ARTIKEL WARJAN KEBUMEN

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU
DALAM MENERAPKAN PEMBELAJARAN PAIKEM
MELALUI PEMBIMBINGAN INTENSIF
Oleh : Warjan
Pengawas Dikmen Dinas Dikpora Kabupaten Kebumen
Contact person : HP. 085227190415, e-mail : warjan_wasdik@yahoo.com
ABSTRACK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pembimbingan intensif
mampu meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran PAIKEM.
Penelitian ini mengambil subjek guru-guru SMP Negeri 1 Padureso Kabupaten
Kebumen tahun 2010 yang berjumlah 11 orang. Prosedur pelaksanaan penelitian
tindakan dilakukan melalui dua siklus yang diawali oleh kondisi atau refleksi awal.
Untuk mengumpulkan data tentang kemampuan guru dalam menerapkan
pembelajaran PAIKEM dan hasil pembimbingan digunakan metode dokumentasi,
pengamatan (observasi) dan wawancara. Setelah data terkumpul kemudian
dilakukan analisis data dengan menggunakan teknik analisis deskripsi kualitatif.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa kemampuan guru dalam
menyusun RPP berbasis PAIKEM mengalami peningkatan dari rata-rata 2,4 sebelum
pembimbingan menjadi rata 2,76 setelah pembimbingan pertama dan meningkat lagi
menjadi rata-rata 2,97 setelah pembimbingan kedua. Sedangkan kemampuan guru
dalam pelaksanaan pembelajaran PAIKEM juga menunjukkan adanya peningkatan

dari rata-rata 2,4 sebelum pembimbingan kemudian meningkat menjadi rata-rata2,78
setelah pembimbingan pertama dan meningkat lagi menjadi
3,03 setelah
pembimbingan kedua. Berdasarkan data tersebut dapat dijelaskan bahwa kegiatan
pembimbingan yang dilakukan peneliti mampu meningkatkan kemampuan guru
dalam menyusun RPP berbasis PAIKEM dan dalam pelaksanaan pembelajaran
PAIKEM. Hal ini tentu saja bukan karena adanya tindakan pembimbingan semata
melainkan juga adanya semangat dan kemauan yang kuat dari para guru untuk
meningkatkan dirinya
Key Word : Pembelajaran, PAIKEM, pembimbingan

Guru merupakan ujung tombak pendidikan yang langsung berada di garda
paling depan dalam penyelenggaraan pendidikan. Melalui guru penanaman nilainilai dan pembelajaran berbagai ilmu pengetahuan, pengalaman dan keterampilan
yang relevan dengan kekinian dan masa depan dapat berlangsung. Dengan
demikian guru memiliki posisi yang sentral dan strategis dalam pendidikan.
Sejalan dengan perubahan paradigma pendidikan dewasa ini, kurikulum
menuntut seorang guru untuk tidak saja memiliki kemampuan dalam menguasai
pengetahuan di bidangnya melainkan juga mampu merancang dan melaksanakan
proses pembelajaran yang aktif, inovatif dan kreatif, efektif dan menyenangkan
1


atau yang sering disingkat PAIKEM. Dengan kegiatan pembelajaran yang
demikian diharapkan guru dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan
berpikir tahap tinggi, berpikir kritis dan berpikir kreatif (critical dan creative
thinking).
Akan tetapi, dalam kenyataanya masih banyak dijumpai guru-guru yang
menempatkan dirinya sebagai penyampai materi pelajaran sehingga kegiatan
pembelajaran tak ubahnya hanya sebagai sarana untuk “transfer of knowledge”,
sementara penanaman nilai-nilai dan pembentukan kepribadian kurang mendapat
perhatian. Demikian halnya yang terjadi di SMP Negeri 1 Padureso Kabupaten
Kebumen. Berdasarkan hasil supervisi kunjungan kelas yang dilakukan oleh
kepala sekolah, sebagian besar guru di sekolah tersebut masih menggunakan
pendekatan pembelajaran konvensional. Mereka kurang mengembangkan metode
mengajar yang bervariasi sehingga kegiatan pembelajaran berlangsung secara
monoton dan menjenuhkan, komunikasi lebih banyak terjadi satu arah dan
keterlibatan siswa masih kurang.
Untuk mengatasi kondisi yang demikian, guru harus dibekali dengan
kemampuan dalam memahami, memilih dan menggunakan strategi/metode/teknik
pembelajaran yang dapat mengembangkan potensi siswa agar kritis, kreatif,
inovatif, mampu memecahkan masalah melalui mata-mata pelajaran yang relevan.

