80567140 Pengaruh Pelaksanaan Pembelajaran Remedial Terhadap Hasil Belajar Siswa Di Sman 1 Indralaya

PROPOSAL PENELITIAN PENDIDIKAN

PENGARUH PELAKSANAAN PEMBELAJARAN REMEDIAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SMAN I
INDRALAYA
OLEH:
EFRAN HADI
06061003030
PENDIDIKAN EKONOMI AKUNTANSI
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOCIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2009
PROPOSAL PENELITIAN PENDIDIKAN

PENGARUH PELAKSANAAN PEMBELAJARAN REMEDIAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SMAN I
INDRALAYA
OLEH:
EFRAN HADI
06061003030
PENDIDIKAN EKONOMI AKUNTANSI

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOCIAL
TELAH DISETUJUI UNTUK DISEMINARKAN
MENYETUJUI
PEMBIMBING I PEMBIMBING II
DRA. SITI FATIMAH, M.SI DRS.DJUMADIONO
NIP.132083432
MENGETAHIU
KETUA PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN EKONOMI AKUNTANSI

DRA.SITI FATIMAH, M.SI
NIP.132083432

PROPOSAL PENELITIAN
PENGARUH PELAKSANAAN PEMBELAJARAN REMEDIAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SMAN 1
INDRALAYA
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam menciptakan sumber daya manusia. Tak heran
jika saat ini pemerintah memberikan perhatian yang ekstra pada sector pendidikan ini, mulai dari
program wajib belajar sembilan tahun, dana bos termasuk bos buku, program sekolah gratis hingga

pembangunan-pembangunan sarana dan prasarana pendidikan. Tentu hal ini adalah ditujukan untuk
pengmbangan pendidikan agar menjadi lebih baik dan mampu bersaing dengan negara-negara lain.
Pendidikan yang berkualitas itu bukan hanya kualitas dari segi ilmu pengetahuan saja, tetapi juga
iman dan ketakwaan peserta didik agar nantinya pendidikan dan pembangunan yang terjadi menjadi
seimbang antara pembangunan ekonomi maupun pembangunan social di masyarakat.
Hal ini juga dirasakan sangat penting mengingat keadaan remaja dan peserta didik kita saat ini
pada umumnya telah terpengaruh oleh arus globalisasi yang belakangan berlangsung dengan sangat
cepat. Apalagi teknologi informasi dan komunikasi yang semakin berkembang mau tidak mau akan
sangat banyak digeluti pada kehidupan para remaja kita. Hal ini tentu harus menjadi perhatian khusus,
karena arus globalisasi ini tak dapat ditolak jika kita tidak mau menjadi negara yang tertinggal dari
negara-negara lain yang atrinya kita harus memberikan alternative pencegahan dan penanggulangan
terhadap krisis yang terjadi dengan para remaja., salah satunya adalah melalui pondidikan.
Pendidikan yang merupakan dasar bagi kegiatan pengajaran dapat dilakukan di lingkungan
keluarga maupun di sekolah. Namun dewasa ini peran sekolah menjad sangat besar sehubungan dengan
kesibukan-kesibukan orang tua murid dan kepercayaannnya terhadpa instansi ini.
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling
pokok, yang berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan bergantung bagaiman proses belajar
yang dialami siswa sebagai anak didik. Untuk itu, sekolah sebagai oraganisasi adalah wadah intelektual
individu yang bekerja sama kearah yang telah ditetapkan sehingga menghasilkan peserta didik yang baik
dan berkualitas.

