Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report Terhadap Kinerja Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2012-2014
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Landasan Teori
2.1.1
Teori Stakeholder
Istilah stakeholder pada awalnya diperkenalkan oleh Stanford
Research Institute (SRI), yakni “those groups without whose support the
organization would cease to exist” (Freeman, 1983). Inti dari pemikiran itu
mengarah pada keberadaan suatu organisasi (dalam kasus ini adalah
perusahaan) sangat dipengaruhi oleh dukungan kelompok – kelompok yang
memiliki hubungan dengan organisasi tersebut.
Freeman (1983),
mengembangkan stakeholder theory dan memperkenalkan konsep tersebut
dalam dua model, yaitu : (1) model kebijakan dan perencanaan bisnis; dan (2)
model tanggung jawab sosial perusahaan dan manajemen stakeholder .
Pada model pertama, berfokus pada pengembangan dan evaluasi
persetujuan keputusan strategis perusahaan dengan kelompok – kelompok
yang dukungannya diperlukan untuk kelangsungan usaha perusahaan.
Sedangkan pada model kedua, perencanaan perusahaan dan analisis diperluas
dengan memasukkan pengaruh eksternal yang mungkin berlawanan bagi
perusahaan.
Kelompok berlawanan ini termasuk badan regulator
(government),
lingkungan
dan/atau
kelompok
(communities)
dengan
kepentingan khusus yang memiliki kepedulian terhadap permasalahan sosial.
Universitas Sumatera Utara
Teori stakeholder
pada dasarnya adalah sebuah teori yang
menggambarkan kepada pihak mana saja perusahaan bertanggungjawab
(Freeman, 1983). Perusahaan harus menjaga hubungan dengan stakeholder nya, terutama stakeholder yang mempunyai power terhadap ketersediaan
sumber daya yang digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan, misal
tenaga kerja, pasar atas produk perusahaan dan lain – lain (Chariri dan
Ghozali, 2007). Salah satu strategi perusahaan untuk menjaga hubungan
dengan para stakeholder adalah dengan mengungkapkan Sustainability
Report yang menginformasikan perihal kinerja ekonomi, sosial dan
lingkungan.
Stakeholder dapat dibagi menjadi dua berdasarkan karakteristiknya
yaitu stakeholder primer dan stakeholder sekunder (Clarkson, 1995).
Stakeholder primer adalah seorang atau kelompok yang tanpanya perusahaan
tidak dapat bertahan going concern, meliputi : shareholder dan investor,
karyawan, konsumen dan pemasok, bersama dengan didefinisikan sebagai
kelompok stakeholder publik, yaitu : pemerintah dan komunitas. Kelompok
stakeholder sekunder didefinisikan sebagai mereka yang mempengaruhi, atau
dipengaruhi perusahaan, namun tidak berhubungan dengan transaksi dengan
perusahaan dan tidak esensial kelangsungannya.
Donaldson dan Preston (1995) berpendapat bahwa stakeholder theory
merupakan hal yang berkenaan dengan pengelolaan atau ketatalaksanaan
(managerial) dan merekomendasikan sikap, struktur, dan praktik, dimana
Universitas Sumatera Utara
apabila dilaksanakan bersama – sama akan membentuk sebuah filosofi
manajemen stakeholder .
Menurut Donaldson dan Preston (1995), teori
stakeholder dibagi dalam tiga aspek, yaitu :
1. Descriptive/Empirical, yang menyatakan bahwa teori digunakan untuk
menjelaskan karakter khusus dan perilaku perusahaan.
2. Instrumental, sebagai tambahan dari data descriptive, digunakan untuk
mengidentifikasikan hubungan antara manajemen stakeholders dengan
hasil yang didapatkan (profitabilitas, pertumbuhan, dll).
3. Normative,
yang
menyatakan
bahwa
teori
digunakan
untuk
mengintrepetasikan fungsi dari perusahaan, termasuk mengidentifikasi
pedoman moral dan filosofi pada operasi dan manajemen perusahaan.
2.1.2
Teori Legitimasi
Penelitian – penelitian tentang sustainability report yang sudah
dilakukan, menggunakan teori legitimasi dalam menjelaskan penelitiannya.
Ghozali dan Chariri (2007) menjelaskan teori legitimasi sangat bermanfaat
dalam menganalisis perilaku organisasi, disamping itu legitimasi juga
merupakan hal yang penting bagi organisasi, batasan – batasan yang
ditekankan oleh norma – norma dan nilai – nilai sosial, reaksi terhadap
batasan tersebut mendorong pentingnya analisis perilaku organisasi dengan
memperhatikan lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
Teori legitimasi menegaskan bahwa perusahaan terus berupaya untuk
memastikan jika operasi perusahaan yang dilakukan masuk dalam bingkai
dan norma masyarakat atau lingkungan perusahaan berada.
Ghozali dan
Chariri (2007) berusaha untuk memastikan bahwa aktifitas (perusahaan)
diterima oleh pihak luar sebagai suatu yang “sah”, disamping itu teori
legitimasi dilandasi “kontrak sosial” yang terjadi antara perusahaan dengan
masyarakat.
Semua institusi sosial tidak terkecuali perusahaan beroperasi di
masyarakat melalui kontrak sosial, baik eksplisit maupun implisit, dimana
kelangsungan hidup dan pertumbuhannya didasarkan pada hasil akhir yang
secara sosial dapat diberikan kepada masyarakat luas dan distribusi manfaat
ekonomi, sosial atau politik kepada kelompok sesuai dengan power yang
dimiliki.
Apabila
perusahaan
melakukan
pengungkapan
sosial,
maka
perusahaan merasa keberadaan dan aktivitasnya akan mendapat “status” dari
masyarakat atau lingkungan perusahaan tersebut beroperasi, hal ini
mengartikan perusahaan tersebut terlegitimasi. Guthrie dan Parker (1990)
mengemukakan bahwa, jika perusahaan merasa bahwa legitimasinya
dipertanyakan maka dapat mengambil beberapa strategi perlawanan, yaitu :
1. Perusahaan dapat berupaya untuk mendidik dan menginformasikan
kepada stakeholders-nya mengenai perubahan yang terjadi dalam
perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
2. Perusahaan dapat berupaya untuk merubah pandangan stakeholders tanpa
mengganti perilaku perusahaan.
3. Perusahaan dapat berupaya untuk memanipulasi persepsi stakeholders
dengan cara membelokkan perhatian stakeholders dari isu yang menjadi
perhatian kepada isu lain yang berkaitan dan menarik.
4. Perusahaan dapat berupaya untuk mengganti dan mempengaruhi harapan
pihak
eksternal
tentang
kinerja
perusahaan.
Teori
legitimasi
menganjurkan perusahaan untuk meyakinkan bahwa aktivitas dan
kinerjanya dapat diterima oleh masyarakat. Perusahaan menggunakan
laporan tahunan mereka untuk menggambarkan kesan tanggung jawab
lingkungan, sehingga mereka diterima oleh masyarakat. Dengan adanya
penerimaan dari masyarakat tersebut diharapkan dapat meningkatkan nilai
perusahaan sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan.
2.2
Sustainability Report
2.2.1
Definisi Sustainability Report
Sustainability Report dapat didefinisikan sebagai laporan yang tidak
hanya memuat informasi kinerja keuangan tetapi juga informasi non
keuangan yang terdiri dari informasi aktivitas sosial dan lingkungan yang
memungkinkan perusahaan bisa bertumbuh secara berkesinambungan
(sustainable performance) (Elkington, 1997). Global Reporting Initiative
(GRI) merupakan salah satu organisasi internasional yang berpusat di
Universitas Sumatera Utara
Amsterdam, Belanda.
Aktivitas utamanya difokuskan kepada pencapaian
tranparansi dan pelaporan suatu perusahaan, melalui pengembangan stándar
dan pedoman pengungkapan sustainability.
Menurut Global Reporting
Initiative mendefinisikan sustainability report sebagai praktik dalam
mengukur dan mengungkapkan aktivitas perusahaan, sebagai tanggung jawab
kepada seluruh stakeholders mengenai kinerja organisasi dalam mewujudkan
tujuan pembangunan berkelanjutan. Sustainability report akan menjadi
salah satu media untuk mendeskripsikan pelaporan ekonomi, lingkungan dan
dampak sosial (seperti halnya konsep triple bottom line, pelaporan CSR, dsb).
Konsep Sustainability Report merupakan turunan dari konsep TripleBottom Line yang diperkenalkan oleh John Elkington (1998). John Elkington
menjelaskan konsep Triple-Bottom Line sebagai :
“the three lines of the triple-bottom line represent society, the economy, and
the environment.
Society depend on the global ecosystem, whose health
represents the ultimate bottom line. The three lines are not stable; they are in
constant flux, due to social political, economic, and environmental pressures,
cycle and conflicts”
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1
Triple-Bottom Line
Makna lain dari keberlanjutan seperti yang dikemukakan Whitehead
(2006) adalah sebagai hasil masyarakat yang memungkinkan generasi
mendatang setidaknya tetap memiliki kekayaan alam yang sama dengan
generasi yang ada pada saat ini.
Whitehead (2006) menjelaskan bahwa
keberlanjutan tidak berarti kemudian memerlukan penghematan sumber daya
yang sedemikian khusus, melainkan hanya memastikan kecukupan sumber
daya (kombinasi dari sumber daya manusia, fisik dan alam) untuk generasi
mendatang, sehingga membuat standar hidup mereka setidaknya sama
baiknya dengan generasi saat ini.
Laporan berkelanjutan (Sustainability Report) merupakan jenis
laporan yang saat ini tidak lagi bersifat sukarela (voluntary). Laporan ini
diungkapkan sebagai pelengkap laporan keuangan (Financial Statement),
namun dalam penyampaiannya laporan ini terpisah dari laporan keuangan
perusahaan. Hal ini diperkuat oleh Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) No.1 paragraf ke sembilan, yaitu “Perusahaan dapat pula menyajikan
Universitas Sumatera Utara
laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan
nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri dimana faktor
– faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang
menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang
peranan penting”.
Implementasi pelaporan berkelanjutan di Indonesia
didukung oleh sejumlah aturan seperti UU No.23/1997 tentang manajemen
lingkungan dan aturan yang dikeluarkan Bursa Efek Indonesia mengenai
prosedur dan persyaratan listing dan juga standar laporan keuangan (PSAK).
Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Pengungkapan sustainability report dalam aturan yang telah ditetapkan
berupa
laporan
yang
berdiri
sendiri,
meskipun
masih
banyak
pengimplementasian sustainability report yang diungkapkan bersamaan
dengan laporan tahunan suatu perusahaan (Gunawan, 2010).
Laporan berkelanjutan (Sustainability Report) telah memberikan
banyak manfaat bagi perusahaan maupun bagi stakeholder perusahaan itu
sendiri.
Menurut World Business Council for Sustainable Development
(WBCSD), laporan berkelanjutan (Sustainability Report) memberikan
manfaat sebagai berikut :
1. Sustainability
Report
memberikan
informasi
kepada
stakeholder
(pemegang saham, anggota komunitas lokal dan pemerintah) dan
meningkatkan prospek perusahaan, serta membantu mewujudkan
transparansi.
Universitas Sumatera Utara
2. Sustainability Report dapat membantu membangun reputasi sebagai alat
yang memberikan kontribusi untuk meningkatkan brand value, market
share, dan loyalitas konsumen jangka panjang.
3. Sustainability Report dapat menjadi cerminan bagaimana perusahaan
mengelola risikonya.
4. Sustainability Report dapat digunakan sebagai stimulasi leadership
thinking dan performance yang didukung dengan semangat kompetisi.
5. Sustainability
Report
dapat
mengembangkan
dan
memfasilitasi
pengimplementasian dari sistem manajemen yang lebih baik dalam
mengelola dampak lingkungan, ekonomi, dan sosial.
6. Sustainability
Report
cenderung
mencerminkan
secara
langsung
kemampuan dan kesiapan perusahaan untuk memenuhi keinginan
pemegang saham untuk jangka panjang.
7. Sustainability Report membantu membangun ketertarikan para pemegang
saham dengan visi jangka panjang dan membantu mendemonstrasikan
bagaimana meningkatkan nilai perusahaan yang terkait dengan isu sosial
dan lingkungan.
Sebagian
besar
bentuk
pengungkapan
Sustainability
Report
perusahaan diungkapkan melalui website perusahaan, dengan media ini
stakeholder
dapat
mengakses
dan
mengetahui
bagaimana
bentuk
pertanggungjawaban yang dilakukan oleh perusahaan. Sustainability Report
Universitas Sumatera Utara
dapat didesain oleh manajemen sebagai cerita retoris untuk membentuk
image (pencitraan) bagi pemakainya melalui pemakaian narrative text
(Nugroho, 2007).
2.2.2
Prinsip Pengungkapan Sustainability Report
Pengungkapan Sustainability Report yang sesuai dengan GRI (Global
Reporting Index) harus memenuhi beberapa prinsip.
Prinsip – prinsip
tersebut tercantum dalam GRI-G4 Guidelines, yaitu
1. Keseimbangan : Laporan harus mencerminkan aspek-aspek positif dan
negatif dari kinerja organisasi untuk memungkinkan dilakukannya
asesmen yang beralasan atas kinerja organisasi secara keseluruhan.
2. Komparabilitas : Organisasi harus memilih, mengumpulkan, dan
melaporkan informasi secara konsisten. Informasi yang dilaporkan harus
disajikan dengan cara yang memungkinkan para pemangku kepentingan
menganalisis perubahan kinerja organisasi dari waktu ke waktu, dan yang
dapat mendukung analisis relatif terhadap organisasi lain.
3. Akurat : Informasi yang dilaporkan harus cukup akurat dan terperinci
bagi para pemangku kepentingan untuk dapat menilai kinerja organisasi.
4. Ketepatan Waktu : Organisasi harus membuat laporan dengan jadwal
yang teratur sehingga informasi tersedia tepat waktu bagi para pemangku
kepentingan untuk membuat keputusan yang tepat.
Universitas Sumatera Utara
5. Kejelasan : Organisasi harus membuat informasi tersedia dengan cara
yang dapat dimengerti dan dapat diakses oleh pemangku kepentingan
yang menggunakan laporan.
6. Keandalan : Organisasi harus mengumpulkan, mencatat, menyusun,
menganalisis, dan mengungkapkan informasi serta proses yang digunakan
untuk menyiapkan laporan agar dapat diuji, dan hal itu akan menentukan
kualitas serta materialitas informasi.
2.3
Kinerja Perusahaan
Menurut Robert S. Kaplan dan David P. Norton dalam Harvard Business
Review (2001) pengukuran kinerja perusahaan yang signifikan dengan kondisi
persaingan bisnis saat ini dilakukan dengan metode Balance Scorecard (BSC).
Metode BSC merupakan metode pengukuran kinerja yang terintegrasi dan mencakup
keseluruhan aspek finansial dan non finansial.
Dengan kata lain metode BSC
merupakan metode yang menerjemahkan visi, misi dan strategi perusahaan ke dalam
seperangkat sasaran – sasaran strategis, yang dirumuskan menggunakan 4 perspektif
yang satu sama lain saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. 4 Perspektif
BSC, antara lain:
1. Perspektif Keuangan, fungsinya yaitu mengukur kemampulabaan dan
nilai pasar (market value) di antara perusahaan – perusahaan lain.
2. Perspektif Pelanggan, fungsinya yaitu mengukur mutu, pelayanan, dan
rendahnya biaya dibandingkan dengan perusahaan lain.
Universitas Sumatera Utara
3. Perspektif Proses Bisnis Internal, fungsinya yaitu mengukur efisiensi dan
efektivitas perusahaan dalam memproduksi barang dan jasa.
4. Perspektif Pembelajaran & Pertumbuhan, fungsinya yaitu mengukur
kemampuan perusahaan untuk mengembangkan dan memanfaatkan
sumber daya manusia sehingga tujuan strategis perusahaan dapat tercapai
untuk waktu sekarang dan masa yang akan datang.
Dalam penelitian ini kinerja perusahaan akan difokuskan untuk melihat dari
perspektif keuangan. Informasi mengenai kinerja keuangan sangat dibutuhkan oleh
para pengguna baik yang berasal dari internal maupun eksternal untuk dapat
mengukur tingkat efisiensi dan efektifitas
perusahaan
tersebut.
Dari pihak
eksternal, misalnya investor tertarik dengan pengungkapan informasi pendapatan
yang ada saat ini dan taksiran pendapatan yang akan datang untuk melihat seberapa
stabil kondisi keuangan suatu perusahaan dari waktu ke waktu. Secara internal
manajemen juga membutuhkan analisis keuangan untuk pengendalian internal seperti
analisis perencanaan dan pengendalian yang efektif (Horne dan Wachowicz, 2005).
Menurut Ross et al. (2003), kinerja keuangan dapat dicerminkan melalui analisis
rasio – rasio keuangan suatu perusahaan. Lebih jauh Ross menjelaskan ada lima
dimensi rasio keuangan yang digunakan dalam mengukur kinerja keuangan
organisasi :
1. Dimensi Manajemen Aset yang diukur dengan menggunakan lima
indikator, yaitu: Inventory Turnover ratios, Receivables Turnover ratios,
Universitas Sumatera Utara
Net Working Capital Turnover ratios, Fixed Asset Turnover ratios, Total
Asset Turnover ratios.
2. Dimensi Profitabilitas yang diukur dengan menggunakan tiga indikator,
yaitu: Profit Margin, Return on Assets (ROA) dan Return on Equity
(ROE).
3. Dimensi Leverage yang diukur dengan menggunakan tiga indikator,
yaitu: Debt Equity Ratio (DER), Time Interest Earned (TIE) dan Cash
Coverage.
4. Dimensi Likuiditas yang diukur dengan menggunakan tiga indikator,
yaitu: Current Ratio, Quick Ratio dan Cash Ratio .
5. Dimensi Pasar yang diukur dengan menggunakan dua indikator, yaitu:
Price Earning Ratio (PER) dan Market Book Value (MBV).
Penelitian ini akan fokus pada dimensi profitabilitas dengan indikator Return
on Assets (ROA).
Profitabilitas
merupakan
faktor yang seharusnya mendapat
perhatian penting karena untuk dapat melangsungkan hidupnya, suatu perusahaan
harus berada dalam keadaan yang menguntungkan (Adhima, 2012).
Salah satu tujuan perusahaan menggunakan sustainability report framework
adalah sebagai cara untuk mengelola hubungan dengan stakeholders-nya. Dengan
pengungkapan sustainability report yang dilakukan perusahaan diharapkan dapat
memberikan bukti nyata bahwa proses produksi yang dilakukan perusahaan tidak
hanya berorientasi pada keuntungan, tetapi juga memperhatikan isu sosial dan
Universitas Sumatera Utara
lingkungan. Dengan adanya hal tersebut membuktikan bahwa perusahaan benar –
benar memperhatikan faktor keberlanjutan untuk masa depan. Selain itu hal tersebut
memberikan nilai lebih karena perusahaan tersebut mengungkapkan laporan yang
bersifat sukarela sehingga dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk dapat
menginvestasikan dananya untuk perusahaan.
Disamping itu dengan perusahaan mengungkapkan sustainability report akan
semakin membuat konsumen, supplier dan investor lebih percaya terhadap
perusahaan tersebut dan harapannya akan semakin menarik konsumen, supplier dan
investor untuk membeli produk dari perusahaan tersebut yang secara tidak langsung
akan berdampak pada meningkatnya kegiatan operasi yang jalankan oleh perusahaan
yang menandakan adanya peningkatan kinerja keuangan perusahaan kedepannya.
Soelistyoningrum dan Prastiwi (2011) menemukan bukti bahwa pengungkapan
sustainability report berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Sustainability
report dianggap sebagai upaya untuk mengkomunikasikan kinerja manajemen untuk
mencapai keuntungan jangka panjang perusahaan kepada stakeholders, seperti
perbaikan kinerja keuangan, maksimalisasi profit dan kesuksesan perusahaan jangka
panjang. Mereka menyatakan bahwa informasi dalam sustainability report dapat
menjadi salah satu media promosional bagi publik sehingga sikap positif masyarakat
terhadap perusahaan akan semakin besar. Hal ini akan berdampak pada kinerja dan
kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba.
Universitas Sumatera Utara
2.4
Penelitian Terdahulu
Pengungkapan Sustainability Report yang bersifat voluntary (sukarela)
mengakibatkan tidak banyaknya perusahaan di Indonesia yang melakukan pelaporan
keberlanjutan tersebut.
Sehingga hal ini turut berimbas pula kepada masih
sedikitnya penelitian yang dilakukan terhadap Sustainability Report. Namun dalam
beberapa tahun terakhir seiring meningkatnya kesadaran akan isu – isu global terkait
keberlanjutan, maka Sustainability Report kian menjadi tren termasuk dalam hal
penelitiannya.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Annisa
Hayatun N. Burhan dan Wiwin Rahmanti pada tahun 2009 dengan judul The Impact
of Sustainability Reporting on Company Performance.
Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, maka ringkasan penelitian
terdahulu disajikan pada tabel berikut :
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
No
1
Peneliti dan
Tahun
Burhan
dan
Rahmanti
(2009)
Judul Penelitian
Variabel Dependen
THE IMPACT OF
SUSTAINABILITY
REPORTING ON
COMPANY
PERFORMANCE
Variabel Dependen :
Company Performance (ROA)
Variabel Independen :
1. Pengungkapan Sustainability Report
:
2. Pengungkapan kinerja ekonomi
3. Pengungkapan kinerja lingkungan
4. Pengungkapan kinerja sosial
Hasil
1. Sustainability Report
bepengaruh signifikan
terhadap kinerja perusahaan
2. Pengungkapan kinerja
ekonomi tidak memiliki
hubungan signifikan terhadap
kinerja perusahaan
3. Pengungkapan kinerja
lingkungan tidak berpengaruh
signifikan terhadap kinerja
perusahaan
4. Pengungkapan kinerja sosial
berpengaruh signifikan
terhadap kinerja perusahaan
Universitas Sumatera Utara
2
Aggarwal
(2013)
Peneliti dan
Tahun
No
3
4
Adhima
(2012)
Adevia
(2014)
IMPACT OF
SUSTAIABILITY
PERFORMANCE
OF COMPANY
ON ITS
FINANCIAL
PERFORMANCE:
A STUDY OF
LISTED INDIAN
COMPANIES
Variabel Dependen :
1. Kinerja Keuangan. (Return on Asset,
Return on Equity, Return on Capital
Employed, Profit before Tax, and
Growth in Total Asset)
Judul Penelitian
Variabel Dependen
PENGARUH
PENGUNGKAPAN
SUSTAINABILITY
REPORT
TERHADAP
PROFITABILITAS
PERUSAHAAN
STUDI KASUS
PADA
PERUSAHAAN
MANUFAKTUR
YANG
TERDAFTAR
DALAM BURSA
EFEK INDONESIA
PENGARUH
PENGUNGKAPAN
SUSTAINABILITY
REPORT
TERHADAP
PROFITABILITAS
PERUSAHAAN
STUDI KASUS
PADA
PERUSAHAAN
MANUFAKTUR
YANG
TERDAFTAR
DALAM BURSA
EFEK INDONESIA
PERIODE 2009 –
2012
Variabel Independen
1. Pengungkapan Sustainability Report
2. Pengungkapan Kinerja Sosial
3. Pengungkapan Aspek Tenaga Kerja
4. Pengungkapan Kinerja Lingkungan
5. Pengungkapan Aspek Tata Kelola
Variabel Dependen :
Profitabilitas (ROA)
Variabel Independen :
1.Sustainability Report :
a. Pengungkapan kinerja ekonomi
b. Pengungkapan kinerja lingkungan
c. Pengungkapan kinerja sosial
Variabel Kontrol : Size, Leverage, &
Tipe Industri
Variabel Dependen :
Profitabilitas (ROA & ROE)
Variabel Independen :
1.Sustainability Report :
a. Pengungkapan kinerja ekonomi
b. Pengungkapan kinerja lingkungan
c. Pengungkapan kinerja sosial
1. Pengungkapan Sustainability
Report dan pengungkapan
Kinerja Sosial perusahaan
memiliki pengaruh positif
namun insignifikan terhadap
kinerja keuangan.
2. Pengungkapan kinerja
lingkungan dan aspek tenaga
kerja memiliki pengaruh
signfikan namun berhubungan
negatif dengan kinerja
keuangan.
3. Pengungkapan aspek tata
kelola memiliki hubungan
signifikan dan positif terhadap
kinerja keuangan.
Hasil
1. Menyatakan bahwa
pengungkapan sustainability
report berpengaruh positif
terhadap profitabilitas
perusahaan
2. Menyatakan bahwa
pengungkapan kinerja
lingkungan berpengaruh
positif terhadap profitabilitas
perusahaan
3. Menyatakan bahwa
pengungkapan kinerja sosial
berpengaruh positif terhadap
profitabilitas perusahaan
1. Pengungkapan Sustainability
Report kinerja ekonomi tidak
berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap
profitabilitas perusahaan yang
diproksikan dengan ROA dan
ROE.
