s geo 0705852 chapter v

142

BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dalam bab ini penulis mengemukakan beberapa kesimpulan serta
rekomendasi berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis kemukakan pada bab
sebelumnya.
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diambil dalam penelitian ini meliputi:
1.

Adapun parameter yang diuji, yaitu; (1) parameter fisik meliputi Zat Padat
Terlarut, kekeruhan, dan daya hantar listrik (DHL), sedangkan (2) parameter
kimia meliputi kandungan Besi (Fe), Kesadahan (CaCO3), Nitrat (NO3), Nitrit
(NO2), Sulfat (SO4), dan Zat Organik (KMnO4). Standar baku mutu mengacu
kepada air minum No: 492/MENKES/PER/IV/2010. Hasil klasifikasi kelas
kualitas airtanah dangkal di Kecamatan Daeyuhkolot berdasarkan Standar
Kualitas Air di Perairan Umum (PP No. 82 Tahun 2001) adalah sebagai
berikut:



Kelas I plot 2, 9 dan 10, seluruhnya memenuhi syarat, dan nilai/angka
dari tiap paramaternya tergolong dalam kategori kelas kualitas air I



Kelas II plot 8 dan 12 tidak memenuhi syarat, karena kandungan besi,
melebihi 0,3mg/liter. Adapun nilai kandungan besinya tergolong kedalam
kelas kualitas air II, yang mensyaratkan kandungan besi 5 mg/liter.
Karena di kelas kualitas air I, disyaratkan 0,3 mg/liter.

Teguh Nugraha,2013

Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

143




Kelas III plot 1, 3, 4, 5, 6, 7, dan 11 hampir seluruhnya tidak memenuhi
syarat, karena kandungan besi dan nitrat yang jauh diatas standar yang
ditentukan. Untuk kelas kualitas air I dan II standar nitrat adalah 10
mg/liter, sedangkan kandungan yang ada di plot tersebut jauh melebihi
nilai standar tersebut.

2. Persebaran kualitas airtanah di Kecamatan Dayeuhkolot adalah:
Kelas Kualitas
Air
I
Desa/Kel.
Ds. Sukapura
Ds. Citeureup
Plot 2
Ds. Dayeuhkolot
Kel. Pasawahan
Ds. Cangkuang Wetan
Plot 9 dan 10
Ds. Cangkuang Kulon
-


II
Plot 8
Plot 12

III
Plot 5 dan 6
Plot 1
Plot 3 dan 4
Plot 7
Plot 11

3. Perlakuan masyarakat terhadap airtanah dangkal di Kecamatan Dayehkolot:
3.1. Perlakuan masyarakat pada mutu kelas kualitas air I
Perlakuan pada kelas ini tidak begitu khusus, hanya saja masyarakat bersikap
waspada bilamana terjadi banjir, maka sebagai tindakan pencegahan adalah
dengan membangun dinding tembok sumur setinggi 1 meter, sekaligus penutup
sumur. Sedangkan jika air yang akan digunakan untuk dikonsumsi cukup dengan
didihkan air hingga suhu 100oC.
3.2. Perlakuan masyarakat pada mutu kelas kualitas air II

Perlakuan yang diberikan masyarakat pada kelas kualitas air II adalah
melakukan filtrasi sederhana terlebih dahulu. Yaitu dengan menggunakan wadah
air yang berisi arang aktif, injuk dan pasir. Hal ini dilakukan agar air yang

Teguh Nugraha,2013

Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

144

dihasilkan terlihat jernih secara fisik, namun untuk meminimalisir kandungan besi
(fe) jika untuk digunakan sebagai air konsumsi, masyarakat memasak air terlebih
dahulu hingga mendidih pada suhu 100oC dan tiriskan. Seperti halnya pada kelas
I, masyarakat perlu wasapada bilamana terjadi banjir, maka sebagai tindakan
pencegahan adalah dengan membangun dinding tembok sumur setinggi 1 meter,
sekaligus penutup sumur. Untuk menghindari sumur terendam air banjir yang
membawa material dan polutan zat kimia berbahaya.
3.3. Perlakuan masyarakat pada mutu kelas kualitas air III
Perlakuan yang diberikan oleh masyarakat pada kualitas air dengan mutu

kelas III adalah melakukan filtrasi. Filtrasi yang dilakukan masyarakat adalah
membuat bak penampungan yang didalamnya berisi penyaring seperti arang aktif,
injuk, pasir halus dan kerikil yang disusun secara bertahap. Kemudian setelah
melakukan filtrasi, air tersebut tidak langsung digunakan, melainkan diendapkan
beberapa jam. Perlakuan ini dilakukan masyarakat secara berkesinambungan
selama sepekan, yaitu minimal 3 hari sekali. Hal ini dilakukan untuk menjaga air
senantiasa baik dan mensterilkan air secara fisik. Secara kimia masyarakat
memilih menaburi dengan tawas yang sesuai dosis.

5.2 Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis mengajukan beberapa
rekomendasi sekiranya dapat bermanfaat dalam menyelesaikan masalah kritis
kualitas airtanah dangkal, diantaranya:

Teguh Nugraha,2013

Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

145


1. Untuk pemerintah setempat hendaknya memberikan keseriusan dalam
mengatasi masalah kualitas air, bisa dengan melakukan sosialisi mengenai air
bersih dan rutin dilakukan setiap sebulan sekali agar masyarakat lambat laun
menjadi peka dan peduli dan timbul kesadaran untuk merubah kebiasaan tidak
sehat, mengingat kualitas air didaerah tempat tinggalnya kurang baik dan jika
digunakan dalam jangka waktu yang sangat panjang akan mengganggu
kesehatan.
2. Selain itu, pemerintah juga hendaknya bertanggung jawab dan memperhatikan
mengenai hal ini. Misalnya dengan melakukan distribusi air bersih ke setiap
daerah yang kritis kualitas air secara gratis dan terjadwal setiap satu minggu
sekali, mengingat air dengan kualitas yang baik sulit didapat jika tidak
membeli dari agen air bersih swasta yang setidaknya memerlukan biaya untuk
mendapatkannya.
3. Untuk masyarakat setempat hendaknya harus sadar jika kualitas airtanah di
daerah tempat tinggalnya itu tidak baik untuk dikonsumsi dan segera beralih
untuk mencari sumber air lain. Namun seperti yang kita ketahui, kebutuhan air
adalah kebutuhan yang sangat mendesak, maka usaha yang dilakukan agar
kualitas air senantiasa terjaga adalah; membangun dinding sumur setinggi
mungkin karena untuk meminimalisir tergenang air saat banjir, dan membuat

penutup sumur. Dan untuk kualitas secara fisik terjaga adalah dengan
melakukan filtrasi dan pengendapan, sedangkan secara kimia maka air yang
sudah di filtrasi dan diendapkan harus dimasak terlebih dahulu hingga matang
atau mencapai suhu 100oC.

Teguh Nugraha,2013

Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

146

4. Untuk semua pihak yang terlibat dalam penanganan masalah kualitas air di
lokasi penelitian ini hendaknya tidak mendahulukan kepentingan pribadi.
Sehingga seluruh masyarakat khusunya msayarakat yang kurang mampu pun
bisa menikmati air dengan kualitas yang baik.

Teguh Nugraha,2013

Kualitas Airtanah Dangkal Di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu