PENELITIAN Media Pepisong dan Model NHT
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(P T K)
Penyusun : Taufik Ibrahim, S.Pd
A. Judul Penelitian
Kolaborasi Media Pepisong dan Model NHT Interaktif Untuk Meningkatkan
Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Perang Dunia II Kelas IX-3
di SMP Negeri 14 Depok.
B.
Sistematika Proposal PTK
Bab I Pendahuluan
1.
Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang
diujikan di Ujian Sekolah pada setiap akhir tahun pelajaran yang juga ikut
menentukan predikat kelulusan setiap siswa SMP, karena dari pelajaran IPS
tersebut diharapkan siswa mampu meningkatkan kepekaan terhadap masalahmasalah sosial disekitarnya serta mampu menerapkan ilmu yang mereka dapat
dalam kehidupan mereka sehari-hari sehingga penguasaan terhadap materi
pelajaran IPS perlu mendapat perhatian khusus. Salah satu materi ajar yang
perlu mendapat perhatian khusus itu adalah pada bab perang dunia II yang
konten materinya begitu banyak jalinan cerita yang bersifat kronologis serta
bersifat berurut.
Permasalahannya kondisi siswa di pembelajaran perang dunia II seringkali
didominasi oleh kegiatan menulis, mencatat, mendengarkan guru menerangkan,
membaca buku. Semua itu adalah aktivitas yang dilakukan oleh otak kiri saja
sehingga siswa sering merasa bosan untuk belajar dan kurang memiliki inisiatif
untuk aktif secara individu maupun berkelompok.
Problem lainnya juga nampak pada sebuah momen pembelajaran seringkali jika
guru memanggil siswa untuk tampil di depan kelas pemandangan yang terjadi
nyaris selalu ada dua kondisi yang muncul yaitu ada siswa yang dengan mudah
dipanggil maju ke depan kelas, sebaliknya banyak siswa yang selalu sulit untuk
memberanikan diri tampil ke depan kelas. Hal lain lagi yang sering terlihat para
siswa kurang terkondisi dalam keadaan bahwa tiap individu siswa memiliki
peluang yang sama untuk dilibatkan secara aktif, seharusnya tidak melulu para
siswa yang pandai saja yang aktif tetapi siswa lainnya pun dapat berperan lebih
aktif dari biasanya. Untuk itu perlu dipikirkan model pembelajaran yang
memungkinkan semua siswa aktif seperti beberapa model pengelompokkan
yang telah banyak kita kenal.
Model pembelajaran yang didominasi oleh guru melalui ceramah-ceramahnya
menyampaikan sejumlah informasi/materi pelajaran yang sudah disusun secara
sistematis mengkondisikan siswa dalam tingkat partisipasi yang rendah serta
siswa sering berada dalam situasi “tertekan” yang berakibat pada tidak
optimalnya pemusatan perhatian pada kemampuan yang harus dikuasainya
menjadi rendah termasuk juga aktivitas belajar yang kurang menantang siswa
untuk melakukan kerja yang maksimal. Dan kalau hal ini terus berlanjut maka
tujuan pengajaran IPS yang telah disampaikan di atas tidak dapat tercapai.
Selain itu, hal yang menjadi hambatan selama ini adalah pembelajaran IPS oleh
guru seringkali dikemas dengan cara yang konvensional atau tradisional yang
selalu melaksanakan rutinitas yang cenderung mengendapkan kreativitas serta
seperti menutup mata terhadap perkembangan IPTEK yang sebenarnya memberi
kemudahan dalam konteks penyampaian materi pelajaran, namun semua itu
seperti terabaikan begitu saja. Dalam hal ini media pembelajaran yang
digunakan oleh guru kurang menarik minat para siswa.
Untuk itulah diperlukan inovasi pembelajaran yang dapat diterapkan untuk
mendorong terciptanya pembelajaran IPS dalam hal ini materi perang dunia II
yang berkualitas yang berangkat dari pendekatan pembelajaran yang berpusat
kepada siswa.
Atas dasar semua itu, perlu adanya upaya-upaya agar segala hambatan yang
selama ini berlaku dapat segera diatasi. Upaya-upaya yang mampu
mengkondisikan seluruh siswa dapat aktif dalam proses pembelajaran. Salah
satu cara agar pembelajaran IPS dapat berlangsung dalam suasana aktif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan (PAKEM) berbasis TIK adalah
pemanfaatan software Mindjet MindManager Pro 7 untuk menyusun media
PEPISONG yang merupakan singkatan dari PEta PIkiran yang masih koSONG
sebagai bentuk kegiatan integrasi teknologi dalam pembelajaran yang didukung
model pembelajaran berkelompokNumber Head Together(NHT) interaktif dengan
yang memanfaatkan software SmartNotebook 10.7. Strategi ini disinyalir akan
lebih mampu meningkatkan aktivitas sekaligus hasil belajar siswa.
Oleh karena itu, perlu diadakan penelitian tindakan kelas untuk membuktikan
bahwa melalui kolaborasi pemanfaatan media Pepisong dan pengelompokkan
model Number Heads Together (NHT) interaktif dalam pembelajaran IPS dapat
meningkatkan aktivitas sekaligus hasil belajar siswa, khususnya pada materi
Perang Dunia II di kelas IX-3 SMP Negeri 14 Depok.
2.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan situasi di atas, kondisi yang ada saat ini adalah
Pembelajaran IPS didominasi oleh aktivitas otak kiri saja.
Rendahnya aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS.
Partisipasi siswa di pembelajaran IPS masih sangat kurang.
Hasil belajar siswa kurang optimal.
Guru belum kreatif dan cenderung mempertahankan tradisi mengajar
konvensional serta cenderung mengabaikan integrasi teknologi dalam
pembelajaran.
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, permasalahan yang dapat dirumuskan
sebagai berikut :
Bagaimana menerapkan media pepisong dan NHT interaktif agar dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran perang
dunia II di kelas IX-3 SMP Negeri 14 Depok?
Apakah penerapan peta media pepisong dan NHT interaktif dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran perang dunia II di kelas IX-3
SMP Negeri 14 Depok?
4. Cara Memecahkan Masalah
Cara pemecahan masalah yang akan digunakan dalam PTK ini, yaitu penerapan
media pepisong dan NHT interaktif. Dengan penerapan ini, diharapkan aktivitas
dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS akan meningkat.
5. Hipotesis Tindakan
Penelitian ini direncanakan terbagi ke dalam dua siklus, setiap siklus
dilaksanakan mengikuti prosedur perencanaan (planning), tindakan (acting),
pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Melalui kedua siklus tersebut
dapat diamati peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Dengan demikian
dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut :
Dengan diterapkan media pepisong dan NHT interaktif dapat meningkatkan
aktivitas siswa dalam pembelajaran perang dunia II di kelas IX-3 SMP Negeri 14
Depok.
Dengan diterapkan media pepisong dan NHT interaktif dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran perang dunia II di kelas IX-3 SMP Negeri 14
Depok.
6. Tujuan PTK
a. Meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajarn IPS.
b. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS.
c. Meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajarn IPS.
d. Menkondisikan Guru dan siswa untuk mampu mengintegrasikan teknologi
dalam pembelajaran.
e. Mengoptimalkan potensi otak kanan dan kiri para siswa.
f. Menjadikan guru lebih kreatif dalam mengelola pembelajaran IPS.
7. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan di bidang pendidikan khususnya dalam
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa di pembelajaran IPS. Penelitian ini
juga berguna:
7.1 Bagi Penulis
Merupakan alat untuk mengembangkan diri sebagai guru yang professional.
7.2 Bagi Siswa
Meningkatnya aktivitas siswa dalam pembelajarn IPS.
Meningkatnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS.
Meningkatnya partisipasi siswa dalam pembelajarn IPS.
Optimalnya potensi otak kanan dan kiri para siswa.
7.3 Bagi Guru IPS dan guru lainnya
Guru mampu mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran.
Guru lebih kreatif dalam mengelola pembelajaran IPS.
Dapat menjadi bahan acuan dalam menyusun rencana dan melaksanakan
pembelajaran dengan media dan model pengelompokkan yang tepat.
7.4 Bagi Sekolah
Merupakan sumbangsih bagi pengembangan praktek pembelajaran yang inovatif
di SMP Negeri 14 Depok.
Memotivasi sekolah untuk lebih meningkatkan layanan terhadap peningkatan
mutu para guru di SMP Negeri 14 Depok.
Bab II Kajian Teori
1.
Hakikat Peta Pikiran Kosong
Sebelum dibahas pengertian peta pikiran kosong, perlu dijelaskan disini bahwa
peta pikiran (mind map) dalam konteks ini adalah pemanfaatan aplikasi piranti
lunak (software) Mindjet MindManager Pro7 untuk membuat peta pikiran.
Konsep Mind Map ala Tony Buzan sedikit banyak membutuhkan kemampuan dan
waktu untuk menggambar. Dan usaha ini tentunya akan memakan waktu yang
tidak sedikit. Namun, dengan aplikasi ini kita tidak perlu khawatir akan
hambatan ini sehingga kita dapat bekerja dengan kreatif namun dengan waktu
yang relatif singkat.
Sehingga dapat dikatakan bahwa Minjet MindManager Pro 7 adalah Sebuah
aplikasi software yang memberi kemudahan dalam hal pembuatan peta pikiran
sehingga peta pikiran yang dihasilkan mampu memudahkan guru untuk
meringkas materi ajar secara efektif dan efisien termasuk dalam hal
penyampaian materi ajar sedangkan siswa dapat menyerap materi pelajaran IPS
dengan lebih antusias sekaligus mampu memanjakan kesukaan otak siswa yang
cenderung menyukai bentuk (simbol) dan warna sehingga siswa dapat mengikuti
pelajaran dengan senang dan meningkatkan aktivitas serta hasil belajar siswa itu
sendiri.
Konsep Mind Map Tony Buzan
Konsep pemetaan pikiran diperoleh dengan menggabungkan antara teks dan
gambar dalam sebuah bentuk jaringan sehingga mudah dipahami, menarik dan
pastinya mudah diingat.
Sistem ingatan yang diterapkan berdasarkan pada imajinasi dan asosiasi yang
mampu menyeimbangkan fungsi otak kiri (OKI) yang short term
memory (ingatan jangka pendek) dan otak kanan (OKA) yang long term
memory(ingatan jangka panjang) sehingga memungkinkan sebuah informasi
diingat dengan rinci sampai beberapa puluh tahun.
Dalam bukunya “How to Mind Map” Tony Buzan mengungkapkan bagaimana cara
otak bekerja. Yakni dengan menggunakan gambar-gambar dengan jaring-jaring
penghubungnya. Otak terpicu oleh sebuah kata yang kemudian memunculkan
imajinasi berupa gambar. Jaringan informasi yang dilengkapi dengan gambar
inilah yang merupakan Mind Map alami yang dirancang oleh otak ketika kita
terpicu oleh sebuah kata atau ide. Dengan membuat sistem kerja seperti ini
maka kita telah memulai mengembangkan kemampuan berpikir kita dengan
cara yang luar biasa.
Tony Buzan menemukan bentuk yang mampu menerjemahkan konsep ingatan
imajinasi dan asosiasi tersebut, Tony Buzan menemukan bahwa bentuk alat yang
mirip sulur binatang, sederhana dan cantik mampu memberikan kebebasan
untuk berpikir dengan rancangan sendiri yang mencerminkan kreativitas dan
kecerdasan alami saat proses berpikir sedang berlangsung. Bentuk ini bisa
dibuat oleh siapa saja tanpa membutuhkan kemampuan menggambar yang
mahir, namun tetap bisa mewakili ide/gagasan yang ingin
disampaikan. Interpretasi ide, gagasan dan informasi inilah yang kemudian
disebut Mind Map. Tony Buzan mengungkapkan bahwa Mind Map membantu kita
untuk belajar, mengatur, menyimpan sebanyak mungkin informasi yang
diinginkan, serta mengelompokkan informasi tersebut sehingga memudahkan
untuk mendapatkan kembali informasi atas segala hal yang dibutuhkan.
Mind map juga merupakan cerminan dari kemampuan dan proses berpikir alami
otak yang sarat dengan gambar. Dengan cara mengungkapkan ide seperti ini,
kita melatih otak untuk berpikir secara teratur dan seimbang dengan
menggunakan fungsi otak kiri dan kanan.
Mind Map seperti halnya peta jalan yang memberi ringkasan atas sesuatu ide
yang luas, mengumpulkan data dan informasi di suatu tempat, menyajikannya
dalam bentuk yang menyenangkan untuk dilihat, dibaca dan tentu saja diingat.
Dalam bukunya “Gunakan Kepala Anda”, Tony buzan menjelaskan
keunggulan peta pikiran (mind map) jika dibandingkan dengan pembuatan
catatan linear, antara lain :
Bagian tengah bersama gagasan utamanya terdefinisi dengan lebih jelas.
Tingkat relatif pentingnya setiap gagasan ditunjukkan dengan jelas. Semakin
penting gagasan semakin dekat ke bagian tengah dan semakin tidak penting
semakin dekat gagasan tersebut ke bagian pinggir.
Hubungan di antara konsep kata kunci dapat dikenali dengan cepat karena
hubungan dan kedekatannya.
Sebagai akibat hal di atas, kemampuan mengingat dan kaji ulang akan lebih
efektif dan lebih cepat.
Sifat strukturnya memungkinkan melakukan penambahan informasi baru dengan
mudah tanpa mencoret atau menjejalkannya secara tidak rapi, dan lain-lain.
Setiap peta yang dibuat akan terlihat dan berbeda dengan setiap peta lain. Ini
akan membantu dalam mengingat.
Dalam bidang pembuatan catatan yang lebih kreatif, seperti penyusunan esai,
dan lain-lain, sifat terbuka peta akan memungkinkan otak membuat hubungan
yang baru dengan jauh lebih mudah.
Konsep (Lanjutan) Peta Pikiran (Mind Map) Sutanto Windura, BLI*
(*Certified Buzan Licensed Instructor)
1). Pengertian Mind Map
Mind map adalah salah satu sistem yang menggunakan prinsip manajemen otak
untuk membuka seluruh potensi dan kapasitas otak yang masih tersembunyi.
Kontribusinya dalam membantu siswa belajar secara efektif, efisien, dan
menyenangkan sudah terbukti dan mendapatkan pengakuan di seluruh dunia.
Walaupun dunia sudah mengakui kehebatan sistem ini, namun di Indonesia,
khususnya kalangan dunia pendidikan, Mind Map belum digunakan secara luas.
Mind Map adalah salah satu sistem how to learn yang paling penting dan harus
didapatkan paling pertama oleh siswa jika mau menggunakan otaknya secara
efektif dan efisien dalam belajar. Penggunaan Mind Map akan menyebabkan
proses belajar yang menyenangkan dan mendorong siswa untuk mandiri belajar
serta sukses dalam prestasi akademiknya.
Mind Map adalah suatu teknis grafis yang memunginkan kita untuk
mengeksplorasi seluruh kemampuan kita untuk berpikir dan belajar. Mind map
prinsip kerjanya sudah melibatkan kedua belah otak secara aktif dan sinergis
sehingga pembelajaran pasti terasa menyenangkan. Penggunaan gambar dan
illustrasi dalam belajar akan mengaktifkan otak kanan siswa, dan
menyeimbangkan dengan otak kirinya. Mind Map banyak menggunakan gambar
yang dapat mengaktifkan otak kanan (OKA) dan warna yang menyenangkan
otak.
Mind Map juga menggunakan hierarki antara informasi sehingga tingkat
kepentingan informasi juga diperhatikan. Suatu materi pelajaran yang sudah
tersusun hierarkinya akan jauh lebih mudah dipahami. Suatu informasi akan
lebih mudah diingat kalau terasosiasi dengan informasi lain yang sudah kita
ingat sebelumnya. Mind map juga menggunakan prinsip asosiasi tersebut dan
menyebabkan hubungan antar informasi menjadi jelas dan sistematis.
Pusat Mind Map ada di tengah-tengah kertas agar menarik perhatian mata dan
otak kita. Sesuatu yang menarik mata dan otak kita pasti akan menyebabkan
kita mudah untuk fokus. Cara kerja Mind Map tidak lain adalah sama dengan apa
yang terjadi pada sel otak, yaitu memancar dari satu titik ke titik lainnya.
Learning must be fun! Informasi yang masuk ke otak dengan cara peta pikiran
akan mudah dipelajari, diingat, dianalisis, dan dikeluarkan lagi (recall) kembali
dari otak secara cepat dan efisien. Itulah keunggulan luar biasa dari Mind Map.
2). Hukum Mind Map
Adapun hukum Mind Map yaitu :
Pusat Mind map harus berupa gambar, dan terletak ditengah-tengah kertas.
Cabang utama Mind Map memancar langsung dari pusat Mind Map ke segala
arah. Gunakan warna yang berbeda untuk cabang yang berbeda.
Panjang cabang sesuai dengan panjang kata kunci di atasnya.
Kata yang ditulis di atas cabang berupa kata kunci dan diusahakan hanya satu
kata.
Tambahkan gambar dan warna sebanyak mungkin dalam Mind Map.
Gunakan garis lengkung untuk tiap cabang.
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan peta pikiran kosong adalah sebuah
media belajar siswa berupamind map atau peta pikiran yang disediakan oleh
guru namun isinya belum ada atau kosong sehingga siswalah yang nantinya
akan mengisi peta pikiran tersebut sesuai dengan pancaran pikiran masingmasing siswa atau kelompok.
2.
Hakikat Model NHT Interaktif
Jika kita sebagai guru ingin melihat siswa yang sulit diaktifkan termasuk siswa
paling pendiam pun berani tampil ke depan kelas maka ada teknik yang dapat
dijadikan alternatif bagi para guru yaitu melalui pemanfaatanRandom Tools for
Students yang merupakan bagian dari software SmartNotebook
10.7 (software layar sentuh) dan dikombinasikan oleh Model
Pembelajaran Number Heads Together (NHT Interaktif/ NHT Digital).
Apa yang dimaksud dengan SmartNotebook 10.7? aplikasi ini diperuntukkan bagi
penyusunan media pembelajaran interaktif berbasis layar sentuh yang
dikembangkan oleh Smart Technologies Inc. dari Kanada. Ada banyak fitur-fitur
menarik yang dapat para guru kembangkan dari aplikasi SmartNotebook 10.7 ini,
salah satu yang menarik menurut penulis setelah penulis mempraktekkan
langsung di kelas bersama siswa yaituRandom Tools for Students.
Random Tools for Students adalah fitur yang diperuntukkan agar guru dapat
memilih siswa mana atau kelompok berapa yang harus tampil ke depan kelas.
Cara memilihnya guru tidak lagi mengucapkan secara lisan tapi
menggunakan Random Tools yang dapat mencari sendiri secara acak siswa
mana yang terpilih. Dari beberapa kali penulis lakukan di kelas, hampir tiap kelas
seluruh siswanya dengan sukarela mau untuk tampil termasuk para siswa yang
pendiam atau kurang aktif akan secar sukarela dan senang hati maju ke depan
kelas untuk beraktivitas mengikuti pembelajaran.
Keunikan dari Random Tools ini dapat memilih siswa dengan efek suara sehingga
siswa merasa terpacu adrenalinnya menunggu siapa yang akan terpilih. Selain
itu juga modelnya juga cukup banyak. Ada yang dapat dimanfaatkan untuk
membuat kelompok secara otomatis dari nama siswa satu kelas,ada juga yang
dimanfaatkan untuk memilih anggota kelompok berdasarkan foto siswa dalam
satu kelas.
Random Tools for Students tadi akan sangat “powerfull’ jika dikombinasikan
dengan Model PengelompokkanNumber Heads Together (NHT) yang ditemukan
oleh Spencer Kagan tahun 1992. Model pembelajaran ini mengkondisikan seluruh
siswa menjadi beberapa kelompok kecil dimana tiap anggota kelompok memiliki
nomor urut masing-masing yang juga menjadi kode panggil. Cara pemilihan
anggota kelompoknya pun diupayakan heterogen dari sisi kemampuan siswanya
sehingga distribusi ilmunya akan terjalin dengan baik serta lebih merata . Dalam
konteks ini, penulis mengembangkan model NHT tadi dengan menyusunnya
menggunakan software SmartNotebook 10.7 terutama dengan fitur Random
Tools for Students sehingga NHTyang terbetuk menjadi lebih interaktif lagi.
3.
Hakikat Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPS SMP
3.1.Hakikat Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian,
dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang proses belajar
mengajar da memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut. Peningkatan aktivitas
siswa, yaitu meningkatnya jumlah siswa yang terlibat aktif belajar, meningkatnya
jumlah siswa yang bertanya dan menjawab, meningkatnya jumlah siswa yang
saling berinteraksi membahas materi pembelajaran. Metode belajar mengajar
yang bersifat partisipatoris yang dilakukan guru akan mampu membawa siswa
lebih berperan dan lebih terbuka serta sensitive dalam kegiatan belajar
mengajar.
Indikator aktivitas siswa dapat dilihat dari: pertama, mayoritas siswa beraktivitas
dalam pembelajaran; kedua, aktivitas pembelajaran didominasi oleh kegiatan
siswa; ketiga, mayoritas siswa mampu mengerjakan tugas yang diberikan guru.
3.2. Hakikat Hasil Belajar
Menurut Samuel Soeitoe hasil belajar merupakan perubahan mental pada diri
pelajar atau modifikasi kecenderunganya. Perubahan yang dimaksud, baik
perubahan kognitif, afektif maupun psikomotor. Perubahan-perubahan yang
terjadi itu akan berinteraksi, artinya saling mempengaruhi satu sama lain dank
an tergambar pada diri siswa.
Lily Budiarjo mengutip pengertian hasil belajar yang dikemukakan Bentley dalam
buku The Bussines of Training (1991) bahwa hasil belajar siswa ditandai oleh dua
proses yaitu proses menemukan dan proses menerima.
Sedangkan S. Nasution menyatakan bahwa hasil belajar merupakan suatu
perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan,
tetapi juga membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu
yang belajar.
Hasil belajar siswa merupakan hasil yang dicapai setelah mengikuti kegiatan
belajar mengajar (KBM) pada satu mata pelajaran untuk jangka waktu tertentu
dan dapat diketahui dari hasil penilaian belajar (evaluasi).
Evaluasi sebagai salah satu komponen pada sistem instruksional yang tak
terpisahkan dalam KBM. Ada beberapa pendapat mengenai pengertian evaluasi.
Menurut Wand dan Brown, evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses
untuk menentukan nilai sesuatu. Sesuai dengan pendapat tersebut maka
evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai suatu tindakan untuk menentukan
nilai segala sesuatu dalam dunai pendidikan atau yang ada hubungannya
dengan dunia pendidikan.
Menurut Benjamin S. Bloom, evaluasi adalah suatu alat untuk menentukan
apakah tujuan pendidikan dan proses perkembangan ilmu telah berada di jalur
yang diharapkan. Dari pengertian tersebut, jelas bahwa peran evaluasi begitu
besar dalam kegiatan pendidikan.
Keberhasilan suatu pengajaran umumnya dilihat dari hasil belajar yang diperoleh
siswa pada mata pelajaran yang bersangkutan. Selain itu, tingkat motivasi siswa
dalam proses belajar mengajar turut membantu tercapainya hasil belajar yang
diiinginkan. Keberhasilan dalam proses belajar mengajar tidak terlepas dari
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut bisa timbul dari
dalam (intern) dan luar (ekstern)individu. Salah satu faktor intern adalah
motivasi siswa yang berperan besar terhadap keberhasilan belajar. Sedangkan
salah satu faktor ekstern yang cukup menonjol adalah fasilitas pembelajaran
yang dalam hal ini dimaksudkan sebagai sarana komputerisasi serta kemampuan
komputer guru itu sendiri. Kedua faktor tersebut sedapat mungkin diarahkan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Penilaian terhadap kemajuan dan hasil belajar siswa harus dilakukan secara
berkesinambungan dan seobyektif mungkin. Menilai kemajuan siswa dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar mempunyai tujuan ganda, yaitu untuk
mengetahui tingkat keberhasilan dan kesulitan yang dialami siswa dalam
menguasai materi pelajaran dan untuk mengetahui relevansi antara tujuan,
materi, metode dan sasaran penyelenggaraan program pembelajaran.
Berdasarkan tujuan tersebut siswa dan guru memerlukan umpan balik
(feedback) atas upaya yang mereka lakukan sehingga siswa mengetahui hasil
belajarnya dan guru juga mengetahui keefektifan strategi pengajaran. Dalam
penelitian tindakan kelas ini yang dimaksud dengan penilaian adalah nilai tes di
setiap akhir pembelajaran maupun ulangan harian siswa dalam mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan sosial (IPS) materi Perang Dunia II
Bab III Metodologi Penelitian
1.
Setting Penelitian
1.1 Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IX-3 SMP Negeri 14 Depok
untuk mata pelajaran IPS materi Perang Dunia II.
1.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada awal semester ganjil tahun pelajaran
2012/2013, yaitu bulan Juli 2012 sampai dengan Desember 2012.
1.3 Siklus PTK
PTK ini dilaksanakan melalui dua siklus untuk melihat peningkatan aktivitas dan
hasil belajar siswa dalam mengikuti mata pelajaran IPS pada materi Perang
Dunia II melalui kolaborasi media pepisong dan model NHT interaktif.
2.
Persiapan PTK
Sebelum pelaksanaan PTK dibuat berbagai input instrumental yang akan
digunakan untuk memberi perlakuan dalam PTK, yaitu rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang akan dijadikan PTK, yaitu kompetensi dasar (KD) 1.2.1
Mendeskripsikan Perang Dunia II. Selain itu, juga akan dibuat perangkat
pembelajaran yang berupa :
(1). Lembar Kerja Siswa berupa print out & file peta pikiran yang masih kosong.
(2). Rangkuman Materi Perang Dunia II (Catatan Linear)
(3). Lembar Pengamatan Diskusi.
(3). Lembar Evaluasi.
(5). Tampilan NHT Interaktif menggunakan SmartNotebook 10.7.
Dalam persiapan juga akan disusun daftar nama kelompok diskusi yang dibuat
secara heterogen.
3.
Subyek Penelitian
Dalam PTK ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas sembilan yang
terdiri dari 38 siswa dengan komposisi perempuan 19 dan laki-laki 19 siswa.
4.
Sumber Data
(1) Siswa
Untuk mendapatkan data tentang aktivitas dan hasil belajar siswa dalam proses
belajar mengajar.
(2) Guru
Untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi kolaborasi media pepisong dan
model NHT interaktif juga aktivitas serta hasil belajar siswa dalam proses
pembelajaran.
(3) Teman Sejawat dan Kolaborator
Teman sejawat dan kolaborator dimaksudkan sebagai sumber data untuk melihat
implemetasi PTK secara komprehensif, baik dari sisi siswa maupun guru.
5.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data PTK
1.1. Tes : dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa.
1.2. Observasi : dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas
siswa dalam PBM dan implementasi media pepisong dan model NHT interaktif.
1.3. Wawancara : untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan
implementasi media pepisong dan model NHT interaktif.
1.4. Diskusi antara guru, teman sejawat, dan kolaborator untuk refleksi hasil
siklus PTK.
2. Alat Pengumpul Data PTK
2.1. Tes : menggunakan butir soal/instrumen soal untuk mengukur hasil belajar
siswa.
2.2. Observasi : menggunakan lembar observasi untuk mengukur tingkat
aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar IPS.
2.3. Wawancara : menggunakan panduan wawancara untuk mengetahui
pendapat atau sikap siswa dan teman sejawat tentang media pepisong dan
model NHT interaktif.
2.4. Kuesioner : untuk mengetahui pendapat atau sikap siswa dan teman
sejawat tentang media pepisong dan model NHT interaktif.
2.5. Diskusi : menggunakan lembar hasil pengamatan.
6.
Indikator Kinerja
Dalam PTK ini yang akan dilihat indikator kinerjanya selain siswa adalah guru,
kerabat guru merupakan fasilitator yang sangat berpengaruh terhadap kinerja
siswa.
Siswa
Tes: rata-rata nilai ulangan harian.
Observasi: keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar IPS
Guru
Dokumentasi: kehadiran siswa.
Observasi: hasil observasi.
7.
Analisis Data
Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus
penelitian dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase
untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.
Hasil belajar: dengan menganalisis nilai rata-rata ulangan harian yang kemudian
dibuat dalam persentase ketuntasan belajar para siswa.
Aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar IPS: dengan menganalisis tingkat
keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar IPS. Adapun kriteria
keberhasilan dapat dikategorikan dalam rentang sebagai berikut:
Kriteria Keberhasilan
≥ 80 %
Sangat Baik
60 % – 79,9%
Baik
40 % – 59,9%
Cukup Baik
20 % – 39,9%
Kurang Baik
< 20 %
Sangat Kurang
8.
Prosedur Penelitian
Siklus 1 (Tiga kali Pertemuan)
Siklus pertama dalam PTK ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi sebagai berikut:
1). Perencanaan (Planning)
a.Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar
yang akan disampaikan kepada siswa.
b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
c. Membuat lembar kerja siswa berupa file peta pikiran yang masih kosong
memanfaatkan software Mindjet MindManager Pro 7.
d. Sosialisasi pada siswa tentang hukum peta pikiran & cara membuatnya.
e. Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
f. Menyusun NHT Interaktif memanfaatkan software SmartNotebook 10.7.
g. Membuat lembar observasi untuk mendokumentasikan kegiatan siswa.
h. Membuat lembar observasi untuk mendokumentasikan kegiatan guru.
2). Pelaksanaan (Acting)
Uraian Kegiatan
Pertemuan ke-1
(Latar Belakang
Perang Dunia II)
1.
Kegiatan Pendahuluan
1.1
Apersepsi: Guru membuka pertemuan dengan doa lalu
memberi salam, menuliskan nama siswa yang tidak masuk
dan bertanya kepada siswa apakah sudah siap mengikuti
pelajaran.
1.2
Guru mengemukakan kompetensi yang akan dicapai
pada pertemuan saat itu.
1.3
Guru mengaitkan peran/manfaat penguasaan
kompetensi dalam kehidupan siswa.
2.
Kegiatan Inti:
EKSPLORASI
2.1 Guru menayangkan foto/gambar tentang Perang Dunia
II. Guru meminta tanggapan / komentar beberapa siswa
terhadap tayangan foto/gambar tersebut.
2.2 Guru mengajukan pertanyaan untuk menggali informasi
sekaligus menimbulkan ketertarikan siswa terhadap materi
pelajaran yang akan dipelajari.
ELABORASI
2.3 Guru membentuk kelompok dengan cara yang unik
sehingga para siswa terbagi menjadi 8 (delapan) kelompok.
2.4 Tiap kelompok menggunakan satu Notebook/Netbook
untuk bekerja kelompok.
2.5 Guru membagikan lembaran bahan diskusi sekaligus
bahan kerjaberupa rangkuman materi dalam bentuk catatan
linear dan FKS (File Kerja Siswa)berupa Peta Pikiran yang
sebagian kosong dan sebagian kecil telah terisi pada sub
judul yaitu Latar Belakang Perang Dunia II.
2.6 Tiap kelompok berdiskusi dan bekerja sama untuk
memahami materi pelajaran yang bersumber dari
rangkuman materi yang telah diberikan oleh guru serta
mengisi File Kerja Siswa berupa Peta Pikiran Kosong.
2.7 Selama diskusi guru melakukan penilaian menggunakan
tabel pengamatan kegiatan siswa.
KONFIRMASI
2.8 Guru mengundi dengan memanfaatkan NHT Interaktif
yang dibuat menggunakan software SmartNotebook
10.7 dengan berdasarkan Tabel Penilaian Proses Number
Heads Togetheruntuk memilih kelompok mana yang
presentasi terlebih dahulu sekaligus anggota kelompok
mana yang harus membawakan presentasi tersebut.
2.9 Guru mengundi lagi untuk memilih secara acak dari
kelompok lain untuk bertanya atau memberi tanggapan.
Demikian seterusnya juga berlaku untuk kelompok lain.
3.
Kegiatan Penutup:
3.1 Guru menguji penguasaan materi siswa melalui tes
tertulis (soal diberikan lewat tayangan Di layar LCD).
3.2 Guru mengumumkan kelompok terbaik pada pertemuan
saat itu dan mengajak seluruh siswa untuk memberikan
apresiasi terhadap kelompok terbaik tersebut dengan tepuk
tangan.
3.3 Guru memberikan tugas latihan soal (PR) dari Buku BSE
Sutarto.
Pertemuan ke-2
(Pihak yang
Berperan &
Jalannya Perang
Dunia II)
1.
Kegiatan Pendahuluan
1.4
Apersepsi: Guru membuka pertemuan dengan doa lalu
memberi salam, menuliskan nama siswa yang tidak masuk
dan bertanya kepada siswa apakah sudah siap mengikuti
pelajaran.
1.5
Guru mengemukakan kompetensi yang akan dicapai
pada pertemuan saat itu.
2.
Kegiatan Inti:
EKSPLORASI
2.10
Guru mereviu kembali tentang materi pelajaran
yang telah dipelajari sebelumnya
2.11
Guru mengajukan pertanyaan untuk menggali
informasi sekaligus menimbulkan ketertarikan siswa
terhadap materi pelajaran yang akan dipelajari.
ELABORASI
2.12
Guru memerintahkan kepada seluruh siswa
untuk kembali duduk ke kelompoknya masing-masing
sehingga para siswa terbagi menjadi 8 (delapan) kelompok
seperti di pertemuan sebelumnya.
2.13
Tiap kelompok menggunakan satu
Notebook/Netbook untuk bekerja kelompok.
2.14
Guru membagikan lembaran bahan diskusi
sekaligus bahan kerjaberupa rangkuman materi dalam
bentuk catatan linear dan FKS (File Kerja Siswa)berupa Peta
Pikiran yang sebagian kosong dan sebagian kecil telah terisi
pada sub judul yaitu Pihak yang Berperan dan Jalannya
Perang Dunia II.
2.15
Tiap kelompok berdiskusi dan bekerja sama
untuk memahami materi pelajaran yang bersumber dari
rangkuman materi yang telah diberikan oleh guru serta
mengisi File Kerja Siswa berupa Peta Pikiran Kosong.
2.16
Selama diskusi guru melakukan penilaian
menggunakan tabel pengamatan kegiatan siswa.
KONFIRMASI
2.17
Guru mengundi dengan memanfaatkan NHT
Interaktif yang dibuat menggunakan software
SmartNotebook 10.7 dengan berdasarkan Tabel Penilaian
Proses Number Heads Togetheruntuk memilih kelompok
mana yang presentasi terlebih dahulu sekaligus anggota
kelompok mana yang harus membawakan presentasi
tersebut.
2.18
Guru mengundi lagi untuk memilih secara acak
dari kelompok lain untuk bertanya atau memberi tanggapan.
Demikian seterusnya juga berlaku untuk kelompok lain.
3.
Kegiatan Penutup:
Guru menguji penguasaan materi siswa melalui tes tertulis
(soal diberikan lewat tayangan Di layar LCD)
Guru mengumumkan kelompok terbaik pada pertemuan saat
itu dan mengajak seluruh siswa untuk memberikan apresiasi
terhadap kelompok terbaik tersebut dengan tepuk tangan.
Guru memberikan tugas latihan soal (PR) dari Buku BSE
Sutarto.
Pertemuan ke-3
(Akibat Perang
1.
1.6
Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi: Guru membuka pertemuan dengan doa lalu
Dunia II di
berbagai
bidang)
memberi salam, menuliskan nama siswa yang tidak masuk dan
bertanya kepada siswa apakah sudah siap mengikuti
pelajaran.
1.7
Guru mengemukakan kompetensi yang akan dicapai
pada pertemuan saat itu.
2.
Kegiatan Inti:
EKSPLORASI
2.19
Guru mereviu kembali tentang materi pelajaran
yang telah dipelajari sebelumnya.
2.20
Guru mengajukan pertanyaan untuk menggali
informasi sekaligus menimbulkan ketertarikan siswa terhadap
materi pelajaran yang akan dipelajari.
ELABORASI
1.3 Guru memerintahkan kepada seluruh siswa untuk
kembali duduk ke kelompoknya masing-masing sehingga para
siswa terbagi menjadi 8 (delapan) kelompok seperti di
pertemuan sebelumnya.
1.4 Tiap kelompok menggunakan satu Notebook/Netbook
untuk bekerja kelompok.
1.5 Guru membagikan lembaran bahan diskusi sekaligus
bahan kerjaberupa rangkuman materi dalam bentuk catatan
linear dan FKS (File Kerja Siswa)berupa Peta Pikiran yang
sebagian kosong dan sebagian kecil telah terisi pada sub judul
yaitu Akibat Perang Dunia II di berbagai bidang.
1.6 Tiap kelompok berdiskusi dan bekerja sama untuk
memahami materi pelajaran yang bersumber dari rangkuman
materi yang telah diberikan oleh guru serta mengisi File Kerja
Siswa berupa Peta Pikiran Kosong.
1.7 Selama diskusi guru melakukan penilaian menggunakan
tabel pengamatan kegiatan siswa.
KONFIRMASI
1.8 Guru mengundi dengan memanfaatkan NHT Interaktif
yang dibuat menggunakan software SmartNotebook
10.7 dengan berdasarkan Tabel Penilaian Proses Number
Heads Together untuk memilih kelompok mana yang
presentasi terlebih dahulu sekaligus anggota kelompok mana
yang harus membawakan presentasi tersebut.
1.9 Guru mengundi lagi untuk memilih secara acak dari
kelompok lain untuk bertanya atau memberi tanggapan.
Demikian seterusnya juga berlaku untuk kelompok lain.
2.
Kegiatan Penutup:
3.1.Guru menguji penguasaan materi siswa melalui tes tertulis
(soal diberikan lewat tayangan Di layar LCD)
3.2.Guru mengumumkan kelompok terbaik pada pertemuan
saat itu dan mengajak seluruh siswa untuk memberikan
apresiasi terhadap kelompok terbaik tersebut dengan tepuk
tangan.
3.3.Guru memberikan tugas latihan soal (PR) dari Buku BSE
Sutarto.
3). Pengamatan (Observation)
a. Situasi kegiatan belajar mengajar.
b. Keterlibatan siswa untuk mengukur seberapa tinggi aktivitas siswa dalam
mengikuti pembelajaran.
c. Kemampuan siswa dalam kerja kelompok maupun individu.
4). Refleksi (Reflecting)
Penelitian tindakan kelas ini berhasil apabila memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
Minimal 75% dari jumlah siswa aktif mengikuti pembelajaran.
Minimal 75% dari jumlah siswa memiliki nilai ulangan harian yang mencapai
dan/atau melampaui KKM mata pelajaran IPS yaitu 72.
Siklus 2 (Tiga kali Pertemuan)
Seperti halnya siklus pertama, silus kedua pun terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
1). Perencanaan (Planning)
Tim peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada
siklus pertama.
2). Pelaksanaan (Acting)
Guru melaksanakan pembelajaran IPS dengan menerapkan media peta pikiran
yang masih kosong dan didukung dengan model pengelompokkan metode
kepala bernomor (NHT)interaktif.
3). Pengamatan (Observation)
Tim Peneliti (guru dan kolaborator) melakukan pengamatan terhadap kegiatan
pembelajaran.
4). Refleksi (Reflecting)
Tim peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua.
9.
Personalia Penelitian
Adapun tim peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut :
Guru Peneliti
Nama
: Taufik Ibrahim, S.Pd
Tugas
: 1. Membuat Proposal PTK
2. Melaksanakan PTK
3. Membuat laporan hasil PTK
Kolaborator (Mitra)
Nama
: Samsuri, S.Pd
Tugas
: 1. Membantu tugas peneliti
2. Melakukan pengamatan (observasi)
3. Memberikan saran dan pemikiran untuk keberhasilan PTK
10. Rencana Pembiayaan
No
Jenis Penggunaan
1
ATK
2
Transportasi
3
Fotokopi
4
Pengumpulan Data
5
Analisis Data
Jumlah (Rp)
Keterang
6
Penyusunan Draf Awal
7
Seminar
8
Perbaikan Laporan
9
Penggandaan Laporan
Catatan : (Dicantumkan jika dibiaya pihak lain atau sponsor)
11. Rencana Kerja
Bulan
N
o
Jenis Kegiatan
Jul
i
Agu
st
1
Penyusunan
proposal
X
2
Pelaksanaan siklus 1
X
3
Pelaksanaan siklus 2
X
4
Tabulasi dan analisis
data
X
5
Penyusunan laporan
PTK
6
Seminar hasil PTK
7
Perbaikan laporan
PTK
8
Penjilidan
Se
pt
Ok
t
No
p
X
X
12. Daftar Pustaka
Buzan, Tony. 2002. Gunakan Kepala Anda. Jakarta: Delapratasa Publishing.
Depdiknas. 2007. Peraturan Mendiknas RI No. 41/2007 Tentang Standar Proses.
Depdiknas Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.
Enterprise, Jubilee. 2008. Seni Berpikir Cerdas dengan Mind Manager 7. Jakarta:
PT. Elex Media Komputindo.
Gora, Winastwan dan Sunarto. 2010. PAKEMATIK. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo.
Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Manurung, M. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Gramedia.
Mulyasa, E. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya.
Nardi. (2011). Pembelajaran Number Head Together, (Online).
Tersedia:http://nardishome.blogspot.com/2011/04/pembelajaran-numbered-headtogether-nht.html. (18 April 2011).
Nurkancana, Wawan dan Sumatana, PPN. 1983. Evaluasi Pendidikan. Surabaya:
Usaha Nasional.
Purwanto, M. Ngalim. 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya.
X
Ridwan, Sa’adah. 2002. Penelitian Tindakan Kelas Bagi Guru. Bandung:Basic
Education Project.
Soeitoe, Samuel. 1982. Psikologi Pendidikan untuk para Pendidik dan Calon
Pendidik. Jakarta: LPFE-UI.
Suyitno, Imam. 2011. Karya Tulis Ilmiah. Bandung: PT. Refika Aditama.
Waluyo. 2008. Bse: Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Depdiknas.
Windura, Sutanto. 2008. Mind Map Langkah Demi Langkah. Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo.
Yuanita, Eva. (2011). Model Pembelajaran Number Heads Together, (Online).
Tersedia:http://rumahdesakoe.blogspot.com/2011/05/model-pembelajarannumbered-heads.html. (3 Mei 2011).
13. Lampiran
Bahan-bahan yang dilampirkan adalah:
Instrumen penelitian;
Data-data penting;
Daftar Riwayat Hidup Tim Peneliti (Curriculum Vitae);
Dan hal lain yang diperlukan dalam proposal PTK.
(P T K)
Penyusun : Taufik Ibrahim, S.Pd
A. Judul Penelitian
Kolaborasi Media Pepisong dan Model NHT Interaktif Untuk Meningkatkan
Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Perang Dunia II Kelas IX-3
di SMP Negeri 14 Depok.
B.
Sistematika Proposal PTK
Bab I Pendahuluan
1.
Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang
diujikan di Ujian Sekolah pada setiap akhir tahun pelajaran yang juga ikut
menentukan predikat kelulusan setiap siswa SMP, karena dari pelajaran IPS
tersebut diharapkan siswa mampu meningkatkan kepekaan terhadap masalahmasalah sosial disekitarnya serta mampu menerapkan ilmu yang mereka dapat
dalam kehidupan mereka sehari-hari sehingga penguasaan terhadap materi
pelajaran IPS perlu mendapat perhatian khusus. Salah satu materi ajar yang
perlu mendapat perhatian khusus itu adalah pada bab perang dunia II yang
konten materinya begitu banyak jalinan cerita yang bersifat kronologis serta
bersifat berurut.
Permasalahannya kondisi siswa di pembelajaran perang dunia II seringkali
didominasi oleh kegiatan menulis, mencatat, mendengarkan guru menerangkan,
membaca buku. Semua itu adalah aktivitas yang dilakukan oleh otak kiri saja
sehingga siswa sering merasa bosan untuk belajar dan kurang memiliki inisiatif
untuk aktif secara individu maupun berkelompok.
Problem lainnya juga nampak pada sebuah momen pembelajaran seringkali jika
guru memanggil siswa untuk tampil di depan kelas pemandangan yang terjadi
nyaris selalu ada dua kondisi yang muncul yaitu ada siswa yang dengan mudah
dipanggil maju ke depan kelas, sebaliknya banyak siswa yang selalu sulit untuk
memberanikan diri tampil ke depan kelas. Hal lain lagi yang sering terlihat para
siswa kurang terkondisi dalam keadaan bahwa tiap individu siswa memiliki
peluang yang sama untuk dilibatkan secara aktif, seharusnya tidak melulu para
siswa yang pandai saja yang aktif tetapi siswa lainnya pun dapat berperan lebih
aktif dari biasanya. Untuk itu perlu dipikirkan model pembelajaran yang
memungkinkan semua siswa aktif seperti beberapa model pengelompokkan
yang telah banyak kita kenal.
Model pembelajaran yang didominasi oleh guru melalui ceramah-ceramahnya
menyampaikan sejumlah informasi/materi pelajaran yang sudah disusun secara
sistematis mengkondisikan siswa dalam tingkat partisipasi yang rendah serta
siswa sering berada dalam situasi “tertekan” yang berakibat pada tidak
optimalnya pemusatan perhatian pada kemampuan yang harus dikuasainya
menjadi rendah termasuk juga aktivitas belajar yang kurang menantang siswa
untuk melakukan kerja yang maksimal. Dan kalau hal ini terus berlanjut maka
tujuan pengajaran IPS yang telah disampaikan di atas tidak dapat tercapai.
Selain itu, hal yang menjadi hambatan selama ini adalah pembelajaran IPS oleh
guru seringkali dikemas dengan cara yang konvensional atau tradisional yang
selalu melaksanakan rutinitas yang cenderung mengendapkan kreativitas serta
seperti menutup mata terhadap perkembangan IPTEK yang sebenarnya memberi
kemudahan dalam konteks penyampaian materi pelajaran, namun semua itu
seperti terabaikan begitu saja. Dalam hal ini media pembelajaran yang
digunakan oleh guru kurang menarik minat para siswa.
Untuk itulah diperlukan inovasi pembelajaran yang dapat diterapkan untuk
mendorong terciptanya pembelajaran IPS dalam hal ini materi perang dunia II
yang berkualitas yang berangkat dari pendekatan pembelajaran yang berpusat
kepada siswa.
Atas dasar semua itu, perlu adanya upaya-upaya agar segala hambatan yang
selama ini berlaku dapat segera diatasi. Upaya-upaya yang mampu
mengkondisikan seluruh siswa dapat aktif dalam proses pembelajaran. Salah
satu cara agar pembelajaran IPS dapat berlangsung dalam suasana aktif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan (PAKEM) berbasis TIK adalah
pemanfaatan software Mindjet MindManager Pro 7 untuk menyusun media
PEPISONG yang merupakan singkatan dari PEta PIkiran yang masih koSONG
sebagai bentuk kegiatan integrasi teknologi dalam pembelajaran yang didukung
model pembelajaran berkelompokNumber Head Together(NHT) interaktif dengan
yang memanfaatkan software SmartNotebook 10.7. Strategi ini disinyalir akan
lebih mampu meningkatkan aktivitas sekaligus hasil belajar siswa.
Oleh karena itu, perlu diadakan penelitian tindakan kelas untuk membuktikan
bahwa melalui kolaborasi pemanfaatan media Pepisong dan pengelompokkan
model Number Heads Together (NHT) interaktif dalam pembelajaran IPS dapat
meningkatkan aktivitas sekaligus hasil belajar siswa, khususnya pada materi
Perang Dunia II di kelas IX-3 SMP Negeri 14 Depok.
2.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan situasi di atas, kondisi yang ada saat ini adalah
Pembelajaran IPS didominasi oleh aktivitas otak kiri saja.
Rendahnya aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS.
Partisipasi siswa di pembelajaran IPS masih sangat kurang.
Hasil belajar siswa kurang optimal.
Guru belum kreatif dan cenderung mempertahankan tradisi mengajar
konvensional serta cenderung mengabaikan integrasi teknologi dalam
pembelajaran.
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, permasalahan yang dapat dirumuskan
sebagai berikut :
Bagaimana menerapkan media pepisong dan NHT interaktif agar dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran perang
dunia II di kelas IX-3 SMP Negeri 14 Depok?
Apakah penerapan peta media pepisong dan NHT interaktif dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran perang dunia II di kelas IX-3
SMP Negeri 14 Depok?
4. Cara Memecahkan Masalah
Cara pemecahan masalah yang akan digunakan dalam PTK ini, yaitu penerapan
media pepisong dan NHT interaktif. Dengan penerapan ini, diharapkan aktivitas
dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS akan meningkat.
5. Hipotesis Tindakan
Penelitian ini direncanakan terbagi ke dalam dua siklus, setiap siklus
dilaksanakan mengikuti prosedur perencanaan (planning), tindakan (acting),
pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Melalui kedua siklus tersebut
dapat diamati peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Dengan demikian
dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut :
Dengan diterapkan media pepisong dan NHT interaktif dapat meningkatkan
aktivitas siswa dalam pembelajaran perang dunia II di kelas IX-3 SMP Negeri 14
Depok.
Dengan diterapkan media pepisong dan NHT interaktif dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran perang dunia II di kelas IX-3 SMP Negeri 14
Depok.
6. Tujuan PTK
a. Meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajarn IPS.
b. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS.
c. Meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajarn IPS.
d. Menkondisikan Guru dan siswa untuk mampu mengintegrasikan teknologi
dalam pembelajaran.
e. Mengoptimalkan potensi otak kanan dan kiri para siswa.
f. Menjadikan guru lebih kreatif dalam mengelola pembelajaran IPS.
7. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan di bidang pendidikan khususnya dalam
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa di pembelajaran IPS. Penelitian ini
juga berguna:
7.1 Bagi Penulis
Merupakan alat untuk mengembangkan diri sebagai guru yang professional.
7.2 Bagi Siswa
Meningkatnya aktivitas siswa dalam pembelajarn IPS.
Meningkatnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS.
Meningkatnya partisipasi siswa dalam pembelajarn IPS.
Optimalnya potensi otak kanan dan kiri para siswa.
7.3 Bagi Guru IPS dan guru lainnya
Guru mampu mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran.
Guru lebih kreatif dalam mengelola pembelajaran IPS.
Dapat menjadi bahan acuan dalam menyusun rencana dan melaksanakan
pembelajaran dengan media dan model pengelompokkan yang tepat.
7.4 Bagi Sekolah
Merupakan sumbangsih bagi pengembangan praktek pembelajaran yang inovatif
di SMP Negeri 14 Depok.
Memotivasi sekolah untuk lebih meningkatkan layanan terhadap peningkatan
mutu para guru di SMP Negeri 14 Depok.
Bab II Kajian Teori
1.
Hakikat Peta Pikiran Kosong
Sebelum dibahas pengertian peta pikiran kosong, perlu dijelaskan disini bahwa
peta pikiran (mind map) dalam konteks ini adalah pemanfaatan aplikasi piranti
lunak (software) Mindjet MindManager Pro7 untuk membuat peta pikiran.
Konsep Mind Map ala Tony Buzan sedikit banyak membutuhkan kemampuan dan
waktu untuk menggambar. Dan usaha ini tentunya akan memakan waktu yang
tidak sedikit. Namun, dengan aplikasi ini kita tidak perlu khawatir akan
hambatan ini sehingga kita dapat bekerja dengan kreatif namun dengan waktu
yang relatif singkat.
Sehingga dapat dikatakan bahwa Minjet MindManager Pro 7 adalah Sebuah
aplikasi software yang memberi kemudahan dalam hal pembuatan peta pikiran
sehingga peta pikiran yang dihasilkan mampu memudahkan guru untuk
meringkas materi ajar secara efektif dan efisien termasuk dalam hal
penyampaian materi ajar sedangkan siswa dapat menyerap materi pelajaran IPS
dengan lebih antusias sekaligus mampu memanjakan kesukaan otak siswa yang
cenderung menyukai bentuk (simbol) dan warna sehingga siswa dapat mengikuti
pelajaran dengan senang dan meningkatkan aktivitas serta hasil belajar siswa itu
sendiri.
Konsep Mind Map Tony Buzan
Konsep pemetaan pikiran diperoleh dengan menggabungkan antara teks dan
gambar dalam sebuah bentuk jaringan sehingga mudah dipahami, menarik dan
pastinya mudah diingat.
Sistem ingatan yang diterapkan berdasarkan pada imajinasi dan asosiasi yang
mampu menyeimbangkan fungsi otak kiri (OKI) yang short term
memory (ingatan jangka pendek) dan otak kanan (OKA) yang long term
memory(ingatan jangka panjang) sehingga memungkinkan sebuah informasi
diingat dengan rinci sampai beberapa puluh tahun.
Dalam bukunya “How to Mind Map” Tony Buzan mengungkapkan bagaimana cara
otak bekerja. Yakni dengan menggunakan gambar-gambar dengan jaring-jaring
penghubungnya. Otak terpicu oleh sebuah kata yang kemudian memunculkan
imajinasi berupa gambar. Jaringan informasi yang dilengkapi dengan gambar
inilah yang merupakan Mind Map alami yang dirancang oleh otak ketika kita
terpicu oleh sebuah kata atau ide. Dengan membuat sistem kerja seperti ini
maka kita telah memulai mengembangkan kemampuan berpikir kita dengan
cara yang luar biasa.
