Efektifitas Sistem Informasi dalam Proses Dokumentasi Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Swasta Kota Medan

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sistem Informasi
2.1.1. Definisi sistem informasi
Sistem informasi adalah sarana yang organisasi dan manusia yang
menggunakan teknologi informasi, dalam pengumpulan data, proses, menyimpan,
menggunakan dan menyebarkan informasi (Chaffey, 2005). Menurut Ball dan
Hannah (2011) informasi adalah pengetahuan khusus tentang entitas seperti fakta,
peristiwa, suatu hal, manusia, proses, ide, atau konsep.
Menurut James dan Peter (2008) sistem informasi adalah serangkaian
prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi, dan
didistribusikan kepada pengguna. Sistem informasi disebut sebagai bentuk dalam
teknologi yang digunakan untuk membuat, kemudian menyimpan, melakukan
pertukaran, dan menggunakan informasi (Pearlson & Saunders, 2010).
2.1.2. Komponen utama sistem informasi
Sistem informasi terdiri dari beberapa komponen, yaitu:
Komponen sumber daya manusia (brainware), meliputi pemakai akhir

adalah orang yang menggunakan informasi yang dihasilkan sistem informasi,
misalnya pelanggan, pemasok, teknisi, mahasiswa, dosen dan orang-orang yang

berkepentingan,

kemudian

pakar sistem informasi

adalah orang

yang

mengembangkan dan mengoperasikan sistem informasi, misalnya system analyst,
developer, operator sistem dan staf administrasi lainnya.

11

Universitas Sumatera Utara

12

Komponen perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software),


komponen perangkat keras (hardware) meliputi semua peralatan yang digunakan
dalam memproses informasi, misalnya komputer dan periferalnya, lembar kertas,
disk magnetic atau optik dan flash disk, sedangkan perangkat lunak (software),

merupakan sekumpulan perintah atau fungsi yang ditulis dengan aturan tertentu
untuk memerintahkan komputer agar melaksanakan sesuatu. Aplikasi perangkat
lunak yg terdiri atas program yang secara spesifik dibuat untuk setiap aplikasi.
Data (dataware), merupakan dasar sumber daya organisasi yang diperlukan

untuk memproses informasi. Data dapat berbentuk teks, gambar, audio maupun
video. Sumber daya informasi umumnya diatur, disimpan dan diakses oleh
berbagai pengelolaan sumber daya data ke dalam database dan dasar pengetahuan.
Tujuan utama dari database,

adalah: 1) menghindari pengulangan data

(redudansi), 2) mencapai indepedensi data (kemampuan untuk membuat
perubahan dalam stuktur data tanpa membuat perubahan pada program yang
memproses data.

Komponen jaringan komputer (netware), sumber daya jaringan merupakan

media komunikasi yang menghubungkan komputer, pemroses komunikasi dan
peralatan lainnya dengan kendali software komunikasi. Jaringan dapat berupa
kabel, satelit, seluler dan alat yang dapat mendukung jaringan seperti
modem,software pengendali serta prosesor antar jaringan (Tan, 2009).

2.1.3. Desain dalam pembuatan sistem informasi
Prosedur pembuatan sistem informasi melalui desain, yaitu: 1) Visual Basic
(VB) adalah lingkungan pemrograman dari Microsoft dimana programer

Universitas Sumatera Utara

13

menggunakan desain grafis untuk memilih dan memodifikasi bagian yang dipilih
sebelumnya dilakukan kode yang ditulis dalam bahasa pemrograman basic, dan 2)
Microsoft SQL Server 2000 adalah produk perangkat lunak yang fungsi utamanya

untuk menyimpan dan mengambil data seperti yang diminta oleh aplikasi

perangkat lunak lain, baik itu komputer yang sama atau di komputer lain di dalam
jaringan internet (Adegboyega dan Aniefiok, 2014).
2.1.4. Proses pembuatan sistem informasi
Pembuatan sistem informasi dapat dibagi menjadi tujuh tahap, antara lain:
1) mendefinisikan problem yang berisikan penentuan yang tepat mengenai apa
yang akan dikerjakan, 2) pembuatan perangkat lunak yang diperlukan untuk
output yang diinginkan, input yang dipersyaratkan, dan pengolahan untuk

konversi input dan output, 3) mendesain program yaitu, menentukan bagaimana
persyaratan harus dipenuhi, 4) pengkodean program, sesudah desain lengkap,
dengan bahasa pemrograman sebelum desain dapat dimasukkan ke komputer, 5)
melakukan tes program komputer bahwa desain sudah tepat dengan apa yang
diinginkan, 6) menginstalasikan dan melakukan pemeliharaan program, dan 7)
pendokumentasian program secara detail dari program, mendesain, metode
pengkodean, uji coba dan bahasa yang sesuai (Amsyah, 2005).
2.1.5. Komponen pengelolaan data dalam sistem informasi
Pengelolaan data memiliki empat komponen utama, antara lain: 1) kualitas
yang meliputi penyediaan layanan terkini, akurat, dan informasi kapanpun dan
dimanapun data yang diakses konsisten, 2) manajemen, mencakup perangkat
keras dan teknologi perangkat lunak, tetapi juga proses, serta kedua orang dan


