UPAYA MENINGKATKAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE DENGAN PENETAPAN HOSPITAL BYLAWS STATUTA DI AMAL USAHA KESEHATAN MUHAMMADIYAH AISYIYAH JAWA TIMUR | Nugroho | JMMR (Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit) 1147 3278 1 PB
UPAYA MENINGKATKAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE DENGAN
PENETAPAN HOSPITAL BYLAWS/STATUTA DI AMAL USAHA
KESEHATAN MUHAMMADIYAH/AISYIYAH JAWA TIMUR
EFFORTS TO INCREASE GOOD CORPORATE GOVERNANCE
WITH DETERMINATION OF HOSPITAL BY LAWS / STATUTE IN AMAL USAHA
KESEHATAN MUHAMMADIYAH / AISYIYAH EAST JAVA
1M.
1Dosen
Natsir Nugroho, 2Aliyus Kusumaningrum
Program Studi Manajemen Rumah Sakit Program Pasca Sarjana Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta, 2RS Islam Jakarta Pondok Kopi
ABSTRAK
Makalah ini merupakan review literature dan penerapan good corporate
governance yang diatur melalui Hospital Bylaws/Statuta rumah sakit di lingkungan amal
usaha Muhammadiyah, khususnya dalam rangka mengurangi konflik kepentingan antara
pemilik, pendiri, pengelola dan pelaksana asuhan pelayanan kesehatan.Hospital Bylaws
mengatur kewenangan, tanggung jawab dari tiga organ penting, governing board, chief
executive office (CEO)/direksi, staf medis. Impelementasi pelaksanaannya berdasarkan
hasil studi kasuspelaksanaan di Amal Usaha Kesehatan Muhammadiyah/Aisyiyah Jawa
timur yang dalam pembinaan terpusat oleh MKKM sebagai governing board wilayah Jawa
Timur telah mampu meningkatkan performance Aumkes Muhamadiyah/Aisyiyah lebih
maju.
Kata Kunci: Corporate Governance, Hospital Bylaws/Statuta, Kepemimpinan dan Aumkes
Muhammadiyah/Aisyiyah Jawa Timur
ABSTRACT
This paper is a review of the literature and application of good corporate
governance which is regulated through the Hospital Bylaws / Statute of hospitals in the
Muhammadiyah charitable efforts, particularly in order to reduce conflicts of interest
between the owners, founders, managers and implementers of the healthcare. Hospital By
laws regulate care services authority, responsibility of three important organs, governing
board, chief executive office (CEO) / director, the medical staff. The implementation based
on the results of case studies in Amal Usaha Kesehatan Muhammadiyah / Aisyiyah East
Java in centrally coaching by MKKM as the governing board of East Java region has been
able to improve performance of Aumkes Muhamadiyah / Aisyiyah to be more advanced.
Keyword: Corporate Governance, Hospital By laws/Statuta, Kepemimpinan dan Aumkes
Muhammadiyah/Aisyiyah Jawa Timur.
PENDAHULUAN
Dalam situasi kompetisi global
Saat ini dunia perumah sakitan
sedang
menghadapi
tantangan
era
seperti ini, implementasi good corporate
governance merupakan suatu keharusan
persaingan yang sangat ketat di tingkat
dalam
global. Berawal dari di ratifikasinya
perusahaan
Indonesia sebagai anggota Word Trade
sustainable.Pengertian Good Corporate
Organization
tahun
Governance adalah kumpulan hukum,
1995.WTO yang mengatur perdagangan
peraturan, dan kaidah-kaidah yang wajib
dunia
dilaksanakan, guna mendorong kinerja
(WTO)
harus
pada
transparan,
sehingga
persaingan dapat dilakukan secara adil
dan
professional.Dengan
anggota
WTO
berarti
menjadi
Indonesiapun
harus membuka pintu untuk masuknya
industri Negara lain. Rumah sakit yang
merupakan industri di bidang jasa diatur
rangka
membangun
yang
kondisi
tangguh
dan
perusahaan berfungsi secara efisien dan
menghasilkan
nilai
ekonomi
berkesinambungan
panjang
(World
bagi
dalam
para
yang
jangka
stakeholdernya
bank).Rumah
sakit
penyelenggaraannyaperlu
dalam
melakukan
melalui General Agreement on Trade in
pengaturan aspek instutional dan aspek
Service (GATS). GAT membuat regulasi
perdagangan jasa termasuk didalamnya
rumah sakit dan jasa profesional medis.
Saat ini sudah banyak rumah sakit PMA
(penanam modal asing) dengan fasilitas
dan infrastruktur yang modern berdiri
di Indonesia. Sejalan dengan kompetisi,
bisnisnya, sehingga rumah sakit yang
memberikan
dikelola
pelayanan
secara
sosial.Menurut
satu
jasa
usaha
dapat
yang
Laksono(2004)
salah
penting
dalam
konsep
pengembangan tata hubungan yang
paradigma lama dimana pasien yang
menyangkut tenaga dokter, lembaga
membutuhkan dokter atau rumah sakit,
rumah sakit dan lembaga yang mengatur
telah bergeser menjadi pasienlah yang
adalah
akan memilih dokter atau rumah sakit
governance (GCG) untuk lembaga rumah
yang
sakit.Penerapan
sesuai
dengan
kemampuannya.
harapan
dan
dengan
good
good
corporate
corporate
governance berguna untuk (1) perbaikan
sistim
pengawasan
peningkatan
efisiensi
meningkatkan
melindungi
internal;
(2)
untuk
Jiwa dan substansi bylaws tidak
boleh bertentangan dengan nilai-nilai
daya
saing;(3)
moral dan ketentuan hukum negara.Jika
dan
kepentingan
dipatuhi Hospital Bylaws mempunyai
hak
stakeholder; (4) meningkatkan nilai
kekuatan
perusahaan; (5) meningkatkan efisiensi
pelaku
dan efektifitas kerja governing board dan
sebaliknya juga jika mereka melanggar
CEO; (6) serta meningkatkan mutu
ketentuan – ketentuan dalam hospital
hukum
untuk
profesional
sakit,
Bylaws
(Sutojo & Aldrige,2005). Untuk rumah
menjatuhkan sanksi internal kepada
Jacobalis
dipakai
untuk
mereka. Berikut uraian tentang Hospital
Bylaws, :
diatur dalam Hospital Bylaws.
