PENGARUH EXPENDITURE, REAL ESTATE, DAN GROSS DOMESTIC
PRODUCT TERHADAP KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA
SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh : CHANDRA KURNIAWAN F0308024 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2012
commit to user
PRODUCT TERHADAP KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA ABSTRAKSI CHANDRA KURNIAWAN F0308024
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh expenditure, real estate, dan gross domestic product mempengaruhi kinerja keuangan pemerintah daerah di Indonesua yang dinyatakan dengan current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), assets turnover (AT), operating revenue to operating expense (OROE), dan operating revenue to total revenue (ORTR).
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 480 laporan keuangan pemerintah daerah di Indonesia tahun 2008-2010. Sampel ini dipilih berdasarkan purposive sampling method. Penelitian ini menggunakan alat analisis data regresi berganda dengan bantuan software komputer untuk statistik SPSS versi 16.0.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel real estate berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah di Indonesia, sedangkan variabel expenditure dan gross domestic product tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah di Indonesia.
Kata kunci : expenditure, real estate, gross domestic product, current ratio (CR), debt to equity, assets turnover , operating revenue to operating expense, dan operating revenue to total revenue , kinerja keuangan pemerintah daerah.
commit to user
DOMESTIC PRODUCT TO FINANCIAL PEFORMANCE OF LOCAL GOVERNMENT IN INDONESIA ABSTRAC CHANDRA KURNIAWAN F0308024
This study aims to analyze the influence of expenditure, real estate, and Gross Domestic Product affect financial performance of local government in Indonesia which is indicated by current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), assets turnover (AT), operating revenue to operating expense (OROE), dan operating revenue to total revenue (ORTR).
This research used 480 financial report of local government in Indonesia at 2008-2010 as the sample. This sample was selected using proportional purposive sampling method. This research used a multiple regression analysis pf data with the help of computer software for stastitical 16.0 version of SPSS
The result of this study showed that the variable real estate affect the financial performance of local government in Indonesia. But, the variables expenditure and gross domestic product give no affect on the financial performance of local government ini Indonesia.
Keywords : expenditure, real estate, gross domestic product, debt to equity ratio,
assets turnover, operating revenue to operating expense, operating revenue to total revenue, financial performance of local government.
commit to user
commit to user
commit to user
Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu. (Yesaya 60:1).
“Pada waktu itu engkau akan heran melihat dan berseri-seri, engkau akan tercengang dan akan berebsar hati, sebab kelimpahan dari seberang laut akan beralih kepadamu, dan kekayaan bangsa-bangsa akan datang kepadamu ”. (Yesaya 60:5).
“Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa akan berkata kepada TUHAN: Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai”. (Mazmur 91:1-2).
“ Karena itu pergilah, jadikan semua bangsa murid-Ku dan babtislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus dan ajarilah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman” (Matius 28-19-20)
“Tahun 2012 adalah tahun kemuliaan” (Pdt Obaja Tanto Setiawan).
“Kemenangan adalah milik orang yang berjuang, kemenangan adalah milik orang yang berdoa”
(Ahmad Dhani).
“Tertawalah sebelum tertawa itu dilarang” (Warkop DKI)
commit to user
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini penulis persembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus Sang Juru Selamat Manusia
Kedua orang tua ku (Papi dan Ibu)
Saudara- saudaraku terkasih (Mba Phita, Mba Nia, Mas Kris, Mas Adi, Ata)
Orang yang kukasihi (Ester Volin, Papi, Mami, Efra)
commit to user
KATA PENGANTAR
\ Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus, karena atas
segala anugerahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“PENGARUH EXPENDITURE, REAL ESTATE, DAN GROSS DOMESTIC
PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA ” sebagai tugas akhir guna memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Sebelas Maret.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik berupa doa maupun moral, secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ungkapan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus atas segala anugerah, penyertaan, kesehatan, berkat, dan atas semuanya yang telah diberikan kepada penulis.
2. Bapak Dr. Wisnu Untoro, MS selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Drs. Santosa Tri Hananto, M.Si., Ak. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
commit to user
penulis untuk mencapai hasil yang terbaik.
5. Papi dan Ibu yang selalu mendoakan, memberikan motivasi, nasehat, contoh hingga saat ini. Semoga Tuhan Yesus memberi umur yang panjang sehingga dapat melihat kesuksesanku kelak. Amin.
6. Kedua kakak ku terkasih, Aphita Febriani dan Beta Kurniawati. Semoga selalu diberikan kesehatan, keberhasilan, keberuntungan oleh Tuhan Yesus.
7. Ester Volina Kim, terima kasih atas segala cinta kasih, perhatian, doa, kesetiaan. Semoga kamu lah yang menjadi pendamping hidupku selamanya.
8. Mas Adi, Mas Kris, Ata. Aku senang bisa bertemu dengan kalian semua di dunia ini.
9. Papi, Mami, Efra yang sudah aku anggap sebagai saudara baru ku. Semoga akulah yang menjadi anak mantu dan kakak iparmu.
10. Keluarga besar anggota PMK FE, banyak proses kehidupan yang luar biasa penulis alami bersama kalian.
11. Lionel Messi atas inspirasi kerja keras dan kerendahan hatinya, bagiku kamu lah pemain bola terbaik di dunia dan akhirat.