Universitas Sumatera Utara

14

mesin yang terlibat dalam pengelolaan data, 3) keamanan, komponen ini harus
dilakukan dengan mengendalikan akses ke data untuk memastikan bahwa tidak
hanya data yang tersedia bagi mereka yang seharusnya untuk pengakses data, dan
4) intelligence business, komponen ini harus dilakukan dengan memanfaatkan
data untuk menghasilkan yang lebih baik, informasi yang lebih lengkap, dan lebih
bermanfaat (Tan, 2009).
2.1.6. Kesuksesan sistem informasi
Model DeLone dan McLean (2003) melakukan studi yang mendalam
terhadap literatur mengenai kesuksesan sistem informasi. Menemukan bahwa
kesuksesan suatu sistem informasi dapat direpresentasikan dengan karakteristik
kualitas dari sistem informasi itu sendiri (system quality), kualitas output dari
sistem informasi (information quality), penggunaan terhadap output (use), respons
pengguna terhadap sistem informasi (user satisfaction), pengaruh sistem
informasi terhadap kebiasaan pengguna (individual impact), dan pengaruhnya
terhadap kinerja organisasi (organizational impact). Model DeLone dan McLean

(2003) dapat ditunjukkan skema 1.
Skema 2.1. Model DeLone dan McLean (2003)

Kualitas
sistem
Kualitas
informasi

Pengguna

Kepuasan
pengguna

Efek pada
individu

Efek pada
Organisasi

Universitas Sumatera Utara


15

2.1.7. Tujuan sistem informasi
Beberapa tujuan dari sistem informasi, yaitu: 1) mendukung fungsi
kepengurusan dalam manajemen informasi yang mengacu pada tanggungjawab,
2) mendukung pengambilan keputusan manajer dengan sistem informasi yang
tersedia untuk melaksanakan tanggungjawab dalam pengambilan keputusan, dan
3) sistem informasi menyediakan informasi kepada pengguna untuk membantu
dalam melaksanakan atau menyelesaikan tugas dengan secara efektif dan efisien
(James & Peter, 2008).
2.1.8. Tingkatan kebutuhan informasi
Kebutuhan untuk merancang informasi dan mengimplementasikan sistem
informasi berbasis komputer dibagi atas tiga tingkatan, sebagai berikut: 1) tingkat
kebutuhan informasi dalam organisasi, persyaratan ini digunakan untuk
mendefinisikan seluruh arsitektur sistem informasi dan untuk menentukan
kerangka aplikasi dan database, 2) persyaratan database organisasi, persyaratan
untuk desain database yang berasal dari kebutuhan pengguna dan hard ware dan
software, dan 3) aplikasi tingkat kebutuhan dalam informasi, sebuah aplikasi


menyediakan pengolahan informasi untuk unit organisasi atau kegiatan dalam
organisasi (Davis, 2005).
2.1.9. Flowchart
Flowchart merupakan sekumpulan symbol yang dapat menunjukkan atau

mengambarkan rangkaian kegiatan-kagiatan program dari awal hingga akhir.

Universitas Sumatera Utara

16

Tabel 2.1. Keterangan simbol flowchart
Gambar

Simbol
Proses / Langkah

Keterangan
Menyatakan kegiatan yang akan
ditampilkan dalam diagram alir.


Titik Keputusan

Proses / Langkah dimana perlu
adanya keputusan atau adanya
kondisi tertentu. Di titik ini selalu ada
dua keluaran untuk melanjutkan
aliran kondisi yang berbeda

Drum Magnetik

Terminasi

Garis alir
Dokumen

Digunakan untuk simpan input atau
output data
Menunjukkan awal atau akhir sebuah
proses

Menunjukkan arah aliran proses atau
algoritma
Data yang berbentuk informasi

2.2. Proses Asuhan Keperawatan
2.2.1. Definisi proses asuhan keperawatan
Proses keperawatan adalah suatu metode yang sistematis dan terorganisasi
dalam pemberian asuhan keperawatan, yang difokuskan pada reaksi dan respon
unik individu pada suatu kelompok atau perorangan terhadap gangguan kesehatan
yang dialami, baik actual maupun potensial (Suara, Dalami, Rochimah, Raenah,
& Rusmiyati, 2010). Proses keperawatan adalah pendekatan penyelesaian masalah
yang sistematik untuk merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan yang
melibatkan lima fase, antra lain: 1) pengkajian keperawatan, 2) identifikasi

Universitas Sumatera Utara

17

masalah keperawatan, 3) perencanaan keperawatan, 4) implementasi keperawatan,
dan 5) evaluasi keperawatan (Slevin & Basford, 2006).