Menurut
yang
rumah
hubungan governing board dengan CEO
sakit Corporate governace ini dapat
juga
melindungi
(2006)
1. Memuat
pernyataan
tentang
Hospital Bylaws/ Statuta/ Konstitusi/
jatidiri, yang mencakup antara
Anggaran Dasar adalah peraturan yang
lain tentang sejarah, kepemilikan,
ditetapkan
falsafah, system nilai, tujuan, visi
sendiri
untuk
mengatur
perbuatan – perbuatan pihak – pihak
rumah sakit. Peraturan ini merupakan
pedoman
untuk
melaksanakan
manajemen dan mentaati hukum, yang
dan
misi
rumah
sakit
yang
dasar
dan
bersangkutan
2. Sebagai
pedoman
pernyataan
tentang
tugas,
di dalam cakupannya rumah sakit
berupaya menjalankan misinya dengan
kewenangan,
hubungan
ini
fungsional dan tanggung jawab
mengatur hubungan governing board
(pemilik) dengan manajemen, antara
bagi organ – organ utama yang
manajemen dengan tenaga medis yang
sakit.
baik
dan
legal.Hospital
Bylaws
memberi asuhan medis langsung kepada
pasien dan juga garis – garis besar
tanggung jawab para dokter sebagai
kelompok kepada governing board - (tiga
tungku sejarangan).
berkedudukan puncak di rumah
3. Menjadi bingkai atau rambu –
rambu yang di dalam cakupannya
pihak – pihak yang bertanggung
jawab
menjalankan
governance
dan
corporate
clinical
governance
melakukan
sesuai
dengan kaidah dan ketentuan
Tiga organ penting yang diatur
hukum serta keprofesian, dalam
adalah :Pemilik, Organ ini mempunyai
menjaga dan meningkatkan mutu
kewenangan
layaanan kepada pasien.
menentukan kebijakan rumah sakit dan
tertinggi
dalam
internal yang sampai batas-batas
sebagai pengawas terhadap kegiatan –
tertentu mengakui kemandirian
juga
profesi medis untuk mengatur
kewenangan, fungsi, dan tanggung jawab
dan
dari organ ini adalah :
4. Sebagai
perangkat
hukum
mendisiplinkan
sendiri
kegiatan rumah sakit. Organ ini disebut
governing
board.
Uraian
1. Menjadi tanggung jawab tertinggi
anggota-anggotanya.
5. Memberi landasan hukum yang
secara moral dan hukum tentang
pasti bagi para klinisi untuk
penyelenggaraan
mengambil keputusan klinis dan
governance
menjalankan tindakan klinis pada
governance oleh rumah sakit.
pasien sesuai dengan izin yang
diberikan
kepadanya
(clinical
perangkat
hukum
previlages)
6. Sebagai
internal untuk mencegah - dan
jika sudah terjadi-menyelesaikan
konflik antara para professional
atau
kelompok
–
kelompok
profesi yang bekerja di rumah
sakit.
7. Memberi
corporate
dan
clinical
2. Tidak melaksanakan kegiatan –
kegiatan eksekutif di rumah sakit.
3. Menetapkan kebijakan umum dan
objektif rumah sakit.
4. Menjaga mutu pelayanan yang
diberikan rumah sakit.
5. Mengusulkan pengangkatan dan
pemberhentian
direksi,
sesuai
dengan criteria dan prosedur
yang ditentukan dalam Hospital
bylaws/ statute.
6. Menyetujui Rencana Kerja dan
kepastian
dan
Rencana Anggaran Penerimaan
perlindungan hukum bagi pasien
dan Belanja yang diusulkan oleh
bahwa hak – haknya dihormati
Direksi.
dan ia akan mendapat layanan
7. Menjalankan fungsi pengawasan
yang professional dan bermutu
dan
pengendalian
tinggi.
terhadap kinerja direksi dan para
professional klinis.
umum
8. Menyetujui
statuta
menyetujui amandemen
revisi atas klinik.
dan
atau
pasien, yang termasuk dalam
kelompok ini adalah : para dokter
/
Organ selanjutnya adalah Chief
executive Officer (CEO)/ Direksi , yang
mempunyai
kewenangan, fungsi dan tanggung
jawab:
1. Bertanggung jawab menjalankan
manajemen umum rumah sakit
(corporate governace)
2. Menjaga
dan
dokter
gigi
(umum
dan
spesialis).
Kendala dalam penyusunan
HOSPITAL ByLaw / StatutaAmal
Usaha Kesehatan
Muhammadiyah
Muhammadiyah
mendukung
terlaksananya clinical governance
sebuah
dan
yang
Islam yang terbesar ke 2 di Indonesia.
menghasilkan asuhan bermutu
Muhammadiyah memiliki akar rumput
kepada pasien.
yang tersebar luas di wilayah Indonesia
clinical
care
3. Dirut
bertanggung
terhadap
pelaksanaan
clinical governance
jawab
good
organisasi
merupakan
kemasyarakatan
dan memiliki rentang kendali yang
terkelola dengan baik, dari tingkat Pusat
sampai dengan tingkat desa, yang terdiri
Organ terakhir yang diatur adalah
dari Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah
Komite Medis serta Staf Klinik.Fungsi,
yang terletak di provinsi, Pimpinan
kewenangan dan tanggung jawabnya
Daerah yang terletak di Kotamadya atau
adalah :
kabupaten,
1. Bersama CEO melaksanakan Good
clinical governance
2. Mengatur dan memantau standar
pelayanan medis yang diberikan
Pimpinan
Cabang
yang
terletak di Kecamatan dan Pimpinan
Ranting yang terletak di Kelurahan atau
desa.
3. Kredensialing staf medis
Muhammadiyah juga memiliki
4. Mempromosikan etik profesi
dalam memberikan pelayanan
medis
amal usaha diberbagai bidang, yaitu
5. Mengambil
semua
langkah
tindakan
koreksi
terkait
pelaksanaan pelayanan medis
dan sosial. Amal usaha kesehatan yang
6. Kelompok staf medik terdiri atas
bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi,
telah dirintis sejak jaman K.H.Ahmad
Dahlan, saat ini telah berjumlah 76
professional yang memberikan
asuhan klinis langsung kepada
rumah
sakit
dan
381
Balai
kesehatan/Poliklinik/Balkesmas/Ruma
h
bersalin.
Amal
usaha
MPS (Majelis Pembina Sosial).
kesehatan
Sejak bernama MKKM sampai
Muhammadiyah didirikan dengan tujuan
menjadi
meningkatkan derajat kesehatan dan
beberapa upaya melaksanakan program
kesejahteraan bangsa Indonesia. Proses
berdirinya amal usaha kesehatan ini
– program dengan tujuan mengungkit
beragam, ada yang didirikan oleh tokoh,
gerakan
peningkatan
ada
standar
nasional
yang
didirikan
oleh
Pimpinan
MPKU,
kualitas
dari
telah
melakukan
Aumkes.Diantaranya
mutu,
dan
melalui
international,
Wilayah/ Pimpinan Daerah/ Pimpinan
pengembangan budaya organisasi yang
Cabang/
Ranting
kompetitif, safety dan fokus terhadap
Keberagaman
pelanggan, serta penyusunan Hospital
Pimpinan
Muhammadiyah.
terhadap
Bylaws. Upaya tersusunnya Hospital
konflik – konflik kepentingan dalam
Bylaw disetiap amal usaha kesehatan
pengelolaan dan rentang kendali.Salah
Muhammadiyah,
satu
sosialisasi,
pendirian
ini
upaya
berdampak
yang
dilakukan
oleh
dilakukan
pelatihan,
melalui
membuat
menunjuk
pedoman penyusunan Hospital Bylaw
Majelis kesehatan dan Kesejateraan
atau statuta dilingkungan amal usaha
Muhammadiyah (MKKM) yang bertugas
kesehatan Mumammadiyah. Pedoman
membina,
dan
penyusunan statuta telah di tanfiskan
kesehatan
oleh PP Muhammadiyah melalui SK
berbentuk amal usaha kesehatan, dan
MKKM No.15/KEP/I.5/2005 dalam Buku
bidang kesejahteraan yang berbentuk
Pedoman
amal usaha panti sosial. Pada tahun
Pengelolaan
2010
Muhammadiyah
Pimpinan
Pusat
mengkoordinir
MKKM
adalah
mengawasi
bidang
Penyelengaraan
Amal
&
dan
Usaha
Aisyiyah
Bidang
dalam
buku
tersebut
unsur
Pemilik,
berdasarkan
hasil
Muhammadiyah
di
Kesehatan,
Yogyakarta, dijadikan menjadi 2 majelis
ditetapkan:
dengan tujuan agar lebih fokus dalam
Persyarikatan Muhammadiyah; Pendiri,
mengkoordinir amal usaha, yaitu : MPKU
yaitu Pengurus Persyarikatan setempat
Muktamar
(Majelis Pembina Kesehatan Umum) dan
yang
telah
mendirikan
yaitu
rumahsakit;
Penyelenggara, yaitu Majelis yang diberi
Menghadapi
wewenang pemilik dan pendiri untuk
tantangan-
melakukan koordinasi penyelenggaraan
tantangan
rumah sakit; Pengelola, yaitu Direksi
diputuskan, maka peran kepemimpinan
yang diberi amanat untuk mengelola
sangatlah
rumah sakit.
mengambil
yang
harus
berpengaruh.
keputusan
segera
Untuk
yang
bisa
terbaik
Dalam pelaksanaannya, terjadi
sesuai dengan kondisi yang dikehendaki,
tumpang tindih terhadap fungsi pendiri
maka para pengambil keputusan harus
dan penyelenggara, khususnya dalam
pemilihan
Badan
yang
difungsikan
sebagai Governing Board atau Badan
bisa
mengambil
langkah-langkah
(Bateman TS, Snell SA, 2007): 1)
Mengenali dan mendiagnosis masalah,
Pengampu, yang tentunya berdampak
terhadap birokrasi yang cukup panjang
dan
rumit.
Masalah
berkelanjutan
ini
dengan
pun
kewenangan
2) Menghasilkan solusi-solusi alternatif,
3) Mengevaluasi berbagai alternatif, 4)
Membuat
pilihan,
5)
Melaksanakan
pemilihan Direksi sebuah rumah sakit,
keputusan, 6) Mengevaluasi keputusan
yang pada akhirnya dapat membuat
tersebut. Untuk bisa membuat satu
kurang
efisiennya
pilihan yang terbaik yang layak bisa
pengelolaan rumah sakit atau amal
dijalankan, maka konsep tadi harus bisa
usaha kesehatan tersebut.
memaksimalkan,
memuaskan
dan
Usaha
mengoptimalkan
pihak-pihak
yang
secara
berkepentingan (Edwards C, 2004).
efektif
Hasil
evaluasi
Muhammadiyah
kuantitas
dan
memang
Amal
ternyata
menggembirakan
dengan kemajuan yang berarti, tetapi
Terdorong
dengan
kesadaran
akan perlunya daya saing yang baik
secara kualitas kemajuan tadi tidak
serta rumah sakit sebagai alat dakwah
memadai (Nugroho, 2006).
dalam bidang kesehatan, maka Pengurus
IMPELEMENTASI GCG DAN
PENETAPAN HOSPITAL BYLAWS
MELALUI STRATEGI KEPEMIMPINAN
DI AUMKES
MUHAMADIYAH/AISYIYAH JAWA
TIMUR
MKKM di Jawa Timur yang sekaligus
sebagai inti Badan Pelaksana Harian/
Dewan Pengawas RS yang bersangkutan
di
daerahnya,
melakukan
beberapa
terobosan dalam perubahan strategi
pengelolaan RS di wilayahnya, guna
kepercayaan.Tiap rumah sakit harus
memotong birokrasi dan meminimalkan
mengidentifikasi dan melibatkan mereka
konflik.
carayang
untuk memastikan bahwa rumah sakit
menetapkan
merupakan sumber daya yang efektif
Salah
dilaksanakan
satu
adalah
aturan-aturan manajemen yang bisa
dan
berlaku di seluruh Jawa Timur dengan
pasiennya.
tidak
menghilangkan
ciri-ciri
Timur Posisi MKKM Timur didalam
statuta adalah sebagai Governing Board
yang berkewajiban membuat kebijakan
dan
ketentuan
objektif,
ini
kebijakan
di
ketentuan
dijadikan
seluruh
–
amal
usaha
Jawa Timur.
standar
akreditasi
International JCI untuk rumah sakit
(2011),
pada
bagian
masyarakat
dan
dengan
kewenangan
jawab
dari
direksi
dewan
sebagai
ditetapkan
dan
oleh
tanggung
penyantun
pimpinan,
MKKM
dan
yang
Pimpinan
Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur,
adalah sebagai berikut :
landasan
kesehatan Muhammadiyah dan Aisyiyah
Dalam
bagi
Beberapa kebijakan yang terkait
khas
masing-masing rumah sakitnya. Di Jawa
umum
efisien
Tata
kelola,
1. Rumah Sakit sebagai aset utama
persyarikatan
2. Pengelolaan harus professional
diserahkan kepada ahlinya
3. Kepentingan
disampaikan
persyarikatan
lewat
Badan
pengawas Harian/BPH
4. Untuk menghindari konflik, BPH
kepemimpinan,
dan
arah
(TKKA)
governance, leadership and direction,
disebutkan
bahwa
untuk
dapat
menyediakan perawatan pasien yang
terdiri dari anggota pengurus
MKKM ditambah dari luar
5. RS
bisa
pengembangan usaha yang sah
hebat dibutuhkan kepemimpinan yang
dan
efektif. Kepemimpinan tersebut berasal
persyarikatan
dari berbagai sumber dalam organisasi
pelayanan kesehatan, termasuk dewan
melakukan
tidak
melanggar
azas
6. Dewan Pengawas / BPH bersama
manajemen mencarikan dana
pengembangan
penyantun (governance), pemimpin dan
lain-lain
yang
memegang
posisi
kepemimpinan, tanggung jawab dan
mampu
Kebijakan – kebijakan tersebut,
membawa
amal
usaha
kesehatan Muhammadiyah Jawa Timur
meminimalkan konflik dan membawa
manajemen
mengelola
professional
dan
secara
fokus
terhadap
pengembangan amal usahanya. Hal ini
didapatkan berdasarkan penelitian yang
dilaksanakan di 9 (Sembilan) amal usaha
kesehatan Muhammadiyah Jawa timur
(Nugroho, 2011), dengan komposisi : 3
(tiga) rumah sakit kapasitas tempat
tidur dibawah 100 tempat tidur, 3 (tiga)
rumah sakit memiliki kapasitas 100 –
150 tt dan 3 rumah sakit memiliki
kapasitas lebih dari 150 tempat tidur.
Penelitian ini adalah studi kasus dan
membandingkan hasil dari sebelum dan
sesudah dilakukan terobosan strategi
oleh MKKM PWM Jawa Timur.Hasil
penelitian
bahwa
tersebut,
terobosan
membuktikan
tersebut
mampu
Direktur
RS/RSAB
Muhammadiyah-Aisyiyah
Jawa
Timur.
4. Sistem Evaluasi Kerja Karyawan
RS/RSAB
MuhammadiyahAisyiyah Jawa Timur.
5. Pedoman Pelayanan Kesehatan
Karyawan
RS/RSAB
Muhammadiyah-Aisyiyah
Timur.
6. Pedoman Pelaksanaan Pemberian
Premi
SHU
7. Pedoman
Transport
RS/RSAB
Pemberian
dan
8. Pedoman Akuntansi Keuangan
RS/RSAB
MuhammadiyahAisyiyah Jawa Timur.
Jawa Timur (Nugroho, 2011). Berikut
Aisyiyah Jawa Timur.
–
kebijakan
lain
yang
ditetapkan oleh MKKM PWM Jawa
Timur,
Penyusunan
RAPB
Muhammadiyah-
10. Pedoman Pelaksanaan RAPB
RS/RSAB
MuhammadiyahAisyiyah Jawa Timur.
11. Metode
Penilaian
Tingkat
Kesehatan
RS/RSAB
Muhammadiyah-Aisyiyah
Jawa
Timur.
yaitu :
1. Peraturan
Kekaryawanan
RS/RSAB
MuhammadiyahAisyiyah Jawa Timur.
2. Peraturan
Kekaryawanan
BP/BKIA/RB
MuhammadiyahAisyiyah Jawa Timur.
3. Instrumen
Lumpsum
Aisyiyah Jawa Timur.
RS/RSAB
Kebijakan
Uang
Muhammadiyah-
Kesehatan Muhamamdiyah / Aisyiyah di
Amal
Jawa
Timur.
9. Pedoman
kinerja
RS/RSAB
Muhammadiyah-Aisyiyah
Usaha
meningkatkan
Jawa
Evaluasi
Kinerja
12. Contoh
Pembuatan
Statuta
RS/RSAB
MuhammadiyahAisyiyah Jawa Timur .
13. Kuesioner Kepuasan Karyawan
terhadap Pekerjaan di RS/RSAB
Muhammadiyah-Aisyiyah
Jawa
Timur.
meminimalkan
konflik
dengan
14. Kuesioner Kepuasan Pelanggan di
RS/RSAB
MuhammadiyahAisyiyah Jawa Timur.
membuat
struktur
Badan
pelaksana
Harian/
Dewan
15. Anggaran Dasar dan Anggaran
Pengawas RS terdiri mayoritas
Pengurus MKKM setempat.
Rumah Tangga Ikatan Karyawan
Kesehatan
Muhammadiyah
(IKKM) Jawa Timur.
Globalisasi merupakan pemacu adanya
16. Koperasi Surya Medika Timur
yang
melakukan
Pembelian
pelaksanaan
Terpusat
di
Muhammadiyah-Aisyiyah
RS
jawa
Timur.
17. Satu hal lagi yang membuat
berbeda dengan wilayah lain
adalah
adanya
Kesimpulan
usaha
untuk
persaingan
yang
menimbulkan
lebih
luas,
konsekuensi
dan
terhadap
organisasi harus dapat bertahan dan
mampu
bersaing,
implementasi
governance
untuk
Good
(GCG)
itu
Corporate
menjadi
penting.
Manfaat dari GCG adalah
(1)
perbaikan
system
pengawasan
mengkaitkan Nomor Pokok Wajib
Pajak (NPWP) ke NPWP PP
Muhammadiyah,
sehubungan
dengan status rumahsakit sebagai
internal dan (2) peningkatan efisiensi
untuk
meningkatkan
daya
saing.Implementasi GCG, di rumah sakit
rumahsakit keagamaan nirlaba.
salah satunya dapat dirumuskan dalam
Dengan demikian dana tadi dapat
Hospital
sepenuhnya
untuk
kewenangan dan tanggung jawab tiga
rumahsakit.
tungku sejarangan atau tiga organ
Selama ini daerah yang sudah
penting, yaitu Governing Board, Direksi
menerapkan
dan Staf medis. Pengaturan tiga tungku
dipakai
pengembangan
NPWP
ke
PP
Bylaws,
yang
mengatur
Muhammadiyah, yaitu: Surabaya,
sejarangan
Mojokerto,
Madiun,
sebuah ruamh sakit dapat memberikan
Bojonegoro,
asuhan pelayanan yang optimal dan
Lamongan, Gresik. Selain itu juga
safety baik untuk pelaksana pelayanan
Ponorogo,
membuat
memotong
Kediri,
terobosan
birokrasi
untuk
dan
maupun
bertujuan
pengelolaan
pelanggan.MKKM
Wilayah
Jakarta Timur telah mampu memberikan
terobosan strategi menimalkan konflik
Nugroho,
M.N.,
(2006).
Pandangan
dan membawa amal usaha kesehatan
PERSI dalam Penerapan Clinical
Jawa
Governance
Timur
mampu
meningkatkan
kinerjanya.
Seminar
di
Clinical
Konsorsium
DAFTAR PUSTAKA
Bateman,
T.S.,
Sakit.
Governance
Pelayanan
Medik
Depkes RI.
Snell,S.A.,(2007).
Management
Rumah
Leading
&
Nugroho, M.N., (2009). Menciptakan
Korporasi
Amal
Usaha
Collaborating in a Competitive
Muhammadiyah Aisyiyah bidang
World.7e
Kesehatan.Workshop
ed;McGraw-Hill, NY.p
104-127
Edwards,C.(2004). Keeping You Glued to
the Couch. Business Week,17 Mei 2004,p
58.
manual for the formulation
Medical
Staf
PERSI, Jakarta Jacobalis, S, (2006).
Hospital Bylaws. Pelatihan Penyusunan
Statuta Amal Usaha Kesehatan
mulia Rahayu, Jakarta.
Trisnantoro, L., (2006). Aspek
Strategis Manajemen
Rumah Sakit. Antara misi
sosial dan tekanan
Muhammadiyah – Aisiyah,
Yogyakarta.
pasar.Andi Offset
Joint Commission International, Standar
International Akreditasi, 2011.
Nugroho, M.N., (2006). Revitalisasi Amal
Usaha Kesehatan Muhammadiyah
Surakarta.
Percepatan Pencapaian Visi Misi
Perusahaan yang sehat, PT.Damar
Bylaws. Pelatihan Penyusunan Statua
Rakernas
rangka
Corporate Governance : Tata Kelola
South Wales, 1980, hal.9-12
Aisyiyah.
dalam
Sutojo, siswanto, Al Drige., (2005), Good
of Hospital By-Laws, New
(2004).
