Restore the Forgotten History in Royale Heritage

  BAB I INTRODUCING Sesuai dengan tugas yang diberikan dalam mata kuliah Studio Perancangan Arsitektur 6 (enam) yaitu revitalisasi berbasis pengembangan kawasan multi- fungsi terpadu dengan tema besar “Sustainability Architecture and Symbiosis”. Dalam kesempatan ini kawasan yang diajukan kelompok 1 (satu) adalah revitalisasi kawasan yang berlokasi di Blok bekas fungsi bangunan: Gedung Nasional, Gedung Olah Raga (GOR), RRI, bundaran Tugu Medan Area dan sebagian Pusat Pasar yang akan dijadikan sebagai tujuan wisata bersejarah di Kota Medan. Dalam bahasa Indonesia kata Sustainability memiliki arti “berkelanjutan”,

  Architecture

  memiliki arti “arsitektur” dan Symbiosis yang berasal dari bahasa yunani memiliki arti interaksi antara 2 (dua) organisme atau dalam arsitektur hubungan antara dua fungsi atau lebih, yang dapat berdiri sendiri namun juga dapat berinteraksi antara keduanya dan dapat saling menguntungkan. Dikutip dari buku James Steele, Suistainable Architecture adalah, ”Arsitektur yang memenuhi kebutuhan saat ini, tanpa membahayakan kemampuan generasi mendatang, dalam memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Secara keseluruhan “Sustainability

  Architecture

  and Symbiosis” dapat diartikan sebagai arsitektur yang dapat memenuhi kebutuhan saat ini, tanpa membahayakan generasi dimassa yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri, serta dapat berinteraksi antara satu dengan lainnya tentunya saling menguntungkan satu sama lain. Tentunya dari tema yang diberikan, perancang memperkirakan tugas ini akan berlokasi disekitar tempat bersejarah khususnya yang barada di kota Medan.

  Banyak sekali bangunan dan tempat besejarah yang berada di Kota Medan. Salah satu tempat bersejarah di Kota Medan berlokasi di Blok bekas fungsi bangunan: Gedung Nasional, Gedung Olah Raga (GOR), RRI, bundaran Tugu Medan Area dan sebagian Pusat Pasar. Namun karna kurangnya perhatian dan kepedulian masyarakat dan pemerintah Kota sehingga wilayah tersebut terlihat sangat kumuh tidak terawat dan bau.

  Wilayah tersebut sangat berpotensi dijadikan fungsi komersial serta publik space mengingat tempatnya yang sangat strategis berada dekat dengan pusat Kota Medan. Selain itu terdapat tiga bangunan dan satu tugu yang akan dijadikan cagar budaya Kota Medan yaitu Museum RRI, Gelanggang Olahraga, Museum nasional,bekas markas psms dan Tugu Medan Area yang menjadi salah satu ikon Kota Medan pada zaman dulu (Medanberita, 2015). Selain itu kawasan ini juga dekat dengan Stasiun kereta api yang menghubung Medan dengan daerah-daerah lain yang berada di Sumatra Utara, serta terintegrasi lansung ke Bandara Internesional Kuala Namu..

  Lokasi ini nantinya dapat dijadikan suatu potensi yang dapat dikembangkan baik dari pihak pemerintah kota maupun pihak swasta untuk bersama-sama menjadi pelopor dalam mengembangkan serta menata kawasan ini dengan lebih baik lagi sehingga dapat mengubah pandangan negatif masyarakat terhadap kawasan ini.

  Contoh kasus nyatanya adalah Hotel Gurney Paragon yang barada di Penang, Malaysia. Dikawasan ini terdapat bangunan heritage yang dijadikan sebagai potensi baik dalam bidang pariwisata maupun bidang bisnis (gambar 1.1).

Gambar 1.1 Gurney Paragon (Penang, Malaysia)

  (Sumber: Gurneyparagon.com) Kawasan ini sangat ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara karna terdapat berbagai fasilitas diantaranya Dancing Fountain, shopping mall, cafe dan plaza yang barada dalam satu kawasan selain itu itu wisatawan juga dapat berjalan – jalan disekililing bangunan sambil menikmati indahnya panorama laut. Sehingga tempat ini sangat cocok dijadikan salah satu objek wisata terkemuka di Kota Penang. Hal ini dapat diwujudkan berkat kerja sama pemerintah Malaysia dengan pihak swasta bersama-sama meningkatkan Kota Penang sebagai tujuan wisata terkemuka. United Nations World Tourism Organization (UNWTO) pada tahun 2005 mencatat bahwa kunjungan ke obyek wisata warisan budaya dan sejarah telah menjadi salah satu kegiatan wisata yang tercepat pertumbuhannya (Timothy dan Nyaupane, 2009). Bedasarkan tema “ Sustainablity Architecture dan Symbiosis” yang masih sedikit ditemui di kota Medan, menjadi salah satu potensi untuk meningkatkan minat para wisatawan dan masyarakat sekitar untuk berkunjung ke lokasi Royale

  Heritage

  dengan pemanfaatan "Urban Heritage Tourism" selain untuk meningkatkan pendapatan kota, untuk meningkatkan nilai pariwisata di kota Medan serta dapat memperkenalkan bangunan bersejarah kota Medan kepada masyarakat luas (Kristiningrum, 2014).

   Urban Heritage Tourism

  merupakan sebuah konsep pariwisata yang sebenarnya sederhana dengan memanfaatkan lingkungan binaan maupun alam yang dimiliki oleh sebuah kota, yang memiliki nilai historis tersendiri. Para penikmat dan pemerhatinya diajak untuk mengapresiasi serta menginterpretasi objek-objek yang diamati. Dengan demikian, selain berfungsi sebagai sarana pendidikan dan rekreasi masyarakat, aktivitas ini sekaligus pula sebagai sarana pelestari dari kekayaan kota itu sendiri (Martana, Salmon Priaji. 2003). Jika dielaborasikan antara tema “Sustainability Architecture dan Simbiosis” serta “Urban heritage tourism” adalah bagaimana mempertahankan serta melestarikan bangunan sejarah yang ada tanpa merusak bentuk fungsi maupun nilainya yang dijadikan suatu potensi wisata untuk membuat keduanya saling berketerkaitan serta saling menguntungkan dengan memberikan suatu ruang publik sebagai tempat interaksi sosial dalam kehidupan bermasyarakat di wilayah Kota Medan. Menurut Pemerintah Kota Medan Gedung Nasional dan Gedung Olah Raga direncanakan menjadi cagar budaya karna memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi serta merupakan salah satu simbol pejuangan rakyat Medan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Hal ini dapat dijadikan sebagai landasan dalam menjadikan bangunan ini sebagai Sustainable Architecture dan

  Symbiosis

  , sebab bangunan yang bersejarah ini sudah semestinya untuk dilindungi dan dilestarikan agar nilai, bentuk serta fungsi sejarah yang terkandung didalamnya tidak berubah bahkan hilang dengan begitu saja akibat tergerus oleh zaman. Identitas tempat yang kuat akan menjadi modal terbesar untuk mengembangkan aktivitas di tempat itu, tentu saja, itu akan menjadi dampak yang besar bagi kesejahteraan masyarakat setempat, (Ginting dan Wahid, 2014).

  Berdasarkan sejarah Kota Medan Gedung Nasional yang berada dipersimpangan Jalan Sutomo dan Veteran dibangun oleh SM Amin Nasution sebagai Gubenur Sumatra Utara yang pertama pada tahun 1954 dengan dana swadaya masyarakat (gambar 1.2).

Gambar 1.2 Pasar malam tempat pengumpulan dana gedung nasional

  (Sumber : https://nbasis.wordpress.com) Gagasan itu sudah ada sejak 1935 dengan luas lahan 5.290 m. Tujuan pembangunan gedung ini sebagai ikon Kota Medan dan pertama kalinya Kota Medan memiliki gedung berasitektur modern pada zamannya Kawasan ini juga merupakan Hotel Belinun yang dulunya bernama Hotel Wilhelmina, ada prasasti perang Medan Area. Disamping Gedung Nasional terdapat Gedung Olah Raga (GOR). Bangunan tua ini pernah dipakai sebagai perhelatan akbar PON III di

  Medan sekitar tahun 1953 silam (Medansib, 2015). Banyak cabang olahraga dipertandingkan kala itu seperti Basket, Badminton, Tinju, Angkat Besi dan Binaraga.

  Penambahan fasilitas dan bangunan bersejarah sebagai potensi yang direncanakan pada lokasi – lokasi bersejarah di Kota Medan diharapkan dapat menarik minat para wisatawan domestik maupun mancanegara untuk berkunjung ke Kota Medan khususnya. Dengan menambahkan beberapa fasilitas yang sangat perlu melihat tempat ini sangat stategis jika dijadikan sebagai fungsi komersial dan ruang publik. Untuk itu fasilitas-fasilitas yang direncanakan oleh perancang berdasarkan lokasi sebagai warisan sejarah Kota Medan diantara Gedung Nasional Pemuda dan Gedung olahraga adalah hotel berbintang dan apartemen. Tujuan dari perencanaan penambahan fungsi hotel berbintang dan apartemen, agar dapat membuat kawasan ini menjadi lebih hidup serta semakin bernilai dan dapat mengundang para wisatawan untuk menginap menginap sambil mengenali dan mempelajari lagi akan nilai-nilai sejarah yang terdapat pada lokasi bekas pusat kota Medan pada zaman dahulu.

  Untuk perencanaan bangunan bersejarah Gedung Nasional Pemuda dan gedung Olahraga sebagai potensi, maka perancang merencanakan akan ada ruang publik dengan fungsi pendukung diantaranya pasar, taman, dan plaza serta

  convention hall

  yang akan direncanakan pada gedung olahraga dan museum pada Gedung Nasional Pemuda. Masyarakat dan wisatawan yang berkunjung ke Kawasan ini diharapkan mendapatkan banyak pembelajaran setelah menikmati bangunan bersejarah Gedung Nasional dan gedung Olahraga secara keseluruhan ditambah lagi dengan penataan landscape yang baik sesuai dengan tema dan konsep yang telah direncanakan oleh perancang. Sehingga para pengunjung dapat menikmati wisata edukasi dan rekreasi dengan nyaman yang terdapat pada lokasi dan lingkungan disekitarnya.

  Diharapkan dengan adanya rencana penyediaan fasilitas-fasilitas tersebut dapat menjadi sebuah ruang interaksi sosial bagi kehidupan masyarakat perkotaan yang ada di kota Medan. Sehingga dengan penambahan beberapa fasilitas tersebut akan memberikan dampak baik bagi masyarakat khususnya yang berada di Kota Medan. Pemanfaatan bangunan-bangunan bersejarah sebagai daya tarik bagi pengunjung hotel maupun apartemen serta masyarakat yang hanya sekedar jalan – jalan ke tempat ini sesuai dengan tujuan utama perancang. Dalam kesempatan ini, cakupan yang akan dirancang adalah pembangunan hotel berbintang dan apartemen pada kawasan Royale Heritage. Sebelum merancang dilakukan terlebih dahulu studi lapangan untuk mengetahui kondisi eksisting lokasi tempat perancangan. Untuk lebih lengkapnya akan dibahas pada bab selanjutnya.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Creative Writing Final Project Here I Am in The A.M.

0 2 38

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: An Annotated Translation of Metaphor, Simile and Hyperbole in Betsy Byars’ “The Summer of The Swans” Novel

0 1 70

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: An Annotated Translation of Cultural Words in The Novel See Me by Nicholas Sparks

0 3 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: An Annotated Translation of Cultural Words in The Novel See Me by Nicholas Sparks

0 0 16

1. Most people see me as loving and affectionate. 1 2 3 4 5 6 2. I am not afraid to voice my opinion, even when they are in opposition to the opinions of most people. 1 2 3 4 5 6 3. In general, I feel I am in charge of the situation in which I live. 1 2 3

0 1 54

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Nyeri Pulpa - Efek Analgesik Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) Terhadap Inflamasi Pulpa pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian in vivo)

0 2 12

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Efek Analgesik Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) Terhadap Inflamasi Pulpa pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian in vivo)

0 0 6

Efek Analgesik Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) Terhadap Inflamasi Pulpa pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian in vivo)

0 0 15

BAB II MEMBACA PETA BUTA - Finding the Glassbox of Wonder

0 0 33

BAB I BERDIRI DI TITIK NOL - Finding the Glassbox of Wonder

0 0 14