2.2.2. Jaminan mutu dalam proses perawatan
Terdapat beberapa manfaat jaminan mutu dalam proses perawatan, yaitu: 1)
efekasi, kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam perawatan yang
paling menguntungkan, 2) efektif, sejauh mana capaian peningkatan kesehatan
yang ditargetkan, 3) efisiensi, kemampuan menurunkan biaya perawatan dalam
mencapai peningkatan kesehatan, 4) optimal, keseimbangan mutu layanan
terhadap biaya perawatan, 5) penerimaan, kesesuaian keinginan pasien dan
keluarga dalam perolehan pelayanan, 6) hak, kesesuaian dengan prinsip etika,
nilai-nilai, norma, adat istiadat, undang-undang, dan 7) ekuitas, kesesuaian dengan
prinsip yang mencerminkan keadilan dalam perawatan (Donabedian, 2003).
2.2.3. Proses keperawatan merupakan unsur yang penting
Salah satu unsur yang penting dalam keperawatan adalah proses
keperawatan, hal ini disebabkan oleh: 1) proses keperawatan akan mendukung
terjadinya kolaborasi secara sistematik, 2) proses keperawatan dapat membuat
pembiayaan perawatan pasien menjadi lebih efesien, 3) melalui proses
keperawatan membantu orang lain untuk memahami apa yang dilakukan oleh
perawat, 4) proses keperawatan diperlukan sebagai standar praktek profesional,
dimana

perawat

dapat

menjaga

akuntabilitas,

5)

proses

keperawatan

meningkatkan partisipasi klien dalam proses perawatan dan mendukung otonomi
klien, 6) proses keperawatan mendukung perawat individu dalam proses
keperawatan berkaitan dengan respon manusia yang sangat bervariasi, 7) proses

Universitas Sumatera Utara

18

keperawat mendukung efesiensi yang dengan adanya pendekatan yang sistematik,
8) proses keperawatan akan mendukung keberlanjutan dan koordinasi dari
kegiatan perawatan yang dilakukan, dan 9) penggunaan proses keperawatan
diharapkan meningkatkan kepuasan kerja, hal ini dimungkinkan pada seorang
perawat dapat melihat proses keperawatan meningkatkan kemampuan dalam
merawat pasien (Nurjannah, 2010).
2.2.4. Kegunaan sistem informasi dalam proses dokumentasi asuhan
keperawatan
Fungsi sistem informasi dalam proses keperawatan, yaitu: 1) minimalkan
waktu yang dibutuhkan untuk membaca kemudian meningkatkan akurasi dalam
interpretasi data, 2) menghilangkan pengulangan ketika dilakukan pencatatan
informasi, 3) meningkatkan ketepatan waktu dalam dokumentasi, 4) menyediakan
data yang berkualitas, dan 5) melindungi keamanan data (Ball & Hannah, 2011).
2.2.5. Standar

informasi

dalam

proses

dokumentasi

asuhan

keperawatan
Standar informasi dalam proses praktek keperawatan terdiri dari beberapa
standar, yaitu: 1) pengkajian, perawat mengumpulkan data yang komprehensif,
informasi, dan bukti, 2) diagnosa, masalah, dan isu identifikasi untuk diperbaiki,
3) hasil identifikasi, perawat mengidentifikasi hasil apa yang diharapkan dapat
dicapai, 4) perencanaan, perawat mengembangkan rencana yang mengatur
strategi, alternatif, dan rekomendasi untuk mencapai hasil yang diharapkan
tercapai, 5) penerapan rencana kegiatan perawat, 6) evaluasi, perawat
mengevaluasi kemajuan menuju pencapaian hasil, 7) etika, praktek keperawatan,

Universitas Sumatera Utara

19

8) pendidikan dan kompetensi dalam melakukan praktek, 9) praktek berdasarkan
bukti dan penelitian dan temuan penelitian ke dalam praktek, 10) kualitas dalam
praktek (sertifikasi spesialis informatika perawat), 11) komunikasi secara efektif,
12) kepemimpinan dalam pengaturan praktek profesional, 13) kolaborasi antara
perawat, pasien dan keluarga, 14) praktek profesional sesuai dengan standar, dan
undang-undang, 15) pemanfaatan sumber daya untuk merencanakan dan
melaksanakan perawatan yang efektif, dan 16) kesehatan lingkungan, pelaksanaan
praktek yang aman (ANA, 2014).
2.2.6. Sistem informasi dalam keperawatan
Sistem informasi keperawatan adalah ilmu yang mengintegrasikan
keperawatan dengan beberapa manajemen informasi dan ilmu analitis untuk
mengidentifikasi, menentukan, mengelola, dan berkomunikasi data, informasi,
pengetahuan, dan kebijaksanaan dalam praktek keperawatan (ANA, 2014). Sistem
informasi keperawatan adalah gabungan perangkat dan prosedur yang digunakan
untuk mengelola siklus informasi (mulai dari pengumpulan data sampai
pemberian umpan balik informasi) untuk mendukung pelaksanaan tindakan tepat
dalam perencanaan, kemudian pelaksanaan dan pemantauan kinerja sistem
kesehatan (Ball & Hannah, 2011).
2.2.7. Proses pelaksanaan sistem informasi keperawatan
Pelaksanaan sistem informasi keperawatan, yaitu: 1) mengembangkan
aplikasi, alat, proses, dan struktur yang membantu perawat dalam mengelola data,
2) mengevaluasi aplikasi, alat, proses, dan struktur untuk menentukan efektivitas
mereka untuk keperawatan, 3) adaptasi teknologi informasi yang ada untuk

Universitas Sumatera Utara

20

memenuhi perawat dan kebutuhan pasien, 4) mengelola sistem, implementasi, dan
evaluasi, 5) bekerja sama dengan informatika kesehatan profesional lainnya dalam
mengembangkan solusi informasi sebelumnya diidentifikasi kebutuhan untuk
perawat dan klien, 6) menggunakan teori informatika dan prinsip-prinsip untuk
mengembangkan dan menguji sistem pendidikan komputer, 7) mengembangkan
dan menguji model informatika dan teori-teori penanganan, berkomunikasi, atau
mengubah informasi keperawatan, 8) mengembangkan taksonomi atau penamaan
sistem untuk menggambarkan fenomena dan ketetiban perawatan, 9) melakukan
penelitian untuk memajukan pengetahuan yang basis sistem informasi perawat,
10) konsultasi tentang informasi perawatan dengan pasien, dan 11) mengajarkan
teori dan praktek informasi keperawatan (Ball & Hannah, 2011).
2.2.8. Peran perawat dalam sistem informasi
Beberapa peran perawat dalam sistem informasi, yaitu: 1) sebagai pengguna
dan pengelolaan dalam kegiatan pelayanan perawatan kepada pasien, 2) sebagai
manajer, perawat bertanggung jawab untuk terus-menerus memperbarui produk
saat ini dan menjaga mengikuti perkembangan baru yang sangat bermanfaat pada
kemudahan dalam perolehan informasi, kemudian mengembangkan aplikasi
seperti sistem pendukung keputusan, sistem pelaksanaan tugas perawat, dan
sistem penjadwalan, 3) sebagai klinikal sistem, perawat bekerja dengan pihak
penjual sistem komputer yang bertujuan dalam memenuhi kebutuhan pelayanan
kesehatan dalam sistem informasi, 4) analisis sistem atau programer, perawat
dalam peran ini bekerja menganalisis sistem informasi dan memelihara sistem
(Daniel & Oyetunde, 2013).

Universitas Sumatera Utara

21

2.2.9. Sistem informasi dalam perawatan pasien
Unsur sistem informasi dalam perawatan pasien, harus memenuhi ketentuan
sebagai berikut: 1) desain, pilih, penggunaan, dan mengevaluasi program-program
yang mengevaluasi dan memonitor hasil perawatan, sistem perawatan, dan
peningkatan kualitas penggunaan sistem informasi kesehatan, 2) menganalisis
elemen penting yang diperlukan untuk pemilihan, penggunaan, dan evaluasi
sistem informasi kesehatan dan teknologi dalam melakukan kegiatan perawatan
pasien, 3) menunjukkan kemampuan konseptual dan keterampilan teknis yang
melibatkan dalam proses ekstraksi data dari praktek sistem informasi dan
database, 4) evaluasi masalah etika dan hukum dalam sistem penggunaan
informasi, dan teknologi perawatan pasien, 5) mengevaluasi sumber informasi
kesehatan konsumen dalam tingkat akurasi, ketepatan waktu, dan kesesuaian
(Hannah & Ball, 2011).

