Siti Nur Malika Yusuf

  

PENGARUH PENGUASAAN TEOREMA PYTHAGORAS

TERHADAP KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL

BANGUN RUANG PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII

SEMESTER II MTs. NEGERI BRANGSONG TAHUN

PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

  guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika Oleh:

SITI NUR MALIKA YUSUF

  NIM: 073511047

FAKULTAS TARBIYAH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

PERNYATAAN KEASLIAN

  Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Siti Nur Malika Yusuf NIM : 073511047 Jurusan/Program Studi : Tadris Matematika menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

  Semarang, 2 Desember 2011 Saya yang menyatakan,

  Siti Nur Malika Yusuf

  NIM: 073511047

NOTA PEMBIMBING

  Semarang, 2 Desember 2011 Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

  IAIN Walisongo Di Semarang

  Assa lamu’alaikum Wr. Wb.

  Dengan ini memberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul : Pengaruh Penguasaan Teorema Pythagoras terhadap

  Kemampuan Menyelesaikan Soal Bangun Ruang pada Peserta Didik Kelas VIII semester II MTs. Negeri Brangsong Tahun Pelajaran 2010/2011

  Nama : Siti Nur Malika Yusuf NIM : 073511047 Jurusan : Tadris Program Studi : Matematika Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada fakultas tarbiyah IAIN Walisongo untuk diajukan dalam Sidang Munaqosah.

  Wass alamu’alaikum Wr. Wb.

  Pembimbing I Lulu Choirunnisa, S.Si, M.Pd.

NOTA PEMBIMBING

  Semarang, 29 November 2011 Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

  IAIN Walisongo Di Semarang Assalamu’alaikum Wr. Wb.

  Dengan ini memberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul : Pengaruh Penguasaan Teorema Pythagoras terhadap

  Kemampuan Menyelesaikan Soal Bangun Ruang pada Peserta Didik Kelas VIII semester II M.Ts. Negeri Brangsong Tahun Pelajaran 2010/2011

  Nama : Siti Nur Malika Yusuf NIM : 073511047 Jurusan : Tadris Program Studi : Matematika Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada fakultas tarbiyah IAIN Walisongo untuk diajukan dalam Sidang Munaqosah.

  Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

  Pembimbing II

  Dr. Abdul Wahib, M.A

  

ABSTRAK

  Judul : Pengaruh Penguasaan Teorema Pythagoras terhadap

  Kemampuan Menyelesaikan Soal Bangun Ruang pada Peserta Didik Kelas VIII Semester II MTs. Negeri Brangsong Tahun

Pelajaran 2010/2011 Penulis : Siti Nur malika Yusuf NIM : 073511047 Skripsi ini membahas pengaruh penguasaaan teorema pythagoras terhadap

  kemampuan menyelesaikan soal bangun ruang. Kajiannya dilatarbelakangi oleh ketidakmampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal bangun ruang khususnya pada luas dan volume bangun ruang. Studi ini dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan: 1) bagaimana hasil penguasaan teorema Pythagoras 2) bagaimana hasil kemampuan menyelesaikan soal bangun ruang 3) adakah pengaruh penguasaan teorema pythagoras terhadap kemampuan menyelesaikan soal bangun ruang? Permasalahan tersebut dibahas melalui penelitian kuantitatif. Sampel penelitian sebanyak 40 responden dari kelas VIII yang diambil dengan menggunakan teknik stratified random sampling, yang terlebih dahulu dilakukan uji normalitas pada seluruh populasi. Pengumpulan data diperoleh dengan metode dokumentasi dan juga tes soal yang digunakan untuk memperoleh data penguasaan teorema Pythagoras dan bangun ruang. Sebelum instrumen soal digunakan, terlebih dahulu dilakukan pengujian validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda pada setiap butir soal.

  Data penelitian yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana. Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan bahwa: (1) hasil penguasaan teorema pythagoras memiliki nilai rata-rata 73,49 (2) hasil kemampuan menyelesaikan soal bangun ruang memiliki rata-rata 77,68 (3) ada pengaruh penguasaan teorema pythagoras terhadap kemampuan menyelesaikan soal bangun ruang pada peserta didik kelas VIII semester II MTs. Negeri Brangsong tahun pelajaran 2010/2011, ditunjukkan oleh F hitung > F tabel , yaitu F hitung = 39,33 dan F tabel = 4,10 pada taraf kesalahan 5% dan F tabel = 7,35 pada taraf kesalahan 1%, besar pengaruh penguasaan teorema pythagoras terhadap kemampuan menyelesaikan soal bangun ruang adalah 50,84% yang dtunjukkan

  ˆ

  melalui fungsi taksiran Y

  19 , 83  ,

76 X .

  Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi informasi dan masukan bagi para mahasiswa, para tenaga pengajar mata kuliah terutama dalam memberi dorongan kepada mahasiswa agar senantiasa menguasai konsep materi yang menjadi prasyarat untuk materi lain yang memiliki keterkaitan yang kuat.

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillah i Robbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT sang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, serta hidayah kepada penulis berupa kesehatan jasmani maupun rohani, sehingga penulis dapat menyusun skripsi yang dilaksanakan di MTs. Negeri Brangsong ini. Sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umat manusia ke jalan yang telah diridhoi Allah serta membawa umat manusia dari zaman jahiliyah menuju zaman Islamiyah.

  Dengan bekal keikhlasan, niat tulus, dan tanggung jawab, Allah SWT telah meridhoi penyusunan skripsi yang dilaksanakan di MTs. Negeri Brangsong ini. Dalam menulis skripsi ini, tentu tidak semudah yang dibayangkan, karena masih segar dalam ingatan penulis, sejak awal merealisasikan judul hingga menjadi skripsi ini penulis banyak mendapatkan dorongan dan bimbingan dari semua pihak, hingga skripsi dapat diwujudkan penulis juga menemukan hal baru tentang pengaruh antara penguasaan Teorema Pythagoras terhadap kemampuan menyelesaikan soal bangun ruang pada peserta didik kelas VIII semester II MTs. Negeri Brangsong tahun pelajaran 2010/2011. Tidak sedikit dana maupun pikiran yang telah dikeluarkan. Namun demikian penulis dapat menjalani semua itu dengan baik, senang dan penuh tanggung jawab, sehingga skripsi ini dapat penulis susun sebagaimana mestinya. Pengalaman yang sangat berharga ini sangat memotivasi untuk terus berusaha melaksanakan penelitian di waktu yang akan datang, agar tujuan penelitian dapat terwujud sebagaimana yang diharapkan.

  Dengan selesainya skripsi ini, penulis menyampaikan terima kasih banyak kepada:

1. Dr. Suja’i, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

  2. Dr. Abdul Wahib, M.Ag selaku pembimbing II yang telah berkenan dan senantiasa meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.

  3. Lulu Choirunnisa, S.Si, M.Pd selaku Pembimbing I yang telah berkenan dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.

  4. Saminanto, S.Pd, M.Sc. selaku dosen penasehat yang senantiasa memberi arahan kepada penulis.

  5. Minhayati Saleh, M.Si, M.Sc. selaku wali study yang senantiasa memberi arahan kepada penulis.

  6. Dosen dan Staf Pengajar di IAIN Walisongo Semarang, khususnya Dosen Tadris Matematika yang telah membekali berbagai pengetahuan.

  7. Drs. H.Much Ali Chasan, M.Si selaku kepala MTs. Negeri Brangsong yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di M.Ts.

  Negeri Brangsong.

  8. Segenap Guru, Kepala TU beserta Staf, Karyawan dan Peserta Didik MTs.

  Negeri Brangsong yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

  9. Bapak sukhri, Umi laela dan adik-adikku (dafiq,anja,atik) tersayang yang selalu memberi do’a, nasihat, dan dukungan serta kasih sayang dalam mendidik penulis dengan penuh kesabaran.

  10. Saudara-saudara sehati (a”cakmun,ely,lidah,lisa,irwa,mustofa) yang telah memberikan semangat, saran dan dukungan setiap saat.

  11. Simbah (pariyah dan bari) dan segenap kerabat keluarga yang telah memberikan semangat.

  12. Guru-guru MTs Brangsong dan MAN Kendal yang telah memberi berbagai macam ilmu pengetahuan umum dan agama.

  13. Teman-teman Tadris Matematika 2007 (ery,ayux,rizma,culis,mb’umi,mb’lia, indah,mifar,nadhif,imam,rizko dkk) yang selalu menjadi penyemangat.

  14. Teman-teman Tim KKN Angkatan ke-56 Posko 46.

  15. Seluruh teman dan sahabat yang tersebar di manapun, yang sedang berjuang untuk meraih cita dan cinta.

  Kepada semua pihak yang telah membantu, penulis ucapkan banyak terima kasih atas segala kebaikan yang telah diberikan. Semoga amal baik dan jasa-jasa yang telah diberikan dibalas oleh Allah dengan balasan yang sebaik- baiknya.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan untuk penelitian selanjutnya agar lebih baik. Semoga skripsi ini dapat memberi banyak manfaat.

  Semarang, 20 Desember 2011 Penulis, Siti Nur Malika Yusuf NIM: 073511047

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ------------------------------------------------------------- i PERNYATAAN KEASLIAN ---------------------------------------------------- ii PENGESAHAN ------------------------------------------------------------------- iii NOTA PEMBIMBING ----------------------------------------------------------- iv ABSTRAK ------------------------------------------------------------------------- vi KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------- vii DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------ x

  BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang -------------------------------------------------

  1 B. Penegasan Istilah -----------------------------------------------

  4 C. Rumusan Masalah ---------------------------------------------

  5 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian -------------------------------

  5 BAB II : LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

  A. Kajian Pustaka -------------------------------------------------

  8 B. Kerangka Teoritik ----------------------------------------------

  9 C. Rumusan Hipotesis --------------------------------------------

  26 BAB III : METODE PENELITIAN

  A. Jenis Penelitian --------------------------------------------------

  27 B. Tempat dan Waktu Penelitian --------------------------------

  27 C. Populasi dan Sampel Penelitian ------------------------------

  27 D. Variabel dan Indikator Penelitian ----------------------------

  29 E. Teknik Pengumpulan Data ------------------------------------

  30 F. Teknik Analisis Data ------------------------------------------

  30 BAB IV : PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

  A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ------------------------------

  38 B. Pengujian Hipotesis --------------------------------------------

  39 C. Pembahasan Hasil Penelitian ---------------------------------

  61 D. Keterbatasan Penelitian ---------------------------------------

  62

  BAB V : PENUTUP A. Simpulan --------------------------------------------------------

  63 B. Saran ------------------------------------------------------------

  63 C. Penutup ----------------------------------------------------------

  64 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

  

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Rumus Analisis Varians (ANAVA), 33.

  Tabel 2 Jumlah Peserta Didik MTs. Negeri Brangsong, 38. Tabel 3 Distribusi Frekuensi Kelas VIII-A, 39. Tabel 4 Distribusi Frekuensi Kelas VIII-B, 40. Tabel 5 Distribusi Frekuensi Kelas VIII-C, 41. Tabel 6 Distribusi Frekuensi Kelas VIII-D, 41. Tabel 7 Distribusi Frekuensi Kelas VIII-E, 42. Tabel 8 Distribusi Frekuensi Kelas VIII-F, 42. Tabel 9 Distribusi Frekuensi Kelas VIII-G, 43. Tabel 10 Distribusi frekuensi Kelas VIII-H, 44. Tabel 11 Hasil Uji Validitas Tahap Awal Soal Teorema Pythagoras, 45. Tabel 12 Hasil Uji Validitas Tahap Awal Soal Bangun Ruang, 45. Tabel 13 Hasil Uji Validitas Tahap Dua Soal Teorema Pythagoras, 46. Tabel 14 Hasil Uji Validitas Tahap Dua Soal Bangun Ruang, 46. Tabel 15 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal Teorema Pythagoras, 47. Tabel 16 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal Bangun Ruang, 47. Tabel 17 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Teorema Pythagoras, 48. Tabel 18 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Bangun Ruang, 48. Tabel 19 Daftar Nilai Akhir Penguasaan Teorema Pythagoras dan Bangun ruang

  Kelas Eksperimen, 49. Tabel 20 Distribusi Frekuensi Hasil Teorema Pythagoras, 50. Tabel 21 Kualitas Hasil Belajar Teorema Pythagoras, 51. Tabel 22 Distribusi Frekuensi kemampuan menyelesaikan soal bangun ruang, 51.

  Tabel 24 Nilai-nilai yang diperlukan Untuk Menghitung a dan b, 53. Tabel 25 Daftar Hasil Analisis Varians (ANAVA), 56. Tabel 26 Nilai Penguasaan Teorema Pythagoras (X) dan Bangun Ruang (Y) setelah X dikelompokkan, 56.

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 : Uji Normalitas Kelas VIII-A Lampiran 2 : Uji Normalitas Kelas VIII-B Lampiran 3 : Uji Normalitas Kelas VIII-C Lampiran 4 : Uji Normalitas Kelas VIII-D Lampiran 5 : Uji Normalitas Kelas VIII- E Lampiran 6 : Uji Normalitas Kelas VIII-F Lampiran 7 : Uji Normalitas Kelas VIII-G Lampiran 8 : Uji Normalitas Kelas VIII-H Lampiran 9 : Analisis Butir Soal Pythagoras tahap I Lampiran 10 : Analisis Butir Soal Pythagoras tahap II Lampiran 11 : Analisis Butir Soal Bangun Ruang tahap I Lampiran 12 : Analisis Butir Soal Bangun Ruang tahap II Lampiran 13 : Daftar Nama Kelas Uji Coba Instrumen Lampiran 14 : Daftar Nama Kelas Eksperimen Lampiran 15 : Kisi-kisi Penulisan Soal Pythagoras Lampiran 16 : Kisi-kisi Penulisan Soal Bangun Ruang Lampiran 17 : Soal Uji Coba Pythagoras Lampiran 18 : Soal Uji Coba Bangun Ruang Lampiran 19 : Tes Akhir Pythagoras dan Bangun Ruang Lampiran 20 : Kunci Jawaban Tes Akhir Lampiran 21 : Lembar Jawab

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam suatu proses belajar mengajar, guru merupakan faktor utama

  yang mempengaruhi terjadinya interaksi aktif baik antara guru dengan peserta didik maupun peserta didik dengan peserta didik. Peran aktif dari peserta didik ditandai dengan adanya keterlibatan peserta didik secara komprehensif, baik fisik, mental maupun emosionalnya. Pada matematika misalnya, tentu sangat diperlukan kemampuan guru untuk mengelola proses belajar mengajar sehingga keterlibatan peserta didik dapat optimal, yaitu melakukan aktivitas mencari, menghitung dan menemukan yang pada akhirnya berdampak pada perolehan hasil belajar.

  Prestasi belajar matematika sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik dari dalam diri peserta didik maupun dari luar peserta didik. Salah satu faktor dari dalam adalah pemahaman peserta didik terhadap konsep-konsep yang dipelajari, sedangkan dari luar diantaranya adalah guru. Guru hendaknya harus mampu membentuk sikap positif dan menyakinkan peserta didik bahwa matematika banyak manfaatnya dan materi matematika mudah diterima oleh peserta didik, sehingga matematika sangat penting dipelajari.

  Ilmu matematika sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari untuk memecahkan berbagai masalah. Akan tetapi, dalam praktek pembelajarannya, matematika dianggap sebagai sesuatu yang sangat sulit oleh peserta didik. Hal tersebut berpengaruh terhadap prestasi peserta didik dalam belajar matematika. Dalam mempelajari sesuatu, untuk dapat memecahkan suatu masalah, seseorang harus menguasai kemampuan-kemampuan atau aturan-

  1 aturan yang lebih sederhana yang merupakan prasyarat guna pemecahannya.

  Maksudnya adalah setiap materi matematika itu selalu berkaitan, untuk belajar suatu aturan yang lebih tinggi itu memerlukan penguasaan aturan pada taraf 1 S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta: PT yang lebih rendah, oleh karena itu perlunya pembelajaran yang intensif pada setiap materi yang diajarkan.

