Penentuan Kadar MgO, CaO dan SiO2 pada Pupuk Dolomit dengan metode Titrasi Chapter III V
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1. Alat-alat
Alat-alat yang digunakan dalam melakukan analisa di Laboratorium PT. Sucofindo adalah:
Neraca analitik
Gelas piala
250 mL
Labu ukur
250 mL
Buret
25 mL
Kertas saring whatman No. 41
Erlenmeyer
250 mL
Corong
Pipet volumetric
5 mL, 25mL dan 30mL.
Botol Aquadest
Hotplate
Open 1500C
Penjepit Beaker
Spatula
Keranjang
Cawan porselen
Furnice
Desikator
Cawan Petri
pH meter
Universitas Sumatera Utara
3.2. Bahan-bahan
Pupuk Dolomit(S)
HCl(p)(aq)
Aquadest(l)
NH4OH(aq)
Serbuk EBT(S) ( eriochrome Black T)
Reagen EDTA(aq) 0,02 N
KOH(aq) 8M
Serbuk Murexide(s)
Residu kertas saring whatman No 41
3.3. Prosedur Penelitian
3.3.1. Prosedur Penentuan kadar MgO
Ditimbang 0,5 gram sampel dalam gelas piala
Ditambahkan HCl(P) sebanyak 30 mL didalam lemari asam
Dipanaskan diatas Hotplate sampai sedikit larut
Ditambahkan Aquadest secukupnya
Dipanaskan kembali diatas Hotplate
Setelah panas saring kedalam labu 250mL dengan kertas saring whatman No.41
Didinginkan
Ditambahkan aquadest sampai garis batas
Dipipet sampel 25mL kedalam erlenmeyer
Ditambahkan 5 mL NH4OH
Ditambahkan serbuk EBT
Dititrasi dengan EDTA 0,02 N, titik akhir titrasi Ungu-Biru
Universitas Sumatera Utara
3.1.2. Prosedur Penentuan kadar CaO
Ditimbang 0,5 gram sampel dalam gelas piala
Ditambahkan HCH(P) sebanyak 30 mL didalam lemari asam
Dipanaskan diatas Hotplate sampai sedikit larut
Ditambahkan Aquadest secukupnya
Dipanaskan kembali diatas Hotplate
Setelah panas saring kedalam labu 250mL dengan kertas saring whatman No.41
Didinginkan
Ditambahkan aquadest sampai garis batas
Dipipet sampel 25mL kedalam erlenmeyer
Ditambahkan 2 mL KOH
Ditambahkan serbuk Murexide
Dititrasi dengan EDTA 0,02N, titik akhir titrasi pink-ungu
3.1.3. Prosedur Penentuan kadar SiO2
Ditimbang cawan porselen kosong dengan neraca analitik
Dimasukkan hasil saringan kertas saring whatman No 41 kedalam cawan porselen
Dimasukkan kedalan furnice
Diatur suhu 9000C selama 2 jam
Didinginkan didesikator
Ditimbang dineraca analitik
3.1.4. Prosedur Penentuan pH
Ditimbang sampel 50 gr
Universitas Sumatera Utara
Ditambahkan aquadest 100 ml
Diaduk hingga homogen
Diendapkan
Dicelupkan elektroda dari pH ke dalam sampel
Ditinggu hingga tanda drift pada layar alat hilang
Dicatat nilai pH yang terbaca pada alat.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.I. Hasil
Hasil penentuan kadar MgO, CaO dan SiO2 pada pupuk Dolomit dengan metode Titrasi di
laboratorium Sucofindo ditunjukkan pada tabel berikut:
4.1.1. Data Percobaan
Tabel 4.1. Data Kadar MgO
Sampel
gr Dolomit
pH Dolomit
Kadar MgO
pada Dolomit
Pupuk Dolomit I
0,5039
8,93
20 %
Pupuk Dolomit 2
0,5040
8,83
20 %
Pupuk Dolomit 3
0,5040
8,90
20 %
Pupuk Dolomit 4
0,5109
8,97
20 %
Pupuk Dolomit 5
0,5050
8,86
20,5 %
Keterangan:
N EDTA
= 0,486 N
Fp (faktor pengenceran) = 10
Mr MgO
= 40,32
Perhitungan
% MgO
=
� −
� � .
�
Contoh perhitungan kadar MgO
�
� �
�
� �
�
�
%
Universitas Sumatera Utara
% MgO pupuk Dolomit 1
=
, − , � ,
= 19,83%
�
,
,
�
�
�
%
= 20 %
% MgO pupuk Dolomit 2
=
,
− , � ,
�
,
= 20,023 %
,
�
�
�
%
= 20 %
% MgO pupuk Dolomit 3
=
, − , � ,
= 20,217 %
,
�
,
�
�
�
%
�
,
�
�
�
%
= 20 %
% MgO pupuk Dolomit 4
=
, − , � ,
= 19,96%
,
= 20 %
% MgO pupuk Dolomit 5
=
,
− ,
� ,
= 20,565 %
,
�
,
�
�
�
%
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2. Data Kadar CaO
Sampel
gr Dolomit
pH Dolomit
Kadar CaO
pada Dolomit
Dolomit 1
0,5039
8,93
31 %
Dolomit 2
0,5040
8,83
31 %
Dolomit 3
0,5040
8,90
31 %
Dolomit 4
0,5109
8,97
30,40 %
Dolomit 5
0,5050
8,86
31 %
Keterangan:
N EDTA
= 0,0486
Fp ( faktor pengenceran )
= 10
Mr CaO
= 56,08
Perhitungan:
% CaO pupuk Dolomit 1
=
� � .
Contoh perhitungan kadar CaO
% CaO pupuk Dolomit 1
=
, � ,
= 30,83 %
�
� �
�
�
� �
�
�
�
,
�
�
�
%
�
,
�
�
�
%
,
%
= 31 %
% CaO pupuk Dolomit 2
=
, � ,
= 30,83 %
,
= 31 %
Universitas Sumatera Utara
% CaO pupuk Dolomit 3
=
,� ,
�
= 30,83 %
,
,
�
�
�
%
= 31 %
% CaO pupuk Dolomit 4
=
, � ,
= 30,40 %
% CaO pupuk Dolomit 5
=
,
� ,
= 31,03 %
�
,
�
,
,
�
,
�
�
�
�
�
%
%
Tabel 4.3. Data Kadar SiO2
Sampel
gr Dolomit
pH Dolomit
Kadar SiO2
pada Dolomit
Dolomit 1
0,5039
8,93
2,7 %
Dolomit 2
0,5040
8,83
2,7 %
Dolomit 3
0,5040
8,90
2,6 %
Dolomit 4
0,5109
8,97
2,7 %
Dolomit %
0,5050
8,86
2,7 %
Keterangan:
A
= Berat cawan kosong
B
= Berat cawan dengan Perlakuan
Perhitungan:
% SiO
=
�
−
�
�
�
%
Universitas Sumatera Utara
Contoh perhitungan kadar SiO2
% SiO2 pupuk Dolomit 1
=
,
,
−
,
�
%
−
,
�
%
−
,
�
%
−
,
�
%
−
,
�
%
= 2,7 %
% SiO2 pupuk Dolomit 2
=
,
,
= 2,7 %
% SiO2 pupuk Dolomit 3
=
,
,
= 2,6 %
% SiO2 pupuk Dolomit 4
=
,
,
= 2,7 %
% SiO2 pupuk Dolomit 5
=
,
,
= 2,7 %
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4. Syarat Mutu Pupuk Dolomit
Jenis Uji
Persyratan
Kadar magnesium sebagai MgO
Min.18%
Kadar kalsium sebagai CaO
Min. 29%
Kadar Al2O3 + Fe2O3
Maks.3%
Kadar air
Maks.3%
Kadar Silikat sebagai SiO2
Maks.3%
Kehakusan:
- 25 mesh
Min. 100%
- 80 mesh
Min. 50%
Daya netralisasi (dihitung setara CaCO3
Min. 100%
CATATAN: semua persyaratan, kecuali kadar air dan kehalusan dihitung
atas dasar bahan kering
4.2 Pembahasan
Tanah sebagai media tumbuh merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman. Reaksi-reaksi yang terjadi didalam tanah dapat mempengaruhi
perkembangan dan pertumbuhan tanaman karena peranannya langsung berpengaruh terhadap
ketersediaan unsur hara didalam tanah. Jenis pupuk yang digunakan dalam penelitian ini
adalah jenis pupuk Dolomit (CaMg(CO3)2) tergolong pupuk yang kaya akan magnesium
(Mg) dan kalsium (Ca) untuk mengatasi tanah yang memiliki pH asam. Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan dari lima sampel pupuk Dolomit diperoleh kadar MgO 20%,
kadar CaO 31% dan kadar SiO2
2,7% merupakan kadar yang memenuhi syarat mutu
pupuk Dolomit secara SNI (Standar National Indonesia) yaitu kadar MgO minimal 18%,
Universitas Sumatera Utara
kadar CaO minimal 29% dan kadar SiO2 maksimal 2,7% dengan pH 8 yang cukup basa yang
dapat menyeimbangkan keasaman pH tanah. Hara tanaman optimum pada kisaran pH 6-7
yang mendukung pertumbuhan tanaman. Perkiraan pengukuran kapur Dolomit untuk
menaikkan pH dari lapisan tanah adalah tanah yang memiliki pH 4-6 tingkat keasamannya
akan diperbaiki dengan pengapuran pupuk Dolomit dengan dosis yang berbeda-beda.
Pemberian pupuk Dolomit akan memberikan hasil yang lebih baik kepada beberapa aplikasi
tanaman seperti batang, buah, pelepah, daun dan sebagainya karena kembalinya unsur hara
yang diperlukan oleh tanaman.
Adapun manfaat dari kalsium adalah mengaktifkan pembentukan bulu- bulu akar dan biji
serta menguatkan batang dan membantu keberhasilan penyerbukan, membantu pemecahan
sel, membantu aktivitas beberapa enzim Biasanya tanah bersifat masam memiliki kandungan
Ca yang rendah. Kalsium ditambahkan untuk meningkatkan pH tanah. Sebagian besar Ca
berada pada kompleks jerapan dan mudah dipertukarkan. Pada keadaan tersebut kalsium
mudah tersedia bagi tumbuhan. Magnesium merupakan unsur pembentuk klorofil. Seperti
halnya dengan beberapa hara lainnya, kekurangan magnesium mengakibatkan perubahan
warna yang khas pada daun. Kadang-kadang pengguguran daun sebelum waktunya
merupakan akibat dari kekurangan magnesium. Selain itu, masnesium merupakan pembawa
posfat terutama dalam pembentukan biji berkadar minyak tinggi yang mengandung lesitin.
Pengapuran tanah asam dengan bahan mengandung Ca dan Mg dapat mengurangi
kemasaman tanah. Tanah dikapur bukan semata-mata ingin menaikkan pH tetapi juga kerena
tingginya Al. Al dapat menghambat ketersediaan unsur hara pada tanaman. Prinsip
pengapuran adalah menekan Al sehingga menunjang pertumbuhan tanaman. Pemberian
dolomit disamping menambah unsur hara Ca dan Mg juga dapat meningkatkan ketersediaan
unsur hara yang lain serta memperbaiki sifat fisik tanah, dengan semakin meningkatnya unsur
hara dan sifat fisik tanah maka pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil anlisis yang dilakukan di Laboratorium PT.SUCOFINDO terhadap pupuk Dolomit
diperoleh kadar MgO 20%, kadar CaO 31% dan kadar SiO2 2,7 % pupuk ini telah diteliti dan
menunjukan bahwa nilai kadar MgO, CaO dan SiO2 sesuai dengan Standart National
Indonesia (SNI) 19-0428-1998 dan dapat digunakan untuk mengatasi pH asam.
5.2. Saran
1. Disarankan kepada peneliti selanjutnya jangan hanya menguji kadar MgO, CaO dan
SiO2 saja tetapi dengan mencoba parameter yang lainnya seperti Daya Netralisasi.
2. Disarankan kepada peneliti selanjutnya jangan menguju kadar MgO, CaO dan SiO2
dengan metode titrasi saja tetapi dengan metode lain seperti AAS.