2.3. Landasan Teori
2.3.1. Teori Ida Jean Orlando
Teori Orlando menekankan pada hubungan timbal balik antara pasien dan
perawat. Tujuan Ida Jean Orlando adalah untuk mengembangkan teori praktek
keperawatan yang efektif yang digunakan sebagai kerangka kerja untuk penelitian
administrasi keperawatan. Orlando mengembangkan ide-ide teoritis tentang
keperawatan berdasarkan pekerjaannya berkaitan dengan hubungan perawat
dengan pasien yang dinamis, dan diperluas untuk mencakup kontribusi yang unik
dari perawat dalam perawatan pasien (Meleis & Dean, 2011).

Universitas Sumatera Utara

22

Orlando memperkenalkan empat istilah untuk mengkategorikan tanggapan
perawat kepada pasien membutuhkan: otomatis, deliberatif, disiplin dan
profesional. Proses keperawatan profesional dan disiplin aksi dan reaksi
dipandang sebagai proses utama di mana perawat dapat mengatasi kebutuhan
dengan mengidentifikasi pengalaman pasien, perasaan, dan persepsi dan
menanggapi pasien secara interaktif. Keperawatan merupakan suatu hal yang unik
dalam menangani pasien melalui proses komunikatif dan interaktif sehingga
tercipta rasa aman dan nyaman pada pasien (Kim & Kollak, 2006).
Proses asuhan keperawatan dibagi atas lima standar, yaitu: 1) pengkajian
keperawatan (pengumpulan data), yaitu: awal hubungan perawatan, pengumpulan
data, pemilihan data, validasi data, dan melaporkan pengumpulan data, 2)
diagnosis keperawatan, yaitu tahap pemprosesan data, analisa dan interpretasi,
syntesis, dan rumusan diagosis keperawatan (identifikasi masalah), 3) intervensi
keperawatan, terdiri dari: menyusun rencana keperawatan individu, dengan
menentukan proiritas, merumuskan tujuan keperawatan, merumuskan kriteria
evaluasi,

memilih

tindakan

keperawatan,

merumuskan

perawatan,

dan

mendokumentasikan rencana keperawatan, 4) implementasi keperawatan, yaitu
melanjutkan pengumpulan data, menentukan ulang prioritas, implementasi
tindakan keperawatan, dan melaporkan perawatan yang diberikan, dan 5) tahap
evaluasi keperawatan, evaluasi proses dan pengenalan faktor yang mempengaruhi
implementasi keperawatan, tindakan untuk menyesuaikan rencana keperawatan,
dan terminasi hubungan perawat (Orlando, 1961 dalam Meleis & Dean, 2011).

Universitas Sumatera Utara

23

Proses keperawatan dengan teori Orlando merupakan sebuah proses yang
membantu perawat secara sadar mengidentifikasi dan menanggapi kebutuhan
pasien untuk memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik. Kebutuhan dan
keinginan pasien dapat dipenuhi oleh perawat dimana proposisi perawat
menggunakan proses keperawatan lebih mampu mengidentifikasi kebutuhan
pasien. Proses keperawatan menyediakan sarana untuk mengidentifikasi masalah
dan memonitor kemajuan kesehatan. Interaksi antara pasien dan perawat penting
dalam pemilihan tindakan yang tepat (Johnson dan Weber, 2015).
Teori Ida Jean Orlando dalam proses keperawatan deliberatif yang berfokus
pada proses interpersonal antara manusia. Ini membantu mengidentifikasi sifat
pasien dan kebutuhan yang mendesak untuk bantuan. Konsep teori ini, yaitu:
Perilaku pasien adalah perilaku yang diamati oleh perawat dalam situasi

keperawatan-pasien langsung. Kedua dimensi tersebut adalah: 1) butuh bantuan:
sebuah kebutuhan pasien yang jika diberikan mengurangi atau mengurangi
tekanan langsung atau meningkatkan rasa langsung kecukupan atau kesejahteraan
dan 2) peningkatan: peningkatan kesehatan pasien mental dan fisik, kesejahteraan
mereka, dan rasa kebutuhan bantuan dan perbaikan dapat dinyatakan baik dalam
bentuk nonverbal dan verbal.
Manifestasi visual terhadap tingkah laku nonverbal meliputi kegiatan
motorik seperti makan, berjalan, bergerak-gerak, dan gemetar serta bentuk
fisiologis seperti kencing, buang air besar, suhu dan pembacaan tekanan darah,
laju pernapasan, dan warna kulit. Bentuk vokal perilaku perilaku-nonverbal
nonverbal yang didengar, termasuk menangis, mengerang, tertawa, batuk, bersin,