  Begitulah juga dalam matematika, ada beberapa materi yang memiliki pengaruh terhadap materi yang lain. Ada beberapa materi yang bisa lebih mudah dipahami jika peserta didik telah memahami materi yang lain, tentunya materi-materi tersebut memiliki hubungan atau korelasi yang kuat. Jika peserta didik telah memahami suatu materi yang menjadi prasyarat, maka akan lebih mudah untuk menyelesaikan persoalan yang ada pada materi berikutnya. Sehingga dalam mempelajari matematika, peserta didik harus memperhatikan konsep. Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan

  2

  untuk menggolongkan sekumpulan objek. Penguasaan konsep dalam suatu materi matematika menjadi tuntutan bagi setiap peserta didik karena dapat menjadi ukuran berhasil atau tidaknya proses pembelajaran matematika, untuk itu peserta didik harus menguasai konsep yang menjadi dasar dalam menyelesaikan suatu masalah.

  Sebagaimana dalam materi Teorema Pythagoras yang diajarkan di kelas

  VIII Madrasah Tsanawiyah konsep Pyhtagoras hendaknya harus dikuasai oleh setiap peserta didik. Jika peserta didik belum menguasai konsep Pythagoras maka akan mengalami kesulitan jika dihadapkan pada soal-soal yang berkaitan dengan Pythagoras tersebut diantaranya yaitu pada penyelesaian soal bangun ruang.

  Dalam dunia keilmuan, matematika berperan sebagai bahasa simbolis, kegunaan matematika bukan hanya memberi kemampuan dalam berhitung kuantitatif melainkan juga penataan cara berpikir, terutama dalam kemampuan menganalisis, mengevaluasi hingga memecahkan masalah.

  Materi matematika yang notabennya berupa rumus akan mudah dan cepat dipahami jika dikembangkan dengan latihan-latihan soal. Salah satu materi pokok yang diajarkan di SMP/MTs yang memuat rumus adalah materi Teorema Pythagoras, meskipun hanya terdapat satu rumus tetapi rumus 2 R. Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, (Departemen Pendidikan tersebut dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk model yang dalam penggunaannya banyak digunakan dalam menyelesaikan soal-soal bangun ruang. Berdasarkan kurikulum KTSP materi Teorema Pythagoras dipelajari di kelas VIII semester I. Konsep Pythagoras akan banyak digunakan dalam materi pokok bangun ruang yang dipelajari di kelas VIII semester II.

  Dalam materi bangun ruang beberapa permasalahan yang ada dapat diselesaikan dengan menggunakan Teorema Pythagoras. Namun demikian masih perlu diteliti apakah peserta didik yang menguasai konsep Teorema Pythagoras dengan cepat dan mudah, akan lebih cepat dan mudah pula dalam menyelesaikan permasalahan bangun ruang.

  Objek dalam penelitian ini adalah peserta didik MTs Negeri Brangsong tahun pelajaran 2010/2011, salah satu madrasah negeri unggulan bagi masyarakat sekitar di Desa Brangsong, madrasah negeri yang memiliki sarana dan prasarana memadai, dari mulai alat peraga sampai dengan sarana extra kurikulernya.

  Madrasah yang terletak di tengah Desa Brangsong ini kualitasnya tidak jauh beda dengan madrasah negeri yang ada di tengah kota Kendal, dengan banyaknya peserta didik yang ada semakin menjadikan MTs Brangsong sebagai madrasah unggulan, kurikulum yang ada juga berjalan dengan baik.

  Berdasarkan kurikulum yang ada di MTs Negeri Brangsong, Teorema Pythagoras diajarkan lebih dahulu daripada bangun ruang. Hal ini dikarenakan bahwa penguasaan konsep Teorema Pythagoras merupakan salah satu prasarat untuk mempelajari materi tentang bangun ruang.Tanpa penyampaian materi Teorema Pythagoras terlebih dahulu maka peserta didik akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal bangun ruang yang khususnya pada pencarian diagonal bidang maupun diagonal ruang.

  Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik dan merasa perlu untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh penguasaan Teorema

  

Pythagoras terhadap kemampuan menyelesaikan soal bangun ruang

pada peserta didik kelas VIII semester II MTs Negeri Brangsong tahun

pelajaran 2010/2011 ”.

B. Penegasan Istilah

  Untuk menghindari terjadinya salah penafsiran dalam penelitian ini, maka perlu adanya penegasan istilah yang didefinisikan secara operasional antara lain:

  1. Pengaruh

  3 Daya yang ada atau timbul dari sesuatu. Jadi pengaruh yang

  dimaksudkan di sini yaitu pengaruh penguasaan Teorema Pythagoras terhadap kemampuan menyelesaikan permasalahan soal bangun ruang.

  2. Kemampuan

  4 Kesanggupan, kecakapan, kekuatan. Maksud kemampuan disini adalah

  kemampuan peserta didik MTs Negeri Brangsong kelas VIII semester II tahun pelajaran 2010/2011 dalam menyelesaikan soal bangun ruang.

  3. Penguasaan Proses, cara, perbuatan menguasai atau menguasakan, pemahaman atau

  

5

  kesanggupan untuk menggunakan. Dalam penelitian ini, penguasaan dimaksudkan terhadap konsep-konsep Teorema Pythagoras dalam penerapannya pada soal-soal bangun ruang.

  4. Teorema Pythagoras Nama suatu teori yang ditemukan oleh seorang ahli matematika berkebangsaan yunani yang hidup pada abad ke-6 sekitar tahun 540 SM yaitu bernama Pythagoras. Teorema Pythagoras menyatakan bahwa setiap segitiga siku-siku, luas persegi pada sisi miring (hipotenusa) sama dengan jumlah luas

  6 persegi pada sisi siku-sikunya.

  5. Bangun Ruang Materi yang dipelajari di kelas VIII dengan menggunakan Teorema

  Pythagoras untuk menyelesaikan soal bangun ruang pada standar kompetensi memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya serta 3 Anton M. Moeliono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1993),hlm.

