Tinjauan Hukum Penerapan Manajemen Risiko Pada Bank Syariah Dalam Kaitannya Dengan Bancassurance (Riset : Pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Iskandar Muda)

PENDAHULUAN A.

  Latar Belakang Asuransi ialah suatu perjanjian yang dibuat oleh kedua belah pihak, dimana penanggung yaitu perusahaan asuransi yang mengikatkan diri kepada tertanggung yaitu konsumen, dengan memberikan premi untuk memberikan suatu penggantian karena suatu kerusakan, kehilangan, atau kerugian. Seperti yang dijelaskan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang Pasal 246 :

  Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena

   suatu peristiwa yang tak tertentu .

  Dalam Undang-undang No 2 Tahun 1992 tentang usaha perasuransian menyatakan bahwa : Asuransi adalah perjanjian dengan mana penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan meneriman premi asuransi untuk memberikan penggantian kepadanya karena kemudian kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung dari suatu peristiwa tidak pasti atau memberikan suatu pembayaran atas meninggal

   atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

  Asuransi juga disebut sebagai perjanjian untung-untungan, hanya saja pengaturan yang memasukkan asuransi ke dalam perjanjian untung-untungan rasanya kurang tepat, sebab dalam perjanjian untung-untungan pihak-pihak secara sadar dan

   sengaja menjalani suatu kesempatan untung-untungan secara tidak seimbang.

  Sedangkan dalam asuransi hal itu tidak ada.

  Hanya saja dengan perkembangan asuransi sekarang ini, walaupun tidak 1 terjadi ketidak pastian pihak penanggung tetap membayar uang asuransi sesuai 2 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang Pasal 246. 3 UU No 2 Tahun 1992 tentang Usaha perasuransian.

  Emmy Pangaribuan Simanjuntak, Hukum Pertanggungan, Seksi Hukum Dagang Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, 1980 Yogyakarta hlm. 7 . dengan kesepakatan mereka yang sudah dituangkan dalam perjanjian (polis asuransi). Hal ini dimungkinkan dengan adanya kebebasan berkontrak para pihak yang dianut dalam hukum perdata. Jadi asuransi tersebut sudah mengandung unsur menabung

  

  (saving) zaman sekarang ini dimana semua berjalan dengan sangat cepat karena adanya perkembangan teknologi yang ikut menunjang perkembangan perekonomian, menyebabkan kebutuhan masyarakat akan asuransi menjadi sangat tinggi dikarenakan masyarakat sekarang sudah sadar akan pentingnya asuransi dalam kehidupan mereka. Selain untuk mengalihkan resiko pada dirinya jika terjadi suatu evenement , asuransi juga menimbulkan rasa aman kepada si tertanggung.

  Hal ini membuat perusahaan asuransi semakin berkembang pesat. Untuk terus memberikan rasa kepercayaan kepada para konsumen, perusahaan asuransi terus meningkatkan produk mereka dengan memberikan pilihan-pilihan asuransi yang semakin beragam dan dibutuhkan bagi para konsumen. Untuk memasarkan produk- produk asuransi yang semakin beragam ini, perusahaan asuransi mulai menggunakan teknik pemasaran yang lebih efisien dan efektif, yaitu dimana perusahaan asuransi melakukan kerjasama dengan pihak bank, hal inilah yang dinamakan dengan bancassurance .

  Sedangkan bank menurut Undang-Undang Perbankan NO 10 tahun 1998 tentang Perbankan dalam Pasal 1 (2) menyatakan bahwa : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan

   4 bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak.

  

Abdul Muis, Hukum Asuransi dan Bentuk-Bentuk Perasuransian, Fakultas Hukum USU, 2005 Medan,

hlm. 4. 5 UU No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan Pasal 1 ayat 2.

  Menurut Prof G.M. Verrijn Stuart bancasurrance adalah layanan bank dalam menyediakan produk asuransi yang memberi perlindungan dan produk investasi untuk memenuhi kebutuhan finansial jangka panjang. Bank merupakan salah satu badan usaha lembaga keuangan yang bertujuan memberikan kredit, baik dengan alat pembayaran sendiri, dengan uang yang diperolehnya dari orang lain, dengan jalan

   mengedarkan alat-alat pembayaran baru berupa uang giral.

  Begitu pula dengan pihak bank ketika melihat bahwa produk-produk perbankan konvensional, seperti tabungan dan deposito dianggap tidak menarik lagi, pihak bank merasa perlu melakukan suatu terobosan baru untuk memberi kepuasaan kepada konsumen, pihak bank merasa perlu juga untuk melakukan kerjasama dengan perusahaan asuransi untuk memasarkan produk-produk mereka, hal ini merupakan tujuan dari bancassurance itu sendiri.

  Sejarah bancassurance bermula di Prancis pada awal 1990an. Secara sederhana, bancassurance adalah suatu bentuk kerjasama ( aliansi pemasaran ) antara bank dengan asuransi. Karena bancassurance tergolong “barang” baru, banyak orang salah mengartikannya, secara umum orang beranggapan bahwa bancassurance adalah praktek menjual produk asuransi lewat bank padahal hal sebaliknya juga dapat terjadi. Artinya bisa terjadi pertukaran silang antara kedua lembaga bank dan asuransi ini dimana bank dapat menjual produk asuransi dan sebaliknya asuransi dapat menjual

   produk bank.

  Bagi bank maupun asuransi, kerjasama dalam pemasaran ini tentu diharapkan dapat meningkatkan kinerja mereka sekaligus dapat memberikan nilai tambah bagi nasabahnya. Bank dapat memanfaatkan yang selama ini dimiliki asuransi baik berupa 6 produk yang terbukti mamiliki pasar luas maupun berupa jaringan personil berupa 7 apa itu bancassurance, diakses pada tanggal 21 desember 2013.

  

http:// underground-paper.blogspot.com, sejarah Bancassurance, diakses pada tanggal 21 desember 2013. agen penjualan asuransi, sementara asuransi juga dapat memanfaatkan kelebihan yang dimiliki bank berupa jaringan kantor maupun teknologi yang memungkinkan asuransi dapat mempergunakannya dalam kegiatan pemasaran produk mereka, keberhasilan dalam menjual produk bancassurance akan dinikmati baik oleh bank maupun asuransi yang menjalin kerjasama tersebut maupun nasabahnya.

  Bancassurance adalah untuk melayani kebutuhan nasabah dan memberikan

  solusi yang menyeluruh kepada nasabah bank, serta melakukan proteksi terhadap risiko bank. Dan tujuan bancassurance bagi bank itu sendiri ialah untuk meningkatkan fee based income, loyalitas nasabah dan efektifitas penjualan dalam

   bank serta melakukan proteksi terhadap risiko bank.

  Produk bancassurance yang paling banyak dipraktekkan selama ini berupa penggabungan produk tabungan dari bank dengan produk asuransi jiwa dari asuransi.

  Alasan pengembangan produk bancassurance yang menggabungkan kedua jenis produk tersebut didasari semata-mata oleh kepraktisan dan fleksibilitas kedua produk tersebut yang tidak sulit untuk digabungkan, produk bancassurance dapat berupa produk tabungan dari bank dengan memberikan tambahan asuransi jiwa dari asuransi atau juga dapat terjadi sebaliknya produk asuransi jiwa dari asuransi yang mengkaitkan dengan tabungan dari bank yang berfungsi sebagai sarana pembayaran preminya jadi dalam bancassurance bank dengan asuransi saling dapat bertindak sebagai produsen maupun sebagai agen penjualannya.

  Bancassurance ini pun meliputi kerjasama produk-produk bank dan asuransi

  yang lebih condong dalam bidang perkreditan dan investasi dimana pihak bank 8 memberi penawaran kredit dan usaha investasi kepada nasabah lalu pihak asuransi

Ikatan Bankir Indonesia, Memahami Bisnis Bank, : PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2013, hlm. 102. yang memberikan perlindungan kredit ataupun investasi terhadap produk bank tersebut agar nasabah merasa aman dan tidak merasa terbebani jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dalam berlangsungnya usaha kredit ataupun investasi tersebut karena akan ditanggulangi oleh pihak asuransi.

  Bersamaan dengan hal ini pula Perbankan Syariah juga berkembang dengan pesat di Indonesia karena mayoritas dari penduduk Indonesia yang beragama Islam yang menginginkan adanya sebuah bank yang berbasis hukum Islam atau Syariah di Indonesia. Permintaan dan tuntutan inilah yang melahirkan Perbankan Syariah di Indonesia. Dan bank-bank Syariah yang sekarang ini ada lebih banyak berasal dari bank-bank konvensional yang telah lama berdiri lalu membuka cabang baru dengan basis Syariah, hal ini juga yang dilihat oleh perusahaan asuransi bahwa Perbankan Syariah atau bank-bank yang berbasis Syariah ini mempunyai potensi pasar yang cukup besar maka tidak bisa dipungkiri bahwa perusahaan asuransi juga melirik kerjasama bancassurance di dalam perbankan syariah.

  Potensi pasar inilah yang menjadi alasan mengapa perusahaan asuransi ingin melakukan kerjasama dengan pihak bank, melalui kerjasama yang lebih dikenal dengan bancassurance ini pihak bank dan pihak asuransi membuat kerjasama yang sama-sama menguntungkan, namun kerjasama ini belum banyak diketahui oleh masyarakat terutama para calon nasabah di Perbankan Syariah apalagi dengan belum adanya kepastian hukum mengenai bancassurance dalam bank syariah sehingga membuat para calon nasabah ragu untuk menggunakan produk bancassurance untuk itu penulis memilih judul “Tinjauan Hukum Penerapan Manajemen Risiko Pada Bank Syariah Dalam Kaitanya Dengan Bancassurance (Riset Pada Bank Syariah Mandiri)”.

  B.

  Pemasalahan

  Mengingat luas nya pembahasan tentang penerapan manajemen risiko dan

  bancassurance maka saya akan membatasi hal-hal yang di bahas di dalam skripsi saya

  ini menjadi beberapa pokok pembahasan yaitu : 1.

  Bagaimana penerapan manajemen risiko pada bank dalam kaitannya dengan

  bancassurance 2.

  Bagaimana sistem manajemen resiko untuk bancassurance dilihat dari PBI NO 11/25/2009 dan SEBI NO 12/35/DPNP/2010 3. Bagaimana pelaksanaan dan prosedur Bancassurance dalam perbankan syariah C.

  Tujuan Penulisan Tujuan penulisan tentang tinjauan hukum penerapan manajemen resiko dalam bank dalam hal bancassurance ini sendiri ialah untuk :

  1. Mengetahui bagaimana penerapan manajemen risiko pada bank dalam kaitannya dengan bancassurance

2. Mengetahui bagaimana sistem manajemen resiko untuk bancassurance dilihat dari

  PBI NO 11/25/2009 dan SEBI NO 12/35/DPNP/2010 3. Mengetahui bagaimana pelaksanaan dan prosedur bancassurance dalam perbankan syariah

  D.

  Manfaat Penulisan Ada pun penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat, baik manfaat teoritis, maupun praktis. Kedua manfaat tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Secara Teoritis Penulisan skripsi ini merupakan sumbangan pemikiran bagi ilmu pengetahuan hukum perdata khususnya bidang perbankan dan asuransi mengenai manajemen risiko bagi kedua belah pihak perusahaan tersebut yang melakukan kerjasama bancassurance.

  2. Secara Praktis Dengan semakin banyaknya permasalahan yang timbul dalam dunia perbankan dewasa ini terutama yang berkaitan dengan manajemen risiko terhadap kerjasama bancassurance, pembahasan terhadap permasalahan diharapkan dapat menjadi masukan bagi masyarakat dan para calon nasabah nyang ingin memakai jasa bancassurance sehingga masyarakat dan para calon nasabah bisa memilah produk perbankan mana yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

  E.

  Metode Penulisan 1.

  Jenis Penelitian untuk melengkapi penulisan skripsi ini agar dapat mencapai tujuan dan dapat lebih terarah serta dapat dipertanggung jawabkan, maka penulisan menggunakan jenis penelitian hukum normatif dan field research, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti dan melakukan penelitian lapangan pada Bank Syariah Mandiri kantor cabang Iskandar Muda Kota Medan.

2. Bahan Hukum

  Materi dalam skripsi ini diambil dari data sekunder, adapun data sekunder yang dimaksud adalah: Bahan hukum Primer, yaitu: a.

  Dokumen-dokumen hukum yang mengikat dan ditetapkan oleh pihak yang berwenang seperti peraturan dasar perundang-undangan. Dalam tulisan ini antara lain adalah Kitab undang-undang Hukum Perdata dan Undang-Undang No 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, Undang-Undang No 2 Tahun 1992 tentang usaha perasuransian, Peraturaan Bank Indonesia No 11/25/2009 tentang Sistim Manajemen Risiko, Surat Edaran Bank Indonesia No 12/25/DPNP tahun 2010 tentang Bancassurance , serta peraturan-peraturan lainnya.

  b.

  Bahan hukum sekunder, yaitu: Semua dokumen yang merupakan informasi atau hasil kajian penerapan manajemen risiko dalam bank maupun penerapan manajemen risiko dalam perusahaan asuransi serta kerjasama anatara keduanya melalui

  bancassurance, seperti seminar-seminar, makalah-makalah, koran-koran,

  karya ilmiah dan dari sumber-sumber internet yang berkaitan dengan soal di atas.

  c.

  Bahan hukum tersier, yaitu: Bahan-bahan hukum yang memberikan petunjuk dan penjelasan serta penunjang dari bahan hukum primer dan sekunder, seperti kamus bahasa umum dan kamus hukum, serta bahan-bahan hukum diluar bidang hukum yang relevan dan dapat dipergunakan untuk melengkapi data penulisan skripsi ini. Selanjutnya situs website yang juga menjadi bahan dalam penulisan skripsi ini.

3. Teknik Pengumpulan Data

  Adapun teknik pengumpulan data dari penulisan skripsi ini, penulis menggunakan wawancara serta metode studi pustaka (library research) dan juga melalui bantuan media elektronik yaitu layanan internet (internet services) dan mengumpulkan data langsung ke pihak Bank Syariah Mandiri kantor cabang Iskandar Muda. Dengan metode menganalisis data menggunakan analisis kualitatif, yaitu data yang diperoleh kemudian disusun secara sistematis dan selanjutya dianalisis secara kualitatif untuk mendapatkan kejelasan maslah yang akan dibahas. Untuk memperoleh data dari sumber ini penulis menafsirkan, membandingkan serta menterjemahkan berbagai buku dan artikel yang berhubungan dengan tinjauan hukum penerapan manajemen risiko pada bank syariah dalam kaitanya dengan bancassurance.

4. Analisis data

  Metode analisi data yang dilakukan penulis adalah dengan menggunakan metode pendekatan kualitatif. Pendekatan ini akan mengolah dan menyajikan data tentang tinjauan hukum penerapan manajemen risiko terhadap bancassurance dalam bank syariah. Pendekatan ini juga akan dipakai dalam konstuksi analisa data yang telah diolah sehingga akan memperoleh kesimpulan dengan permasalahan yang telah dirumuskan.

  Dalam penelitian ini metode pendekatan yang digunakan yaitu secara deskriptif dimulai dengan analisis terhadap prinsip-prinsip pengaturan sesuai dengan masalah yang diteliti. Metode ini digunakan mengingat permasalahan yang diteliti berkisar pada peraturan-peraturan. Spesifikasi suatu penelitian bisa dicapa sampai tahap deskriptif atau inferensial, penelitian deskriptif apabila hanya menggambarkan keadaan objek, sebaliknya penelitian inferensial tidak hanya melukiskan tetapi dengan keyakinan tertentu mengambil kesimpulan–kesimpulan. Berdasarkan kesimpulan itulah nantinya dijadikan dasar deduksi untuk menghadapi persoalan

   khusus atau tindakan praktis dengan kejadian tertentu.

  Dengan spesifikasi demikian maka diharapkan penelitian ini dapat mendeskripsikan aspek pemanfaatan upaya perdamaian dan menggambarkan kondisi yuridis dari pokok permasalahan yang di teliti.

  Perolehan dan guna penelitian ini terutama akan ditempuh melalui studi kepustakaan baik itu melalui internet, buku-buku ilmiah, koran, serta peraturan- peraturan yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini. Sedangkan teknik analisis dilakukan secara kualitatif karena bertitik tolak dari data yang bersifat non-statistik.

  F.

  Keaslian Penulisan Penulisan ini dibuat oleh penulis sendiri atas ide penulis, karena adanya ketertarikan penulis di dalam bidang hukum perbankan dan juga hukum asuransi.

  Hal ini juga karena penulis melihat adanya fenomena yang terjadi di dalam kedua lembaga keuangan tersebut yang mana telah terjadi kerjasama antara lembaga ini yang disebut dengan bancassurance.

  Judul skripsi ini belum pernah dibuat oleh mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara sebelumnya. Seumpama ada kesamaan yang terjadi di antara skripsi penulis dengan skripsi yang lain maka hal tersebut pasti terjadi karena tidak sengaja dan tentunya pembahasan serta cara pendekatan yang berbeda. Penulisan ini juga dilengkapi dengan adanya kutipan-kutipan dari beberapa sumber dengan tidak bermaksud untuk mengurangi manfaat, tujuan dan keaslian dari penulisan ini.

9 Sutisno Hadi, Metodologi Research, Penerbit Fak. Psikologi Universitas Gajah Mada, jilid 1, yogyakarta, 1982, hlm. 3.

  G.

  Sistematikan Penulisan Suatu penulisan ilmiah perlu dibatasi ruang lingkupnya agar hasil yang akan diuraikan terarah dan data yang diperoleh relevan untuk menggambarkan keadan yang sebenar nya dan menghindari data yang membias. Untuk mendapati maksud seperti yang telah diuraikan sebelumnya maka pembahasan dalam penulisan ini mencakup 5 bab yaitu :

  BAB I : PENDAHULUAN Merupakan pendahuluan yang menguraikan apa yang menjadi latar belakang permasalahan dari skripsi ini, merumuskan masalah yang akan menjadi pokok pembahasan dalam skripsi ini, memaparkan tujuan dan manfaat dari penulisan skripsi ini.

  BAB II : TINJAUAN UMUM TENTANG BANCASSURANCE dalam bab ini menjelaskan secara khusus tentang bancassurance yang di lakukan dengan melihat teori dan sejarah dan latar belakang bancassurance serta melihat bentuk-bentuk bancassurance dan kaitannya di dalam hubungan bank dan asuransi

  BAB III : KONSEP PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO Berisikan tiga permasalahan yaitu yang pertama mengenai uraian teoritis penerapana manjemen risiko di dalam bank dilihat dari Peraturan Bank Indonesia No 5 Tahun 2003 kedua mengenai penerapan manajemen risiko di dalam bancassurance dilihat dari Surat Edaran Bank Indonesia No 12 Tahun 2010 dan ketiga membahas tentang asuransi di dalam perbankan syariah dan penerapan manajemen risiko secara syariah BAB IV : TINJAUAN HUKUM DALAM PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DALAM HAL BANCASSURANCE DI BANK SYARIAH (RISET PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG ISKANDAR MUDA KOTA MEDAN) Dalam bab ini akan menjawab tentang semua permasalahan yang terjadi di dalam praktek penerapan manajemen risiko bancassurance serta pelaksanaan dan penyelesaian nya bila terjadi risiko dan menjawab pertanyaan mengapa bancassurance tetap sebagai suatu produk kerjasama antara bank dan asuransi sehingga harus di terapkan manajemen resiko dan bukanlah bagian dari sistem manajemen resiko itu sendiri.

  BAB V : PENUTUP Berisi kesimpulan dan saran-saran yang ditarik berdasarkan hasil analisis data, dimana berdasarkan kesimpulan ini kemudian diberikan saran-saran yang dianggap dapat memberikan masukan-masukan untuk semua pihak, minimal dapat memperluas wacan pemikiran