Pertemuan ke 4 PPh Orang Pribadi
DASAR HUKUM UU NO. 36 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS UU NO. 7
TAHUN 1983 TENTANG PPH
ARAH DAN TUJUAN
PENYEMPURNAAN UU PPHlebih meningkatkan keadilan pengenaan pajak;
lebih memberikan kemudahan kepada Wajib Pajak;
lebih memberikan kesederhanaan administrasi perpajakan;
lebih memberikan kepastian hukum, konsistensi, dan
transparansi; lebih menunjang kebijakan pemerintah dalam rangka
meningkatkan daya saing dalam menarik investasi langsung di Indonesia baik penanaman modal asing
PAJAK PENGHASILAN (PPh) [ Pasal 1 ] Pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak A D A L A H
BAGAN SUBJEK PAJAK
Objek Pajak
Orang Pribadi
SUBJEK PAJAK Seluruh Penghasilan
Badan
DALAM NEGERIPasal 4 Pasal 2(3) Pasal 2(3) Warisan yang
belum terbagi
SUBJEK- • Penghasilan dari kegiatan operasi
PAJAK dan harta yang dimiliki/dikuasai
Orang
- • Pasal 2(2)
Penghasilan kantor pusat Pribadi
- • Penghasilan lainnya yang diperoleh
SUBJEK PAJAK
SUBJEK PAJAK [ PASAL 2 (1) ] - ORANG PRIBADI - WARISAN YG BELUM TERBAGI BADAN (PT, CV, BUMN/D, FIRMA, KONGSI,
KOPERASI, DAPEN, PERSEKUTUAN, ORMAS
SUBJEK PAJAK DALAM NEGERI [ PASAL 2 (3) ] ORANG PRIBADI :
- BERTEMPAT TINGGAL / BERADA DI INDONESIA LEBIH DARI 183 HARI DLM 12 BULAN; ATAU
- DALAM SUATU TAHUN PAJAK BERADA DI
INDONESIA DAN MEMPUNYAI NIAT BERTEMPAT TINGGAL DI INDONESIA BADAN
CONTOH SUBJEK PAJAK DALAM
NEGERI
Budi lahir dan bertempat tinggal selama hidupnya
di Indonesia, maka ia adalah Subjek Pajak Dalam
Negeri; Mr. Alex warga negara Singapore bolak balik Indonesia - Singapore selama 1 tahun, namun lebih lama berada di Indonesia ( lebih dari 183 hari ), maka Mr. Alex merupakan Subjek Pajak Dalam Negeri.
Mr. David warga negara Canada mulai bekerja di
SUBJEK PAJAK
LUAR NEGERI [ PASAL 2 (4) ]
ORANG PRIBADI YG TIDAK BERTEMPAT TINGGAL DI
- INDONESIA / BERADA DI INDONESIA TIDAK LEBIH DARI 183 HARI DALAM 12 BULAN BADAN YG TIDAK DIDIRIKAN DAN TIDAK BERTEMPAT
- KEDUDUKAN DI INDONESIA
YANG MENERIMA ATAU YANG MENJALANKAN
ORANG PRIBADI
Menentukan Subjek Pajak OP DN atau LN (Per-43/PJ/2011)
Bertempat Bertempat Berada Berada TinggalBerniat Tinggal Berniat Ps. 3(1) hrf a.2) Ps. 3(1) hrf a.3) Ps. 3(1) hrf a.2) Ps. 3(1) hrf a.3) ps.3(1) hrf ps.3(1) hrf
a. 1)
a. 1)
3
8
1. Berniat tinggal di
1. Permanent
1 Tempat tinggal di Indonesia, st dwelling e
INDONESIA, bepergian memberikan VISA, t resident e ke KITAS, Kontrak Kerja ri
2. Ordinary course a im lbh dari 183 hari. LN, berada di Indonesia h t of life
N lbh
2. Melakukan tindakan
3. Place of habitual D akan bertempat dari 183 hari
P abode tinggal di Indonesia
O (Ps. 8)
P (Ps. 7 )
(Ps. 11) S
BERAKHIR:
MULAI DAN BERAKHIRNYA
KEWAJIBAN PAJAK SUBJEKTIF
SUBJEK PAJAK DALAM NEGERI ORANG PRIBADI MULAI: • SAAT DILAHIRKAN- • BERADA ATAU BERNIAT TINGGAL DI INDONESIA
- SAAT MENINGGAL DUNIA
- MENINGGALKAN INDONESIA UNTUK SELAMA-LAMANYA
ORANG PRIBADI/BADAN Ps. 2 : (4) huruf a MULAI:
MULAI DAN BERAKHIRNYA KEWAJIBAN PAJAK SUBJEKTIF
SUBJEK PAJAK LUAR NEGERI
- SAAT MENJALANKAN USAHA/ MELAKUKAN KEGIATAN MELALUI BUT
BERAKHIR:
- - SAAT TIDAK LAGI MENJALANKAN USAHA - TIDAK MELAKUKAN KEGIATAN MELALUI BUT
Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih kepada debitur kecil adalah
piutang debitur kecil yang jumlahnya tidak melebihi Rp100.000.000,00, yang merupakan gunggungan jumlah piutang dari beberapa kredit yang diberikan oleh suatu institusi bank/lembaga pembiayaan dalam negeri sebagai akibat adanya pemberian:- H. Samsudin (20%)
- Koperasi Arta Prima (10%)
- PT Sukses Abadi (10%)
- PT Sukses Subur (30%)
- CV Boga Arta (30%)
- pengeluaran Biaya Promosi yg dikeluarkan kepada pihak lain. Daftar nominatif paling sedikit harus memuat data
- penerima berupa nama, NPWP, alamat, tanggal, bentuk dan jenis biaya, besarnya biaya, nomor
bukti pemotongan dan besarnya PPh yg dipotong.