Universitas Sumatera Utara

24

mendesah, berteriak, menjerit, mengerang, dan bernyanyi. Perilaku verbal
mengacu pada apa pasien nyatakan, termasuk keluhan, permintaan, pertanyaan,
penolakan, tuntutan, dan komentar atau pernyataan.
Reaksi perawat adalah respon perawat terhadap keluhan pasien. Ketiga

dimensi tersebut adalah: 1) persepsi: stimulasi fisik salah satu dari panca indera
dengan perilaku pasien, 2) pemikiran: Sebuah ide yang terjadi dalam pikiran
perawat dan 3) merasa: sebuah keadaan pikiran mencondongkan orang menuju
atau terhadap persepsi, pikiran, atau tindakan; itu terjadi sebagai respons terhadap
persepsi dan pikiran perawat.
Kegiatan perawat dan implikasi untuk praktik keperawatan , kegiatan

perawat merupakan tindakan yang dapat diamati diambil oleh perawat, termasuk
petunjuk, saran, arah, penjelasan, informasi, permintaan, dan pertanyaan
diarahkan pasien, membuat keputusan untuk pasien; penanganan tubuh pasien,
pemberian obat atau perawatan, dan perubahan lingkungan langsung pasien. Dua
dimensi aktivitas perawat adalah: 1) proses keperawatan otomatis: Tindakan
diputuskan oleh perawat untuk alasan lain selain kebutuhan mendesak pasien dan
2) proses keperawatan Permusyawaratan (proses disiplin): Satu set spesifik
perilaku perawat atau tindakan diarahkan terhadap perilaku pasien yang
memastikan atau bertemu pasien secara langsung, sedangkan implikasi untuk
praktik keperawatan, praktek keperawatan diarahkan mengidentifikasi dan
memenuhi kebutuhan mendesak pasien untuk bantuan melalui penggunaan
Orlando metodologi praktek.

Universitas Sumatera Utara

25

Metodologi praktek keperawatan Orlando
Pengamatan, mencakup setiap dan semua informasi yang berkaitan dengan

pasien bahwa perawat mengakuisisi saat bertugas; membentuk bahan baku dengan
yang perawat membuat dan melaksanakan rencana untuk perawatan pasien.
Pengamatan terdiri atas dua, yaitu: 1) pengamatan langsung reaksi perawat
keperilaku pasien: terdiri dari setiap persepsi, pikiran, atau perasaan perawat
memiliki dari pengalamannya sendiri perilaku pasien setiap atau beberapa saat
dalam waktu, dan 2) pengamatan langsung informasi lain tentang perilaku pasien:
terdiri dari informasi yang berasal dari sumber selain pasien, informasi ini
berkaitan dengan, tetapi tidak secara langsung berasal dari pasien.
Tindakan, pelaporan dan pencatatan, dimana tindakan merupakan

kegiatan perawat yang dilakukan untuk pasien melalui proses keperawatan
musyawarah: proses yang digunakan untuk berbagi dan memvalidasi pengamatan
langsung dan tidak langsung perawat. Kegiatan perawat dalam memberikan
bantuan secara langsung memenuhi kebutuhan pasien secara langsung ketika
pasien tidak mampu memenuhi kebutuhan sendiri dan ketika aktivitas terbatas
pada kontak perawat dengan pasien. Kegiatan perawat dalam memberikan
bantuan secara tidak langsung ketika aktivitas meluas ke mengatur jasa seseorang,
lembaga, atau sumber daya yang pasien tidak dapat menghubungi melalui dirinya,
sedangkan pelaporan, perawat menerima laporan tentang perilaku pasien dari
perawat lain dan dari para profesional kesehatan lainnya dan berdasarkan dari
hasil laporan pengamatan yang dilakukan kemudian pencatatan, proses
keperawatan, termasuk: 1) persepsi perawat atau tentang pasien, 2) pemikiran

Universitas Sumatera Utara

26

perawat atau perasaan tentang persepsi, dan 3) apa yang perawat lakukan untuk
pasien (Nunnerly, 2005).
2.3.2. Proses asuhan keperawatan dengan teori Ida Jean Orlando
Penelitian yang terkait dengan sistem informasi dengan menggunakan teori
Orlando yang dilakukan oleh Adegboyega dan Aniefiok (2014) tentang proses
keperawatan yang berbasis sistem informasi dengan menggunakan teori Orlando,
yang bertujuan untuk melakukan pengelolaan catatan pasien yang didasarkan pada
kebutuhan pasien yang dilakukan menggunakan desain Visual Basic 6.0 (VB) dan
Microsoft SQL Server 2000 sebagai penghubung database. Teori proses

keperawatan Orlando sebagai pedoman yang sesuai untuk merancang sistem
informasi yang ramah pengguna dan manajemen rendah biaya kesehatan yang
berlaku dalam lingkungan kesehatan terlepas dari pengaturan sosial ekonomi dan
teknologi.
Ramadhan, Ssenyonga, dan Sumil (2014) melakukan penelitian tentang
pengembangan dan penerapan sistem informasi manajemen pasien Kampala
University Rumah Sakit pendidikan International (KIU-TH) Bushenyi District
Uganda, yang bertujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas desain Sistem
Informasi Manajemen Pasien (PMIS). Perancangan PMIS selesai maka petugas
diusulkan untuk menggunakan dan menguji efektivitas dalam mengambil data dan
informasi yang mereka butuhkan untuk pekerjaan dengan menggunakan teori
proses keperawatan Orlando. Disimpulkan bahwa sistem informasi dalam proses
keperawatan sangat sesuai menggunakan teori Orlando karena memudahkan
pengguna dalam pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi

Universitas Sumatera Utara

27

kondisi pasien, karena teori Orlando lebih menitik beratkan terhadap hubungan
timbal balik antara pasien dan perawat dalam melaksanakan proses keperawatan.
Penelitian yang dilakukan Alexander (2007) yaitu tentang kerangka kerja
hubungan perawat-pasien, dengan tujuan untuk menjelaskan suatu kerangka kerja
yang menggabungkan komponen fundamental keperawatan, proses keperawatan,
dengan prinsip-prinsip interaksi manusia komputer dengan menggunakan teori
Orlando. Penelitian ini menggunakan dasar teori proses keperawatan Orlando,
dalam interaksi perawat dengan komputer, dan keperawatan dengan pasien
sebagai komponen dari kerangka kerja yang dapat digunakan untuk mengevaluasi
sistem perawatan pasien. Proses keperawatan mewakili upaya pertama untuk
mengembangkan hubungan timbal balik antara pasien dan perawat.
Hasil penelitian yang dilakukan Aiyedun, Chukwu dan Musa (2014) tentang
evaluasi tantangan proses praktek keperawatan di Rumah Sakit Universitas
Pendidikan Abuja Nigeria. Penelitian ini menguji tantangan menghambat
pelaksanaan proses keperawatan yang dihadapi oleh perawat dari UATH Abuja.
Masalah yang dirasakan adalah kekurangan tenaga, keterbatasan waktu, ketahanan
terhadap inovasi baru (perubahan) dan sikap yang tidak peduli terhadap
dokumentasi. Disimpulkan bahwa teori Orlando digunakan sebagai kerangka
dalam penelitian, karena teori Orlando dalam keperawatan menekankan hubungan
interpersonal perawat dengan pasien melalui pendekatan yang holistik. Melalui
proses keperawatan yang dinamis yang menekankan hubungan antara perawat
dengan pasien dengan menyediakan panduan lengkap untuk perawatan klien,

Universitas Sumatera Utara

28

memberikan informasi dan komunikasi yang berkelanjutan, dan mendorong klien
dan partisipasi keluarga dalam program keperawatan.
Skema 2.2 Kerangka teori penelitian
Instrumen asuhan keperawatan, yaitu:
1. Pengkajian Keperawatan
2. Nursing Intervention Classification
(NIC)
3. Nursing Outcome Classification
(NOC)
4. North American Nursing Diagnosis
Association (NANDA)

Desain sistem informasi, yaitu:
1. Visual basic 6.0 (VB)
2. Microsoft SQL Server 2000
(Adegboyega & Aniefiok,
2014).

1.
2.
3.
4.

Proses dokumentasi asuhan
keperawatan, antara lain:
1. Pengkajian keperawatan
2. Diagnosa keperawatan
3. Intervensi keperawatan
4. Implementasi keperawatan
5. Evaluasi keperawatan
(Orlando, 1961 dalam
Meleis & Dean, 2011).

Kemudahan dalam mengakses data
Kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan
Pengulangan dokumentasi
Kepuasan perawat dalam pelaksanaan proses
asuhan keperawatan (Ammenwerth, Rauchegger,
Ehlers, Hirsch, & Schaubmay, 2011)

2.4. Kerangka Konsep
Kerangka konseptual penelitian ini, disusun berdasarkan landasan teori
keperawatan Ida Jean Orlando teori yaitu menilai hubungan timbal balik antara
pasien dan perawat dalam proses keperawatan di rumah sakit serta penelitian yang