Tony Buzan menemukan bentuk yang mampu menerjemahkan konsep ingatan
imajinasi dan asosiasi tersebut, Tony Buzan menemukan bahwa bentuk alat yang
mirip sulur binatang, sederhana dan cantik mampu memberikan kebebasan
untuk berpikir dengan rancangan sendiri yang mencerminkan kreativitas dan
kecerdasan alami saat proses berpikir sedang berlangsung. Bentuk ini bisa
dibuat oleh siapa saja tanpa membutuhkan kemampuan menggambar yang
mahir, namun tetap bisa mewakili ide/gagasan yang ingin
disampaikan. Interpretasi ide, gagasan dan informasi inilah yang kemudian
disebut Mind Map. Tony Buzan mengungkapkan bahwa Mind Map membantu kita
untuk belajar, mengatur, menyimpan sebanyak mungkin informasi yang
diinginkan, serta mengelompokkan informasi tersebut sehingga memudahkan
untuk mendapatkan kembali informasi atas segala hal yang dibutuhkan.
Mind map juga merupakan cerminan dari kemampuan dan proses berpikir alami
otak yang sarat dengan gambar. Dengan cara mengungkapkan ide seperti ini,
kita melatih otak untuk berpikir secara teratur dan seimbang dengan
menggunakan fungsi otak kiri dan kanan.
Mind Map seperti halnya peta jalan yang memberi ringkasan atas sesuatu ide
yang luas, mengumpulkan data dan informasi di suatu tempat, menyajikannya
dalam bentuk yang menyenangkan untuk dilihat, dibaca dan tentu saja diingat.
Dalam bukunya “Gunakan Kepala Anda”, Tony buzan menjelaskan
keunggulan peta pikiran (mind map) jika dibandingkan dengan pembuatan
catatan linear, antara lain :
Bagian tengah bersama gagasan utamanya terdefinisi dengan lebih jelas.
Tingkat relatif pentingnya setiap gagasan ditunjukkan dengan jelas. Semakin
penting gagasan semakin dekat ke bagian tengah dan semakin tidak penting
semakin dekat gagasan tersebut ke bagian pinggir.
Hubungan di antara konsep kata kunci dapat dikenali dengan cepat karena
hubungan dan kedekatannya.
Sebagai akibat hal di atas, kemampuan mengingat dan kaji ulang akan lebih
efektif dan lebih cepat.
Sifat strukturnya memungkinkan melakukan penambahan informasi baru dengan
mudah tanpa mencoret atau menjejalkannya secara tidak rapi, dan lain-lain.
Setiap peta yang dibuat akan terlihat dan berbeda dengan setiap peta lain. Ini
akan membantu dalam mengingat.
Dalam bidang pembuatan catatan yang lebih kreatif, seperti penyusunan esai,
dan lain-lain, sifat terbuka peta akan memungkinkan otak membuat hubungan
yang baru dengan jauh lebih mudah.
Konsep (Lanjutan) Peta Pikiran (Mind Map) Sutanto Windura, BLI*
(*Certified Buzan Licensed Instructor)
1). Pengertian Mind Map
Mind map adalah salah satu sistem yang menggunakan prinsip manajemen otak
untuk membuka seluruh potensi dan kapasitas otak yang masih tersembunyi.
Kontribusinya dalam membantu siswa belajar secara efektif, efisien, dan
menyenangkan sudah terbukti dan mendapatkan pengakuan di seluruh dunia.
Walaupun dunia sudah mengakui kehebatan sistem ini, namun di Indonesia,
khususnya kalangan dunia pendidikan, Mind Map belum digunakan secara luas.
Mind Map adalah salah satu sistem how to learn yang paling penting dan harus
didapatkan paling pertama oleh siswa jika mau menggunakan otaknya secara
efektif dan efisien dalam belajar. Penggunaan Mind Map akan menyebabkan
proses belajar yang menyenangkan dan mendorong siswa untuk mandiri belajar
serta sukses dalam prestasi akademiknya.
Mind Map adalah suatu teknis grafis yang memunginkan kita untuk
mengeksplorasi seluruh kemampuan kita untuk berpikir dan belajar. Mind map
prinsip kerjanya sudah melibatkan kedua belah otak secara aktif dan sinergis
sehingga pembelajaran pasti terasa menyenangkan. Penggunaan gambar dan
illustrasi dalam belajar akan mengaktifkan otak kanan siswa, dan
menyeimbangkan dengan otak kirinya. Mind Map banyak menggunakan gambar
yang dapat mengaktifkan otak kanan (OKA) dan warna yang menyenangkan
otak.
Mind Map juga menggunakan hierarki antara informasi sehingga tingkat
kepentingan informasi juga diperhatikan. Suatu materi pelajaran yang sudah
tersusun hierarkinya akan jauh lebih mudah dipahami. Suatu informasi akan
lebih mudah diingat kalau terasosiasi dengan informasi lain yang sudah kita
ingat sebelumnya. Mind map juga menggunakan prinsip asosiasi tersebut dan
menyebabkan hubungan antar informasi menjadi jelas dan sistematis.
Pusat Mind Map ada di tengah-tengah kertas agar menarik perhatian mata dan
otak kita. Sesuatu yang menarik mata dan otak kita pasti akan menyebabkan
kita mudah untuk fokus. Cara kerja Mind Map tidak lain adalah sama dengan apa
yang terjadi pada sel otak, yaitu memancar dari satu titik ke titik lainnya.
Learning must be fun! Informasi yang masuk ke otak dengan cara peta pikiran
akan mudah dipelajari, diingat, dianalisis, dan dikeluarkan lagi (recall) kembali
dari otak secara cepat dan efisien. Itulah keunggulan luar biasa dari Mind Map.
2). Hukum Mind Map
Adapun hukum Mind Map yaitu :
Pusat Mind map harus berupa gambar, dan terletak ditengah-tengah kertas.
Cabang utama Mind Map memancar langsung dari pusat Mind Map ke segala
arah. Gunakan warna yang berbeda untuk cabang yang berbeda.
Panjang cabang sesuai dengan panjang kata kunci di atasnya.
Kata yang ditulis di atas cabang berupa kata kunci dan diusahakan hanya satu
kata.
Tambahkan gambar dan warna sebanyak mungkin dalam Mind Map.
Gunakan garis lengkung untuk tiap cabang.
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan peta pikiran kosong adalah sebuah
media belajar siswa berupamind map atau peta pikiran yang disediakan oleh
guru namun isinya belum ada atau kosong sehingga siswalah yang nantinya
akan mengisi peta pikiran tersebut sesuai dengan pancaran pikiran masingmasing siswa atau kelompok.
2.
Hakikat Model NHT Interaktif
Jika kita sebagai guru ingin melihat siswa yang sulit diaktifkan termasuk siswa
paling pendiam pun berani tampil ke depan kelas maka ada teknik yang dapat
dijadikan alternatif bagi para guru yaitu melalui pemanfaatanRandom Tools for
Students yang merupakan bagian dari software SmartNotebook
10.7 (software layar sentuh) dan dikombinasikan oleh Model
Pembelajaran Number Heads Together (NHT Interaktif/ NHT Digital).
Apa yang dimaksud dengan SmartNotebook 10.7? aplikasi ini diperuntukkan bagi
penyusunan media pembelajaran interaktif berbasis layar sentuh yang
dikembangkan oleh Smart Technologies Inc. dari Kanada. Ada banyak fitur-fitur
menarik yang dapat para guru kembangkan dari aplikasi SmartNotebook 10.7 ini,
salah satu yang menarik menurut penulis setelah penulis mempraktekkan
langsung di kelas bersama siswa yaituRandom Tools for Students.
Random Tools for Students adalah fitur yang diperuntukkan agar guru dapat
memilih siswa mana atau kelompok berapa yang harus tampil ke depan kelas.
Cara memilihnya guru tidak lagi mengucapkan secara lisan tapi
menggunakan Random Tools yang dapat mencari sendiri secara acak siswa
mana yang terpilih. Dari beberapa kali penulis lakukan di kelas, hampir tiap kelas
seluruh siswanya dengan sukarela mau untuk tampil termasuk para siswa yang
pendiam atau kurang aktif akan secar sukarela dan senang hati maju ke depan
kelas untuk beraktivitas mengikuti pembelajaran.
Keunikan dari Random Tools ini dapat memilih siswa dengan efek suara sehingga
siswa merasa terpacu adrenalinnya menunggu siapa yang akan terpilih. Selain
itu juga modelnya juga cukup banyak. Ada yang dapat dimanfaatkan untuk
membuat kelompok secara otomatis dari nama siswa satu kelas,ada juga yang
dimanfaatkan untuk memilih anggota kelompok berdasarkan foto siswa dalam
satu kelas.
Random Tools for Students tadi akan sangat “powerfull’ jika dikombinasikan
dengan Model PengelompokkanNumber Heads Together (NHT) yang ditemukan
oleh Spencer Kagan tahun 1992. Model pembelajaran ini mengkondisikan seluruh
siswa menjadi beberapa kelompok kecil dimana tiap anggota kelompok memiliki
nomor urut masing-masing yang juga menjadi kode panggil. Cara pemilihan
anggota kelompoknya pun diupayakan heterogen dari sisi kemampuan siswanya
sehingga distribusi ilmunya akan terjalin dengan baik serta lebih merata . Dalam
konteks ini, penulis mengembangkan model NHT tadi dengan menyusunnya
menggunakan software SmartNotebook 10.7 terutama dengan fitur Random
Tools for Students sehingga NHTyang terbetuk menjadi lebih interaktif lagi.
3.
Hakikat Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPS SMP
3.1.Hakikat Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian,
dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang proses belajar
mengajar da memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut. Peningkatan aktivitas
siswa, yaitu meningkatnya jumlah siswa yang terlibat aktif belajar, meningkatnya
jumlah siswa yang bertanya dan menjawab, meningkatnya jumlah siswa yang
saling berinteraksi membahas materi pembelajaran. Metode belajar mengajar
yang bersifat partisipatoris yang dilakukan guru akan mampu membawa siswa
lebih berperan dan lebih terbuka serta sensitive dalam kegiatan belajar
mengajar.
Indikator aktivitas siswa dapat dilihat dari: pertama, mayoritas siswa beraktivitas
dalam pembelajaran; kedua, aktivitas pembelajaran didominasi oleh kegiatan
siswa; ketiga, mayoritas siswa mampu mengerjakan tugas yang diberikan guru.
3.2. Hakikat Hasil Belajar
Menurut Samuel Soeitoe hasil belajar merupakan perubahan mental pada diri
pelajar atau modifikasi kecenderunganya. Perubahan yang dimaksud, baik
perubahan kognitif, afektif maupun psikomotor. Perubahan-perubahan yang
terjadi itu akan berinteraksi, artinya saling mempengaruhi satu sama lain dank
an tergambar pada diri siswa.
