Joko Budi Poernomo, M.Pd

  

PENGARUH PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK

TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS GRAFIK PADA

MATERI POKOK GERAK LURUS KELAS X SMA N 13 SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Fisika

  Oleh :

FITRI RIYANI

  NIM : 073611022

PERNYATAAN KEASLIAN

  Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Fitri Riyani NIM : 073611022 Jurusan/Program Studi : Tadris Fisika/S1 Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

  Semarang, 29 November 2011 Saya yang menyatakan, Fitri Riyani NIM: 073611022

KEMENTERIAN AGAMA

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS TARBIYAH

  Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus 2 Ngaliyan Telp 7601295 Fax 7615387 Semarang 50185

  

PENGESAHAN

  Naskah skripsi dengan: Judul : Pengaruh Pemahaman Konsep Peserta Didik Terhadap

  Kemampuan Menganalisis Grafik Pada Materi Pokok Gerak Lurus Kelas X SMA N 13 Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012.

  Nama : Fitri Riyani Nim : 073611022 Jurusan : Tarbiyah Program Studi : Tadris Fisika telah diujikan dalam sidang munaqasah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Tadris Fisika.

  Semarang, 20 Desember 2011

  Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,

H. Mursid M.Ag Joko Budi Poernomo, M.Pd NIP: 196703005 200112 1 001 NIP: 19760214 200801 1 011 Penguji I, Penguji II, Andi Fadllan, S.Si., M.Sc Wenty Dwi Yuniarti, S.Pd., M.Kom NIP: 19800915 200501 1 006 NIP: 19770622 200604 2 005 Pembimbing I, Pembimbing II,

KEMENTRIAN AGAMA

  Jl. Alamat : Jl. Prof. Dr. Hamka Telp/Fax (024) 7601295, 7615387

  NOTA PEMBIMBING Semarang, 2 Desember 2011

  Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

  IAIN Walisongo Di Semarang Assalamual’aikum Wr. Wb.

  Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan : Judul : Pengaruh Pemahaman Konsep Peserta Didik Terhadap Kemampuan

  Menganalisis Grafik Pada Materi Pokok Gerak Lurus Kelas X SMA N 13 Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012. Nama : Fitri Riyani NIM : 073611022 Jurusan : Tadris Fisika Program Studi : S1 Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diajukan dalam Sidang Munaqosah.

  Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

  Pembimbing I

KEMENTRIAN AGAMA

  Jl. Alamat : Jl. Prof. Dr. Hamka Telp/Fax (024) 7601295, 7615387

  NOTA PEMBIMBING Semarang, 29 November 2011

  Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

  IAIN Walisongo Di Semarang Assalamual’aikum Wr. Wb.

  Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan : Judul : Pengaruh Pemahaman Konsep Peserta Didik Terhadap Kemampuan

  Menganalisis Grafik Pada Materi Pokok Gerak Lurus Kelas X SMA N 13 Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012. Nama : Fitri Riyani NIM : 073611022 Jurusan : Tadris Fisika Program Studi : S1 Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diajukan dalam Sidang Munaqosah.

  Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

  Pembimbing II

  ABSTRAK

  Judul : Pengaruh Pemahaman Konsep Peserta Didik Terhadap Kemampuan Menganalisis Grafik Pada Materi Pokok Gerak Lurus Kelas X SMA N

  13 Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012 Penulis : Fitri Riyani NIM : 073611022 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Bagaimanakah pemahaman konsep peserta didik pada materi pokok gerak lurus kelas X di SMA N 13 Semarang.

  2) Bagaimanakah kemampuan menganalisis grafik pada materi pokok gerak lurus kelas X di SMA N 13 Semarang. 3) Apakah ada pengaruh pemahaman konsep terhadap kemampuan menganalisis grafik pada materi pokok gerak lurus kelas X di SMA N 13 Semarang.

  Populasi pada penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X di SMA N 13 Semarang yang berjumlah 253 peserta didik yang terdiri dari 8 kelas. Pada pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling, diperoleh kelas X-2 sebagai kelas uji coba, dan kelas X-1 sebagai kelas penelitian.

  Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi dan metode tes. Pengumpulan data dengan metode tes menggunakan instrumen soal untuk menjaring data X dan Y. Instrumen soal sebelum digunakan untuk mendapat data yang objektif, terlebih dahulu dilakukan pengujian validitas, reliabitas, tingkat kesukaran, daya pembeda.

  Data penelitian yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis regresi satu prediktor. Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan bahwa (1) Pemahaman konsep peserta didik kelas X-1 di SMA N 13 Semarang pada materi pokok gerak lurus cukup tinggi dengan rata-rata 71,17 yang berada pada interval 60- 80. (2) Kemampuan menganalisis grafik materi pokok gerak lurus pada peserta didik kelas X-1 di SMA N 13 Semarang cukup tinggi dengan rata-rata 71,93 yang berada pada interval 60-80. (3) Ada pengaruh positif antara pemahaman konsep peserta didik terhadap kemampuan menganalisis grafik pada materi pokok gerak lurus kelas X di SMA N 13 Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012. Hal ini ditunjukkan darihasil analisis regresi satu prediktor pada taraf signifikansi 5% diperoleh harga F reg = 239,542 > F t = 2,41 dan pada taraf 1% diperoleh harga F reg = 239,542 > F t = 1,85. Sehingga dengan demikian F reg > F t . Setelah diinterpretasikan antara F reg dan F t pada taraf signifikansi 5% dan 1% lebih besar daripada F t hasilnya adalah signifikan. Variasi skor hasil pemahaman konsep terhadap kemampuan menganalisis grafik peserta didik pada materi pokok gerak lurus melalui fungsi taksiran Y = 0,981 + 2,134

KATA PENGANTAR

  

ميحرلا نمحرلا للها مسب

  Alhamdulillah, puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Rabb al-

  Izzati, Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat kepada semua hamba-Nya.

  Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw, Nabi akhir zaman dan pembawa rahmat bagi makhluk seluruh alam. Tidak ada kata yang pantas penulis ungkapkan kepada pihak-pihak yang membantu proses pembuatan skripsi ini, kecuali terima kasih yang sebesar- besarnya kepada: 1. Dr.

  Suja’i, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, beserta staf yang telah memberikan pengarahan dan pelayanan dengan baik.

  2. Drs. Wahyudi, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Tadris Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, yang telah memberikan ijin penelitian dalam rangka penyusunan skripsi.

  3. Andi Fadllan, M.Sc., selaku Ketua Prodi Tadris Fisika Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, dan selaku dosen wali, yang telah memberikan ijin penelitian dalam rangka penyusunan skripsi dan memotivasi serta memberikan arahan selama kuliah.

  4. Joko Budi Poernomo, M.Pd., selaku Pembimbing I, yang telah memberikan waktu dan bimbingan yang sangat berharga sampai selesai penulisan skripsi ini.

  5. Dra. Hj. Munt holi’ah, M.Pd., selaku Pembimbing II, yang telah memberikan waktu dan bimbingan yang sangat berharga sampai selesai penulisan skripsi ini.

  6. Dosen, pegawai, dan seluruh civitas akademika di lingkungan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.

  9. Teman-teman senasib dan seperjuanganku TF 2007 yang ikut memberikan motivasi selama menempuh studi, khususnya dalam proses penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

  10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis hingga dapat diselesaikan penyusunan skripsi ini.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan dan kesempurnaan hasil yang telah didapat.

  Akhirnya, hanya kepada Allah penulis berdo’a, semoga bermanfa’at adanya dan mendapat ridho dari-Nya,

  Amin Yarabbal ‘aalamin.

  Semarang, 20 Desember 2011 Penulis Fitri Riyani NIM. 073611022

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL............................................................................... ........... i PERNYATAAN KEASLIAN...................................................................... ....... ii HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... ........ iii HALAMAN NOTA PEMBIMBING............................................................ ...... iv ABSTRAK................................................................................................ .......... vi KATA PENGANTAR................................................................................. ....... vii DAFTAR ISI............................................................................................ ........... ix DAFTAR TABEL...................................................................................... ......... xi DAFTAR GAMBAR.................................................................................. ........ xii DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... ........ xiii

  BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah......................................................... .....

  1 B. Rumusan Masalah................................................................. ......

  4 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian............................................... ....

  4 BAB II : LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka....................................................................... ......

  6 B. Kajian Teoritik...................................................................... ......

  7 1. Tinjauan Tentang Belajar.................................................. ....

  7 a. Pengertian Belajar........................................................

  7 b. Teori Belajar Fisika.....................................................

  8 c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar...................

  10 2. Pemahaman Konsep......................................................... .....

  11 a. Pengertian Konsep......................................................

  11

  4. Grafik............................................................................ ........

  18 a. Pengertian Grafik.........................................................

  18 b. Fungsi Grafik..............................................................

  19 c. Jenis-Jenis Grafik........................................................

  21 d. Syarat-Syarat Grafik yang Baik.....................................

  21 e. Unsur-Unsur Grafik.....................................................

  22 f. Langkah-Langkah Umum dalam Membuat Grafik.........

  23 5. Materi Gerak Lurus......................................................... ......

  24 a. Gerak Lurus Beraturan (GLB)....................................

  24 b. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)....................

  26 c. Gerak Vertikal Karena Pengaruh Grafitasi Bumi..........

  28 C. Rumusan Hipotesis............................................................... .......

  29 BAB III : METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian...................................................................... ......

  30 B. Tempat dan Waktu Penelitian................................................. ....

  30 C. Populasi dan Sampel Penelitian............................................... ...

  30 D. Variabel dan Indikator Penelitian............................................. ...

  31 E. Teknik Pengumpulan Data..................................................... .....

  34 F. Teknik Analisis Data............................................................. ......

  34 BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Hipotesis............................................................... ......

  41 B. Pembahasan Hasil penelitian.................................................. .....

  51 C. Keterbatasan Penelitian.......................................................... .....

  54 BAB V : PENUTUP A. Simpulan ............................................................................. .......

  55 B. Saran.................................................................................... ........

  56

  

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Distribusi Hasil Belajar Kelas Uji Coba....................................

  42 Tabel 4.2 Distribusi Hasil Belajar Kelas Penelitian...................................

  42

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Grafik hubungan antara kecepatan (v) terhadap waktu (t) .............

