S KIM 0902001 Chapter 1

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian
Perkembangan sains dan teknologi yang sedemikian pesat pada era
globalisasi kini, menjadikan pendidikan IPA sangat penting bagi semua individu.
Kemampuan siswa dalam bidang sains merupakan salah satu kunci keberhasilan
peningkatan kemampuan dalam menyesuaikan diri dalam perubahan pada era ini
(Depdiknas : 2003). Pendidikan sains sebagai salah satu aspek pendidikan
memiliki peran penting dalam peningkatan mutu pendidikan khususnya didalam
menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu manusia yang
mampu berpikir kritis, kreatif, mampu dalam mengambil keputusan, dan mampu
memecahkan masalah serta mampu mengaplikasikan ilmu pengetahuan dalam
kehidupan untuk kesejahteraan umat manusia (Sastrika dkk, 2013).
Ilmu kimia sebagai salah satu disiplin IPA menjadi sangat penting untuk
dipelajari. Ilmu kimia pada hakikatnya dapat dipandang sebagai sikap ilmiah,
proses atau metode ilmiah dan produk ilmiah. Kimia sebagai proses meliputi
keterampilan-keterampilan dan sikap-sikap yang dimiliki oleh para ilmuwan
untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan. Kimia sebagai produk

meliputi sekumpulan pengetahuan yang terdiri atas fakta-fakta, konsep-konsep,
dan prinsip-prinsip kimia (Depdiknas : 2003). Oleh karena itu, pembelajaran
kimia tidak boleh mengesampingkan proses ditemukannya konsep.
Pembelajaran sains (kimia) tidak hanya terdiri dari fakta, konsep, dan
teori yang dapat dihafalkan, tetapi juga terdiri atas kegiatan atau proses aktif
menggunakan pikiran dan sikap ilmiah dalam mempelajari gejala alam yang
belum diterangkan. Dengan demikian siswa dituntut untuk mengembangkan
keterampilan-keterampilan secara optimal yang disebut sebagai keterampilan
proses sains (KPS).
Semiawan (1987) mengemukakan empat alasan pentingnya keterampilan
proses sains diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Keempat alasan tersebut
adalah sebagai berikut :

Gina Rachmawati, 2016
Peningkatan Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan Konsep Siswa Kelas XI pada Topik
Titrasi Asam Basa Menggunakan Metode Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2


1. Perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung semakin cepat sehingga tak
mungkin lagi para guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa,
2. Adanya kecenderungan bahwa siswa lebih memahami konsep-konsep yang
rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh yang konkret,
3. Penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak benar seratus persen.
Suatu teori mungkin terbantah dan ditolak setelah orang mendapatkan data
baru yang mampu membuktikan kekeliruan teori yang dianut,
4. Pengembangan konsep dalam proses belajar mengajar, tidak terlepas dari
pengembangan sikap dan nilai dalam diri anak didik.
Berdasarkan penilaian terhadap kenyataan belajar mengajar yang kurang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai taraf
kemampuannya, maka pembelajaran keterampilan proses sains menjadi salah
satu alternatif untuk melibatkan aspek jasmani dan aktivitas mental siswa dalam
kegiatan pembelajaran, sehingga siswa mendapatkan pemahaman secara utuh
tentang suatu objek. Keterampilan proses sains siswa berpengaruh terhadap
terhadap kualitas penguasaan konsep siswa.
Metode pembelajaran yang tepat diperlukan agar pembelajaran menjadi
efektif, sehingga siswa dapat dengan mudah mengembangkan keterampilan
proses sains dan menguasai suatu konsep. Pembelajaran akan efektif apabila
menggunakan metode yang berpusat pada siswa. Dalam proses pembelajaran

yang berpusat pada siswa, peranan siswa dalam pembelajaran lebih besar
dibanding guru. Dalam metode pembelajaran yang demikian, siswa lebih
berperan aktif. Belajar menjadi bermakna bagi siswa apabila mereka mendapat
kesempatan

