S PLS 0906007 Chapter1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan Indonesia memiliki peranan penting terhadap kemajuan suatu
bangsa. Dengan adanya pendidikan, diharapkan dapat meningkatkan sumber daya
manusia. Meningkatnya sumber daya manusia dapat dilihat dari sikap dan mental
masyarakat bangsa Indonesia yang produktif dan mampu bersaing sehingga dapat
mensejahterakan kehidupannya, Selain itu, didalam Undang – undang No.20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 dijelaskan bahwa :
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab
Sejalan dengan pendapat diatas bahwa kemajuan suatu bangsa tidak terlepas
dari peranan pendidikan. Untuk itu, perlu adanya peningkatan kualitas/mutu
pendidikan dan keterjangkauan pendidikan sehingga masyarakat Indonesia dapat
merasakan layanan pendidikan yang adil dan merata. Salah satu undang – undang
yang mendukung terhadap layanan pendidikan yang adil dan merata terdapat
dalam Undang – undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 pasal 13
membagi pendidikan kedalam tiga jalur pendidikan yaitu pendidikan formal,
nonformal dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya.
Pendidikan
nonformal adalah
pendidikan
yang diselenggarakan di luar
pedidikan formal, yang berfungsi sebagai penambah, pelengkap dan pengganti
pendidikan formal. Selain itu menurut Philip H. Combs dalam Sudjana (2010:21)
mengungkapkan bahwa pendidikan nonformal adalah setiap kegiatan terorganisasi
dan sistematis, di luar sistem persekolahan yang mapan, dilakukan secara mandiri
atau merupakan bagian penting dari kegiatan yang lebih luas, yang sengaja
dilakukan untuk
melayani peserta didik
tertentu didalam mencapai tujuan
belajarnya. Adapun tujuan dari pendidikan nonformal adalah untuk memenuhi
Simiati Nurwakhidin, 2016
PENERAPAN PROGRAM PEND IDIKAN KECAKAPAN HID UP MELALUI PELATIHAN MEMASAK D ALAM
MENINGKATKAN KECAKAPAN VOKASIONAL PESERTA D IDIK DI SMP TERBUKA BAKTI BANGSA
BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
1
2
kebutuhan belajar masyarakat yang tidak dapat dijangkau oleh pendidikan formal,
sehingga terwujudnya pemerataan pendidikan di Indonesia.
Pendidikan nonformal dipaparkan pada Undang – undang Sistem Pendidikan
Nasional No.20 Tahun 2003 pasal 26 ayat 2 meliputi pendidikan kecakapan hidup,
pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan
perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja,
pendidikan
kesetaraan,
serta
pendidikan
lain
yang
ditunjukan
untuk
mengembangkan kemampuan peserta didik
Program pendidikan kecakapan hidup
menurut Anwar (2006:20) yaitu
pendidikan yang memberi bekal keterampilan yang praktis, terpakai, terkait
dengan kebutuhan pasar kerja, peluang usaha dan potensi ekonomi atau industri
yang ada di masyarakat. Diungkapkan kembali oleh Anwar (2006:20) pendidikan
kecakapan hidup ini memiliki cakupan luas, berinteraksi antara pengetahuan yang
diyakini sebagai unsur penting untuk hidup lebih mandiri.
Pada Helmiatudin (2011) Model Kurikulum Pendidikan Kecakapan Hidup
Depdiknas hal 13 [ online] dipaparkan pada intinya pendidikan kecakapan hidup
membantu peserta didik dalam mengembangkan kemampuan belajar, menyadari
dan
mensyukuri potensi diri untuk
dikembangkan dan diamalkan,
berani
menghadapi problema kehidupan, serta memecahkan secara kreatif. Pendidikan
kecakapan hidup bukanlah mata pelajaran baru. Yang diperlukan disini adalah
mereorientasi pendidikan dari mata pelajaran ke orientasi pendidikan kecakapan
hidup
melalui pengintegrasian
kegiatan
–
kegiatan
yang
pada
prinsipnya
membekali peserta didik. Sehingga dapat dipahami bawa mata pelajaran sebagai
alat dan bukan tujuan untuk mengembangkan kecakapan hidup yang nantinya
akan digunakan oleh peserta didik dalam menghadapi kehidupan nyata.
Pelaksanaan program kecakapan hidup dapat dintegrasikan di jalur pendidikan
formal di tingkat pendidikan menengah yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Terbuka.
Sekolah
Menengah
Pertama
(SMP)
Terbuka
menurut
Ditjen
Mandikdasmen (2010) merupakan salah satu pendidikan alternatif yang berfungsi
untuk menampung tamatan Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibditaiyah (MI) dan
Simiati Nurwakhidin, 2016
PENERAPAN PROGRAM PEND IDIKAN KECAKAPAN HID UP MELALUI PELATIHAN MEMASAK D ALAM
MENINGKATKAN KECAKAPAN VOKASIONAL PESERTA D IDIK DI SMP TERBUKA BAKTI BANGSA
BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
3
setara yang mengalami berbagai kendala letak geografis, daerah terpencil, sosial
ekonomi yang lemah, kualitas transportasi, atau keterbatasan waktu karena harus
membantu orang tua bekerja, atau bekerja sendiri mencari nafkah untuk
mencukupi keperluan hidupnya, sehingga tidak memungkinkann mereka untuk
belajar di SMP regular. Meskipun lokasinya tidak jauh dari tempat tinggal
mereka. SMP Terbuka dalam penyelenggaraannya bergabung atau menginduk ke
SMP Negeri (selanjutnya disebut Sekolah Induk) dan mempunyai ciri khas jika
dibandingkan dengan SMP Reguler. Ciri khas yang membedakan dengan
SMP
Reguler yang menjadi sekolah induknya adalah yang berkaitan dengan cara
belajar. Jika siswa di Sekolah Induk belajarnya menggunakan satu cara yaitu tatap
muka setiap hari dengan guru, maka siswa SMP Terbuka belajarnya menggunakan
dua cara, yaitu belajar mandiri di Taman Kegiatan Belajar (TKB) dengan
menggunakan modul dibawah asuhan Guru Pamong dan belajar tatap muka
dengan Guru Bina di Sekolah Induk.
SMP Terbuka dirancang khusus untuk melayani para siswa usia 13-15 tahun
dan maksimal 18 tahun yang tidak dapat mengikuti pelajaran pada SMP Reguler
setempat. SMP Terbuka mulai dirintis penyelenggaraannya pada tahun pelajaran
1979/1980 di 5 lokasi. Setelah diadakan evaluasi pada saat menamatkan untuk
pertama
kalinya
dan
dianggap
layak
untuk
disebarluaskan sebagai suatu
pendidikan alternatif pada jenjang SMP, SMP Terbuka masih tetap ada hingga
saat ini.
SMP Terbuka Bakti Bangsa Bandung merupakan salah satu SMP Terbuka
yang ada dari tahun 2003 hingga saat ini. Dimulai dari keprihatinan dan
kepedulian dari pimpinan Yayasan terhadap kondisi pendidikan anak tingkat
persekolahan yang ada disekitar lingkungan tempat tinggalnya, rata-rata anakanak tersebut memiliki pendidikan yang paling tinggi hanya sampai tingkat SD
(Sekolah Dasar), yang kemudian menjadi cikal bakal ide pendirian sekolah
tersebut. Atas dasar itu maka dibuat dan direncanakan pendirian sekolah untuk
tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama) yang ditujukan atau diarahkan bagi
anak-anak yang dilingkungan tersebut. Dengan berlandaskan hukum berdasarkan
Simiati Nurwakhidin, 2016
PENERAPAN PROGRAM PEND IDIKAN KECAKAPAN HID UP MELALUI PELATIHAN MEMASAK D ALAM
MENINGKATKAN KECAKAPAN VOKASIONAL PESERTA D IDIK DI SMP TERBUKA BAKTI BANGSA
BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
4
Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor
AHU-0023473.AH.01.04.Tahunnn 2016 tentang Pengesahan Pendirian Badan
Hukum Yayasan Penndidikan Bakti Bangsa Bandung.
Berlokasi di Jl. Sarijadi
Blok I Kota Bandung dalam penyelenggaraan pendidikan menginduk ke SMP
Negeri 12 Bandung. Pengelola TKB sekaligus pengurus yayasan adalah Joko
Sutrisno, S.Pd .
Berkaitan dengan pernyataan-pernyataan diatas dan melihat kembali situasi
dan kondisi keadaan pemerataan kesempatan pendidikan diwujudkan dalam
program wajib belajar 9 tahun. Melihat dari keadaan di lapangan, banyak sekali
peserta didik yang tidak semua melanjutkan ke jenjang sekolah menengah atas.
Perlu
adanya
pendidikan
kecakapan
hidup
untuk
mendukung
kompetensi
kelulusan peserta didik pada SMP Terbuka Bakti Bangsa. Dan hal yang paling
utama lainnya dalam pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup ialah peran serta
lembaga dalam mendidik dan melaksanakan program pendidikan kecakapan hidup
salah satunya dengan pelatihan memasak yang disesuaikan dengan usia peserta
didik. Berdasarkan wawancara dengan penyelenggara program yang menyatakan
kondisi real tingkat kelulusan yang tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan
menengah atas setiap tahun terhitung mulai dari 2012 sebanyak 6 (enam) orang,
2013 sebanyak 3 (tiga) orang, 2014 sebanyak 4 (empat) orang dan 2015 sebanyak
6 orang menjadi dasar pemikiran dari penyelenggaraan program
Berdasarkan angka kelulusan yang tidak melanjutkan ke jenjang penddikan
menengah atas maka diperlukan adanya pengembangan kecakapan vokasional
untuk
persiapan
peserta
didik
dalam
menghadapi
kelulusan.
Kecakapan
Vokasional adalah kecakapan yang dikaitkan dengan bidang pekerjaan tertentu
yang terdapat di masyarakat. Kecakapan vokasional yang diharapkan berkaitan
dengan kemampuan yang sesuai dengan standar dunia usaha. Para pendidik perlu
memiliki kesadaran akan kecakapan vokasional yang dibutuhkan untuk bekerja di
daerah mereka sehingga mereka dapat mempersiapkan remaja untuk hidup dan
bekerja (Anwar 2006:31)
Simiati Nurwakhidin, 2016
PENERAPAN PROGRAM PEND IDIKAN KECAKAPAN HID UP MELALUI PELATIHAN MEMASAK D ALAM
MENINGKATKAN KECAKAPAN VOKASIONAL PESERTA D IDIK DI SMP TERBUKA BAKTI BANGSA
BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
5
Dari beberapa permasalahan yang dipaparkan diatas, yang menjadi fokus
kajian
ialah
peningkatan
kecakapan
vokasional setelah
pelatihan memasak. Tujuan utama setelah mengikuti
mereka
mengikuti
pelatihan keterampilan
memasak ialah untuk mendapatkan keahlian memasak. Setelah mereka selesai
mengikuti pelatihan memasak, dapat kita mendapat gambaran tentang pelaksanaan
program pendidikan kecakapan hidup yang sesuai dengan tingkat kecakapan
vokasional. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul,
“ Penerapan Program Kecakapan Hidup Melalui
Pelatihan Memasak dalam Meningkatkan Kecakapan Vokasional Peserta Didik Di
SMP Terbuka Bakti Bangsa Bandung”
B. Rumusan Masalah Penelitian
Penulis
merumuskan
masalah
yaitu
Bagaimana
penerapan
program
pendidikan kecakapan hidup pada pelatihan memasak dalam meningkatkan
kecakapan vokasional peserta didik di SMP Terbuka Bakti Bangsa Bandung?
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka dari itu penulis menjabarkan
dalam beberapa pertanyaan penelitian, yaitu:
1. Bagaimana
pengelolaan
program
pendidikan
kecakapan
hidup
melalui
pelatihan memasak di SMP Terbuka Bakti Bangsa Bandung?
2. Bagaimana tingkat kecakapan vokasional dalam pelatihan memasak pada
peserta didik SMP Terbuka Bakti Bangsa Bandung?
3. Apa faktor penghambat dan pendukung dari pelaksanaan program pendidikan
kecakapan hidup melalui pelatihan memasak di SMP Terbuka Bakti Bangsa
Bandung?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai pertanyaan penelitian diatas maka dapat dibagi menjadi tujuan secara
umum dan khusus. Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menggambarkan
program
pendidikan
kecakapan
hidup
melalui
pelatihan
Simiati Nurwakhidin, 2016
PENERAPAN PROGRAM PEND IDIKAN KECAKAPAN HID UP MELALUI PELATIHAN MEMASAK D ALAM
MENINGKATKAN KECAKAPAN VOKASIONAL PESERTA D IDIK DI SMP TERBUKA BAKTI BANGSA
BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
6
memasak dalam meningkatkan kecakapan vokasional peserta didik di SMP
Terbuka Bakti Bangsa Bandung.
Adapun secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1.
Pengelolaan
program
pendidikan
kecakapan
hidup
melalui
pelatihan
memasak di SMP Terbuka Bakti Bangsa Bandung
2.
Kecakapan vokasional setelah mengikuti pelatihan memasak pada peserta
didik SMP Terbuka Bakti Bangsa Bandung
3.
Faktor penghambat dan pendukung dari pelaksanaan program pendidikan
kecakapan hidup melalui pelatihan memasak di SMP Terbuka Bakti Bangsa
Bandung
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Dapat memberikan manfaat bagi pengembangan keilmuan di Departemen
Pendidikan Luar Sekolah, khususnya mengenai program kecakapan hidup
melalui pelatihan memasak di lembaga pendidikan
2. Manfaat Praktis
Dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang terkait dalam
penelitian ini, antara lain:
a. Sebagai masukan bagi pihak lembaga SMP Terbuka dalam menindak
lanjuti
program
pendidikan
kecakapan
hidup
sehingga
program
tersebut dapat berkembang ke arah yang lebih baik lagi.
b. Bagi narasumber atau trainer diharapkan dapat memberikan masukan
dalam mengevaluasi pelaksaan program kecakapan hidup
c. Bagi peneliti diharapkan dapat berguna dalam pengembangan ilmu,
khususnya mengenai penerapan program kecakapan hidup melalui
pelatihan memasak dalam meningkatkan kecakapan vokasional
E. Struktur Organisasi Skripsi
Simiati Nurwakhidin, 2016
PENERAPAN PROGRAM PEND IDIKAN KECAKAPAN HID UP MELALUI PELATIHAN MEMASAK D ALAM
MENINGKATKAN KECAKAPAN VOKASIONAL PESERTA D IDIK DI SMP TERBUKA BAKTI BANGSA
BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
7
Struktur organisasi dalam penelitian ini merujuk pada pedoman karya tulis
ilmiahh UPI (2015: 23)
BAB I Pendahuluan terdiri dari latar belakanng penelitian, rumusan masalah
penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi
BAB II Kajian Pustaka sebagai konsepsi peneliitian ini mencakup konsep
program pendidikan kecakapan hidup, konsep pelatihan, konsep memasak,
konsep kecakapan vokasional
BAB III Metode Penelitian membahas mengenai lokasi dan subjek
penelitian,
desain
penelitian,
metode
penelitian,
definisi
operasional,
instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan meliputi gambaran umum SMP
Terbuka Bakti Bangsa Bandung, gambaran umum program kecakapan hidup
melalui pelatihan memasak,
deskripsi hasil penelitian, pembahasan hasil
penelitian
BAB V Kesimpulan dan Saran membahas kesimpulan hasil penelitian dan
beberapa saran yang dapat direkomendasikan sebagai hasil temuan penelitan
Simiati Nurwakhidin, 2016
PENERAPAN PROGRAM PEND IDIKAN KECAKAPAN HID UP MELALUI PELATIHAN MEMASAK D ALAM
MENINGKATKAN KECAKAPAN VOKASIONAL PESERTA D IDIK DI SMP TERBUKA BAKTI BANGSA
BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan Indonesia memiliki peranan penting terhadap kemajuan suatu
bangsa. Dengan adanya pendidikan, diharapkan dapat meningkatkan sumber daya
manusia. Meningkatnya sumber daya manusia dapat dilihat dari sikap dan mental
masyarakat bangsa Indonesia yang produktif dan mampu bersaing sehingga dapat
mensejahterakan kehidupannya, Selain itu, didalam Undang – undang No.20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 dijelaskan bahwa :
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab
Sejalan dengan pendapat diatas bahwa kemajuan suatu bangsa tidak terlepas
dari peranan pendidikan. Untuk itu, perlu adanya peningkatan kualitas/mutu
pendidikan dan keterjangkauan pendidikan sehingga masyarakat Indonesia dapat
merasakan layanan pendidikan yang adil dan merata. Salah satu undang – undang
yang mendukung terhadap layanan pendidikan yang adil dan merata terdapat
dalam Undang – undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 pasal 13
membagi pendidikan kedalam tiga jalur pendidikan yaitu pendidikan formal,
nonformal dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya.
