1 LKj Biro Perencanaan dan Anggaran Tahun 2016

LAKIP

I

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA
BIRO PERENCANAAN DAN ANGGARAN
TAHUN 2016

Biro Perencanaan dan Anggaran
Sekretariat Jenderal
Kemenkes Rl

\

E

\

2017
*


Lttporttn hinerjo
Biro Percncanuan .l.rn ,ln(ttr.rr...r, T.l 20 t (;

@

KATA PENGANTAR
Penyusunan Laporan Kinerja ini dilakukan dalam upaya mewujudkan
penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan yang berdaya guna dan
berhasil guna berdasarkan pada prinsip-prinsip Good Govemance sebagai

usaha untuk mewujudkan demokratisasi, partisipasi, transparansi dan
akuntabilitas yang menjadi tugas pemerintah saat sekarang ini. Hal ini
merupakan suatu prasyarat dalam penyusunan mekanisme program,
pelaksanaan, pemantauan dan pengevaluasian pembangunan. Untuk itu
diperlukan suatu alat ukur yangmana diharapkan bisa menjawab tantangan
pembangunan dimasa depan yang semakin dinamis, yang dimulai dari
UniUlnstansi yang ada dalam pemerintahan itu sendiri. Visi dan misi yang
dalam penilaiannya harus sesuai dengan tugas yang diemban oleh instansi
pemerintah dan diharapkan dapat dibuktikan dalam uraian tugas secara
terukur serta dapat dipertanggungjawabkan melalui Perencanaan Strategis

(Renstra), Perjanjian Kinerja (PK) maupun Evaluasi Kinerja Kegiatan.

Dalam rangka mendukung penc€lpaian sasaran

Kementerian
Kesehatan, Biro Perencanaan dan Anggaran sesuai dengan tupoksinya telah
menlalankan program dan kegiatan dengan didukung oleh alokasi anggaran
yang tersedia pada tahun 2016. Laporan Akutabilitas Kinerja ini merupakan
bentuk tanggung jawab atas kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Biro
Perencanaan dan Anggaran pada tahun 2016. Berbagai data kinerja yang
disajikan telah melalui proses pengumpulan dan pengukuran yang sistematik,

agar dapat dimanfaatkan sebagai informasi kineda untuk mendukung
perencanaan kegiatan di tahun mendatang.
Kami menyadari bahwa Laporan ini masih sangat jauh dari sempurna,
oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan dari semua pihak. Semoga Laporan Kineria lnstansi Pemerintah
(LAPORAN KINERJA) Biro Perencanaan dan Anggaran Tahun 2016 dapat
memberikan manfaat bagi kita semua. Ucapan terima kasih kami sampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun

tidak langsung dalam penyusunan LAPOMN KINERJA ini.

Jakarta,

Februari 2017
Kepala Biro.Perenelnaan dan Anggaran

Drs. Bayu Teja Muliawan,M.Pharm,MM,Apt
NlP. 1 96706051 993031 002

l,aporttn l{iaerja

Iliro Pereneanaan dan.lnllgaron Tl 2O16

IKHTISAR EKSEKUTIF
esuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik lndonesia No.
HK.O2.02/MENKESI1A?01S tentang Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan Tahun 2015-2019, Visi dan Misi Kementerian Kesehatan
mengikuti Visi dan Misi Presiden Republik lndonesia yaitu "Terwujudnya
lndonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotongroyong", dalam mendukung visi dan misi tersebut wBiro Perencanaan dan

Anggaran memiliki sasaran yang harus dicapai yaitu "Meningkatnya kualitas
perencanaan dan penganggaran program pembangunan kesehatan'.

Laporan Kinerja Biro Perencanaan dan Anggaran Tahun 2016
merupakan buki tertulis serta wujud pertanggungjawaban pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber daya pelaksanaan kebijakan dan
program di lingkungan Satuan Kerja Biro Perencanaan dan Anggaran
sepanjang Tahun 2016 sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden
Nomor 29 Tahun 2016 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja lnstansi
Pemerintah yang mana didalamnya menyebutkan SAKIP merupakan
rangkaian sistematik dari berbagai akivitas, alat dan prosedur yang dirancang
pengukuran, pengumpulan data,
untuk fujuan penetapan
pengklarffikasian, pengikhtisaran, dan pelaporan kinerja pada instansi
pemerintah, dalam rangka pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja
instansi pemerintah.

dan

lndikator Kinerja Biro Perencanaan dan Anggaran adalah jumlah

dokumen perencanaan, anggaran, kebijakan, dan evaluasi pembangunan
kesehatan. Adapun indikator pencapaian sasaran pada tahun 2016 adalah: 1)
Jumlah Provinsi yang memiliki renc€lna lima tahun dan anggaran kesehatan
terintegrasi dari berbagai sumber sebanyakl6 Provinsi; 2) Jumlah dokumen
kebijakan perencanaan, anggaran dan evaluasi pembangunan kesehatan yang
berkualitas sebanyak 25 dokumen; dan 3) Jumlah rekomendasi monitoring dan
evaluasi terpadu sebanyak 34 rekomendasi.

Kinerja Biro Perencanaan dan Anggaran dapat dilihat dari pencapaian
pada Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
Kementerian Kesehatan dengan kegiatan Perencanaan dan Penganggaran
Program Pembangunan Kesehatan dengan cakupan output kegiatan:
1 . Peraturan/juknis/pedoman tentang perenelnaan dan anggaran bidang
kesehatan;

2. Sumber Daya Manusia (SDM) yang ditingkatkan kompetensinya terkait
kebijakan, perencanaan, penganggaran, dan evaluasi program
pembangunan kesehatan;

3.


4.

Konsolidasi perencanaan kesehatan tingkat pusat dan daerah;
Laporan kegiatan dan pembinaan;

ii

r| i r o t t, r o t t t. t t t t t t t t

5.

tt

tr tt

-

r.?iri,".iii r!r" i'rii i


@

Laporan administrasi dan ketatausahaan;

6. Dokumen kebijakan Kementerian Kesehatan;
7. Dokumen perencanaan Kementerian Kesehatan;
8. Dokumen penganggaran Kementerian Kesehatan;
9. Dokumen evaluasi Kementerian Kesehatan;
1

0. Layanan perkantoran;

.Peralatan dan fasilitas perkantoran; dan
'l2.Output e.adangan.
11

Kinerja Biro Perencanaan dan Anggaran pada Tahun 2016 secara
keseluruhan dapat mencapai penyerapan dana sebesar 85.49o/o. Pencapaian
indikator sasaran pertama tercapai 16 provinsi dari 16 provinsi yang menjadi
target Tahun 20't6. Pencapaian indikator sasaran kedua sebesar 25 dokumen

dari 25 dokumen yang menjadi target Tahun 2016. Sedangkan indikator
sasaran ketiga tercapai 34 dari 34 rekomendasi yang ditargetkan pada Tahun
2015. Dengan demikian sasaran yang telah ditetapkan pada Tahun 20'16 telah
tercapai.
Kebefiasilan yang dicapai oleh Biro Perencanaan dan Anggaran pada
Tahun 2016 ini didukung oleh hal-hal sebagai berikut 1) Penyusunan
pedoman perencanaan, kebijakan dan anggaran yang dilakukan secara rutin
mengikuti perubahan kebijakan nasional setiap tahunnya; 2) Meningkatkan
kapasitas pelaksana perenGrnaan program dan anggaran di Pusat dan
Daerah; 3) Pemanfaatan jaringan Teknologi lnformasi dalam koordinasi
pelaksanaan tugas antar bagian; 4) Pengembangan bank data kebijakan
sehingga dinamika kebijakan dapat dipantau dan ditindaklanjuti; 5) Kerja sama
tim dan sinkronisasi pelaksanaan kegiatan antar bagian; 6) Pemanfaatan data
dan informasi kesehatan (Riskesdas, Rifaskes, SKRT, dD sebagai dasar
penyusunan perenc€rnaan dan anggaran berbasis buKi (ewdence based); l)
Peningkatan kapasitas SDM khususnya dalam bidang health planning dan
heafth financing; 8) Penggabungan pelaksanaan kegiatan dengan tujuan dan
sasaran yang sama untuk sinkronisasi dan efisiensi; 9) Memperkuat jejaring
institusi perencanaan dan penganggaran di tingkat pusat dan daerah; 10)
Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan perhitungan Analisis

Beban Kerja (ABK) sebagai dokumen mendukung Reformasi Birokasi; dan 11)
Menyusun peta jalan (rcad map) dalam rangka pelaksanaan manajemen
perubahan.

Adapun lantangan dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan
kegiatan di Biro Perencanaan dan Anggaran adalah: 1) Belum optimalnya
pemanfaatan hasil evaluasi tahun berjalan dan tahun sebelumnya untuk
perencanaan tahun berikutnya; 2) Belum optimalnya proses penyusunan
kebijakan pembangunan kesehatan; 3) Belum sinkronnya kebijakan teknis
antar unit kerja; 4) Belum optimalnya penerapan kebijakan dalam pelaksanaan
kegiatan; 5) Belum harmonisnya kebijakan kesehatan dalam era desentralisasi
dan otonomi daerah, baik antar sektor di Pusat dan lintas tingkat administrasi;

l,aporaa Xinerja
Birt Oerenoanaan lon .lnlJgaron TA 2Ot6

6)

Sulitnya memperoleh pasokan data dan informasi baik dari fasilitas
kesehatan (facility based) maupun data dan informasi berbasis masyarakat

(community based) serta data sekunder dari luar seKor kesehatan; 7) Kurang
cepatnya analisis data yang masuk menjadi penyediaan informasi yang bisa
digunakan dalam perumusan kebijakan dan program kesehatan; 8) Belum
optimalnya pelaksanaan dan pencapaian tujuan dari kegiatan-kegiatan di Biro
Perencanaan dan Anggaran yang mempengaruhi kinerja kegiatan dan
keuangan; 9) Belum optimalnya kemampuan adaptasi Biro Perencanaan dan
Anggaran sebagai Satuan Kerja Kuasa Pengguna Anggaran dalam
mengakomodir perubahan kebijakan keuangan secara administratif yang
terjadi sangat dinamis; 10) Jadual kegiatan terkait dengan anggar€ln
sedemikian ketat dan ngrd tergantung pada stakeholders, utamanya
Kementerian Keuangan Rl. lmplikasinya, beberapa kegiatan ada kalanya tidak
dapat dihadiri oleh Nara Sumber atau Peserta Satker Lain berhalangan hadir,
karena mengikuti kegiatan yang sama di lingkungan kerjanya; 11)
Pelaksanaan kegiatan kurang terjadual dengan baik, sehingga penunjukan
hotel sebagai tempat penyelenggaraan kegiatan terlambat. Hotel yang terpilih,
unit cost-nya berada di bawah standar biaya yang dialokasikan. 12) kegiatan
pertemuan yang dilaksanakan di akhir tahun, realisasi kurang optimal karena
pelaksanaan pada waktu ritme kegiatan yang padat sehingga mengurangi
jumlah peserta yang dapat hadir dan berdampak pada rendahnya realisasi
anggaran dari kegiatan tersebut; 13) Pola Pengadaan barang dan jasa yang

baru, adaptasi terhadap e-procurement, 14) Belum optimalnya sinkronisasi
waKu antar kegiatan di intemal Biro Perencanaan dan Anggaran; 15) Beban
kerja ganda; 16) Belum adanya sistem informasi perencanaan, anggaran dan
yang terintegrasi; 17) Penempatan SDM yang belum lhe igh man on the nght
place; 181 Sistem pelaporan kegiatan yang belum optimal; 19) Belum
optimalnya perenelnaan kegiatan, khususnya penganggaran sehingga
pelaksanaan kegiatan kurang efektif dan efisien yang berimplikasi rendahnya
penyerapan anggaran; 20) Motivasi SDM untuk meningkatkan kinerja serta
merubah pola kerja ke arah yang lebih efeKif dan efisien masih perlu
mendapatkan perhatian yang seksama; 21) Menjalin hubungan kerja yang
lebih baik dengan stakeholders, seperti Bappenas, Kementerian Keuangan,
dan Satker-satker di jajaran Kementerian Kesehatan.

iv

Laporttn liinerict
lliro lror