Effect Of Red Fruit Extract (Pandanus conoideus Lam) on SGPT and Microscopic Appearance of Liver in Rats

Uji Toksisitas Sari Buah Merah

127

Pengaruh Sari Buah Merah (Pandanus conoideus Lam) Terhadap
Kadar SGPT dan Gambaran Mikroskopis Hepar Tikus
Effect Of Red Fruit Extract (Pandanus conoideus Lam) on SGPT and
Microscopic Appearance of Liver in Rats
Ulfah Dian Indrayani1*, Menik Sahariyani2, Dian Apriliana Rahmawatie3
ABSTRACT
Background: Red fruit has been known to have tocoferol and beta-carotene. It has been empirically used for
the therapy of cancer. However, its effect on liver has not been established. This study aimed at finding out
the effect of the administration of red fruit on the SGPT level and the appearance of liver in mice.
Design and method: this was a Post test only control group design study with 18 male Wistar rats (180200g) aged 1 to 2 months assigned to one of the 3 groups: 10 % CCL4 at the dose of 0.5 ml for 2 days followed
by aquades for 2 weeks, red fruit juice at the dose of 0.1 ml/200 gr BW for two weeks, red fruit juice at the dose
of 0.2 ml/200 gr BW for two weeks.
Result:. The mean of SGPT level after the CCl4 a administration for 2 days was 78.6 mg/dl and the mean SGPT
level after 1 week without the administration was 24.75 mg/dl were not statistically different from that of
group I and III after 1 week treatment. An increase in the level of SGPT was found for the group III after 2 weeks
treatment. The microscopic appearance of liver cell for the three groups were 83.33% (normal), 16.67%
(necrosis); 100% (degenerated); 66.67% (normal), 33.33% (degenerated) respectively.

Conclusion: No statistically significant difference was found in The SGPT level among the groups after 1 week
treatment. The level SGPT 2 for group I was statistically different from that of group III. The microscopic
appearance of the liver cell showed a difference in the liver damage among the groups (Sains Medika, 2(2):127133)
Key words : microscopic liver cell, red fruit juice, SGPT level
ABSTRAK
Pendahuluan: Buah merah (Pandanus conoideum lam) mengandung tokoferol dan betakaroten. Secara
empiris, digunakan untuk pengobatan kanker, tetapi belum diketahui efeknya terhadap hepar. Penelitian
ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian sari buah merah terhadap kadar SGPT dan gambaran
mikroskopis hepar tikus.
Metode: Post test only control group design dengan 18 ekor tikus jantan galur wistar, umur 1-2 bulan,
berat badan 180-200 gram, terbagi 3 kelompok. Kelompok I mendapat CCl4 10% sebanyak 0,5 ml selama
2 hari dilanjutkan aquades selama 2 minggu. Kelompok II diberikan sari buah merah dosis 0,1 ml/200 gram
BB selama 2 minggu kemudian dilanjutkan CCl4 10% dosis 0,5 ml selama 2 hari. Kelompok III diberi sari
buah merah dosis 0,2 ml/200 gram BB selama 2 minggu.
Hasil: Kadar SGPT rata-rata setelah pemberian CCl4 2 hari 78,6 mg/dl dan 1 minggu setelah tidak diberikan
CCl 4 menjadi 24,75 mg/dl, secara statistik tidak berbeda dengan kelompok II dan III setelah 1 minggu
perlakuan. Kadar SGPT meningkat pada kelompok III setelah 2 minggu. Gambaran mikroskopis morfologi
sel hepar kelompok I,II, III secara berurutan didapatkan 83,33% normal, 16,67% nekrosis; 100% degenerasi;
66,67% normal, 33,33% degenerasi. Gambaran mikroskopis perdarahan sel hepar kelompok I,II, III secara
berurutan didapatkan 83,33% tanpa perdarahan, 16,67% perdarahan ringan; 100% tanpa perdarahan ;

100% perdarahan ringan.
Kesimpulan: Kadar SGPT antar kelompok pada 1 minggu perlakuan secara statistik tidak berbeda. Kadar
SGPT 2 minggu perlakuan, berbeda secara statistik antara kelompok I dan III. Gambaran mikroskopis sel
hepar menunjukkan tingkat kerusakan berbeda antar kelompok (Sains Medika, 2(2):127-133)
Kata kunci: sari buah merah, kadar SGPT, mikroskopis sel hepar

1

Bagian Anatomi-Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang

2

Bagian Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang

3

Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang

*


Email: ulfahdian@gmail.com

128

Vol. 2, No. 2, Juli-Desember 2010

PENDAHULUAN
Buah merah mengandung senyawa aktif betakaroten dan tokoferol yang berperan
sebagai antioksidan. Senyawa antioksidan dapat memutus rantai radikal bebas senyawa
karsinogen. Secara empiris, sari buah merah (SBM) banyak digunakan untuk pengobatan
kanker (Budi et al., 2004), tetapi belum diketahui efek SBM terhadap hepar.
Hepar merupakan organ esensial untuk kehidupan. Jejas pada sel hepar
menyebabkan fungsi hepar terganggu. Kerusakan sel-sel hepar dapat terjadi karena
pengaruh merusak proses metabolik, toksik, mikroba, sirkulasi dan neoplastik (Robbins,
et al. 1999). Secara mikroskopis, bentuk kerusakan sel hepar dapat berupa nekrosis,
degenerasi, inflamasi dan fibrosis (Staf Pengajar Bagian Patologi Anatomi FKUI, 1996;
Sudiono, et al, 2003).
Keracunan CCl4 pada sel hepar akan menyebabkan terjadinya jejas radikal bebas
oleh karena kerja enzim P-450 dalam hepar mengkonversi CCl4 menjadi radikal bebas
CCI3. dalam retikulum endoplasma. P-450 adalah enzim oksidase yang berperan dalam

