analisis tingkat kemandirian kinerja keuangan dengan basis ekonomi ekstraktif dan nonektraktif

Judul Penelitian
ANALISIS TINGKAT KEMANDIRIAN KEUAGAN DAERAH
(Studi Kasus Dengan Basis Ekonomi Ekstraktif Dan Non Ekstraktif
Kabupaten Konawe Selatan Wakatobi)
Dengan alasan :
Berkaitan dengan hakikat otonomi daerah yakni berkenaan dengan pelimpahan
wewenang pengambilan keputusan kebijakan, pengelolaan dana publik dan pengaturan
kegiatan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat, maka
peranan data keuangan daerah sangat dibutuhkan untuk mengidentifikasikan sumbersumber pembiayaan daerah serta jenis dan besaran belanja yang harus dikeluarkan agar
perencanaan keuangan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Data keuangan daerah
memberikan gambaran mengenai perkembangan anggaran dan realisasi, baik penerimaan
maupun pengeluaran untuk membuat kebijakan dalam pengelolaan keuangan daerah dan
melihat kemampuan atau tingkat kemandirian daerah.
Kemandirian keuangan daerah yang otonom, harus mempunyai kemampuan
keuangan dalam menyelenggarakan pemerintahan. Daerah yang telah mandiri ditandai
dengan berkurangnya ketergantungan keuangan dari pusat melalui APBD. Namun dengan
adanya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang otonomi daerah, maka setiap
daerah berupaya untuk meningkatkan pendapatan asli daerahnya untuk mengurangi
ketergantungan dari pemerintah pusat. Dengan demikian tujuan otonomi daerah bisa
terlaksana sesuai dengan yang diharapkan. Meningkatkan PAD merupakan salah satu cara
dalam meningkatkan kemampuan atau kemandirianan keuangan pemerintah daerah dalam

membiayai belanja rutin dan pembangunan.
Semakin besar kontribusi PAD terhadap APBD maka semakin besar kemampuan
daerah dalam melaksanakan otonomi. Jadi setiap daerah harus mampumembiayai seluruh
keperluan daerahnya, tetapi pada kenyatanya setiap daerah memiliki keterbatasan
sumberdaya, sehingga campur tangan pemerintah pusat dibutuhkan dalam bentuk kucuran
dana perimbangan walaupun dengan porsi di daerah-daerah berbeda-beda. Besarnya
anggaran dana dari pemerintah pusat tergantung dari besarnya PAD yang dapat
direalisasikan oleh pemerintah daerah berdasarkan kebutuhan dan kapasitas daerah.
Sulawesi Tenggara merupakan provinsi dengan Kota/Kabupaten yang memiliki basis
ekonomi yang berbeda seperti pada Kabupaten Konawe Selatan dengan basis ekonomi

ekstaraktif di sektor pertanian yang dominan lebih besar dan Kabupaten Wakatobi dengan
basis ekonomi non ekstaraktif di sektor wisata baharinya, maka mampu meningkatkan
PAD terhadap APBD di masing-masing daerah. Dengan potensi sumber daya alam yang
melimpah itu serta letaknya yang strategis sehingga memiliki peluang untuk
mengembangkan potensi ekonominya, bukan hanya itu dengan kekayaan alam yang
dimiliki dapat meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi.
Oleh karena itu, untuk mengetahui bagaimana tingkat kemandirian keuangan serta
seberapa besar pengaruh kontribusi pendapatan asli daerah terhadap APBD dalam
pengelolaan keuagan daerah maka dapat dilihat dari seberapa besar kontribusi kedua

kabupaten tersebut terhadap pendapatan asli daerah, berdasarkan basis ekonomi ekstraktif
dan non ekstratif. Dari latar belakang diatas maka penelitian yang diambil mengenai
ANALISIS TINGKAT KEMANDIRIAN KEUAGAN DAERAH (Studi Kasus Dengan
Basis Ekonomi Ekstraktif Dan Non Ekstraktif)
Tujuan Penelitian
1) Untuk mengetahui bagaiamana tingkat kemandirian keuangan daerah pada
Kabupaten Konawe Selatan dan Kabupaten Wakatobi terhadap APBD
2) Untuk mengetahui kontribusi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Konawe Selatan
dan Kabupaten Wakatobi terhadap APBD
3) Untuk mengetahui perbandingan basis ekonomi ektraktif di Kabupaten Konawe
Selatan dan non ekstraktif di Kabupaten Wakatobi melalui PDRB
Fokus Penelitian
Ruang lingkup mengenai penelitian adalah analisis tingkat kemandirian keuangan
daerah yang terfokus pada studi dengan basis ekonomi eksraktif dan non ekstraktif di
Kabupaten Konawe Selatan-Wakatobi dalam 5 tahun terakhir.