38815563 Dasar dasar Perilaku Individu

PERILAKU KEORGANISASIAN
DASAR – DASAR PERILAKU INDIVIDUAL

OLEH KELOMPOK 1:
CRISTINE WIJAYA (0613054)
JULIANTI P. (0813049)
FEMMY BARNECE (0813090)
LIA SUHERLIN (0813078)
HYPPO CRATES D. (0813068)

UNIVERSITAS ATMA JAYA
MAKASSAR
2010
DASAR – DASAR PERILAKU INDIVIDUAL

0

Kecerdasan adalah satu karateristik yang di bawa individu ketika mereka bergabung dalam
suatu organisasi. Perbedaan individu terdapat dalam bentuk kemampuan (yang termasuk
kecerdasan) dan karateristik biografis (seperti usia, gender, ras, dan masa jabatan) yang
mempengaruhi kinerja dan kepuasan karyawan.


Kemampuan
Yang kita akui adalah bahwa setiap individu memiliki kekuatan dan kelemahan dalam
kemampuan yang membuatnya relative lebih unggul atau kurang unggul di bandingkan individu
lain dalam melakukan tugas atau aktivitas tertentu. Dari sudut pandang managemen, adalah
mengetahui bagaimana setiap individu bisa memiliki kemampuan yang berbeda dan
memanfaatkan kemampuan tersebut untuk meningkatkan kemungkinan seseorang melakukan
pekerjaannya dengan baik.
Kemampuan berarti kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam
pekerjaan. Kemampuan adalah sebuah penilaian terkini atas apa yg dapat di lakukan seseorang.
Kemampuan keseluruhan seorang individu pada dasarnya terdiri atas dua kelompok factor, yaitu
Kemampuan Intelektual dan Fisik.


Kemampuan Intelektual
Kemampuan intelektual (intellectual ability) adalah kemampuan yang di butuhkan untuk
melakukan berbagai aktifitas mental-berfikir, menalar, dan memecahkan masalah.
Tujuh dimensi yang paling sering di sebutkan yang membentuk kemmpuan intelektual
adalah
a.


Kecerdasan Angka – Kemampuan melakukan aritmatika dengan cepat dan akurat.

b.

Pemahaman Verbal – Kemampuan memahami apa yang di baca atau di dengar dan
hubungan antara kata-kata.

c.

Kecepatan Persepsi – Kemampuan mengidentifikasi kemiripan dan perbedaan visual
secara cepat dan akurat.

d.

Penalaran Induktif – Kemampuan mengidentifikasi uruytan logis dan sebuah masalah
dan kemudian memecahkan masalah tersebut.

e.


Penalaran Deduktif – Kemampuan menggunakan logika dan menilai implikasi dari
sebuah argument.
1

f.

Visualisasi spasial – Kemampuan membayangkan bagaimana sebuah objek akan
terlihat bila posisinya dalam ruang di ubah.

g.

Daya Ingat – Kemampuan menyimpan dan mengingat pengalaman masa lalu.

Sejumlah peneliti yakin bahwa kecerdasan dapat di pahami secara lebih baik dengan
membaginya ke dalam empat subbagian :
 Kecerdasan Kognitif meliputi Kecerdasan yang telah lama diliput oleh tes-tes
kecerdasan tradisional.
 Kecerdasan Sosial adalah kemampuan seseorang untuk berhubungan secara
efektif dengan individu lain.
 Kecerdasan Emosional adalah kemampuan untuk mengidentifikasi, memahami

dan mengelola emosi.
 Kecerdasan

Kultural

adalah

kesadaran

akan

perbedaan-perbedaan

lintaskultural dan kemampuan untuk berfungsi secara berhasil dalam situasi
lintaskultural.
Penting untuk diperhatikan bahwa penyelidikan ini terhadap multikecerdasan (muiltiple
intelligences) masih berada dalam tahap awal, dan klaim yang dibuat tidak selalu sesuai
dengan bukti ilmiah.



Kemampuan Fisik
Kemampuan Fisik (physical abilities) adalah kemampuan melakukan tugas-tugas yang
menuntut stamina, keterampilan, kekuatan, dan karateristik serupa. Penelitian terhadap
berbagai persyaratan yang di butuhkan dalam ratusan pekerjaan telah mengidentifikasi
Sembilan kemampuan dasar yang tercakup dalam kinerja dari tugas-tugas fisik.
Faktor Kekuatan
1. Kekuatan Dinamis – Kemampuan menggunakan kekuatan otot secara berulang atau
terus-menerus.
2. Kekuatan Tubuh – kemampuan memanfaatkan kekuatan otot menggunakan otot
tubuh (khususnya otot perut).
3. Kekuatan Statis – kemampuan menggunakan kekuatan terhadap objek eksternal.
2

4. Kekuatan Eksplosif – kemampuan mengeluarkan energy maksimum dalam satu atau
serangkaian tindakan ekslosif.
Faktor Fleksibilitas
5. Fleksibilitas Luas – kemampuan menggerakkan tubuh dan otot punggung sejauh
mungkin.
6. Fleksibilitas Dinamis – kemampuan membuat gerakan-gerakan lentur yang cepat dan
berulang-ulang.

Faktor Lainnya
7. Koordinasi Tubuh – kemampuan mengoordinasikan tindakan secara bersamaan dari
bagian-bagian tubuh yang berbeda.
8. Keseimbangan – kemampuan mempertahankan keseimbangan meskipun terdapat
gaya yang mengganggu keseimbangan.
9. Stamina – kemampuan mengerahkan upaya maksimum yang membutuhkan usaha
berkelanjutan.

Karateristik-Karateristik Biografis
Karateristik-karateristik biografis merupakan karateristik perseorangan seperti usia,
gender, ras, dan masa jabatan, yang diperoleh secara mudah dan objektif dari arsip pribadi
seseorang.

Usia
Pengaruh usia terhadap perputaran karyawan. Semakin tua, semakin kecil kemungkinan
untuk keluar dari suatu pekerjaan yang sedang dijalani. Selain itu, para pekerja yang lebih tua
berkemungkinan lebih rendah untuk mengundurkan diri.
Pengaruh usia terhadap ketidakhadiran. Sebagian hubungan tersebut merupakan fungsi
dari apakah ketidakhadiran tersebut dapat dihindari atau tidak. Secara umum, para pekerja yang
lebih tua memiliki tingkat ketidakhadiran yang dapat dihindari yang lebih rendah dibandingkan

para pekerja yang lebih muda. Tetapi, tingkat ketidakhadiran yang tidak dapat dihindari lebih
tinggi.
Pengaruh usia terhadap produktivitas. Kesimpulan alamiah bahwa tuntutan bagi sebagian
besar pekerjaan, bahkan untuk pekerjaan dengan persyaratan tenaga kerja manual yang berat,
3

tidaklah cukup ekstrem sehingga penurunan dalam keterampilan fisik yang berkaitan dengan usia
memiliki dampak para produktivitas; atau, jika terdapat sedikit penurunan yang dikarenakan usia,
hal tersebut akan tergantikan oleh keuntungan yang didapatkan dari pengalaman.
Pengaruh usia terhadap kepuasan kerja. Yang paling masuk akal adalah penelitian yang
mencampuradukkan karyawan profesional dan nonprofesional. Kepuasan cenderung meningkat
secara terus-menerus di antara profesional seiring bertambahnya usia mereka, sedangkan di
antara nonprofesional kepuasan tersebut menurun selama usia tengah baya dan meningkat lagi
pada tahun-tahun selanjutnya.

Gender
Bukti menunjukkan bahwa hanya terdapat sedikit, jika ada, perbedaan penting antara pria
dan wanita yang memengaruhi kinerja mereka. Penelitian psikologis menunjukkan bahwa para
wanita lebih bersedia menyesuaikan diri terhadap otoritas dan pria lebih agresif serta lebih
mungkin memiliki pengharapan sukses dibandingkan para wanita, tetapi perbedaan-perbedaan

tersebut kecil. Kita harus berasumsi bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan dalam
produktivitas pekerjaan anatara pria dan wanita.
Tingkat perputaran karyawan wanita sama dengan pria. Namun, penelitian terhadap
ketidakhadiran secara konsisten menunjukkan bahwa para wanita memiliki tingkat ketidakhadiran
yang lebih tinggi dibandingkan pria, hal ini karena adanya tanggung jawab rumah tangga dan
keluarga yang ditanggung para wanita.

Ras
Ras berhubungan terhadap hasil-hasil pekerjaan seperti keputusan pemilihan personel,
evaluasi kinerja, dan diskriminasi di tempat kerja.
Pertama, dalam situasi pekerjaan, terdapat sebuah kecenderungan bagi individu untuk
lebih menyukai rekan-rekan dari ras mereka sendiri dalam evaluasi kinerja, keputusan promosi,
dan kenaikan gaji. Kedua, terdapat sikap-sikap yang berbeda secara subtansial terhadap tindakan
afirmatif. Ketiga, adanya perlakuan yang buruk terhadap suatu ras yang dilakukan oleh ras lain.

Masa Jabatan
4

Jika mendefinisikan senioritas sebagai waktu pada suatu pekerjaan, maka terdapat
hubungan positif antara senioritas dan produktivitas pekerjaan. Sedangkan, senioritas berkaitan

secara negatif terhadap ketidakhadiran. Berhubungan dengan perputaran karyawan, semakin
lama seseorang berada dalam satu pekerjaan lebih kecil kemungkinannya untuk mengundurkan
diri. Bukti juga menunjukkan bahwa masa jabatan dan kepuasan kerja memiliki korelasi yang
positif.

Pembelajaran
Definisi Pembelajaran
Pembelajaran adalah setiap perubahan perilaku yang relative permanen, terjadi sebagai
hasil dari pengalaman. Pembelajaran mengandung beberapa komponen yang memerlukan
penjelasan.
1. Pembelajaran melibatkan perubahan. Perubahan dapat berarti baik atau buruk. Individu
dapat mempelajari perilaku yang tidak menguntungkan dan juga perilaku yang
menguntungkan.
2. Perubahan tersebut haruslah mendarah daging. Perubahan sementara hanya bersifat
refleksi dan tidak dapat mewakili pembelajaran.
3. Beberapa bentuk pengalaman diperlukan untuk pembelajaran. pengalaman bisa didapat
secara langsung maupun tidak langsung melalui membaca. Jika pengalaman menghasilkan
suatu perubahan yang relatifpermanen dalam perilaku, maka kita dapat mengatakan
bahwa pembelajaran telah terjadi.


Teori Pembelajaran
1. Pengondisisan Klasik
Pengondisian klasik dikemukakan berdasarkan eksperimen oleh seorang ahli fisiolog Rusia
bernama Ivan Pavlov. Pengondisian klasik merupakan jenis pengondisian dimana individu
merespons beberapa stimulus yang tidak biasa dan menghasilkan respons baru. Dikenal
beberapa istilah dalam pengondisian klasik yaitu rangsangan tidak berkondisi,
rangsangan berkondisi, respons tidak berkondisi, dan respons berkondisi.

5

Pengondisian klasik adalah pasif. Sesuatu terjadi dan kita bereaksi dalam cara tertentu.
Reaksi tersebut diperoleh sebagai respons terhadap kejadian tertentu yang dapat dikenali.
Dengan demikian hal ini dapat menjelaskan perilaku refleksi sederhana.
2. Pengondisian Operant
Pengondisian operant merupakan jenis pengondisian dimana perilaku sukarela yang
diharapkan menghasilkan penghargaan atau mencegah sebuah hukuman. Perilaku
operant berkebalikan dengan perilaku refleksi. Kecenderungan untuk mengulang perilaku
seperti ini dipengaruhi oleh ada atau tidaknya penegasan dari konsekuensi-konsekuensi
yang dihasilkan perilaku. Konsep ini dikemukakan oleh psikolog Harvard, B. F. Skinner.
Pengondisian operant merupakan bagian dari konsep Skinner mengenai paham perilaku,

yang menyatakan bahwa perilaku mengikuti rangsangan dalam cara yang relative tidak
terpikirkan. Jika sebuah perilaku gagal untuk ditegaskan secara positif, probabilitas bahwa
perilaku tersebut akan terulang pun menurun.
3. Pembelajaran Sosial
Pembelajaran sosial merupakan pandangan bahwa orang-orang dapat belajar melalui
pengamatan dan pengalaman langsung. Teori ini berasumsi bahwa perilaku adalah sebuah
fungsi dari konsekuensi, dan mengakui keberadaan pembelajaran melalui pengamatan
dan pentingnya persepsi dalam pembelajaran. Individu merespons pada bagaimana
mereka merasakan dan mendefinisikan konsekuensi, bukan pada konsekuensi objektif itu
sendiri.
Pengaruh model-model adalah sentral pada sudut pandang pembelajaran sosial. Empat
proses untuk menentukan pengaruh sebuah model pada seorang individu:
a) Proses Perhatian. Individu belajar dari sebuah model hanya ketika mereka
mengenali dan mencurahkan perhatian terhadap fitur-fitur pentingnya.
b) Proses Penyimpanan. Pengaruh sebuah model akan bergantung pada seberapa
baik individu mengingat tindakan model setelah model tersebut tidak lagi tersedia.
c) Proses Reproduksi Motor. Setelah seorang melihat sebuah perilaku baru dengan
mengamati model, pengamatan tersebut harus diubah menjadi tindakan.
6

d) Proses penegasan. Individu akan termotivasi untuk menampilkan perilaku yang
dicontohkan jika tersedia insentif positif atau penghargaan yang tegas.

Pembentukan : Alat Manajerial
Karena pembelajaran terjadi pada saat sebelum dan selama bekerja, manajer akan
menaruh perhatian pada bagaimana mereka dapat mengajarkan karyawan untuk berperilaku
melalui cara-cara yang paling menguntungkan organisasi. Ketika kita mencoba membentuk
individu dengan membimbing mereka selama pembelajaran yang dilakukan secara bertahap, kita
sedang melakukan pembentukan perilaku (shaping behavior).
Pertimbangan sebuah situasi dimana perilaku seorang karyawan secara signifikan berbeda
dari apa yang diharapkan oleh manajemen. Jika manajemen memberikan penghargaan kepada
individu hanya disaat ia menunjukkan respons-respons yang diharapkan, mungkin hanya akan
terjadi penegasan yang sangat sedikit.
Metode Pembentukan Perilaku. Terdapat 4 cara pembentukan perilaku melalui penegasan
positif, penegasan negative, hukuman, dan peniadaan.
Menindaklanjuti respons dengan sesuatu yang menyenangkan disebut penegasaan positif.
Menindaklanjuti respons dengan prnghentian atau penarikan sesuatu yang tidak menyenangkan
disebut penegasan negative. Hukuman menyebabkan sebuah kondisi tidak menyenangkan dalam
upaya menghilangkan perilaku yang tidak diharapkan. Menghapuskan semua penegasan yang
mempertahankan sebuah perilaku disebut peniadaan.
Penegasan positif maupun negative memberi hasil dalam pembelajaran. Hal tersebut
memperkuat respons dan meningkatkan probabilitas pengulangan. Namun baik hukuman dan
peniadaan melemahkan perilaku dan cenderung mengurangi frekuensi setelahnya. Dalam
pembentukan perilaku, pemilihan waktu adalah sebuah isu penting.
Jadwal Penegasan. Dua jenis utama jadwal penegasan adalah berkesinambungan dan berkala.
Jadwal penegasan berkesinambungan (continuous reinforcement) menegaskan perilaku yang
diharapkan setiap kali dan setiap waktu penegasan tersebut dilakukan. Penegasan berkala
(intermittent reinforcement) dapat berupa tipe rasio atau interval. Jadwal rasio bergantung pada
seberapa banyakl respons yang dibuat oleh subjek. Jadwal interval bergantung pada seberapa
banyak waktu yang telah berlalu sejak penegasaan sebelumnya. Dalam jadwal interval, individu
7