Daftar nominatif dibuat sesuai format sebagaimana - ditetapkan dalam Lampiran PMK ini. Daftar nominatif dilaporkan sebagai lampiran saat
- Wajib Pajak menyampaikan SPT Tahunan PPh
Mengenai pengeluaran untuk promosi perlu
Walaupun terdapat daftar nominatif, jika
- Pajak-pajak selain PPh, dapat dikurangkan dari Penghasilan
- yg pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan dan JHT yg dibayarkan kepada PT Jamsostek oleh WP Orang Pribadi boleh dikurangkan dari penghasilan bruto WP Orang Pribadi tsb. JPK, JKK, JKM yg dibayarkan kepada PT
- Jamsostek/premi asuransi kesehatan, premi asuransi kecelakaan, premi asuransi jiwa, premi asuransi beasiswa dan premi asuransi dwiguna yg dibayarkan oleh WP Orang Pribadi tidak boleh dikurangkan dari
- Kerugian karena penjualan/pengalihan harta yang dimiliki dan digunakan dalam perusahaan/3M penghasilan.
- Kerugian karena penjualan/pengalihan harta yang dimiliki tetapi tidak digunakan dalam
- dianut dan dilakukan secara taat asas sesuai dengan Standar Akuntansi
- Keuangan yang berlaku di Indonesia.
- pengembangan adalah biaya yg nyata-nyata dikeluarkan untuk pengembangan produksi (product development), serta biaya untuk meningkatkan efisiensi perusahaan termasuk teknologi untuk pengembangan proses (process technology).
Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih kepada debitur kecil adalah
piutang debitur kecil yang jumlahnya tidak melebihi Rp100.000.000,00, yang merupakan gunggungan jumlah piutang dari beberapa kredit yang diberikan oleh suatu institusi bank/lembaga pembiayaan dalam negeri sebagai akibat adanya pemberian:- yg disampaikan scr langsung melalui badan penanggulangan
- bencana atau disampaikan scr tidak langsung melalui lembaga atau pihak yg telah mendapat izin dari instansi/lembaga yg berwenang untuk pengumpulan dana penanggulangan bencana; b.
- dilakukan di wilayah RI yg disampaikan melalui lembaga penelitian dan pengemban
- yg disampaikan melalui lembaga pendidikan;
- d.
- mengoordinasikan suatu atau gabungan organisasi cabang/jenis olahraga prestasi yg disampaikan melalui lembaga pembinaan olah raga; dan
- e.
- prasarana untuk kepentingan umum dan bersifat nirlaba.
- dapat dikurangkan dari penghasilan bruto bagi pihak pemberi apabila sumbangan dan/atau biaya diberikan
- kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa sdd UU PPh.
Pengeluaran-pengeluaran yg dapat dikurangkan
- dibayar sekaligus, pembebanannya dapat dilakukan melalui
- alokasi.
- Kelompok 1
- Kelompok 2
- Kelompok 3
- Kelompok 4
- Kelompok 1 4 tahun 25% 50%
- Kelompok 2 8 tahun 12,5% 25%
- Kelompok 3 16 tahun 6,25% 12,5%
- Kelompok 4 20 tahun 5% 10%
- Kelompok 1 4 tahun 25% 50%
- Kelompok 2 8 tahun 12,5% 25%
- Kelompok 3 16 tahun 6,25% 12,5%
- Kelompok 4 20 tahun 5% 10%
- sebagaimana dimaksud Pasal 6 ayat (1) UU PPh didapat kerugian, kerugian tersebut dikompensasikan dengan
- penghasilan mulai tahun pajak berikutnya berturut-turut sampai dengan 5 (lima) tahun.
- Sisa rugi fiskal tahun 2009 (Rp1.000.000.000,00) Rugi fiskal tahun 2011 (Rp 300.000.000,00)
- Sisa rugi fiskal tahun 2009 (Rp1.000.000.000,00)
Laba fiskal tahun 2012 Rp N I H I L (+)
- Sisa rugi fiskal tahun 2009 (Rp1.000.000.000,00) Laba fiskal tahun 2013 Rp 100.000.000,00 (+)
- yang masih tersisa pada akhir tahun 2014 tidak boleh dikompensasikan lagi dengan laba fiskal tahun 2015,
- sedangkan rugi fiskal tahun 2011 sebesar
Rp300.000.000,00 hanya boleh dikompensasikan
dengan laba fiskal tahun 2015 dan tahun 2016, karena jangka waktu lima tahun yang dimulai sejak tahun 2012 berakhir pada akhir tahun 2016. - - ,-
- pemberian makanan dan/atau minuman yang disediakan oleh pemberi kerja di tempat kerja, atau pemberian kupon makanan dan/atau minuman bagi
- Pegawai yang karena sifat pekerjaannya tidak dapat
- meliputi pakaian dan peralatan untuk keselamatan kerja, pakaian seragam petugas keamanan (satpam), sarana antar
- sarana dan fasilitas di lokasi kerja untuk :
TIDAK TERMASUK SUBJEK PAJAK [ Pasal 3 ] KANTOR PERWAKILAN NEGARA ASING ORGANISASI INTERNASIONAL YANG DITETAPKAN OLEH MENKEU DGN SYARAT INDONESIA MENJADI ANGGOTANYA DAN
TDK MENJALANKAN USAHA / KEGIATAN LAIN UNTUK MEMPEROLEH PENGHASILAN DARI INDONESIA PEJABAT PERWAKILAN ORGANISASI INTERNASIONAL YG DITETAPKAN DGN KEPMENKEU DGN SYARAT BUKAN WNI DAN TDK MENJALANKAN USAHA / KEGIATAN/ PEKERJAAN LAIN UTK Robert Blake, Dubes AS untuk Indonesia WN Amerika Serikat, English Teacher EF
Jakarta yuuk diskusi TKI di Malaysia PNS Tugas Belajar ke Luar Negeri
TOURIST GUIDE, 2 TAHUN DI INDONESIA,
TEMPAT TINGGAL dan KEBERADAANNYA
BERPINDAH-PINDAH.
PER-02/PJ/2009
Pasal 1 Dalam PerDirJen Pajak ini, yg dimaksud dengan Pekerja Indonesia di Luar Negeri adalah orang pribadi WNI yg bekerja di luar negeri lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan.
Pasal 2 Pekerja Indonesia di Luar Negeri sdd Pasal 1 merupakan Subjek Pajak Luar Negeri. Pasal 3 Atas penghasilan yg diterima atau diperoleh Pekerja Indonesia di LN sdd Pasal 1 sehubungan dengan pekerjaannya di LN dan telah dikenai pajak di luar negeri, tidak dikenai Pajak Penghasilan di Indonesia.
WARISA N
Mengapa warisan yang belum terbagi
sebagai satu kesatuan menggantikan
yang berhak ditunjuk oleh UU sebagai
Subjek Pajak ?
Pasal 32 ayat (1) huruf e UU KUP Dalam menjalankan hak dan memenuhi
kewajiban menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, Wajib Pajak diwakili, dalam hal suatu warisan yang belum terbagi oleh salah seorang ahli warisnya,
pelaksana wasiatnya atau yang mengurus
harta peninggalannya.
WP DALAM NEGERI VS WP LUAR
NEGERI No. Uraian WP Dalam Negeri WP Luar Negeri1. Ruang lingkup penghasilan yang dapat dikenakan pajak Penghasilan yang diterima / diperoleh dari Indonesia dan dari luar Indonesia Penghasilan yang diterima / diperoleh dari Indonesia
2. Dasar Pengenaan Pajak Penghasilan Neto Penghasilan Bruto
3. Tarif Tarif Umum Pasal 17 Tarif sepadan / sesuai
treaty4. Kewajiban SPT Tahunan Wajib Tidak wajib
Bagan Pajak Penghasilan (PPh OP)
Pasal 24 Pasal 24 WAJIB PAJAK OP WAJIB PAJAK OP Laporan Laba / Rugi Penghasilan xxx Biaya (xxx) Laba xxx Koreksi Fiskal xxx
Laporan Laba / Rugi Penghasilan xxx Biaya (xxx) Laba xxx Koreksi Fiskal xxx
Pasal 23 Pasal 23 Pasal 6 Pasal 6 Pasal 26 Pasal 26 Pasal 23 Pasal 23 Pasal 4 Pasal 4 Pembayaran dari Luar Negeri Pembayaran dari Luar Negeri Pembayaran ke Luar Negeri Pembayaran ke Luar Negeri Luar Negeri Luar Negeri Indonesia Indonesia Pasal 9 Pasal 9
OBJEK PAJAK / PENGHASILAN
[ Pasal 4 (1) ]
Pengertian :Setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima
atas diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari
Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat
dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan
Wajib Pajak, yang bersangkutan, dengan nama dan
bentuk apapun.OBJEK PAJAK
Pasal 4 ayat (1) Penggantian atau imbalan berkenaan dgn pekerjaan atau
jasa yg diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dlm bentuk lainnya, kec. ditentukan lain dlm UU ini
Hadiah dari undian atau pekerjaan/kegiatan dan penghargaan
Laba UsahaOBJEK PAJAK
Pasal 4 ayat (1) Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk : 1. keuntungan krn pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan, dan badan lainnya sbg pengganti saham/penyertaan modal; 2. keuntungan yang diperoleh perseroan, persekutuan dan
badan lainnya krn pengalihan harta kpd pemegang saham,
sekutu atau anggota; 3. keuntungan krn likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, atau pengambilalihan usaha; 4. keuntungan krn pengalihan harta berupa hibah, bantuan atau sumbangan, kec. yang diberikan kpd keluarga sedarah dlm garis keturunan lurus satu derajat, dan badankeagamaan atau badan pendidikan atau badan sosial atau
OBJEK PAJAK
[ Pasal 4 ayat (1) ] Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya
Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan krn jaminan pengembalian utang Dividen, dgn nama dan dlm bentuk apapun, termasuk dividen dari perusahaan asuransi kpd pemegang polis, dan pembagian SHU koperasi Royalti, sewa dan penghasilan lain sehubungan dgn penggunaan harta Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala Keuntungan krn pembebasan utang PMK No.105/PMK.03/2009 stdd PMK No.57/PMK.03/2010
a. Kredit Usaha Keluarga Prasejahtera (Kukesra);
b. Kredit Usaha Tani (KUT);
c. Kredit Pemilikan Rumah Sangat Sederhana (KPRSS;
d. Kredit Usaha Kecil (KUK);
e. Kredit Usaha Rakyat (KUR; dan/atau f.
