Psikologi pendidikan motif dan motivasi

MOTIF DAN MOTIVASI
DALAM PEMBELAJARAN
Makalah ini disusun Untuk Memenuhi Revisi Tugas
Mata Kuliah Pengembangan Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu:
Dr. Eva Latipah, S.Ag., M. Si

Disusun Oleh:
M. Khodiq Al Fahmi
(1420411112)

PAI C Mandiri

KONSENTRASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGAYOGYAKARTA
2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah Swt. atas segala limpahan rahmat

dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
dalam mata kuliah Pengembangan Psikologi Pendidikan. Harapan kami, semoga
makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan, karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu,kami harapkan kepada para pembaca
untuk

memberikan

masukan-masukan

yang

bersifat

membangun


untuk

kesempurnaan makalah ini. Akhirnya, hanya kepada Allah kami bersyukur atas
selesainya makalah ini, semoga Allah Swt. memberikan petunjuk kepada kita
semua.

Pengembangan Psikologi Pendidikan{Oleh

: M. Khodiq Al Fahmi, S.Pd.I}

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................

i

KATA PENGANTAR..........................................................................................

ii

DAFTAR ISI....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan dan Kegunaan Makalah....................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Pengertian Motif dan Motivasi serta hubungan keduanya............................3
1.

Pengertian Motif dan Motivasi..................................................................3

2.

Hubungan Motivasi dengan Motif............................................................6

B. Konsep Dasar Motivasi.................................................................................6
1.

Dari sumber yang menimbulkannya..........................................................7

2.


Dilihat dari dasar pembentukannya...........................................................8

3.

Menurut sifatnya........................................................................................8

4.

Menurut Abraham Maslow........................................................................9

C. Teori Tentang Motivasi...............................................................................10
D. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi.........................................................14
1.

Faktor Kognitif yang Mempengaruhi Motivasi.......................................14

2.

Faktor-faktor yang Mempermudah Timbulnya Motivasi Belajar...........16


E. Pentingnya Motivasi Dalam Belajar...........................................................17
F.

Cara Memberikan Motivasi dalam Pembelajaran.......................................20

BAB III PENUTUP...............................................................................................24
A. Kesimpulan.................................................................................................24
B. Kata Penutup...............................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................26

Pengembangan Psikologi Pendidikan{Oleh

: M. Khodiq Al Fahmi, S.Pd.I}

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, sudah tak dapat dielakkan lagi bahwa minat untuk belajar
seseorang akan mudah sekali naik turun. Agar minat untuk belajar ini

senantiasa tetap naik dalam waktu ke waktu, maka setiap siswa harus
memiliki keinginan untuk tetap terus belajar. Agar keinginan untuk tetap terus
belajar itu ada dan semakin meningkat frekuensinya, maka setiap siswa tentu
saja harus memiliki motif-motif tertentu yang menyebabkan ia harus tetap
semangat belajar.
Keseluruhan motif-motif yang menjadikan seseorang menjadi
semangat belajar ini, secara umum dapat dikatakan sebagai motivasi. Maksud
dari motivasi belajar disini adalah keseluruhan daya penggerak yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan belajar dan
memberikan arah kegiatan belajar, sehingga tujuan dapat tercapai.
Dan hal itu seorang pengajar menjadi sosok utama dalam
pengembangan para pelajar tersebut, karena motivasi itu sangat penting untuk
menumbuhkan minat, mendorong kesungguhan untuk mencapai suatu yang
benar-benar diinginkan dan diyakini bisa mencapai, dalam artian dalam hal
yang positif apabila kita betul-betul memiliki suatu ketakutan atau kemalasan
itu merupakan penyakit yang harus disembuhkan dengan bantuan para
motivator. Namun, tidak hanya para pengajar yang harus memberikan
motivasi, tetapi juga perlu adanya motivasi dari dalam diri kita sendiri.
Oleh karena itu, pada makalah ini akan dibahas mengenai pengertian
motif dan motivasi dan hubungan keduanya, juga konsep dasar dan teori dari

motivasi tersebut, serta faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi, dan juga
tidak kalah penting bagaimana pentingnya motivasi dalam pembelajaran dan
cara memberikan motivasi tersebut dalam pembelajaran.

Pengembangan Psikologi Pendidikan{Oleh

: M. Khodiq Al Fahmi, S.Pd.I}

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang yang telah dipaparkan
diatas, maka dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut:
1. Apa Pengertian dan Hubungan Antara Motif dan Motivasi?
2. Apa Saja Konsep – Konsep Dasar Tentang Motivasi?
3. Bagaimana Teori-Teori Tentang Motivasi?
4. Apa Saja Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar?
5. Apa Pentingnya Motivasi dalam Belajar?
6. Bagaimana Tehnik/Cara Memberikan Motivasi Dalam Pembelajaran?
C. Tujuan dan Kegunaan Makalah
Dari Rumusan Masalah di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan
pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut;

1) Menjelaskan Pengertian Motif dan Motivasi serta bagaimana
hubungan antara keduanya
2) Menjelaskan Konsep Dasar tentang Motivasi dan Teori-Teori yang
mendukung Motivasi
3) Mengidentifikasi Faktor –Faktor yang mempengaruhi Motivasi
Belajar serta memberikan arti pentingnya Motivasi Belajar
4) Memberikan

contoh

tehnik/cara

meberikan

Motivasi

Pembelajaran

Pengembangan Psikologi Pendidikan{Oleh


: M. Khodiq Al Fahmi, S.Pd.I}

dalam

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Motif dan Motivasi serta hubungan keduanya
1.

Pengertian Motif dan Motivasi
Terdapat beberapa definisi tentang motif. Pertama, motif adalah
segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan
sesuatu. Kedua, motif adalah keadaan dalam pribadi orang yang
mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna
mencapai suatu tujuan.1[ CITATION Sur04 \l 1033

] Ketiga, motif

adalah sutu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang
mengarahkan tingkah laku pebuatan ke suatu tujuan atau perangsang

dalam belajar.2[ CITATION Pur00 \l 1033 ] Pengertian lain dari motif
adalah dorongan diri seseorang untuk melakukan sesuatu. Sorenson
mengatakan motif adalah pikiran (thought) atau perasaan (feeling) yang
bekerja sebagai suatu drive yang mendorong seseorang melakukan
tindakan teretentu pada saat tertentu. Grinder mengatakan motif adalah
drive atau implus dari dalam diri individu yang menimbulkan,
mempertahankan, dan mengarahkan perilaku tersebut ke tujuan.
Sedangkan definisi dari motifasi adalah sebagai berikut: Pertama,
motivasi adalah munculnya gerakan malakukan suatu aktifitas. Kedua,
motivasi ialah sesuatu perubahan tenaga yang ditandai oleh dorongan
efektif dan reaksi reaksi pencapaian tujuan. Ormod mengatakan bahwa
motivasi adalah suatu yang menghidupkan (energize), mengarahkan, dan
mempertahankan

perilaku.

Motivasi

membuat


orang

bergerak,

menempatkan mereka dalam suatu arah tertentu, dan menjaga mereka
agar terus bergerak.

1 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), hlm
70.
2 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2000),
hlm 60 - 61
Pengembangan Psikologi Pendidikan{Oleh

: M. Khodiq Al Fahmi, S.Pd.I}

Mengenai definisi dari motivasi, ada beberapa pendapat para ahli
mengenai motivasi, motivasi adalah suatu pendorong yang mengubah
energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk
mencapai tujuan tertentu.3[ CITATION Dja08 \l 1033 ].
Menurut Abdul Rahman Shaleh, motivasi adalah segala sesuatu
yang menjadi pendorong tingkah laku yang menuntu atau mendorong
seseorang untuk memenuhi kebutuhan.4[ CITATION Sha09 \l 1033 ].
Menurut Wasty Soemanto, motivasi adalah suatu proses yang
tersimpul, salah satu proses yang bertalian dengan mediating varriable.
Motivasi ini tak dapat diamati secara langsung, namun tersimpul dari
tingkah laku yang tampak.5[ CITATION Soe06 \l 1033 ]
Menurut Oemar Hamalik, motivasi adalah suatu perubahan energi
dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan
reaksi untuk mencapai tunjuan.6[ CITATION Ham12 \l 1033 ]
Menurut Hamdani Bakran Adz-Dzakiey, motivasi adalah kuatnya
dorongan (dari dalam diri manusia) yang membangkitkan semangat
dalam makhluk hidup, yang kemudian hal itu menciptakan adanya
tingkah laku dan mengarahkannya pada suatu tujuan atau tujuan-tujuan
tertentu.7[ CITATION Adz07 \l 1033 ]
Pengertian lain dari motifasi adalah sutu perubahan energi yang
bercirikan timbulnya suatu perasaan yang didahului oleah reaksi-reaksi
ingin mencapai tujuan. Motivasi tidak dapat dilihat, namun bisa
disimpulkan dari tingkah laku yang nampak.8[ CITATION Soe82 \l
1033 ]

3 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm 148.
4 Abdul Rahman Shaleh, Psikologi: Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, (Jakarta:
Kencana, 2009), hlm 182.
5 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm 212.
6 Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo,
2012) hlm 186.
7 Hamdani Bakran Adz-Zakariey, Psikologi Kenabian, (Yogyakarta: Beranda Publishing,
2007), hlm 343.
8 Samuel Soeitoe, Psikologi Pendidikan Mengutamakan Segi-Segi Perkembangan,
(Jakarta: UI, 1982), hlm 52.
Pengembangan Psikologi Pendidikan{Oleh

: M. Khodiq Al Fahmi, S.Pd.I}

Akan tetapi, terdapat pula perbuatan seseorang yang tidak
didorong oleh motif karena berlangsung secara otomatis. Oleh sebab itu
terbentuklah dua macam kategori perbuatan, yaitu perbuatan reflektif dan
perbuatan disadari.9 [ CITATION Lat12 \l 1033 ] Adapun skema alur
perbuatan reflektif dan perbuatan disadari adlah sebagai berikut:
Stimulus  Reseptor  Efektor  Respons
Perbuatan Reflektif
Stimulus  Reseptor  Pusat Efektor  Respons
Perbuatan Disadari
Dari dua skema di atas dapat kita lihat bahwa perbuatan disadari
melewati alur yang lebih panjang dibandingkan dengan perbuatan
reflektif. Kemudian perilaku yang termotiasi adalah perilaku yang
selektif dan memiliki tujuan, serta dilakukan secara terus menerus. Jika
kita analogikan intensitas motivasi sebagai mesin mobil sedangkan arah
motivasi adalah kemudinya.
Banyak dari para guru belum memahami akan pentingnya
motivasi dalam pembelajaran, bahkan mereka menyangka bahwa tidak
ada pengaruh antara motivasi dan proses pembelajaran. Menurut para
ahli, ternyata motivasi berpengaruh pada proses pembelajaran peserta
didik. Namun, motivasi menjadi kurang berarti tanpa disertakan di
dalamnya strategi-strategi yang tepat dan sesuai dengan karakteristik
materi pembelajaran. Berikut beberapa pengaruh motivasi terhadap
pembelajaran:
1) Motivasi mengarahkan perilaku ke tujuan tertentu
2) Motivasi meningkatkan usaha dan energi
3) Motivasi meningkatkan prakarsa (inisiasi) dan kegigihan terhadap
berbagai aktivitas.
4) Motivasi mempengaruhi proses-pross kognitif
9 Eva Latipah, Pengantar Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Pedagogia, 2012), hlm
158.
Pengembangan Psikologi Pendidikan{Oleh

: M. Khodiq Al Fahmi, S.Pd.I}

5) Motivasi menentukan konskwensi mana yang memberi penguatan
dan menghukum
6) Motivasi sering meningkatkan performa10 [ CITATION Lat12 \l

1033 ]
Dari beberapa pendapat mengenai definisi dari motivasi tersebut,
dapat disimpulkan bahwa motivasi itu adalah suatu keinginan yang ada
pada diri seseorang untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan.
2.

Hubungan Motivasi dengan Motif
Motif atau “motive” adalah dorongan, hasrat, keinginan dan
tenaga penggerak lainya, yang berasal dari dalam diri manusia untuk
melakukan sesuatu yang terarah pada kebutuhan psikis atau rohaniah.11
[ CITATION Sob11 \l 1033 ] Dengan demikian, motivasi merupakan
suatu kondisi yang terbentuk dari tenaga pendorong yang berupa desakan
(drive), motif, dan kebutuhan (need). Sehingga untuk menyederhanakan
ketiga tenaga pendorong tersebut akan disebut dengan satu istilah saja
yang lebih bersifat Umum yaitu motif. Motif-motif yang mendorong
perilaku individu dapat dikategorikan atas motif dasar dan motif sosial.
Motif dasar berkenaan dengan segala macam bentuk dorongan
untuk memenuhi kebutuhan dasar. Motif ini bersifat instink, dimiliki
individu sejak lahir atau diperoleh dalam proses perkembangannya tanpa
harus dipelajari. Sedangkan motif sosial merupakan perkembangan dari
motif dasar, berkembang karena belajar dari pengalaman, baik belajar
dari pengalaman yang disadari, maupun yang dilakukan tanpa rencana.
Motif ini berkembang melalui proses interaksi sosial, dan peranannya
sangat besar dalam kehidupan sosial.12[ CITATION Suk05 \l 1033 ]

D. Konsep Dasar Motivasi

10 Ibid., hlm 160.
11 Alex Sobur, Pesikologi Umum dalam Lintas Sejarah (Bandung: Pustaka Setia, 2011),
hlm 267.

12 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan (Bandung: PT
Remaja Rosda Karya, 2005), hlm 61.
Pengembangan Psikologi Pendidikan{Oleh

: M. Khodiq Al Fahmi, S.Pd.I}

Motivasi merupakan jantung-nya proses belajar. Oleh kerana motivasi
begitu penting dalam proses pembelajaran, maka tugas guru yang pertama
dan terpenting adalah membangkitkan atau membangun motivasi pelajar
terhadap apa yang akan dipelajari oleh pelajar. Motivasi bukan saja
menggerakkan tingkah laku, tetapi juga mengarahkan dan memperkuat
tingkah

laku.

Pelajar

yang

bermotivasi

dalam

pembelajaran

akan

menunjukkan minat, semangat dan ketekunan yang tinggi dalam pelajaran,
tanpa banyak bergantung kepada guru.
1.

Dari sumber yang menimbulkannya.
motivasi dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu:
a. Motivasi Intrinsik:
Motivasi intrinsik adalah kecenderungn alamiah untuk
mencari dan menakhlukkan tantangan ketika kita mengejar
kepentingan pribadi dan menerapkannya. Motivasi Intrinsik adalah
hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang
dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Termasuk dalam
motivasi intrinsik siswa adalah perasaan menyenangi materi dan
kebutuhannya terhadap materi tersebut untuk kebutuhan di masa
depan siswa yang bersangkutan. Dalam pendidikan agama islam
pun dijelaskan bahwa motivasi intrinsik bisa dikaitkan dengan Q.S.



ar-Ra’d ayat 11 yang berbunyi:

















...



  ... 

13
(Agama, 2005)

Ayat di atas menerangkan bahwa Allah SWT tidak akan
merubah nasib suatu kaum, jika bukan karena dari diri mereka
sendiri. Begitu juga motivasi intrinsik ini yang timbul dari dalam
dan keinginan diri sendiri.
13 Depatemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Semarang: CV. Toha Putra,
2005) Q.S. ar-Ra’d ayat 11.
Pengembangan Psikologi Pendidikan{Oleh

: M. Khodiq Al Fahmi, S.Pd.I}

b. Motivasi ekstrinsik:
Motivasi Ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari
luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan
kegiatan belajar. Pujian dan hadiah, peraturan tata tertib sekolah,
suri terladan orang tua, guru, dan seterusnya, merupakan contohcontoh konkrit motivasi ekstrinsik yang dapat menolong siswa
untuk belajar. Kekurangan atau ketiadaan motivasi baik yang
bersifat internal maupun eksternal akan menyebabkan kurang
bersemangatnya siswa dalam melakukan proses pembelajaran
materi-materi pelajaran baik di sekolah maupun dirumah.
Dalam perspektif kognitif motivasi yang signifikan bagi
siswa adalah motivasi intrinsik karena lebih murni dan langgeng
serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain.
Dorongan mencapai prestasi, dorongan memiliki pengetahuan dan
keterampilan untuk masa depan, lebih dapat memberi pengaruh
kuat dan relatif lebih langgeng diabandingkan dengan dorongan
hadiah atau dorongan keharusan dari orang tua atau guru. 14
[ CITATION Muh07 \l 1033 ]
3.

Dilihat dari dasar pembentukannya
motivasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Motif-motif bawaan, yakni motif-motif yang dibawa sejak lahir,
contoh: dorongan untuk makan, dorongan untuk minum, dorongan
untuk bekerja dll.
2) Motif-motif yang dipelajari, contoh: dorongan untuk belajar suatu

cabang ilmu pengetahuan dan dorongan untuk mengajar sesuatu
dalam masyarakat.15[ CITATION Has94 \l 1033 ]
4.

Menurut sifatnya
motivasi dibedakan atas tiga macam, yaitu:

14 Syah Muhibudin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2007), hlm 136.
15 Chalijah Hasan, Dimensi- dimensi Psikologi Pendidikan (Surabaya: Al-Ikhlas, 1994),
hlm 42.
Pengembangan Psikologi Pendidikan{Oleh

: M. Khodiq Al Fahmi, S.Pd.I}

1) Motivasi takut (fear motivation), yakni individu melakukan suatu
perbutan karena takut. Dalam hal ini seseorang melakukan sesuatu
perbuatan dikarenakan adanya rasa takut, misalnya takut karena
ancaman dari luar, takut Aku mendapatkan hukuman dan
sebagainya.
2) Motivasi insentif (incentive motivation), yakni individu melakukan
suatu perbuatan untuk mendapatkan sesuatu insentif. entuk insentif
bermacam-macam seperti mendapatkan honorarium, bonus, hadiah,
penghargaan dan lain-lain
3) Motivasi sikap (attitude motivation), yakni motivasi ini lebih
bersifat intrinsik (muncul dari dalam diri individu) berbeda dengan
kedua motivasi sebelumnya yang lebih bersifat ekstrisik dan datang
dari luar diri individu. Sikap merupakan suatu motivasi karena
menunjukkan

ketertarikan

atau

ketidaktertarikan

seseorang

terhadap suatu objek.16[ CITATION Suk05 \l 1033 ]
5.