Namun, pada pelaksanaannya proses belajar siswa tidak selalu berjalan dengan lancar kadang
ditemukan kegagalan (kesulitan belajar) dalam mata pelajaran tertentu ataupun bab-bab tertentu. Hasil
belajar di sekolah sering diindikasikan sebagai ukuran keberhasilan belajar siswa. Jika siswa mendapat
nilai yang baik maka dia adalah siswa yang tidak mengalami kesulitan dan dapat dikatakan sebagai siswa

yang berhasil dalam belajar sedangkan jika nilai yang didapat kecil maka dia tergolong siswa yang
mengalami kesulitan dalam belajar. Kesulitan belajar yang dialami oleh siswa dapat menyebabkan
menurunnya motivasi belajar mereka.
Untuk mengatasi kegagalan ataupun kesulitan–kesulitan yang dialami oleh siswa maka perlu
diadakan upaya untuk dapat mengatasi kegagalan ataupun kesulitan-kesulitan belajar tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah “ seberapa besar
pengaruh pelaksanaan pembelajaran remedial terhadap hasil belajar siswa di SMAN 1 Indralaya?”
C. TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan pembelajaran remedial terhadap hasil siswa di SMAN 1
Indralaya.
D. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
a. bagi siswa, memberikan solusi untuk mengatasi kesulitan belajar yang dihadapainya
b. bagi guru, agar guru dapat memaksimalkan pembelajaran remedial bagi siswa-siswa yang mengalami

kesulitan-kesulitan belajar.
c. Bagi sekolah, agar dapat melaksanakan monitoring dan motivasi bagi guru dan siswa untuk
mengadakan pembelajaran remedial agar dapat memperbaiki hasil belajar siswa.
E. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. (slmeto,2003:2)
Menurut Dalyono (2005:49) belajar dapat didefenisikan sebagai suatu usaha atau kegiatan yang
bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap.
Kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sebaginya.

Sedangkan menurut Gagne (dalam Slameto, 2003:13) belajar adalah suatu prosees untuk
memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku. Belajar adalah
penguasaan pengetahuan atau keteranpilan yang diperoleh dari instruksi.
Berdasarkan definisi-definisi belajar di atas dapat disimpulkjan bahwa belajar merupakan suatu
kegiatan yang dilakukan seseorrang untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan sehingga
menghasilkan perubahan tingkah laku yang relative menetap sebagai hasil pengalaman san interaksi
dengan lingkungannya.
1.1. Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

Menurut slameto(2003:54) ada bebrapa factor yang dapat mempengaruhi belajar, yaitu:
A. Factor Intern
Factor intern yaitu factor yang berasal dari dalam diriindividu yang sedang belajar, yaitu :
1. factor jasmaniah, yang meliputi kesehatan dan cacat tubuh
2. factor psikologis, yang meliputi inteigensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan.
3. factor kelelahan yaitu kelelahan jasmani yang berupa lemanya tubuh dan timbil kecenderungan untuk
membaringkan tubuh dan kelelahan rohani yang dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan
sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu itu hilang.
B. Factor Ekstern
1. Faktor keluarga, yang melitputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana
rumah, keadaan ekonomi keluarga, perhatian dari orang tua, dan latar belakang kebidayaan.
2. factor sekolah, yang meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi gru dengan siswa, relasi siswa
dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan
gedung, metode belajar, dan tugas rumah.
3. factor masyarakat, yang meliputi kegiatan siswa di dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan
bentuk kehidupan masyarakat.
1.2. Tujuan Belajar
Tujuan belajar antara lain adalah :
Menurut Sadirman A.M (2001:26), bahwa secara umum tujuan belajar antara lain :
a. untuk mendapatkan pengetahuan


pemilikan pengetahuan dan kemampuan berpikir merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan. Dengan
kata lain kita tidak dapat mengmbangkan kemampua berpikir tanpa bahan pengtahuan.
b. pemahaman keterampilan
belajar memerlukan latihan-latihan yang akan menambah keterampilan dalam diri siswa, baik itu
keterampilan jamani maupun keterampilan rohani.
c. Pembentukan sikap
Pembentukan sikap mental dan prilaku anak tidak akan terlepas daripemahaman nilai-nilai. Oleh
karena itu, guru tidak hanya sekedar mengajar, tetapi juga berperan sebagai pendidik dan pelatih.
Menurut hamalik (2002:73) tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukan bahwa
siswa telah melakukan perbuatan belajar yang umumnya meliputi pengtahuan, keterampilan, dan sikapsikap yang baru yang diharapkan tercapai oleh siswa.
Menurut Widada, dkk. Tujuan belajar adalah :
a. memperoleh perubahan-perubahan dalam seluruh aspek kejiwaan, aspek jasmani, tingkah laku,
keterampilan dsb.
b. Mengembangkan pola kepribadian ke arah yang lebih sempurna
c. Mendapatkan penglaman-pengalaman baru guna memenuhi kebutuhan hidupnya.
2. Hakikat Pembelajaran Remedial
Pembelajaran adalah kegiatan dari belajar yang dilakukan oleh guru terhadap siswanya agar siswa
dapat memiliki keterampilan, pengetahuan, dan perubahan tingkah laku yang relatif menetap.
Pembelajaran remedial merupakan layanan pendidikan yang diberikan kepada peserta didik untuk