Kredit kecil lainnya dalam rangka kebijakan perkreditan Bank Indonesia
Pasal 4 ayat (1)
Penghasilan dari Usaha Berbasis Syariah surplus Bank Indonesia imbalan bunga OBJEK PAJAK
PENGHASILAN DAPAT DIKENAI PAJAK FINAL
Pasal 4 ayat (2)
penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga
obligasi dan surat utang negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi Transaksi saham dan sekuritas di bursa efek; penghasilan berupa hadiah undian;
penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi
derivatif yang diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal ventura;
penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau
bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha real estate, dan persewaan
Kalo gitu PAJAK FINAL ??
Jenis pajak yang memiliki sifat final, dimana
si pembayar pajak tidak lagi dikenai kewajiban
untuk memasukkan obyek pajak dan pajak
yang bersangkutan kedalam perhitungan pajak
akhir tahun, karena pajak dan obyek pajak
tersebut sudah dianggap rampung, tuntas,
atau pasti.
Kalau Sudah Kena Pajak
Final ??
Tidak Dapat Dikreditkan Terhadap
Total PPh Terutang Pengeluaran dalam memperoleh penghasilan (obyek PPh Final) yang bersangkutan tidak boleh dibiayakan secara fskal
Kenapa Harus Pajak Final ?? Penyederhanaan Administrasi
PPh oleh OP yang belum terdaftar secara resmi sebagai WP
PPh atas obyek yang timbul atau terjadi
hanya sekali / tidak sering PPh berkaitan dengan pembayar pajak tertentu yang dikecualikan dari kewajiban tertentu seperti pembukuan atau memasukkan SPT
Obyek Tertentu :
PENGHASILAN TERTENTU YANG
PENGENAAN PAJAKNYA TELAH DIATUR DGN
1. PENGHASILAN DARI TRANSAKSI PENJUALAN SAHAM DI BURSA EFEK ( PP No. 41 TAHUN 1994 jo PP No. 14 TAHUN 1997)
2. PENGHASILAN DARI HADIAH UNDIAN ( PP No. 132 TAHUN 2000)
3. PENGHASILAN DARI PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN (PP No. 48 TAHUN 1994 jo PP No.79 TAHUN 1999)
4. PENGHASILAN DARI BUNGA DEPOSITO DAN TABUNGAN SERTA
DISKONTO SBI ( PP No. 131 TAHUN 2000 jo KMK No.51/KMK.04/2001)
5. PENGHASILAN DARI PERSEWAAN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN ( PP No. 29 TAHUN 1996 Jo. PP No. 5 Tahun 2002 )
NON OBJEK PAJAK
Pasal 4 ayat (3)
Bantuan atau sumbangan, termasuk zakat
Harta hibahan;
Warisan;
harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagai pengganti saham atau sebagai pengganti penyertaan modal;
Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi bea siswa;
NON OBJEK PAJAK
dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh PT sebagai WP DN, koperasi, BUMN, atau
BUMD, dari penyertaan modal pada badan usaha
yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat: 1.dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan 2.bagi perseroan terbatas, badan usaha milik negara dan badan usaha milik daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25% (dua puluhNON OBJEK PAJAK
penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun, dalam bidang-bidang tertentu yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan;
bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham- saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi, termasuk pemegang unit penyertaan kontrak investasi kolektif;
penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura berupa bagian laba dari badan pasangan usaha yang didirikan dan menjalankan usaha atau kegiatan di Indonesia, dengan syarat badan pasangan usaha tersebut:
NON OBJEK PAJAK
beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu;
sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang bergerak dalam bidang pendidikan dan/atau bidang penelitian dan pengembangan, yang telah terdaftar pada instansi yang membidanginya, yang ditanamkan kembali dalam bentuk sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan, dalam jangka waktu paling lama 4 (empat) tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan; dan ;
SOAL KASUS
1.PT Laris Sukses pada tahun 2012 membagikan dividen sebesar Rp 2
milyar. Pemegang saham pada tahun 2012 adalah :
2.PT Laris Sukses menerima pembayaran dividen dari sebuah
perusahaan di Australia (kepemilikan 35%). Dividen tsb sudah dipotong
pajak di Australia3.Yanto menerima hibah sebuah mobil Mercedes Benz dari kakeknya
4.Yanti menerima pembayaran dari PT Lippo Life atas asuransi jiwa
PENGHASILAN (Ph) BRUTO
PENGELUARAN/BIAYA Ph-OPNon Final Ph-OP Final
Ph-BOP terkai t terkai t terkai t
Boleh Dikurangkan (Ps.6(1) UU PPh)
Tidak Boleh Dikurangkan (PP 94/2010)
Tidak boleh Pengeluaran yg mempunyai masa manfaat tidak lebih dari
1 tahun Pengeluaran yg mempunyai masa manfaat
Biaya tahun ybs.
Pembebanannya melalui BIAYA BOLEH DIKURANGKAN BAGI WP DN & BUT (Ps. 6 Ayat (1) UU PPh
B
a. Terkait dg kegiatan usaha
b. Penyusutan dan amortisasi
I
baik secara langsung/tidak sdd Ps. 11 & 11A UU PPhA
langsungc. Iuran kepada Dana Pensiun
Y
yg d. Kerugian krn penjualan/A
pendiriaannya disahkan pengalihan harta yg dimiliki MenKeu dan digunakan/dimiliki untuk3M Ph
e. Kerugian selisih kurs mata
3M
uang asing f. Biaya litbang perusahaanPh
yg dilakukan di Indg. Biaya beasiswa, magang, dan pelatihan h. Piutang yg nyata-nyata
N
tidak dapat ditagih dgn syarat i. Sumbangan dlm rangka
O
ttt penanggulangan bencanaN
a. Biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dgn kegiatan usaha
antara lain: 1. biaya pembelian bahan;
2. biaya berkenaan dgn pekerjaan atau jasa termasuk upah,
gaji, honorarium, bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang; 3. bunga, sewa, dan royalti;4. biaya perjalanan; 5. biaya pengolahan limbah; 6. premi asuransi; 7. biaya promosi dan penjualan yg diatur dgn atau
berdasarkan PMK (PMK No. 02/PMK.03/2010) tgl 08-01-
BIAYA PROMOSI
Biaya Promosi adalah bagian dari biaya
penjualan yg dikeluarkan oleh Wajib Pajak
dalam rangka memperkenalkan dan/atau
menganjurkan pemakaian suatu produk baik langsung maupun tidak langsung untuk mempertahankan dan/atau meningkatkan penjualan.BIAYA PROMOSI
Besarnya Biaya Promosi yg dapat dikurangkan dari
penghasilan bruto merupakan akumulasi dari jumlah :a. biaya periklanan di media elektronik, media cetak,
dan/atau media lainnya; b. biaya pameran produk;c. biaya pengenalan produk baru;dan/atau
d. biaya sponsorship yg berkaitan dgn promosi produk.
BIAYA PROMOSI
Wajib Pajak wajib membuat daftar nominatif atas
DAFTAR NOMINATIF BIAYA PROMOSI
No. Urut Data Penerima: Nama NPWP Alamat Tanggal Bentuk dan Jenis Biaya Jumlah (Rp) Keterangan Pemotongan PPh
dibedakan antara biaya yg benar-benar dikeluarkan untuk promosi dan biaya yg pada hakikatnya merupakan sumbangan / suap.
biaya promosi tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto, jika tidak berkaitan langsung dg 3M penghasilan objek pajak tidak fnal.
PAJAK YANG DAPAT DIKURANGKAN
DARI PENGHASILAN BRUTO
Bruto, sepanjang digunakan untuk 3M Penghasilan objek pajak tidak final. Misalnya PBB, BM, Pajak Hotel, dan Pajak Restoran, dapat dibebankan sebagai biaya.
PAJAK MASUKAN YG TIDAK DAPAT DIKREDITKAN
(1) Pajak Masukan yg tidak dapat dikreditkan sdd Ps. 9 ayat
(8) UU PPN dapat dikurangkan dari penghasilan bruto sepanjang dapat dibuktikan Pajak Masukan tsb:a. benar-benar telah dibayar; dan
b. berkenaan dgn pengeluaran yg berhubungan dgn
kegiatan untuk 3M penghasilan.
(2) Pajak Masukan yg dapat dikurangkan dari penghasilan
bruto sdp ayat (1) sehubungan dgn pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan/atau harta tidak berwujud serta biaya lainnya yg mempunyai masac. Iuran Pensiun/JHT, JPK, JKK, JKM
Iuran pensiun yg dibayarkan kepada dana pensiun
JAMSOSTEK
JPK JKK JKM
JHT = PREMI ASURANSI KARYAWANKARYAWAN PEMBERI KERJA =
SE-02/PJ.31/1996, 5-Jun-
96 Dibayar pemberi kerja Dibayar pemberi kerja
IPEN-DP (MK)
d. Kerugian karena Penjualan/ Pengalihan Harta
Boleh dikurangkan:
Tidak boleh dikurangkan:
e. Kerugian Selisih Kurs Mata Uang Asing
Kerugian karena fluktuasi kurs mata uang
asing diakui berdasarkan sistem pembukuan yangf. Biaya Penelitian dan Pengembangan yang Dilakukan di Indonesia
Yang dimaksud dgn biaya penelitian dan
Biaya Penelitian dan Pengembangan yang Dilakukan di Indonesia
Pembebanan biaya penelitian dan pengembangan dibedakan dalam 3 (tiga) kategori :1. Biaya yg dikeluarkan dlm rangka penelitian dan pengembangan yg menurut ket. peraturan per-UU-an perpajakan harus disusutkan/diamortisasi.
2. Biaya yg dikeluarkan dalam rangka penelitian dan pengembangan yg menurut ketentuan peraturan
per-UU-an perpajakan merupakan biaya usaha sehari-
hari, dibebankan sebagai biaya dalam tahun pajak ybs.