12. Teman-teman Akuntansi angkatan 2008 FE UNS. Bersyukur bisa ada diantara kalian. Semoga generasi ini bisa membawa perubahan bagi bangsa ini.
13. Teman-teman Akuntansi angkatan 2008 FE UNS kelas B. Terima kasih atas segala bantuan, hiburan, kebersamaan selama kita bertemu.
commit to user
bersama kalian, terima kasih sudah banyak dibantu dari awal sampai akhir.
15. Penghuni bangku kosong perpustakaan. Bersama kalian mengerjakan skripsi lebih menyenangkan.
16. Suryo Prabowo yang banyak membantu olah data hingga akhirnya data ku normal.
17. Geng WWJ. Banyak kenangan manis bersama kalian.
18. Semua pihak tidak mungkin disebutkan satu-persatu yang telah memberikan bantuan pada penulis.
Penulis menyadari masih banyak kekuarangan dan ketidaksempurnaan dalam penulisan in. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari pembaca skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan dikemudian hari. Terima Kasih
Surakarta, Agustus 2012
Chandra Kurniawan
commit to user
A. Simpulan ...................................................................................... 46
B. Keterbatasan ................................................................................. 47
C. Saran ............................................................................................. 48
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 49 LAMPIRAN...................................................................................................... 51
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman Tabel 1
Sampel Penelitian ......................................................................... 33 Tabel 2
Deskripsi Statistik Data Penelitian ............................................... 35 Tabel 3
Normalitas Data ........................................................................... 36 Tabel 4
Normalitas setelah Transformasi dan Seleksi Data Outlier .................................................................................. 37
Tabel 5 Uji Heteroskedastisitas ................................................................. 38 Tabel 6
Uji Autokorelasi ........................................................................... 39 Tabel 7
Uji Multikoliniaritas ..................................................................... 40 Tabel 8
Uji Signifikansi t .......................................................................... 41 Tabel 9
Uji Signifikansi F ......................................................................... 42 Tabel 10
Uji Koefisien Determinasi ........................................................... 43
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 1 Kerangka Pemikiran ..................................................................... 18
commit to user
commit to user
PRODUCT TERHADAP KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA ABSTRAKSI CHANDRA KURNIAWAN F0308024
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh expenditure, real estate, dan gross domestic product mempengaruhi kinerja keuangan pemerintah daerah di Indonesua yang dinyatakan dengan current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), assets turnover (AT), operating revenue to operating expense (OROE), dan operating revenue to total revenue (ORTR).
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 480 laporan keuangan pemerintah daerah di Indonesia tahun 2008-2010. Sampel ini dipilih berdasarkan purposive sampling method. Penelitian ini menggunakan alat analisis data regresi berganda dengan bantuan software komputer untuk statistik SPSS versi 16.0.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel real estate berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah di Indonesia, sedangkan variabel expenditure dan gross domestic product tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah di Indonesia.
Kata kunci : expenditure, real estate, gross domestic product, current ratio (CR), debt to equity, assets turnover , operating revenue to operating expense, dan operating revenue to total revenue , kinerja keuangan pemerintah daerah.
commit to user
DOMESTIC PRODUCT TO FINANCIAL PEFORMANCE OF LOCAL GOVERNMENT IN INDONESIA ABSTRAC CHANDRA KURNIAWAN F0308024
This study aims to analyze the influence of expenditure, real estate, and Gross Domestic Product affect financial performance of local government in Indonesia which is indicated by current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), assets turnover (AT), operating revenue to operating expense (OROE), dan operating revenue to total revenue (ORTR).
This research used 480 financial report of local government in Indonesia at 2008-2010 as the sample. This sample was selected using proportional purposive sampling method. This research used a multiple regression analysis pf data with the help of computer software for stastitical 16.0 version of SPSS
The result of this study showed that the variable real estate affect the financial performance of local government in Indonesia. But, the variables expenditure and gross domestic product give no affect on the financial performance of local government ini Indonesia.
Keywords : expenditure, real estate, gross domestic product, debt to equity ratio,
assets turnover, operating revenue to operating expense, operating revenue to total revenue, financial performance of local government.
commit to user
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Reformasi yang dimulai tahun 1998 telah merambah ke seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bermasyarakat. Salah satu aspek reformasi yang dominan adalah aspek pemerintahan. Aspek pemerintahan yang dimaksud adalah hubungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Isu yang paling mencuat dalam aspek ini adalah otonomi yang lebih luas dan nyata kepada daerah (Rusydi, 2010).
Salah satu dampak dari era reformasi tahun 1998 dalam aspek sektor publik adalah diterbitkannya kebijakan otonomi daerah yaitu Undang-undang nomor 22 tahun 1999 untuk menjalankan amanat reformasi/perubahan dan demi mengembangkan pembangunan daerah. Kemudian pemerintah memperbaharuinya dengan Undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah. Dengan adanya otonomi daerah maka terjadi perubahan dari sentralisasi menjadi desentralisasi, yaitu perubahan sistem pertanggungjawaban maupun pengambilan keputusan dari pemerintah pusat ke setiap pemerintah daerah.
Menurut Rusydi (2010), desentralisasi dimaknai dalam tiga aspek. Pertama sebagai pelepasan tanggung jawab pusat kepada daerah, secara langsung dimaknai sebagai pelepasan daerah sebagai pelaksana dan pengambil keputusan administrasi dengan bimbingan teknis oleh pusat. Kedua sebagai delegasi yang berkaitan dengan situasi dimana daerah bertindak atas nama pemerintah pusat.
commit to user
sesuatu di daerah. Kartasasmita (1996) dalam penelitian Pertiwi (2007) menyatakan bahwa desentralisasi pada dasarnya adalah penataan mekanisme pengelolaan kebijakan dengan kewenangan yang lebih besar diberikan kepada daerah agar penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan lebih efektif dan efisien. Pemerintah daerah juga diharapkan dapat merealisasikan pendapatan yang mereka punya dengan membelanjakan dana tersebut sesuai dengan kebutuhan masyarakat masing-masing. Desentralisasi fiskal ini didesain dengan asumsi bahwa pemerintah daerah lebih tahu akan kebutuhan dan kondisi daerah masing- masing, diharapkan mampu meningkatkan efisiensi pengeluran pemerintah. (Pertiwi 2007).
Meskipun sudah diubah menjadi sistem desentralisasi, dalam kenyataannya masih banyak kesenjangan antar daerah di Indonesia, hal ini mengakibatkan kebijakan otonomi daerah yang dirancang pemerintah pusat belum dapat berjalan secara efisien dan efektif (Adi, 2005). Penelitian Kuncoro (2004) menyatakan bahwa kesenjangan antar daerah muncul karena adanya sumbangan akan hasil eksploitasi sumber daya terhadap pembangunan ekonomi hanya berkutat di pusat. Penelitian Halacmi (2005) memberikan solusi agar pemerintah daerah mengagendakan evaluasi secara berkala untuk mengukur kinerja selain itu pemerintah daerah perlu menciptakan tata kelola atau sistem pengendalian internal yang baik.
Pengukuran kinerja merupakan salah satu cara yang dapat digunakan pemerintah daerah dalam mencapai pemerintahan yang baik (Halachmi, 2005),
commit to user
merupakan komponen yang penting karena akan memberikan umpan balik atas rencana yang telah diimplementasikan. Mardiasmo (2007) menyatakan bahwa pengukuran kinerja dilakukan untuk memenuhi tiga maksud (1) untuk membantu memperbaiki kinerja pemerintah (2) untuk mengaloksikan sumberdaya dan pembuatan keputusan (3) untuk mewujudkan pertanggungjawaban publik dan memperbaiki komunikasi kelembagaan. Sedangkan menurut Wood (1998) pengukuran kinerja memiliki tujuan antara lain (1) mengevaluasi tentang bagaimana program tersebut berjalan (2) sebagai sarana perbandingan atas pelayanan yang diberikan (3) dan sebagai alat komunikasi kepada publik.
Fakta menarik terkait kinerja keuangan adalah hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan tahun 2010 yang membuktikan bahwa kinerja keuangan kabupaten/kota di Indonesia belum bisa dikatakan baik, karena dari 516 daerah yang diaudit, 7% mendapat opini wajar tanpa pengecualian, 66% mendapatkan opini wajar dengan pengecualian, 5% mendapatkan opini tidak wajar dan 22% mendapatkan opini tidak memberikan pendapat. Sedangkan pada tahun 2009 dari 504 daerah yang diaudit, 3% mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian, 65% mendapatkan opini wajar dengan pengecualian, 10% mendapatkan opini tidak wajar, dan 22% mendapatkan opini tidak memberikan pendapat.
Berdasarkan data tersebut masih banyak daerah yang belum mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian maupun wajar dengan pengecualian, hal ini membuktikkan bahwa masih buruknya kinerja keuangan pemerintah daerah yang berakibat buruknya penilaian pemerintah daerah oleh BPK. Berdasarkan uraian
commit to user
yang penting untuk dilakukan. Kinerja keuangan pemerintah daerah dipengaruhi oleh beberapa faktor, faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan terdiri dari tiga kategori yaitu environmental factor , organization factor, dan financial factor (Groves et all, 2001). Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan pemerintah daerah di dalam maupun luar negeri. Faktor-faktor tersebut diantaranya expenditure, real estate, gross domestic bruto.
Expenditure termasuk financial factor yang mempengaruhi kinerja keuangan pemerintah daerah. Menurut Patriati (2010) expenditure merupakan belanja rutin dalam suatu periode tertentu. Belanja tersebut digunakan untuk memberikan layanan publik sebaik-baiknya. Semakin baik pelayanan publik yang diberikan menunjukkan semakin baik pengelolaan pembelanjaan pemerintah daerah sehingga menciptakan value for money yang baik.
Sedangkan real estate merupakan environmental factor yang
mempengaruhi kinerja keuangan pemerintah daerah, real estate adalah jumlah keseluruhan atas nilai tanah, gedung atau bangunan, dan jalan yang dimiliki dan dilaporkan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota pada periode tertentu. Semakin banyak dan semakin baik jumlah bangunan, gedung, dan jalan semakin baik juga pelayanan publik yang diberikan sehingga semakin banyak juga pendapatan yang diperoleh pemerintah daerah, dengan demikian semakin baik pula kinerja keuangan pemerintah daerah tersebut (Patriati, 2010).
Selain expenditure, gross domestic product juga merupakan salah satu dari financial factor, gross domestic product juga dikenal sebagai product domestic
commit to user
PDRB dengan kinerja pemerintah dearah. Bukti empiris yang diperoleh adalah adanya pengaruh PDRB pemerintah daerah dengan kinerja keuangan pemerintah daerah. PDRB yang tinggi berkolerasi positif terhadap pendapatan asli daerah. Semakin tinggi jumlah pendapatan daerah, semakin besar dana yang tersedia bagi pembangunan daerah sehingga pemerintah daerah bersangkutan mampu menyediakan pelayanan jasa pada masyarakat yang lebih baik. (Mahmudi, 2007).
Penelitian Steven dan Mc Gowen (1983) mengenai indikator keuangan dan tren keuangan pemerintah daerah, menggunakan tiga variabel independen yaitu (1) pendapatan dan pengeluaran (2) tax (3) real estate dan variabel independen yang terdiri dari debt to revenue ratio, grant to revenue ratio serta grant to expenditure ratio. Melalui penelitian Steven dan Mc Gowen (1983) hasilnya adalah tren keuangan pemerintah daerah dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu jumlah penduduk dan sumber pendapatan bagi pemerintah daerah.
Cohen (2006) menggunakan kinerja keuangan yang terdiri dari return on equity, return on assets, profit margin, current ratio, debt/equity, long term liabilities/total assets, assets turnover, operating revenues/total revenues dan operating revenues/operating expense sebagai variabel dependen penelitiannya. Serta meggunakan gross domestic product, populasi penduduk, real estate, tourist , dan capital sebagai variabel independen penelitiannya. Melalui penelitian Cohen (2006) ditemukan bahwa gross domestic product, populasi penduduk, variabel real estate, tourist dan capital mempengaruhi kinerja keuangan pemerintah daerah di Yunani yang dinyatakan dalam sembilan rasio keuangan. Sedangkan rasio profitabilitas yang dinyatakan dalam rasio ROA, ROE dan profit
commit to user
pemerintah berbeda dengan perusahaan/swasta. Penelitian Ningsih (2010) menggunakan revenue, expenditure, real estate, capital, taxes, grant, gross domestic product , dan employment dengan menilai hubungannya dengan kinerja keuangan yang diproksikan dengan rasio kemandirian, rasio efisiensi, dan rasio efektivitas. Penelitian ini mengambil sampel di Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Hasil penelitian Ningsih (2010) menyatakan bahwa revenue, expenditure, dan employment saja yang berpengaruh postif dengan kinerja keuangan.
Penelitian Suyono (2010) menggunakan revenue, expenditure, real estate, capital, taxes , dan grant sebagai variabel independennya, dan menggunakan kinerja keuangan yang terdiri atas current ratio, debt to equity, assets turnover, operating revenues to total revenues, dan operating revenues to operating expenses sebagai variabel dependennya. Adapun hasil dari penelitian tersebut adalah tidak adanya pengaruh antara expenditure, real estate, capital, taxes terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah di Indonesia. Dan adanya pengaruh antara revenue dan grant terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah di Indonesia.
Penelitian Winarna (2010) melakukan pengujian revenue, expenditure, real estate, taxes , grant, population, tourist, gross domestic product terhadap kinerja keuangan yang dinilai dengan rasio kemandirian, rasio efisiensi, rasio efektivitas. Penelitian Winarna (2010) mengambil sampel pada pemerintah daerah di Jawa Tengah. Hasil dari penelitian ini adalah revenue dan expenditure mempengaruhi rasio efisiensi, rasio efektifitas, rasio kemandirian tetapi taxes,
commit to user
tidak berpengaruh pada kinerja pemerintah daerah di Jawa Tengah.
Penelitian terdahulu terkait dengan kinerja keuangan pemerintah daerah yang dilakukan Steven dan Mc Gowen (1983), Cohen (2006), Ningsih (2010), Suyono (2010), Winarna (2010) belum memberikan hasil yang konsisten. Maka memotivasi penulis untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH
EXPENDITURE, REAL ESTATE, DAN GROSS DOMESTIC PRODUCT TERHADAP KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DI
INDONESIA” yang diharapkan memberikan manfaat maupun referensi bagi penelitian selanjutnya.
Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah:
1. Steven dan Mc Gowen (1983) menggunakan variabel independen: debt to revenue ratio, grant to revenue ratio, grant expense ratio dalam mengukur kinerja keuangan.
2. Cohen (2006) mengambil sampel pada pemerintah daerah Yunani serta menggunakan variabel dependen yaitu return on asset, return on equity, asset turnover.
3. Ningsih (2010) menggunakan rasio kemandirian, rasio efisiensi, rasio efektivitas dalam menilai kinerja keuangan serta mengambil sampel yang lebih sempit yaitu pemerintah daerah kabupaten/kota di Jawa Tengah.
4. Winarna (2010) mengambil sampel pada pemerintah daerah kabupaten/kota di Jawa Tengah, serta menggunakan periode penelitian dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007.
commit to user
2007, selain itu Suyono (2010) tidak menggunakan variabel independen gross domestic product.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah expenditure berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan kabupaten/kota di Indonesia?