Lily Budiarjo mengutip pengertian hasil belajar yang dikemukakan Bentley dalam
buku The Bussines of Training (1991) bahwa hasil belajar siswa ditandai oleh dua
proses yaitu proses menemukan dan proses menerima.
Sedangkan S. Nasution menyatakan bahwa hasil belajar merupakan suatu
perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan,
tetapi juga membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu
yang belajar.
Hasil belajar siswa merupakan hasil yang dicapai setelah mengikuti kegiatan
belajar mengajar (KBM) pada satu mata pelajaran untuk jangka waktu tertentu
dan dapat diketahui dari hasil penilaian belajar (evaluasi).
Evaluasi sebagai salah satu komponen pada sistem instruksional yang tak
terpisahkan dalam KBM. Ada beberapa pendapat mengenai pengertian evaluasi.
Menurut Wand dan Brown, evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses
untuk menentukan nilai sesuatu. Sesuai dengan pendapat tersebut maka
evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai suatu tindakan untuk menentukan
nilai segala sesuatu dalam dunai pendidikan atau yang ada hubungannya
dengan dunia pendidikan.
Menurut Benjamin S. Bloom, evaluasi adalah suatu alat untuk menentukan
apakah tujuan pendidikan dan proses perkembangan ilmu telah berada di jalur
yang diharapkan. Dari pengertian tersebut, jelas bahwa peran evaluasi begitu
besar dalam kegiatan pendidikan.
Keberhasilan suatu pengajaran umumnya dilihat dari hasil belajar yang diperoleh
siswa pada mata pelajaran yang bersangkutan. Selain itu, tingkat motivasi siswa
dalam proses belajar mengajar turut membantu tercapainya hasil belajar yang
diiinginkan. Keberhasilan dalam proses belajar mengajar tidak terlepas dari
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut bisa timbul dari
dalam (intern) dan luar (ekstern)individu. Salah satu faktor intern adalah
motivasi siswa yang berperan besar terhadap keberhasilan belajar. Sedangkan
salah satu faktor ekstern yang cukup menonjol adalah fasilitas pembelajaran
yang dalam hal ini dimaksudkan sebagai sarana komputerisasi serta kemampuan
komputer guru itu sendiri. Kedua faktor tersebut sedapat mungkin diarahkan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Penilaian terhadap kemajuan dan hasil belajar siswa harus dilakukan secara
berkesinambungan dan seobyektif mungkin. Menilai kemajuan siswa dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar mempunyai tujuan ganda, yaitu untuk
mengetahui tingkat keberhasilan dan kesulitan yang dialami siswa dalam
menguasai materi pelajaran dan untuk mengetahui relevansi antara tujuan,
materi, metode dan sasaran penyelenggaraan program pembelajaran.
Berdasarkan tujuan tersebut siswa dan guru memerlukan umpan balik
(feedback) atas upaya yang mereka lakukan sehingga siswa mengetahui hasil
belajarnya dan guru juga mengetahui keefektifan strategi pengajaran. Dalam
penelitian tindakan kelas ini yang dimaksud dengan penilaian adalah nilai tes di
setiap akhir pembelajaran maupun ulangan harian siswa dalam mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan sosial (IPS) materi Perang Dunia II
Bab III Metodologi Penelitian
1.
Setting Penelitian
1.1 Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IX-3 SMP Negeri 14 Depok
untuk mata pelajaran IPS materi Perang Dunia II.
1.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada awal semester ganjil tahun pelajaran
2012/2013, yaitu bulan Juli 2012 sampai dengan Desember 2012.
1.3 Siklus PTK
PTK ini dilaksanakan melalui dua siklus untuk melihat peningkatan aktivitas dan
hasil belajar siswa dalam mengikuti mata pelajaran IPS pada materi Perang
Dunia II melalui kolaborasi media pepisong dan model NHT interaktif.
2.
Persiapan PTK
Sebelum pelaksanaan PTK dibuat berbagai input instrumental yang akan
digunakan untuk memberi perlakuan dalam PTK, yaitu rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang akan dijadikan PTK, yaitu kompetensi dasar (KD) 1.2.1
Mendeskripsikan Perang Dunia II. Selain itu, juga akan dibuat perangkat
pembelajaran yang berupa :
(1). Lembar Kerja Siswa berupa print out & file peta pikiran yang masih kosong.
(2). Rangkuman Materi Perang Dunia II (Catatan Linear)
(3). Lembar Pengamatan Diskusi.
(3). Lembar Evaluasi.
(5). Tampilan NHT Interaktif menggunakan SmartNotebook 10.7.
Dalam persiapan juga akan disusun daftar nama kelompok diskusi yang dibuat
secara heterogen.
3.
Subyek Penelitian
Dalam PTK ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas sembilan yang
terdiri dari 38 siswa dengan komposisi perempuan 19 dan laki-laki 19 siswa.
4.
Sumber Data
(1) Siswa
Untuk mendapatkan data tentang aktivitas dan hasil belajar siswa dalam proses
belajar mengajar.
(2) Guru
Untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi kolaborasi media pepisong dan
model NHT interaktif juga aktivitas serta hasil belajar siswa dalam proses
pembelajaran.
(3) Teman Sejawat dan Kolaborator
Teman sejawat dan kolaborator dimaksudkan sebagai sumber data untuk melihat
implemetasi PTK secara komprehensif, baik dari sisi siswa maupun guru.
5.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data PTK
1.1. Tes : dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa.
1.2. Observasi : dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas
siswa dalam PBM dan implementasi media pepisong dan model NHT interaktif.
1.3. Wawancara : untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan
implementasi media pepisong dan model NHT interaktif.
1.4. Diskusi antara guru, teman sejawat, dan kolaborator untuk refleksi hasil
siklus PTK.
2. Alat Pengumpul Data PTK
2.1. Tes : menggunakan butir soal/instrumen soal untuk mengukur hasil belajar
siswa.
2.2. Observasi : menggunakan lembar observasi untuk mengukur tingkat
aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar IPS.
2.3. Wawancara : menggunakan panduan wawancara untuk mengetahui
pendapat atau sikap siswa dan teman sejawat tentang media pepisong dan
model NHT interaktif.
2.4. Kuesioner : untuk mengetahui pendapat atau sikap siswa dan teman
sejawat tentang media pepisong dan model NHT interaktif.
2.5. Diskusi : menggunakan lembar hasil pengamatan.
6.
Indikator Kinerja
Dalam PTK ini yang akan dilihat indikator kinerjanya selain siswa adalah guru,
kerabat guru merupakan fasilitator yang sangat berpengaruh terhadap kinerja
siswa.
Siswa
Tes: rata-rata nilai ulangan harian.
Observasi: keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar IPS
Guru
Dokumentasi: kehadiran siswa.
Observasi: hasil observasi.
7.
Analisis Data
Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus
penelitian dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase
untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.
Hasil belajar: dengan menganalisis nilai rata-rata ulangan harian yang kemudian
dibuat dalam persentase ketuntasan belajar para siswa.
Aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar IPS: dengan menganalisis tingkat
keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar IPS. Adapun kriteria
keberhasilan dapat dikategorikan dalam rentang sebagai berikut:
Kriteria Keberhasilan
≥ 80 %
Sangat Baik
60 % – 79,9%
Baik
40 % – 59,9%
Cukup Baik
20 % – 39,9%
Kurang Baik
< 20 %
Sangat Kurang
8.
Prosedur Penelitian
Siklus 1 (Tiga kali Pertemuan)
Siklus pertama dalam PTK ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi sebagai berikut:
1). Perencanaan (Planning)
a.Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar
yang akan disampaikan kepada siswa.
b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
c. Membuat lembar kerja siswa berupa file peta pikiran yang masih kosong
memanfaatkan software Mindjet MindManager Pro 7.
d. Sosialisasi pada siswa tentang hukum peta pikiran & cara membuatnya.
e. Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
f. Menyusun NHT Interaktif memanfaatkan software SmartNotebook 10.7.
g. Membuat lembar observasi untuk mendokumentasikan kegiatan siswa.
h. Membuat lembar observasi untuk mendokumentasikan kegiatan guru.
2). Pelaksanaan (Acting)
Uraian Kegiatan
Pertemuan ke-1
(Latar Belakang
Perang Dunia II)
1.
Kegiatan Pendahuluan
1.1
Apersepsi: Guru membuka pertemuan dengan doa lalu
memberi salam, menuliskan nama siswa yang tidak masuk
dan bertanya kepada siswa apakah sudah siap mengikuti
pelajaran.
1.2
Guru mengemukakan kompetensi yang akan dicapai
pada pertemuan saat itu.
1.3
Guru mengaitkan peran/manfaat penguasaan
kompetensi dalam kehidupan siswa.
2.
Kegiatan Inti:
EKSPLORASI
2.1 Guru menayangkan foto/gambar tentang Perang Dunia
II. Guru meminta tanggapan / komentar beberapa siswa
terhadap tayangan foto/gambar tersebut.
2.2 Guru mengajukan pertanyaan untuk menggali informasi
sekaligus menimbulkan ketertarikan siswa terhadap materi
pelajaran yang akan dipelajari.
ELABORASI
2.3 Guru membentuk kelompok dengan cara yang unik
sehingga para siswa terbagi menjadi 8 (delapan) kelompok.
2.4 Tiap kelompok menggunakan satu Notebook/Netbook
untuk bekerja kelompok.
2.5 Guru membagikan lembaran bahan diskusi sekaligus
bahan kerjaberupa rangkuman materi dalam bentuk catatan
linear dan FKS (File Kerja Siswa)berupa Peta Pikiran yang
sebagian kosong dan sebagian kecil telah terisi pada sub
judul yaitu Latar Belakang Perang Dunia II.
2.6 Tiap kelompok berdiskusi dan bekerja sama untuk
memahami materi pelajaran yang bersumber dari
rangkuman materi yang telah diberikan oleh guru serta
mengisi File Kerja Siswa berupa Peta Pikiran Kosong.
2.7 Selama diskusi guru melakukan penilaian menggunakan
tabel pengamatan kegiatan siswa.
KONFIRMASI
2.8 Guru mengundi dengan memanfaatkan NHT Interaktif
yang dibuat menggunakan software SmartNotebook
10.7 dengan berdasarkan Tabel Penilaian Proses Number
Heads Togetheruntuk memilih kelompok mana yang
presentasi terlebih dahulu sekaligus anggota kelompok
mana yang harus membawakan presentasi tersebut.
2.9 Guru mengundi lagi untuk memilih secara acak dari
kelompok lain untuk bertanya atau memberi tanggapan.
Demikian seterusnya juga berlaku untuk kelompok lain.
3.
Kegiatan Penutup:
3.1 Guru menguji penguasaan materi siswa melalui tes
tertulis (soal diberikan lewat tayangan Di layar LCD).
3.2 Guru mengumumkan kelompok terbaik pada pertemuan
saat itu dan mengajak seluruh siswa untuk memberikan
apresiasi terhadap kelompok terbaik tersebut dengan tepuk
tangan.
3.3 Guru memberikan tugas latihan soal (PR) dari Buku BSE
Sutarto.
Pertemuan ke-2
(Pihak yang
Berperan &
Jalannya Perang
Dunia II)
1.
Kegiatan Pendahuluan
1.4
Apersepsi: Guru membuka pertemuan dengan doa lalu
memberi salam, menuliskan nama siswa yang tidak masuk
dan bertanya kepada siswa apakah sudah siap mengikuti
pelajaran.
1.5
Guru mengemukakan kompetensi yang akan dicapai
pada pertemuan saat itu.
2.
Kegiatan Inti:
EKSPLORASI
2.10
Guru mereviu kembali tentang materi pelajaran
yang telah dipelajari sebelumnya
2.11
Guru mengajukan pertanyaan untuk menggali
informasi sekaligus menimbulkan ketertarikan siswa
terhadap materi pelajaran yang akan dipelajari.
ELABORASI
2.12
Guru memerintahkan kepada seluruh siswa
untuk kembali duduk ke kelompoknya masing-masing
sehingga para siswa terbagi menjadi 8 (delapan) kelompok
seperti di pertemuan sebelumnya.
2.13
Tiap kelompok menggunakan satu
Notebook/Netbook untuk bekerja kelompok.
2.14
Guru membagikan lembaran bahan diskusi
sekaligus bahan kerjaberupa rangkuman materi dalam
bentuk catatan linear dan FKS (File Kerja Siswa)berupa Peta
Pikiran yang sebagian kosong dan sebagian kecil telah terisi
pada sub judul yaitu Pihak yang Berperan dan Jalannya
Perang Dunia II.
2.15
Tiap kelompok berdiskusi dan bekerja sama
untuk memahami materi pelajaran yang bersumber dari
rangkuman materi yang telah diberikan oleh guru serta
mengisi File Kerja Siswa berupa Peta Pikiran Kosong.
2.16
Selama diskusi guru melakukan penilaian
menggunakan tabel pengamatan kegiatan siswa.
KONFIRMASI
2.17
Guru mengundi dengan memanfaatkan NHT
Interaktif yang dibuat menggunakan software
SmartNotebook 10.7 dengan berdasarkan Tabel Penilaian
Proses Number Heads Togetheruntuk memilih kelompok
mana yang presentasi terlebih dahulu sekaligus anggota
kelompok mana yang harus membawakan presentasi
tersebut.
2.18
Guru mengundi lagi untuk memilih secara acak
dari kelompok lain untuk bertanya atau memberi tanggapan.
Demikian seterusnya juga berlaku untuk kelompok lain.
3.
Kegiatan Penutup:
Guru menguji penguasaan materi siswa melalui tes tertulis
(soal diberikan lewat tayangan Di layar LCD)
Guru mengumumkan kelompok terbaik pada pertemuan saat
itu dan mengajak seluruh siswa untuk memberikan apresiasi
terhadap kelompok terbaik tersebut dengan tepuk tangan.
Guru memberikan tugas latihan soal (PR) dari Buku BSE
Sutarto.
Pertemuan ke-3
(Akibat Perang
1.
1.6
Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi: Guru membuka pertemuan dengan doa lalu
Dunia II di
berbagai
bidang)
memberi salam, menuliskan nama siswa yang tidak masuk dan
bertanya kepada siswa apakah sudah siap mengikuti
pelajaran.
1.7
Guru mengemukakan kompetensi yang akan dicapai
pada pertemuan saat itu.
2.
Kegiatan Inti:
EKSPLORASI
2.19
Guru mereviu kembali tentang materi pelajaran
yang telah dipelajari sebelumnya.
2.20
Guru mengajukan pertanyaan untuk menggali
informasi sekaligus menimbulkan ketertarikan siswa terhadap
materi pelajaran yang akan dipelajari.
ELABORASI
1.3 Guru memerintahkan kepada seluruh siswa untuk
kembali duduk ke kelompoknya masing-masing sehingga para
siswa terbagi menjadi 8 (delapan) kelompok seperti di
pertemuan sebelumnya.
1.4 Tiap kelompok menggunakan satu Notebook/Netbook
untuk bekerja kelompok.
1.5 Guru membagikan lembaran bahan diskusi sekaligus
bahan kerjaberupa rangkuman materi dalam bentuk catatan
linear dan FKS (File Kerja Siswa)berupa Peta Pikiran yang
sebagian kosong dan sebagian kecil telah terisi pada sub judul
yaitu Akibat Perang Dunia II di berbagai bidang.
1.6 Tiap kelompok berdiskusi dan bekerja sama untuk
memahami materi pelajaran yang bersumber dari rangkuman
materi yang telah diberikan oleh guru serta mengisi File Kerja
Siswa berupa Peta Pikiran Kosong.
1.7 Selama diskusi guru melakukan penilaian menggunakan
tabel pengamatan kegiatan siswa.
KONFIRMASI
1.8 Guru mengundi dengan memanfaatkan NHT Interaktif
yang dibuat menggunakan software SmartNotebook
10.7 dengan berdasarkan Tabel Penilaian Proses Number
Heads Together untuk memilih kelompok mana yang
presentasi terlebih dahulu sekaligus anggota kelompok mana
yang harus membawakan presentasi tersebut.
1.9 Guru mengundi lagi untuk memilih secara acak dari
kelompok lain untuk bertanya atau memberi tanggapan.
Demikian seterusnya juga berlaku untuk kelompok lain.
2.
Kegiatan Penutup:
3.1.Guru menguji penguasaan materi siswa melalui tes tertulis
(soal diberikan lewat tayangan Di layar LCD)
3.2.Guru mengumumkan kelompok terbaik pada pertemuan
saat itu dan mengajak seluruh siswa untuk memberikan
apresiasi terhadap kelompok terbaik tersebut dengan tepuk
tangan.
3.3.Guru memberikan tugas latihan soal (PR) dari Buku BSE
Sutarto.
3). Pengamatan (Observation)
a. Situasi kegiatan belajar mengajar.
b. Keterlibatan siswa untuk mengukur seberapa tinggi aktivitas siswa dalam
mengikuti pembelajaran.
c. Kemampuan siswa dalam kerja kelompok maupun individu.
4). Refleksi (Reflecting)
Penelitian tindakan kelas ini berhasil apabila memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
Minimal 75% dari jumlah siswa aktif mengikuti pembelajaran.
Minimal 75% dari jumlah siswa memiliki nilai ulangan harian yang mencapai
dan/atau melampaui KKM mata pelajaran IPS yaitu 72.
Siklus 2 (Tiga kali Pertemuan)
Seperti halnya siklus pertama, silus kedua pun terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
1). Perencanaan (Planning)
Tim peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada
siklus pertama.
2). Pelaksanaan (Acting)
Guru melaksanakan pembelajaran IPS dengan menerapkan media peta pikiran
yang masih kosong dan didukung dengan model pengelompokkan metode
kepala bernomor (NHT)interaktif.
3). Pengamatan (Observation)
Tim Peneliti (guru dan kolaborator) melakukan pengamatan terhadap kegiatan
pembelajaran.
4). Refleksi (Reflecting)
Tim peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua.
9.
Personalia Penelitian
Adapun tim peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut :
Guru Peneliti
Nama
: Taufik Ibrahim, S.Pd
Tugas
: 1. Membuat Proposal PTK
2. Melaksanakan PTK
3. Membuat laporan hasil PTK
Kolaborator (Mitra)
Nama
: Samsuri, S.Pd
Tugas
: 1. Membantu tugas peneliti
2. Melakukan pengamatan (observasi)
3. Memberikan saran dan pemikiran untuk keberhasilan PTK
10. Rencana Pembiayaan
No
Jenis Penggunaan
1
ATK
2
Transportasi
3
Fotokopi
4
Pengumpulan Data
5
Analisis Data
Jumlah (Rp)
Keterang
6
Penyusunan Draf Awal
7
Seminar
8
Perbaikan Laporan
9
Penggandaan Laporan
Catatan : (Dicantumkan jika dibiaya pihak lain atau sponsor)
11. Rencana Kerja
Bulan
N
o
Jenis Kegiatan
Jul
i
Agu
st
1
Penyusunan
proposal
X
2
Pelaksanaan siklus 1
X
3
Pelaksanaan siklus 2
X
4
Tabulasi dan analisis
data
X
5
Penyusunan laporan
PTK
6
Seminar hasil PTK
7
Perbaikan laporan
PTK
8
Penjilidan
Se
pt
Ok
t
No
p
X
X
12. Daftar Pustaka
Buzan, Tony. 2002. Gunakan Kepala Anda. Jakarta: Delapratasa Publishing.
Depdiknas. 2007. Peraturan Mendiknas RI No. 41/2007 Tentang Standar Proses.
Depdiknas Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.
Enterprise, Jubilee. 2008. Seni Berpikir Cerdas dengan Mind Manager 7. Jakarta:
PT. Elex Media Komputindo.
Gora, Winastwan dan Sunarto. 2010. PAKEMATIK. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo.
Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Manurung, M. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Gramedia.
Mulyasa, E. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya.
Nardi. (2011). Pembelajaran Number Head Together, (Online).
Tersedia:http://nardishome.blogspot.com/2011/04/pembelajaran-numbered-headtogether-nht.html. (18 April 2011).
Nurkancana, Wawan dan Sumatana, PPN. 1983. Evaluasi Pendidikan. Surabaya:
Usaha Nasional.
Purwanto, M. Ngalim. 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya.
X
Ridwan, Sa’adah. 2002. Penelitian Tindakan Kelas Bagi Guru. Bandung:Basic
Education Project.
Soeitoe, Samuel. 1982. Psikologi Pendidikan untuk para Pendidik dan Calon
Pendidik. Jakarta: LPFE-UI.
Suyitno, Imam. 2011. Karya Tulis Ilmiah. Bandung: PT. Refika Aditama.
Waluyo. 2008. Bse: Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Depdiknas.
Windura, Sutanto. 2008. Mind Map Langkah Demi Langkah. Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo.
Yuanita, Eva. (2011). Model Pembelajaran Number Heads Together, (Online).
Tersedia:http://rumahdesakoe.blogspot.com/2011/05/model-pembelajarannumbered-heads.html. (3 Mei 2011).
13. Lampiran
Bahan-bahan yang dilampirkan adalah:
Instrumen penelitian;
Data-data penting;
Daftar Riwayat Hidup Tim Peneliti (Curriculum Vitae);
Dan hal lain yang diperlukan dalam proposal PTK.