Universitas Sumatera Utara

29

berhubungan dengan sistem informasi. Penilaian efektifitas sistem informasi
dalam proses asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat dengan
menggunakan teori Orlando.
Proses dalam asuhan keperawatan menurut teori Orlando, yaitu: 1)

pengkajian keperawatan (pengumpulan data), terdiri dari awal hubungan
perawatan, pengumpulan data, pemilihan data, validasi data, dan melaporkan
pengumpulan data, 2) diagnosis keperawatan (identifikasi masalah), terdiri dari
tahap pemprosesan data, pada tahap dapat dibagi menjadi beberapa tahapan
analisa dan interpretasi, syntesis, dan rumusan diagosis keperawatan (identifikasi
masalah), 3) intervensi keperawatan, terdiri dari beberapa tahap, yaitu: menyusun
rencana keperawatan individu, dengan menentukan proiritas, merumuskan tujuan
keperawatan, merumuskan kriteria evaluasi, memilih tindakan keperawatan,
merumuskan

tugas

dalam

perawatan,

dan

mendokumentasikan

rencana

keperawatan, 4) implementasi keperawatan, terdiri dari beberapa tahap, yaitu:
melanjutkan pengumpulan data, menentukan ulang prioritas, implementasi
tindakan keperawatan, dan melaporkan perawatan yang diberikan, dan 5) evaluasi
keperawatan, terdiri dari beberapa tahap yaitu: evaluasi proses dan pengenalan
faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi rencana keperawatan, tindakan
untuk menyesuaikan rencana keperawatan, dan terminasi hubungan perawat.
Sistem informasi dibentuk dengan menggunakan desain Visual Basic (VB)

adalah lingkungan pemrograman dari microsoft dimana programer menggunakan
desain grafis untuk memilih dan memodifikasi bagian yang dipilih sebelumnya di
lakukan kode yang ditulis dalam bahasa pemrograman basic. Microsoft SQL

Universitas Sumatera Utara

30

Server 2000 adalah produk perangkat lunak yang fungsi utamanya untuk

menyimpan dan mengambil data seperti yang diminta oleh aplikasi perangkat
lunak lain, baik itu komputer yang sama atau di komputer lain di dalam jaringan
internet (Adegboyega & Aniefiok, 2014).
Keperawatan

adalah upaya pencegahan, promosi, dan optimalisasi

kesehatan dan kemampuan, pencegahan penyakit dan cedera, penyembuhan
penyakit melalui diagnosis dan pengobatan manusia, dan advokasi dalam
perawatan individu, keluarga, masyarakat, dan populasi (ANA, 2014). Standar
praktek keperawatan merupakan sekelompok pernyataan yang menggambarkan
tingkatan yang diharapkan dari perawatan yang holistik. Taksonomi praktek
keperawatan NANDA/NIC/NOC (NNN) merupakan kerangka taksonomi teori
yang menggambarkan standar praktik keperawatan dengan menghubungkan
diagnosa keperawatan dengan intervensi dan hasil keperawatan (Dossey, 2005).
Nursing Intervention Classification (NIC) adalah klasifikasi standar yang

komprehensif dalam perawatan, termasuk perawatan independen dan kolaboratif,
serta baik langsung maupun tidak langsung. Nursing Outcome Classification
(NOC) adalah hasil dari aktifitas intervensi mandiri yang dilakukan oleh perawat.
North American Nursing Diagnosis Association (NANDA) adalah diagnosa

keperawatan yang melakukan penilaian klinis tentang individu, keluarga, atau
tanggapan masyarakat terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan yang aktual
dan potensial. Diagnosis keperawatan adalah dasar untuk melakukan pemilihan
intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang dilakukan (Nurjannah, 2010).

Universitas Sumatera Utara

31

Penelitian menggunakan metode quasy experiment untuk menguji hubungan
kausal atau mengetahui pengaruh satu variabel yang lain. Desain penelitian one
group pre-post test design dimana penelitian dilakukan pada satu kelompok

subyek yang dilakukan perlakuan untuk mengidentifikasi efek sebelum dan
sesudah (Fraenkel & Wallen, 2008).
Tabel 2.2. Design one group pre-test, post-test
one group pre-test, post-test
Pre-test

Treatment

Post-test

O1

X

O2

Keterangan: (O1) merupakan tes sebelum diberikan perlakuan, (O2)
merupakan tes sesudah diberikan perlakuan, sedangkan (X) merupakan perlakuan
atau intervensi. Adapun kesimpulan dari teori yang digunakan dalam penelitian
ini dapat dilihat dari skema 2.3.
Skema 2.3 Kerangka konsep penelitian
Pre-test
(O1)

1. Kemudahan dalam
mengakses data
2. Kelengkapan
dokumentasi asuhan
keperawatan
3. Pengulangan
dokumentasi
4. Kepuasan perawat
dalam pelaksanaan
proses asuhan
keperawatan

Treatment
(perlakuan)

1. Sosialisasi
2. Workshop
desain sistem
informasi asuhan
keperawatan
3. Simulasi

Post-test
(O2)

1. Kemudahan dalam
mengakses data
meningkat
2. Kelengkapan
dokumentasi asuhan
keperawatan meningkat
3. Tidak terjadi
pengulangan
dokumentasi
4. Kepuasan perawat
dalam pelaksanaan
proses asuhan
keperawatan meningkat

Universitas Sumatera Utara