2. Apakah real estate berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan kabupaten/kota di Indonesia?
3. Apakah gross domestic product berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan kabupaten/kota di Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor keuangan dan faktor lingkungan, yang terdiri dari expenditure, real estate, gross domestic product pada pemerintah daerah.
D. Manfaat Penilitian
1. bagi pemerintah Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi kinerja keuangan yang akurat bagi pemerintah daerah di seluruh Indonesia.
2. bagi lembaga donatur, investor, pinjaman Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi terutama informasi terkait dengan kinerja keuangan dalam pengambil keputusan untuk lembaga donatur yang akan memberikan donasi, maupun bank dalam memberikan pinjaman kepada pemerintah-pemerintah daerah di Indonesia.
commit to user
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi bagi penelitian selanjutnya serta memberikan tambahan pengetahuan dan inspirasi mengenai kinerja keuangan pemerintah daerah.
4. bagi penulis Penulis memperoleh wawasan, pengetahuan, pengalaman khususnya dalam hal kinerja keuangan pemerintah daerah di Indonesia.
commit to user
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Sutopo dan Setiawan (2010) menyatakan penyusunan laporan keuangan pemerintah merupakan perwujudan dari transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara. Laporan keuangan adalah suatu penyajian data keuangan termasuk catatan yang menyertainya, yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan sumber daya ekonomi (aktiva) dan/atau kewajiban suatu entitas pemerintah pada saat tertentu atau perubahan atas aktiva dan/atau kewajiban selama suatu periode tertentu sesuai dengan standar akuntansi pemerintah. Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan (Suyono, 2010)
Kerangka konseptual standart akuntansi pemerintah (paragraf 21) menyatakan bahwa laporan keuangan terutama digunakan untuk membandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan dengan anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan. Menurut kerangka konseptual standart akuntansi pemerintah (paragraf 16) terdapat beberapa kelompok utama pengguna laporan keuangan pemerintah, namun tidak terbatas pada: masyarakat, para wakil rakyat,
commit to user
proses donasi, investasi, dan pinjaman dan pemerintah.
B. Tujuan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah
Menurut kerangka konseptual standart akuntansi pemerintah (Paragraf 23) pelaporan keuangan pemerintah seharusnya menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik dengan:
1. menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran.
2. menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundang undangan.
3. menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai.
4. menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya.
5. menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman.
6. menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.
commit to user
Karena pentingnya laporan keuangan bagi setiap daerah maka pemerintah pusat menerbitkan UU Nomor 17 tahun 2003 mengenai kewajiban presiden, gubernur, walikota, bupati menyampaikan pertanggung jawaban dalam pelaksanaan APBD atau APBN dalam bentuk laporan keuangan. Menurut PP RI Nomor 24 tahun 2005 laporan keuangan pemerintah daerah setidaknya meliputi :
1. laporan realisasi anggaran Laporan ini menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintahan pusat/daerah dalam satu periode. Selain itu laporan realisasi anggaran menyajikan unsur pendapatan (basis kas maupun basis akrual), belanja (basis kas atau basis akrual), transfer, pembiayaan, penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman dan hasil divestasi.
2. neraca Menurut kerangka konseptual standart akuntansi pemerintah (paragraf 59) neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada satu periode.
3. laporan arus kas Laporan arus kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas operasional, investasi aset non keuangan, pembiayaan, dan transaksi non- anggaran yang menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintah pusat/daerah selama periode tertentu (kerangka konseptual standart akuntansi pemerintah paragraf 73).
commit to user
Menurut kerangka konseptual standart akuntansi pemerintah (paragraf 75), catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian dari angka yang tertera dalam laporan realisasi anggaran, neraca, dan laporan arus kas. Catatan atas laporan keuangan juga mencakup informasi tentang kebijakan akuntansi yang dipergunakan oleh entitas pelaporan dan informasi lain yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan di dalam standar akuntansi pemerintahan serta ungkapan ungkapan yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.
D. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Karakteristik kualitatif laporan keuangan merupukan ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya (kerangka konseptual standart akuntansi pemerintah paragraf 32). Keempat karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah:
1. relevan kerangka konseptual standart akuntansi pemerintah (paragraf 33), laporan keuangan dikatakan relevan apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. memiliki nilai umpan balik Informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan dan mengoreksi ekspektasi mereka di masa lalu.
b. memiliki nilai prediktif Informasi mampu membantu pengguna dalam memprediksi masa depan dengan berdasarkan pada peristiwa masa lalu dan masa kini.
commit to user
Informasi tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan berguna dalam pengambilan keputusan.
d. lengkap Informasi disajikan selengkap mungkin, yaitu mencakup semua informasi yang mampu mempengaruhi pengambilan keputusan.
2. andal Menurut kerangka konseptual standart akuntansi pemerintah (paragraf 35), laporan keuangan yang dapat diandalkan adalah laporan keuangan yang bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan yang material, dan jujur. Informasi dalam laporan keungan dapat diandalkan menurut Kerangka Konseptual Standar Akuntansi Pemerintah Paragraf 35 apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. penyajian Jujur Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.
b. dapat diverifikasi Informasi yang disajikan pada laporan keuangan dapat diuji kebenarannya dan apabila pengujian dilakukan oleh pihak yang berbeda maka hasilnya tidak berbeda jauh.
c. netralitas Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada kebutuhan pihak tertentu.
commit to user
Menurut kerangka konseptual standart akuntansi pemerintah (paragraf 36), informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan eksternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila suatu entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun. Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila entitas yang diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama.
4. dapat dipahami Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna. Untuk itu, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan lingkungan operasi entitas pelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk mempelajari informasi yang dimaksud. (kerangka konseptual standart akuntansi pemerintah paragraf 37).
E. Interpretasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Menurut Rahardjo (2010) u ntuk memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan suatu entitas, perlu dilakukan suatu interpretasi atau analisis terhadap data keuangan dari perusahaan yang bersangkutan, dan data keuangan itu akan tercermin dalam laporan keuangannya. Kinerja merupakan prestasi yang dicapai oleh organisasi dalam periode tertentu (Bastian, 2006). Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan
commit to user
dihubungkan dengan visi yang diemban suatu organisas serta mengetehui dampak positif dan negatif dari kebijakan operasional (Bahrul, 2010).
Kewajiban pemerintah untuk mempertanggungjawabkan kinerja dengan sendirinya dipenuhi dengan menyampaikan informasi yang relevan sehubungan dengan menyampaikan informasi yang relevan sehubungan dengan hasil program yang dilaksanakan kepada wakil rakyat dan juga kelompok-kelompok masyarakat yang memang ingin menilai kinerja pemerintah (Patriati, 2010). Penelitian Suyono (2010) menyatakan bahwa interprestasi laporan keuangan bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara memahami laporan keuangan, bagaimana menafsirkan angka-angka dalam laporan keuangan, bagaimana mengevaluasi laporan keuangan, dan bagaimana menggunakan informasi keuangan untuk pengambilan keputusan sehingga terdapat beberapa teknik dalam menginterprestasikan laporan keuangan, salah satunya adalah analisis rasio keuangan
mengevaluasi maupun
menganalisis/menginterprestasikan laporan keuangan untuk pengambilan keputusan tertentu.
F. Pelaporan dan Pengukuran Kinerja Pemerintah
Menurut government accounting standart board (GASB) dalam concept statement Nomor 2 pengukuran kinerja dibagi dalam tiga indikator. Pertama, indikator pengukuran service effort, pengukuran ini menggunakan rasio untuk membandingkan sumber daya keuangan dan non-keuangan dengan ukuran lain yang menunjukkan permintaan potensial atas jasa yang diberikan. Service effort
commit to user
atau pelayanan jasa yang beragam. Sedangkan arti kata effort adalah jumlah sumber daya keuangan dan non-keuangan, dinyatakan dalam uang atau satuan lainnya, yang dipakai dalam pelaksanaan suatu program atau jasa pelayanan. Kedua , indikator pengukuran service accomplishment, pengukuran ini menggunakan dua jenis ukuran ukuran accomplishment atau prestasi yaitu outputs dan outcomes. Outputs untuk mengukur kuantitas jasa yang disediakan yang memenuhi standar kualitas tertentu sedangkan outcomes mengukur hasil penyediaan outputs tersebut dan mengukur hasil yang muncul dari outputs yang ada. Outcomes menjadi bermakna jika dalam penggunaannya dibandingkan dengan outcomes tahun-tahun sebelumnya atau dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya. Ketiga, indikator yang menghubungkan antara effort dengan accompleshment, indikator ini merupakan pembandingan antara effort dengan accomplishment yang digunakan untuk mengukur efisiensi yang memberikan informasi sejauh mana hasil yang diberikan sehubungan dengan jumlah sumber daya yang dipakai, Suyono (2010). Menurut Rusydi (2010) penilaian kinerja/performance appraisal pada dasarnya merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan maupun program yang lebih baik atas program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada dalam organisasi.
G. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh expenditure, real estate, gross domestic product (GDP) terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah di Indonesia yang dinyatakan dalam current ratio (CR), debt to equity (DER), asset
commit to user
to operating expenses (OROE) sebagaimana yang digunakan oleh Suyono (2010). Kerangka berpikir dalam penelitian ini dijelaskan dengan gambar di bawah ini.
Gambar 1 Kerangka Pemikiran
Variabel Dependen Variabel Independen
H. Hipotesis
1. Pengaruh Expenditure terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah.
Menurut penelitian Suyono (2010) expenditure merupakan jumlah pengeluaran yang dilakukan oleh pemerintah daerah dalam suatu periode tertentu. Expenditure dalam pemerintahan dinamakan sebagai belanja. Menurut standar akuntansi pemerintahan, belanja dibedakan menjadi belanja pembangunan dan belanja rutin. Selain itu, belanja pemerintah juga diklasifikasikan sebagai belanja operasional dan belanja modal.
Expenditure
Real Estate
Kinerja Keuangan
Gross Domestic Product (GDP)
commit to user
bahwa jumlah belanja modal yang tinggi mengindikasikan bahwa pemerintah daerah lebih banyak melakukan pengeluaran untuk asset jangka panjang sehingga dampak pada kinerja pemerintah daerah akan dirasakan pada beberapa tahun setelah terjadi belanja modal tersebut. Akibat adanya belanja modal tersebut dalam jangka pendek adalah adanya jumlah pengeluaran yang tinggi oleh pemerintah daerah yang dapat memperngaruhi ketersediaan dana bagi pemerintah daerah.