  25 Gambar 2.2 Grafik hubungan antara jarak (x) terhadap waktu (t) .....................

  25 Gambar 2.3 Grafik GLBB ............................................................................

  27 Gambar 2.4 Grafik GLBB dipercepat ............................................................

  27 Gambar 2.5 Grafik GLBB diperlambat ..........................................................

  27 Gambar 2.6 Grafik GLBB dipercepat ............................................................

  27 Gambar 2.7 Grafik GLBB dipercepat ............................................................

  27 Gambar 2.8 Grafik GLBB diperlambat ..........................................................

  27 Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian ............................................................

  33

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Daftar Nama Kelas Uji Coba Lampiran 2 Daftar Nama Kelas Penelitian Lampiran 3 Nilai Ulangan Mid Semester Gasal Kelas Uji Coba Lampiran 4 Nilai Ulangan Mid Semester Gasal Kelas Penelitian Lampiran 5 Silabus Lampiran 6 Kisi-kisi Soal Uji Coba Pemahaman Konsep Lampiran 7 Soal Uji Coba Soal Pemahaman Konsep Lampiran 8 Kunci Jawaban Soal Uji Coba Pemahaman Konsep Lampiran 9 Kisi-kisi Soal Uji Coba Kemampuan Menganalisis Grafik Lampiran 10 Soal Uji Coba Kemampuan Menganalisis Grafik Lampiran 11 Kunci Jawaban Soal Uji Coba Kemampuan Menganalisis Grafik Lampiran 12 Kisi-kisi Soal Tes Pemahaman Konsep Lampiran 13 Soal Tes Pemahaman Konsep Lampiran 14 Kunci Jawaban Soal Tes Pemahaman Konsep Lampiran 15 Kisi-kisi Soal Tes Kemampuan Menganalisis Grafik Lampiran 16 Soal Tes Kemampuan Menganalisis Grafik Lampiran 17 Kunci Jawaban Soal Tes Kemampuan Menganalisis Grafik Lampiran 18 Data Awal Kelas Uji Coba Lampiran 19 Uji Normalitas Kelas Uji Coba Lampiran 20 Daftar Nilai Frekuensi Kelas Uji Coba Lampiran 21 Data Awal Kelas Penelitian Lampiran 22 Uji Normalitas Kelas Penelitian Lampiran 23 Daftar Nilai Frekuensi Kelas Penelitian

  Lampiran 28 Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba Pemahaman Konsep Lampiran 29 Perhitungan Daya Pembeda Soal Uji Coba Pemahaman Konsep Lampiran 30 Hasil Analisi Uji Coba Soal Kemampuan Menganalisis Grafik Lampiran 31 Tabel Hasil Analisis Validitas Soal Lampiran 32 Tabel Prosentase Tingkat Kesukaran Butir Soal Lampiran 33 Tabel Prosentase Daya Pembeda Soal Lampiran 34 Tabel Persiapan Uji Regresi Linier Sederhana Lampiran 35 Mencari Persamaan Garis Regresi Lampiran 36 Uji Signifikansi Persamaan Regresi Linier Satu Prediktor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Hampir semua kecakapan, pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan dan sikap

  manusia dibentuk, dimodifikasikan dan dikembangkan melalui belajar dan pembelajaran. Namun proses ini tidak selalu mulus dan berjalan lancar, dalam proses belajar baik formal maupun non formal, pasti ada kesulitan dan hambatan yang disebut masalah belajar. Masalah belajar merupakan problema yang menghambat atau mengganggu proses belajar atas pencapaian tujuan belajar.

  Dalam proses belajar mengajar, banyak guru bahkan mungkin sebagian besar dari mereka belum efisien dalam menggunakan pendekatan untuk melakukan tugas diagnosis dan pemecahan masalah kesulitan belajar. Akibatnya banyak kesulitan belajar yang dihadapi para peserta didik itu tetap tidak terpecahkan. Atau paling untung, kesulitan-kesulitan itu dapat dipecahkan tetapi memakan waktu yang lama.

  Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah, bagaimana bahan yang disampaikan guru dapat dikuasai oleh peserta didik secara tuntas. Ini merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh guru. Sebab bagaimanapun juga keberhasilan pengajaran ditentukan sampai sejauh mana penguasaan peserta didik terhadap bahan pengajaran yang disampaikan oleh guru. Kesulitan itu dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya tetapi mereka juga sebagai

  1 makhluk sosial dengan latar belakang yang berlainan. Dalam mempelajari fisika tanpa memahami konsep-konsep, prinsip- prinsip, hukum-hukum, dan teori-teori adalah tidak sesuai dengan proses belajar bermakna. Kesulitan peserta didik dalam memahami konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum dan teori-teori fisika apabila tidak segera diatasi akan menghambat tercapainya tujuan pendidikan dalam proses belajar dan ketuntasan dalam belajar tidak dapat terwujud.

  Dalam proses pembelajaran seharusnya pengembangan konsep tidak dilepaskan dari pengembangan sikap dan nilai dalam diri peserta didik. Jika yang ditekankan pengembangan konsep tanpa memadukan dengan pengembangan sikap dan nilai, akibatnya intelektualisme yang kering tanpa humanisme. Guru bukan hanya tidak mampu menghasilkan ilmuwan, tetapi juga tidak mampu membekali lulusan dengan sikap-sikap yang manusiawi. Tujuan pendidikan adalah menghasilkan insan pemikir sekaligus insan yang manusiawi yang menyatu dalam satu pribadi yang selaras, serasi dan seimbang.

  Salah satu fungsi dan tujuan mata pelajaran fisika bagi peserta didik adalah agar peserta didik mampu menguasai konsep-konsep fisika. Peserta didik diharapkan dapat mengembangkan konsep-konsep fisika sehingga mampu memahami dan menerapkannya dalam penyelesaian-penyelesaian persoalan fisika. Hal ini sesuai dengan standar kompetensi dari materi pokok gerak lurus yaitu menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik. Salah satu contoh materi yang memerlukan pemahaman konsep dalam pelajaran fisika adalah materi gerak lurus. Materi ini meliputi analisis grafik dan persamaannya. Dalam materi ini peserta didik akan diukur kemampuannya dalam menganalisis grafik dan persamaannya. Dengan demikian penguasaan konsep gerak lurus merupakan hal yang sangat penting bagi peserta didik untuk dapat menyelesaikan persoalan-persoalan fisika mengenai analisis grafik dan persamaannya, sesuai dengan kompetensi dasar

  Objek penelitian ini adalah di SMA N 13 Semarang. SMA 13 semarang merupakan sekolah negeri dengan sarana dan prasarana yang memadai dan cukup mendapatkan kepercayaan masyarakat sekitarnya, karena itu sudah sepantasnya mendapatkan apa yang menjadi tujuan dari sekolah tersebut didirikan. Secara nyata peserta didik SMA N 13 Semarang terutama kelas X belum dapat menguasai konsep fisika khususnya pada materi pokok gerak lurus. Peserta didik juga masih sangat kesulitan dalam menganalisis grafik-grafik yang berhubungan dengan gerak lurus. Karena mereka kurang diajarkan tentang penguasaan konsep yang terkait dengan materi tersebut.

  Materi gerak lurus merupakan salah satu materi dalam pelajaran fisika yang membutuhkan pemahaman konsep. Meskipun pada saat materi ini disampaikan sebagian besar peserta didik dapat menerima dengan baik, tetapi pada saat mereka dihadapkan untuk menyelesaikan soal-soal mengenai gerak lurus terutama soal-soal tentang analisis grafik, banyak terjadi kesalahan- kesalahan. Kesalahan-kesalahan ini terjadi karena mereka kurang memahami konsepnya. Dengan demikian sangatlah logis bila konsep materi gerak lurus ini tidak dipahami maka peserta didik akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan persoalan mengenai gerak lurus khususnya dalam menganalisis grafik-grafiknya.

  Bertolak dari masalah di atas maka peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh pemahaman konsep peserta didik dalam mempelajari materi gerak lurus. Mengingat konsep gerak sangat penting dalam ilmu fisika. Oleh karena itu peneliti merasa perlu mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Pemahaman Konsep Peserta Didik Terhadap Kemampuan Menganalisis Grafik Pada Materi Pokok Gerak Lurus Kelas X SMA N 13 Semarang Tah un Pelajaran 2011/2012”.

  B. Rumusan Masalah

  Sesuai dengan latar belakang yang dijelaskan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

  1. Bagaimanakah pemahaman konsep peserta didik pada materi pokok gerak lurus kelas X di SMA N 13 Semarang?

  2. Bagaimanakah kemampuan menganalisis grafik peserta didik pada materi pokok gerak lurus kelas X di SMA N 13 Semarang?

  3. Apakah ada pengaruh pemahaman konsep peserta didik terhadap kemampuan menganalisis grafik materi pokok gerak lurus kelas X di SMA

  13 Semarang?

  C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

  Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

  1. Untuk mengetahui bagaimanakah pemahaman konsep peserta didik pada materi pokok gerak lurus kelas X di SMA N 13 Semarang.

  2. Untuk mengetahui bagaimanakah kemampuan menganalisis grafik peserta didik pada materi pokok gerak lurus kelas X di SMA N 13 Semarang.

  3. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh pemahaman konsep peserta didik terhadap kemampuan menganalisis grafik pada materi pokok gerak lurus kelas X di SMA N 13 Semarang. Pada penelitian kali ini dapat memberikan manfaat yang berarti, antara lain:

  1. Bagi Peserta Didik

  a. Menumbuh kembangkan kompetensi peserta didik dalam mata pelajaran fisika, khususnya pada materi pokok gerak lurus.

  b. Meningkatkan penguasaan konsep fisika khususnya dalam materi pokok gerak lurus.

  c. Sebagai upaya meningkatkan kemampuan peserta didik dalam

  2. Bagi Guru

  a. Memberikan informasi bagi guru-guru fisika tentang kesulitan peserta didik dalam memahami fisika pada materi pokok gerak lurus.

  b. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru pada tahun berikutnya untuk mengadakan perbaikan strategi mengajar dan penekanan pada aspek kognitif tertentu yang dirasakan sulit oleh peserta didik.

  3. Bagi Sekolah a. Memberikan sumbangan berupa perbaikan sistem pembelajaran.

  b. Sebagai bahan acuan bagi sekolah yang dijadikan objek penelitian ini dalam upaya peningkatan mutu dan kemampuan peserta didik dalam mata pelajaran fisika.

  4. Bagi Peneliti

  a. Mendapat pengalaman langsung melaksanakan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemahaman.

  b. Sebagai bekal peneliti sebagai calon guru fisika agar siap melaksanakan tugas di lapangan.

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka

  1. Buku karya S. Nasution, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar

  Mengajar , Jakarta: Bumi Aksara, 2008. Gagne mengatakan bahwa bila

  seseorang dapat menghadapi benda atau peristiwa sebagai suatu kelompok, golongan, kelas, atau kategori, maka ia telah belajar konsep.

  2. Buku karya Drs. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi

  Belajar Mengajar Edisi Revisi , Jakarta: Asdi Mahasatya, 2006 yang

  menyatakan bahwa dengan menguasai konsep, maka seseorang dapat menggolongkan dunia sekitarnya menurut konsep itu, misalnya menurut warna, bentuk, besar, jumlah, dan sebagainya. Ia dapat menggolongkan manusia menurut hubungan keluarga, seperti: bapak, ibu, paman, saudara, dan sebagainya.

  3. Buku karya Dr. C. Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2008. Brunner mengatakan bahwa suatu konsep memiliki 5 unsur, dan seseorang dikatakan memahami suatu konsep apabila ia mengetahui semua unsur dari konsep itu.

  4. Buku karya Agung Prihantoro, Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran,

  Pengajaran dan Asesmen, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010 yang

  menyatakan bahwa menganalisis melibatkan proses memecah-mecah materi jadi bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antar bagian dan antara setiap bagian dan stuktur keseluruhannya.

  5. Buku karya Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009 yang menyatakan bahwa analisis adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-

  6. Buku karya Peter H. Selby, Using Graph And Tables, New York: John Wiley and Son Inc, 1979 yang menyatakan bahwa grafik adalah alat untuk menampilkan data berupa garis atau kurva yang menghubungkan satu variabel dengan variabel yang lain.

B. Kerangka Teoritik

1. Tinjauan Tentang Belajar

  a. Pengertian Belajar Menurut Howard L. Kingsley yang dikutip Drs. Wasty

  Soemanto, M.Pd. dalam buku Psikologi Pendidikan dijelaskan

  “Learning is the process by which behaviour (in the broader sense) is

  1 originated or changed through practice or training Yang ”.

  menjelaskan bahwa belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam artian luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.

  Arno F Wittig, Ph.D. mengatakan

  “Learning can be defined as any relatifely permanent change in an organism’s behavioral

  2 repertoire that oc Yang menjelaskan curs as a result of experience”.

  bahwa belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan yang terjadi secara relatif permanen di dalam tingkah laku yang tampak yang terjadi sebagai hasil pengalaman.

  Sedangkan menurut Muhammad Muzamil Basyir dan Muhammad Malik Muhammad Said mendefinisikan belajar dengan: Belajar adalah merubah dengan mengadakan beberapa pelatihan.

  Sedangkan menurut Shaleh Abdul Aziz dan Abdul Majid mendifinisikan belajar dengan: Belajar adalah merupakan perubahan tingkah laku pada hati (jiwa) si pelajar berdasarkan pengetahuan yang sudah dimiliki menuju perubahan baru.

  Berdasarkan pendapat dari para ahli tentang pengertian belajar dapat disimpulkan bahwa belajar adalah bentuk perubahan yang dialami peserta didik dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil praktek atau latihan. Peserta didik dianggap telah belajar sesuatu jika ia dapat menunjukkan perubahan tingkah lakunya, dimana perubahan ini bersifat permanen.

  b. Teori Belajar Fisika Pembelajaran secara umum dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku peserta didik berubah ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu pembelajaran bertujuan untuk membantu siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku siswa bertambah lebih baik, baik dari segi kuantitas maupun dari segi kualitas. 1) Teori Kognitif

  Menurut teori kognitif belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi,

  5

  emosi, dan aspek-aspek kejiwaan lainnya. Ada beberapa pandangan terhadap teori kognitif, yaitu: a) Teori Piaget dikembangkan berdasarkan observasi-observasi terhadap anak-anak. Perkembangan kognitif menurut pandangannya, lebih dari sekedar menambahkan fakta-fakta

  6 dan ide-ide baru ke simpanan informasi yang sudah ada.

  Menurut teori ini peserta didik harus membangun pengetahuannya sendiri melalui diskusi, observasi, eksperimen, dan lain-lain. Implikasi dari teori Piaget terhadap pembelajaran sains termasuk fisika adalah bahwa guru harus memberikan kesempatan sebanyak mungkin kepada peserta didik untuk berfikir dan menggunakan akalnya.

  b) Dalam memandang proses belajar, teori Bruner menekankan adanya pengaruh kebudayaan terhadap tingkah laku seseorang. Ia mengatakan bahwa perkembangan bahasa besar

  7

  pengaruhnya terhadap perkembangan kognitif. Implikasinya terhadap pembelajaran fisika guru harus menerapkan konsep- konsep pembelajaran fisika terhadap seluruh kegiatan pembelajaran meliputi mengidentifikasi dan menempatkan contoh-contoh (objek-objek atau peristiwa) ke dalam kelas pada materi yang sedang diajarkan. Jika Piaget menyatakan bahwa perkembangan kognitif sangat berpengaruh terhadap perkembangan bahasa seseorang, maka Bruner menyatakan bahwa perkembangan bahasa besar pengaruhnya terhadap perkembangan kognitif. 2) Teori Konstruktivistik

  Menurut teori belajar konstruktivistik mengakui bahwa siswa akan dapat menginterprestasikan informasi ke dalam pikirannya, hanya pada konteks pengalaman dan pengetahuan

  8 mereka sendiri, pada kebutuhan, latar belakang dan minatnya.

  Mereka dapat melakukan hal ini dengan jalan terlibat secara langsung dalam berbagai kegiatan seperti diskusi kelas, pemecahan soal-soal maupun bereksperimen. Dengan kata lain, peserta didik tidak dijadikan sebagai obyek pasif dengan beban hafalan berbagai macam konsep dan rumus-rumus. Bahkan pendidikan sains termasuk fisika di Sekolah Menengah Pertama (SMP) menekankan pada pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu menjelajahi dan memahami alam secara alamiah. Oleh karena itu guru perlu melaksanakan pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif. Peserta didik akan lebih mudah menerima pelajaran jika materi yang disampaikan bersifat nyata melalui pengalaman langsung karena materi akan mudah diingat.

  c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Dalam belajar, banyak sekali faktor yang mempengaruhinya.

  Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi belajar, dapat

  9

  digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1) Faktor-faktor stimuli belajar

  Stimuli belajar disini adalah segala hal di luar individu yang merangsang individu itu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar. Stimuli dalam hal ini mencakup materiil, penegasan, serta suasana lingkungan eksternal yang harus diterima atau dipelajari oleh peserta didik. 2) Faktor-faktor metode belajar

  Metode mengajar yang dipakai oleh guru sangat mempengaruhi metode belajar yang dipakai oleh peserta didik. Dengan kata lain, metode yang dipakai oleh guru menimbulkan

  3) Faktor-faktor individual Faktor-faktor individual sangat besar pengaruhnya terhadap belajar seseorang. Adapun faktor-faktor individual tersebut menyangkut hal-hal berikut

   Pemahaman Konsep

  ucapan. Konsep ini berkembang, sejalan dengan pengalaman- 10 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, hlm. 121. 11 John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media Group, 2010), Cet. 3, hlm. 352.

  13 Suatu konsep disimpulkan dari berbagai situasi, peristiwa, dan

  konsep sebagai suatu abstraksi dan serangkaian pengalaman yang didefinisikan sebagai suatu kelompok objek atau kejadian.

  yang menyatakan abstraksi yang digeneralisasikan dari hal-hal yang khusus.

  11 Sumadi Suryabrata mengatakan bahwa konsep adalah kata

  & Tversky, 2001). Konsep adalah elemen dari kognisi yang membantu menyederhanakan dan meringkas informasi (Hahn & Ramscar, 2001; Medin, 2000).

  a. Pengertian Konsep Konsep adalah kategori-kategori yang mengelompokkan objek, kejadian, dan karakteristik berdasarkan properti umum (Zacks

  g) Motivasi 2.

  10

  f) Kondisi kesehatan jasmani dan rohani

  e) Kapasitas mental

  d) Pengalaman

  c) Jenis kelamin

  b) Usia Kronologis

  a) Kematangan

  :

12 Sedangkan Carol (dalam Kardi, 1997:2) mendefinisikan

  pengalaman selanjutnya dalam situasi, peristiwa, perlakuan ataupun kegiatan yang lain baik yang diperoleh dari bacaan ataupun

  14

  pengalaman langsung. Tanpa adanya suatu konsep, belajar akan sangat terhambat. Karena hanya dengan bantuan konsep pembelajaran formal dapat dijalankan. Dengan beberapa contoh bila seorang anak dapat memahami suatu konsep, maka kemudian dapat digunakannya dalam situasi yang tak terbatas banyaknya dan dalam pengalamannya

  15 selama hidup.

  Konsep juga dapat membantu proses mengingat menjadi lebih efisien. Ketika anak mengelompokkan objek untuk membentuk sebuah konsep, mereka dapat mengingat konsep tersebut, kemudian menyimpan karakteristik-karakteristik konsep tersebut. Jadi ketika guru menugaskan pekerjaan rumah fisika, guru mungkin tidak harus melalui perincian mengenai apa itu fisika dan apa itu pekerjaan rumah. Peserta didik telah menanamkan dalam memori mereka sejumlah asosiasi yang sesuai. Dengan cara seperti ini, konsep tidak hanya membantu mengingat sesuatu, tetapi juga membuat komunikasi lebih

  16 efisien.

  Konsep dalam fisika adalah ide abstrak yang memungkinkan kita untuk mengelompokkan atau mengklasifikasikasikan objek atau kejadian. Konsep sebagai gagasan yang bersifat abstrak, dipahami oleh peserta didik melalui beberapa pengalaman dan melalui definisi atau pengalaman langsung. Dengan demikian belajar yang efektif adalah melalui pengalaman dalam proses belajar seorang berinteraksi langsung dengan obyek belajar dengan menggunakan semua alat inderanya. Begitu juga konsep dapat dipelajari dengan cara melihat, mendengar, mendiskusikan dan memikirkan tentang bermacam- macam contoh.

  Konsep perlu untuk memperoleh dan mengkomunikasikan pengetahuan. Dengan menguasai konsep-konsep kemungkinan untuk memperoleh pengetahuan baru tidak terbatas. Konsep yang dimaksud dalam penelitian ini adalah konsep mengenai gerak lurus yang kemudian digunakan sebagai dasar dalam kegiatan pembelajaran dan dasar dalam menganalisis grafik. Sehingga pemahaman konsep dalam penelitian ini adalah salah satu kecakapan fisika dimana peserta didik mampu untuk menguasai konsep gerak lurus.

  Brunner memandang bahwa suatu konsep memiliki 5 unsur, dan seseorang dikatakan memahami suatu konsep apabila ia mengetahui semua unsur dari konsep itu, meliputi

  17

  : 1) Nama 2) Contoh-contoh baik yang positif maupun yang negatif 3) Karakteristik, baik yang pokok maupun tidak 4) Rentangan karakteristik 5) Kaidah

  b. Belajar Konsep Belajar konsep (Concept Learning) adalah belajar pengertian. Dengan berdasarkan kesamaan ciri-ciri dari sekumpulan stimulus dan objek-objeknya, ia membentuk suatu pengertian atau konsep, kondisi utama yang diperlukan adalah menguasai kemahiran diskriminasi dan proses kognitif fundamental sebelumnya.

  18 Untuk

  mempelajari suatu konsep, peserta didik harus mengalami berbagai situasi tertentu yaitu dengan mengalaminya sendiri, sehingga peserta didik dapat menguasai konsep tersebut.

  Menurut Gagne, sebagaimana dikutip oleh Nasution mengatakan bahwa bila seorang dapat menghadapi benda atau peristiwa sebagai suatu kelompok, golongan, kelas, atau kategori, maka ia telah belajar konsep. Dengan konsep dimaksud bila sesuatu kita ketahui mempunyai sifat yang terdapat dalam suatu kelas, kelompok, atau kategori yang dinyatakan dengan nam a “warna”, “ukuran”, “binatang” dan sebagainya. Konsep konkrit yang serupa ini dapat ditunjukkan bendanya, jadi diperoleh melalui pengamatan.

  Pada taraf yang lebih tinggi diperoleh konsep yang abstrak, yaitu konsep menurut definisi, seperti kons ep “berat jenis”, dalam fisika,

  19 “subyek”, “obyek” dalam bahasa, dan sebagainya.

  Belajar konsep pada manusia dibantu dan dipercepat dengan

  

20

  bantuan instruksi verbal, yaitu: 1) Lebih dahulu diajarkan benda-benda yang mengandung konsep yang akan dipelajari.

  2) Guru menanyakan konsep itu dalam situasi-situasi yang belum dihadapi peserta didik lalu ditanya. Bila respon salah kita dapat memperbaikinya. 3) Kemudian anak dihadapkan kepada berbagai situasi yang baru yang mengandung konsep itu yang menanyakan rangkaian verbal yang belum pernah dipelajarinya. Bila dalam situasi baru ini peserta didik dapat memberikan respon yang tepat, maka ini merupakan bukti bahwa ia telah memahami konsep tersebut. 4) Dalam proses belajar itu diperlukan reinforcement, yakni peserta didik diberitahukan bila jawabannya benar.

  Konsep konkrit diperoleh melalui observasi atau pengamatan. Misalnya konsep “lain daripada yang lain” dapat diperoleh dengan menyodorkan tiga benda, dua sama akan tetapi satu berlainan. Dengan menempatkan gula-gula di bawah benda yang berbeda, anak semula akan mencoba mencari gula-gula di bawah salah satu dari benda itu. Dengan trial-and-error ia akan akhirnya menemukan gula-gula itu. Bila pada percobaan pertama gula-gula ditempatkan di bawah balok yang berbeda, karena lebih yang kecil yang berbeda kedua balok lainnya yang sama. Maka akhirnya anak itu dapat memperoleh konsep “berbeda” atau “lain”. Setiap kali akan dilihatnya bahwa gula-gula itu berada di bawah

  21 benda yang berbeda, yang lain daripada benda yang laiinya.

  Banyak konsep yang dipelajari dengan definisinya, bukan sebagai konsep yang konkrit. Kadang-kadang konsep ini disebut konsep abstrak. Sebenarnya konsep berdasarkan definisi itu

  22

  menyatakan hubungan atau pertalian. Misalnya bila kita katakan bahwa suatu benda melakukan gerak apabila benda tersebut kedudukannya (jaraknya) berubah setiap saat terhadap titik asalnya (titik acuan). Maka di sini dinyatakan hubungan antara dua konsep yakn i “kedudukan” dan “titik asal”.

  c. Indikator Pemahaman Konsep Pemahaman konsep pada peserta didik dapat dicapai dengan memperhatikan indikator-indikator sebagai berikut:

  1) Peserta didik dapat menyatakan ulang sebuah konsep. 2) Peserta didik dapat mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat sesuai dengan konsepnya.

  3) Peserta didik dapat memberikan contoh dan bukan contoh. 4) Peserta didik dapat menyajikan konsep dalam berbagai macam bentuk representasi matematis.

  5) Peserta didik dapat mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep. 6) Peserta didik dapat menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur tertentu. 7) Peserta didik dapat mengaplikasikan konsep dalam pemecahan

  23 masalah.

3. Kemampuan Menganalisis

  a. Pengertian Menganalisis Menurut Prof. Drs. Anas Sudijono analisis adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara bagian-bagian atau faktor-faktor yang

  24

  satu dengan faktor-faktor lainnya. Kemampuan ini merupakan kumpulan akumulasi atau kumpulan pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi. Karena aspek analisis setingkat lebih tinggi dari pada aspek

  25 aplikasi, sehingga kegiatan belajar yang dituntut pun lebih tinggi.

  Dr. Purwanto, M.pd mengatakan bahwa analisis adalah kemampuan memahami sesuatu dengan menguraikannya ke dalam

  26

  unsur-unsur. Analisis sangat diperlukan bagi para sekolah menengah apalagi di Perguruan Tinggi. Bila kemampuan analisis telah dimiliki seseorang, maka seseorang akan dapat mengkreasi sesuatu yang baru. Kata-kata operasional yang lazim dipakai untuk analisis antara lain menguraikan, memecahkan, membuat diagram, memisahkan, membuat garis besar, merinci, membedakan, menghubungkan,

  27 memilih alternatif dan lain-lain.

  Sedangkan Nana Sudjana mendefinisikan analisis sebagai usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian- bagian sehingga jelas hierarkinya dan atau susunannya. Analisis merupakan kecakapan yang kompleks. Dengan analisis diharapkan seseorang mempunyai pemahaman yang komprehensif dan dapat memilah integritas menjadi bagian-bagian yang tetap terpadu, untuk 24 beberapa hal memahami prosesnya, untuk hal lain memahami cara

  Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009), hlm. 51. bekerjanya, untuk hal lain lagi memahami sistematikanya. Bila kecakapan analisis telah dapat berkembang pada seseorang, maka ia

  28 akan dapat mengaplikasikannya pada situasi baru secara efektif.

  Menganalisis melibatkan proses memecah-mecah materi menjadi bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antar bagian dan antara setiap bagian dan struktur keseluruhannya. Kategori proses menganalisis ini meliputi proses-proses membedakan, mengorganisasi dan mengatribusikan. Tujuan-tujuan pendidikan yang diklasifikasikan dalam menganalisis mencakup belajar untuk menentukan potongan-potongan informasi yang relevan atau penting (membedakan), menentukan cara-cara untuk menata potongan- potongan informasi tersebut (mengorganisasikan), dan menentukan

  29 tujuan di balik informasi itu (mengatribusikan).

  Dalam menganalisis sangat didasarkan pada tingkat penguasaan materi atau tingkat ketuntasan dalam belajar. Tujuan belajar antara lain untuk meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Namun dalam penelitian ini hanya difokuskan pada

  30

  aspek kognitif saja yang meliputi : 1) Mengingat 2) Memahami 3) Mengaplikasikan 4) Menganalisis 5) Mengevaluasi 6) Membuat

28 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja

  b. Jenis-Jenis Kemampuan Menganalisis Kemampuan menganalisis merupakan salah satu kemampuan kognitif tingkat tinggi yang penting untuk dikuasai siswa dalam pembelajaran. Kecakapan yang termasuk dalam klasifikasi analisis adalah sebagai berikut: 1) Peserta didik dapat mengklasifikasikan kata-kata, frase-frase, atau pernyataan-pernyataan dengan menggunakan kriteria analitik tertentu. 2) Peserta didik dapat meramalkan sifat-sifat khusus tertentu yang tidak disebutkan secara jelas.

  3) Peserta didik dapat meramalkan kualitas, asumsi atau kondisi yang implisit atau yang perlu ada berdasarkan kriteria dan hubungan materinya. 4) Peserta didik dapat mengetengahkan pola atau tata susunan materi dengan menggunakan kriteria seperti relevansi, sebab-akibat, dan keruntutan atau sekuensi. 5) Peserta didik dapat mengenal organisasi prinsip-prinsip atau organisasi pola-pola dari materi yang dihadapinya. 6) Peserta didik dapat meramalkan dasar sudut pandangan, kerangka acuan, dan tujuan dari materi yang dihadapinya.

  31 4.

   Grafik

  a. Pengertian Grafik Grafik secara sederhana adalah gambar yang terdiri dari titik- titik dan garis yang menghubungkan titik-titik tersebut. Pengertian sederhana tentang grafik tersebut diungkapkan oleh Selby menyatakan:

  “The graphs that we are about to discuss of point (nodes) and lines

  32 Grafik secara (edges) which connect some of these points”.

  sederhana juga dinyatakan oleh Basyiruddin Usman dengan gambar yang disusun menurut prinsip matematika, dengan menggunakan data

  33 berupa angka-angka.

  Sedangakan menurut Ahmad Rohani grafik adalah bagan dalam bentuk garis atau suatu gambar sederhana dengan mengunakan garis

  34

  dan bentuk. Pengertian-pengertian grafik tersebut dilengkapi oleh Nana Sudjana yang mendefinisikan grafik dengan penggambaran data berangka, bertitik, bergaris, bergambar yang memperlihatkan

  35 hubungan timbal balik informasi secara statistik.