Menurut Abraham Maslow
motivasi terbagi menjadi lima macam, yaitu:
1) Motif fisiologis, yaitu dorongan-dorongan untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan akanmakan, minum, bernafas, bergerak dll.
2) Motif pengamanan, yaitu dorongan-dorongan untuk menjaga atau
melindungi diri dari gangguan.
3) Motif persaudaraan dan kasih sayang, yaitu motif untuk membina
hubungan baik denga jenis kelamin yang sama maupun yang
berbeda.
4) Motif harga diri, yaitu motif untuk mendapatkan pengenalan,
pengakuan penghargaan dan penghormatan dari orang lain.
5) Motif aktualisasi diri. Manusia memiliki potensi-potensi yang
dibawa dari kelahirannya dan kodrtnya sebagai manusia. Potensi
dan kodrat ini perlu diaktualkan atau dinyatakan dalam berbagai
bentuk sifat,

16 Nana Syaodih Sukmadinata, OpCit., hlm 63-64.
Pengembangan Psikologi Pendidikan{Oleh

: M. Khodiq Al Fahmi, S.Pd.I}

kelima macam motif itu tersusun dari yang paling rendah
sampai dengan yang paling tinggi. Menurut maslow pada
umumnya motif yang lebih tinggi akan muncul apabila motif
dibawahnya telah terpenuhi. Meslkipun demikian tidak mustahil
terjadi kekecualian, bahwa motif yang lebih tinggi muncul meskipn
motif dibawahnya belum terpenuhi.17[ CITATION Suk05 \l 1033 ]
E. Teori Tentang Motivasi
Sebelum kita membahas tentang beberapa teori motifasi dari para ahli,
berikut perspektif singkat tentang motivasi yang terangkum dalam tabel:
Perspektif
Teori Sifat

Deskripsi Umum

Contoh Konsep dan

Karakteristik dan sifat

Penjelasan
Siswa memiliki perbedaan

kepribadian yang relatif

kebutuhan dan minat,

bertahan lama

sehingga berpengaruh pada
seberapa lama ia betah

Teori

Motivasi didorong oleh

belajar di kelas
Siswa tidak melanggar

behavioris

kondisi internal yang merasa

aturan sekolah yang

(perilakau)

kurang pas terhadap sesuatu

mengakibatkan hukuman

Teori kognisi

bagi maksimalnya fungsi
Siswa termotifasi oleh

Siswa dapat menentukan

sosial

konskwensi perilaku yang

cita-cita yang akan dicapai

timbul dari diri sendiri atau
orang lain
Teori kognitif

Persepsi yang muncul dari

Siswa lebih tertarik untuk

diri siswa akan

mengikuti hal baru

mempengaruhi
kecenderungannya untuk
mengikuti suatu hal
1. Teori Kebutuhan Maslow (Need Hierarchy Theory)

17 Ibid., hlm. 68-69.
Pengembangan Psikologi Pendidikan{Oleh

: M. Khodiq Al Fahmi, S.Pd.I}

Pada hakekatnya, manusia memiliki kebutuhan yang berbedabeda. Maslow menggolongkan menjadi lima tingkatan:
a. Kebutuhan fisiologikal, seperti: rasa lapar, haus, dan seks
b. kebutuhan rasa aman, seperti: rasa ingin terhindar dari kejahatan
dan kesalahan dalam bertindak
c. kebutuhan akan kasih sayang, seperti: seorang wanita ingin
dimengerti
d. kebutuhan akan harga diri, seperti: rasa tidak ingin diremahkan
e. aktualisasi diri, seperti: mengeluarkan bakat terpendam sehingga
berkarya
Hierarchy berarti tingkatan atau anak tangga. Teori hirarki
Maslow yang telah dikembangkan manyimpulkan bahwa seseorang
tidak akan memuaskan kebutuhan tingkat kedua sebelum tingkat
pertama dipenuhi. Seorang tidak mersakan aman, jika kebutuhan
primer (sandang, pangan, papan) belum dipenuhi. Maslow adalah
pakar psikologi humanistik. Motivasi seseorang dapat dipahami sesuai
dengan kebutuhan-kebutuhannya, dan pemahaman kebutuhan secara
hirarki dapat meningkatkan motivasi. Oleh karena itu, sebagai
pendidik kita harus bisa mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan dasar
siswa sehingga bisa menumbuhkan motivasi mereka dalam belajar.
2. Teori Motivasi Sosial (McClelland)
Clelland menyatakan bahwa tingkah laku seseorang dapat
timbul karena dorongan kebutuhan. Dalam konsepnya, terdapat tiga
macam kebutuhan:
a. Need for achievement, yaitu kebutuhan untuk mencapai sukses
yang dapat diukur dari kesempurnaan seseorang. Hal ini
berhubungan erat dengan proses belajar.
b. Need for affiliation, yatu kebutuhan akan dukungan dari orang lain
yang dihasilkan dengan sikap bersosialisasi.

Pengembangan Psikologi Pendidikan{Oleh

: M. Khodiq Al Fahmi, S.Pd.I}

c. Need

for

power,

yaitu

kebutuhan

akan

kekuasaan

dan

mempengaruhi orang lain, sehigga dapat menimbulkan sikap
ketidakpedulian.
3. Teori “ERG” (Clyton Alderfer)
ERG adalah akronim dari E: Existence, R: Relatedness, dan G:
Growth. Teori ini sajalan dengan teori Maslow. Akan tetapi agar lebih
bisa dicermati, terdapat beberapa hal yang perlu ditambahkan yaitu:
a. Teori Alderfer menyebutkan bahwa semakin tidak terpenuhinya
suatu

kebutuhan,

semakin

bersar

pula

keinginan

untuk

memuaskannya.
b. Jika kebutuhan yang lebih rendah telah terpuaskan, maka keinginan
untuk memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi semakin kuat.
c. Jika sulit memuaskan keinginan yang lebih tinggi, maka keinginan
untuk memuaskan kebutuhan yang mendasar semakin besar.
Dari beberapa teori di atas, dapat kita aplikasikan bahwa
penanaman kesuksesan dalam belajar harus dilakukan, karena sukses
dalam belajar merupakan awal dari kesuksesan berikutnya. Semakin
kita bisa menanamkan pentingnya kesuksesan pada siswa, semakin
tinggi pula semangat mereka untuk belajar.
4. Teori Dua Faktor (Hezberg)
Teori ini menggabungkan antara dua faktor, yaitu faktor
motivasi dan faktor pemeliharaan, atau faktor intrinsik dan faktor
ekstrinsik, yang mana kedua factor tersebut ikut mempengaruhi
perilaku seseorang. Contoh Fakor motivasional seperti kemajuan
belajar dan pengakuan orang lain. Sedangkan faktor ekstrinsik seperti
hubungan siswa dengan guru, kebijakan instansi pendidikan, dan
kondisi sistem yang berlaku. Dari dua pengertian faktor di atas, teori
ini memberikan tantangan kepada seseorang untuk mengutamakan dari
keduanya. Faktor mana yang terlihat lebih kuat, itu yang harus
diutamakan.

Pengembangan Psikologi Pendidikan{Oleh

: M. Khodiq Al Fahmi, S.Pd.I}

5. Teori keadilan
Teori ini menyebutkan tentang pandangan manusia untuk
menghilangkan kesenjangan antara usaha yang dilakukan dengan hasil
yang diperoleh. Jika ternyata seseorang mempunyai persepsi bahwa
hasil

yang

didapatnya

tidak

memadai,

maka

terdapat

dua

kemungkinan, yaitu: seseorang akan berusaha untuk memperoleh hasil
yang lebih maksimal, atau mengurangi intensitas kinerjanya.
Untuk menumbuhkan suatu persepsi tertentu, seseorang
cenderung menggunakan empat hal berikut sebagai pembanding:
a. Harapan

menerima

nilai

tinggi

sesuai

dengan

kualifikasi

peribadinya
b. Hasil orang lain yang memiliki kualifikasi sama
c. Hasil nilai instansi lain di berbeda lokasi yang memiliki kualifikasi
sama
d. Peraturan perundang-undangan tentang sisitem penilaian.
6. Teori Harapan (Victor H. Vroom)
Menurut teori ini, motivasi merupakan kombinasi keinginan
seseorang dan perkiraan pencapaiannya. Jika seseorang ambisi untuk
mendapatkan sesuatu, maka ia akan berusaha sungguh-sungguh untuk
mencapaianya, begitu pula sebaliknya. Dari pengertian singkat di atas,
guru hendaknya mengetahui masing-masing harapan para siswanya,
sehingga dapat mudah memosisikan semua hal terkait proses
pembelajaran dengan mudah.
7. Teori Penguatan dan Modivikasi Perilaku
Dalam teori ini berlaku “Hukum Pengaruh”. Seseorang akan
melakukan hal yang dinilai dapat menguntungkannya dan akan
menghindari hal yang dinilai merugikannya. Contoh dari penerapan
teori ini adala: seorang anak dapat menyeleseikan tugas dengan baik,
maka anak itu akan mendapatkan pujian dari gurunya. Sehingga di
kemuadian hari anak tersebut akan kembali melakukan hal yang sama

Pengembangan Psikologi Pendidikan{Oleh

: M. Khodiq Al Fahmi, S.Pd.I}

dengan kualitas lebih baik, harapannya agar mendapat pujian kedua
kalinya. Sebaliknya, jika anak diketahui tidak mengerjakan PR,
kemudian guru member sanksi, maka di kemudian hari anak tersebut
berkemngkinan tidak mengulangi lagi.
Inilah pentingnya reward and punnishment dalam proses
pembelajaran. Dengan memberikan konskwensi yang tepat kepada
peserta didik, guru mampu memotivasi mereka sehingga mampu
berprestasi dalam belajar.18[ CITATION Lat12 \l 1033 ]
F.

Faktor yang Mempengaruhi Motivasi
1. Faktor Kognitif yang Mempengaruhi Motivasi
Beberapa faktor kognitif yang dapat mempengaruhi motivasi
sebagai berikut:
a. Minat
Minat merupakan bentuk suatu motivasi intrinsik. Siswa yang
memiliki minat yang baik dalam belajar, tentunya akan lebih senang
dan bersemangat dalam menjalani proses pembelajaran. Terdapat dua
jenis minat, yaitu minat pribadi dan minat situasional yang
dipengaruhi oleh lingkungan.
b. Ekspetasi dan nilai
Para pakar menyebutkan bahwa kesuksesan tergantung pada dua
variable, yaitu harapan yang tinggi (Ekspetasi) dan nilai (value).
Memori sesorang tentang keberhasilan atau kegagalan di masa lalu
ternyata mempengaruhi motivasi seseorang dalam melakukan
pekerjaan. Begitu juga pandangan terhadap suatu hal yang pada
akhirnya akan memberi nilai penting atau tidak pentingnya hal
tersebut mempengaruhi motivasi pula.
c. Tujuan
Pada hakekatnya hampir semua perbuatan manusia memiliki
tujuan. Hanya saja tujuan mereka berbeda-beda. Beberapa tujuan
18 Eva Latipah, Op.Cit., hal 166-175.

Pengembangan Psikologi Pendidikan{Oleh

: M. Khodiq Al Fahmi, S.Pd.I}

merupakan sasaran jangka pendek dan temporer, beberapa tujuan
lainnya sasaran jangka panjang dan relative bertahan lama. Tujuan
yang erat kaitannya dengan pembelajaran adalah tujuan prestasi.
Dalam tujuan prestasi terdapat empat jenis tujuan yaitu tujuan
penguasaan

(mastery

goals)

merupakan

hasrat

memperoleh

pengetahuan baru, tujuan performa (performance goals) hasrat untuk
menampilakan diri sebagai orang yang kompeten, tujuan pendekatan
performa (performance approach goals) hasrat untuk terlihat baik
dan mendapat penilaian positif, tujuan penghindaran performa
(performance avoidance goals)19[ CITATION Lat12 \l 1033 ] hasrat
untuk tidak terlihat berpenampilan buruk.
d. Atribusi
Adalah cara seseorang memandang penyebab dari suatu hasil.
Ketika seseorang mengalami kegagalan atau kesuksesan sering
mengatribusikannya pada salah satu dari empat penyebab, yaitu:
kemampuan, usaha, tingkat kesulitan, atau keberuntungan. Atribusi
tidak selalu mencerminkan kesuksesan dan kegagalan seorang siswa,
mungkin ketika masih anak-anak sering mengalami kegagalan
namun ketika tumbuh dewasa mereka menemukan bahwa atribusi
yang berbeda memunculkan reaksi yang berbeda dari orang lain
sehingga memuaskan kebutuhan batin mereka sehingga mulai
memodifikasi atribusi mereka untuk orang-orang tertentu.
e. Ekspektasi dan atribusi guru
Guru memiliki peran penting dengan ekspetasi dan atribusi. Jika
guru memilki espetasi tinggi terhadap kesuksesan peserta didik,
tentulah akan memberikan yang terbaik kepada meraka dalam
pembelajaran. Begitu pula jika guru memilki atribusi baik, maka ia
akan cenderung bisa menempatkan strategi dan metode sesuai
dengan taraf kemampuan muridnya.

