arti dialog, yaitu : membedakan 3 macam arti dialog, yaitu :
1. Komunikasi timbal balik (Tingkat manusia
1. Komunikasi timbal balik (Tingkat manusia sehari-hari) sehari-hari)
Tujuan komunikasi ini dapat berupa sekedar Tujuan komunikasi ini dapat berupa sekedar saling tukar menukar informasi, atau untuk saling tukar menukar informasi, atau untuk meraih kesepakatan, atau untuk menjalin meraih kesepakatan, atau untuk menjalin persatuan. persatuan.
2. Dialog sebagai tugas evangelisasi yang harus dijalankan
2. Dialog sebagai tugas evangelisasi yang harus dijalankan
(semangat dialogis)(semangat dialogis) Dialog dalam arti ini dipahami sebagai sikap
Dialog dalam arti ini dipahami sebagai sikap hormat, penuh persahabatan, ramah, terbuka, hormat, penuh persahabatan, ramah, terbuka, suka mendengarkan orang lain. suka mendengarkan orang lain.
3. Dialog merupakan : hubungan antar agama yang positif
3. Dialog merupakan : hubungan antar agama yang positif
dan konstruktif. dan konstruktif.Hubungan ini dilangsungkan dalam hubungan Hubungan ini dilangsungkan dalam hubungan dengan pribadi-pribadi dan umat dari agama- dengan pribadi-pribadi dan umat dari agama- agama lain, yang diarahkan untuk saling agama lain, yang diarahkan untuk saling memahami dan saling memperkaya., dalam memahami dan saling memperkaya., dalam ketaatan kepada kebenaran dan hormat terhadap ketaatan kepada kebenaran dan hormat terhadap
Dialog dalam arti ketiga inilah yang dimaksudkan Gereja
Dialog dalam arti ketiga inilah yang dimaksudkan Gereja
dalam dokumen-dokumennya tentang dialog (seperti
dalam dokumen-dokumennya tentang dialog (seperti
Dialogue and Mission Dialogue and Mission dan dan
Dialogue and Proclamation Dialogue and Proclamation ).
).
Dialog yang sebenarnya dijalankan dalam lingkungan
Dialog yang sebenarnya dijalankan dalam lingkungan
kebenaran dan kebebasan. Sebab dialog yang sejati
kebenaran dan kebebasan. Sebab dialog yang sejati
tidak hanya memajukan kerjasama dan sikap terbuka,
tidak hanya memajukan kerjasama dan sikap terbuka,
melainkan juga memurnikan dan mendorong untuk
melainkan juga memurnikan dan mendorong untuk
menggapai kebenaran dan kehidupan, kesucian,
menggapai kebenaran dan kehidupan, kesucian,
keadilan, kasih, dan perdamaian, serta aneka dimensi
keadilan, kasih, dan perdamaian, serta aneka dimensi
dari Kerajaan Allah. ( dari Kerajaan Allah. ( note : Paus Yohanes Paulus II note : Paus Yohanes Paulus IImengatakan bahwa dialog pada level yang mendalam
mengatakan bahwa dialog pada level yang mendalam
TEMPAT DIALOG DALAM TEMPAT DIALOG DALAM TUGAS PERUTUSAN GEREJA TUGAS PERUTUSAN GEREJA
Tempat dialog yang dimaksud adalah hubungan Tempat dialog yang dimaksud adalah hubungan dialog agama-agama dalam konteks dialog agama-agama dalam konteks keseluruhan tugas perutusan Gereja. keseluruhan tugas perutusan Gereja.
Dkl. Dialog merupakan unsur integral dalam Dkl. Dialog merupakan unsur integral dalam keseluruhan tugas perutusan Gereja. keseluruhan tugas perutusan Gereja.
Apa artinya unsur integral ? Apa artinya unsur integral ?