Dalam hal ini peran pengawas sebagai pembina dan pembimbing para guru tentu
sangat dibutuhkan. Pengawas tidak hanya berperan sebagai resources person atau
konsultan, bahkan secara kolaboratif dapat bersama-sama dengan guru melakukan
berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Salah satu persoalan yang dihadapi guru dalam mengelola kegiatan
pembelajaran adalah minimnya wawasan atau pengetahuan para guru dalam
melakukan inovasi kegiatan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran belum
dapat dicapai secara optimal. Secara umum para guru masih menggunakan caracara konvensional dalam proses pembelajaran terutama dengan metode ceramah
dengan variasi tanya jawab atau diskusi yang kurang terprogram. Akibatnya
peserta didik lebih banyak menerima informasi dari guru tanpa kesempatan
aktifitas dan kreatifitas yang optimal.

2

Berbagai upaya dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas proses
pembelajaran, salah satunya adalah dengan diadakan pembinaan terprogram yang
dilakukan oleh pengawas sekolah. Pengawas sekolah merupakan salah satu unsur
tenaga kependidikan yang memiliki peran strategis dalam mendorong perubahan
dan peningkatan mutu pendidikan formal karena pengawas sekolah memiliki
tugas pokok melakukan penilaian dan pembinaan terhadap penyelenggaraan

pendidikan di sekolah, baik dari sisi manajerial maupun akademik.
Berkaitan dengan upaya peningkatan kualitas pembelajaran ini, salah satu
upaya yang dapat dilakukan pengawas sekolah dalam membimbing guru adalah
meningkatkan kompetensi atau kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif efektif dan menyenangkan (PAIKEM).
Pembelajaran PAIKEM ini sejalan dengan tuntutan dari pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi yang tengah diterapkan di sekolah saat ini. Dalam
PAIKEM

digunakan

prinsip-prinsip

pembelajaran

berbasis

kompetensi.

Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan

orientasi pencapaian kompetensi peserta didik. Sehingga muara akhir hasil
pembelajaran adalah meningkatnya kompetensi peserta didik yang dapat diukur
dalam pola sikap, pengetahuan, dan keterampilannya.
Dengan Pembelajaran PAIKEM diharapkan dapat membantu siswa
mengembangkan kemampuan berfikir tahap tinggi, berfikir kritis dan berfikir
kreatif (critical dan creative thinking). Itulah sebabnya akan menarik jika
dilakukan penelitian tentang tindakan pengawas dalam rangka meningkatkan
kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran berbasis PAIKEM.
Atas dasar kondisi yang demikian itulah, penulis terdorong untuk
melakukan penelitian tentang perlunya tindakan pembimbingan bagi para guru
guna meningkatkan kemampuan mereka dalam menerapkan pembelajaran
PAIKEM.
Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah untuk mengetahui apakah
pembimbingan

intensif

mampu

meningkatkan


kompetensi

guru

dalam

menerapkan pembelajaran PAIKEM. Sementara itu, hasil penelitian ini
diharapkan akan memberikan manfaat kepada pihak-pihak terkait. Bagi guru, hasil

3

penelitian ini diharapkan dapat membangkitkan kesadaran guru akan pentingnya
meningkatkan kualitas pembelajaran. Bagi kepala sekolah dapat memberikan
masukan perlunya melakukan supervisi kunjungan kelas secara terprogram dalam
rangka meningkatkan kualitas pembelajaran. Sedangkan Bagi Kepala Dinas
Pendidikan Pemuda dan Olahraga hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
referensi dalam merumuskan kebijakan yang efektif dalam meningkatkan
kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran
Pembelajaran PAIKEM

Menurut Munandar (1992) dalam Hamzah B. Uno (2007 : 81), proses
pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematis, yang tiap komponennya
sangat menentukan keberhasilan belajar anak. Sebagai suatu sitem, proses belajar
saling berkaitan dan bekerjasama untuk mencapai tujuan yang ingin dicapainya.
Atas dasar pengertian tersebut, scara implisit dalam pembelajaran terdapat
kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil
pembelajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan dan pengembangan metode
pembelajaran ini didasarkan pada kondisi pembelajaran yang ada serta efektifitas
pencapaian tujuan. Dengan demikian kepiawaian guru dalam memilih dan
mengembangkan metode sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran.
Sesuai dengan singkatannya, pembelajaran PAIKEM yaitu pembelajaran
aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Pembelajaran yang berfokus
pada siswa, makna, aktivitas, pengalaman dan kemandirian siswa, serta konteks
kehidupan dan lingkungan ini memiliki 4 ciri yaitu: mengalami, komunikasi,
interaksi dan refleksi (Depdiknas, 2010 : 23.
Mengalami (pengalaman belajar) antara lain: melakukan pengamatan,
melakukan percobaan, melakukan penyelidikan, melakukan wawancara, siswa
belajar banyak melalui berbuat, pengalaman langsung mengaktifkan banyak
indera. Komunikasi, bentuknya antara lain: mengemukakan pendapat, presentasi
laporan, memajangkan hasil kerja, ungkap gagasan. Interaksi, bentuknya antara

lain: Diskusi, Tanya jawab, Lempar lagi pertanyaan (Kesalahan makna berpeluang
terkoreksi, Makna yang terbangun semakin mantap, Kualitas hasil belajar
meningkat).

Kegiatan

Refleksi

yaitu

4

memikirkan

kembali

apa

yang


diperbuat/dipikirkan : “mengapa demikian?”, “apakah hal itu berlaku untuk …?”,
untuk perbaikan gagasan/makna, untuk tidak mengulangi kesalahan, peluang
lahirkan gagasan baru. Atas dasar karakteristik PAIKEM tersebut, maka guru
perlu memberikan dorongan kepada siswa untuk menggunakan otoritas atau
haknya dalam membangun gagasan. Tanggung jawab belajar, memang berada
pada diri siswa, tetapi guru bertanggung jawab dalam memberikan situasi yang
mendorong prakarsa, motivasi, perhatian, persepsi, retensi, dan transfer dalam
belajar, sebagai bentuk tanggung jawab siswa untuk belajar sepanjang hayat
(Depdiknas, 2010 : 24).
Pembimbingan
Berdasarkan Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007, tentang Standar
Kompetensi Pengawas Sekolah, salah satu kompetensi akademik yang harus
dimiliki pengawas adalah membimbing guru dalam menyusun rencana
pelaksanaan pembela-jaran (RPP) untuk tiap bidang pengembangan di TK/RA
atau mata pe-lajaran di sekolah/madrasah, serta. membimbing guru dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran/bim-bingan (di kelas, laboratorium, dan/atau
di lapangan) untuk mengem-bangkan potensi siswa pada tiap bidang
pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di sekolah/madrasah (Depdiknas,
2008 : 5).
Secara terminologis, pembimbingan atau pembinaan guru sering diartikan

sebagai serangkaian usaha bantuan kepada guru, terutama yang berwujud layanan
professional yang dilakukan oleh kepala sekolah, pengawas sekolah atau Pembina
lainnya untuk meningkatkan proses dan hasil belajar (Hamzah B. Uno, 2007 :
169).
Dalam konteks kepengawasan, pembinaan guru merupakan bagian tak
terpisahkan

dari

kegiatan

supervisi

pendidikan. Atas

dasar

itu

maka


pembimbinhan guru dalam supervisi mengandung pengertian :
1.
Serangkaian
bantuan yang berwujud layanan professional
2.

Layanan
professional itu diberikan oleh orang yang lebih ahli (kepala sekolah,
pengawas, ahli lainnya).

5

3.

Maksud

layanan

tersebut adalah agar dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar
sehingga tujuan pendidikan yang direncanakan dapat tercapai.
Berkaitan dengan penerapan pembelajaran berbasis PAIKEM, tugas
pengawas adalah melakukan pembimbingan kepada para guru mengenai
bagaimana menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis
PAIKEM dan melaksanakan pembelajaran berbasis PAIKEM. Agar kegiatan
pembimbingan ini dapat berjalan secra efektif maka perlu diprogram secara
sistematis.
Adapun langkah kegiatan pembimbingan yang dilakukan pengawas
sekolah adalah sebagai berikut :
1.

Memberikan

pemahaman

terhadap

guru

mengenai

konsep

dasar

2.

pembelajaran berbasis PAIKEM.
Melaksankan pembimbingan terhadap guru dalam menyusun RPP berbasis

3.

PAIKEM.
Melaksanakan pembimbingan terhadap guru cara melaksanakan kegiatan

4.

pembelajaran berbasis PAIKEM.
Melaksanakan pemantauan terhadap guru dalam melaksanakan kegiatan

5.

pembelajaran berbasis PAIKEM.
Bersama guru mengadakan refleksi dari pelaksanaan pembelajaran berbasis
PAIKEM.

Kerangka Berfikir
Perubahan paradigma pendidikan dewasa ini menuntut seorang guru untuk
tidak saja memiliki kemampuan untuk menguasai pengetahuan di bidangnya
melainkan juga mampu merancang dan melaksanakan proses pembelajaran yang
aktif, inovatif dan kreatif, efektif dan menyenangkan atau yang sering disingkat
PAIKEM. Dengan demikian guru akan dapat melakukan peningkatan mutu
pembelajaran secara terus menerus sehingga prestasi belajar peserta didik dapat
tercapai secara optimal disertai dengan kepuasan yang tinggi, yang pada saatnya
mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam hidupnya

6

Akan tetapi, dalam kenyataanya masih banyak dijumpai guru-guru yang
menempatkan dirinya sebagai penyampai materi pelajaran sehingga kegiatan
pembelajaran tak ubahnya hanya sebagai sarana untuk “transfer of knowledge”.
Sementara itu, penanaman nilai-nilai dan pembentukan kepribadian kurang
mendapat perhatian. Akibatnya peserta didik hanya menguasai sebagian materi
pelajaran tetapi tidak dalam pengertian menguasai sejumlah kompetensi
sebagaimana diharapkan oleh kurikulum. Pembelajaran lebih mengarah pada
pencapaian kemampuan kognitif dan kurang menyentuh pada persoalan-persoalan
yang berada di ranah afektif dan psikomotorik.
Untuk mengatasi kondisi yang demikian, guru harus dibekali dengan
kemampuan dalam memahami, memilih dan menggunakan strategi/metode/teknik
pembelajaran yang dapat mengembangkan potensi siswa agar kritis, kreatif,
inovatif, mampu memecahkan masalah melalui mata pelajaran yang relevan.
Dalam hal ini peran pengawas sebagai pembina dan pembimbing para guru tentu
sangat dibutuhkan. Pengawas tidak hanya berperan sebagai resources person atau
konsultan, bahkan secara kolaboratif dapat bersama-sama dengan guru melakukan
berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
Salah satu persoalan yang dihadapi guru dalam mengelola kegiatan
pembelajaran adalah minimnya wawasan atau pengetahuan para guru dalam
melakukan inovasi kegiatan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran belum
dapat dicapai secara optimal. Secara umum para guru masih menggunakan caracara konvensional dalam proses pembelajaran terutama dengan metode ceramah
dengan variasi tanya jawab atau diskusi yang kurang terprogram. Akibatnya
peserta didik lebih banyak menerima informasi dari guru tanpa kesempatan
aktifitas dan kreatifitas yang optimal.
Banyak upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas proses
pembelajaran, salah satunya adalah dengan diadakan pembimbingan intensif yang
dilakukan oleh pengawas sekolah. Pengawas sekolah merupakan salah satu unsur
tenaga kependidikan yang memiliki peran strategis dalam mendorong perubahan
dan peningkatan mutu pendidikan formal karena pengawas sekolah memiliki

7

tugas pokok melakukan penilaian dan pembinaan terhadap penyelenggaraan
pendidikan di sekolah, baik dari sisi manajerial maupun akademik.
Berkaitan dengan upaya peningkatan kualitas pembelajaran ini, salah satu
upaya yang dapat dilakukan pengawas sekolah adalah melakukan pembimbingan
terhadap guru dalam rangka meningkatkan kompetensi atau kemampuan guru
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif efektif
dan menyenangkan (PAIKEM). Dengan begitu guru dapat meningkatkan mutu
pembelajaran melalui penerapan konsep PAIKEM.
Metode
Penelitian ini mengambil subjek penelitian guru SMP Negeri 1 Padureso
tahun 2010 yang berjumlah 11 orang. Mereka akan mendapat treatment berupa
bimbingan agar terjadi peningkatan kemampuan untuk menerapkan pembelajaran
PAIKEM. Adapun pelaksanaan tindakannya dilakukan melalui dua siklus dimana
setiap siklus terdiri dari : perencanaan, pelaksanaan, pengamatanpara dan refleksi.
Pada setiap siklus guru mendapat bimbingan dari peneliti untuk menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis PAIKEM dan setelah itu
mereka melaksanakan pembelajaran PAIKEM sesuai rencana yang telah disusun.
Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian digunakan
teknik dokumentasi, pengamatan dan wawancara. Data yang diperlukan dalam
penelitian ini adalah kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran dan
pelaksanaan pembelajaran PAIKEM. Setelah data terkumpul kemudian diadakan
analisis data dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif.
Berdasarkan

skor

yang

diperoleh

tersebut

kemudian

dirata-rata

dan

diklasifikasikan ke dalam empat kategori, yaitu : (1) = kurang, (2) =cukup, (3) =
baik, dan (4) amat baik.
Hasil Penelitian
Penelitian tindakan ini dilakukan dalam dua siklus, yaitu siklus I dasn siklus
II. Pada masing-masing siklus dilakukan tindakan berupa kegiatan pembimbingan
pengawas terhadap para guru mengenai konsep-konsep dasar PAIKEM beserta
penerapannya.

Setelah

mendapatkan

pembimbingan,

para

guru

diberi

kesempataan untuk menerapkan pembelajaran PAIKEM yang mencakup dua

8

kegiatan, yaitu menyusun RPP berbasis PAIKEM dan melaksanakan pembelajaran
PAIKEM. Atas dasar kegiatan pembimbingan tersebut dapat dijelaskan hasilnya
sebagai berikut :
Kondisi Awal
Kegiatan penelitian dimulai dari hasil supervisi kepala sekolah yang
menatakan bahwa rata-rata guru SMPN 1 padureso belum menerapkan
pembelajaran PAIKEM. Ini ditunjukan oleh nilai rata-rata hasil supervisi
akademik sebesar 2,4. Atas dasar kondisi yang demikian maka peneliti melakukan
kegiatan pembimbingan kepada para guru mengenai pembelajaran PAIKEM.
Kegiatan selanjutnya adalah melakukan penilaian dan pengamatan terhadap guru
terkait dengan penyusunan RPP dan pelaksanaan pembelajaran PAIKEM. Adapun
hasilnya dapat dikemukakan seperti berikut :
Siklus I
Setelah diadakan penilaian terhadap RPP dan pelaksanaan pembelajaran
PAIKEM diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Kemampuan guru dalam menyusun RPP berbasis PAIKEM
Untuk mengetahui kemampuan guru dalam menyusun RPP berbasis PAIKEM
digunakan penilaian terhadap RPP dengan Instrumen lembar penilaian yang
telah disiapkan oleh peneliti. Setelah diadakan penilaian terhadap RPP yang
disusun oleh guru diperoleh hasil bahwa nilai rata-rata kemampuan guru
dalam penyusunan RPP berbasis PAIKEM sebesar 2,76.
2. Kemampuan Guru dalam Menerapkan Pembelajaran Berbasis PAIKEM
Untuk mengetahui kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran
PAIKEM dilakukan dengan cara observasi oleh kepala sekolah terhadap guru
dalam mengajar. Dalam hal ini kepala sekolah sebagai kolaboran melakukan
pengamatan untuk membantu peneliti dengan menggunakan instrumen yang
telah disiapkan oleh peneliti. Setelah diadakan pengamatan terhadap para guru
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran diperoleh hasil bahwa nilai ratarata kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran PAIKEM sebesar
2,78.
Siklus II

9

Dengan memperhatikan hasil refleksi antara peneliti bersama kepala sekolah
dan guru, peneliti berkesimpulan perlunya untuk mengadakan perbaikan dalam
tindakan pembimbingan terhadap guru. Dengan harapan akan terjadi peningkatan
kemampuan guru dalam menyusun RPP dan pembelajaran PAIKEM.
Setelah diadakan penilaian terhadap RPP dan pelaksanaan pembelajaran
PAIKEM diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Kemampuan guru dalam menyusun RPP berbasis PAIKEM
Untuk mengetahui kemampuan guru dalam menyusun RPP berbasis PAIKEM
digunakan penilaian terhadap RPP dengan Instrumen lembar penilaian yang
telah disiapkan oleh peneliti. Setelah diadakan penilaian terhadap RPP yang
disusun oleh guru diperoleh hasil bahwa nilai rata-rata kemampuan guru
dalam penyusunan RPP berbasis PAIKEM sebesar 2,97.
2. Kemampuan Guru dalam Menerapkan Pembelajaran PAIKEM
Untuk mengetahui kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran
PAIKEM dilakukan dengan cara observasi oleh kepala sekolah terhadap guru
dalam mengajar. Dalam hal ini kepala sekolah sebagai kolaboran melakukan
pengamatan untuk membantu peneliti dengan menggunakan instrumen yang
telah disiapkan oleh peneliti. Setelah diadakan pengamatan terhadap para guru
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran diperoleh hasil bahwa nilai ratarata kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran PAIKEM sebesar
3,03.
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang hasil
pembimbingan untuk setiap tahapnya maka dapat tunjukkan pada
tabel berikut :
Variabel