19 Ibid., hlm 180.
Pengembangan Psikologi Pendidikan{Oleh

: M. Khodiq Al Fahmi, S.Pd.I}

6. Faktor-faktor yang Mempermudah Timbulnya Motivasi Belajar
a. Readiness (Kesiapan)
Kesiapan

adalah

Keseluruhan

kondisi

seseorang

yang

membuatnya siap untuk memberi respons/jawaban dengan cara
tertentu terhadap situasi tertentu. Kondisi tersebut mencakup tiga
aspek, yaitu: Pertama, Fisik, mental, dan emosional. Kedua;
Kebutuhan-kebutuhan, motif, dan tujuan. Ketiga; Keterampilan dan
pengetahuan.
Adapun prinsip-prinsip readiness adalah:
1) semua aspek perkembangan berinteraksi (saling mempengaruhi)
2) kematangan jasmani dan rohani adalah perlu untuk memperoleh
manfaat dari pengalaman
3) pengalaman-pengalaman mempunyai pengaruh yang positif
terhadap kesiapan
4) kesiapan dasar untuk kegiatan tertentu terbentuk selama masa

pembentukan dalam masa perkembangan.20[ CITATION Sla95 \l
1033 ]
b. Incentive
Incentive adalah penghargaan yang diberikan atas keberhasilan
siswa, sehingga siswa terdorong untuk melakukan usaha lebih lanjut
guna mencapai tujuan-tujuan pengajaran. Hal ini sangat berguna
untuk meningkatkan motivasi siswa. Penghargaan ini misalnya
berupa pujian, angka yang baik, memberi hadiah, dan lain-lain.
c. Transfer
Transfer adalah pengaruh dari hasil belajar yang telah diperoleh
pada waktu yang lalu terhadap proses dan hasil belajar yang
dilakukan kemudian. Apabila hasil belajar yang terdahulu itu
memperlancar proses beelajar berikutnya, maka transfer tersebut
20 Slameto, Belajar dan Faktor - Faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 1995), hlm 113-114.
Pengembangan Psikologi Pendidikan{Oleh

: M. Khodiq Al Fahmi, S.Pd.I}

disebut transfer positif. Namun jika mengganggu proses belajar
berikutnya maka transfer tersebut disebut transfer negatif.
Untuk mempermudah transfer dibutuhkan kondisi yang
kondusif, yaitu dengan adanya kemampuan asli pelajar, murid
mempelajari materi yang menarik baginya, sikap yang positif dan
usaha suka rela murid, cara mengajar yang menarik, bervariasi, tepat
guna dan sesuai dengan kemampuan murid.
Adapun prinsip-prinsip transfer adalah:
1) Menanamkan kesungguhan pada anggota pelajar
2) Membuat materi belajar menjadi lebih bermakna
3) Memungkinkan terjadinya konsekuensi yang memuaskan
terhadap respon-respon yang benar
4) Menyediakan latihan/ praktek
5) Menghindari organisasi yang salah dan gangguan
6) Menekankan konsep-konsep dan kemampuan umum
7) Memungkinkan terjadinya aplikasi
8) Memungkinkan peningkatan belajar dan tindak lanjutnya. 21

[ CITATION Soe06 \l 1033 ]
G. Pentingnya Motivasi Dalam Belajar
Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswasiswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada
umumnya ada beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Indikator
motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.

Adanya hasrat dan keinginan belajar
Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
Adanya harapan dan cita-cita masa depan
Adanya penghargaan dalam belajar
Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan
seorang siswa dapat belajar dengan baik.22[ CITATION Ham06 \l
1033 ]
21 Wasty Soemanto, OpCit., hlm 118.
22 Hamzah, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm 23.
Pengembangan Psikologi Pendidikan{Oleh

: M. Khodiq Al Fahmi, S.Pd.I}

Motivasi dalam belajar sangatlah penting, karena merupakan elemen
dasar dalam proses pembelajaran. Motivasi ini diibaratkan bahan bakar
sebuah mesin yang menggerakkan roda-roda mesin. Tanpa adanya bahan
bakar, mesin tentu tidak dapat berjalan sama sekali. Begitu juga peserta didik,
tanpa adanya motivasi

yang mendorongnya, tentu mereka tidak akan

memiliki semangat untuk belajar.
Dengan adanya motivasi dalam belajar, maka peserta didik akan
terpacu untuk terus menggali potensi yang ada di dalam dirinya dan mencapai
hasil belajar yang maksimal seperti yang menjadi tujuannya. Menurut
Hamzah, ada beberapa peran penting motivasi dalam belajar, antara lain: 23
[ CITATION Ham06 \l 1033 ]
a. Peran motivasi dalam menentukan penguatan belajar
Motivasi dapat berperan dalam pengunguatan belajar apabila
seorang anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang
memerlukan

pemecahan.

Sebagai

contoh,

seorang

anak

akan

memecahkan materi matematika dengan bantuan tabel logaritma. Maka
anak tersebut akan berusaha mencari buku tabel matematika. Upaya
untuk mencari buku tabel matematika itulah yang merupakan peran
motivasi yang dapat menimbulkan penguatan belajar.
b. Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar
Dengan adanya motivasi, maka akan meperjelas tujuan yang ingin
dicapai. Sebagai contoh, seorang anak akan termotivasi belajar elektronik
karena tujuan belajar elektronik itu dapat melahirkan kemampuan dalam
bidang elektronik. Dalam suatu kesempatan misalnya, anak tersebut
diminta membetulkan radio yang rusak dan berkat pengalaman dari
bidang elektroniknya, radio tersebut dapat diperbaiki. Dari pengalamn
itu, anak tersebut semakin termotivasi untuk belajar.
c. Motivasi menentukan ketekunan belajar
Dalam hal ini, seseorang yang mempunyai motivasi dalam belajar
menyebabkan orang itu akan tekun dalam belajar dengan harapan dapat
23Ibid., hlm 27.
Pengembangan Psikologi Pendidikan{Oleh

: M. Khodiq Al Fahmi, S.Pd.I}

memperoleh hasil yang baik. Sebaliknya, apabila seseorang tidak
memiliki motivasi belajar, ia akan mudah terganggu dan tergoda untuk
mengerjakan hal lain yang tidak hubungannya dengan pelajaran. Maka
pentingnya motivasi dalam belajar adalah untuk meningkatkan ketekunan
belajar.
Di dalam Alquran terdapat salah satu ayat yang mengisyaratkan
tentang motivasi, yaitu pada Quran Surah Al-Mujaadilah ayat 11:

  








     





 



    
 
”Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah
kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan.”24[ CITATION Dep05 \l 1033 ]
Ayat Alquran di atas memotivasi manusia untuk selalu menuntut
ilmu, mengembangkan diri dan mengoptimalkan potensi diri yang dimiliki.
Karena dengan ilmu yang kita miliki inilah, manusia mendapat kedudukan
yang mulia disisi Allah. Dengan adanya sifat manusia yang selalu ingin
tahu dan memperlajari sesuatu yang belum diketahuinya menjadikan
peradaban manusia semakin maju.
H. Cara Memberikan Motivasi dalam Pembelajaran
24 Depatemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Semarang: CV. Toha Putra,
2005) Q.S. al-Mujadalah 11.
Pengembangan Psikologi Pendidikan{Oleh

: M. Khodiq Al Fahmi, S.Pd.I}

Guna memiliki tugas yang besar untuk memotivasi murid agar mampu
berprestasi dalam belajarnya, maka guru harus memilki Konsekwensi harus
kreatif dan berimajinasi dalam menggunakan semua potensi yang ada untuk
memotivasi anak agar berusaha mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan.
25

[ CITATION Soe06 \l 1033 ]
Dalam Bukuya ilmu Jiwa dalam Al-Qur’an Muhammad Utsman

Najati menjelaskan ada beberapa cara memotivasi belajar, 26[ CITATION
Naj06 \l 1033 ] diantaranya:
1) Menstimulasi Motivasi dengan Janji (Targhib) dan Ancaman (Tarhib)
Manusia cendrung melakukan perbuatan yang membuatnya
mendapat pahala dan menjauhi perbuatan yang membuatnya mendapat
dosa. Banyak eksperimen yang telah dilakukan oleh para ahli jiwa
modern tentang keadaan ini. Ayat-ayat targhib yang berbicara tentang
kenikmatan surga akan membangkitkan cita-cita umat Islam untuk
mendapatkan kenikmatan ini dan mendorong mereka untuk berpegang
teguh pada takwa dan ikhlas dalam melaksanakan ibadah, amal shalih,
jihad di jalan Allah. Sedangkan ayat-ayat tarhib yang berbicara tentang
siksa neraka Jahanam akan membuat mereka menjauhi segala perbuatan
dosa.
Demikianlah, jiwa umat islam distimulasi oleh dua hal yang kuat.
Perasaan manusia dengan dua hal tersebut saling melengkapi dan
bertujuan sama, yaitu menjadikan manusia taat kepada Allah SWT dan
Rasul-Nya serta menjauhi setiap larangan Allah dan Rasul-Nya serta siap
mempelajari semua hal yang dikemukakan oleh Islam.

    
     
  

25 Wasty Soemanto, Op.Cit., hlm 200.
26 Muhammad Utsman Najati, Ilmu Jiwa dalam Al Qur’an, (Jakarta: Pustaka Azzam,
2006) hlm 164.
Pengembangan Psikologi Pendidikan{Oleh

: M. Khodiq Al Fahmi, S.Pd.I}

7. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun,
niscaya Dia akan melihat (balasan)nya.
8. dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun,
niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula.27[ CITATION Dep05 \l
1033 ]
Dari kedua ayat di atas sudah sangat jelas bahwa, siapa yang
mengerjakan sesuatu baik itu baik maupun buruk akan menerima sesuai
dengan apa yang dia perbuat, seperti halnya konsep reward and
punishment.
2) Menstimulasi Motivasi dengan Kisah-Kisah
Sejak zaman dahulu, para pendidik menggunakannya untuk
membangkitkan semangat anak didiknya dan mengajarkan masyarakat
tentang teladan yang baik, nilai-nilai keagamaan, serta nilai-nilai etis.
Kisah tentang peristiwa yang dahsyat akan membuat para
pendengarnya merasa ikut serta secara batiniah dalam peristiwa tersebut.
Akal dan jiwa mereka akan berbalik pada kandungan kisahyang berisi
hikmah, nasihat, pengalaman, teladan yang baik, dan nilai-nilai etis.
Al Qur’an di tengah-tengah kisah tersebut menghembuskan
kandungan nasihat para nabi dan rasul serta memperingatkan agar
berhati-hati terhadap kaum.
Allah berfirman, “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu
terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.” (Qs. Yusuf
[12]: 111).28[ CITATION Dep05 \l 1033 ]
Pada sebagian kisah di dalam Al Qur’an, selalu dengan ringkasan
kisah, baru kemudian menampilkan perincian kisah secara mendetail.
Contohnya adalah kisah Ashabul Kahfi. Hal seperti ini akan membuat
para pendengar atau pembaca berambisi untuk mengikuti kisah hingga
akhir.29[ CITATION Qut75 \l 1033 ]
27 Depatemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Semarang: CV. Toha Putra,
2005) Q.S. al-Zalzalah: 7-8.
28 Ibid., Q.S.Yusuf ayat 111
29 Sayyid Qutb, At-Tashwir Al Fanni fi Al Qur’an, (Kairo: Daar Al Ma’arif, 1975), hlm
148.
Pengembangan Psikologi Pendidikan{Oleh

: M. Khodiq Al Fahmi, S.Pd.I}

3) Menstimulasi Motivasi dengan Peristiwa-Peristiwa Penting
Peristiwa-peristiwa dan masalah penting merupakan salah satu
faktor yang dapat membangkitkan motivasi dan batin, menggugah
perhatian, serta menggoncangkan hati. Al Qur’an telah menceritakan
peristiwa-peristiwa penting yang dilalui oleh umat Islam terdahulu, dan
solusi yang ditempuh dalam menyikapinya. Hal itu diharapkan dapat
membuat manusia lebih siap dalam menerima segala peristiwa yang
menimpanya, lalu menelaah hikmah dari peristiwa tersebut. Contohnya
adalah peristiwa perang Hunain; orang-orang Islam bangga dengan
jumlah pasukan mereka, maka merasa bersikap sedikit sombong dan
beranggapan dapat mengalahkan kaum kafir, tetapi mereka lupa bahwa
yang menentukan menang dan kalah hanyalah Allah. Allah SWT ingin
memberikan pelajaran kepada kaum muslim bahwa pasukan yang banyak
tidak selalu dapat memenangkan pertempuran, karena Allah SWT
memberikan kemenangan kepada hamba-hamba-Nya yang senantiasa
memakmurkan iman dan takwa di dalam hati, meskipun jumlah mereka
sedikit.
Banyak teknik yang dapat dipergunakan guru untuk meningkatkan
motivasi murid dalam belajar. Guru hendaknya selalu ingat betapa pentingnya
memberikan alasan-alasan kepada pelajar mengapa mereka harus belajar
dengan sungguh-sungguh dan berusaha untuk berprestasi sebaikbaiknya.
Guru juga perlu menjelaskan kepada pelajar-pelajar apa yang diharapkan dari
mereka selama dan sesudah proses belajar berlangsung. Lebih jauh, guru
perlu mengusahakan agar pelajar-pelajar mengetahui tujuan jangka pendek
dari pelajaran yang sedang diikutinya. Berikut ini terdapat beberapa cara guru
untuk memberikan motivasi siswa dalam pembelajaran:
1.
2.