memperbaiki prestasi belajarnya sehingga mencapai kriteria ketuntasan yang ditetapkan. Untuk
memahami konsep penyelenggaraan model pembelajaran remedial, terlebih dahulu perlu diperhatikan
bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang diberlakukan berdasarkan Permendiknas 22,
23, 24 Tahun 2006 dan Permendiknas No. 6 Tahun 2007 menerapkan sistem pembelajaran berbasis
kompetensi, sistem belajar tuntas, dan sistem pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individual
peserta didik. Sistem dimaksud ditandai dengan dirumuskannya secara jelas standar kompetensi (SK) dan
kompetensi dasar (KD) yang harus dikuasai peserta didik. Penguasaan SK dan KD setiap peserta didik
diukur menggunakan sistem penilaian acuan kriteria. Jika seorang peserta didik mencapai standar
tertentu maka peserta didik dinyatakan telah mencapai ketuntasan.

Pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi dan pembelajaran tuntas, dimulai dari penilaian
kemampuan awal peserta didik terhadap kompetensi atau materi yang akan dipelajari. Kemudian
dilaksanakan pembelajaran menggunakan berbagai metode seperti ceramah, demonstrasi, pembelajaran
kolaboratif/kooperatif, inkuiri, diskoveri, dsb. Melengkapi metode pembelajaran digunakan juga berbagai
media seperti media audio, video, dan audiovisual dalam berbagai format, mulai dari kaset audio, slide,
video, komputer, multimedia, dsb. Di tengah pelaksanaan pembelajaran atau pada saat kegiatan
pembelajaran sedang berlangsung, diadakan penilaian proses menggunakan berbagai teknik dan
instrumen dengan tujuan untuk mengetahui kemajuan belajar serta seberapa jauh penguasaan peserta
didik terhadap kompetensi yang telah atau sedang dipelajari. Pada akhir program pembelajaran,
diadakan penilaian yang lebih formal berupa ulangan harian. Ulangan harian dimaksudkan untuk

menentukan tingkat pencapaian belajar peserta didik, apakah seorang peserta didik gagal atau berhasil
mencapai tingkat penguasaan tertentu yang telah dirumuskan pada saat pembelajaran direncanakan.
Apabila dijumpai adanya peserta didik yang tidak mencapai penguasaan kompetensi yang telah
ditentukan, maka muncul permasalahan mengenai apa yang harus dilakukan oleh pendidik. Salah satu
tindakan yang diperlukan adalah pemberian program pembelajaran remedial atau perbaikan. Dengan
kata lain, remedial diperlukan bagi peserta didik yang belum mencapai kemampuan minimal yang
ditetapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Pemberian program pembelajaran remedial
didasarkan atas latar belakang bahwa pendidik perlu memperhatikan perbedaan individual peserta didik.
Dengan diberikannya pembelajaran remedial bagi peserta didik yang belum mencapai tingkat
ketuntasan belajar, maka peserta didik ini memerlukan waktu lebih lama daripada mereka yang telah
mencapai tingkat penguasaan. Mereka juga perlu menempuh penilaian kembali setelah mendapatkan
program pembelajaran remedial.
2.1. Prinsip Pembelajaran Remedial
Pembelajaran remedial merupakan pemberian perlakuan khusus terhadap peserta didik yang
mengalami hambatan dalam kegiatan belajarnya. Hambatan yang terjadi dapat berupa kurangnya
pengetahuan dan keterampilan prasyarat atau lambat dalam mecapai kompetensi. Beberapa prinsip
yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran remedial sesuai dengan sifatnya sebagai pelayanan khusus
antara lain:
1. Adaptif


Setiap peserta didik memiliki keunikan sendiri-sendiri. Oleh karena itu program pembelajaran remedial
hendaknya memungkinkan peserta didik untuk belajar sesuai dengan kecepatan, kesempatan, dan gaya
belajar masing-masing. Dengan kata lain, pembelajaran remedial harus mengakomodasi perbedaan
individual peserta didik.
2. Interaktif
Pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik untuk secara intensif berinteraksi
dengan pendidik dan sumber belajar yang tersedia. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa kegiatan
belajar peserta didik yang bersifat perbaikan perlu selalu mendapatkan monitoring dan pengawasan agar
diketahui kemajuan belajarnya. Jika dijumpai adanya peserta didik yang mengalami kesulitan segera
diberikan bantuan.
3. Fleksibilitas dalam Metode Pembelajaran dan Penilaian
Sejalan dengan sifat keunikan dan kesulitan belajar peserta didik yang berbeda-beda, maka dalam
pembelajaran remedial perlu digunakan berbagai metode mengajar dan metode penilaian yang sesuai
dengan karakteristik peserta didik.
4. Pemberian Umpan Balik Sesegera Mungkin
Umpan balik berupa informasi yang diberikan kepada peserta didik mengenai kemajuan belajarnya
perlu diberikan sesegera mungkin. Umpan balik dapat bersifat korektif maupun konfirmatif. Dengan
sesegera mungkin memberikan umpan balik dapat dihindari kekeliruan belajar yang berlarut-larut yang
dialami peserta didik.
5. Kesinambungan dan Ketersediaan dalam Pemberian Pelayanan

Program pembelajaran reguler dengan pembelajaran remedial merupakan satu kesatuan, dengan
demikian program pembelajaran reguler dengan remedial harus berkesinambungan dan programnya
selalu tersedia agar setiap saat peserta didik dapat mengaksesnya sesuai dengan kesempatan masingmasing.

2.2. Pelaksanaan Pembelajaran Remedial

Pembelajaran remedial pada hakikatnya adalah pemberian bantuan bagi peserta didik yang
mengalami kesulitan atau kelambatan belajar. Sehubungan dengan itu, langkah-langkah yang perlu
dikerjakan dalam pemberian pembelajaran remedial meliputi dua langkah pokok, yaitu pertama
mendiagnosis kesulitan belajar, dan kedua memberikan perlakuan (treatment) pembelajaran remedial.
1. Diagnosis Kesulitan Belajar
a. Tujuan
Diagnosis kesulitan belajar dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kesulitan belajar peserta didik.
Kesulitan belajar dapat dibedakan menjadi kesulitan ringan, sedang dan berat.
• Kesulitan belajar ringan biasanya dijumpai pada peserta didik yang kurang perhatian di saat mengikuti
pembelajaran.
• Kesulitan belajar sedang dijumpai pada peserta didik yang mengalami gangguan belajar yang berasal
dari luar diri peserta didik, misalnya faktor keluarga, lingkungan tempat tinggal, pergaulan, dsb.
• Kesulitan belajar berat dijumpai pada peserta didik yang mengalami ketunaan pada diri mereka,
misalnya tuna rungu, tuna netra¸tuna daksa, dsb.

b. Teknik
Teknik yang dapat digunakan untuk mendiagnosis kesulitan belajar antara lain: tes prasyarat (prasyarat
pengetahuan, prasyarat keterampilan), tes diagnostik, wawancara, pengamatan, dsb.
• Tes prasyarat adalah tes yang digunakan untuk mengetahui apakah prasyarat yang diperlukan untuk
mencapai penguasaan kompetensi tertentu terpenuhi atau belum. Prasyarat ini meliputi prasyarat
pengetahuan dan prasyarat keterampilan.
• Tes diagnostik digunakan untuk mengetahui kesulitan peserta didik dalam menguasai kompetensi
tertentu. Misalnya dalam mempelajari operasi bilangan, apakah peserta didik mengalami kesulitan pada
kompetensi penambahan, pengurangan, pembagian, atau perkalian.
• Wawancara dilakukan dengan mengadakan interaksi lisan dengan peserta didik untuk menggali lebih
dalam mengenai kesulitan belajar yang dijumpai peserta didik.
Pengamatan (observasi) dilakukan dengan jalan melihat secara cermat perilaku belajar peserta didik.
Dari pengamatan tersebut diharapkan dapat diketahui jenis maupun penyebab kesulitan belajar peserta
didik.

2. Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Remedial

Setelah diketahui kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik, langkah berikutnya adalah
memberikan perlakuan berupa pembelajaran remedial. Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran
remedial antara lain:
• Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda. Pembelajaran ulang dapat
disampaikan dengan cara penyederhanaan materi, variasi cara penyajian, penyederhanaan
tes/pertanyaan. Pembelajaran ulang dilakukan bilamana sebagian besar atau semua peserta didik
belum mencapai ketuntasan belajar atau mengalami kesulitan belajar. Pendidik perlu memberikan
penjelasan kembali dengan menggunakan metode dan/atau media yang lebih tepat.
• Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan. Dalam hal pembelajaran
klasikal peserta didik mengalami kesulitan, perlu dipilih alternatif tindak lanjut berupa pemberian
bimbingan secara individual. Pemberian bimbingan perorangan merupakan implikasi peran pendidik
sebagai tutor. Sistem tutorial dilaksanakan bilamana terdapat satu atau beberapa peserta didik yang
belum berhasil mencapai ketuntasan.
• Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus. Dalam rangka menerapkan prinsip pengulangan, tugastugas latihan perlu diperbanyak agar peserta didik tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan tes
akhir. Peserta didik perlu diberi latihan intensif (drill) untuk membantu menguasai kompetensi yang
ditetapkan.
• Pemanfaatan tutor sebaya. Tutor sebaya adalah teman sekelas yang memiliki kecepatan belajar lebih.
Mereka perlu dimanfaatkan untuk memberikan tutorial kepada rekannya yang mengalami
kelambatan belajar. Dengan teman sebaya diharapkan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar
akan lebih terbuka dan akrab.
3. Waktu Pelaksanaan Pembelajaran Remedial
Terdapat beberapa alternatif berkenaan dengan waktu atau kapan pembelajaran remedial
dilaksanakan. Pertanyaan yang timbul, apakah pembelajaran remedial diberikan pada setiap akhir
ulangan harian, mingguan, akhir bulan, tengah semester, atau akhir semester. Ataukah pembelajaran
remedial itu diberikan setelah peserta didik mempelajari SK atau KD tertentu? Pembelajaran remedial
dapat diberikan setelah peserta didik mempelajari KD tertentu. Namun karena dalam setiap SK terdapat
beberapa KD, maka terlalu sulit bagi pendidik untuk melaksanakan pembelajaran remedial setiap selesai
mempelajari KD tertentu. Mengingat indikator keberhasilan belajar peserta didik adalah tingkat
ketuntasan dalam mencapai SK yang terdiri dari beberapa KD, maka pembelajaran remedial dapat juga
diberikan setelah peserta didik menempuh tes SK yang terdiri dari beberapa KD. Hal ini didasarkan atas

