Pemberian Pupuk Urin Kelinci Terhadap Pertumbuhan Berbagai Jenis Bahan Tanam Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanaman binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) adalah tanaman
obat potensial yang dapat mengatasi berbagai jenis penyakit. Tanaman ini
termasuk dalam famili Basellaceae yang merupakan salah satu tanaman obat yang
mempunyai potensi besar ke depan untuk diteliti sebagai bahan fitofarmaka. Di
Indonesia tanaman ini dikenal sebagai gendola yang sering digunakan sebagai
gapura yang melingkar di atas jalan taman. (Manoi, 2009).
Ekstrak etanol daun binahong dapat menurunkan kreatinin dan ureum
dalam darah serta memperbaiki sel ginjal yang rusak. Ekstrak metanol daun
binahong menunjukkan efek anti inflamasi, memiliki efek antioksidan serta
memiliki aktivitas hepatoprotektor. Kandungan utama daun binahong adalah
flavonoid. Disamping itu ekstrak etanol binahong menunjukkan dapat
menurunkan kolesterol pada tikus Wistar (Sukandar, et al. 2011).
Saat ini pemanfaatan tanaman obat didalam negeri cenderung mengalami
peningkatan seiring dengan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi obat
alam. Menurut data Balitro (2006), hanya sekitar 20% bahan baku binahong untuk
industri diperoleh dari hasil budidaya, sedangkan sisanya diperoleh dari hutan.
Perbanyakan tanaman binahong secara vegetatif umumnya dilakukan
dengan menggunakan setek batang. Setek batang pada umumnya lebih mudah dan
sangat menguntungkan karena batang mempunyai persediaan bahan makanan
yang cukup, terdapat tunas-tunas, dan jaringan meristem yang membentuk akar
(Mus, 2008).
Universitas Sumatera Utara
Peningkatan
produksi
daun
binahong,
dapat
dilakukan
dengan
meningkatan kualitas budidaya, salah satunya dengan penambahan perlakuan
pupuk urin kelinci. Pupuk cair organik yang dihasilkan dari urin kelinci yang telah
difermentasi memiliki kandungan N 2,72%, P 1,1%, K 0,5%, dan H2O 55,3%. Di
samping itu memiliki kandungan zat asam amino esensial dan nitrogen (N) dalam
bentuk amonia (NH3) yang dibutuhkan sebagai unsur hara utama oleh tanaman.
Selain itu urin kelinci memiliki unsur mikro lain, seperti Fe, Zn, Cu, B, Mo, dan
Cl. (Tani Mandiri, 2010).
Menurut Nugraheni dan Paiman (2010), hasil penelitian pada tanaman
tomat menunjukan bahwa konsentrasi urin kelinci memberikan pengaruh nyata
terhadap berat segar tanaman, berat kering tanaman, berat kering daun, berat
kering batang, dan berat kering akar. Penelitian Djafar, et al (2013) urin kelinci 60
ml/l menunjukkan hasil terbaik pada tinggi tanaman, luas daun, jumlah daun,
bobot kering tanaman, bobot basah tanaman, produksi perplot, dan produksi
perhektar tanaman sawi.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penelitian ini bertujuan
untuk menguji jenis bahan tanam binahong berupa setek batang, setek pucuk dan
umbi ketiak daun binahong terhadap pemberian berbagai konsentrasi pupuk urin
kelinci.
Tujuan Penelitian
Penelitian
ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan
beberapa jenis bahan tanam binahong terhadap pemberian berbagai konsentrasi
pupuk cair dari urin kelinci.
Universitas Sumatera Utara
Hipotesis Penelitian
Perbedaan bahan tanam, aplikasi pupuk urin kelinci serta interaksi diantara
keduanya memberikan pengaruh nyata meningkatkan pertumbuhan berbagai jenis
bahan tanam binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis)
Kegunaan Penelitian
Sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar sarjana di Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan serta sebagai bahan informasi bagi
pihak yang membutuhkan.
Universitas Sumatera Utara
Latar Belakang
Tanaman binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) adalah tanaman
obat potensial yang dapat mengatasi berbagai jenis penyakit. Tanaman ini
termasuk dalam famili Basellaceae yang merupakan salah satu tanaman obat yang
mempunyai potensi besar ke depan untuk diteliti sebagai bahan fitofarmaka. Di
Indonesia tanaman ini dikenal sebagai gendola yang sering digunakan sebagai
gapura yang melingkar di atas jalan taman. (Manoi, 2009).
Ekstrak etanol daun binahong dapat menurunkan kreatinin dan ureum
dalam darah serta memperbaiki sel ginjal yang rusak. Ekstrak metanol daun
binahong menunjukkan efek anti inflamasi, memiliki efek antioksidan serta
memiliki aktivitas hepatoprotektor. Kandungan utama daun binahong adalah
flavonoid. Disamping itu ekstrak etanol binahong menunjukkan dapat
menurunkan kolesterol pada tikus Wistar (Sukandar, et al. 2011).
Saat ini pemanfaatan tanaman obat didalam negeri cenderung mengalami
peningkatan seiring dengan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi obat
alam. Menurut data Balitro (2006), hanya sekitar 20% bahan baku binahong untuk
industri diperoleh dari hasil budidaya, sedangkan sisanya diperoleh dari hutan.
Perbanyakan tanaman binahong secara vegetatif umumnya dilakukan
dengan menggunakan setek batang. Setek batang pada umumnya lebih mudah dan
sangat menguntungkan karena batang mempunyai persediaan bahan makanan
yang cukup, terdapat tunas-tunas, dan jaringan meristem yang membentuk akar
(Mus, 2008).
Universitas Sumatera Utara
Peningkatan
produksi
daun
binahong,
dapat
dilakukan
dengan
meningkatan kualitas budidaya, salah satunya dengan penambahan perlakuan
pupuk urin kelinci. Pupuk cair organik yang dihasilkan dari urin kelinci yang telah
difermentasi memiliki kandungan N 2,72%, P 1,1%, K 0,5%, dan H2O 55,3%. Di
samping itu memiliki kandungan zat asam amino esensial dan nitrogen (N) dalam
bentuk amonia (NH3) yang dibutuhkan sebagai unsur hara utama oleh tanaman.
Selain itu urin kelinci memiliki unsur mikro lain, seperti Fe, Zn, Cu, B, Mo, dan
Cl. (Tani Mandiri, 2010).
Menurut Nugraheni dan Paiman (2010), hasil penelitian pada tanaman
tomat menunjukan bahwa konsentrasi urin kelinci memberikan pengaruh nyata
terhadap berat segar tanaman, berat kering tanaman, berat kering daun, berat
kering batang, dan berat kering akar. Penelitian Djafar, et al (2013) urin kelinci 60
ml/l menunjukkan hasil terbaik pada tinggi tanaman, luas daun, jumlah daun,
bobot kering tanaman, bobot basah tanaman, produksi perplot, dan produksi
perhektar tanaman sawi.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penelitian ini bertujuan
untuk menguji jenis bahan tanam binahong berupa setek batang, setek pucuk dan
umbi ketiak daun binahong terhadap pemberian berbagai konsentrasi pupuk urin
kelinci.
Tujuan Penelitian
Penelitian
ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan
beberapa jenis bahan tanam binahong terhadap pemberian berbagai konsentrasi
pupuk cair dari urin kelinci.
Universitas Sumatera Utara
Hipotesis Penelitian
Perbedaan bahan tanam, aplikasi pupuk urin kelinci serta interaksi diantara
keduanya memberikan pengaruh nyata meningkatkan pertumbuhan berbagai jenis
bahan tanam binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis)
Kegunaan Penelitian
Sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar sarjana di Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan serta sebagai bahan informasi bagi
pihak yang membutuhkan.
Universitas Sumatera Utara