ditegaskan pada perilaku sesuai yang pertama setelah kurun waktu tertentu berlalu. Penegasan
dapat juga diklasifikasikan menjadi tetap atau variable.
Jika penghargaan diberikan pada waktu tertentu sehingga penegasannya tidak dapat
diprediksikan, jadwal tersebut merupakan jadwal interval variable (variable interval schedule).
Pada jadwal rasio tetap (fixed ratio schedule), setelah sejumlah tetap atau konstan dari respons
diberikan, penghargaan pun dberikan.
Ketika penghargaan bergantung pada perilaku dari individu, maka individu tersebut
dikatakan ditegaskan menurut jadwal rasio variable. Tenaga penjualan yang memperoleh imbalan
kerja berdasarkan komisi adalah contoh individu menurut jadwal penegasan rasio variable.
Jadwal dan Perilaku Penegasan. Jadwal penegasan berkesinambungan dapat memicu kejenuhan
dengan cepat, dan dibawah jadwal ini perilaku cenderung melemah dengan cepat ketika
penegasan tidak diterima. Namun, penegasan berksinambungan disediakan untuk responsrespons yang baru dicetuskan, tidak stabil, dan jangka pendek. Sebaliknya, penegasan berkala
tidak menyebabkan kejenuhan dengan cepat karena tidak mengikuti setiap respons.
Modifikasi Perilaku
Terdapat sebuah studi yang sekarang dapat dikatakan klasik karena dilakukan beberapa
tahun yang lalu terhadap para pengemas barang kiriman di Emery Air Freight (sekarang Fedex).
Program pada Enemy Air Freight tersebut mengilustrasikan penggunaan modifikasi perilaku, atau
apa yang lebih popular disebut dengan Mod POB. Hal ini mewakili penerapan konsep-konsep
penegasan pada individu dalam situasi kerja. Program Mod PO yang umum mengikuti sebuah
mod lima langkah

pemecahan

masalah: (1)

mengidentifikasi

perilaku penting,

(2)

mengembangkan data lini dasar, (3) mengidentifikasi konsekuensi-konsekuensi perilaku, (4)
mengembangkan dan menerapkan sebuah strategi intevensi dan (5) mengevaluasi perbaikan
kinerja.
Tidak semua hal yang dilakukan oleh seorang karyawan memiliki pengaruh kuat terhadap
kinerja. Dengan demikian, langkah pertama dalam Mod PO adalah mengidentifikasi perilaku
penting yang memiliki dampak signifikan terhadap kinerja karyawan. Langkah kedua
membutuhkan manajer untuk mengembangkan sejumlah data kinerja lini dasar. Langkah ketiga

8

adalah melakukan analisis fungsional untuk mengidentifikasi kemungkinan atau konsekuensi
perilaku dari kinerja
Setelah analisis fungsional selesai, manajer telah siap untuk mengembangkan dan
menerapkan sebuah strategi intervensi untuk menguatkan perilaku kinerja yang diharapkan dan
melemahkan perilaku yang tidak diharapkan. Strategi yang sesuai akan membutuhkan perubahan
beberapa elemen dari kinerja hubungan dengan penghargaan-struktur, proses, teknologi,
kelompok, atau tugas tersebut-dengan tujuan untuk membuat kinerja tingkat tinggi lebih
menguntungkan.
Langkah terakhir dalam Mod PO adalah untuk mengevaluasi perbaikan kinerja. Mod PO
telah digunakan oleh sejumlah organisasi untuk meningkatkan produktivitas karyawan, untuk
mengurangi kesalahan, ketidakhadiran, keterlambatan, tingkat kecelakaan, dan untuk
meningkatkan keramahan produktivitas.
Masalah dengan Mod PO dan Teori Penegasan. Meskipun efektivitas dan penegasan dalam
bentuk penghargaan dan hukuman memiliki banyak dukungan dalam literatur, itu tidak secara
langsung berarti bahwa Skinner adalah benar atau bahwa Mod PO adalah cara terbaik untuk
memberikan penghargaan kepada individu. Satu masalah dengan paham perilaku adalah riset
yang menunjukkan bahwa pikiran dan perasaan dengan segera mengikuti rangsangan lingkungan,
bahkan terhadap rangsangan yang secara eksplisit ditujukan unutk membentuk perilaku. Ini
berlawanan dengan asumsi dari paham perilaku Mod PO, yang mengasumsikan bahwa pikiran
dan perasaan individu yang paling dalam, dalam respons terhadap lingkungan adalah tidak
relevan.

9