pertimbangan bahwa SK merupakan satu kebulatan kemampuan yang terdiri dari beberapa KD. Mereka
yang belum mencapai penguasaan SK tertentu perlu mengikuti program pembelajaran remedial.
Hasil belajar yang menunjukkan tingkat pencapaian kompetensi melalui penilaian diperoleh dari
penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses diperoleh melalui postes, tes kinerja, observasi dan
lain-lain. Sedangkan penilaian hasil diperoleh melalui ulangan harian, ulangan tengah semester dan
ulangan akhir semester.
3. Hasil Belajar Siswa
Setiap proses belajar akan menuai hasil belajar. Menurut Jhon M. Keller (dalam Mulyono 2003:39)
hasil belajar merupakan keluaran dari suatu system pemrosesan berbagai masukan yang berupa
informsi.
Menurut Winkel (1999:53), hasil belajar adalah suatu aktifitas mental dan psiis yang berlangsung
dalam interaktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan, dan nilai dikap. Perubahan ini bersifat relative konstan, dan berbekas.
Hasil belajar adalah informasi tentang pengetahuan sikap-sikap dan prilaku serta keterampilan
selama rentang waktu tertentu. jadi hasil belajar tidak hanya berupa pengetahuan yang diterima
seseorang dalam bentuk angka, namun dapat berupa prilaku atau aktifitas siswa yang dinyatakan dalam
bentuk kata-kata, misalnya : baik, cukup, dan kurang. (Nawawi dalam Yulizar, 2004:4)
Sedangkan Dimyati dam Mujiono (2003:3) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan suatu
puncak hasil nelajar, yang merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar dan
biasanya di tunjukan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru.
Jadi dapt disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan ukuran keberhasilan siswa dalam
memahami pelajaran yang diberikan oleh guru yang dapat dilihat dari nilai tes yang diberikan dalam
bentuk angka atau skor.
4. Mata Pelajaran Ekonomi
Istilah ekonomi berasal dari kata oikonomeia (yunani) yang terdiri dari dua kata yaitu oikos dan
nomos. Oikos berarti rumah tangga sedangkan nomos berarti norma atau aturan. Dengan demikian
ekonomi berarti aturan mengenai rumah tangga. Ilmu ekonomi merupakan ilmu social. Sebagai ilmu
social, ilmu ekonomi lebih menekankan titik perhatiannya kepada manusia dan pencarian cara-cara
terbaik yang menyediakan berbagai materi secara memadai demi memungkinkan setiap orang untuk
memenuhi kebutuhannya.

Ilmu ekonomi juga dikatakan sebagai ilmu tentang prilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupn ya yang bervariasi, dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihanpilihan kegiatan produksi, konsumsi, dan/atau distribusi. Dan menurut Oman (2004) ilmu ekonomi
adalah ilmu yang memperlajari daya upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup dan
meningkatkan kesejahteraannya. Sedangkan menurut Nurhadi (2002:2), ilmu ekonomi juga merupakan
cabang ilmu pengetahuan yang memberikan pengertian tentang gejala-gejala masyarakat yang timbul
karena perbuatan manusia dalam usaha nya untuk memenuhi kebutuhan atau mencapai kemakmuran.
Dari brbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari
tindakan atau prilaku manusia dalam memanfaatkan sumber daya yang terbatas guna memenuhi
kebutuhannya sehingga dapat mencapai kemakmuran.
Adapun fungsi mata pelajaran ekonomi dalam kurikulum 2004 adalah mengembangkan
kemampuan siswa dalam untuk berekonomi, dengan cara mengenal berbagai kenyataan dan peristiwa
ekonomi, memahami konsep dan teori serta berlatih dalam memecahkan masalah ekonomi yang terjadi
di lingkungan masyarakat.
Selain fungsi si atas, mata pelajaran ekonomi juga bertujuan untuk:
1. membekali siswa dengan sejumlah konsep ekonomi untuk mengetahui dan mengerti peristiwa
ekonomi dalam kehidupan sehari-hari, terutama yang terjad di lingkungan setingkat individu/ rumah
tangga, masyarakat dan negara.
2. membekali siswa sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi pada
jenjang berikutnya
3. membekali siswa nilai-nilai serta etika ekonomi dan memiliki jiwa wirausaha
4. meningkatkan kemampuan berkompetisi dan bekerja sama dalam masyarakat yang majemuk, baik
dalam skala nasional maupun internasional.
F. Hipotesis Penelitian
Ha: ada pengaruh pelaksanaan pembelajaran remedial terhadap hasil belajar siswa pada mata
pelajaran ekonomi di SMAN 1 Indralaya
Ho: tidak ada pengaruh pelaksanaan pembelajaran remedial terhadap hasil belajar di SMAN 1 Indralaya.

G.Metodelogi Penelitian
1. Variable Penelitian

Variable bebas (X) : Pembelajaran Remedial
Variabel terikat (Y) : hasil belajar
2. Definisi Operasional Variable
Pembelajaran remedial merupakan pembelajaran perbaikan yang digunakan untuk mengatasi dan
memperbaiki kesulitan belajar yang dialami oleh siswa. Jadi objek dari pembelajaran remedial adalah
siswa yang mengalami kesulitan atau kegagalan dalam belajar.
Hasil belajar merupakan ukuran keberhasilan siswa dalam memahami pelajaran yang diberikan oleh guru
yang dapat dilihat dari nilai tes yang diberikan dalam bentuk angka atau skor.
Jadi langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :
1. Melakukan penyampaian materi pelajaran kepada seluruh siswa selam tiga kali tatap muka
2. memberikan tes/ ujian terhadap materi yang telah diajarkan sebelumnya.
3. menganalisis hasil belajar/ ujian siswa yang telah diteskan sebelumnya, lalu mengelompokan siswa
anatara yang berhasil dan yang gagal dalam tes yang telah diberikan.
4. memberikan pembelajaran remedial bagi siswa-siswa yang mengalami kesulitan/gagal dalam
belajarnya.
5. memberikan tes kedua kepada siswa-siswa yang mengalami kesulitan/gagal belajar.
6. menganalisis hasil belajar/ujian yang diteskan, kemudian mengelompokan siswa yang berhasil dan
gagal dalam belajar.
7. menganalisis data yang didapat dari langkah-langkah di atas.
3. Populasi Dan Sampel Penelitian
Populasi dapat diartikan sebagai subjek atau objek yang berada pada suatu wilayah yang
memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa SMAN 1 Indralaya.
Sample adalah sebagian dari populasi yang diambil dan dapat mewakili populasi. Sample
penelitian ini adalah siswa SMAN 1 Indralaya kelas X.A dan X.B, XI.IS.A dan XI.IS.B, XII.IS.A dan XII.IS.B
yang mengalami kesulitan dalam belajar yang dilakukan dengan metode purposive sampling.
4. Rancangan Eksperimen:

Penelitian ini menggunakan metode Pre Experimental design dengan bentuk one-shot case study.
Dalam penelitian ini hasil penelitian dapat dilihat dengan membandingkan keadaan sebelum dan
sesudah diberi perlakuan. Adapun tahap-tahap dalam penelitian ini adalah :
1. Tahap persiapan
a. studi pustaka
b. observasi di sekolah
c. menyiapkan alat dan bahan, yang terdiri dari :
• buku panduan (paket dan buku penunjang) pelajaran ekonomi SMA kelas X, XI, dan XII.
• media lain yang berhubungan
2. Tahap pelaksanaan
a. pembuatan proposal penelitian
b. melakukan pengajaran di sekolah agar diketahui sample yang akan kita teliti.
3. Tahap penyelesasian
a. melakukan pembelajaran remedial bagi siswa-siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar.
b. Memberikan tes pada siswa-siswa tersebut setelah diberi perlakuan(pembelajaran remedial)
c. Pengumpulan dan analisis data
d. Menyimpulkan hasil penelitian.
5. teknik pengumpulan data
a. dokumentasi
teknik ini digunakan untuk memperoleh data secara umum, yaitu mrngenai jumlah siswa di SMAN 1
Indralaya. Selain itu teknik ini digunakan untuk memperoleh data hasil belajar yan g telah dicapai peserta
didik pada mata pelajaran ekonomi.
b. Tes
Tes dilakukan untuk memperoleh data hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi. Dalam
penelitian ini menggunakan tes hasil belajar yang sitempatkan sebagai variable terikat yang mengukur
penguasaan siswa sebagai hasil proses belajar.
Dalam penelitian ini, instrument tes diukur dengan melakukan pengujian validitas dan realibilitas tes.
Taraf validitas suatu tes dinyatakan dalam suatu koefisien bilangan antara -1,00 samapi 1,00. koefisien
validitas dapat dihitung dengan menggunakan teknik kolerasi product moment.