metabolisme retikulum endoplasma. Jejas sel hepar akibat CCl4 terjadi sangat cepat,
kurang dari 30 menit akan terjadi pengurangan sintesis protein hati, protein plasma,
juga terjadi jejas pada mitokondria, sel akan membengkak progresif karena adanya
permeabilitas membran, sehingga terjadi influks kalsium dan kematian sel. Pemberian
CCl4 10% dosis 0,5 ml/200 gram BB tikus wistar selama 2 hari menunjukkan peningkatan
kadar SGPT sampai 5 kali dari normal (Wayan, 2004).
Serum transaminase merupakan indikator yang peka terhadap kerusakan sel-sel
hepar. Serum glutamic pyruvic transaminase (SGPT) adalah serum transaminase yang
sering digunakan untuk menilai fungsi sel hepar (Sherlock, 1995). SGPT merupakan enzim
intraseluler dari sel-sel jaringan tubuh, terutama sel-sel hepar. Kadar SGPT akan
meningkat pada kerusakan sel hepar (Price dan Wilson, 1995; Kee, 1997).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek SBM terhadap hepar tikus yang
diinduksi CCl4 melalui analisis kadar SGPT dan gambaran mikroskopis hepar.
METODE PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen post test —
randomized control group design dengan subyek penelitian hewan coba tikus putih jantan
galur wistar umur 1-2 bulan, berat antara 180-200 gram. Obyek penelitian ini adalah

Uji Toksisitas Sari Buah Merah


129

sari buah merah.
Sari buah merah (SBM) adalah sari buah merah yang diproduksi oleh PT. Papua
Sejahtera dengan dosis 0,2 ml (dosis terapi) dan 0,1 ml (dosis preventif). Larutan CCl4
10% dilarutkan dalam 100 ml etanol. Penelitian dilakukan di LPPT UGM dan laboratorium
histologi FK UNISSULA.
Tikus dibagi dalam 3 kelompok perlakuan, masing-masing terdiri dari 6 ekor
tikus. Pada awal perlakuan dilakukan pengambilan darah tikus untuk dilakukan uji
kadar SGPT, selanjutnya masing-masing tikus diberi perlakuan sesuai kelompok
perlakuannya. Kelompok 1 merupakan kelompok kontrol diberi larutan CCl4 10% dosis
0,5 ml/200 gram BB/ hari selama 2 hari, dilanjutkan dengan pemberian aquades dengan
dosis 0,5 cc/ hari selama 14 hari. Kelompok 2 diberi sari buah merah dengan dosis 0,1
ml/ 200 gram BB selama 14 hari kemudian pada hari ke-15 dan 16 diberi larutan CCl4
10% dosis 0,5 ml/ 200 gram BB tikus, pada hari ke-17 diambil heparnya dan dilihat
gambaran mikroskopis struktur sel hepar, serta diambil darahnya untuk diperiksa kadar
SGPTnya. Kelompok 3 terdiri dari 6 ekor tikus diambil darahnya untuk diperiksa kadar
SGPTnya kemudian diberi sari buah merah dengan dosis 0,2 ml/ 200 gram BB tikus
selama 14 hari, kemudian pada hari ke-15 tikus dimatikan, diambil heparnya dan dilihat
gambaran mikroskopis struktur sel hepar dan diambil darahnya untuk diperiksa kadar

SGPTnya. Pada hari ke-15 dilakukan pengujian SGPT dari sampel darah, isolasi hepar
dan dilanjutkan dengan pembuatan preparat histologis hepar untuk mengetahui
gambaran struktur mikroskopis sel hepar.
Hasil kadar SGPT dianalisis dengan uji One Way Anova, dilanjutkan dengan uji
LSD Post Hoc. Gambaran mikroskopis sel hepar dengan pengecatan hematoxylin-eosin
dianalisis menggunakan perbesaran obyektif 40 kali dalam 3 lapangan pandang. Tiap
lapangan pandang diamati 100 sel. Gambaran mikroskopis hepar dinilai berdasarkan
morfologi sel dan perdarahan pada hepar. Morfologi sel dibedakan menjadi normal,
degenerasi dan nekrosis (Underwood, 2003). Perdarahan pada hepar dibedakan menjadi
tidak ada perdarahan, perdarahan ringan, dan perdarahan massif. Degenerasi atau
nekrosis positif jika dalam 1 lapangan pandang didapatkan 30% sel yang mengalami
degenerasi atau nekrosis. Analisis data secara deskriptif dengan menghitung persentase.

130

Vol. 2, No. 2, Juli-Desember 2010

HASIL PENELITIAN
Kadar SGPT
Kadar rata-rata SGPT 2 hari setelah pemberian CCl 4 10% pada penelitian

pendahuluan adalah sebesar 78,6 mg/dl (p