BAB II - Tinjauan Hukum Penerapan Manajemen Risiko Pada Bank Syariah Dalam Kaitannya Dengan Bancassurance (Riset : Pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Iskandar Muda)

  BAB IV : TINJAUAN HUKUM DALAM PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DALAM HAL BANCASSURANCE DI BANK SYARIAH (RISET PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG ISKANDAR MUDA KOTA MEDAN) Dalam bab ini akan menjawab tentang semua permasalahan yang terjadi di dalam praktek penerapan manajemen risiko bancassurance serta pelaksanaan dan penyelesaian nya bila terjadi risiko dan menjawab pertanyaan mengapa bancassurance tetap sebagai suatu produk kerjasama antara bank dan asuransi sehingga harus di terapkan manajemen resiko dan bukanlah bagian dari sistem manajemen resiko itu sendiri.

  BAB V : PENUTUP Berisi kesimpulan dan saran-saran yang ditarik berdasarkan hasil analisis data, dimana berdasarkan kesimpulan ini kemudian diberikan saran-saran yang dianggap dapat memberikan masukan-masukan untuk semua pihak, minimal dapat memperluas wacan pemikiran

BAB II BANCASSURANCE

  A.

  Latar Belakang Timbulnya Bancassurance

  Sebelum tahun 1970-an asuransi didistribusikan oleh agen asuransi dan broker secara tradisional. Metode distribusi tradisional ini yang bertahan lama di Inggris, Jerman dan Swiss.

  Lambat laun perusahaan asuransi membentuk kemitraan dengan bank

   sehingga perusahaan asuransi dapat menjual produknya bagi nasabah bank.

  Pengaturan kemitraan ini dapat menguntungkan bagi kedua perusahaan. Bank dapat memperoleh penghasilan tambahan dengan menjual produk asuransi, sedangkan perusahaan asuransi mampu memperluas basis pelanggan mereka tanpa harus memperluas kekuatan penjualan mereka atau membayar komisi kepada agen asuransi atau broker, hal ini lah yang melahirkan bancassurance.

  Pada awal 1970 bancassurance bermula di Prancis secara sederhana, yang dilakukan oleh sebuah perusahaan asuransi jiwa dan kerugian yang bernama

  Assurances du Credit Mutuel, bancassurance adalah suatu bentuk kejasama aliansi

  

  pemasaran antara bank dengan asuransi. Karena bancassurance tergolong barang baru, banyak orang salah mengartikannya. Secara umum orang beranggapan bahwa

  bancassurance adalah praktek menjual produk asuransi lewat bank. Padahal, hal

  sebaliknya juga dapat terjadi. Artinya bisa terjadi pertukaran silang antara kedua lembaga bank dan asuransi ini, dimana bank dapat menjual produk asuransi dan sebaliknya asuransi dapat menjual produk bank.

  Bancassurance mulai diperkenalkan di Indonesia pada pertengahan tahun

  1990 oleh bank-bank besar di indonesia seperti diperkenalkan oleh Bank Lippo

  

  dengan produk nya Lippo Life yang juga dikenal dengan produk warisan. Produk

  10 selayang pandang bancassurance diakses pada tanggal 21 desember 2013. 11 12 Ibid .

  Ibid. warisan dinilai sukses, kemudian diikuti dengan Bank Niaga dengan tabungan pendidikannya, dan Bank Danamon dengan asuransi kesehatannya dan lain-lain.

  Dalam Peraturan Bank Indonesia No.11/25/PBI/2009 Tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia No.5/8/PBI/2003 Tentang Penerapan Manajemen Resiko Bagi Bank Umum istilah bancassurance telah disebutkan dalam Pasal 11 ayat 2 yang mengatakan “Laporan terkait aktivitas tertentu meliputi antara lain laporan pelaksanaan keagenan dan/atau laporan pelaksanaan kegiatan

  bancassurance”. Dengan demikan maka perlu di ketahui pengertian dari bancassurance itu sendiri.

  B.

  Pengertian Bancassurance Kata bancassurance sendiri berasal dari bahasa Inggris yaitu bank dan

  insurance atau asuransi, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bancassurance

  adalah aktivitas kerjasama pemasaran antara perusahaan asuransi dengan pihak bank dimana bank berindak sebagai agen penjualan produk-produk asuransi di dalam jangkauan wilayah pemasaran bank.

  Pengertian bancassurance di dalam Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/35/DPNP adalah :

  Aktivitas kerjasama pemasaran antara Bank dengan perusahaan asuransi

   dalam rangka memasarkan produk asuransi melalui bank.

  Aktivitas kerjasama ini diklasifikasikan dalam 3 (tiga) model bisnis yaitu : 1. Referensi

  Referensi merupakan suatu aktivitas kerjasama pemasaran produk asuransi, 13 dengan Bank hanya mereferensikan atau merekomendasikan suatu produk

  SEBI No 12/3/DPNP Tahun 2010 asuransi kepada nasabah. Peran Bank dalam melakukan pemasaran terbatas sebagai perantara dalam meneruskan informasi produk asuransi dari perusahaan asuransi mitra bank kepada nasabah atau menyediakan akses kepada perusahaan asuransi untuk menawarkan produk asuransi kepada nasabah. Aktivitas ini dibedakan sebagai berikut:

  a) Referensi dalam rangka produk bank

  Bank mereferensikan atau merekomendasikan produk asuransi yang menjadi persyaratan untuk memperoleh suatu produk perbankan kepada nasabah. Persyaratan keberadaan produk asuransi tersebut dimaksudkan untuk kepentingan dan perlindungan kepada bank atas resiko terkait dengan produk yang diterbitkan atau jasa yang dilaksanakan oleh bank kepada nasabah. Dalam hal ini, pada hakikatnya produk asuransi juga untuk melindungi debitur sebagai pihak tertanggung meskipun dalam polis dicantumkan banker’s clause karena bank sebagai penerima manfaat. Tujuan aktivitas bancassurance ini sama halnya dengan alasan yang melatarbelakangi timbulnya bancassurance pertama kalinya.

  Contoh produk bank yang mempersyaratkan keberadaan asuransi adalah: 1)

  Kredit kepemilikan rumah yang disertai kewajiban asuransi kebakaran terhadap rumah atau bangunan yang dibiayai oleh bank serta asuransi jiwa terhadap nasabah peminjam (debitur). 2)

  Kredit kendaraan bermotor yang disertai kewajiban asuransi kerugian terhadap kendaraan bermotor yang dibiayai oleh bank.

  3) Kredit kepada pegawai/pensiunan yang disertaikewajiban asuransi jiwa terhadap nasabah peminjam (debitur). b) Referensi tidak dalam rangka produk bank

  Jika dalam referensi dalam rangka produk bank, produk asuransi melekat pada produk perbankan dan menjadi persyaratan untuk mendapatkan produk perbankan maka referensi tidak dalam rangka produk bank, bank mereferensikan produk asuransi secara terpisah dengan produk bank.

  Aktivitas kerjasama pemasaran ini dapat dilakukan melalui: 1)

  Bank meneruskan brosur, leaflet, dan/atau hal-hal sejenis yang memuat penawaran, informasi, dan/atau penjelasan dari perusahaan asuransi mitra bank atas suatu produk asuransi kepada nasabah bank, baik secara tatap muka maupun melalui surat dan media elektronik, termasuk menggunakan website bank. Dalam hal nasabah memerlukan informasi lebih lanjut atau bermaksud membeli produk asuransi yang direferensikan melalui pemasaran tersebut, maka bank harus mengarahkan nasabah ke perusahaan asuransi mitra bank yang bersangkutan. 2)

  Bank menyediakan ruangan di dalam lingkungan kantor bank yang dapat digunakan oleh perusahaan asuransi mitra bank dalam rangka pemasaran produk asuransi (in-branch sales) kepada nasabah. 3)

  Bank menyediakan data nasabah yang dapat digunakan oleh perusahaan asuransi mitra bank dalam rangka pemasaran produk asuransi. Namun dalam hal ini demi perlindungan data nasabah dan sebagaimana diatur dalam peraturan Bank Indonesia No. 7/6/PBI/2005 tentang Transparansi informasi Produk Bank dan Penggunaan Data

  Pribadi Nasabah, bank harus meminta persetujuan para nasabah bank tersebut secara tertulis.

  2. Kerjasama Distribusi Kerjasama distribusi merupakan suatu aktivitas kerjasama pemasaran produk asuransi, dengan Bank berperan memasarkan produk asuransi dengan cara memberikan informasi mengenai produk asuransi tersebut secara langsung kepada nasabah. Penjelasan dari Bank dapat dilakukan dengan tatap muka langsung dengan nasabah dan/atau dengan menggunakan sarana komunikasi (telemarketing), termasuk melalui surat, media surat, dan website bank.

  Peran bank tidak hanya sebagai perantara dalam meneruskan informasi produk asuransi dari perusahaan asuransi mitra bank kepada nasabah, tetapi Bank juga memberikan penjelasan secara langsung yang terkait dengan produk asuransi seperti karakteristik, manfaat, dan resiko dari produk yang dipasarkan dan meneruskan minat dan permintaan pembelian produk asuransi dari nasabah kepada perusahaan asuransi mitra Bank.

  3. Integrasi Produk Integrasi produk merupakan suatu aktivitas kerjasama pemasaran produk asuransi, dengan Bank berperan memasarkan produk asuransi kepada nasabah dengan cara melakukan modifikasi dan/atau menggabungkan produk asuransi dengan produk Bank.

  Aktivitas kerjasama pemasaran produk ini dilakukan oleh bank dengan cara menawarkan atau mmenjual bundled product kepada nasabah melalui tatap muka dan/atau dengan menggunakan sarana telekomunikasi (telemarketing), termasuk melalui surat, media elektronik, dan website Bank.