Pendidikan
nonformal adalah
pendidikan
yang diselenggarakan di luar
pedidikan formal, yang berfungsi sebagai penambah, pelengkap dan pengganti
pendidikan formal. Selain itu menurut Philip H. Combs dalam Sudjana (2010:21)
mengungkapkan bahwa pendidikan nonformal adalah setiap kegiatan terorganisasi
dan sistematis, di luar sistem persekolahan yang mapan, dilakukan secara mandiri
atau merupakan bagian penting dari kegiatan yang lebih luas, yang sengaja
dilakukan untuk
melayani peserta didik
tertentu didalam mencapai tujuan
belajarnya. Adapun tujuan dari pendidikan nonformal adalah untuk memenuhi
Simiati Nurwakhidin, 2016
PENERAPAN PROGRAM PEND IDIKAN KECAKAPAN HID UP MELALUI PELATIHAN MEMASAK D ALAM
MENINGKATKAN KECAKAPAN VOKASIONAL PESERTA D IDIK DI SMP TERBUKA BAKTI BANGSA
BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
1
2
kebutuhan belajar masyarakat yang tidak dapat dijangkau oleh pendidikan formal,
sehingga terwujudnya pemerataan pendidikan di Indonesia.
Pendidikan nonformal dipaparkan pada Undang – undang Sistem Pendidikan
Nasional No.20 Tahun 2003 pasal 26 ayat 2 meliputi pendidikan kecakapan hidup,
pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan
perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja,
pendidikan
kesetaraan,
serta
pendidikan
lain
yang
ditunjukan
untuk
mengembangkan kemampuan peserta didik
Program pendidikan kecakapan hidup
menurut Anwar (2006:20) yaitu
pendidikan yang memberi bekal keterampilan yang praktis, terpakai, terkait
dengan kebutuhan pasar kerja, peluang usaha dan potensi ekonomi atau industri
yang ada di masyarakat. Diungkapkan kembali oleh Anwar (2006:20) pendidikan
kecakapan hidup ini memiliki cakupan luas, berinteraksi antara pengetahuan yang
diyakini sebagai unsur penting untuk hidup lebih mandiri.
Pada Helmiatudin (2011) Model Kurikulum Pendidikan Kecakapan Hidup
Depdiknas hal 13 [ online] dipaparkan pada intinya pendidikan kecakapan hidup
membantu peserta didik dalam mengembangkan kemampuan belajar, menyadari
dan
mensyukuri potensi diri untuk
dikembangkan dan diamalkan,
berani
menghadapi problema kehidupan, serta memecahkan secara kreatif. Pendidikan
kecakapan hidup bukanlah mata pelajaran baru. Yang diperlukan disini adalah
mereorientasi pendidikan dari mata pelajaran ke orientasi pendidikan kecakapan
hidup
melalui pengintegrasian
kegiatan
–
kegiatan
yang
pada
prinsipnya
membekali peserta didik. Sehingga dapat dipahami bawa mata pelajaran sebagai
alat dan bukan tujuan untuk mengembangkan kecakapan hidup yang nantinya
akan digunakan oleh peserta didik dalam menghadapi kehidupan nyata.