3. Biaya di luar biaya sdd butir 1 dan butir 2 antara lain
g. Biaya Beasiswa, Magang, dan Pelatihan
Biaya yang dikeluarkan u/ keperluan
beasiswa, magang, dan pelatihan dlm
rangka peningkatan kualitas SDM dapat
dibebankan sebagai biaya perusahaan dgn memperhatikan kewajaran,
termasuk beasiswa yg dapat dibebankan
sebagai biaya adalah beasiswa yg diberikan
h. Piutang yang Nyata-nyata Tidak Dapat Ditagih
Syarat: 1. telah dibebankan sbg biaya dlm laporan laba rugi komersial;
2. WP harus menyerahkan daftar piutang yg tidak dapat ditagih kepada DJP; dan 3. telah diserahkan perkara penagihannya kepada
Pengadilan Negeri atau instansi pemerintah yg menangani
piutang negara; atauPiutang yang Nyata-nyata Tidak Dapat Ditagih telah dipublikasikan dalam penerbitan umum atau
khusus; atau adanya pengakuan dari debitur bahwa utangnya telah
dihapuskan untuk jumlah utang tertentu; 4. syarat sebagaimana dimaksud pada angka 3 tidak berlaku untuk penghapusan piutang tak tertagih debitur
kecil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf k UU PPh; PMK No.105/PMK.03/2009 stdd PMK No.57/PMK.03/2010
a. Kredit Usaha Keluarga Prasejahtera (Kukesra);
b. Kredit Usaha Tani (KUT);
c. Kredit Pemilikan Rumah Sangat Sederhana (KPRSS;
d. Kredit Usaha Kecil (KUK);
e. Kredit Usaha Rakyat (KUR; dan/atau f.
Kredit kecil lainnya dalam rangka kebijakan perkreditan Bank Indonesia PMK No.105/PMK.03/2009 stdd PMK No.57/PMK.03/2010 Apabila Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dibayar seluruhnya atau dibayar sebagian oleh debitur, jumlah piutang yang dibayar seluruhnya atau dibayar sebagian tersebut merupakan penghasilan bagi kreditur pada tahun pajak diterimanya pembayaran.
i. Sumbangan
Ps. 6(1) huruf i,j,k,l,m UU PPh jo PP 93/2010
Sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional
Sumbangan dalam rangka penelitian dan pengembangan yang dilakukan di Indonesia
Biaya pembangunan infrastruktur sosial
Sumbangan fasilitas pendidikan
Sumbangan dan/atau Biaya Yang Dapat Dikurangkan
Sampai Jumlah Tertentu
a.Sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional, yg mrpk sumbangan untuk korban bencana nasional
Sumbangan dalam rangka penelitian dan pengembangan, yg merupakan sumbangan untuk penelitian dan pengembangan yg
Sumbangan dan/atau Biaya Yang Dapat Dikurangkan
Sampai Jumlah Tertentu
c. Sumbangan fasilitas pendidikan, yg merupakan sumbangan berupa fasilitas pendidikanSumbangan dalam rangka pembinaan olahraga, yg merupakan sumbangan untuk membina, mengembangkan dan
Biaya pembangunan infrastruktur sosial merupakan biaya yg dikeluarkan untuk keperluan membangun sarana dan
Syarat Sumbangan dan/atau Biaya Agar Dapat Dikurangkan a.
WP mempunyai penghasilan neto fiskal berdasarkan SPT Tahunan PPh Tahun Pajak sebelumnya;
b. pemberian sumbangan dan/atau biaya tidak menyebabkan rugi pada Tahun Pajak sumbangan diberikan;
c. didukung oleh bukti yang sah; dan
d. lembaga yang menerima sumbangan dan/atau biaya memiliki NPWP, kecuali badan yg
dikecualikan sebagai subjek pajak sdd UU PPh.
e. Besarnya nilai sumbangan dan/atau biaya
pembangunan infrastruktur sosial yang dapat
Batas Sumbangan dan/atau Biaya yang Dapat Dikurangkan
Contoh:
Penghasilan neto fiskal Wajib Pajak adalah tahun lalu
Rp60.000.000.000,00 maka berapa jumlah sumbangan yang dapat
dikurangkan dari penghasilan bruto tahun ini ?Contoh:
PT Gunung Raya pada tahun 2009 mempunyai penghasilan neto fiskal
sebesar Rp1.000.000.000,00. Pada tahun 2010 Wajib Pajak memberikan
sumbangan dalam rangka pembinaan olahraga melalui lembaga pembinaan
olahraga sebesar Rp.40.000.000,00. Pada tahun 2010 Wajib Pajak
Terdapat Hubungan Istimewa
Sumbangan dan/atau biaya sdd Pasal 1 tidak
Penentuan Nilai Sumbangan dan/atau Biaya
yang Dapat Dikurangkan
(1) Nilai sumbangan dalam bentuk barang sdd Pasal 5 ayat (1) ditentukan berdasarkan: a. nilai perolehan, apabila barang yg disumbangkan belum disusutkan; b. nilai buku fiskal, apabila barang yg disumbangkan sudah disusutkan; atau c. harga pokok penjualan, apabila barang yg disumbangkan mrpk barang produksi sendiri.(2) Nilai biaya pembangunan infrastruktur sosial sdd
Pasal 5 ayat (2) ditentukan berdasarkan jumlah yang
dari penghasilan bruto harus dilakukan dalam batas-batas yg wajar sesuai dengan adat kebiasaan pedagang yg baik.
Apabila pengeluaran yg melampaui batas kewajaran
dipengaruhi oleh hubungan istimewa, jumlah yg melampaui batas kewajaran tsb. tidak bolehPengeluaran Berupa Pembayaran di Muka
misalnya sewa untuk beberapa tahun yang
Pengeluaran Ps.11(1),(2) UU untuk
Dilakukan secara taat asas PPh pembelian, pendirian, penambahan,
Penyusuta m
1 perbaikan, atau n m Tahun perubahan harta berwujud
Kecuali tanah yg berstatus HM, HGB, HGU dan hak pakai yg pertama kali (nilai tdk berkurang) Metode garis lurus (bagian-bagian yg sama besar) atau straight-line method
PENYUSUTAN DAN AMORTISASI
Harga perolehan (harga perolehan ditambah biaya-
biaya yang dikeluarkan, misalnya bea cukai, biaya transportasi, biaya instalasi) Harga yang wajar (jumlah yang seharusnya dikeluarkan
atau diterima) apabila terdapat hubungan istimewa Harga pasar (dalam hal terjadi tukar menukar harta)
PENYUSUTAN Untuk mengurangi biaya aktiva yang mempunyai masa
manfaat lebih dari 1 tahun Metode penyusutan
Garis lurus
Saldo menurun
Bangunan disusutkan dengan metode garis lurus
Penyusutan dilakukan untuk setiap bulan
Pasal 11 ayat (3) & (4)
SAAT MULAI PENYUSUTAN
Pada bulan dilakukannya pengeluaran, kecuali untuk harta yg masih dalam proses pengerjaan, penyusutannya dimulai pada bulan selesainya pengerjaan harta tsb.
Contoh Pengeluaran pembangunan gedung adalah sebesar Rp100.000.000,00. :
Pembangunan dimulai bulan Oktober 2000 dan selesai dikerjakan/dibangun
KELOMPOK HARTA BERWUJUD
Kelompok Harta Berwujud Masa Mamfaat
I. Bukan Bangunan :
4 tahun
8 tahun
16 tahun
20 tahun
TARIF PENYUSUTAN
Kelompok Harta Masa Garis Lurus Saldo Mamfaat Menurun
I. Bukan Bangunan
Straight line method: Straight line method: Gedung HP : Rp 100.000.000,00 Gedung HP : Rp 100.000.000,00 masa manfaatnya 20 tahun, masa manfaatnya 20 tahun, penyusutannya / th = Rp. 5.000.000,00 penyusutannya / th = Rp. 5.000.000,00 (= Rp 100.000.000,00 : 20). (= Rp 100.000.000,00 : 20). declining balance method
Mesin (kel.1) perolehan Januari 2000 , HP Rp 150.000.000,00.
Masa manfaat 4 tahun, Tarif penyusutan 50%
Tahun Tarif Penyusutan Nilai Sisa Buku Harga Perolehan
150,000,000.0 Tahun Tarif Penyusutan Nilai Sisa Buku Harga Perolehan 100,000,000.0
2000 1/2 x 50% 25,000,000.00 75,000,000.00
2001 50% 37,500,000.00 37,500,000.00
2002 50% 18,750,000.00 18,750,000.00
ContohSebuah mesin (kel.1) yg dibeli dan ditempatkan pada bln Juli 2000. Harga Perolehan : Rp 100.000.000,00. Masa manfaat 4 (empat) tahun. Tarif penyusutan 50% Sebuah mesin (kel.1) yg dibeli dan ditempatkan pada bln Juli 2000. Harga Perolehan : Rp 100.000.000,00. Masa manfaat 4 (empat) tahun. Tarif penyusutan 50%
AMORTITASI
Pengeluaran atas harta tak berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun dibebankan melalui amortisasi.
Metode amortisasi
Garis lurus
Saldo menurun
TARIF AMORTISASI
Kelompok Harta Masa Garis Lurus Saldo Mamfaat Menurun Tak Berwujud
KOMPENSASI KERUGIAAN
Kerugian tahun lalu dapat dibawa dan
dikompensasikan ke penghasilan kena pajak selama 5 tahun pajak berikutnya Kerugian yang diakibatkan karena penghasilan
yang telah dikenakan pajak final, tidak dapat dibawa/dikompensasikan ke tahun pajak
KOMPENSASI VERTIKAL KOMPENSASI HORISONTAL DENGAN PENGHASILAN TAHUN PAJAK YANG SAMA, kecuali Rugi di Luar Negeri tidak bisa dikompensasikan dengan di Dalam Negeri KOMPENSASI KERUGIAN
Kompensasi Kerugian
Apabila penghasilan bruto setelah pengurangan biayasebesar Rp1.200.000.000,00. Dalam 5 (lima) tahun
berikutnya laba rugi fiskal PT A sebagai berikut : 2010 : laba fiskal Rp200.000.000,00 2011 : rugi fiskal (Rp300.000.000,00) 2012 : laba fiskal Rp N I H I LKompensasi kerugian dilakukan sebagai berikut : Rugi fiskal tahun 2009 (Rp1.200.000.000,00) Laba fiskal tahun 2010 Rp 200.000.000,00 (+)
Rugi fiskal tahun 2009 sebesar Rp100.000.000,00
NPWP : Nama WP : Rugi/Laba neto fiskal Kompensasi Kerugian Fiskal (Dalam jutaan Rp) Tahun Jumlah 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2009 (1.200) 200 - 50 100 800 2010 200 - - - - - - - - 2011 (300) - - - - - 200 100 2012 50 - - - - - - - - 2013 100 - - - - - - - - 2014 800 - - - - - - - - Form SPT
50
KOMPENSASI KERUGIAN
KOMPENSASI HORISONTAL
DENGAN PENGHASILAN
TAHUN PAJAK YANG SAMA, kecuali
Bagi WP yang mendapatkan fasilitas Pasal 31A UU PPh,
diberikan tambahan kompensasi kerugian vertikal menjadi
> 5 thn – 10 thn
PTKP PTKP BARU PTKP LAMA Mulai 1-1-2015 Mulai 1-1-2013 PMK No.