  664. 4 5 Anton M. Moeliono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm 553. 6 Anton M. Moeliono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm. 468.

  

M. Cholik Adinawan, Seribu Pena Matematika Untuk SMP/MTs Kelas VIII, (Jakarta: menentukan ukurannya, dengan kompetensi dasar menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas yang ada hubungan dengan Teorema Pythagoras.

  Jad i yang dimaksud dengan “Pengaruh penguasaan Teorema Pythagoras terhadap kemampuan menyelesaikan soal bangun ruang pada peserta didik kelas VIII semester II MTs Negeri Brangsong tahun pelajaran 2010/2011” adalah Pengaruh yang ada dari Teorema Pythagoras dengan kesanggupan menyelesaikan materi bangun ruang (kubus, balok, prisma, dan limas) pada peserta didik kelas VIII semester II MTs Negeri Brangsong C.

   Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah:

  1. Bagaimana hasil penguasaan Teorema Pythagoras peserta didik kelas VIII semester II MTs Negeri Brangong tahun pelajaran 2010/2011?

  2. Bagaimana kemampuan menyelesaikan soal bangun ruang pada peserta didik kelas VIII semester II MTs Negeri Brangong tahun pelajaran 2010/2011?

  3. Apakah ada pengaruh penguasaan Teorema Pythagoras terhadap kemampuan menyelesaikan soal bangun ruang pada peserta didik kelas

  VIII semester II MTs Negeri Brangsong tahun pelajaran 2010/2011? D.

   Tujuan dan Manfaat Penelitian

  1. Tujuan penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui bagaimana hasil penguasaan teorema Pythagoras peserta didik kelas VIII semester II MTs Negeri Brangsong tahun pelajaran 2010/2011. b. Untuk mengetahui bagaimana kemampuan menyelesaikan soal bangun ruang pada peserta didik kelas VIII semester II MTs Negeri Brangsong tahun pelajaran 2010/2011.

  c. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara penguasaan Teorema Pythagoras terhadap kemampuan menyelesaikan soal bangun ruang pada peserta didik kelas VIII semester II MTs Negeri Brangsong tahun pelajaran 2010/2011.

  2. Manfaat Penelitian Sedangkan manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagi Sekolah

  Sebagai bahan acuan bagi sekolah yang dijadikan objek penelitian ini dalam upaya peningkatan mutu dan kemampuan peserta didik dalam mata pelajaran matematika.

  b. Bagi Guru Memberikan informasi atau gambaran mengenai pentingnya penyampaian materi konsep Teorema Pythagoras serta memperdalam pemahaman dan penguasaan konsep Pythagoras terhadap peserta didik supaya dalam menyelesaikan soal bangun ruang tepat dan benar.

  c. Bagi Peserta Didik (i) Menumbuhkembangkan kompetensi peserta didik dalam mata pelajaran matematika.

  (ii) Meningkatkan penguasaan konsep matematika khusunya pada materi pokok Teorema Pythagoras. (iii) Sebagai upaya meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal bangun ruang.

  d. Bagi Peneliti (i) Meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang pentingnya penguasaan konsep Teorema Pythagoras dalam penerapannya pada penyelesaian soal-soal bangun ruang.

  (ii) Sebagai bahan acuan bagi peneliti selanjutnya yang mengangkat topik peneliti yang relevan dengan penelitian ini.

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka Kajian relevan ini digunakan sebagai bahan pertimbangan baik

  mengenai kelebihan maupun kekurangan yang sudah ada sebelumnya. Selain itu kajian terdahulu juga mempunyai banyak pengaruh untuk mendapatkan informasi yang ada sebelumnya mengenai teori yang berkaitan dengan judul yang digunakan sebagai landasan teori ilmiah.

  Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh M. Arif Rahman Hakim, NIM:00310098 mahasiswa IKIP PGRI Semarang fakultas pendidikan matematika dan ilmu pengetahuan alam program studi pendidikan matematika, 2004 dengan judul “Hubungan antara kemampuan penguasaan Teorema Pythagoras dengan kemampuan menyelesaikan soal bangun ruang pada siswa kelas II semester I SMP Muhammadiyah 03 kaliwungu tahun ajaran 2004/2005”, menyimpulkan bahwa ada hubungan yang positif antara penguasaan Teorema Pythagoras terhadap kemampuan menyelesaikan soal bangun ruang. Hal ini ditunjukkan oleh harga rr , dari perhitungan hitung tabel harga koefisien korelasi diperoleh 0,865 dan r sebesar 0,312 yang berarti tabel korelasi positif, serta koefisien determinasi yang diperoleh 0,748 atau 74,8 %.

  Penelitian yang telah dilakukan oleh Natalia Susanti, S1 Pendidikan matematika, 2011 dengan judul “Eksperimentasi pembelajaran matematika dengan metode NHT pada sub pokok bahasan Teorema Pythagoras pada bangun ruang ditinjau dari motivasi belajar matematika siswa kelas VIII semester I SMP Negeri I Gemolong tahun ajaran 2010/2011

  ” menyimpulkan bahwa prestasi belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran matematika dengan metode konvensional pada sub pokok bahasan Teorema Pythagoras pada bangun ruang Fa = 4,0040 > 3,984 = Ftabel pada taraf signifikansi 0,05. Motivasi belajar siswa memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar matematika pada sub pokok bahasan teorema Pythagoras pada bangun ruang Fb = 22,4893 > 3,134 = Ftabel pada taraf signifikansi 0,05. Tidak terdapat interaksi antara metode pembelajaran dengan motivasi belajar matematika terhadap prestasi belajar matematika pada csub pokok bahasan teorema Pythagoras pada bangun ruang Fab = 0,0702 < 3,134 = Ftabel pada taraf signifikansi 0,05.

  Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Agustina Dwi Saputri, 2005, skripsi jurusan pendidikan matematika, fakultas MIPA Universitas Negeri Semarang dengan judul “Penerapan pembelajaran matematika konstektual pada materi Teorema Pythagoras untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa” menunjukkan ada peningkatan dalam hasil belajar dan aktivitas siswa yaitu pada siklus 1 hasil belajar siswa rata-rata 7,02 dengan tingkat ketuntasan 61,90% dan tingkat aktivitas siswa adalah 77,50% siswa aktif. Pada siklus 2 hasil belajar siswa mempunyai rata-rata 7,02 dengan tingkat ketuntasan 61,90% dan tingkat aktivitas siswa adalah 82,50% siswa aktif. Pada siklus 3 hasil belajar siswa memiliki rata-rata 7,48 dengan tingkat ketuntasan 83,33% dan tingkat aktivitas siswa adalah 77,50% siswa aktif.

  Berdasarkan kajian di atas peneliti mendapatkan perbedaan maupun persamaan dari kajian yang akan peneliti lakukan. Perbedaannya yaitu dalam rumusan masalah yang akan dikaji sedangkan persamaannya yaitu pada materi yang akan dikaji. Dalam penelitian ini hanya akan diuraikan bagaimana penguasaan peserta didik dalam materi teorema Pythagoras, bagaimana kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal bangun ruang dan bagaimana pengaruh penguasaan teorema Pythagoras terhadap kemampuan menyelesaikan soal bangun ruang.

B. Kerangka Teoritik

  1. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui

  1

  interaksi dengan lingkungan. Sedangan belajar yang dikemukakan oleh Howard L. Kingsley adalah 1 “Learning is the process by which behavior is

  originated or changed through practice or training”, yang berarti bahwa

  belajar adalah proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui

  2

  praktek atau latihan. Bahwasanya belajar itu berarti mengalami yang hasilnya berupa pengubahan perilaku. Belajar juga dikatakan suatu proses

  3

  perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Yang berarti bahwa tujuan kegiatan belajar adalah perubahan tingkah laku baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap.

  Belajar merupakan suatu proses kegiatan yang mengakibatkan

  4 perubahan tingkah laku.

  “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya dalam interaksi dengan

  5

  lingkungan Menurut Syekh Abdul Aziz dan Abdul Majid dalam kitab At- ”.

  Tarbiyatul wa Thuruqut Tadris mendenifisikan belajar sebagai berikut:

  (Belajar adalah perubahan di dalam diri (jiwa) peserta didik yang dihasilkan dari pengalaman terdahulu sehingga menimbulkan perubahan yang baru). Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar itu merupakan suatu proses yang dilakukan seseorang secara sadar maupun tidak sadar dengan proses secara bertahap sehingga terjadi suatu perubahan. Jadi orang dikatakan belajar jika pada diri orang tersebut mengalami perubahan yang berlangsung dalam jangka waktu yang relatif lama. Perubahan tingkah laku tersebut membawa perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mampu 2 3 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2006), hlm. 104.

  Syaiful bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, cet ke-3, 2006), hlm.10. 4 Herman Hudojo, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, (Malang: Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Malang, 2003), ed. Revisi, hlm. 1. 5 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet. 5, hlm.2. 6 Shaleh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Majid, At-tarbiyah wa Thuruqut Tadris, Juz I, mengerjakan sesuatu menjadi mampu mengerjakannya. Kegiatan untuk mencapai perubahan tingkah laku disebut proses belajar sedangkan perubahan tingkah laku disebut hasil belajar. Dengan demikian belajar akan menyangkut suatu proses dan hasil belajar.

  2. Pembelajaran Matematika Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan

  7

  masalah tentang bangun dan bentuk. Oleh karena matematika pada dasarnya mudah dipelajari karena berupa fakta. Akan tetapi dari fakta tersebut dikembangkan melalui konsep-konsep yang diterapkan pada suatu materi yang terkait, sedangkan materi pada matematika tersusun secara hirarki dengan penalaran deduktif.

  Belajar matematika merupakan interaksi peserta didik dengan matematika, yang menyebabkan adanya perubahan tingkah laku berupa penguasaan matematika. Belajar matematika sangat penting karena terkait dengan kehidupan antara lain sebagai panduan dalam perhitungan. Dengan demikian salah besar apabila orang beranggapan matematika tidak diperlukan dalam kehidupannya.

  Seseorang yang belajar matematika pasti akan mengalami perubahan secara langsung maupun tidak langsung, perubahan langsung tersebut ditandai dengan adanya sikap positif yaitu kerja keras, teliti, ulet, hati-hati dan tidak mudah putus asa serta berpikir logis dan rasional. Sedangkan perubahan tidak langsung yaitu mereka merasa tertantang dan penasaran dalam mengerjakan sesuatu sebelum mereka mendapatkan jawabannya, dari perubahan tidak langsung itu mereka merasa termotivasi untuk belajar lebih jauh tentang matematika. Yang tidak kalah penting mempelajari matematika adalah objek langsung (abstrak) dari matematika, dalam matematika objek dasar yang dipelajari adalah abstrak, yang merupakan objek pikiran meliputi (1) Fakta, (2) Konsep, (3) Operasi atau Relasi, (4) Prinsip. Dari objek 7 tersebutlah dapat disusun suatu pola dan struktur matematika.

  

R. Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia,(Jakarta: Direktorat Pendidikan

  Untuk memperoleh gambaran tentang objek matematika tersebut, penting kiranya di uraikan sebagai berikut : a. Fakta

  Fakta berarti kenyataan yaitu sesuatu yang benar-benar ada atau

  8

  terjadi. Dalam matematika, fakta berarti kesepakatan yaitu cara untuk menyatakan ide-ide matematika dalam lambang atau simbol tertentu, misalnya kita hendak mengatakan kata “delapan”, maka disajikan dalam simbol “8” atau sebaliknya.

  b. Konsep Konsep dalam matematika adalah ide abstrak yang memungkinkan kita untuk mengelompokkan objek atau kejadian. Konsep adalah himpunan stimulus dengan sifat yang abstrak, konsep matematika pada umumnya

  9 disusun berdasarkan konsep-konsep terdahulu atau fakta-fakta tertentu.

  Misalnya dalam menyelesaikan permasalahan soal bangun ruang khususnya pada penentuan diagonal sisi, diagonal ruang hendaknya memahami terlebih dahulu tentang Teorema Pythagoras.

  c. Skill Skill atau keahlian adalah kemampuan untuk menjalankan prosedur dalam menyelesaikan suatu masalah. Keahlian dalam matematika yaitu mampu menyelesaikan segala permasalan yang terkait dengan teorema, konsep maupun prinsip dalam materi matematika. Sebagaimana materi Teorema Pythagoras sangat mempunyai peran dalam menyelesaikan soal- soal pada bangun ruang terutama dalam menentukan diagonal bidang maupun diagonal ruang yang kaitannya dengan penentuan luas dan volume pada bangun ruang.

  8 Anton M. Moeliono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1993), hlm.

  239. 9 R. Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, (Direktorat Jenderal Pendidikan d. Prinsip Prinsip adalah hubungan antara berbagai objek dasar matematika. Prinsip dasar tersebut dapat berupa aksioma, teorema, sifat dan

  10 sebagainya.

  Dalam belajar matematika tidak hanya memahami materi saja tetapi juga memperhatikan sasaran pembelajaran matematika, yaitu : 1) Penanaman pengertian 2) Pembuktian 3) Penyelesaian soal

  11 4) Keterampilan berhitung.

  Keberhasilan proses pembelajaran matematika selain dapat dilihat dari keberhasilannya dalam menyelesaikan soal-soal matematika ada dua kemungkinan kegiatan yang baik dilakukan agar berhasil dalam menyelesaikan soal matematika adalah :

  1) Mengingat kedudukan variabel-variabel dan bilangan pada objek suatu soal 2) Dapat memilih dan mengunakan operasi pada variabel sebanding

  12 dengan kreativitas yang dilakukan.

  3. Teori Pembelajaran Ausubel Teori Ausubel tentang belajar adalah belajar bermakna. Belajar bermakna merupakan suatu proses yang dikaitkannya informasi baru pada

  13 konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.

  Bahwasanya dalam struktur kognitif seseorang, belajar itu sangat berhubungan dengan apa yang sudah pernah dipelajari sebelumnya, oleh sebab itu belajar matematika yang akan dipelajari hendaknya harus 10 11 R. Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, hlm. 16.

  

M. Arif Rahman Hakim, “Hubungan Antara Kemampuan Penguasaan Teorema

Pythagoras dengan Kemampuan Menyelesaikan Soal Bangun Ruang”, Skripsi (Semarang: IKIP PGRI Semarang, 2004), hlm. 13. 12 13 M. Arif Rahman Hakim, Skripsi , hlm. 13.

  Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana, 2010), bermakna, artinya bahan pelajaran tersebut harus sesuai dengan kemampuan dan struktur kognitif yang dimiliki peserta didik. Dengan kata lain, pelajaran matematika yang baru perlu dikaitkan dengan konsep-konsep baru yang benar-benar dapat terserap dengan baik. Faktor yang paling penting yang mempengaruhi belajar adalah apa yang telah diketahui peserta didik.

  Agar terjadi belajar yang bermakna, konsep baru atau informasi baru harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang sudah ada dalam struktur kognitif peserta didik sendiri. Untuk membantu peserta didik dalam menanamkan pengetahuan baru dari suatu materi sangat diperlukan konsep- konsep awal yang sudah dimiliki peserta didik yang berkaitan dengan konsep-konsep yang akan dipelajari, sehingga jika disampaikan materi yang akan dberikan peserta didik akan lebih mudah dalam menerima dan mengembangkannya. Menurut Bruner dan Ausubel pembelajaran akan lebih bermakna jika:

  a. Menekankan akan makna dan pemahaman;

  b. Mempelajari materi tidak hanya proses pengulangan, tetapi perlu disertai transfer yang lebih luas; c. Menekankan adanya pola hubungan bahan yang telah diketahui dengan struktur kognitif; d. Menekankan pembelajaran prinsip dan konsep;

  e. Menekankan struktur disiplin ilmu dan struktur kognitif;

  f. Objek pembelajaran seperti apa adanya dan tidak disederhanakan dalam bentuk eksperimen dalam situasi laboratorium; g. Menekankan pentingnya bahasa sebagai dasar pikiran dan komunikasi;

  14 h. Perlunya memanfaatkan pengajaran perbaikan yang lebih bermakna.

  Dalam penelitian ini teori belajar bermakna Ausubel digunakan karena ada fase penerapan konsep Teorema Pythagoras pada penyelesaikan soal bangun ruang, dimana guru menyajikan materi bangun ruang dengan menghubungkannya konsep yang relevan yang sudah ada dalam struktur 14 kognisi peserta didik.

  4. Penguasaan Konsep Teorema dalam Belajar matematika Suatu teorema atau sifat tertentu tidak selalu didapat dengan pemikiran deduktif. Teorema dapat ditemukan melalui pengalaman lapangan ataupun data empirik. Namun demikian akhirnya kebenaran harus dapat dibuktikan

  15

  dengan pola deduktif dalam strukturnya. Suatu teorema merupakan langkah induktif yang kebenarannya dapat diperoleh melalui pengalaman seseorang setelah melakukan pembelajaran tentang teorema itu sendiri.

  Matematika adalah salah satu cabang ilmu yang bersifat deduktif yang hanya dipelajari dengan logika, secara garis besar matematika merupakan pengetahuan yang disusun secara konsisten berdasarkan logika deduktif. Matematika dibagi menjadi 2 kelompok yaitu objek belajar langsung dan objek belajar tidak langsung. Objek belajar langsung meliputi fakta, konsep, prinsip dan skill, sedangkan objek tidak langsung meliputi transfer belajar

  16

  kemampuan menyelesaikan masalah. Karena matematika berkenaan dengan konsep abstrak yang disusun secara hirarki maka dalam belajar matematika konsep matematika harus dipahami terlebih dahulu sebelum memanipulasi simbol-simbol. Dengan demikian peserta didik telah memahami konsep, konsep harus dipelajari terlebih dahulu maka fakta yang terkait dengan konsep dipelajari dalam prinsip. Prinsip dalam matematika didefinisikan sebagai pola hubungan antara konsep-konsep matematika, karena di dalam prinsip konsep-konsep dipelajari terlebih dahulu.

  Pemahaman suatu konsep bukanlah hal yang cepat dan sekali jadi, namun bertahap dan butuh waktu, apalagi saling berhubungan dan saling mendasari sehingga penguasaan konsep yang satu berpengaruh terhadap kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Hal yang sesuai dengan pemahaman konsep yaitu :

  1) Mengenal definisinya 2) Mengenal beberapa contoh dan non contoh 15 R. Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia,(Jakarta: Direktorat Pendidikan Tinggi departemen Pendidikan Nasional, 2001), hlm. 129. 16

  3) Mengenal sejumlah sifat-sifat esensinya 4) Dapat mengunakan konsep itu untuk mendefinisikan konsep-konsep yang lain 5) Mengenal hubungan konsep yang satu dengan konsep yang lain 6) Dapat mengenal kembali konsep itu dalam berbagai situasi

  17 7) Dapat menggunakan konsep itu untuk menyelesaikan masalah.

  5. Kemampuan Menyelesaikan Soal-Soal dalam Matematika Beberapa tantangan yang dihadapi oleh guru diantaranya adalah mampu memberikan motivasi kepada peserta didik agar tertarik dalam pembelajaran matematika dan menyakinkan pada peserta didik bahwa apa yang dipelajarinya benar-benar sangat berguna. Dan bagaimana mereka memperoleh gagasan (ideas), konsep (concept), dan keahlian (skills) melaui

  18 proses pembelajaran yang benar-benar bermakna.

  Soal merupakan hal atau masalah yang harus dipecahkan. Adanya soal- soal dalam setiap akhir pembelajaran sangat diperlukan, karena untuk menguji apakah suatu materi pokok dalam mata pelajaran tersebut sudah dapat diterima dengan baik dan benar oleh peserta didik, soal dikatakan juga suatu tolak ukur bagi peserta didik dalam pembelajaran.Maksud adanya soal-soal diberikan adalah dimaksudkan agar peserta didik mengetahui manfaat/kegunaan dari materi pokok yang telah dipelajari nya. Kemampuan menyelesaikan soal-soal matematika merupakan kemampuan peserta didik untuk dapat memecahkan dan menyelesaikan masalah dalam bentuk soal aplikasi yaitu soal-soal yang dikaitkan dengan materi-materi matematika yang pernah diajarkan kepada peserta didik sebelumnya.

  17 M. Arif Rahman Hakim, “Hubungan Antara Kemampuan Penguasaan Teorema Pythagoras dengan Kemampuan Menyelesaikan Soal Bangun Ruang”, Skripsi (Semarang: IKIP PGRI Semarang, 2004), hlm. 18. 18 Mutadi, Pendekatan Efektif dalam Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Pusdiklat Tenaga

  6. Konsep Teorema Pythagoras Suatu Teorema Pythagoras diperoleh dari seorang ahli matematika berkebangsaan Yunani yang bernama Pythagoras hidup pada abad ke-6 SM.

  Teorema ini hanya berlaku pada segitiga siku-siku. Dengan Teori Pythagoras kita dapat menentukan panjang sebuah sisi pada segitiga siku-siku jika panjang dua sisi yang lain diketahui. Gambar di bawah ini adalah segitiga siku-siku ABC, siku-siku di A.

  C

  a

  “

  b

  ” B A

  c

ABC Tersebut merupakan segitiga siku-siku di titik A. BC disebut sisi

miring atau hipotenusa. AB dan AC disebut sisi siku-siku.

  Teorema Pythagoras berbunyi: “ Setiap segitiga siku-siku, luas persegi pada sisi miring (hipotenusa) sama dengan jumlah luas persegi pada sisi siku- 2 2 2 sikunya”, secara simbolis ditulis

  abc

  a. Menentukan Pythagoras Untuk menentukan Teorema Pythagoras perhatikan gambar berikut Gb.1 c a d b