Baiklah di bawah ini kita lihat satu persatu : Baiklah di bawah ini kita lihat satu persatu :
1. Dialog merupakan wujud kesaksian tugas
1. Dialog merupakan wujud kesaksian tugas perutusan Gereja. perutusan Gereja.
Karya misi tidak lain dan tidak bukan Karya misi tidak lain dan tidak bukan merupakan perwujudan atau penampakan merupakan perwujudan atau penampakan rencana Allah, sekaligus pemenuhannya rencana Allah, sekaligus pemenuhannya dalam sejarah dalam sejarah
(Ad Gentes 9) (Ad Gentes 9)
Hidup bersama dalam kerjasama dan Hidup bersama dalam kerjasama dan dialog dapat menjadi wujud kesaksian dialog dapat menjadi wujud kesaksian tugas perutusan sebagai orang katolik. tugas perutusan sebagai orang katolik. Dialog tidak dimaksudkan sebagai strategi Dialog tidak dimaksudkan sebagai strategi kristenisasi tetapi lebih sebagai wujud kristenisasi tetapi lebih sebagai wujud konkret dalam meneladan hidup Yesus konkret dalam meneladan hidup Yesus Kristus sendiri.
Kristus sendiri.
Lewat dialog, Gereja ingin agar Kristus Lewat dialog, Gereja ingin agar Kristus makin dicintai dan mengajak manusia makin dicintai dan mengajak manusia semakin mencintai Tuhan dan sesamanya. semakin mencintai Tuhan dan sesamanya. Dalam dialog tidak boleh ada prinsip- Dalam dialog tidak boleh ada prinsip- prinsip yang diabaikan, juga tidak boleh prinsip yang diabaikan, juga tidak boleh ada irenicisme (sekedar mencari ada irenicisme (sekedar mencari kedamaian yang sebenarnya palsu), kedamaian yang sebenarnya palsu), sebaliknya harus ada kesaksian yang sebaliknya harus ada kesaksian yang diberikan dan diterima guna saling diberikan dan diterima guna saling memajukan satu sama lain di dalam memajukan satu sama lain di dalam perjalanan pencarian dan pengalaman perjalanan pencarian dan pengalaman keagamaan, dan pada saat yang sama keagamaan, dan pada saat yang sama menyingkirkan prasangka, sikap yang tidak menyingkirkan prasangka, sikap yang tidak
2. Dialog merupakan bagian misi penginjilan
2. Dialog merupakan bagian misi penginjilan Gereja.
Gereja.
Redemptoris Missio no. 55 mengatakan Redemptoris Missio no. 55 mengatakan bahwa dialog antar agama merupakan bahwa dialog antar agama merupakan bagian dari misi penginjilan Gereja. bagian dari misi penginjilan Gereja.
Gereja tidak melihat suatu pertentangan Gereja tidak melihat suatu pertentangan antara memberitakan Kristus dan dialog antara memberitakan Kristus dan dialog antar agama. antar agama.
Keduanya tidak boleh dikacaukan, Keduanya tidak boleh dikacaukan, dimanipulasi ataupun dipandang sebagai dimanipulasi ataupun dipandang sebagai suatu yang identik, seolah-olah dapat suatu yang identik, seolah-olah dapat saling dipertukarkan. saling dipertukarkan.
Tetapi sebaliknya, keduanya tidak dapat Tetapi sebaliknya, keduanya tidak dapat dipisahkan dengan tegas, sekalipun dapat dipisahkan dengan tegas, sekalipun dapat dibedakan baik secara teologis maupun dibedakan baik secara teologis maupun praktis, sebab keduanya memiliki jalur praktis, sebab keduanya memiliki jalur teologi sendiri-sendiri, yakni teologi dialog teologi sendiri-sendiri, yakni teologi dialog
3. Dialog sebagai pewartaan pertobatan
3. Dialog sebagai pewartaan pertobatan Dialog itu menuju pemurnian dan
Dialog itu menuju pemurnian dan pertobatan rohaniah. pertobatan rohaniah.
Makna pertobatan dalam hal ini Makna pertobatan dalam hal ini sesungguhnya lebih menyentuh pada sesungguhnya lebih menyentuh pada persoalan perubahan dan pembaharuan persoalan perubahan dan pembaharuan batin sejati dan terus menerus. batin sejati dan terus menerus. Paus Yohanes Paulus II mengatakan Paus Yohanes Paulus II mengatakan dalam ensikliknya yang pertama, dalam ensikliknya yang pertama,
Redemptor Hominis, bahwa hubungan Redemptor Hominis, bahwa hubungan yang penuh persahabatan antara para yang penuh persahabatan antara para pengikut bermacam-macam agama timbul pengikut bermacam-macam agama timbul karena saling menghargai dan saling karena saling menghargai dan saling mengasihi. Hal itu mengandaikan adanya mengasihi. Hal itu mengandaikan adanya kebebasan untuk melaksanakan iman kebebasan untuk melaksanakan iman mereka seutuhnya dan mereka seutuhnya dan membandingkannya dengan iman orang membandingkannya dengan iman orang lain. (RH 12) lain. (RH 12)
4. Dialog sebagai usaha membangun Kerajaan
4. Dialog sebagai usaha membangun Kerajaan Allah.
Allah.
Kerajaan Allah merupakan wujud Kerajaan Allah merupakan wujud keselamatan yang sudah dipersiapkan oleh keselamatan yang sudah dipersiapkan oleh
Allah dalam PL, dilaksanakan oleh Kristus Allah dalam PL, dilaksanakan oleh Kristus dan di dalam Kristus, serta diberikan dan di dalam Kristus, serta diberikan kepada semua orang oleh Gereja, yang kepada semua orang oleh Gereja, yang berkarya dan berdoa demi perwujudannya berkarya dan berdoa demi perwujudannya secara sempurna dan pasti (Redemptoris secara sempurna dan pasti (Redemptoris
Missio 12) Missio 12)
Kerajaan Allah diperuntukkan bagi semua Kerajaan Allah diperuntukkan bagi semua manusia, semua orang dipanggil untuk manusia, semua orang dipanggil untuk menjadi anggota Kerajaan Allah. menjadi anggota Kerajaan Allah.
Keselamatan yang dihadirkan oleh Keselamatan yang dihadirkan oleh
Kerajaan Allah merangkum sekaligus Kerajaan Allah merangkum sekaligus dimensi-dimensi rohani dan jasmani dimensi-dimensi rohani dan jasmani kehidupan manusia. kehidupan manusia.
Kerajaan Allah juga mengubah hubungan- Kerajaan Allah juga mengubah hubungan- hubungan antar manusia (lambat laun hubungan antar manusia (lambat laun
Hakekat Kerajaan Allah ialah suatu Hakekat Kerajaan Allah ialah suatu persekutuan di antara semua umat persekutuan di antara semua umat manusia : persekutuan antar manusia yang manusia : persekutuan antar manusia yang satu dengan yang lain dan persekutuan satu dengan yang lain dan persekutuan antara manusia dengan Allah (RM 15). antara manusia dengan Allah (RM 15).
Membangun Kerajaan Allah berarti bekerja Membangun Kerajaan Allah berarti bekerja demi pembebasan dari kejahatan dalam demi pembebasan dari kejahatan dalam segala bentuknya, sebab Kerajaan Allah segala bentuknya, sebab Kerajaan Allah merupakan pengejahwantahan dan merupakan pengejahwantahan dan perwujudan nyata dari rencana Allah dalam perwujudan nyata dari rencana Allah dalam
5. Dialog merupakan unsur integral tugas
5. Dialog merupakan unsur integral tugas perutusan perutusan
Dalam caranya sendiri dialog Dalam caranya sendiri dialog mengintegrasikan tugas perutusan Gereja, mengintegrasikan tugas perutusan Gereja, artinya : semua tugas perutusan Gereja artinya : semua tugas perutusan Gereja harus dilaksanakan dengan menghormati harus dilaksanakan dengan menghormati pribadi dan kebudayaan. pribadi dan kebudayaan.
Bersama dengan pewartaan yang Bersama dengan pewartaan yang merupakan komunikasi pesan Injil, dialog merupakan komunikasi pesan Injil, dialog dalam cara dan kedudukannya sendiri dalam cara dan kedudukannya sendiri
6. Tanggung jawab Gereja Lokal dalam perutusan
6. Tanggung jawab Gereja Lokal dalam perutusan dialog. dialog.
Pertanyaan : siapakah yang berpartisipasi Pertanyaan : siapakah yang berpartisipasi dan bertanggungjawab dalam dialog ? dan bertanggungjawab dalam dialog ?
Gereja-gereja lokal atau partikularlah yang Gereja-gereja lokal atau partikularlah yang pertama-tama harus memiliki komitmen pertama-tama harus memiliki komitmen untuk membangun dialog dengan umat untuk membangun dialog dengan umat beragama lain di tempatnya masing- beragama lain di tempatnya masing-
Sedangkan tugas sekretariat atau dewan Sedangkan tugas sekretariat atau dewan kepausan untuk dialog antar agama ialah kepausan untuk dialog antar agama ialah mendukung usaha-usaha pengembangan mendukung usaha-usaha pengembangan dialog antar agama yang dibangun oleh dialog antar agama yang dibangun oleh
Gereja-gereja lokal, serta terus menerus Gereja-gereja lokal, serta terus menerus menjabarkan dan mencari bentuk menjabarkan dan mencari bentuk kerasulan yang memajukan tukar pendapat kerasulan yang memajukan tukar pendapat dan refleksi. dan refleksi.
7. Keterlibatan semua umat beriman dalam
7. Keterlibatan semua umat beriman dalam perutusan dialog. perutusan dialog.
Masa depan dialog agama-agama Masa depan dialog agama-agama pertama terletak pada kaum awam. pertama terletak pada kaum awam.
Hal itu berarti dibutuhkan barisan imam Hal itu berarti dibutuhkan barisan imam yang tangguh yang tahu mendampingi yang tangguh yang tahu mendampingi kaum awam sebagai saudara-saudaranya kaum awam sebagai saudara-saudaranya seiman, dan yang ada di tengah-tengah seiman, dan yang ada di tengah-tengah umat sebagai orang-orang yang sungguh umat sebagai orang-orang yang sungguh beriman. Dalam kehidupan sehari-hari setiap orang Dalam kehidupan sehari-hari setiap orang memiliki amanat perutusan untuk menjalin memiliki amanat perutusan untuk menjalin kerjasama dan berdialog dengan kerjasama dan berdialog dengan sesamanya dari agama-agama lain guna sesamanya dari agama-agama lain guna meningkatkan kesejahteraan sosial dan meningkatkan kesejahteraan sosial dan kehidupan masyarakat lingkungannya. kehidupan masyarakat lingkungannya.
Perhatian khusus harus diberikan kepada Perhatian khusus harus diberikan kepada kaum muda yang hidup dalam suatu kaum muda yang hidup dalam suatu lingkungan yang pluralistis ini. lingkungan yang pluralistis ini.
BEBERAPA BENTUK DIALOG
BEBERAPA BENTUK DIALOG
Dalam Dialogue and Mission diajukan 4 Dalam Dialogue and Mission diajukan 4 macam bentuk dialog, yaitu : macam bentuk dialog, yaitu :
1. Dialog Kehidupan (bagi semua orang)
1. Dialog Kehidupan (bagi semua orang)
Dialog kehidupan diperuntukkan bagi semua Dialog kehidupan diperuntukkan bagi semua orang dan sekaligus merupakan level dialog orang dan sekaligus merupakan level dialog yang paling mendasar, sebab ciri kehidupan yang paling mendasar, sebab ciri kehidupan bersama sehari-hari dalam masyarakat majemuk bersama sehari-hari dalam masyarakat majemuk yang paling umum dan mendasar ialah ciri yang paling umum dan mendasar ialah ciri dialogis. dialogis.
Dialog kehidupan seringkali memang tidak Dialog kehidupan seringkali memang tidak
menyentuh perspektif agama dan iman. Dialog ini
menyentuh perspektif agama dan iman. Dialog ini
lebih digerakkan oleh sikap-sikap solider dan
lebih digerakkan oleh sikap-sikap solider dan
kebersamaan yang melekat. kebersamaan yang melekat.Sebagai pengikut kristus, kita diminta untuk Sebagai pengikut kristus, kita diminta untuk
menghayati dialog kehidupan dalam semangat
menghayati dialog kehidupan dalam semangat
injili, tidak peduli dalam situasi apapun, baik
injili, tidak peduli dalam situasi apapun, baik
sebagai minoritas maupun mayoritas. sebagai minoritas maupun mayoritas.2. Dialog Karya (untuk bekerjasama)
2. Dialog Karya (untuk bekerjasama)
Yang dimaksud dengan dialog karya adalah Yang dimaksud dengan dialog karya adalah kerjasama yang lebih intens dan mendalam kerjasama yang lebih intens dan mendalam
dengan para pengikut agama-agama lain.
dengan para pengikut agama-agama lain.Sadaran yang hendak diraih ialah pembangunan Sadaran yang hendak diraih ialah pembangunan manusia dan peningkatan martabat manusia. manusia dan peningkatan martabat manusia.
Bentuk dialog semacam ini kerap berlangsung Bentuk dialog semacam ini kerap berlangsung dalam kerangka kerjasama organisasi-organisasi dalam kerangka kerjasama organisasi-organisasi internasional, di mana orang-orang katolik internasional, di mana orang-orang katolik dannpara pengikut agama-agama lain bersama- dannpara pengikut agama-agama lain bersama-
3. Dialog pandangan teologis (untuk para ahli)
3. Dialog pandangan teologis (untuk para ahli)
Dalam dialog teologis, orang diajak untuk Dalam dialog teologis, orang diajak untuk menggumuli, memperdalam, dan memperkaya menggumuli, memperdalam, dan memperkaya warisan-warisan keagamaan masing-masing, serta warisan-warisan keagamaan masing-masing, serta sekaligus diajak untuk menerapkan pandangan- sekaligus diajak untuk menerapkan pandangan- pandangan teologis dalam menyikapi persoalan- pandangan teologis dalam menyikapi persoalan- persoalan yang dihadapi umat manusia pada persoalan yang dihadapi umat manusia pada umumnya. umumnya.
Dialog pandangan teologis tidak (dan tidak boleh) Dialog pandangan teologis tidak (dan tidak boleh) berpretensi apa-apa, kecuali untuk saling berpretensi apa-apa, kecuali untuk saling memahami pandangan teologis agama masing- memahami pandangan teologis agama masing-
4. Dialog pengalaman keagamaan (Dialog
4. Dialog pengalaman keagamaan (Dialog pengalaman iman) pengalaman iman)
Dialog ini merupakan dialog tingkat tinggi.
Dialog ini merupakan dialog tingkat tinggi.
Dialog pengalaman iman dimaksudkan untuk Dialog pengalaman iman dimaksudkan untuk saling memperkaya dan memajukan penghayatan saling memperkaya dan memajukan penghayatan nilai-nilai tertinggi dan cita-cita rohani masing- nilai-nilai tertinggi dan cita-cita rohani masing- masing peribadi. masing peribadi.
Dalam dialog ini, pribadi-pribadi yang berakar Dalam dialog ini, pribadi-pribadi yang berakar dalam tradisi keagamaan masing-masing berbagi dalam tradisi keagamaan masing-masing berbagi pengalaman doa, kontemplasi, meditasi, bahkan pengalaman doa, kontemplasi, meditasi, bahkan pengalaman iman dalam arti yang lebih mendalam pengalaman iman dalam arti yang lebih mendalam
Dialog pengalaman iman keagamaan sangat Dialog pengalaman iman keagamaan sangat
mengandaikan iman yang mantap dan mendalam.
mengandaikan iman yang mantap dan mendalam.Dalam banyak hal, dialog iman merupakan ujian
Dalam banyak hal, dialog iman merupakan ujian
kesabaran yang meminta ketabahan panjang. kesabaran yang meminta ketabahan panjang.Kristus mengundang kita untuk masuk ke dalam
Kristus mengundang kita untuk masuk ke dalam
dialog iman ini dan kepada kita Dia berkata : “Aku
dialog iman ini dan kepada kita Dia berkata : “Aku
datang supaya mereka mempunyai hidup dan
datang supaya mereka mempunyai hidup dan
mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yoh
mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yoh
10:10) 10:10)
BEBERAPA SYARAT DIALOG
BEBERAPA SYARAT DIALOG
1. Keseimbanan Sikap
1. Keseimbanan Sikap
Dialog menuntut sikap yang seimbang dari Dialog menuntut sikap yang seimbang dari
orang-orang yang terlibat di dalamnya :
orang-orang yang terlibat di dalamnya :
1. Harus bersikap jujur
1. Harus bersikap jujur
2. Menghindari kecenderungan untuk mengkritik
2. Menghindari kecenderungan untuk mengkritik sekalipun didukung oleh kutipan-kutipan KS. sekalipun didukung oleh kutipan-kutipan KS.
3. Perlu sikap terbuka, mau mendengarkan, tidak
3. Perlu sikap terbuka, mau mendengarkan, tidak egois, tidak berprasangka perihal perbedaan- egois, tidak berprasangka perihal perbedaan- perbedaan yang muncul, haruslah dipupuk perbedaan yang muncul, haruslah dipupuk dan diusahakan dalam persahabatan yang dan diusahakan dalam persahabatan yang
4. Adanya kehendak dan cita-cita bersama untuk
4. Adanya kehendak dan cita-cita bersama untuk
terlibat dalam pencapaian kebenaran. terlibat dalam pencapaian kebenaran.
5. Adanya kesediaan untuk membiarkan diri
5. Adanya kesediaan untuk membiarkan diri
dibentuk dan dikembangkan dalam dibentuk dan dikembangkan dalam perjumpaan. perjumpaan.
6. Aneka kecenderungan yang menganggap diri
6. Aneka kecenderungan yang menganggap diri
paling benar karena alasan-alasan dangkal paling benar karena alasan-alasan dangkal(mis. : sebagai mayoritas atau sebagai agama (mis. : sebagai mayoritas atau sebagai agama yang paling banyak dianut di seluruh dunia) yang paling banyak dianut di seluruh dunia) maupun alasan yang lebih mendalam (mis. : maupun alasan yang lebih mendalam (mis. : karena kelogisan pandangan teologis atau karena kelogisan pandangan teologis atau keakuratan dalam mencerna pengalaman keakuratan dalam mencerna pengalaman imannya) haruslah dicegah dan ditanggalkan imannya) haruslah dicegah dan ditanggalkan
2. Kemantapan dan menolak Indiferentisme
2. Kemantapan dan menolak Indiferentisme
Dialog agama-agama tidak mungkin dijalankan Dialog agama-agama tidak mungkin dijalankan dalam kerapuhan dan keragu-raguan mengenai dalam kerapuhan dan keragu-raguan mengenai imannya. imannya.
Dialog sejati bukannya akan melemahkan Dialog sejati bukannya akan melemahkan mereka, melainkan memperdalam iman mereka. mereka, melainkan memperdalam iman mereka.
Indiferentisme harus dicegah, sebab pandangan Indiferentisme harus dicegah, sebab pandangan ini selain mengantar kepada sikap acuh tak acuh ini selain mengantar kepada sikap acuh tak acuh mengenai tuntutan-tuntutan imannya, juga mengenai tuntutan-tuntutan imannya, juga menampilkan sikap menggampangkan sekaligus menampilkan sikap menggampangkan sekaligus menyederhanakan (simplifikasi) pandangan menyederhanakan (simplifikasi) pandangan tentang agama-agama sebagai sama saja tentang agama-agama sebagai sama saja
3. Dialog tidak menghendaki Teologi Universal
3. Dialog tidak menghendaki Teologi Universal
Dialog agama-agama, dalam pandangan Gereja Dialog agama-agama, dalam pandangan Gereja
Katolik, tidak menghendaki usaha-usaha Katolik, tidak menghendaki usaha-usaha menguniversalkan teologi dari agama-agama yang menguniversalkan teologi dari agama-agama yang terlibat dalam dialog. terlibat dalam dialog.
Gerjea justru mengandaikan bahwa keunikan Gerjea justru mengandaikan bahwa keunikan teologi masing-masing agama yang terlibat dalam teologi masing-masing agama yang terlibat dalam dialo (dialog teologis), bila dipertahankan dan dialo (dialog teologis), bila dipertahankan dan dikembangkan, malah sangat memperkaya satu dikembangkan, malah sangat memperkaya satu sama lain. sama lain.
Gereja juga tidak menghendaki keanekaragaman Gereja juga tidak menghendaki keanekaragaman Hambatan dialog agama umumnya menyentuh Hambatan dialog agama umumnya menyentuh faktor-faktor manusiawi, antara lain : faktor-faktor manusiawi, antara lain :
1. Tidak cukup memiliki pengetahuan dan
1. Tidak cukup memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang agama-agama lain pemahaman tentang agama-agama lain secara benar dan seimbang akan secara benar dan seimbang akan menyebabkan kurangnya penghargaan dan menyebabkan kurangnya penghargaan dan sekaligus akan mudah memunculkan sikap- sekaligus akan mudah memunculkan sikap-
2. Perbedaan kebudayaan karena tingkat
2. Perbedaan kebudayaan karena tingkat pendidikan yang tidak sama, juga masalah pendidikan yang tidak sama, juga masalah bahasa yang sangat peka dalam kelompok- bahasa yang sangat peka dalam kelompok- kelompok tertentu. kelompok tertentu.
3. Faktor-faktor sosial politik dan beban ingatan
3. Faktor-faktor sosial politik dan beban ingatan traumatis akan konflik-konflik dalam sejarah. traumatis akan konflik-konflik dalam sejarah.
4. Pemahaman yang salah mengenai beberapa
4. Pemahaman yang salah mengenai beberapa istilah yang biasa muncul dalam dialog, istilah yang biasa muncul dalam dialog,
5. Merasa diri cukup atau paling sempurna
5. Merasa diri cukup atau paling sempurna sehingga memunculkan sikap-sikap difensif sehingga memunculkan sikap-sikap difensif dan agresif. dan agresif.
6. Kurang yakin terhadap nilai-nilai dialog antar
6. Kurang yakin terhadap nilai-nilai dialog antar agama; sejumlah orang menganggapnya agama; sejumlah orang menganggapnya sebagai suatu tugas khusus para ahli, atau sebagai suatu tugas khusus para ahli, atau melihat dialog sebagai salah satu tanda melihat dialog sebagai salah satu tanda kelemaham atau malahan pengkhianatan kelemaham atau malahan pengkhianatan iman. iman.
8. Permasalah jaman sekarang ini, misalnya :
8. Permasalah jaman sekarang ini, misalnya : bertumbuhnya materialisme, sekularisme, bertumbuhnya materialisme, sekularisme, sikap acuh tak acuh dalam hidup agama, dan sikap acuh tak acuh dalam hidup agama, dan banyaknya sekte-sekte keagamaan banyaknya sekte-sekte keagamaan fundamentalis yang menimbulkan fundamentalis yang menimbulkan kebingungan dan memunculkan persoalan- kebingungan dan memunculkan persoalan- persoalan tertentu. persoalan tertentu.
9. Sikap tidak toleran yang kerap kali
9. Sikap tidak toleran yang kerap kali diperparah oleh faktor-faktor politik, ekonomi, diperparah oleh faktor-faktor politik, ekonomi, ras, etnis, dan aneka kesenjangan lainnya. ras, etnis, dan aneka kesenjangan lainnya. Aneka kesulitan tersebut muncul karena Aneka kesulitan tersebut muncul karena kurangnya pemahaman mengenai hakikat sejati kurangnya pemahaman mengenai hakikat sejati dialog dan tujuan hakiki dialog. dialog dan tujuan hakiki dialog.
Oleh akrena itu, perlulah bahwa hal-hal pokok ini Oleh akrena itu, perlulah bahwa hal-hal pokok ini diterangkan terus menerus. Untuk itu dituntut diterangkan terus menerus. Untuk itu dituntut kesabaran. kesabaran.
Sekalipun ada kesulitan-kesulitan yang sering Sekalipun ada kesulitan-kesulitan yang sering cukup serius, keterlibatan Gereja terhadap cukup serius, keterlibatan Gereja terhadap
KESIMPULAN KESIMPULAN
Tujuan awal dialog adalah : berubah dan tumbuh dalam
Tujuan awal dialog adalah : berubah dan tumbuh dalam
persepsi yang benar tentang kenyataan dan bertindak
persepsi yang benar tentang kenyataan dan bertindak
tepat sesuai dengannya. tepat sesuai dengannya.
Dialog antar agama harus merupakan “proyek ganda”,
Dialog antar agama harus merupakan “proyek ganda”,
yaitu : dialog di dalam komunitasnya dan dialog dengan
yaitu : dialog di dalam komunitasnya dan dialog dengan
komunitas yang lain. komunitas yang lain.
Setiap partisipan dalam dialog harus memiliki kejujuran
Setiap partisipan dalam dialog harus memiliki kejujuran
dan ketulusan sepenuhnya. dan ketulusan sepenuhnya.
Masing-masing partisipan dialog harus mempercayai
Masing-masing partisipan dialog harus mempercayai
ketulusan dan kejujuran rekan dialognya. ketulusan dan kejujuran rekan dialognya.
Setiap peserta harus dapat mendefinisikan dirinya
Setiap peserta harus dapat mendefinisikan dirinya
sendiri, dan sebaliknya setiap definisi diri yang
sendiri, dan sebaliknya setiap definisi diri yang
ditafsirkan harus diterima untuk mengenal dirinya lebih
ditafsirkan harus diterima untuk mengenal dirinya lebih
baik, kritis. baik, kritis.
Masing-masing partisipan dialog harus sanggup
Masing-masing partisipan dialog harus sanggup
menahan diri untuk segera mencari point-point
menahan diri untuk segera mencari point-point
perbedaan. perbedaan.
Dialog harus terjadi antara pihak-pihak yang sama (par
Dialog harus terjadi antara pihak-pihak yang sama (par
Dialog hanya terjadi apabila didasarkan pada saling
Dialog hanya terjadi apabila didasarkan pada saling
percaya. percaya.
Setiap pribadi yang terlibat dalam dialog harus sekurang-
Setiap pribadi yang terlibat dalam dialog harus sekurang-
kurangnya mengambil sikap kritis terhadap 2 hal, yaitu :
kurangnya mengambil sikap kritis terhadap 2 hal, yaitu :
dirinya sendiri (gagasan-gagasannya) dan tradisi religius
dirinya sendiri (gagasan-gagasannya) dan tradisi religius
yang diyakininya. yang diyakininya.
Masing-masing partisipan harus berusaha mengalami
Masing-masing partisipan harus berusaha mengalami
agama atau tradisi agama rekan dialognya “dari dalam”
agama atau tradisi agama rekan dialognya “dari dalam”
(from within).(from within).