Keterangan
122/PMK.010/2015 SETAHUN SEBULAN SETAHUN SEBULAN (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
WP 36.000.00 3.000.00 24.300.0 2.025.00
0,- 0,- 00,- 0,-WP KAWIN 3.000.000 250.000, 2.025.00 168.750,
0,- -
PENGHASILA 36.000.00 3.000.00 24.300.0 2.025.00
N ISTERI 0,- 0,- 00,- 0,- SEDARAH
ADIK KAKAK KANDUNG
SEMENDA
IBU MERTUA AYAH MERTUA TANGGUNGAN
ADIK KAKAK
IPAR
PENGHASILAN ATAU KERUGIAN
Pasal 8 ayat (1)
PENGHASILAN ATAU KERUGIAN BAGI WANITA
YANG TELAH KAWIN
DIANGGAP SEBAGAI PENGHASILAN ATAU
KERUGIAN SUAMINYA
KECUALI
1. PENGHASILAN TSB SEMATA-MATA DITERIMA
ATAU DIPEROLEH DARI SATU PEMBERI KERJA
PENGHASILAN SUAMI ISTRI DIKENAI PAJAK SECARA
TERPISAH
[ PASAL 8 (2) ]
a.suami-isteri telah hidup berpisah berdasarkan putusan hakim; b.dikehendaki secara tertulis olehsuami-isteri berdasarkan perjanjian
pemisahan harta dan penghasilan;c. dikehendaki oleh isteri yang memilih untuk menjalankan hak dan
NON DEDUCTIBLE EXPENSES
Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun
Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi pemegang saham, sekutu, atau anggota
Pembentukan dana cadangan, kecuali :
Cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan sewa guna usaha dengan hak opsi
Cadangan untuk usaha asuransi
Pembentukan atau Pemupukan
Dana Cadangan tidak boleh dikurangkan
kecuali: 1. cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan badan usaha lain yg menyalurkan kredit, sewa guna usaha dgn hak opsi, perusahaan pembiayaan konsumen, dan perusahaan anjak piutang;2. cadangan untuk usaha asuransi termasuk cadangan bantuan sosial yg dibentuk oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial; 3. cadangan penjaminan untuk Lembaga Penjamin Simpanan; 4. cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan; 5. cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha kehutanan;
NON DEDUCTIBLE EXPENSES
Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa
yang diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan, kecuali penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh pegawai serta penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan di daerah tertentu dan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada
pemegang saham atau kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan
Pemberian Natura Dan Kenikmatan Yang Dapat Dikurangkan
Bagi Pemberi Kerja Dan Bukan Penghasilan Bagi Pegawai
(PMK No. 83/PMK.03/2009)
a. Pengeluaran untuk penyediaan makanan dan/atau
minuman bagi Pegawai yang meliputi:
Pemberian Natura Dan Kenikmatan Yang Dapat Dikurangkan
Bagi Pemberi Kerja Dan Bukan Penghasilan Bagi Pegawai
(PMK No. 83/PMK.03/2009)
b.Pemberian natura dan kenikmatan yang merupakan keharusan dalam pelaksanaan pekerjaan sebagai sarana keselamatan kerja atau karena sifat pekerjaan tersebut mengharuskannya:
Pemberian Natura Dan Kenikmatan di Daerah
Tertentu
(PMK No. 83/PMK.03/2009)
c. Penggantian atau imbalan dalam bentuk natura atau kenikmatan yang diberikan berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan di daerah tertentu dalam rangka menunjang kebijakan pemerintah untuk mendorong pembangunan di daerah tersebut:
a. tempat tinggal, termasuk perumahan bagi Pegawai dan keluarganya;
b. pelayanan kesehatan;
c. pendidikan bagi Pegawai dan keluarganya;
d. peribadatan;
e. pengangkutan bagi Pegawai dan keluarganya;
f. olahraga bagi Pegawai dan keluarganya tidak termasuk golf, power boating, pacuan
Perlakuan PPh atas Pengeluaran BPHTB dan
PBB
a. BPHTB adalah pajak yg dibayar merupakan bagian dari biaya pengeluaran untuk memperoleh hak atas tanah dan/atau bangunan;b. BPHTB atas hak atas tanah yg dimiliki untuk 3m penghasilan dapat dibebankan melalui amortisasi hak atas tanah sepanjang hak atas tanah tsb dapat diamortisasi, misalnya tanah yang diperoleh untuk usaha genteng bisa diamortisasi;
c. BPHTB atas bangunan yang digunakan untuk 3M Penghasilan pembebanannya melalui penyusutan bangunan d. PBB dibebankan setiap tahun
Perlakuan PPh Atas Biaya Pemakaian Telepon
Seluler Dan Kendaraan Perusahaan
a. Atas biaya perolehan telepon seluler yang dimiliki perusahaan untuk pegawai tertentu
karena jabatan atau pekerjaannya dibebankan 50% melalui penyusutan aktiva tetap kelompok I.