untuk

mengajukan

pertanyaan,

melaksanakan

penyelidikan,

mengumpulkan data, membuat kesimpulan dan berdiskusi. Dengan kata lain,
siswa terlibat secara langsung dalam pembelajaran aktif dan berpikir tingkat
tinggi. Hal ini bisa dilakukan dengan cara pembelajaran praktikum berbasis
inkuiri terbimbing.
Menurut Rustaman (2005), praktikum merupakan sarana terbaik dalam

mengembangkan keterampilan proses sains. Kelebihan metode praktikum
dibanding metode lain adalah pada metode praktikum, keterampilan proses sains
setiap siswa lebih terasah dikarenakan pada metode praktikum siswa diberi
Gina Rachmawati, 2016
Peningkatan Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan Konsep Siswa Kelas XI pada Topik
Titrasi Asam Basa Menggunakan Metode Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri. Pada umumnya,
praktikum yang dilakukan di sekolah belum memberikan pengalaman pada siswa
untuk membuat hipotesis, menguji kebenaran hipotesis, dan menganalisis data.
Hal tersebut disebabkan karena prosedur praktikum yang digunakan umumnya
hanya berisi instruksi langsung, Siswa hanya mengerjakan langkah-langkah
sesuai perintah, akibatnya kurang melatih keterampilan proses sains siswa.
Inkuiri merupakan suatu proses bagi siswa untuk memecahkan masalah,
merencanakan dan melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis
data, serta menarik kesimpulan. Jadi dalam pembelajaran berbasis inkuiri, siswa
terlibat secara mental dan secara fisik untuk memecahkan masalah yang

diberikan guru. Pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri sangat cocok
diterapkan dalam pembelajaran dengan penggunaan metode eksperimen.
Menurut Colburn (2000), pembelajaran berbasis inkuiri mencakup beberapa jenis
yang berbeda yaitu inkuiri terstruktur, inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas.
Dalam pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing, diperlukan materi
kimia yang cocok dengan model tersebut. Berdasarkan analisis yang telah
dilakukan, materi titrasi asam basa dapat dibelajarkan melalui model inkuiri
terbimbing. Prinsip dan aplikasi materi ini banyak dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari. Selain itu, materi ini dapat dan cukup mudah untuk dipraktikumkan,
artinya alat dan bahan yang digunakan mudah didapatkan serta sederhana. Dalam
penelitian ini pembelajaran inkuiri dilakukan dengan menggunakan LKS yang
akan mengarahkan siswa untuk menerima tugas dengan jelas. LKS yang
digunakan dalam penelitian ini adalah LKS dari penelitian sebelumnya yang
sudah tervalidasi yang disusun oleh Fariza Fauzia pada tahun 2014.
Salah satu pokok bahasan dalam mata pelajaran kimia yang dipelajari
SMA adalah titrasi asam basa. Penentuan kadar asam asetat pada cuka dagang
merupakan salah satu contoh aplikasi dari titrasi asam basa. Fenomena titrasi
dekat dengan kehidupan sehari-hari sehingga dapat dengan mudah mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapan dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul: “Peningkatan Keterampilan Proses Sains dan
Gina Rachmawati, 2016
Peningkatan Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan Konsep Siswa Kelas XI pada Topik
Titrasi Asam Basa Menggunakan Metode Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

Penguasaan Konsep Siswa SMA Kelas XI Pada Topik Titrasi Asam Basa
Melalui Metode Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana peningkatan
keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa setelah mengikuti
pembelajaran titrasi asam basa melalui metode praktikum berbasis inkuiri
terbimbing?”
Agar permasalahan tersebut lebih terarah, maka dirumuskan dalam
bentuk pertanyaan berikut:
1. Bagaimana peningkatan keterampilan proses sains siswa setelah

mengikuti pembelajaran titrasi asam basa melalui metode praktikum
berbasis inkuiri terbimbing?
2. Bagaimana penguasaan konsep siswa setelah mengikuti pembelajaran
titrasi asam basa melalui metode praktikum berbasis inkuiri terbimbing?
3. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran titrasi asam basa melalui
metode praktikum berbasis inkuiri terbimbing?

C. Pembatasan Masalah
Untuk mengarahkan penelitian ini, maka permasalahan dibatasi pada
hal-hal berikut ini :
1. Keterampilan

proses

sains

yang

diteliti


meliputi

keterampilan

menafsirkan, keterampilan meramalkan, keterampilan merencanakan
percobaan, keterampilan menggunakan alat, keterampilan menerapkan
konsep, dan keterampilan berkomunikasi.
2. Penguasaan konsep yang diteliti dibatasi menurut Taksonomi Bloom.
3. Materi titrasi asam basa yang akan diteliti pada penelitian ini dibatasi pada
titrasi asam lemah dan basa kuat.

Gina Rachmawati, 2016
Peningkatan Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan Konsep Siswa Kelas XI pada Topik
Titrasi Asam Basa Menggunakan Metode Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk :

1. Memperoleh informasi tentang bagaimana peningkatan keterampilan
proses sains siswa SMA setelah mengikuti pembelajaran titrasi asam basa
melalui metode praktikum berbasis inkuiri terbimbing.
2. Memperoleh informasi tentang bagaimana peningkatan penguasaan
konsep siswa SMA setelah mengikuti pembelajaran titrasi asam basa
melalui metode praktikum berbasis inkuiri terbimbing.
3. Memperoleh informasi tentang respon siswa terhadap pembelajaran titrasi
asam basa melalui metode praktikum berbasis inkuiri terbimbing.

E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitan ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi guru, menjadi bahan masukkan dan bahan pertimbangan dalam
pembelajaran materi titrasi asam basa.
2. Bagi siswa, diharapkan dapat memberikan pengalaman baru dan lebih
termotivasi dalam mempelajari materi kimia khususnya pokok materi
titrasi asam basa.
3. Bagi peneliti lain, dapat dijadikan sebagai bahan informasi untuk
penelitian pada pembelajaran melalui metode praktikum berbasis inkuiri
terbimbing pada materi lainnya.


F. Struktur Organisasi Skripsi
Skripsi ini berjudul “Peningkatan Keterampilan Proses Sains dan
Penguasaan Konsep Siswa SMA Kelas XI Pada Topik Titrasi Asam Basa
Melalui Metode Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing”, dengan rincian
penulisan skripsi yang terdiri dari lima bab. Bab I Pendahuluan; Bab II Kajian
Pustaka; Bab III Metodologi Penelitian; Bab IV Hasil Penelitian dan
Pembahasan; serta Bab V Kesimpulan dan Saran.
Bab I (pendahuluan) sebagai bab pendahuluan dalam melakukan
penelitian yang terdiri dari enam bagian, yaitu: latar belakang penelitian,
Gina Rachmawati, 2016
Peningkatan Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan Konsep Siswa Kelas XI pada Topik
Titrasi Asam Basa Menggunakan Metode Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan struktur organisasi skripsi.
Bab II (kajian pustaka) terdiri dari lima bagian, yaitu: keterampilan
proses sains, penguasaan konsep, titrasi asam basa, metode praktikum, inkuiri

terbimbing.
Bab III (metodologi penelitian) sebagai bab yang membahas
metodologi penelitian meliputi lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian,
metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses
pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, serta teknik pengolahan
dan analisis data.
Bab IV (hasil penelitian dan pembahasan) sebagai bab yang
menunjukkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peningkatan
keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa setelah mempelajari
materi titrasi asam basa menggunakan metode praktikum berbasis inkuiri
terbimbing.
Bab V (kesimpulan dan saran) sebagai bab yang membahas mengenai
kesimpulan dan saran sesuai degan hasil penelitian.

Gina Rachmawati, 2016
Peningkatan Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan Konsep Siswa Kelas XI pada Topik
Titrasi Asam Basa Menggunakan Metode Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu