BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Efek Analgesik Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) Terhadap Inflamasi Pulpa pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian in vivo)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Cedera pulpa dapat menyebabkan inflamasi pulpa. Tanda inflamasi secara makroskopis diantaranya tumor (pembengkakan), rubor (kemerahan), kalor (panas), dolor (nyeri). Nyeri adalah suatu reaksi peradangan yang ditimbulkan oleh reaksi berbagai cara. Nyeri sering dialami pasien baik sebelum, selama, maupun setelah perawatan saluran akar. Penyebabnya adalah kombinasi iritan yang menginduksi

  

1

inflamasi pulpa dan atau jaringan periapeks.

  Pulpa merupakan organ sensoris sehingga pulpa memiliki sensitifitas terhadap stimulus eksternal. Pulpa menunjukkan respon terhadap berbagai jenis stimulus sensori seperti perubahan termal, mekanis atau trauma sebagai sensasi umum yaitu

  2

  nyeri. Terjadinya cedera pada pulpa menyebabkan peningkatan aliran darah selama terjadinya inflamasi pulpa. Meningkatnya tekanan dan kapiler menggerakkan cairan dari pembuluh ke jaringan sekitar. Jaringan pulpa adalah jaringan yang terkurung dan

  3 dilindungi oleh dinding yang kaku karena berada dalam lingkungan low compliance.

  Oleh sebab dibatasi oleh dentin yang rigid maka terjadi perubahan volume di dalam

  2 ruang pulpa, sehingga apabila terjadi inflamasi sulit diadaptasi oleh pulpa.

  Nyeri pulpa disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya iritan mekanik. Preparasi kavitas yang dalam dan pembuangan struktur gigi tanpa pendingin merupakan iritan mekanik dan suhu yang berperan terhadap jaringan pulpa. Makin dekat ke pulpa, jumlah tubulus per unit permukaan dan diameternya semakin meningkat. Akibatnya permeabilitas dentin akan lebih besar pada daerah dekat pulpa.

  Sehingga apabila dentin banyak dibuang maka akan lebih besar potensi terjadinya

  1

  iritasi pulpa. Tekanan yang berlebihan dari pemakaian alat orthodontik yang melewati batas toleransi dari ligamen periodontal juga menyebabkan kerusakan

  2 pembuluh darah pulpa.

  Reaksi dan perubahan vaskuler yang terjadi pada pembuluh darah akibat iatrogenik menyebabkan adanya peningkatan permeabilitas dan dilatasi pembuluh

  1,2

  darah. Aktivasi saraf sensory di pulpa dapat mempengaruhi peningkatan aliran darah dan permeabilitas vaskular. Eksitasi serabut saraf Aδ tidak berpengaruh dengan aliran darah, sedangkan aktivasi serabut saraf C mempengaruhi peningkatan aliran darah. Inflamasi neurogenik dimediasi dari neuropeptid yang dilepaskan dari saraf

  2

  sensoris, seperti substansi P dan CGRP. Peptid ini bersifat vasoaktif yakni dapat meningkatkan permeabilitas vaskuler. Beberapa gigi memiliki serabut aferen yang

  1 sama, rasa nyeri pada satu gigi menyebabkan perubahan pada vaskuler di gigi lain.

  Beberapa bahan yang digunakan sebagai pereda nyeri diantaranya eugenol, dan glukosteroid. Eugenol merupakan salah satu jenis bahan pereda nyeri. Rasa nyeri yang sering disebabkan pada kasus perawatan pulpotomi yang mengalami

  4

  kedaruratan sering mengandalkan eugenol sebagai bahan pereda nyeri. Eugenol mempunyai sifat antimikroba. Pada pemakaian yang berlebihan, eugenol mempunyai

  1,5

  sifat sitotoksis dan dapat menyebabkan iritasi. Eugenol dapat menyebabkan

  6

  terjadinya nekrosis sementum, tulang, dan radang periapikal. Eugenol juga mempunyai efek antiinflamasi yaitu menghambat siklooksigenase yang mensintesis

  5

  enzim prostaglandin. Efek analgesik dari eugenol dengan memblok ion kanal dan

  saraf aferen. Selain itu, eugenol juga memblok Na dan K . Eugenol juga dapat

  2+

  menghambat Ca yang mengeluarkan neurotransmiter yang akan menghambat

7 PGE 2 .

  Kecenderungan masyarakat konsumen dunia yang menuntut pangan dan produk kesehatan yang aman dengan bahan alami menunjukkan pertumbuhan yang

  8

  pesat, termasuk di Indonesia sendiri. Penggunaan obat tradisional di Indonesia telah dilakukan sejak berabad-abad yang lalu. Namun, secara umum efektivitas dan keamanannya belum sepenuhnya didukung hasil penelitian yang memadai. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa hingga 65% dari penduduk negara- negara maju telah menggunakan pengobatan tradisional. Pengembangan tanaman obat alam khas Indonesia memiliki arti dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat dan kemandirian di bidang kesehatan. Ini didasari dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

  9 381/MENKES/SK/III/2007 tentang kebijakan obat tradisional.

  Bahan alami sejak lama digunakan untuk proses pengobatan. World Health

  

Organization (WHO) merekomendasi penggunaan obat tradisional termasuk herbal

  dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengobatan penyakit, terutama untuk penyakit kronis, penyakit degeneratif dan kanker. Hal ini sesuai dengan prioritas utama dan fokus pembangunan JAKSTRANAS IPTEK 2010-2014 mengenai teknologi kesehatan dan obat yaitu mengembangkan IPTEK kesehatan dan obat khususnya obat alami untuk mendukung industri farmasi nasional yang meliputi

  IPTEK untuk mendukung kesejahteraan masyarakat dan teknologi sarana kesehatan

  10 dan obat.

  Jahe Merah (Zingiber officinale roscoe) merupakan salah satu jenis bahan alami yang dapat dikembangkan. Jahe mempunyai kegunaan yang cukup beragam, antara lain sebagai rempah, minyak atsiri, pemberi aroma, ataupun sebagai obat. Secara tradisional kegunaan jahe antara lain mengobati penyakit reumatik, asma, stroke, diabetes, sakit otot, tenggorokan, kram, hipertensi, mual, demam dan infeksi (Ali et al (2008), Wang dan Wang (2005), dan Tapsell et al (2006) cit. Christina

11 Winarti , Hernani).

  Beberapa komponen kimia jahe seperti gingerol, shogaol, dan zingerone memberi efek farmakologi dan fisiologi seperti antioksidan, antikarsinogenik, non toksik dan non mutagenik meskipun pada konsentrasi tinggi, dan antiinflamasi secara sistemik (Surh et al (1998), Masuda et al (1995), Manju dan Nalini (2005), Stoilova

  

et al (2007) cit. Christina Winarti , Hernani). Kandungan [6] dan [12]- gingerol

  11

  mempunyai aktivitas antibakteri untuk mulut dan gusi. Jahe mengandung senyawa potensial antiinflamasi yang disebut gingerol dan shogaol (Kwang et al (1998) cit.

11 Christina Winarti, Hernani). Menurut penelitian Dugasani et al (2010), kandungan

  11

  gingerol dan shogaol dapat menghambat produksi PGE . Kandungan gingerol jahe

  2

  merah lebih tinggi dibanding jahe lainnya. Senyawa aktif pada jahe merah adalah [6]-

  10

  gingerol dan 3R,5S-[6] gingerdiol. Kandungan flavonoid juga dapat ditemukan pada jahe merah, yang dapat menghambat sintesis eikosanoid. Penghambatan ini akan menyebabkan penurunan kandungan asam arakidonat yang lebih lanjut akan mengakibatkan pelepasan sejumlah mediator inflamasi seperti prostaglandin,

  12 leukotrien, dan tromboksan.

  Jahe merah memiliki efek antibakteri. Menurut penelitian Basma et al (2014), jahe merah mempunyai aktivitas sebagai antibakteri pada bakteri Enterococcus

  

faecalis dengan konsentrasi 2 g dalam 10 ml etanol 95% menunjukkan bahwa ekstrak

  jahe merah menghasilkan koloni bakteri yang lebih sedikit yaitu 2,9 koloni dibanding

  13

  ekstrak bawang putih 8,4 koloni dan kloroheksidin 2%, 28,9 koloni. Menurut penelitian Supreetha et al (2011), jahe merah pada konsentrasi 1 g, 2 g, 4 g yang dilarutkan dalam etanol 99,9% menunjukkan bahwa konsentrasi 2 g lebih efektif

  14 dibanding 1 g dalam menghambat pertumbuhan Candida albicans.

  Dari uraian diatas, peneliti tertarik untuk melihat apakah jahe merah mempunyai efek terhadap penurunan nyeri pulpa yang diakibatkan oleh inflamasi pulpa. Dalam penelitian ini penurunan nyeri pulpa dilakukan dengan menggunakan

  15,16

  metode elektrik. Penelitian ini dilakukan pada gigi kelinci yang diinduksi secara mekanis sehingga terjadi inflamasi.

1.2 Rumusan Masalah

  Dari uraian di atas, dapat disusun tema sentral dari masalah penelitian ini yakni:  Nyeri pulpa dapat diakibatkan oleh terjadinya inflamasi pulpa. Inflamasi pulpa dapat disebabkan karena adanya iritasi pada pulpa baik secara mekanis, bakteri, atau khemis.

   Nyeri pulpa terjadi karena adanya inflamasi pulpa yang sulit diadaptasi oleh pulpa karena pulpa dikelilingi oleh dinding struktur jaringan gigi yang kaku.  Nyeri pulpa disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya iritan mekanik. Penyebab mekanik yang dapat menimbulkan nyeri diantaranya preparasi kavitas yang dalam, pembuangan struktur gigi tanpa pendingin, ataupun terjadi prosedur iatrogenik.

   Beberapa bahan pereda nyeri diantaranya eugenol dan steroid. Eugenol paling sering digunakan. Akan tetapi, mempunyai sifat sitotoksis dan dapat menyebabkan iritasi.

   Jahe mengandung senyawa potensial antiinflamasi yang disebut gingerol dan shogaol (Kwang et al 1998 cit. Christina Winarti , Hernani). Jahe merah mempunyai komponen aktif yaitu gingerol dan shogaol yang berfungsi menghambat leukotrien dan prostaglandin yang merupakan mediator radang. Menurut penelitian Dugasani et

  al , kandungan gingerol dan shogaol dapat menghambat produksi PGE 2 . Namun,

  belum ada penelitian mengenai efek analgesik dalam mengatasi nyeri akibat inflamasi pulpa.

  Berdasarkan uraian di atas, maka timbul pertanyaan sebagai berikut : 1. Apakah ada efek analgesik ekstrak jahe merah (Zingiber officinale roscoe) pada konsentrasi 1% dan 2% pada gigi-gigi yang mengalami nyeri intradental akibat inflamasi pulpa pada hari pertama dan hari ketiga? 2.

  Apakah ada perbedaan efek analgesik ekstrak jahe merah (Zingiber

  

officinale roscoe ) pada konsentrasi 1% dan 2% dibanding dengan eugenol yang

  sering dipakai sebagai pereda nyeri pada gigi yang mengalami inflamasi pulpa pada hari pertama dan hari ketiga ?

1.3 Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan dari penelitian ini adalah 1. Untuk melihat efek analgesik ekstrak jahe merah (Zingiber officinale roscoe) pada konsentrasi 1% dan 2% pada gigi-gigi yang mengalami nyeri intradental akibat inflamasi pulpa pada hari pertama dan hari ketiga.

  2. Untuk melihat efek analgesik ekstrak jahe merah (Zingiber officinale roscoe) pada konsentrasi 1% dan 2% dibanding dengan eugenol yang sering dipakai sebagai pereda nyeri pada gigi-gigi yang mengalami inflamasi pulpa pada hari pertama dan hari ketiga.

1.4 Manfaat Penelitian

  1.4.1 Manfaat Klinis

  Meningkatkan pengembangan material kedokteran gigi yang berasal dari bahan alam dalam mengatasi nyeri pulpa.

  1.4.2 Manfaat Teoritis

  Memberikan informasi bagi dokter gigi mengenai efek analgesik ekstrak jahe merah terhadap nyeri pulpa

  1.4.3 Manfaat Praktis

   Meningkatkan pelayanan kesehatan gigi pada masyarakat dengan menggunakan bahan alami dan mudah didapat.  Meningkatkan pelayanan kesehatan gigi pada masyarakat dengan menggunakan bahan alami dengan harga yang terjangkau.

Dokumen yang terkait

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Hubungan Status Gizi dan Asupan Energi Dengan Kelelahan kerja pada Pekerja di PT. Perkebunan Nusantara I Pabrik Kelapa Sawit Pulau Tiga Tahun 2015

0 0 8

Hubungan Status Gizi dan Asupan Energi Dengan Kelelahan kerja pada Pekerja di PT. Perkebunan Nusantara I Pabrik Kelapa Sawit Pulau Tiga Tahun 2015

1 0 17

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Motivasi dan Kompetensi Bidan terhadap Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil pada Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Puskesmas di Kabupaten Aceh Barat

0 1 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Apendisitis - Perbandingan Keakuratan Antara C – Reaktif Protein Dan Hitung Leukosit Dalam Mendiagnosis Radang Apendiks Akut Pada Anak Di Rumah Sakit Pendidikan FK USU

1 4 13

BAB 2 TINJAUAN PUSATAKA 2.1 Resin Akrilik Polimerisasi Panas 2.1.1 Komposisi - Pengaruh Perendaman Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Dalam Ekstrak Kayu Manis Terhadap Jumlah Candida albicans

0 0 25

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Perendaman Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Dalam Ekstrak Kayu Manis Terhadap Jumlah Candida albicans

0 0 8

Pengaruh Perendaman Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Dalam Ekstrak Kayu Manis Terhadap Jumlah Candida albicans

0 0 15

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Nilai Konversi Jarak Vertikal Dimensi Oklusi Dengan Panjang Jari Tangan Kanan Pada Suku Batak Toba

0 0 21

Judul Efek Analgesik Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinale roscoe ) Terhadap Inflamasi Pulpa pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cniculus) (Penelitian In Vivo)

0 0 23

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Nyeri Pulpa - Efek Analgesik Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) Terhadap Inflamasi Pulpa pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian in vivo)

0 2 12