Universitas Sumatera Utara
METODE PENELITIAN
3.1. Alat-alat
Alat-alat yang digunakan dalam melakukan analisa di Laboratorium PT. Sucofindo adalah:
Neraca analitik
Gelas piala
250 mL
Labu ukur
250 mL
Buret
25 mL
Kertas saring whatman No. 41
Erlenmeyer
250 mL
Corong
Pipet volumetric
5 mL, 25mL dan 30mL.
Botol Aquadest
Hotplate
Open 1500C
Penjepit Beaker
Spatula
Keranjang
Cawan porselen
Furnice
Desikator
Cawan Petri
pH meter
Universitas Sumatera Utara
3.2. Bahan-bahan
Pupuk Dolomit(S)
HCl(p)(aq)
Aquadest(l)
NH4OH(aq)
Serbuk EBT(S) ( eriochrome Black T)
Reagen EDTA(aq) 0,02 N
KOH(aq) 8M
Serbuk Murexide(s)
Residu kertas saring whatman No 41
3.3. Prosedur Penelitian
3.3.1. Prosedur Penentuan kadar MgO
Ditimbang 0,5 gram sampel dalam gelas piala
Ditambahkan HCl(P) sebanyak 30 mL didalam lemari asam
Dipanaskan diatas Hotplate sampai sedikit larut
Ditambahkan Aquadest secukupnya
Dipanaskan kembali diatas Hotplate
Setelah panas saring kedalam labu 250mL dengan kertas saring whatman No.41
Didinginkan
Ditambahkan aquadest sampai garis batas
Dipipet sampel 25mL kedalam erlenmeyer
Ditambahkan 5 mL NH4OH
Ditambahkan serbuk EBT
Dititrasi dengan EDTA 0,02 N, titik akhir titrasi Ungu-Biru
Universitas Sumatera Utara
3.1.2. Prosedur Penentuan kadar CaO
Ditimbang 0,5 gram sampel dalam gelas piala
Ditambahkan HCH(P) sebanyak 30 mL didalam lemari asam
Dipanaskan diatas Hotplate sampai sedikit larut
Ditambahkan Aquadest secukupnya
Dipanaskan kembali diatas Hotplate
Setelah panas saring kedalam labu 250mL dengan kertas saring whatman No.41
Didinginkan
Ditambahkan aquadest sampai garis batas
Dipipet sampel 25mL kedalam erlenmeyer
Ditambahkan 2 mL KOH
Ditambahkan serbuk Murexide
Dititrasi dengan EDTA 0,02N, titik akhir titrasi pink-ungu
3.1.3. Prosedur Penentuan kadar SiO2
Ditimbang cawan porselen kosong dengan neraca analitik
Dimasukkan hasil saringan kertas saring whatman No 41 kedalam cawan porselen
Dimasukkan kedalan furnice
Diatur suhu 9000C selama 2 jam
Didinginkan didesikator
Ditimbang dineraca analitik
3.1.4. Prosedur Penentuan pH
Ditimbang sampel 50 gr
Universitas Sumatera Utara
Ditambahkan aquadest 100 ml
Diaduk hingga homogen
Diendapkan
Dicelupkan elektroda dari pH ke dalam sampel
Ditinggu hingga tanda drift pada layar alat hilang
Dicatat nilai pH yang terbaca pada alat.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.I. Hasil
Hasil penentuan kadar MgO, CaO dan SiO2 pada pupuk Dolomit dengan metode Titrasi di
laboratorium Sucofindo ditunjukkan pada tabel berikut:
4.1.1. Data Percobaan
Tabel 4.1. Data Kadar MgO
Sampel
gr Dolomit
pH Dolomit
Kadar MgO
pada Dolomit
Pupuk Dolomit I
0,5039
8,93
20 %
Pupuk Dolomit 2
0,5040
8,83
20 %
Pupuk Dolomit 3
0,5040
8,90
20 %
Pupuk Dolomit 4
0,5109
8,97
20 %
Pupuk Dolomit 5
0,5050
8,86
20,5 %
Keterangan:
N EDTA
= 0,486 N
Fp (faktor pengenceran) = 10
Mr MgO
= 40,32
Perhitungan
% MgO
=
� −
� � .
�
Contoh perhitungan kadar MgO
�
� �
�
� �
�
�
%
Universitas Sumatera Utara
% MgO pupuk Dolomit 1
=
, − , � ,
= 19,83%
�
,
,
�
�
�
%
= 20 %
% MgO pupuk Dolomit 2
=
,
− , � ,
�
,
= 20,023 %
,
�
�
�
%
= 20 %
% MgO pupuk Dolomit 3
=
, − , � ,
= 20,217 %
,
�
,
�
�
�
%
�
,
�
�
�
%
= 20 %
% MgO pupuk Dolomit 4
=
, − , � ,
= 19,96%
,
= 20 %
% MgO pupuk Dolomit 5
=
,
− ,
� ,
= 20,565 %
,
�
,
�
�
�
%
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2. Data Kadar CaO
Sampel
gr Dolomit
pH Dolomit
Kadar CaO
pada Dolomit
Dolomit 1
0,5039
8,93
31 %
Dolomit 2
0,5040
8,83
31 %
Dolomit 3
0,5040
8,90
31 %
Dolomit 4
0,5109
8,97
30,40 %
Dolomit 5
0,5050
8,86
31 %
Keterangan:
N EDTA
= 0,0486
Fp ( faktor pengenceran )
= 10
Mr CaO
= 56,08
Perhitungan:
% CaO pupuk Dolomit 1
=
� � .
Contoh perhitungan kadar CaO
% CaO pupuk Dolomit 1
=
, � ,
= 30,83 %
�
� �
�
�
� �
�
�
�
,
�
�
�
%
�
,
�
�
�
%
,
%
= 31 %
% CaO pupuk Dolomit 2
=
, � ,
= 30,83 %
,
= 31 %
Universitas Sumatera Utara
% CaO pupuk Dolomit 3
=
,� ,
�
= 30,83 %
,
,
�
�
�
%
= 31 %
% CaO pupuk Dolomit 4
=
, � ,
= 30,40 %
% CaO pupuk Dolomit 5
=
,
� ,
= 31,03 %
�
,
�
,
,
�
,
�
�
�
�
�
%
%
Tabel 4.3. Data Kadar SiO2
Sampel
gr Dolomit
pH Dolomit
Kadar SiO2
pada Dolomit
Dolomit 1
0,5039
8,93
2,7 %
Dolomit 2
0,5040
8,83
2,7 %
Dolomit 3
0,5040
8,90
2,6 %
Dolomit 4
0,5109
8,97
2,7 %
Dolomit %
0,5050
8,86
2,7 %
Keterangan:
A
= Berat cawan kosong
B
= Berat cawan dengan Perlakuan
Perhitungan:
% SiO
=
�
−
�
�
�
%
Universitas Sumatera Utara
Contoh perhitungan kadar SiO2
% SiO2 pupuk Dolomit 1
=
,
,
−
,
�
%
−
,
�
%
−
,
�
%
−
,
�
%
−
,
�
%
= 2,7 %
% SiO2 pupuk Dolomit 2
=
,
,
= 2,7 %
% SiO2 pupuk Dolomit 3
=
,
,
= 2,6 %
% SiO2 pupuk Dolomit 4
=
,
,
= 2,7 %
% SiO2 pupuk Dolomit 5
=
,
,
= 2,7 %
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4. Syarat Mutu Pupuk Dolomit
Jenis Uji
Persyratan
Kadar magnesium sebagai MgO
Min.18%
Kadar kalsium sebagai CaO
Min. 29%
Kadar Al2O3 + Fe2O3
Maks.3%
Kadar air
Maks.3%
Kadar Silikat sebagai SiO2
Maks.3%
Kehakusan:
- 25 mesh
Min. 100%
- 80 mesh
Min. 50%
Daya netralisasi (dihitung setara CaCO3
Min. 100%
CATATAN: semua persyaratan, kecuali kadar air dan kehalusan dihitung
atas dasar bahan kering
4.2 Pembahasan
Tanah sebagai media tumbuh merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman. Reaksi-reaksi yang terjadi didalam tanah dapat mempengaruhi
perkembangan dan pertumbuhan tanaman karena peranannya langsung berpengaruh terhadap
ketersediaan unsur hara didalam tanah. Jenis pupuk yang digunakan dalam penelitian ini
adalah jenis pupuk Dolomit (CaMg(CO3)2) tergolong pupuk yang kaya akan magnesium
(Mg) dan kalsium (Ca) untuk mengatasi tanah yang memiliki pH asam. Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan dari lima sampel pupuk Dolomit diperoleh kadar MgO 20%,
kadar CaO 31% dan kadar SiO2
2,7% merupakan kadar yang memenuhi syarat mutu
pupuk Dolomit secara SNI (Standar National Indonesia) yaitu kadar MgO minimal 18%,
Universitas Sumatera Utara
kadar CaO minimal 29% dan kadar SiO2 maksimal 2,7% dengan pH 8 yang cukup basa yang
dapat menyeimbangkan keasaman pH tanah. Hara tanaman optimum pada kisaran pH 6-7
yang mendukung pertumbuhan tanaman. Perkiraan pengukuran kapur Dolomit untuk
menaikkan pH dari lapisan tanah adalah tanah yang memiliki pH 4-6 tingkat keasamannya
akan diperbaiki dengan pengapuran pupuk Dolomit dengan dosis yang berbeda-beda.
Pemberian pupuk Dolomit akan memberikan hasil yang lebih baik kepada beberapa aplikasi
tanaman seperti batang, buah, pelepah, daun dan sebagainya karena kembalinya unsur hara
yang diperlukan oleh tanaman.
Adapun manfaat dari kalsium adalah mengaktifkan pembentukan bulu- bulu akar dan biji
serta menguatkan batang dan membantu keberhasilan penyerbukan, membantu pemecahan
sel, membantu aktivitas beberapa enzim Biasanya tanah bersifat masam memiliki kandungan
Ca yang rendah. Kalsium ditambahkan untuk meningkatkan pH tanah. Sebagian besar Ca
berada pada kompleks jerapan dan mudah dipertukarkan. Pada keadaan tersebut kalsium
mudah tersedia bagi tumbuhan. Magnesium merupakan unsur pembentuk klorofil. Seperti
halnya dengan beberapa hara lainnya, kekurangan magnesium mengakibatkan perubahan
warna yang khas pada daun. Kadang-kadang pengguguran daun sebelum waktunya
merupakan akibat dari kekurangan magnesium. Selain itu, masnesium merupakan pembawa
posfat terutama dalam pembentukan biji berkadar minyak tinggi yang mengandung lesitin.
Pengapuran tanah asam dengan bahan mengandung Ca dan Mg dapat mengurangi
kemasaman tanah. Tanah dikapur bukan semata-mata ingin menaikkan pH tetapi juga kerena
tingginya Al. Al dapat menghambat ketersediaan unsur hara pada tanaman. Prinsip
pengapuran adalah menekan Al sehingga menunjang pertumbuhan tanaman. Pemberian
dolomit disamping menambah unsur hara Ca dan Mg juga dapat meningkatkan ketersediaan
unsur hara yang lain serta memperbaiki sifat fisik tanah, dengan semakin meningkatnya unsur
hara dan sifat fisik tanah maka pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil anlisis yang dilakukan di Laboratorium PT.SUCOFINDO terhadap pupuk Dolomit
diperoleh kadar MgO 20%, kadar CaO 31% dan kadar SiO2 2,7 % pupuk ini telah diteliti dan
menunjukan bahwa nilai kadar MgO, CaO dan SiO2 sesuai dengan Standart National
Indonesia (SNI) 19-0428-1998 dan dapat digunakan untuk mengatasi pH asam.
5.2. Saran
1. Disarankan kepada peneliti selanjutnya jangan hanya menguji kadar MgO, CaO dan
SiO2 saja tetapi dengan mencoba parameter yang lainnya seperti Daya Netralisasi.
2. Disarankan kepada peneliti selanjutnya jangan menguju kadar MgO, CaO dan SiO2
dengan metode titrasi saja tetapi dengan metode lain seperti AAS.
Universitas Sumatera Utara