Adanya pengaruh expenditure terhadap kinerja keuangan pemerintah juga telah dibuktikan oleh McGowen (1983). Menurut McGowen (1983) semakin besar atau tinggi jumlah expenditure pemerintah daerah mengindikasikan bahwa pertumbuhan pembangunan pemerintah daerah tinggi sehingga ada upaya pemerintah untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur dalam penyediaan pelayanan bagi masyarakat.
Atas dasar uraian di atas, maka hipotesis kedua dalam penelitian ini dapat dinyatakan sebagai berikut.
H 1 : Terdapat pengaruh positif expenditure terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah.
2. Pengaruh Real Estate terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah.
Penelitian Suyono (2010) menyatakan bahwa jumlah real estate yang tinggi dengan pengelolaan yang baik dapat menciptakan pelayanan yang baik yaitu pelayanan yang sesuai dengan standar minimal mutu pelayanan bagi masyarakat. Selain itu, jumlah real estate yang tinggi dan pengelolaan yang baik dapat
commit to user
menciptakan kinerja keuangan yang baik bagi pemerintah daerah. Pelayanan yang dihasilkan oleh pemerintah daerah membutuhkan infrastruktur dalam proses penciptaanya dan hal ini dapat dilakukan jika pemerintah daerah mempunyai dukungan yang kuat dengan adanya jumlah real estate yang cukup oleh pemerintah daerah bersangkutan. Selain itu, dengan adanya jumlah real estate yang cukup tinggi yang dimiliki oleh pemerintah daerah dapat berakibat pada pendapatan yang dihasilkan yang tinggi pula, sehingga dapat dinyatakan bahwa pemerintah daerah akan menciptakan kinerja keuangan yang baik atau tinggi dengan kepemilikan real estate yang tinggi dan pengelolaan yang baik.
Worthington dan Dollery (1999) dalam penelitian Suyono (2010) memperoleh bukti empiris bahwa jumlah real estate berpengaruh terhadap pengeluaran pemerintah daerah dan kinerja keuangan pemerintah daerah. Hasil yang berbeda diperoleh Cohen (2006) yang menyatakan bahwa jumlah real estate tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah di Yunani. Hasil penelitian yang diperoleh Cohen (2006) disebabkan oleh adanya kesulitan yang dialami oleh pemerintah daerah di Yunani dalam melakukan pengukuran dan penilaian real estate yang disajikan dalam neraca pemerintah darah di Yunani. Oleh karena adanya kesulitan ini, maka banyak laporan keuangan pemerintah daerah yang tidak menyajikan atau menyajikan tetapi tidak lengkap sehingga dapat mempengaruhi hasil dalam penelitian Cohen (2006) tersebut.
Atas dasar teori tersebut di atas, maka hipotesis ketiga dalam penelitian ini dapat dinyatakan seperti berikut ini.
commit to user
pemerintah daerah.
3. Pengaruh GDP Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah
GDP atau gross domestic product dalam penelitian Cohen (2006) diyatakan kedalam GDP per daerah atau lebih dikenal dengan sebutan produk domestik regional bruto (PDRB). Angka-angka yang disajikan oleh PDRB dapat menggambarkan kondisi ekonomi yang terjadi, baik mengenai struktur ekonomi di masa lalu, keadaan yang sedang berjalan, bahkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi di masa yang akan datang. Tingkat PDRB yang tinggi mencerminkan tingkat kesejahteraan masyarakat setempat yang juga tinggi.
Melalui PDRB dapat diketahui kinerja ekonomi, pertumbuhan ekonomi, struktur ekonomi dan PDRB per kapita suatu daerah (PDRB Kabupaten Pak Pak Barat). Atas dasar logika teori tersebut di atas, maka hipotesis ketiga dalam penelitian ini dapat dinyatakan seperti berikut ini.
H 3 : Terdapat pengaruh GDP terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah
commit to user
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan studi empiris yang bertujuan untuk meperoleh bukti mengenai ada tidaknya pengaruh positif expenditure, real estate, gross domestic product terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah di Indonesia. Data penelitian ini adalah laporan keuangan pemerintah daerah di Indonesia antara tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 sehingga penelitian ini merupakan penelitian dengan data cross section.
B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi menurut Sekaran (2006) mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal minat yang ingin peneliti investigasi. Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan daerah baik kabupaten atau kota yang berada di Indonesia, tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 yang dipublikasikan
Sampel menurut Sekaran (2006) merupakan sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Dengan mempelajari sampel, penelitian mampu menarik kesimpulan yang dapat digeneralisasikan terhadap populasi penelitian. Sampel dari penelitian ini diambil dengan teknik purpose sampling, yaitu pengambilan sampel menggunakan kriteria-kriteria tertentu sebagai pertimbangan yang digunakan peneliti dalam penelitian ini disesuaikan dengan kriteria yang dipergunakan Suyono (2010). Kriteria pengambilan sampel tersebut adalah sebagai berikut:
commit to user
2008 sampai dengan tahun 2010.
2. laporan keuangan pemerintah daerah kabupaten atau kota di Indonesia dengan pendapat atau opini audit wajar tanpa pengecualian, wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas, dan wajar dengan pengecualian sedangkan laporan keuangan dengan pendapat atau opini tidak wajar dan tidak memberikan pendapat tidak digunakan dalam sampel ini karena informasi yang tersaji tersebut tidak wajar dan tidak dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh pemakai laporan keuangan.
3. laporan keuangan pemerintah daerah kabupaten atau kota di Indonesia tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 yang mencatumkan data serta informasi yang diperlukan untuk pengukuran variabel dan analisis data untuk pengujian hipotesis dalam penelitian.
C. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder menurut Sekaran (2006) adalah data yang mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber yang telah ada. Sumber data dari penelitian ini salah satunya adalah laporan keuangan pemerintah daerah di Indonesia tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 yang dipublikasikan melalui website www.bpk.go.id dalam mencari variabel real estate dan expenditure. Sumber data lain yang dipergunakan adalah data statistik yang dipublikasikan melalui website www.bps.go.id masing-masing pemerintah daerah kabupaten atau kota dalam mencari variabel gross domestic product.
commit to user
Penelitian ini menggunakan tiga variabel independen yaitu expenditure, real estate, dan gross domestic product dan menggunakan satu variabel dependen yaitu kinerja keuangan yang diproksikan melalui current ratio, debt to equity, asset turnover, operating revenue to total revenue, operating revenue to operating expensi . Untuk selanjutnya variabel-variabel tersebut akan diuji secara sistematis.
1. Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini menggunakan variabel independen sebagaimana yang sudah dilakukan oleh Cohen (2006) dan Suyono (2010) yang terdiri dari variabel berikut ini:
a. expenditure Variabel ini diukur dengan jumlah belanja rutin atau belanja operasional pemerintah daerah dalam suatu periode tertentu. Jumlah belanja rutin atau operasional dalam penelitian ini diambil dari jumlah belanja operasi dalam laporan realisisasi anggaran pemerintah daerah pada suatu periode tertentu. Variabel ini diukur dengan nilai expenditure atas jumlah expenditure daerah yang tersaji dalam laporan keuangan pemerintah daerah.
b. real estate Variabel ini merupakan jumlah keseluruhan atas nilai tanah, gedung atau bangunan dan jalan yang dimiliki dan dilaporkan oleh pemerintah daerah pada periode tertentu. Variabel ini diukur dengan nilai real estate atas jumlah real estate daerah yang tersaji dalam laporan keuangan pemerintah daerah.
commit to user
Variabel ini dalam perhitungan per wilayah dinyatakan dalam PDRB (produk domestik regional bruto). Data ini didapatkan dalam tabel PDRB atas dasar harga konstan 2000 dari website masing-masing pemerintah daerah.
2. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan yang diproksikan ke dalam lima rasio keuangan, agar dalam pengambilan kesimpulan tidak bias maka dari kelima rasio keuangan tersebut difaktorkan menjadi satu dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 16.0 yaitu dengan memasukkan lima rasio keuangan tersebut ke dalam variabel dependen dan kemudian diolah dengan factor analyze untuk menggabungkan lima rasio keuangan tersebut menjadi satu variabel dependen baru yang dinamai kinerja keuangan (Suyono, 2010). Adapun kelima rasio keuangan sebagai gambaran kinerja keuangan tersebut adalah:
a. current ratio (CR) Current ratio adalah perbandingan antara harta lancar dan kewajiban lancar. rasio ini menggambarkan kemampuan pemerintah daerah untuk memenuhi kewajiban lancarnya dengan harta lancar yang dimiliki. Data yang digunakan dalam perhitungan ini adalah data yang berasal dari laporan neraca pemerintah daerah. Cohen (2006) menggunakan formula untuk menentukan current ratio seperti berikut ini:
CR =
CurrentLia bilities
CurrentAss ets
commit to user
Debt to equity rasio merupakan perbandingan antara jumlah total utang pemerintah dengan total ekuitas dana. Rasio ini menggambaran kemampuan pemerintah daerah dalam memberi jaminan pemenuhan seluruh jumlah utang dengan jumlah ekuitas dana yang dimilki oleh pemerintah pada periode tertentu. Kedua angka rasio ini ditentukan dengan menggunakan angka dalam laporan neraca pemerintah daerah. Untuk menentukan besarnya rasio ini, Cohen (2006) menggunakan cara sebagai berikut:
c. asset turnover (AT) Asset turnover adalah perbandingan antara jumlah pendapatan asli daerah
dengan jumlah total asset yang dimiliki olek kabupaten/kota. Angka rasio ini menggambarkan kemampuan pemerintah daerah dalam memperoleh pendapatan asli daerah denggan menggunakan asset yang dimiliki oleh pemerintah daerah yang bersangkutan, semakin tinggi angka rasio ini menandakan bahwa semakin baik kemampuan pemerintah dalam mengusahakan asset yang dimiliki utuk menghasilkan pendapatan bagi daerah. Menurut Cohen (2006) formula untuk menentukan angka rasio ini adalah seperti berikut ini:
AssetsTurnover =
TotalAsset s
ting TotalOpera ting Re
commit to user
d. operating revenues to total revenues (ORTR)