Dengan menggunakan pujian dan celaan
Dengan menggunakan sistem reward dan punishment atau tarqib dan

3.
4.

tarhib
Dengan memperhatikan tingkat aspirasi siswa
Menciptakan suasana kompetitif

Pengembangan Psikologi Pendidikan{Oleh

: M. Khodiq Al Fahmi, S.Pd.I}

5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.

Menciptakan suasana umpan balik
Dengan mengenalkan hal-hal baru
Menghindari cara dan suasana menegangkan
Menetapkan target / tujuan
Menciptakan kebutuhan untuk belajar
Memperlihatkan perilaku bermotivasi
Menstimulasi minat siswa terhadap pengetahuan
Mempertahankan rasa ingin tahu
Penyajian pelajaran dengan model yang menarik dan bervariasi
Menggunakan permainan dan simulasi
Memiliki harapan yang jelas
Telah dijelaskan sebelumnya, bahwa yang dimaksud dengan motif

adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak atau
melakukan sesuatu. Dalam hal belajar, motivasi itu sangat penting, karena
motivasi bisa dikatakan sebagai syarat mutlak untuk belajar. Di sekolah
misalnya, seringkali terdapat anak yang malas, tidak menyenangkan, suka
membolos, dan lain sebagainya. Hal itu terjadi karena guru tidak berhasil
dalam memberikan motivasi yang tepat untuk mendorong agar siswa mampu
bekerja dengan segenap tenaga dan pikirannya. Banyak bakat siswa yang
tidak berkembang akibat tidak diperolehnya motivasi yang tepat. Jika
seseorang mendapatkan motivasi yang tepat, maka lebih banyak peluang
untuk mencapai hasil dan tujuan yang diinginkannya30[ CITATION Pur00 \l
1033 ]

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam setiap perbuatan, manusia pasti mempunyai tujuan tertentu dan
berdasarkan motif tertentu pula. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan
diperlukan sebuah motivasi. Motivasi inilah yang mengaktifkan atau memberi
dorongan kepada manusia untuk bertingkah laku mencapai tujuan yang dapat
30 Ngalim Purwanto, Op.Cit., hlm 60.
Pengembangan Psikologi Pendidikan{Oleh

: M. Khodiq Al Fahmi, S.Pd.I}

memberikan kepuasan apabila berhasil dicapai. Memang sulit untuk
mengetahui motivasi pada diri seseorang secara langsung. Namun motivasi
pada diri seseorang dapat dilihat dari tingkah lakunya.
Dilihat dari berbagai aspek, motivasi terbagi menjadi beberapa
macam. Akan tetapi secara umum, motivasi dibagi menjadi dua, yakni
motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi berkaitan erat dalam proses
pembelajaran, agar tercipta suasana kegiatan belajar mengajar yang efektif
yang dapat mewujudkan hasil belajar yang memuaskan, diperlukan adanya
dorongan/motivasi dari dalam jiwa siswa.
Dalam setiap perbuatan, manusia tentu mempunyai tujuan yang
berdasarkan motif tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan
sebuah motivasi. Motivasi inilah yang mengaktifkan atau memberi dorongan
kepada manusia untuk bertingkah laku mencapai tujuan yang dapat
memberikan kepuasan apabila berhasil dicapai. Diantara faktor-faktor yang
mempermudah timbulnya motivasi belajar adalah Readines (Kesiapan),
Incentive (Penghargaan), dan Transfer.
I.

Kata Penutup
Alhamdulillahirabbil ‘Alamin, puji dan syukur hanya milik Allah,
karena hanya dengan ridha-Nya dan limpahan rahmat, tauhid, serta hidayahNya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tanpa ada halangan suatu
apapun.
Saya selaku Mahasiswa Pascasarjana mengucapkan banyak terima
kasih kepada ibu Dr. Eva Latifah, S.Ag., M.Si atas segala ilmu dan
bimbingannya yang tidak ternilai harganya, dalam memberikan pembelajaran
Pengembangan Psikologi Pendidikan
Pada akhirnya penulis berharap, makalah ini dapat memberikan
kontribusi dalam pembelajaran psikologi kedepannya.

Pengembangan Psikologi Pendidikan{Oleh

: M. Khodiq Al Fahmi, S.Pd.I}

Pengembangan Psikologi Pendidikan{Oleh

: M. Khodiq Al Fahmi, S.Pd.I}

DAFTAR PUSTAKA
Adz-Zakariey, Hamdani Bakran. Psikologi Kenabian. Yogyakarta: Beranda
Publishing, 2007.
Departemen Agama. Al-Qur'an dan Terjemahannya. Semarang: CV. Toha Putra,
2005.
Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
Hamalik, Oemar. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2012.
Hamzah. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara, 2006.
Hasan, Chalijah. Dimensi-dimensi Psikologi Pendidikan. Surabaya: Al-Ikhlas,
1994.
Latipah, Eva. Pengantar Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Pedagogia, 2012.
Muhibuddin, Syah. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya, 2007.
Najati, Muhammad Utsman. Ilmu Jiwa dalam Al-Qur'an. Jakarta: Pustaka Azzam,
2006.
Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2000.
Qutb, Sayyid. At-Tashwir Al-Fanni fi Al-Qur'an. Kairo: Daar Al-Ma'arif, 1975.
Shaleh, Abdul Rahman. Psikologi: Suatu Pengantar. Jakarta: Kencana, 2009.
Slameto. Belajar dan Faktor - Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 1995.
Sobur, Alex. Psikologi Umum dalam Lintas Sejarah. Bandung: Pustaka Setia,
2011.
Soeitoe, Samuel. Psikologi Pendidikan Mengutamakan Segi-Segi Perkembangan.
Jakarta: UI Press, 1982.
Soemanto, Wasty. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung:
PT. Remaja Rosda Karya, 2005.
Pengembangan Psikologi Pendidikan{Oleh

: M. Khodiq Al Fahmi, S.Pd.I}

Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004.

Pengembangan Psikologi Pendidikan{Oleh

: M. Khodiq Al Fahmi, S.Pd.I}