Muhammadiyah
Muhammadiyah 2020.Yogyakarta.
Health Commission of NSW,
Herkutanto,
Pengembangan Budaya Korporat
MKKM,
Yogyakarta.
PENETAPAN HOSPITAL BYLAWS/STATUTA DI AMAL USAHA
KESEHATAN MUHAMMADIYAH/AISYIYAH JAWA TIMUR
EFFORTS TO INCREASE GOOD CORPORATE GOVERNANCE
WITH DETERMINATION OF HOSPITAL BY LAWS / STATUTE IN AMAL USAHA
KESEHATAN MUHAMMADIYAH / AISYIYAH EAST JAVA
1M.
1Dosen
Natsir Nugroho, 2Aliyus Kusumaningrum
Program Studi Manajemen Rumah Sakit Program Pasca Sarjana Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta, 2RS Islam Jakarta Pondok Kopi
ABSTRAK
Makalah ini merupakan review literature dan penerapan good corporate
governance yang diatur melalui Hospital Bylaws/Statuta rumah sakit di lingkungan amal
usaha Muhammadiyah, khususnya dalam rangka mengurangi konflik kepentingan antara
pemilik, pendiri, pengelola dan pelaksana asuhan pelayanan kesehatan.Hospital Bylaws
mengatur kewenangan, tanggung jawab dari tiga organ penting, governing board, chief
executive office (CEO)/direksi, staf medis. Impelementasi pelaksanaannya berdasarkan
hasil studi kasuspelaksanaan di Amal Usaha Kesehatan Muhammadiyah/Aisyiyah Jawa
timur yang dalam pembinaan terpusat oleh MKKM sebagai governing board wilayah Jawa
Timur telah mampu meningkatkan performance Aumkes Muhamadiyah/Aisyiyah lebih
maju.
Kata Kunci: Corporate Governance, Hospital Bylaws/Statuta, Kepemimpinan dan Aumkes
Muhammadiyah/Aisyiyah Jawa Timur
ABSTRACT
This paper is a review of the literature and application of good corporate
governance which is regulated through the Hospital Bylaws / Statute of hospitals in the
Muhammadiyah charitable efforts, particularly in order to reduce conflicts of interest
between the owners, founders, managers and implementers of the healthcare. Hospital By
laws regulate care services authority, responsibility of three important organs, governing
board, chief executive office (CEO) / director, the medical staff. The implementation based
on the results of case studies in Amal Usaha Kesehatan Muhammadiyah / Aisyiyah East
Java in centrally coaching by MKKM as the governing board of East Java region has been
able to improve performance of Aumkes Muhamadiyah / Aisyiyah to be more advanced.
Keyword: Corporate Governance, Hospital By laws/Statuta, Kepemimpinan dan Aumkes
Muhammadiyah/Aisyiyah Jawa Timur.
PENDAHULUAN
Dalam situasi kompetisi global
Saat ini dunia perumah sakitan
sedang
menghadapi
tantangan
era
seperti ini, implementasi good corporate
governance merupakan suatu keharusan
persaingan yang sangat ketat di tingkat
dalam
global. Berawal dari di ratifikasinya
perusahaan
Indonesia sebagai anggota Word Trade
sustainable.Pengertian Good Corporate
Organization
tahun
Governance adalah kumpulan hukum,
1995.WTO yang mengatur perdagangan
peraturan, dan kaidah-kaidah yang wajib
dunia
dilaksanakan, guna mendorong kinerja
(WTO)
harus
pada
transparan,
sehingga
persaingan dapat dilakukan secara adil
dan
professional.Dengan
anggota
WTO
berarti
menjadi
Indonesiapun
harus membuka pintu untuk masuknya
industri Negara lain. Rumah sakit yang
merupakan industri di bidang jasa diatur
rangka
membangun
yang
kondisi
tangguh
dan
perusahaan berfungsi secara efisien dan
menghasilkan
nilai
ekonomi
berkesinambungan
panjang
(World
bagi
dalam
para
yang
jangka
stakeholdernya
bank).Rumah
sakit
penyelenggaraannyaperlu
dalam
melakukan
melalui General Agreement on Trade in
pengaturan aspek instutional dan aspek
Service (GATS). GAT membuat regulasi
perdagangan jasa termasuk didalamnya
rumah sakit dan jasa profesional medis.
Saat ini sudah banyak rumah sakit PMA
(penanam modal asing) dengan fasilitas
dan infrastruktur yang modern berdiri
di Indonesia. Sejalan dengan kompetisi,
bisnisnya, sehingga rumah sakit yang
memberikan
dikelola
pelayanan
secara
sosial.Menurut
satu
jasa
usaha
dapat
yang
Laksono(2004)
salah
penting
dalam
konsep
pengembangan tata hubungan yang
paradigma lama dimana pasien yang
menyangkut tenaga dokter, lembaga
membutuhkan dokter atau rumah sakit,
rumah sakit dan lembaga yang mengatur
telah bergeser menjadi pasienlah yang
adalah
akan memilih dokter atau rumah sakit
governance (GCG) untuk lembaga rumah
yang
sakit.Penerapan
sesuai
dengan
kemampuannya.
harapan
dan
dengan
good
good
corporate
corporate
governance berguna untuk (1) perbaikan
sistim
pengawasan
peningkatan
efisiensi
meningkatkan
melindungi
internal;
(2)
untuk
Jiwa dan substansi bylaws tidak
boleh bertentangan dengan nilai-nilai
daya
saing;(3)
moral dan ketentuan hukum negara.Jika
dan
kepentingan
dipatuhi Hospital Bylaws mempunyai
hak
stakeholder; (4) meningkatkan nilai
kekuatan
perusahaan; (5) meningkatkan efisiensi
pelaku
dan efektifitas kerja governing board dan
sebaliknya juga jika mereka melanggar
CEO; (6) serta meningkatkan mutu
ketentuan – ketentuan dalam hospital
hukum
untuk
profesional
sakit,
Bylaws
(Sutojo & Aldrige,2005). Untuk rumah
menjatuhkan sanksi internal kepada
Jacobalis
dipakai
untuk
mereka. Berikut uraian tentang Hospital
Bylaws, :
diatur dalam Hospital Bylaws.
Menurut
yang
rumah
hubungan governing board dengan CEO
sakit Corporate governace ini dapat
juga
melindungi
(2006)
1. Memuat
pernyataan
tentang
Hospital Bylaws/ Statuta/ Konstitusi/
jatidiri, yang mencakup antara
Anggaran Dasar adalah peraturan yang
lain tentang sejarah, kepemilikan,
ditetapkan
falsafah, system nilai, tujuan, visi
sendiri
untuk
mengatur
perbuatan – perbuatan pihak – pihak
rumah sakit. Peraturan ini merupakan
pedoman
untuk
melaksanakan
manajemen dan mentaati hukum, yang
dan
misi
rumah
sakit
yang
dasar
dan
bersangkutan
2. Sebagai
pedoman
pernyataan
tentang
tugas,
di dalam cakupannya rumah sakit
berupaya menjalankan misinya dengan
kewenangan,
hubungan
ini
fungsional dan tanggung jawab
mengatur hubungan governing board
(pemilik) dengan manajemen, antara
bagi organ – organ utama yang
manajemen dengan tenaga medis yang
sakit.
baik
dan
legal.Hospital
Bylaws
memberi asuhan medis langsung kepada
pasien dan juga garis – garis besar
tanggung jawab para dokter sebagai
kelompok kepada governing board - (tiga
tungku sejarangan).
berkedudukan puncak di rumah
3. Menjadi bingkai atau rambu –
rambu yang di dalam cakupannya
pihak – pihak yang bertanggung
jawab
menjalankan
governance
dan
corporate
clinical
governance
melakukan
sesuai
dengan kaidah dan ketentuan
Tiga organ penting yang diatur
hukum serta keprofesian, dalam
adalah :Pemilik, Organ ini mempunyai
menjaga dan meningkatkan mutu
kewenangan
layaanan kepada pasien.
menentukan kebijakan rumah sakit dan
tertinggi
dalam
internal yang sampai batas-batas
sebagai pengawas terhadap kegiatan –
tertentu mengakui kemandirian
juga
profesi medis untuk mengatur
kewenangan, fungsi, dan tanggung jawab
dan
dari organ ini adalah :
4. Sebagai
perangkat
hukum
mendisiplinkan
sendiri
kegiatan rumah sakit. Organ ini disebut
governing
board.
Uraian
1. Menjadi tanggung jawab tertinggi
anggota-anggotanya.
5. Memberi landasan hukum yang
secara moral dan hukum tentang
pasti bagi para klinisi untuk
penyelenggaraan
mengambil keputusan klinis dan
governance
menjalankan tindakan klinis pada
governance oleh rumah sakit.
pasien sesuai dengan izin yang
diberikan
kepadanya
(clinical
perangkat
hukum
previlages)
6. Sebagai
internal untuk mencegah - dan
jika sudah terjadi-menyelesaikan
konflik antara para professional
atau
kelompok
–
kelompok
profesi yang bekerja di rumah
sakit.
7. Memberi
corporate
dan
clinical
2. Tidak melaksanakan kegiatan –
kegiatan eksekutif di rumah sakit.
3. Menetapkan kebijakan umum dan
objektif rumah sakit.
4. Menjaga mutu pelayanan yang
diberikan rumah sakit.
5. Mengusulkan pengangkatan dan
pemberhentian
direksi,
sesuai
dengan criteria dan prosedur
yang ditentukan dalam Hospital
bylaws/ statute.
6. Menyetujui Rencana Kerja dan
kepastian
dan
Rencana Anggaran Penerimaan
perlindungan hukum bagi pasien
dan Belanja yang diusulkan oleh
bahwa hak – haknya dihormati
Direksi.
dan ia akan mendapat layanan
7. Menjalankan fungsi pengawasan
yang professional dan bermutu
dan
pengendalian
tinggi.
terhadap kinerja direksi dan para
professional klinis.
umum
8. Menyetujui
statuta
menyetujui amandemen
revisi atas klinik.
dan
atau
pasien, yang termasuk dalam
kelompok ini adalah : para dokter
/
Organ selanjutnya adalah Chief
executive Officer (CEO)/ Direksi , yang
mempunyai
kewenangan, fungsi dan tanggung
jawab:
1. Bertanggung jawab menjalankan
manajemen umum rumah sakit
(corporate governace)
2. Menjaga
dan
dokter
gigi
(umum
dan
spesialis).
Kendala dalam penyusunan
HOSPITAL ByLaw / StatutaAmal
Usaha Kesehatan
Muhammadiyah
Muhammadiyah
mendukung
terlaksananya clinical governance
sebuah
dan
yang
Islam yang terbesar ke 2 di Indonesia.
menghasilkan asuhan bermutu
Muhammadiyah memiliki akar rumput
kepada pasien.
yang tersebar luas di wilayah Indonesia
clinical
care
3. Dirut
bertanggung
terhadap
pelaksanaan
clinical governance
jawab
good
organisasi
merupakan
kemasyarakatan
dan memiliki rentang kendali yang
terkelola dengan baik, dari tingkat Pusat
sampai dengan tingkat desa, yang terdiri
Organ terakhir yang diatur adalah
dari Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah
Komite Medis serta Staf Klinik.Fungsi,
yang terletak di provinsi, Pimpinan
kewenangan dan tanggung jawabnya
Daerah yang terletak di Kotamadya atau
adalah :
kabupaten,
1. Bersama CEO melaksanakan Good
clinical governance
2. Mengatur dan memantau standar
pelayanan medis yang diberikan
Pimpinan
Cabang
yang
terletak di Kecamatan dan Pimpinan
Ranting yang terletak di Kelurahan atau
desa.
3. Kredensialing staf medis
Muhammadiyah juga memiliki
4. Mempromosikan etik profesi
dalam memberikan pelayanan
medis
amal usaha diberbagai bidang, yaitu
5. Mengambil
semua
langkah
tindakan
koreksi
terkait
pelaksanaan pelayanan medis
dan sosial. Amal usaha kesehatan yang
6. Kelompok staf medik terdiri atas
bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi,
telah dirintis sejak jaman K.H.Ahmad
Dahlan, saat ini telah berjumlah 76
professional yang memberikan
asuhan klinis langsung kepada
rumah
sakit
dan
381
Balai
kesehatan/Poliklinik/Balkesmas/Ruma
h
bersalin.
Amal
usaha
MPS (Majelis Pembina Sosial).
kesehatan
Sejak bernama MKKM sampai
Muhammadiyah didirikan dengan tujuan
menjadi
meningkatkan derajat kesehatan dan
beberapa upaya melaksanakan program
kesejahteraan bangsa Indonesia. Proses
berdirinya amal usaha kesehatan ini
– program dengan tujuan mengungkit
beragam, ada yang didirikan oleh tokoh,
gerakan
peningkatan
ada
standar
nasional
yang
didirikan
oleh
Pimpinan
MPKU,
kualitas
dari
telah
melakukan
Aumkes.Diantaranya
mutu,
dan
melalui
international,
Wilayah/ Pimpinan Daerah/ Pimpinan
pengembangan budaya organisasi yang
Cabang/
Ranting
kompetitif, safety dan fokus terhadap
Keberagaman
pelanggan, serta penyusunan Hospital
Pimpinan
Muhammadiyah.
terhadap
Bylaws. Upaya tersusunnya Hospital
konflik – konflik kepentingan dalam
Bylaw disetiap amal usaha kesehatan
pengelolaan dan rentang kendali.Salah
Muhammadiyah,
satu
sosialisasi,
pendirian
ini
upaya
berdampak
yang
dilakukan
oleh
dilakukan
pelatihan,
melalui
membuat
menunjuk
pedoman penyusunan Hospital Bylaw
Majelis kesehatan dan Kesejateraan
atau statuta dilingkungan amal usaha
Muhammadiyah (MKKM) yang bertugas
kesehatan Mumammadiyah. Pedoman
membina,
dan
penyusunan statuta telah di tanfiskan
kesehatan
oleh PP Muhammadiyah melalui SK
berbentuk amal usaha kesehatan, dan
MKKM No.15/KEP/I.5/2005 dalam Buku
bidang kesejahteraan yang berbentuk
Pedoman
amal usaha panti sosial. Pada tahun
Pengelolaan
2010
Muhammadiyah
Pimpinan
Pusat
mengkoordinir
MKKM
adalah
mengawasi
bidang
Penyelengaraan
Amal
&
dan
Usaha
Aisyiyah
Bidang
dalam
buku
tersebut
unsur
Pemilik,
berdasarkan
hasil
Muhammadiyah
di
Kesehatan,
Yogyakarta, dijadikan menjadi 2 majelis
ditetapkan:
dengan tujuan agar lebih fokus dalam
Persyarikatan Muhammadiyah; Pendiri,
mengkoordinir amal usaha, yaitu : MPKU
yaitu Pengurus Persyarikatan setempat
Muktamar
(Majelis Pembina Kesehatan Umum) dan
yang
telah
mendirikan
yaitu
rumahsakit;
Penyelenggara, yaitu Majelis yang diberi
Menghadapi
wewenang pemilik dan pendiri untuk
tantangan-
melakukan koordinasi penyelenggaraan
tantangan
rumah sakit; Pengelola, yaitu Direksi
diputuskan, maka peran kepemimpinan
yang diberi amanat untuk mengelola
sangatlah
rumah sakit.
mengambil
yang
harus
berpengaruh.
keputusan
segera
Untuk
yang
bisa
terbaik
Dalam pelaksanaannya, terjadi
sesuai dengan kondisi yang dikehendaki,
tumpang tindih terhadap fungsi pendiri
maka para pengambil keputusan harus
dan penyelenggara, khususnya dalam
pemilihan
Badan
yang
difungsikan
sebagai Governing Board atau Badan
bisa
mengambil
langkah-langkah
(Bateman TS, Snell SA, 2007): 1)
Mengenali dan mendiagnosis masalah,
Pengampu, yang tentunya berdampak
terhadap birokrasi yang cukup panjang
dan
rumit.
Masalah
berkelanjutan
ini
dengan
pun
kewenangan
2) Menghasilkan solusi-solusi alternatif,
3) Mengevaluasi berbagai alternatif, 4)
Membuat
pilihan,
5)
Melaksanakan
pemilihan Direksi sebuah rumah sakit,
keputusan, 6) Mengevaluasi keputusan
yang pada akhirnya dapat membuat
tersebut. Untuk bisa membuat satu
kurang
efisiennya
pilihan yang terbaik yang layak bisa
pengelolaan rumah sakit atau amal
dijalankan, maka konsep tadi harus bisa
usaha kesehatan tersebut.
memaksimalkan,
memuaskan
dan
Usaha
mengoptimalkan
pihak-pihak
yang
secara
berkepentingan (Edwards C, 2004).
efektif
Hasil
evaluasi
Muhammadiyah
kuantitas
dan
memang
Amal
ternyata
menggembirakan
dengan kemajuan yang berarti, tetapi
Terdorong
dengan
kesadaran
akan perlunya daya saing yang baik
secara kualitas kemajuan tadi tidak
serta rumah sakit sebagai alat dakwah
memadai (Nugroho, 2006).
dalam bidang kesehatan, maka Pengurus
IMPELEMENTASI GCG DAN
PENETAPAN HOSPITAL BYLAWS
MELALUI STRATEGI KEPEMIMPINAN
DI AUMKES
MUHAMADIYAH/AISYIYAH JAWA
TIMUR
MKKM di Jawa Timur yang sekaligus
sebagai inti Badan Pelaksana Harian/
Dewan Pengawas RS yang bersangkutan
di
daerahnya,
melakukan
beberapa
terobosan dalam perubahan strategi
pengelolaan RS di wilayahnya, guna
kepercayaan.Tiap rumah sakit harus
memotong birokrasi dan meminimalkan
mengidentifikasi dan melibatkan mereka
konflik.
carayang
untuk memastikan bahwa rumah sakit
menetapkan
merupakan sumber daya yang efektif
Salah
dilaksanakan
satu
adalah
aturan-aturan manajemen yang bisa
dan
berlaku di seluruh Jawa Timur dengan
pasiennya.
tidak
menghilangkan
ciri-ciri
Timur Posisi MKKM Timur didalam
statuta adalah sebagai Governing Board
yang berkewajiban membuat kebijakan
dan
ketentuan
objektif,
ini
kebijakan
di
ketentuan
dijadikan
seluruh
–
amal
usaha
Jawa Timur.
standar
akreditasi
International JCI untuk rumah sakit
(2011),
pada
bagian
masyarakat
dan
dengan
kewenangan
jawab
dari
direksi
dewan
sebagai
ditetapkan
dan
oleh
tanggung
penyantun
pimpinan,
MKKM
dan
yang
Pimpinan
Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur,
adalah sebagai berikut :
landasan
kesehatan Muhammadiyah dan Aisyiyah
Dalam
bagi
Beberapa kebijakan yang terkait
khas
masing-masing rumah sakitnya. Di Jawa
umum
efisien
Tata
kelola,
1. Rumah Sakit sebagai aset utama
persyarikatan
2. Pengelolaan harus professional
diserahkan kepada ahlinya
3. Kepentingan
disampaikan
persyarikatan
lewat
Badan
pengawas Harian/BPH
4. Untuk menghindari konflik, BPH
kepemimpinan,
dan
arah
(TKKA)
governance, leadership and direction,
disebutkan
bahwa
untuk
dapat
menyediakan perawatan pasien yang
terdiri dari anggota pengurus
MKKM ditambah dari luar
5. RS
bisa
pengembangan usaha yang sah
hebat dibutuhkan kepemimpinan yang
dan
efektif. Kepemimpinan tersebut berasal
persyarikatan
dari berbagai sumber dalam organisasi
pelayanan kesehatan, termasuk dewan
melakukan
tidak
melanggar
azas
6. Dewan Pengawas / BPH bersama
manajemen mencarikan dana
pengembangan
penyantun (governance), pemimpin dan
lain-lain
yang
memegang
posisi
kepemimpinan, tanggung jawab dan
mampu
Kebijakan – kebijakan tersebut,
membawa
amal
usaha
kesehatan Muhammadiyah Jawa Timur
meminimalkan konflik dan membawa
manajemen
mengelola
professional
dan
secara
fokus
terhadap
pengembangan amal usahanya. Hal ini
didapatkan berdasarkan penelitian yang
dilaksanakan di 9 (Sembilan) amal usaha
kesehatan Muhammadiyah Jawa timur
(Nugroho, 2011), dengan komposisi : 3
(tiga) rumah sakit kapasitas tempat
tidur dibawah 100 tempat tidur, 3 (tiga)
rumah sakit memiliki kapasitas 100 –
150 tt dan 3 rumah sakit memiliki
kapasitas lebih dari 150 tempat tidur.
Penelitian ini adalah studi kasus dan
membandingkan hasil dari sebelum dan
sesudah dilakukan terobosan strategi
oleh MKKM PWM Jawa Timur.Hasil
penelitian
bahwa
tersebut,
terobosan
membuktikan
tersebut
mampu
Direktur
RS/RSAB
Muhammadiyah-Aisyiyah
Jawa
Timur.
4. Sistem Evaluasi Kerja Karyawan
RS/RSAB
MuhammadiyahAisyiyah Jawa Timur.
5. Pedoman Pelayanan Kesehatan
Karyawan
RS/RSAB
Muhammadiyah-Aisyiyah
Timur.
6. Pedoman Pelaksanaan Pemberian
Premi
SHU
7. Pedoman
Transport
RS/RSAB
Pemberian
dan
8. Pedoman Akuntansi Keuangan
RS/RSAB
MuhammadiyahAisyiyah Jawa Timur.
Jawa Timur (Nugroho, 2011). Berikut
Aisyiyah Jawa Timur.
–
kebijakan
lain
yang
ditetapkan oleh MKKM PWM Jawa
Timur,
Penyusunan
RAPB
Muhammadiyah-
10. Pedoman Pelaksanaan RAPB
RS/RSAB
MuhammadiyahAisyiyah Jawa Timur.
11. Metode
Penilaian
Tingkat
Kesehatan
RS/RSAB
Muhammadiyah-Aisyiyah
Jawa
Timur.
yaitu :
1. Peraturan
Kekaryawanan
RS/RSAB
MuhammadiyahAisyiyah Jawa Timur.
2. Peraturan
Kekaryawanan
BP/BKIA/RB
MuhammadiyahAisyiyah Jawa Timur.
3. Instrumen
Lumpsum
Aisyiyah Jawa Timur.
RS/RSAB
Kebijakan
Uang
Muhammadiyah-
Kesehatan Muhamamdiyah / Aisyiyah di
Amal
Jawa
Timur.
9. Pedoman
kinerja
RS/RSAB
Muhammadiyah-Aisyiyah
Usaha
meningkatkan
Jawa
Evaluasi
Kinerja
12. Contoh
Pembuatan
Statuta
RS/RSAB
MuhammadiyahAisyiyah Jawa Timur .
13. Kuesioner Kepuasan Karyawan
terhadap Pekerjaan di RS/RSAB
Muhammadiyah-Aisyiyah
Jawa
Timur.
meminimalkan
konflik
dengan
14. Kuesioner Kepuasan Pelanggan di
RS/RSAB
MuhammadiyahAisyiyah Jawa Timur.
membuat
struktur
Badan
pelaksana
Harian/
Dewan
15. Anggaran Dasar dan Anggaran
Pengawas RS terdiri mayoritas
Pengurus MKKM setempat.
Rumah Tangga Ikatan Karyawan
Kesehatan
Muhammadiyah
(IKKM) Jawa Timur.
Globalisasi merupakan pemacu adanya
16. Koperasi Surya Medika Timur
yang
melakukan
Pembelian
pelaksanaan
Terpusat
di
Muhammadiyah-Aisyiyah
RS
jawa
Timur.
17. Satu hal lagi yang membuat
berbeda dengan wilayah lain
adalah
adanya
Kesimpulan
usaha
untuk
persaingan
yang
menimbulkan
lebih
luas,
konsekuensi
dan
terhadap
organisasi harus dapat bertahan dan
mampu
bersaing,
implementasi
governance
untuk
Good
(GCG)
itu
Corporate
menjadi
penting.
Manfaat dari GCG adalah
(1)
perbaikan
system
pengawasan
mengkaitkan Nomor Pokok Wajib
Pajak (NPWP) ke NPWP PP
Muhammadiyah,
sehubungan
dengan status rumahsakit sebagai
internal dan (2) peningkatan efisiensi
untuk
meningkatkan
daya
saing.Implementasi GCG, di rumah sakit
rumahsakit keagamaan nirlaba.
salah satunya dapat dirumuskan dalam
Dengan demikian dana tadi dapat
Hospital
sepenuhnya
untuk
kewenangan dan tanggung jawab tiga
rumahsakit.
tungku sejarangan atau tiga organ
Selama ini daerah yang sudah
penting, yaitu Governing Board, Direksi
menerapkan
dan Staf medis. Pengaturan tiga tungku
dipakai
pengembangan
NPWP
ke
PP
Bylaws,
yang
mengatur
Muhammadiyah, yaitu: Surabaya,
sejarangan
Mojokerto,
Madiun,
sebuah ruamh sakit dapat memberikan
Bojonegoro,
asuhan pelayanan yang optimal dan
Lamongan, Gresik. Selain itu juga
safety baik untuk pelaksana pelayanan
Ponorogo,
membuat
memotong
Kediri,
terobosan
birokrasi
untuk
dan
maupun
bertujuan
pengelolaan
pelanggan.MKKM
Wilayah
Jakarta Timur telah mampu memberikan
terobosan strategi menimalkan konflik
Nugroho,
M.N.,
(2006).
Pandangan
dan membawa amal usaha kesehatan
PERSI dalam Penerapan Clinical
Jawa
Governance
Timur
mampu
meningkatkan
kinerjanya.
Seminar
di
Clinical
Konsorsium
DAFTAR PUSTAKA
Bateman,
T.S.,
Sakit.
Governance
Pelayanan
Medik
Depkes RI.
Snell,S.A.,(2007).
Management
Rumah
Leading
&
Nugroho, M.N., (2009). Menciptakan
Korporasi
Amal
Usaha
Collaborating in a Competitive
Muhammadiyah Aisyiyah bidang
World.7e
Kesehatan.Workshop
ed;McGraw-Hill, NY.p
104-127
Edwards,C.(2004). Keeping You Glued to
the Couch. Business Week,17 Mei 2004,p
58.
manual for the formulation
Medical
Staf
PERSI, Jakarta Jacobalis, S, (2006).
Hospital Bylaws. Pelatihan Penyusunan
Statuta Amal Usaha Kesehatan
mulia Rahayu, Jakarta.
Trisnantoro, L., (2006). Aspek
Strategis Manajemen
Rumah Sakit. Antara misi
sosial dan tekanan
Muhammadiyah – Aisiyah,
Yogyakarta.
pasar.Andi Offset
Joint Commission International, Standar
International Akreditasi, 2011.
Nugroho, M.N., (2006). Revitalisasi Amal
Usaha Kesehatan Muhammadiyah
Surakarta.
Percepatan Pencapaian Visi Misi
Perusahaan yang sehat, PT.Damar
Bylaws. Pelatihan Penyusunan Statua
Rakernas
rangka
Corporate Governance : Tata Kelola
South Wales, 1980, hal.9-12
Aisyiyah.
dalam
Sutojo, siswanto, Al Drige., (2005), Good
of Hospital By-Laws, New
(2004).
Muhammadiyah
Muhammadiyah 2020.Yogyakarta.
Health Commission of NSW,
Herkutanto,
Pengembangan Budaya Korporat
MKKM,
Yogyakarta.