2. Pengungkapan Sustainability
Report kinerja lingkungan tidak
berpengaruh positif dan tidak
signfikan terhadap nilai ROA
namun berpengaruh positif dan
signfikan terhadap ROE.
3. Pengungkapan Sustainability
Report kinerja sosial
berpengaruh negatif dan
signfikan terhadap nilai ROA,
dan tidak berpengaruh positif
dan signifikan terhadap nilai
ROE.
4. Pengungkapan Sustainability
Report secara simultan
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap ROA dan
Universitas Sumatera Utara
ROE perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
2.5
Kerangka Konseptual
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya dan tinjauan
pustaka, maka terdapat dua kerangka model dalam penelitian ini yang dapat
dirumuskan melalui suatu kerangka konseptual sebagai berikut :
Pengungkapan Aspek Kinerja
Ekonomi (X1)
Pengungkapan Aspek Kinerja
Lingkungan (X2)
Pengungkapan Aspek Kinerja Sosial
(X3)
H2
H3
H1
Kinerja
Perusahaan
(Y)
H2
H4
H2
Gambar 2.2
Kerangka Konseptual
Universitas Sumatera Utara
2.6
Hipotesis
1. Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report terhadap Kinerja
Perusahaan.
Fungsi dari Sustainability Report adalah untuk menginformasikan
bagaimana
kinerja
ekonomi,
sosial
dan
lingkungan
perusahaan.
Sustainability Report ditujukan sebagai bentuk bukti pertanggungjawaban
perusahaan terhadap stakeholder dan bukti bahwa perusahaan berada dalam
batasan peraturan yang ada.
Perusahaan perlu melakukan pengungkapan
Sustainability Report untuk memperoleh kepercayaan stakeholder , karena
kepercayaan stakeholder dibutuhkan untuk kelangsungan bisnis perusahaan.
Kepercayaan stakeholder tersebut dapat berupa investasi maupun kerjasama
yang berpotensi meningkatkan produktivitas dan penjualan perusahaan. Hal
ini dapat berpengaruh pada tingkat laba
bersih
perusahaan,
dimana
meningkatnya laba bersih perusahaan akan meningkatkan nilai ROA pada
perusahaan.
Nilai ROA yang meningkat dapat diartikan bahwa kinerja
perusahaan meningkat.
Penelitian yang dilakukan oleh Burhan dan Rahmanti (2009), Adhima
(2012), Susanto dan Tarigan (2013), Berliani (2013) serta Aggarwal (2013)
menyimpulkan bahwa
pengungkapan
Sustainability
Report
memiliki
hubungan signifikan dan berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.
Hal ini menunjukkan bahwa Sustainability Report dapat memberikan
Universitas Sumatera Utara
pengaruh positif terhadap kinerja perusahaan, dimana semakin terpenuhinya
indeks
pengungkapan
maka
kinerja
perusahaan
juga
meningkat.
Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis pertama dalam penelitian ini
dalam kerangka konseptual adalah sebagai berikut :
H1 :
Pengungkapan Sustainability Report berpengaruh positif terhadap
Kinerja Perusahaan (ROA).
2.
Pengaruh Pengungkapan Aspek – Aspek Kinerja dalam Sustainability
Report terhadap Kinerja Perusahaan.
Selanjutnya dalam penelitian ini akan mencoba meneliti tiap komponen
dari sustainability report dan pengaruhnya terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Pengungkapan kinerja sustainability report ini terbagi menjadi tiga aspek yakni,
kinerja ekonomi, kinerja lingkungan dan kinerja sosial.
a. Pengaruh Pengungkapan Aspek Kinerja Ekonomi dalam Sustainability
Report terhadap Kinerja Perusahaan.
Pemilik perusahan dalam hal ini yaitu shareholders (pemegang saham),
merupakan salah satu stakeholder penting dalam bisnis suatu perusahaan.
Pemegang saham menanamkan modal mereka ke perusahaan untuk
memperoleh keuntungan dari investasinya, sedangkan perusahaan juga
membutuhkan modal dari para pemegang saham untuk kelangsungan
Universitas Sumatera Utara
bisnisnya. Pemegang saham selain mengharapkan keuntungan yang didapat
dari perusahaan, juga menghadapi resiko kehilangan modal yang mereka
berikan kepada perusahaan. Maka dari itu sebagai bagian dari stakeholder ,
pemegang saham perlu adanya transparansi informasi mengenai kinerja
ekonomi perusahaan. Dengan adanya informasi mengenai kinerja ekonomi
perusahaan, pemegang saham dapat memberikan kebijakan. Dari kebijakan –
kebijakan yang diambil oleh shareholders inilah perusahaan dituntut untuk
dapat meningkatkan tingkat laba bersih perusahaan agar pemegang saham
tidak menarik kembali saham mereka. Kepercayaan dari pemegang saham
akan mendorong perusahaan untuk meningkatkan tingkat laba bersih mereka.
Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini mengambil hipotesis sebagai berikut:
H2 : Pengungkapan Kinerja Ekonomi berpengaruh positif terhadap
Kinerja Perusahaan.
b. Pengaruh Pengungkapan Aspek Kinerja Lingkungan dalam Sustainability
Report terhadap Kinerja Perusahaan.
Pengungkapan kinerja lingkungan dimaksudkan untuk memberikan
informasi yang relevan dan akurat mengenai kinerja lingkungan perusahaan
kepada stakeholder . Laporan kinerja lingkungan digunakan oleh stakeholder
untuk mengevaluasi dampak yang diakibatkan oleh operasi bisnis perusahaan
terhadap lingkungan.
Sebagai ilustrasi, konsumen merupakan salah satu
Universitas Sumatera Utara
stakeholder suatu perusahaan. Konsumen juga membutuhkan pengetahuan
mengenai kinerja lingkungan perusahaan karena menurut Freeman (2001)
setiap stakeholder harus diberlakukan secara adil. Hal ini dapat diartikan
konsumen juga perlu mendapatkan transparansi informasi mengenai
bagaimana dampak produk yang mereka konsumsi terhadap lingkungan.
Kepercayaan konsumen akan berdampak pada meningkatnya penjualan
produk perusahaan.
Meningkatnya penjualan dapat menjadi faktor
meningkatnya laba bersih perusahaan perusahaan.
Dengan tingkat laba
bersih yang lebih tinggi, diharapkan nilai ROA perusahaan akan meningkat.
Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini mengambil hipotesis sebagai berikut:
H3 :
Pengungkapan
Kinerja
Lingkungan
berpengaruh
positif
terhadap Kinerja Perusahaan.
c. Pengaruh Pengungkapan Aspek Kinerja Sosial
dalam Sustainability
Report terhadap Kinerja Perusahaan.
Kinerja sosial perusahaan merupakan salah satu aspek penting dalam
Sustainability Report. Kinerja Sosial mengidentifikasi aspek – aspek kinerja
meliputi Labor Practices, Human Rights, Society and Product Responsibility
(GRI, 2011). Pengungkapan Sustainability Report dimensi kinerja sosial
akan berdampak pada persepsi stakeholder tentang perlakuan perusahaan
terhadap sumber
daya manusia di sekitarnya.
Perusahaan dalam
menjalankan bisnisnya membutuhkan sumber daya manusia yang handal,
Universitas Sumatera Utara
kompetitif, kreatif dan efektif. Pengungkapan kinerja sosial digunakan untuk
menarik minat stakeholder bekerja sama dengan perusahaan. Di satu sisi
stakeholder membutuhkan kesejahteraan dan satu sisi lainnya perusahaan
membutuhkan sumber daya manusia yang handal, kompetitif, kreatif dan
efektif dalam mengelola aset perusahaan. Dari aset yang ada, perusahaan
mengharapkan sumber daya manusia yang dimilikinya dapat memberikan
produktivitas yang tinggi dan meningkatkan angka penjualan produk
perusahaan.
Dari hal inilah, perusahaan berusaha agar laba bersih yang
dihasilkan dapat semaksimal mungkin dari total aset yang dimiliki. Dimana
meningkatnya nilai laba bersih perusahaan, diharapkan dapat meningkatkan
nilai ROA perusahaan. Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini mengambil
hipotesis sebagai berikut:
H4 :
Pengungkapan Kinerja Sosial berpengaruh positif terhadap
Kinerja Perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Landasan Teori
2.1.1
Teori Stakeholder
Istilah stakeholder pada awalnya diperkenalkan oleh Stanford
Research Institute (SRI), yakni “those groups without whose support the
organization would cease to exist” (Freeman, 1983). Inti dari pemikiran itu
mengarah pada keberadaan suatu organisasi (dalam kasus ini adalah
perusahaan) sangat dipengaruhi oleh dukungan kelompok – kelompok yang
memiliki hubungan dengan organisasi tersebut.
Freeman (1983),
mengembangkan stakeholder theory dan memperkenalkan konsep tersebut
dalam dua model, yaitu : (1) model kebijakan dan perencanaan bisnis; dan (2)
model tanggung jawab sosial perusahaan dan manajemen stakeholder .
Pada model pertama, berfokus pada pengembangan dan evaluasi
persetujuan keputusan strategis perusahaan dengan kelompok – kelompok
yang dukungannya diperlukan untuk kelangsungan usaha perusahaan.
Sedangkan pada model kedua, perencanaan perusahaan dan analisis diperluas
dengan memasukkan pengaruh eksternal yang mungkin berlawanan bagi
perusahaan.
Kelompok berlawanan ini termasuk badan regulator
(government),
lingkungan
dan/atau
kelompok
(communities)
dengan
kepentingan khusus yang memiliki kepedulian terhadap permasalahan sosial.
Universitas Sumatera Utara
Teori stakeholder
pada dasarnya adalah sebuah teori yang
menggambarkan kepada pihak mana saja perusahaan bertanggungjawab
(Freeman, 1983). Perusahaan harus menjaga hubungan dengan stakeholder nya, terutama stakeholder yang mempunyai power terhadap ketersediaan
sumber daya yang digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan, misal
tenaga kerja, pasar atas produk perusahaan dan lain – lain (Chariri dan
Ghozali, 2007). Salah satu strategi perusahaan untuk menjaga hubungan
dengan para stakeholder adalah dengan mengungkapkan Sustainability
Report yang menginformasikan perihal kinerja ekonomi, sosial dan
lingkungan.
Stakeholder dapat dibagi menjadi dua berdasarkan karakteristiknya
yaitu stakeholder primer dan stakeholder sekunder (Clarkson, 1995).
Stakeholder primer adalah seorang atau kelompok yang tanpanya perusahaan
tidak dapat bertahan going concern, meliputi : shareholder dan investor,
karyawan, konsumen dan pemasok, bersama dengan didefinisikan sebagai
kelompok stakeholder publik, yaitu : pemerintah dan komunitas. Kelompok
stakeholder sekunder didefinisikan sebagai mereka yang mempengaruhi, atau
dipengaruhi perusahaan, namun tidak berhubungan dengan transaksi dengan
perusahaan dan tidak esensial kelangsungannya.
Donaldson dan Preston (1995) berpendapat bahwa stakeholder theory
merupakan hal yang berkenaan dengan pengelolaan atau ketatalaksanaan
(managerial) dan merekomendasikan sikap, struktur, dan praktik, dimana
Universitas Sumatera Utara
apabila dilaksanakan bersama – sama akan membentuk sebuah filosofi
manajemen stakeholder .
Menurut Donaldson dan Preston (1995), teori
stakeholder dibagi dalam tiga aspek, yaitu :
1. Descriptive/Empirical, yang menyatakan bahwa teori digunakan untuk
menjelaskan karakter khusus dan perilaku perusahaan.
2. Instrumental, sebagai tambahan dari data descriptive, digunakan untuk
mengidentifikasikan hubungan antara manajemen stakeholders dengan
hasil yang didapatkan (profitabilitas, pertumbuhan, dll).
3. Normative,
yang
menyatakan
bahwa
teori
digunakan
untuk
mengintrepetasikan fungsi dari perusahaan, termasuk mengidentifikasi
pedoman moral dan filosofi pada operasi dan manajemen perusahaan.
2.1.2
Teori Legitimasi
Penelitian – penelitian tentang sustainability report yang sudah
dilakukan, menggunakan teori legitimasi dalam menjelaskan penelitiannya.
Ghozali dan Chariri (2007) menjelaskan teori legitimasi sangat bermanfaat
dalam menganalisis perilaku organisasi, disamping itu legitimasi juga
merupakan hal yang penting bagi organisasi, batasan – batasan yang
ditekankan oleh norma – norma dan nilai – nilai sosial, reaksi terhadap
batasan tersebut mendorong pentingnya analisis perilaku organisasi dengan
memperhatikan lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
Teori legitimasi menegaskan bahwa perusahaan terus berupaya untuk
memastikan jika operasi perusahaan yang dilakukan masuk dalam bingkai
dan norma masyarakat atau lingkungan perusahaan berada.
Ghozali dan
Chariri (2007) berusaha untuk memastikan bahwa aktifitas (perusahaan)
diterima oleh pihak luar sebagai suatu yang “sah”, disamping itu teori
legitimasi dilandasi “kontrak sosial” yang terjadi antara perusahaan dengan
masyarakat.
Semua institusi sosial tidak terkecuali perusahaan beroperasi di
masyarakat melalui kontrak sosial, baik eksplisit maupun implisit, dimana
kelangsungan hidup dan pertumbuhannya didasarkan pada hasil akhir yang
secara sosial dapat diberikan kepada masyarakat luas dan distribusi manfaat
ekonomi, sosial atau politik kepada kelompok sesuai dengan power yang
dimiliki.
Apabila
perusahaan
melakukan
pengungkapan
sosial,
maka
perusahaan merasa keberadaan dan aktivitasnya akan mendapat “status” dari
masyarakat atau lingkungan perusahaan tersebut beroperasi, hal ini
mengartikan perusahaan tersebut terlegitimasi. Guthrie dan Parker (1990)
mengemukakan bahwa, jika perusahaan merasa bahwa legitimasinya
dipertanyakan maka dapat mengambil beberapa strategi perlawanan, yaitu :
1. Perusahaan dapat berupaya untuk mendidik dan menginformasikan
kepada stakeholders-nya mengenai perubahan yang terjadi dalam
perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
2. Perusahaan dapat berupaya untuk merubah pandangan stakeholders tanpa
mengganti perilaku perusahaan.
3. Perusahaan dapat berupaya untuk memanipulasi persepsi stakeholders
dengan cara membelokkan perhatian stakeholders dari isu yang menjadi
perhatian kepada isu lain yang berkaitan dan menarik.
4. Perusahaan dapat berupaya untuk mengganti dan mempengaruhi harapan
pihak
eksternal
tentang
kinerja
perusahaan.
Teori
legitimasi
menganjurkan perusahaan untuk meyakinkan bahwa aktivitas dan
kinerjanya dapat diterima oleh masyarakat. Perusahaan menggunakan
laporan tahunan mereka untuk menggambarkan kesan tanggung jawab
lingkungan, sehingga mereka diterima oleh masyarakat. Dengan adanya
penerimaan dari masyarakat tersebut diharapkan dapat meningkatkan nilai
perusahaan sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan.
2.2
Sustainability Report
2.2.1
Definisi Sustainability Report
Sustainability Report dapat didefinisikan sebagai laporan yang tidak
hanya memuat informasi kinerja keuangan tetapi juga informasi non
keuangan yang terdiri dari informasi aktivitas sosial dan lingkungan yang
memungkinkan perusahaan bisa bertumbuh secara berkesinambungan
(sustainable performance) (Elkington, 1997). Global Reporting Initiative
(GRI) merupakan salah satu organisasi internasional yang berpusat di
Universitas Sumatera Utara
Amsterdam, Belanda.
Aktivitas utamanya difokuskan kepada pencapaian
tranparansi dan pelaporan suatu perusahaan, melalui pengembangan stándar
dan pedoman pengungkapan sustainability.
Menurut Global Reporting
Initiative mendefinisikan sustainability report sebagai praktik dalam
mengukur dan mengungkapkan aktivitas perusahaan, sebagai tanggung jawab
kepada seluruh stakeholders mengenai kinerja organisasi dalam mewujudkan
tujuan pembangunan berkelanjutan. Sustainability report akan menjadi
salah satu media untuk mendeskripsikan pelaporan ekonomi, lingkungan dan
dampak sosial (seperti halnya konsep triple bottom line, pelaporan CSR, dsb).
Konsep Sustainability Report merupakan turunan dari konsep TripleBottom Line yang diperkenalkan oleh John Elkington (1998). John Elkington
menjelaskan konsep Triple-Bottom Line sebagai :
“the three lines of the triple-bottom line represent society, the economy, and
the environment.
Society depend on the global ecosystem, whose health
represents the ultimate bottom line. The three lines are not stable; they are in
constant flux, due to social political, economic, and environmental pressures,
cycle and conflicts”
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1
Triple-Bottom Line
Makna lain dari keberlanjutan seperti yang dikemukakan Whitehead
(2006) adalah sebagai hasil masyarakat yang memungkinkan generasi
mendatang setidaknya tetap memiliki kekayaan alam yang sama dengan
generasi yang ada pada saat ini.
Whitehead (2006) menjelaskan bahwa
keberlanjutan tidak berarti kemudian memerlukan penghematan sumber daya
yang sedemikian khusus, melainkan hanya memastikan kecukupan sumber
daya (kombinasi dari sumber daya manusia, fisik dan alam) untuk generasi
mendatang, sehingga membuat standar hidup mereka setidaknya sama
baiknya dengan generasi saat ini.
Laporan berkelanjutan (Sustainability Report) merupakan jenis
laporan yang saat ini tidak lagi bersifat sukarela (voluntary). Laporan ini
diungkapkan sebagai pelengkap laporan keuangan (Financial Statement),
namun dalam penyampaiannya laporan ini terpisah dari laporan keuangan
perusahaan. Hal ini diperkuat oleh Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) No.1 paragraf ke sembilan, yaitu “Perusahaan dapat pula menyajikan
Universitas Sumatera Utara
laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan
nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri dimana faktor
– faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang
menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang
peranan penting”.
Implementasi pelaporan berkelanjutan di Indonesia
didukung oleh sejumlah aturan seperti UU No.23/1997 tentang manajemen
lingkungan dan aturan yang dikeluarkan Bursa Efek Indonesia mengenai
prosedur dan persyaratan listing dan juga standar laporan keuangan (PSAK).
Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Pengungkapan sustainability report dalam aturan yang telah ditetapkan
berupa
laporan
yang
berdiri
sendiri,
meskipun
masih
banyak
pengimplementasian sustainability report yang diungkapkan bersamaan
dengan laporan tahunan suatu perusahaan (Gunawan, 2010).
Laporan berkelanjutan (Sustainability Report) telah memberikan
banyak manfaat bagi perusahaan maupun bagi stakeholder perusahaan itu
sendiri.
Menurut World Business Council for Sustainable Development
(WBCSD), laporan berkelanjutan (Sustainability Report) memberikan
manfaat sebagai berikut :
1. Sustainability
Report
memberikan
informasi
kepada
stakeholder
(pemegang saham, anggota komunitas lokal dan pemerintah) dan
meningkatkan prospek perusahaan, serta membantu mewujudkan
transparansi.
Universitas Sumatera Utara
2. Sustainability Report dapat membantu membangun reputasi sebagai alat
yang memberikan kontribusi untuk meningkatkan brand value, market
share, dan loyalitas konsumen jangka panjang.
3. Sustainability Report dapat menjadi cerminan bagaimana perusahaan
mengelola risikonya.
4. Sustainability Report dapat digunakan sebagai stimulasi leadership
thinking dan performance yang didukung dengan semangat kompetisi.
5. Sustainability
Report
dapat
mengembangkan
dan
memfasilitasi
pengimplementasian dari sistem manajemen yang lebih baik dalam
mengelola dampak lingkungan, ekonomi, dan sosial.
6. Sustainability
Report
cenderung
mencerminkan
secara
langsung
kemampuan dan kesiapan perusahaan untuk memenuhi keinginan
pemegang saham untuk jangka panjang.
7. Sustainability Report membantu membangun ketertarikan para pemegang
saham dengan visi jangka panjang dan membantu mendemonstrasikan
bagaimana meningkatkan nilai perusahaan yang terkait dengan isu sosial
dan lingkungan.
Sebagian
besar
bentuk
pengungkapan
Sustainability
Report
perusahaan diungkapkan melalui website perusahaan, dengan media ini
stakeholder
dapat
mengakses
dan
mengetahui
bagaimana
bentuk
pertanggungjawaban yang dilakukan oleh perusahaan. Sustainability Report
Universitas Sumatera Utara
dapat didesain oleh manajemen sebagai cerita retoris untuk membentuk
image (pencitraan) bagi pemakainya melalui pemakaian narrative text
(Nugroho, 2007).
2.2.2
Prinsip Pengungkapan Sustainability Report
Pengungkapan Sustainability Report yang sesuai dengan GRI (Global
Reporting Index) harus memenuhi beberapa prinsip.
Prinsip – prinsip
tersebut tercantum dalam GRI-G4 Guidelines, yaitu
1. Keseimbangan : Laporan harus mencerminkan aspek-aspek positif dan
negatif dari kinerja organisasi untuk memungkinkan dilakukannya
asesmen yang beralasan atas kinerja organisasi secara keseluruhan.
2. Komparabilitas : Organisasi harus memilih, mengumpulkan, dan
melaporkan informasi secara konsisten. Informasi yang dilaporkan harus
disajikan dengan cara yang memungkinkan para pemangku kepentingan
menganalisis perubahan kinerja organisasi dari waktu ke waktu, dan yang
dapat mendukung analisis relatif terhadap organisasi lain.
3. Akurat : Informasi yang dilaporkan harus cukup akurat dan terperinci
bagi para pemangku kepentingan untuk dapat menilai kinerja organisasi.
4. Ketepatan Waktu : Organisasi harus membuat laporan dengan jadwal
yang teratur sehingga informasi tersedia tepat waktu bagi para pemangku
kepentingan untuk membuat keputusan yang tepat.
Universitas Sumatera Utara
5. Kejelasan : Organisasi harus membuat informasi tersedia dengan cara
yang dapat dimengerti dan dapat diakses oleh pemangku kepentingan
yang menggunakan laporan.
6. Keandalan : Organisasi harus mengumpulkan, mencatat, menyusun,
menganalisis, dan mengungkapkan informasi serta proses yang digunakan
untuk menyiapkan laporan agar dapat diuji, dan hal itu akan menentukan
kualitas serta materialitas informasi.
2.3
Kinerja Perusahaan
Menurut Robert S. Kaplan dan David P. Norton dalam Harvard Business
Review (2001) pengukuran kinerja perusahaan yang signifikan dengan kondisi
persaingan bisnis saat ini dilakukan dengan metode Balance Scorecard (BSC).
Metode BSC merupakan metode pengukuran kinerja yang terintegrasi dan mencakup
keseluruhan aspek finansial dan non finansial.
Dengan kata lain metode BSC
merupakan metode yang menerjemahkan visi, misi dan strategi perusahaan ke dalam
seperangkat sasaran – sasaran strategis, yang dirumuskan menggunakan 4 perspektif
yang satu sama lain saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. 4 Perspektif
BSC, antara lain:
1. Perspektif Keuangan, fungsinya yaitu mengukur kemampulabaan dan
nilai pasar (market value) di antara perusahaan – perusahaan lain.
2. Perspektif Pelanggan, fungsinya yaitu mengukur mutu, pelayanan, dan
rendahnya biaya dibandingkan dengan perusahaan lain.
Universitas Sumatera Utara
3. Perspektif Proses Bisnis Internal, fungsinya yaitu mengukur efisiensi dan
efektivitas perusahaan dalam memproduksi barang dan jasa.
4. Perspektif Pembelajaran & Pertumbuhan, fungsinya yaitu mengukur
kemampuan perusahaan untuk mengembangkan dan memanfaatkan
sumber daya manusia sehingga tujuan strategis perusahaan dapat tercapai
untuk waktu sekarang dan masa yang akan datang.
Dalam penelitian ini kinerja perusahaan akan difokuskan untuk melihat dari
perspektif keuangan. Informasi mengenai kinerja keuangan sangat dibutuhkan oleh
para pengguna baik yang berasal dari internal maupun eksternal untuk dapat
mengukur tingkat efisiensi dan efektifitas
perusahaan
tersebut.
Dari pihak
eksternal, misalnya investor tertarik dengan pengungkapan informasi pendapatan
yang ada saat ini dan taksiran pendapatan yang akan datang untuk melihat seberapa
stabil kondisi keuangan suatu perusahaan dari waktu ke waktu. Secara internal
manajemen juga membutuhkan analisis keuangan untuk pengendalian internal seperti
analisis perencanaan dan pengendalian yang efektif (Horne dan Wachowicz, 2005).
Menurut Ross et al. (2003), kinerja keuangan dapat dicerminkan melalui analisis
rasio – rasio keuangan suatu perusahaan. Lebih jauh Ross menjelaskan ada lima
dimensi rasio keuangan yang digunakan dalam mengukur kinerja keuangan
organisasi :
1. Dimensi Manajemen Aset yang diukur dengan menggunakan lima
indikator, yaitu: Inventory Turnover ratios, Receivables Turnover ratios,
Universitas Sumatera Utara
Net Working Capital Turnover ratios, Fixed Asset Turnover ratios, Total
Asset Turnover ratios.
2. Dimensi Profitabilitas yang diukur dengan menggunakan tiga indikator,
yaitu: Profit Margin, Return on Assets (ROA) dan Return on Equity
(ROE).
3. Dimensi Leverage yang diukur dengan menggunakan tiga indikator,
yaitu: Debt Equity Ratio (DER), Time Interest Earned (TIE) dan Cash
Coverage.
4. Dimensi Likuiditas yang diukur dengan menggunakan tiga indikator,
yaitu: Current Ratio, Quick Ratio dan Cash Ratio .
5. Dimensi Pasar yang diukur dengan menggunakan dua indikator, yaitu:
Price Earning Ratio (PER) dan Market Book Value (MBV).
Penelitian ini akan fokus pada dimensi profitabilitas dengan indikator Return
on Assets (ROA).
Profitabilitas
merupakan
faktor yang seharusnya mendapat
perhatian penting karena untuk dapat melangsungkan hidupnya, suatu perusahaan
harus berada dalam keadaan yang menguntungkan (Adhima, 2012).
Salah satu tujuan perusahaan menggunakan sustainability report framework
adalah sebagai cara untuk mengelola hubungan dengan stakeholders-nya. Dengan
pengungkapan sustainability report yang dilakukan perusahaan diharapkan dapat
memberikan bukti nyata bahwa proses produksi yang dilakukan perusahaan tidak
hanya berorientasi pada keuntungan, tetapi juga memperhatikan isu sosial dan
Universitas Sumatera Utara
lingkungan. Dengan adanya hal tersebut membuktikan bahwa perusahaan benar –
benar memperhatikan faktor keberlanjutan untuk masa depan. Selain itu hal tersebut
memberikan nilai lebih karena perusahaan tersebut mengungkapkan laporan yang
bersifat sukarela sehingga dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk dapat
menginvestasikan dananya untuk perusahaan.
Disamping itu dengan perusahaan mengungkapkan sustainability report akan
semakin membuat konsumen, supplier dan investor lebih percaya terhadap
perusahaan tersebut dan harapannya akan semakin menarik konsumen, supplier dan
investor untuk membeli produk dari perusahaan tersebut yang secara tidak langsung
akan berdampak pada meningkatnya kegiatan operasi yang jalankan oleh perusahaan
yang menandakan adanya peningkatan kinerja keuangan perusahaan kedepannya.
Soelistyoningrum dan Prastiwi (2011) menemukan bukti bahwa pengungkapan
sustainability report berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Sustainability
report dianggap sebagai upaya untuk mengkomunikasikan kinerja manajemen untuk
mencapai keuntungan jangka panjang perusahaan kepada stakeholders, seperti
perbaikan kinerja keuangan, maksimalisasi profit dan kesuksesan perusahaan jangka
panjang. Mereka menyatakan bahwa informasi dalam sustainability report dapat
menjadi salah satu media promosional bagi publik sehingga sikap positif masyarakat
terhadap perusahaan akan semakin besar. Hal ini akan berdampak pada kinerja dan
kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba.
Universitas Sumatera Utara
2.4
Penelitian Terdahulu
Pengungkapan Sustainability Report yang bersifat voluntary (sukarela)
mengakibatkan tidak banyaknya perusahaan di Indonesia yang melakukan pelaporan
keberlanjutan tersebut.
Sehingga hal ini turut berimbas pula kepada masih
sedikitnya penelitian yang dilakukan terhadap Sustainability Report. Namun dalam
beberapa tahun terakhir seiring meningkatnya kesadaran akan isu – isu global terkait
keberlanjutan, maka Sustainability Report kian menjadi tren termasuk dalam hal
penelitiannya.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Annisa
Hayatun N. Burhan dan Wiwin Rahmanti pada tahun 2009 dengan judul The Impact
of Sustainability Reporting on Company Performance.
Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, maka ringkasan penelitian
terdahulu disajikan pada tabel berikut :
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
No
1
Peneliti dan
Tahun
Burhan
dan
Rahmanti
(2009)
Judul Penelitian
Variabel Dependen
THE IMPACT OF
SUSTAINABILITY
REPORTING ON
COMPANY
PERFORMANCE
Variabel Dependen :
Company Performance (ROA)
Variabel Independen :
1. Pengungkapan Sustainability Report
:
2. Pengungkapan kinerja ekonomi
3. Pengungkapan kinerja lingkungan
4. Pengungkapan kinerja sosial
Hasil
1. Sustainability Report
bepengaruh signifikan
terhadap kinerja perusahaan
2. Pengungkapan kinerja
ekonomi tidak memiliki
hubungan signifikan terhadap
kinerja perusahaan
3. Pengungkapan kinerja
lingkungan tidak berpengaruh
signifikan terhadap kinerja
perusahaan
4. Pengungkapan kinerja sosial
berpengaruh signifikan
terhadap kinerja perusahaan
Universitas Sumatera Utara
2
Aggarwal
(2013)
Peneliti dan
Tahun
No
3
4
Adhima
(2012)
Adevia
(2014)
IMPACT OF
SUSTAIABILITY
PERFORMANCE
OF COMPANY
ON ITS
FINANCIAL
PERFORMANCE:
A STUDY OF
LISTED INDIAN
COMPANIES
Variabel Dependen :
1. Kinerja Keuangan. (Return on Asset,
Return on Equity, Return on Capital
Employed, Profit before Tax, and
Growth in Total Asset)
Judul Penelitian
Variabel Dependen
PENGARUH
PENGUNGKAPAN
SUSTAINABILITY
REPORT
TERHADAP
PROFITABILITAS
PERUSAHAAN
STUDI KASUS
PADA
PERUSAHAAN
MANUFAKTUR
YANG
TERDAFTAR
DALAM BURSA
EFEK INDONESIA
PENGARUH
PENGUNGKAPAN
SUSTAINABILITY
REPORT
TERHADAP
PROFITABILITAS
PERUSAHAAN
STUDI KASUS
PADA
PERUSAHAAN
MANUFAKTUR
YANG
TERDAFTAR
DALAM BURSA
EFEK INDONESIA
PERIODE 2009 –
2012
Variabel Independen
1. Pengungkapan Sustainability Report
2. Pengungkapan Kinerja Sosial
3. Pengungkapan Aspek Tenaga Kerja
4. Pengungkapan Kinerja Lingkungan
5. Pengungkapan Aspek Tata Kelola
Variabel Dependen :
Profitabilitas (ROA)
Variabel Independen :
1.Sustainability Report :
a. Pengungkapan kinerja ekonomi
b. Pengungkapan kinerja lingkungan
c. Pengungkapan kinerja sosial
Variabel Kontrol : Size, Leverage, &
Tipe Industri
Variabel Dependen :
Profitabilitas (ROA & ROE)
Variabel Independen :
1.Sustainability Report :
a. Pengungkapan kinerja ekonomi
b. Pengungkapan kinerja lingkungan
c. Pengungkapan kinerja sosial
1. Pengungkapan Sustainability
Report dan pengungkapan
Kinerja Sosial perusahaan
memiliki pengaruh positif
namun insignifikan terhadap
kinerja keuangan.
2. Pengungkapan kinerja
lingkungan dan aspek tenaga
kerja memiliki pengaruh
signfikan namun berhubungan
negatif dengan kinerja
keuangan.
3. Pengungkapan aspek tata
kelola memiliki hubungan
signifikan dan positif terhadap
kinerja keuangan.
Hasil
1. Menyatakan bahwa
pengungkapan sustainability
report berpengaruh positif
terhadap profitabilitas
perusahaan
2. Menyatakan bahwa
pengungkapan kinerja
lingkungan berpengaruh
positif terhadap profitabilitas
perusahaan
3. Menyatakan bahwa
pengungkapan kinerja sosial
berpengaruh positif terhadap
profitabilitas perusahaan
1. Pengungkapan Sustainability
Report kinerja ekonomi tidak
berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap
profitabilitas perusahaan yang
diproksikan dengan ROA dan
ROE.
2. Pengungkapan Sustainability
Report kinerja lingkungan tidak
berpengaruh positif dan tidak
signfikan terhadap nilai ROA
namun berpengaruh positif dan
signfikan terhadap ROE.
3. Pengungkapan Sustainability
Report kinerja sosial
berpengaruh negatif dan
signfikan terhadap nilai ROA,
dan tidak berpengaruh positif
dan signifikan terhadap nilai
ROE.
4. Pengungkapan Sustainability
Report secara simultan
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap ROA dan
Universitas Sumatera Utara
ROE perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
2.5
Kerangka Konseptual
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya dan tinjauan
pustaka, maka terdapat dua kerangka model dalam penelitian ini yang dapat
dirumuskan melalui suatu kerangka konseptual sebagai berikut :
Pengungkapan Aspek Kinerja
Ekonomi (X1)
Pengungkapan Aspek Kinerja
Lingkungan (X2)
Pengungkapan Aspek Kinerja Sosial
(X3)
H2
H3
H1
Kinerja
Perusahaan
(Y)
H2
H4
H2
Gambar 2.2
Kerangka Konseptual
Universitas Sumatera Utara
2.6
Hipotesis
1. Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report terhadap Kinerja
Perusahaan.
Fungsi dari Sustainability Report adalah untuk menginformasikan
bagaimana
kinerja
ekonomi,
sosial
dan
lingkungan
perusahaan.
Sustainability Report ditujukan sebagai bentuk bukti pertanggungjawaban
perusahaan terhadap stakeholder dan bukti bahwa perusahaan berada dalam
batasan peraturan yang ada.
Perusahaan perlu melakukan pengungkapan
Sustainability Report untuk memperoleh kepercayaan stakeholder , karena
kepercayaan stakeholder dibutuhkan untuk kelangsungan bisnis perusahaan.
Kepercayaan stakeholder tersebut dapat berupa investasi maupun kerjasama
yang berpotensi meningkatkan produktivitas dan penjualan perusahaan. Hal
ini dapat berpengaruh pada tingkat laba
bersih
perusahaan,
dimana
meningkatnya laba bersih perusahaan akan meningkatkan nilai ROA pada
perusahaan.
Nilai ROA yang meningkat dapat diartikan bahwa kinerja
perusahaan meningkat.
Penelitian yang dilakukan oleh Burhan dan Rahmanti (2009), Adhima
(2012), Susanto dan Tarigan (2013), Berliani (2013) serta Aggarwal (2013)
menyimpulkan bahwa
pengungkapan
Sustainability
Report
memiliki
hubungan signifikan dan berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.
Hal ini menunjukkan bahwa Sustainability Report dapat memberikan
Universitas Sumatera Utara
pengaruh positif terhadap kinerja perusahaan, dimana semakin terpenuhinya
indeks
pengungkapan
maka
kinerja
perusahaan
juga
meningkat.
Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis pertama dalam penelitian ini
dalam kerangka konseptual adalah sebagai berikut :
H1 :
Pengungkapan Sustainability Report berpengaruh positif terhadap
Kinerja Perusahaan (ROA).
2.
Pengaruh Pengungkapan Aspek – Aspek Kinerja dalam Sustainability
Report terhadap Kinerja Perusahaan.
Selanjutnya dalam penelitian ini akan mencoba meneliti tiap komponen
dari sustainability report dan pengaruhnya terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Pengungkapan kinerja sustainability report ini terbagi menjadi tiga aspek yakni,
kinerja ekonomi, kinerja lingkungan dan kinerja sosial.
a. Pengaruh Pengungkapan Aspek Kinerja Ekonomi dalam Sustainability
Report terhadap Kinerja Perusahaan.
Pemilik perusahan dalam hal ini yaitu shareholders (pemegang saham),
merupakan salah satu stakeholder penting dalam bisnis suatu perusahaan.
Pemegang saham menanamkan modal mereka ke perusahaan untuk
memperoleh keuntungan dari investasinya, sedangkan perusahaan juga
membutuhkan modal dari para pemegang saham untuk kelangsungan
Universitas Sumatera Utara
bisnisnya. Pemegang saham selain mengharapkan keuntungan yang didapat
dari perusahaan, juga menghadapi resiko kehilangan modal yang mereka
berikan kepada perusahaan. Maka dari itu sebagai bagian dari stakeholder ,
pemegang saham perlu adanya transparansi informasi mengenai kinerja
ekonomi perusahaan. Dengan adanya informasi mengenai kinerja ekonomi
perusahaan, pemegang saham dapat memberikan kebijakan. Dari kebijakan –
kebijakan yang diambil oleh shareholders inilah perusahaan dituntut untuk
dapat meningkatkan tingkat laba bersih perusahaan agar pemegang saham
tidak menarik kembali saham mereka. Kepercayaan dari pemegang saham
akan mendorong perusahaan untuk meningkatkan tingkat laba bersih mereka.
Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini mengambil hipotesis sebagai berikut:
H2 : Pengungkapan Kinerja Ekonomi berpengaruh positif terhadap
Kinerja Perusahaan.
b. Pengaruh Pengungkapan Aspek Kinerja Lingkungan dalam Sustainability
Report terhadap Kinerja Perusahaan.
Pengungkapan kinerja lingkungan dimaksudkan untuk memberikan
informasi yang relevan dan akurat mengenai kinerja lingkungan perusahaan
kepada stakeholder . Laporan kinerja lingkungan digunakan oleh stakeholder
untuk mengevaluasi dampak yang diakibatkan oleh operasi bisnis perusahaan
terhadap lingkungan.
Sebagai ilustrasi, konsumen merupakan salah satu
Universitas Sumatera Utara
stakeholder suatu perusahaan. Konsumen juga membutuhkan pengetahuan
mengenai kinerja lingkungan perusahaan karena menurut Freeman (2001)
setiap stakeholder harus diberlakukan secara adil. Hal ini dapat diartikan
konsumen juga perlu mendapatkan transparansi informasi mengenai
bagaimana dampak produk yang mereka konsumsi terhadap lingkungan.
Kepercayaan konsumen akan berdampak pada meningkatnya penjualan
produk perusahaan.
Meningkatnya penjualan dapat menjadi faktor
meningkatnya laba bersih perusahaan perusahaan.
Dengan tingkat laba
bersih yang lebih tinggi, diharapkan nilai ROA perusahaan akan meningkat.
Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini mengambil hipotesis sebagai berikut:
H3 :
Pengungkapan
Kinerja
Lingkungan
berpengaruh
positif
terhadap Kinerja Perusahaan.
c. Pengaruh Pengungkapan Aspek Kinerja Sosial
dalam Sustainability
Report terhadap Kinerja Perusahaan.
Kinerja sosial perusahaan merupakan salah satu aspek penting dalam
Sustainability Report. Kinerja Sosial mengidentifikasi aspek – aspek kinerja
meliputi Labor Practices, Human Rights, Society and Product Responsibility
(GRI, 2011). Pengungkapan Sustainability Report dimensi kinerja sosial
akan berdampak pada persepsi stakeholder tentang perlakuan perusahaan
terhadap sumber
daya manusia di sekitarnya.
Perusahaan dalam
menjalankan bisnisnya membutuhkan sumber daya manusia yang handal,
Universitas Sumatera Utara
kompetitif, kreatif dan efektif. Pengungkapan kinerja sosial digunakan untuk
menarik minat stakeholder bekerja sama dengan perusahaan. Di satu sisi
stakeholder membutuhkan kesejahteraan dan satu sisi lainnya perusahaan
membutuhkan sumber daya manusia yang handal, kompetitif, kreatif dan
efektif dalam mengelola aset perusahaan. Dari aset yang ada, perusahaan
mengharapkan sumber daya manusia yang dimilikinya dapat memberikan
produktivitas yang tinggi dan meningkatkan angka penjualan produk
perusahaan.
Dari hal inilah, perusahaan berusaha agar laba bersih yang
dihasilkan dapat semaksimal mungkin dari total aset yang dimiliki. Dimana
meningkatnya nilai laba bersih perusahaan, diharapkan dapat meningkatkan
nilai ROA perusahaan. Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini mengambil
hipotesis sebagai berikut:
H4 :
Pengungkapan Kinerja Sosial berpengaruh positif terhadap
Kinerja Perusahaan.
Universitas Sumatera Utara