Pelaksanaan program kecakapan hidup dapat dintegrasikan di jalur pendidikan
formal di tingkat pendidikan menengah yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Terbuka.
Sekolah
Menengah
Pertama
(SMP)
Terbuka
menurut
Ditjen
Mandikdasmen (2010) merupakan salah satu pendidikan alternatif yang berfungsi
untuk menampung tamatan Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibditaiyah (MI) dan
Simiati Nurwakhidin, 2016
PENERAPAN PROGRAM PEND IDIKAN KECAKAPAN HID UP MELALUI PELATIHAN MEMASAK D ALAM
MENINGKATKAN KECAKAPAN VOKASIONAL PESERTA D IDIK DI SMP TERBUKA BAKTI BANGSA
BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
3
setara yang mengalami berbagai kendala letak geografis, daerah terpencil, sosial
ekonomi yang lemah, kualitas transportasi, atau keterbatasan waktu karena harus
membantu orang tua bekerja, atau bekerja sendiri mencari nafkah untuk
mencukupi keperluan hidupnya, sehingga tidak memungkinkann mereka untuk
belajar di SMP regular. Meskipun lokasinya tidak jauh dari tempat tinggal
mereka. SMP Terbuka dalam penyelenggaraannya bergabung atau menginduk ke
SMP Negeri (selanjutnya disebut Sekolah Induk) dan mempunyai ciri khas jika
dibandingkan dengan SMP Reguler. Ciri khas yang membedakan dengan
SMP
Reguler yang menjadi sekolah induknya adalah yang berkaitan dengan cara
belajar. Jika siswa di Sekolah Induk belajarnya menggunakan satu cara yaitu tatap
muka setiap hari dengan guru, maka siswa SMP Terbuka belajarnya menggunakan
dua cara, yaitu belajar mandiri di Taman Kegiatan Belajar (TKB) dengan
menggunakan modul dibawah asuhan Guru Pamong dan belajar tatap muka
dengan Guru Bina di Sekolah Induk.
SMP Terbuka dirancang khusus untuk melayani para siswa usia 13-15 tahun
dan maksimal 18 tahun yang tidak dapat mengikuti pelajaran pada SMP Reguler
setempat. SMP Terbuka mulai dirintis penyelenggaraannya pada tahun pelajaran
1979/1980 di 5 lokasi. Setelah diadakan evaluasi pada saat menamatkan untuk
pertama
kalinya
dan
dianggap
layak
untuk
disebarluaskan sebagai suatu
pendidikan alternatif pada jenjang SMP, SMP Terbuka masih tetap ada hingga
saat ini.
SMP Terbuka Bakti Bangsa Bandung merupakan salah satu SMP Terbuka
yang ada dari tahun 2003 hingga saat ini. Dimulai dari keprihatinan dan
kepedulian dari pimpinan Yayasan terhadap kondisi pendidikan anak tingkat
persekolahan yang ada disekitar lingkungan tempat tinggalnya, rata-rata anakanak tersebut memiliki pendidikan yang paling tinggi hanya sampai tingkat SD
(Sekolah Dasar), yang kemudian menjadi cikal bakal ide pendirian sekolah
tersebut. Atas dasar itu maka dibuat dan direncanakan pendirian sekolah untuk
tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama) yang ditujukan atau diarahkan bagi
anak-anak yang dilingkungan tersebut. Dengan berlandaskan hukum berdasarkan
Simiati Nurwakhidin, 2016
PENERAPAN PROGRAM PEND IDIKAN KECAKAPAN HID UP MELALUI PELATIHAN MEMASAK D ALAM
MENINGKATKAN KECAKAPAN VOKASIONAL PESERTA D IDIK DI SMP TERBUKA BAKTI BANGSA
BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
4
Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor
AHU-0023473.AH.01.04.Tahunnn 2016 tentang Pengesahan Pendirian Badan
Hukum Yayasan Penndidikan Bakti Bangsa Bandung.
Berlokasi di Jl. Sarijadi
Blok I Kota Bandung dalam penyelenggaraan pendidikan menginduk ke SMP
Negeri 12 Bandung. Pengelola TKB sekaligus pengurus yayasan adalah Joko
Sutrisno, S.Pd .
Berkaitan dengan pernyataan-pernyataan diatas dan melihat kembali situasi
dan kondisi keadaan pemerataan kesempatan pendidikan diwujudkan dalam
program wajib belajar 9 tahun. Melihat dari keadaan di lapangan, banyak sekali
peserta didik yang tidak semua melanjutkan ke jenjang sekolah menengah atas.
Perlu
adanya
pendidikan
kecakapan
hidup
untuk
mendukung
kompetensi
kelulusan peserta didik pada SMP Terbuka Bakti Bangsa. Dan hal yang paling
utama lainnya dalam pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup ialah peran serta
lembaga dalam mendidik dan melaksanakan program pendidikan kecakapan hidup
salah satunya dengan pelatihan memasak yang disesuaikan dengan usia peserta
didik. Berdasarkan wawancara dengan penyelenggara program yang menyatakan
kondisi real tingkat kelulusan yang tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan
menengah atas setiap tahun terhitung mulai dari 2012 sebanyak 6 (enam) orang,
2013 sebanyak 3 (tiga) orang, 2014 sebanyak 4 (empat) orang dan 2015 sebanyak
6 orang menjadi dasar pemikiran dari penyelenggaraan program
Berdasarkan angka kelulusan yang tidak melanjutkan ke jenjang penddikan
menengah atas maka diperlukan adanya pengembangan kecakapan vokasional
untuk
persiapan
peserta
didik
dalam
menghadapi
kelulusan.
Kecakapan
Vokasional adalah kecakapan yang dikaitkan dengan bidang pekerjaan tertentu
yang terdapat di masyarakat. Kecakapan vokasional yang diharapkan berkaitan
dengan kemampuan yang sesuai dengan standar dunia usaha. Para pendidik perlu
memiliki kesadaran akan kecakapan vokasional yang dibutuhkan untuk bekerja di
daerah mereka sehingga mereka dapat mempersiapkan remaja untuk hidup dan
bekerja (Anwar 2006:31)
Simiati Nurwakhidin, 2016
PENERAPAN PROGRAM PEND IDIKAN KECAKAPAN HID UP MELALUI PELATIHAN MEMASAK D ALAM
MENINGKATKAN KECAKAPAN VOKASIONAL PESERTA D IDIK DI SMP TERBUKA BAKTI BANGSA
BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
5
Dari beberapa permasalahan yang dipaparkan diatas, yang menjadi fokus
kajian
ialah
peningkatan
kecakapan
vokasional setelah
pelatihan memasak. Tujuan utama setelah mengikuti
mereka
mengikuti
pelatihan keterampilan
memasak ialah untuk mendapatkan keahlian memasak. Setelah mereka selesai
mengikuti pelatihan memasak, dapat kita mendapat gambaran tentang pelaksanaan
program pendidikan kecakapan hidup yang sesuai dengan tingkat kecakapan
vokasional. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul,
“ Penerapan Program Kecakapan Hidup Melalui
Pelatihan Memasak dalam Meningkatkan Kecakapan Vokasional Peserta Didik Di
SMP Terbuka Bakti Bangsa Bandung”
B. Rumusan Masalah Penelitian
Penulis
merumuskan
masalah
yaitu
Bagaimana
penerapan
program
pendidikan kecakapan hidup pada pelatihan memasak dalam meningkatkan
kecakapan vokasional peserta didik di SMP Terbuka Bakti Bangsa Bandung?
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka dari itu penulis menjabarkan
dalam beberapa pertanyaan penelitian, yaitu:
1. Bagaimana
pengelolaan
program
pendidikan
kecakapan
hidup
melalui
pelatihan memasak di SMP Terbuka Bakti Bangsa Bandung?
2. Bagaimana tingkat kecakapan vokasional dalam pelatihan memasak pada
peserta didik SMP Terbuka Bakti Bangsa Bandung?
3. Apa faktor penghambat dan pendukung dari pelaksanaan program pendidikan
kecakapan hidup melalui pelatihan memasak di SMP Terbuka Bakti Bangsa
Bandung?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai pertanyaan penelitian diatas maka dapat dibagi menjadi tujuan secara
umum dan khusus. Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menggambarkan
program
pendidikan
kecakapan
hidup
melalui
pelatihan
Simiati Nurwakhidin, 2016
PENERAPAN PROGRAM PEND IDIKAN KECAKAPAN HID UP MELALUI PELATIHAN MEMASAK D ALAM
MENINGKATKAN KECAKAPAN VOKASIONAL PESERTA D IDIK DI SMP TERBUKA BAKTI BANGSA
BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
6
memasak dalam meningkatkan kecakapan vokasional peserta didik di SMP
Terbuka Bakti Bangsa Bandung.
Adapun secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1.
Pengelolaan
program
pendidikan
kecakapan
hidup
melalui
pelatihan
memasak di SMP Terbuka Bakti Bangsa Bandung
2.
Kecakapan vokasional setelah mengikuti pelatihan memasak pada peserta
didik SMP Terbuka Bakti Bangsa Bandung
3.
Faktor penghambat dan pendukung dari pelaksanaan program pendidikan
kecakapan hidup melalui pelatihan memasak di SMP Terbuka Bakti Bangsa
Bandung
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Dapat memberikan manfaat bagi pengembangan keilmuan di Departemen
Pendidikan Luar Sekolah, khususnya mengenai program kecakapan hidup
melalui pelatihan memasak di lembaga pendidikan
2. Manfaat Praktis
Dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang terkait dalam
penelitian ini, antara lain:
a. Sebagai masukan bagi pihak lembaga SMP Terbuka dalam menindak
lanjuti
program
pendidikan
kecakapan
hidup
sehingga
program
tersebut dapat berkembang ke arah yang lebih baik lagi.
b. Bagi narasumber atau trainer diharapkan dapat memberikan masukan
dalam mengevaluasi pelaksaan program kecakapan hidup
c. Bagi peneliti diharapkan dapat berguna dalam pengembangan ilmu,
khususnya mengenai penerapan program kecakapan hidup melalui
pelatihan memasak dalam meningkatkan kecakapan vokasional
E. Struktur Organisasi Skripsi
Simiati Nurwakhidin, 2016
PENERAPAN PROGRAM PEND IDIKAN KECAKAPAN HID UP MELALUI PELATIHAN MEMASAK D ALAM
MENINGKATKAN KECAKAPAN VOKASIONAL PESERTA D IDIK DI SMP TERBUKA BAKTI BANGSA
BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
7
Struktur organisasi dalam penelitian ini merujuk pada pedoman karya tulis
ilmiahh UPI (2015: 23)
BAB I Pendahuluan terdiri dari latar belakanng penelitian, rumusan masalah
penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi
BAB II Kajian Pustaka sebagai konsepsi peneliitian ini mencakup konsep
program pendidikan kecakapan hidup, konsep pelatihan, konsep memasak,
konsep kecakapan vokasional
BAB III Metode Penelitian membahas mengenai lokasi dan subjek
penelitian,
desain
penelitian,
metode
penelitian,
definisi
operasional,
instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan meliputi gambaran umum SMP
Terbuka Bakti Bangsa Bandung, gambaran umum program kecakapan hidup
melalui pelatihan memasak,
deskripsi hasil penelitian, pembahasan hasil
penelitian
BAB V Kesimpulan dan Saran membahas kesimpulan hasil penelitian dan
beberapa saran yang dapat direkomendasikan sebagai hasil temuan penelitan
Simiati Nurwakhidin, 2016
PENERAPAN PROGRAM PEND IDIKAN KECAKAPAN HID UP MELALUI PELATIHAN MEMASAK D ALAM
MENINGKATKAN KECAKAPAN VOKASIONAL PESERTA D IDIK DI SMP TERBUKA BAKTI BANGSA
BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu