Tinjauan Manfaat dan Dampak Bioteknologi

MAKALAH

TINJAUAN MANFAAT DAN DAMPAK BIOTEKNOLOGI MODERN
TERHADAP KEANEKARAGAMAN DAN KESELAMATAN HAYATI

Oleh:

Wahyu Ristiani
1506769945

PROGRAM PASCASARJANA BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2015

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI………………………………………………………………………..

i


DAFTAR TABEL…………………………………………………………………..

ii

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………….

iii

KATA PENNGANTAR……………………………………………………………

iv

I.

1

PENDAHULUAN……………………………………………………………..

A. Latar Bekalang……………………………………………………………… 1

B. Tujuan………………………………………………………………………. 1
C. Pendekatan Masalah………………………………………………………...

2

II. TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………………….

3

A. Keanekaragam Hayati………………………………………………………

3

B. Keselamatan Hayati………………………………………………………… 4
C. Hubungan antara Peningkatan Populasi Manusia dengan Sumber Daya
Hayati………………………………………………………………………..

5

D. Bioteknologi………………………………………………………………...


5

E. Aplikasi Bioteknologi……………………………………………………….

8

F. Manfaat dan Dampak dari Aplikasi Bioteknologi ………………………….

9

III. DESKRIPSI LOKASI………………………………………………………….

10

IV. PEMBAHASAN……………………………………………………………….

11

V. KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………………..


14

A. Kesimpulan…………………………………………………………………

14

B. Saran………………………………………………………………………..

14

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………

15


 

i
 


DAFTAR TABEL

Tabel 1. Contoh Produk-produk Bioteknologi Konvensional………………… …

6

Tabel 2. Contoh Produk-produk Bioteknologi Modern………………………….

7

Tabel 3. Contoh Hasil Tanaman Genetic Modified di Uganda (2007-2012)…….

12


 

ii
 


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Singkong GM tahan terhadap penyakit beruntuk cokelat (CBSD)
dipanen dari percobaan di NaCRRI, Namulonge, Uganda…………..

11

Gambar 2. Pisang tahan bakteri di bawah penelitian NARL,
Kawanda, Uganda……………………………………………………


 

12

iii
 

KATA PENGANTAR


Sumber daya hayati yang melimpah harus manfaatkan dengan bijaksana dan tetap
dilindungi agar tidak punah, serta untuk keberlanjutan di masa yang akan datang. Tingkat
pertumbuhan manusia dalam beberapa dekade ini tidak diimbangi oleh pertumbuhan
sumber daya hayati, melainkan tsemakin terkikisnya sumber daya tersebut.
Manusia berusaha memanfaatkan sumber-sumber hayati untuk kesejahteraan hidup
mereka. Sumber daya hayati yang paling banyak dimanfaatkan untuk mendukung
kehidupan manusia yaitu bahan pangan. Bioteknologi telah muncul sebagai teknologi
kunci untuk pembangunan ekonomi. Bioteknologi modern telah berkembang pesat dan
sudah diaplikasikan di hampir seluruh Negara di dunia, dan paling banyak di Negaranegara berkembang. Hingga Bioteknologi dinilai memberikan banyak manfaat bagi
kehidupan. Namun demikian, beberapa ilmuwan percaya bahwa keanekaragaman hayati
terancam oleh pertanian secara keseluruhan, dan khususnya juga dengan metode pertanian
tradisional. Perlu adanya kewaspadaan akan dampak negatif bioteknologi terhadap
keanekaragaman spesies, kerusakan lingkungan, dan kemungkinan adanya spesies baru
yang berbahaya bagi keamanan hayati. Oleh karena itu, prinsip kehati-hatian menjadi hal
yang utama yang perlu diperhatikan dalam aplikasi bioteknologi modern.