Kemampuan Guru

Kondisi
Awal

2,4

Siklus I
Penysnan Pembljrn

Siklus II
Penysnan Pembljrn

RPP

PAIKEM

RPP

PAIKEM

2,76

2,78

2,97

3,03

Tabel.1. Rata-rata Hasil Pembimbingan dalam pembelajaran PAIKEM
Pembahasan

10

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam
menyusun RPP berbasis PAIKEM mengalami peningkatan dari rata-rata 2,4
sebelum pembimbingan menjadi rata 2,76 setelah pembimbingan pertama dan
meningkat lagi menjadi rata-rata 2,97 setelah pembimbingan kedua.
Sedangkan kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran PAIKEM juga
menunjukkan adanya peningkatan dari rata-rata 2,4 sebelum pembimbingan
kemudian meningkat menjadi rata-rata2,78 setelah pembimbingan pertama
dan meningkat lagi menjadi 3,03 setelah pembimbingan kedua.
Berdasarkan
data tersebut dapat dijelaskan bahwa kegiatan
pembimbingan yang dilakukan peneliti mampu meningkatkan kemampuan
guru dalam menyusun RPP berbasis PAIKEM dan dalam pelaksanaan
pembelajaran PAIKEM. Hal ini tentu saja bukan karena adanya tindakan
pembimbingan semata melainkan juga adanya semangat dan kemauan yang
kuat dari para guru untuk meningkatkan dirinya
Atas dasar hasil penelitian nampak bahwa kegiatan pembimbingan
sebagai tugas pokok pengawas sekolah sangat diperlukan . Hal ini diakui oleh
para guru karena untuk memenuhi kebutuhan guru, terutama dalam
meningkatkan mutu pembelajaran yang merupakan tugas utama guru
diperlukan adanya bantuan profesional dari pengawas. Para guru mernyadari
bahwa mereka merasa belum optimal dalam upaya memberdayakan
pembelajaran. Karena itu mereka berharap adanya pembinaan yang terus
menerus agar mereka dapat mengelola kegiatan pembelajaran secara optimal.
Keadaan itu sangat beralasan karena guru merupakan ujung tombak
dari kegiatan pembelajaran. Dalam posisi seperti itu, para guru perlu terus
dibimbing agar dapat mengembangkan kompetensinya secara optimal dalam
mengelola kegiatan pembelajaran. Hal ini penting karena untuk meningkatkan
mutu pendidikan pada dasarnya harus berfokus pada kegiatan pembelajaran
yang merupakan jantungnya pendidikan.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pembimbingan yang
dilakukan oleh pengawas sekolah memiliki makna yang sangat penting dalam
mengembangkan potensi dan kompetensi guru. Terjadi perubahan perilaku

11

guru yang cukup signifikan antar a sebelum dan sesudah pembimbingan. Oleh
karena itu model pembimbingan semacam itu dapat dijadikan model bagi
pengawas sekolah dalam melaksanakan pembimbingan akademik terhadap
guru.
Terkait dengan program kepengawasan, jika selama ini programprogramnya lebih banyak diwarnai oleh supervisi manajerial, dengan
memaknai hasil penelitian ini maka pengawas sekolah perlu mengubah
orientasi dan prioritas ke arah supervisi akademik. Bagaimana pun harus
disadari bahwa meningkatkan mutu pendidikan harus difokuskan pada
peningkatan mutu pembelajaran, dengan guru sebagai pelaku utamanya.
Implikasinya, pengawasan akademik mestinya lebih dominan dan menjadi
prioritas dibandingkan pengawasan manajerial.
Kesimpulan dan saran
Berdasarkan uraian pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat
simpulkan bahwa pembimbingan yang dilakukan secara intensif terbukti
mampu meningkatkan kemampuan guru SMP Negeri 1 Padureso dalam
menerapkan

pembelajaran

PAIKEM.

Selain

menggairahkan,

model

pembelajaran ini juga mampu melibatkan aktifitas siswa secara optimal dalam
kegiatan pembelajaran dan memberikan keleluasan kepada mereka untuk
mengaktualisasikan

potensi

yang

mereka

miliki.

Dengan

demikian

kemampuan berpikir tahap tinggi, berpikir kritis dan berpikir kreatif (critical
dan creative thinking) di kalangan siswa dapat dikembangkan lebih optimal.
Guna

keperluan

pemantauan

pelaksanaan

pembelajaran,

pembimbingan model ini dapat dikembangkan lebih lanjut oleh kepala
sekolah dalam melaksanakan tugas supervisi akademik di sekolahnya.
Dalam rangka mengembangkan kemampuan guru dalam menerapkan
pembelajaran PAIKEM pada skala yang lebih luas maka disarankan agar
pihak-pihak yang terkait, terutama kepala sekolah, pengawas sekolah dan
pembina lainnya dapat ikut mengembangka model pembimbingan seperti ini
sesuai dengan kapasitasnya masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA

12

Tanpa nama. (2008). Penyusunan Program Pengawas Sekolah. Jakarta :
Departemen Pendidikan Nasional.
Tanpa nama. (2009). Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru dan Pengawas. Jakarta :
Departemen Pendidikan Nasional.
Uno, H. (2007). Model Pembelajaran (Menciptakan Proses Belajar Mengajar
yang Kreatif dan Efektif). Jakarta :Bumi Aksara.

ARTIKEL
13

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU
DALAM MENERAPKAN PEMBELAJARAN PAIKEM
MELALUI PEMBIMBINGAN INTENSIF

Oleh
WARJAN

PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
2010

14

15