  Dengan demikian peran Bank tidak hanya meneruskan dan memberikan meneruskan dan memberikan penjelasan yang terkait dengan produk asuransi kepada nasabah, tetapi juga tetapi juga menindaklanjuti aplikasi nasabah atau

  bundled product, termasuk yang terkait dengan produk asuransi kepada perusahaan asuransi mitra Bank.

  C.

  Bentuk-Bentuk Bancassurance Pada umunya bentuk kemitraan atau kerjasama antara bank dan perusahaan asuransi dalam praktek ada beberapa bentuk yaitu: a.

  Penggabungan pemasaran Penggabungan pemasaran ini dapat berbentuk exclusive atau non exclusive .

  Exclusive berarti kedua belah pihak tidak dapat memasuki penggabungan

  pemasaran yang serupa dengan pihak lain, sedangkan non exclusive berarti sebaliknya. Kelebihan dari bentuk kemitraan ini ialah tidak memerlukan modal yang sangat besar, karena merupakan penggabungan dari produk dan layanan dari bank dan perusahaan asuransi dengan dukungan jaringan distribusi yang luas dan lebih dekat dengan konsumen.

  Sistem bancassurance seperti ini harus diperkuat dengan suatu sistem perjanjian keagenan antara bank dan asuransi yang disebut dengan kontrak agensi.

  Kontrak agensi ini ialah perjanjian antara bank dan perusahaan asuransi yang isi nya merupakan kesepakatan antara kedua belah pihak mengenai saluran distribusi produk asuransi melalui bank yang di dalamnya tercantum mengenai hak dan kewajiban bank maupun pihak perusahaan asuransi. b.

  Membentuk perusahaan distribusi joint venture Dalam bentuk ini perusahaan asuransi dan bank sepakat untuk membentuk suatu perusahaan baru. Karyawan perusahaan ini merupakan gabungan antara karyawan dari bank dan asuransi serta mempunyai direksi yang terpisah dari direksi bank dan direksi perusahaan asuransi. Produk dan layanan dapat diciptakan bersama oleh bank dan asuransi di luar manajemen perusahaan ini.

  Pada perusahaan distribusi joint venture ini ada kewajiban dari masing- masing pihak untuk menyetor sejumlah modal tertentu. Hal ini akan menimbulkan komitmen jangka panjang dari masing-masing pihak.

  c.

  Akuisisi Pada bentuk bentuk ini satu pihak mengakuisisi seratus persen saham pihak lain yaitu bank atau perusahaan asuransi. Keuntungan dari akuisisi adalah pengaturan dari satu pihak saja yang berkepentingan di perusahaan ini.

  Kelemahan dari bentuk ini ialah membutuhkan modal yang sangat besar dan kemungkinan dari adanya perbedaan tujuan dari pemegang perusahaan yang lama dengan yang baru membuat adanya ketidakharmonisan yang membuat pelaksanaan operasional menjadi tidak semestinya.

  Di dalam bentuk apapun kerjasama antara perusahaan asuransi dan bank akan menjadi selaras dan serasi apabila bank dan perusahaan asuransi menjadi mitra yang sejajar yang saling mengisi satu sama lainya.

Dokumen yang terkait

BAB I PENDAHULUAN - Evaluasi Keseimbangan Lintasan Kerja dengan Pendekatan Ergonomi Menggunakan Metode Work Sampling

0 0 8

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Harga Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap RSU. Bunda Thamrin

1 1 7

BAB II PROFIL INSTANSI A. Sejarah Ringkas Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara - Pengaruh Komunikasi Dan Informasi Dalam Meningkatkan Aktivitas Kerja Pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

0 0 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air 2.1.1 Defenisi Air - Penentuan Nilai pH dan Alkalinitas pada Air Filter HM. Yamin di Laboratorium PDAM Tirtanadi Medan

0 0 19

BAB III SISTEM PENGAWASAN INTERNAL GAJI PADA BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR WILAYAH SUMBAGUT - Sistem Pengawasan Internal Gaji Pada BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Sumbagut

0 0 14

BAB II BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR WILAYAH SUMBAGUT A. Sejarah Ringkas - Sistem Pengawasan Internal Gaji Pada BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Sumbagut

0 0 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan Suami A.1. Pengertian dukungan - Dukungan Suami Terhadap Kepercayaan Diri Istri Menjalani Aktivitas Setelah Masa Nifas di Rumah Bersalin Madina Kecamatan Medan Tembung Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

0 0 13

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Dukungan Suami Terhadap Kepercayaan Diri Istri Menjalani Aktivitas Setelah Masa Nifas di Rumah Bersalin Madina Kecamatan Medan Tembung Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

0 0 7

Analisa Kemantapan Lereng Menggunakan Metode Elemen Hingga Dengan Pendekatan Model Soft Soil

0 0 32

Analisa Kemantapan Lereng Menggunakan Metode Elemen Hingga Dengan Pendekatan Model Soft Soil

0 0 13