Jakarta, 17 Oktober 2015

Penulis



 

iv
 

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Beragam spesies tanaman dan hewan yang hidup di planet ini disebut sebagai
keanekaragaman hayati, dan keberadaannya saat ini sedang terancam oleh tindakan
manusia. Sebuah populasi manusia yang tumbuh, bagaimanapun juga memerlukan
pertumbuhan kebutuhan, yang pada akhirnya memerlukan sebuah teknologi suntuk
memaksimalkan penggunaan lahan yang tersedia dan meminimalkan kerusakan
lingkungan dan keanekaragaman hayati.
Menyelamatkan keanekaragaman hayati berarti mengambil langkah untuk
melindungi gen, species, habitat atau ekosistem. Oleh sebab itu menyelamatkan
keanekaragaman hayati berarti pula mencegah merosotnya ekosistem alam yang utama

dan mengelola serta melindunginya secara efektif. Disadari atau tidak bahwa
keanekaragaman hayati (flora, fauna, jasad renik/mikroorganisme) adalah pusat dari
semua sektor yang penting bagi kehidupan manusia (bioprospecting). (Walujo, 2011)
Disisi lain, meningkatnya populasi manusia tidak diimbangi dengan meningkatnya
sumber daya hayati, sehingga manusia mulai mengembangkan berbagai cara agar tetap
ada keberlanjutan bagi semua belah pihak. Bioteknologi menjadi pilihan untuk mengatasi
masalah yang ada. Namun demikian, meskipun banyak manfaat dari aplikasi bioteknologi
yang dapat dirasakan, tetap ada kekuatiran akan adanya dampak negatif yang timbul yang
dapat mengancam keanekaragaman genetik hayati dan keselamatan hayati.

B. Tujuan

Secara umum bioteknologi dikembangkan untuk kesejahteraan umat manusia.
Meningkatnya populasi manusia dan menipisnya sumber daya hayati yang ada membuat
manusia mau tidak mau harus menciptakan sesuatu yang baru yang dapat dengan cepat
diperoleh dengan meminimalisir dampak negatif yang mungkin timbul. Tujuan dari
makalah ini yaitu untuk meninjau manfaat dan dampak dari aplikasi bioteknologi modern
terhadap keanekaragaman dan keselamatan hayati.

1


C. Pendekatan Masalah

Analisa yang digunakan dalam makalah ini dilakukan melalui metode deskriptif
dan kualitatif, dengan melakukan telaah pada hasil penelitian sebelumnya. Disamping itu,
termasuk membaca literatur review, melakukan desk study yaitu dengan mengambil data
dari media sosial, dan internet.

2

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati diartikan sebagai keanekaragaman di antara mahluk hidup
dari semua sumber termasuk diantaranya, daratan, lautan dan ekosistem akuatik lain serta
kompleks-kompleks ekologi yang merupakan bagian dari keanekaragamannya; mencakup
keanekaragaman didalam spesies, antara spesies dan ekosistem. Sumber daya hayati
mencakup sumber daya genetik, organisme atau bagiannya, populasi atau komponen
biotik ekosistem-ekosistem lain dengan manfaat atau nilai yang nyata atau potensial untuk

kemanusiaan (CBD, 1992).
Keanekaragaman hayati menurut World Wildlife Fund dalam Indrawan dkk. (2007)
adalah jutaan tumbuhan, hewan dan mikroorganisme, termasuk yang mereka miliki, serta
ekosistem rumit yang mereka bentuk menjadi lingkungan hidup. Keanekaragaman hayati
dapat digolongkan menjadi tiga tingkat, yaitu :
1. Keanekaragaman spesies. Hal ini mencakup semua spesies di bumi, termasuk
bakteri dan protista serta spesies dari kingdom bersel banyak (tumbuhan, jamur,
hewan, yang bersel banyak atau multiseluler)
2. Keanekaragaman genetik. Variasi genetik dalam satu spesies baik diantara
populasi-populasi yang terpisah secara geografis, maupun diantara individuindividu dalam satu populasi.
3. Keanekaragaman komunitas. Komunitas biologi yang berbeda serta asosiasinya
dengan lingkungan fisik (ekosistem) masing-masing.
Ketiga tingkatan keanekaragaman hayati tersebut diperlukan untuk kelanjutan
kelangsungan hidup di bumi dan penting bagi manusia. Keanekaragaman spesies
menggambarkan seluruh cakupan adaptasi ekologi, serta menggambarkan evolusi spesies
terhadap lingkungan tertentu.
Keanekaragaman hayati merupakan sumberdaya hayati dan sumberdaya alternatif
bagi kehidupan manusia. Sebagai negara mega-biodiversity, berdasarkan keanekaragaman
jenis menurut Supriatna (2008) Indonesia menempati urutan papan atas, yakni:

3



Urutan kedua setelah Brazil untuk keanekaragaman mamalia, dengan 515 jenis,
yang 39% diantaranya merupakan endemik;



Urutan keempat untuk keanekaragaman reptil (511 jenis, 150 endemik);



Urutan kelima untuk keanekaragaman burung (1531 jenis, 397 endemik) bahkan
khusus untuk keanekaragaman burung paruh bengkok, Indonesia menempati
urutan pertama (75 jenis, 38 endemik);



Urutan keenam untuk keanekaragaman amfibi (270 jenis, 100 endemik);



Urutan keempat dunia untuk keanekaragaman dunia tumbuhan (38000 jenis);



Urutan pertama untuk tumbuhan palmae (477 jenis, 225 endemik);



Urutan ketiga untuk keanekaragaman ikan tawar (1400 jenis) setelah Brazil dan
Colombia.

B. Keselamatan Hayati

Ruang lingkup keselamatan hayati mencakup kondisi dan upaya yang diperlukan
untuk mencegah ancaman terhadap status, eksistensi hayati dan kesehatan hayati,
mencakup pula perlindungan dan keamanan hayati baik yang berkaitan dengan organisme
hasil modifikasi maupun organisme asli.
Keamanan hayati adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah
kemungkinan timbulnya resiko yang merugikan keanekaragaman hayati dan/atau
kesehatan manusia sebagai akibat pemanfaatan produk bioteknologi modern. Ancaman
terhadap keanekaragaman hayati disebabkan oleh kesalahan pada pengelolaannya baik
secara teknis maupun struktural. Faktor tekdnis yang mengancam pat berupa; kesadaran,
pemahaman dan kepedulian yang rendah, pemanfaatan berlebih, pemungutan dan
perdagangan illegal, konversi habitat alam, introduksi spesies asing, pengunaan teknologi
yang merusak, pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, tekanan penduduk,
perkembangan bioteknologi organisme hasil modifikasi. Faktor-faktor struktrural yang
mengancam dapat berupa; kebijakan eksploitasi, sentralistis, sektoral dan tidak
pertisipasif, otonomi deerah yang kebablasan, sistem kelembagaan yang lemah, sistem
penegakan hukum yang lemah, sumber daya manusia yang tidak memadai.

4

Hilangnya keanekaragaman hayati telah terjadi dengan pesat di banyak bagian
dunia. Hal ini dapat diukur dengan hilangnya spesies individu, kelompok spesies atau
penurunan jumlah organisme individual. Di lokasi tertentu, penurunan tersebut
tercedrminkan dari degradasi atau kerusakan seluruh ekosistem. Tingkat ancaman
keanekaragaman hayati adalah sebagai berikut:
1. Hilangnya habitat: mungkin yang paling serius dari semua ancaman terhadap
keanekaragaman hayati;
2. Pengenalan spesies eksotik;
3. Banjir, kekeringan, perubahan iklim, salinisasi dan sebagainya, yang semuanya
dapat berupa alam atau buatan manusia (Ammann, 2005).

C. Hubungan antara Peningkatan Populasi Manusia dengan Sumber Daya Hayati

Spesies yang secara global tetap masih akan bertambah jumlahnya ialah manusia.
Jumlah manusia di seluruh dunia mencapai 2,5 juta di tahun 1950 dan meningkat hingga
mencapai 6 juta, angka ini merupakan perkiraan dari UN, pada 2015 akan mencapai 8 Juta
dan 9-10 juta pada 2050. FAO memperkirakan bahwa ada lebih dari 800 juta orang di
dunia tidak memiliki cukup makanan. Di Negara-negara berkembang lebih banyak
membutuhkan makanan (Braun dan Ammann, 2002).
Keanekaragaman hayati menjadi perhatian untuk pembangunan berkelanjutan yang
menyediakan sumber ekonomi, estetika, kesehatan dan manfaat budaya yang signifikan.
Hal ini diasumsikan bahwa kesejahteraan dan kemakmuran bumi, keseimbangan ekologis
serta manusia secara langsung tergantung pada tingkat dan status keanekaragaman hayati.
(Ammann, 2004)

D. Bioteknologi

Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup
(bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol)
dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Menurut Agenda 21,
Bioteknologi diartikan sebagai seperangkat yang bertujuan untuk merubah materi genetik

5

pada tanaman, hewan, dan juga mikroba yang dilakukan oleh manusia. Dalam CBD tahun
1992, bioteknologi diartikan sebagai penerapan teknologi yang menggunakan sistemsistem hayati, makhluk hidup atau derivatifnya, untuk membuat atau memodifikasi
produk-produk atau proses-proses untuk penggunaan khusus.

Bioteknologi itu sendiri terbagi menjadi dua macam, yaitu :
1. Bioteknologi Konvensional atau Tradisional yaitu masih memanfaatkan organisme
utuh (belum pada level DNA/RNA = tidak memanfaatkan materi genetik sel).
Penerapan bioteknologi konvensional ini misalnya dalam pengolahan produk
makanan, seperti : yoghurt, keju, tempe, mentega, kecap, tape. Bioteknologi dalam
bidang pertanian, seperti : penanaman secara hidroponik dan aeroponik.
Tabel 1. Contoh Produk-Produk Bioteknologi Konvensional
No.

Mikroorganisme

Enzim

Bahan

Produk

1.

Rhizopus oligosporus

Protease

Kedelai

Tempe

2.

Aspergilus oryzae

Protease

Kedelai

Tauco

3.

Aspegilus soyae

Protease

Kedelai

Kecap

4.

Monillia sitophilia

Protease

Bungkil kacang

Oncom

5.

Streptococcus thermophilus

Laktase

Susu

Yoghurt

6.

Lactobacillus vulgaris

Laktase

Susu

Yoghurt

7.

Lactobacillus vulgaris

Lipase

Susu

Keju

8.

Lactobacillus lactis

Lipase

Susu

Keju

9.

Streptococcus lactis

Lipase

Susu

Mentega

10.

Lactobacillus plantarum

Laktase

Kubis

Asinan

2. Bioteknologi Modern : menggunakan aktivitas DNA/RNA untuk menghasilkan
produk tertentu (bekerja pada level molekuler). Beberapa penerapan bioteknologi
modern ini yaitu rekayasa genetika yang merupakan cara memanipulasi gen untuk
menghasilkan makhluk hidup baru. Rekayasa genetika ini dikenal juga dengan
sebutan pencangkokan gen atau rekombinasi DNA.

6

Tabel 2. Contoh Produk-Produk Bioteknologi Modern
No.

Produk

Kegunaan

1.

Interferon

Melawan infeksi, meningkatkan sistem kekebalan

2.

Insulin

Mengontrol kadar gula darah (diabetes mellitus)

3.

Vaksin

Meningkatkan kekebalan tubuh

4.

Penicillin

Antibiotika, melawan infeksi oleh bakteri atau jamur

5.

Hormon pertumbuhan

Melawan kekedilan, untuk penyembuhan

6.

Beta endorfin

Mengurangi rasa sakit

7.

Activator plasminogen

Melarutkan darah beku, mencegah stroke

8.

Inferleukun 2

Mengaktifkan sistem kekebalan

9.

Antibodi monoklonal

Menyerang dan membunuh sel tumor atau kanker

10.

Enzim

Meningkatkan reaksi/biokatalisator baik untuk keperluan
manusia maupun industri

Bioteknologi mempunyai beberapa jenis. Berikut ini jenis-jenis bioteknologi :
1. Bioteknologi Merah
Bioteknologi merah merupakan cabang ilmu bioteknologi yang mempelajari pemanfaatan
bioteknologi dalam bidang medis. Ruang lingkupnya meliputi pengobatan, mulai dari
tahap preventif, diagnosis, dan pengobatan. Misalnya, manfaat bioteknologi yang
dihasilkan adalah obat dan vaksin, penggunaan sel induk untuk pengobatan regeneratif,
serta terapi gen untuk mengobati penyakit genetik dengan cara mengganti gen yang tidak
normal dengan gen yang normal.
2. Bioteknologi Putih
Bioteknologi putih merupakan pemanfaatan bioteknologi yang dilakukan dalam bidang
industri. Manfaat bioteknologi dari bioteknologi putih antara lain pengembangan dan
produksi senyawa baru serta pembuatan sumber energi yang terbarukan, dengan
memanfaatkan mikroorganisme, seperti bakteri atau ragi akan memudahkan proses dan
pengolahan limbah industri.
3. Bioteknologi Hijau

7

Bioteknologi hijau biasa digunakan dalam bidang pertanian atau peternakan. Dalam
bidang pertanian, manfaat bioteknologi antaralain menghasilkan tanaman yang tahan
hama, bahan makanan yang mengandung gizi tinggi, dan menghasilkan tanaman yang
bermanfaat. Sementara itu, dalam bidang peternakan, manfaat bioteknologi diaplikasikan
pada hewan, seprti sapi, kambing, atau ayam yang difungsikan sebagai bioreaktor sebagai
penghasil antibodi protein yang dapat membantu sel tubuh melawan senyawa asing.
4. Bioteknologi Biru
Bioteknologi biru biasa disebut bioteknologi perairan yang mengendalikan segala proses
yang terjadi di lingkungan perairan. Bioteknologi ini dimanfaatkan untuk menumbuhkan
ikan bersirip atau kerang-kerangan sebagai sumber makanan. Perkembangan bioteknologi
biru ini memanfaatkan rekayasa genetika untuk menghasilkan tiram yang tahan penyakit.
Selain itu, menhasilkan vaksin untuk melawan virus yang menyerang salmon dan ikanikan lainnya.

E. Aplikasi Bioteknologi

Metode bioteknologi dapat diterapkan untuk mempelajari hampir semua fenomena
biologis dan akan dalam beberapa kasus memiliki aplikasi praktis untuk menjaga
keanekaragaman hayati. Sebaliknya, ancaman terhadap keanekaragaman hayati dengan
bioteknologi juga perlu dipertimbangkan (Braun dan Ammann, 2002).
Biosafety menjadi hal yang paling kontroversial dari isu seputar bioteknologi.
Biosafety adalah istilah untuk sistem peraturan yang dirancang untuk memastikan bahwa
aplikasi bioteknologi yang aman untuk kesehatan manusia, pertanian dan lingkungan.
Beberapa perjanjian internasional bersepakat dengan keamanan hayati, termasuk WTO
Sanitary Phytosanitary dan (SPS) dan Technical Barriers to Trade (TBT) perjanjian dan
Protokol Keamanan Hayati yang dikenal sebagai Protokol Cartagena tentang Keamanan
Hayati, dan Konvensi Keanekaragaman Hayati (Ives dkk, 2001).
Kehati-hatian menjadi hal yang utama dalam penerapan bioteknologi di Indonesia,
hal ini disampaikan oleh Menteri Pertanian Dr. Suswono. Selanjutnya, beliau mengatakan
bahwa bioteknologi adalah sesuatu keniscayaan yang memang mau tidak mau harus kita
okomodir atau kita adopsi. Hal tersebut untuk mengimbangi dengan jumlah penduduk

8

yang semakin banyak, kebutuhan pangan makin meningkat, sementara lahan semakin
sempit, perubahan iklim juga nyata di masa depan. Oleh karena itu, tentu saja biotek
sesuatu yang harus kita lakukan, salah satu adalah dengan Genetic Modified Organism
(GMO), dan sesuai dengan peraturan pemerintah dalam kaitan penerapannya yaitu aspek
kehati-hatian menjadi utama, sehingga tidak menimbulkan ekses, baik dari sisi keamanan
pangan,

keamanan

pakan

maupun

dari

sisi

lingkungan

(http://indonesiabch.or.id/penerapan-bioteknologi-aspek-kehati-hatian-menjadi-utama/).

F. Manfaat dan Dampak dari Aplikasi Bioteknologi
Bioteknologi dapat menjadi alat yang berharga untuk memperkenalkan tanaman
Genetic Modified (GM), yang menghasilkan hasil yang lebih tinggi, meningkatkan
produktivitas lahan pertanian, dan mengurangi kebutuhan untuk herbisida dan pestisida,
sehingga melestarikan keanekaragaman hayati. Pengenalan varietas tanaman GM tidak
mewakili risiko yang lebih besar untuk memotong keragaman genetik dari program
pemuliaan terkait dengan pertanian konvensional (Ammann, 2004).
Dalam Ives dkk (2001) dipaparkan beberapa manfaat dan dampak dari
bioteknologi terhadap lingkungan hidup yaitu:
1. Manfaat dari bioteknologi terdiri dari:


Peningkatan produktivitas tanaman tanpa memerlukan input tambahan;



Penurunan jumlah pestisida dan herbisida yang dilepaskan ke lingkungan;



Mengurangi tekanan untuk mengeksploitasi tambahan lahan yang digarap;



Erosi tanah berkurang;



Penciptaan alternative sumber energi terbarukan (misalnya, biodiesel);



Penciptaan bahan baku yang lebih ramah lingkungan baru untuk industri;



Pengurangan penggunaan energi dalam pertanian.

2. Dampak dari bioteknologi terdiri dari:


Polusi gen dan gulma;



Efek pada spesies non-target;



Resistensi hama;



Hilangnya keanekaragaman hayati.

9

III. DESKRIPSI LOKASI

Area yang banyak memanfaatkan bioteknologi adalah pertanian dan perkebunan.
Hal ini dikarenakan untuk memenuhi kesejahteraan manusia akan kebutuhan pangan yang
meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk di seluruh dunia. Status
bioteknologi pertanian global menurut Internasional Pusat Penelitian Pertanian (IARCs)
dalam Ives dkk. (2001), Amerika Serikat menjadi pemimpin dalam penelitian dan
komersial aplikasi bioteknologi. Selanjutnya penelitian bioteknologi juga dilakukan oleh
banyak lembaga dan industri Eropa dan Asia, serta di negara-negara berkembang.
Berikut ini data statistik mengenai produksi global tanaman rekayasa genetika
yang menjadi perhatian:


Tanaman transgenik di daerah global pada tahun 1998 diperkirakan mencapai
27.800.000 hektar, 2,5 kali lipat meningkat seiring 1997;



Amerika Serikat merupakan pemimpin global, dengan 74% dari total areal global,
diikuti oleh Argentina (15%), Kanada (10%), Australia (1%) dan akhirnya
Meksiko, Spanyol, Perancis dan Afrika Selatan, masing-masing dengan kurang
dari 1% dari total global;



Tanaman yang mendominasi proyek rekayasa genetika yaitu, kedelai toleran
herbisida, insectresistant jagung, kapas tahan serangga dan herbisida-toleran
canola (rapeseed);



Lebih dari 48 varietas tanaman telah disetujui untuk produksi komersial di seluruh
dunia.

10

IV. PEMBAHASAN

Aplikasi Bioteknologi yang diterapkan di berbagai Negara pada dasarnya bertujuan
untuk kesejahteraan dan keberlanjutan makhluk hidup. Sebagian besar bioteknologi
dimanfaatkan untuk meningkatkan sektor pangan, dalam hal ini banyak diterapkan pada
pertanian, perkebunan. Namun demikian, teknologi ciptaan manusia ini tidaklah
sempurna, ada dampak positif dan negatif yang mungkin ditimbulkan.
Dalam Braun dan Ammann (2002), Zhu melaporkan manfaat dari aplikasi
bioteknologi modern di Cina, bahwa terdapat banyak indikasi bahwa campuran varietas
tanaman atau tanaman yang berbeda dapat memberikan hasil yang lebih tinggi dan lebih
tahan terhadap hama dan penyakit dibandingkan monokultur.
Uganda Biotechnology and Biosafety Consortium mencatat bahwa tanaman GM
dapat mengurangi kerepotan petani di penyiangan (toleran herbisida tanaman) dan dalam
aplikasi pestisida (tanaman tahan hama). Tanaman yang toleran terhadap kemarau akan
memberikan produktivitas yang stabil pada kondisi kemarau. Penggunaan varietas tahan
hama dan penyakit akan mengurangi gagal panen.

Gambar 1: Singkong GM tahan terhadap penyakit beruntun cokelat (CBSD) dipanen dari percobaan di NaCRRI,
Namulonge, Uganda.

11

Gambar 2: Pisang tahan bakteri di bawah penelitian NARL, Kawanda, Uganda.

Tabel 3. Contoh Hasil Penelitian Tanaman Genetic Modified di Uganda (2007-2012)

The United Soybean Board (2009) telah melakukan asesmen ilmiah atas peran
bioteknologi dalam pertanian kedelai di seluruh dunia, dan hasilnya menunjukkan bahwa
bahwa bioteknologi pertanian membantu petani memberikan masa depan yang
berkelanjutan untuk di sistem pertanian dunia. Berikut ini adalah ringkasan keuntungan
dari penerapan bioteknologi pada pertanian kedelai:
1. Pada tahun 2005, varietas biotek mampu mengurangi kebutuhan petani untuk
menggunakan pestisida sebanyak 69,7 juta pon di Amerika Serikat.
2. Di seluruh dunia, 53% dari semua tanaman kedelai biotek toleran terhadap
herbisida. Varietas biotek ini memungkinkan petani untuk hampir tidak perlu
membajak, sehingga menghasilkan manfaat yang signifikan pada kesehatan tanah
dan konservasi, retensi air meningkat, serta menurunkan erosi tanah dan herbisida
limpasan.
3. Pengurangan penggunaan mesin pertanian, yang mengarah ke penurunan
signifikan emisi gas rumah kaca dari peralatan pertanian. Selain itu, tanaman yang
berasal dari bioteknologi pertanian secara signifikan pengurangan emisi karbon
dioksida (CO2) ke dalam lingkungan. Penurunan emisi CO2 dengan tanaman biotek
berasal dari dua sumber yaitu:

12



Pengurangan penggunaan bahan bakar diesel, dari penurunan penggunaan
aplikasi pestisida dan pengurangan membajak;



Peningkatan jumlah karbon dalam tanah disebabkan karena penurunan
membajak.

Gabungan kedua faktor tersebut telah mereduksi 14,76 kg CO2 pada tahun 2006,
atau setara dengan menghilangkan 6.560.000 mobil dari jalan selama satu tahun.
4. Kedelai tahan hama, dan telah diterbitkan persetujuan impor formal untuk kedelai
LIBERTY LINK ™ (kedelai yang tahan terhadap herbisida glufosinate-amonium)
di semua pasar luar negeri yang berlaku mulai tahun 2009.
5. Pertanian kedelai biotek mampu mempertahankan kesehatan tanah, konservasi
humus dan kadar air. Hal ini juga mendorong pertumbuhan habitat yang
mendukung berbagai varietas satwa liar.

Meskipun banyak manfaat dan dampak positif dari aplikasi bioteknologi, tetap ada
risiko dan dampak negatif yang harus diwaspadai, seperti yang dikemukakan oleh Visser,
(1998). Menurut Visser, penerapan bioteknologi modern dapat mengakibatkan
penggunaan yang lebih luas dari keanekaragaman genetik, yang dapat hadir dalam spesies
liar atau peliharaan, untuk kepentingan keamanan pangan di masa depan. Selain itu, juga
berpotensi mengakibatkan penyempitan lebih lanjut dari basis genetik tanaman pangan.
Biaya yang tinggi dari penerapan bioteknologi menngakibatkan kecenderungan untuk
fokus pada beberapa varietas atau keturunan saja, sehingga dapat mengakibatkan
pengenalan organisme baru yang membentuk risiko ke lingkungan hidup.

13

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berbagai macam produk biotek telah menunjukkan bahwa bioteknologi telah
sangat menguntungkan bagi kehidupan manusia dan lingkungan. Aplikasi bioteknologi
menawarkan kesempatan untuk membuat kemajuan substansial dalam pengetahuan kita
tentang keragaman beberapa tanaman yang paling penting (Taylor dan Francis, 1999).
Bersama dengan teknik tradisional, aplikasi ini memberikan manfaat dalam sumber daya
genetik tanaman dan keanekaragaman hayati secara umum dan sebagai imbalannya
memenuhi kebutuhan penduduk dan keberlanjutan.
Kekhawatiran atas hilangnya keanekaragaman genetik dan spesies asli menjadi
perhatian dari pengembangan bioteknologi di negara-negara berkembang. Hal ini menjadi
sebuah strategi berkelanjutan untuk memberikan keamanan makanan untuk pertumbuhan
populasi serta mempromosikan konservasi keanekaragaman hayati, dan menghindari
hilangnya habitat lanjut ekosistem alam (Amini dkk. 2014).

B. Saran
Negara-negara di dunia harus menghormati komitmen mereka untuk melestarikan
keanekaragaman hayati di bawah Konvensi PBB tentang Keanekaragaman Hayati,
demikian juga harus memastikan mematuhi perjanjian-perjanjian yang mereka ikuti yang
berhubungan dengan keamanan hayati.

14

DAFTAR PUSTAKA

Ammann, Klaus. 2004. Biodiversity and Agricultural Biotechnology: A Review of the
Impact of Agricultural Biotechnology on Biodiversity. Botanischer Garten Bern
(Maret 2014) http://www.botanischergarten.ch/EFB/Report-Biodiv-Biotech6.pdf
Ammann Klaus. 2005. Effects of Biotechnology on Biodiversity: Herbicide-tolerant and
Insect-resistant GM Crops. TRENDS in Biotechnology Vol. 23 No. 8.
Biotechnology and Biosafety Law Process in Uganda
http://cns.mak.ac.ug/sites/default/files/biotechnology%20bill.pdf
Braun, Richard dan Klaus, Ammann. (2002). Biodiversity: The Impact of Biotechnology.
Biotechnology Vol. X.
Indrawan, M., R. B. Primack dan J. Supriatna. 2007. Biologi Konservasi. Yayasan Obor
Indonesia. Jakarta.
Ives, Catherine L., Andrea Johanson, dan Josette Lewis. 2001. Agricultural
Biotechnology: A Review of Contemporary Issues. Agricultural, Natural
Resources and Rural Enterprise Division Office of Sustainability Development.
U.S. Agency FOR International Development.
Supriatna, Jatna. 2008. Melestarikan Alam Indonesia. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.
Taylor E and Francis NY. 1999. Plant Conservation Biotechnology. USA.
The Benefits of Biotechnology (2009), The United Soybean Board (USB)
www.soyconnection.com
The Convention on Biological Diversity (CBD). 1992
Visser, B. 1998. Effect of Biotechnology on Agro-biodiversity. Biotechnology and
Development Monitor No. 35, p 2-7.
Walujo, Eko B. 2011. Keanekaragaman Hayati untuk Pangan. Kongres Ilmu Pengetahuan
Nasional X. Jakarta
Wibowo, Antin Siswantinah. 2015. Bahan ajar keselamatan hayati semester ganjil 2015.

Sumber-sumber dari website:
http://azizslaludihati.mywapblog.com/jenis-dan-manfaat-biologi-dalam-bidang-b.xhtml
http://indonesiabch.or.id/penerapan-bioteknologi-aspek-kehati-hatian-menjadi-utama/
https://sustainabledevelopment.un.org/content/documents/Agenda21.pdf

15