LKjIP TAHUN 2017 KABUPATEN LINGGA BAB I

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

0 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat utama untuk
mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa
dan negara. Dalam rangka hal tersebut, diperlukan pengembangan dan
penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, dan nyata sehingga
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara
berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas KKN.
Good

governance

yang


dimaksud

adalah

merupakan

proses

penyelenggaraan kekuasaan negara dalam melaksanakan penyediaan public
good and services disebut governance (pemerintahan atau kepemerintahan),
sedangkan praktik terbaiknya disebut “good governance“ (pemerintahan yang
baik). Good governance yang efektif menuntut adanya “alignment” (koordinasi)
yang baik dan integritas, profesional serta etos kerja dan moral yang tinggi,
dengan demikian penerapan konsep good governance penyelenggaraan
kekuasaan pemerintah negara merupakan tantangan tersendiri.
Perlunya sistem pertanggungjawaban daerah atas segala proses
tindakan-tindakan yang dibuat dalam rangka tata tertib menuju instrumen kinerja
daerah. Hal inilah merupakan bagian terpenting untuk ditata agar dapat
mewujudkan


sistem

penyelenggaraan

pemerintahan

yang

baik

(Good

Governance). Perlu diperhatikan pula adanya mekanisme untuk meregulasi
kinerja pada setiap instansi pemerintah dan memperkuat peran dan kapasitas
parlemen, serta tersedianya akses yang sama pada informasi bagi masyarakat
luas.
Konsep dasar kinerja instansi pemerintah didasarkan pada klasifikasi
responsibilitas managerial pada tiap lingkungan dalam organisasi yang bertujuan
untuk pelaksanaan kegiatan pada tiap bagian. Masing-masing individu pada
setiap jajaran aparatur bertanggung jawab atas kegiatan yang dilaksanakan pada

bagiannya. Kinerja instansi pemerintah didefinisikan sebagai suatu perwujudan

1 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan misi
organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui
media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik.
Dalam dunia birokrasi, kinerja instansi pemerintah merupakan perwujudan
prestasi instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan pencapaian hasil
yang menjadi target yang akan dicapai atau kegagalan pelaksanaan program
dan kegiatan instansi yang bersangkutan. Hal tersebut bertujuan agar kinerja
instansi

pemerintah

mampu

melaksanakan


amanat

TAP

MPR

Nomor

XI/MPR/1998 tentang Penyelengaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme dan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelengaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
Selama ini pengukuran keberhasilan maupun kegagalan dari instansi
pemerintah dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya sulit untuk dilakukan
secara obyektif. Pengukuran kinerja suatu instansi hanya lebih ditekankan pada
kemampuan instansi tersebut dalam menyerap anggaran. Suatu instansi
dikatakan berhasil melaksanakan tugas pokok dan fungsinya apabila program
yang disusun dan kegiatan yang dilaksanakan mampu memberikan outcome
maupun dampak dari kegiatan yang dilaksanakan kedepan.
Untuk dapat mengetahui tingkat keberhasilan suatu instansi pemerintah,

maka seluruh aktivitas instansi tersebut harus dapat diukur, dan pengukuran
tersebut tidak semata-mata kepada input (masukan) dari program, akan tetapi
lebih ditekankan pada output (keluaran), proses, manfaat dan dampak. Sistem
pengukuran kinerja yang merupakan elemen pokok dari laporan kinerja instansi
pemerintah akan mengubah paradigma pengukuran keberhasilan. Melalui
pengukuran kinerja, keberhasilan suatu instansi pemerintah akan lebih dilihat dari
kemampuan instansi tersebut berdasarkan sumber daya yang dikelolanya sesuai
dengan rencana yang telah disusun.
Sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun
2014

tentang

Sistem Akuntabilitas

Pemerintah Daerah

Kinerja

Instansi


Pemerintah;

setiap

(Bupati) diminta untuk menyampaikan Laporan Kinerja

kepada Gubernur, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan RB, dan Menteri Dalam Negeri, sebagai
perwujudan

kewajiban

suatu

Instansi

pemerintah

untuk


2 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi
dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat
pertanggungjawaban secara periodik setiap akhir anggaran.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) dibuat dalam rangka
perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta
pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan
kepada setiap Instansi Pemerintah, berdasarkan suatu sistem kinerja instansi
pemerintah yang memadai. LKjIP juga berperan sebagai alat kendali, alat penilai
kinerja dan alat pendorong terwujudnya good governance. Dalam perspektif yang
lebih luas, maka LKjIP berfungsi sebagai media pertanggungjawaban kepada
publik. Semua itu memerlukan dukungan dan peran aktif seluruh lembaga
pemerintahan pusat dan daerah serta partisipasi masyarakat.
Bertitik tolak dari RPJMD Kabupaten Lingga Tahun 2016-2021, Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lingga Tahun 2017 dan Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No.

53 Tahun 2014 tentang Petunjuk teknis perjanjian kinerja, Pelaporan Kinerja dan
Tata Cara Review Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan LKjIP
Tahun 2016 berisi ikhtisar pencapaian sasaran sebagaimana yang ditetapkan
dalam dokumen penetapan kinerja dan dokumen perencanaan. Pencapaian
sasaran tersebut disajikan berupa informasi mengenai pencapaian sasaran
RPJMD, realisasi pencapaian indikator sasaran disertai dengan penjelasan yang
memadai atas pencapaian kinerja dan pembandingan capaian indikator kinerja,
dengan demikian, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Lingga yang
menjadi laporan kemajuan penyelenggaraan pemerintahan oleh Bupati kepada
Presiden ini telah disusun dan dikembangkan sesuai peraturan yang berlaku.
Realisasi yang dilaporkan dalam LKjIP ini merupakan hasil kegiatan Tahun 2016.
Pelaksanaan penyusunan LKjIP Pemerintah Kabupaten Lingga Tahun
2016 dengan memperhatikan kepada peraturan perundang-undangan yang
melandasi pelaksanaan LKjIP, yaitu :

1.

TAP MPR Republik Indonesia No.XI/MPR/1999 tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas dari Kolusi, Korupsi dan Nepotisme;


3 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

2.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Kolusi, Korupsi dan
Nepotisme;

3.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2003 tentang
Pembentukkan Kabupaten Lingga di Provinsi Kepulauan Riau (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 146, Tambahan Lembaran
Negara Repulik Indonesia);

4.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 tentang

Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 5679);

5.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah;

6.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

7.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014, tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

8.


Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan

Keuangan

Daerah

sebagaimana

telah

diubah

dengan

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah;
9.

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk teknis perjanjian kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah;

10.

Peraturan Daerah Kabupaten Lingga Nomor 9 Tahun 2016 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Lingga Tahun 2016 – 2021;

4 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

11. Peraturan Daerah Kabupaten Lingga Nomor 01 Tahun 2016 tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Lingga Tahun
Anggaran 2016;

12. Peraturan Daerah Kabupaten Lingga Nomor 14 Tahun 2016 tentang
Perubahan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten Lingga tahun
2016;
13.

Surat Keputusan Bupati Kabupaten Lingga Nomor 47 Tahun 2017 tentang
Indikator Kinerja Utama Kabupaten Lingga Tahun 2017.

A. GAMBARAN UMUM
a. Aspek Geografis dan Demografi
Aspek geografi dan demografi merupakan salah satu aspek kondisi
kewilayahan yang mutlak diperhatikan sebagai ruang dan subyek pembangunan.
Aspek geografi memberikan gambaran mengenai karakteristik lokasi dan
wilayah,

potensi pengembangan

wilayah.

Sedangkan

gambaran kondisi

demografi, antara lain mencakup perubahan penduduk, komposisi dan populasi
masyarakat secara keseluruhan atau kelompok dalam waktu tertentu. Dari uraian
ini diharapkan dapat terpetakan potensi dan permasalahan yang dihadapi dalam
pembangunan Kabupaten Lingga lima tahun kedepan.
1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah
Karateristik lokasi dan wilayah pada sub bab ini menjelaskan tentang luas
dan batas wilayah serta letak dan kondisi geografis Kabupaten Lingga.
2. Luas dan Batas Wilayah Administrasi
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2003
tentang Pembentukan Kabupaten Lingga di Provinsi Kepulauan Riau, Kabupaten
Lingga mempunyai luas wilayah daratan dan lautan mencapai 211,772 km 2
dengan luas daratan 2.117,72 km2 (1 %) dan lautan 209,654 km2 (99%).
Kabupaten Lingga secara administrasi berbatasan dengan:
Sebelah Utara

: Kota Batam dan laut Cina Selatan.

Sebelah Selatan

: Laut Bangka dan Selat Berhala.

Sebelah Barat

: Laut Indragiri Hilir.

5 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

Sebelah Timur

: Laut Cina Selatan.

Gambar I.1
Peta Wilayah Kabupaten Lingga

Sumber : Rencana Pembangunan Jangka Menengah, tahun 2016.

Tabel I. 1
Pembagian Dan Luas Wilayah Kabupaten Lingga
No

Kecamatan

Banyaknya

Luas Daratan

Kelurahan
Desa
1
Singkep Barat
1
11
2
Singkep
3
3
3
Singkep Selatan
0
3
4
Singkep Pesisir
0
6
5
Lingga
1
10
6
Selayar
0
4
7
Lingga Timur
0
6
8
Lingga Utara
1
11
9
Senayang
1
18
10
Posek
0
3
Jumlah
7
75
Sumber : Rencana Pembangunan Jangka Menengah, tahun 2016.

Km2
337,10
242,80
138,80
110,30
383,45
84,86
141,20
283,21
396,00
*
2.177,72

Gambar I. 2

6 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

Luas Daratan Menurut Kecamatan di Kabupaten Lingga

Sumber : Rencana Pembangunan Jangka Menengah, tahun 2016.

Dari Kecamatan yang ada di Kabupaten Lingga, terluas adalah
Kecamatan Senayang yaitu 396,00 km2 (18.7 % dari total luas daratan) yang
terdiri dari 18 Desa dan 1 Kelurahan, kemudian Kecamatan Lingga yaitu 383,45
km2 (23% dari total luas daratan) yang terdiri dari 10 Desa dan 1 Kelurahan.
berikut ini menunjukkan jumlah Desa/Kelurahan yang ada dimasing-masing
Kecamatan.
Tabel I. 2
Desa/Kelurahan Yang Ada di Kabupaten Lingga
No

Kecamatan

1

Singkep Barat

2

Singkep

3

Singkep Selatan

4

Singkep Pesisir

5

Lingga

Desa/Kelurahan
Marok Tua
Sungai Buluh
Kuala Raya
Bakong
Tinjul
Sungai Harapan
Jagoh
Sungai Raya
Kel. Raya
Bukit Belah
Tanjung Irat
Langkap
Kel Dabo
Batu Berdaun
Kel Dabo Lama
Batu Kacang
Tanjung Harapan
Kel. Sungai Lumpur
Marok Kecil
Berhala
Resang
Berindat
Persing
Sedamai
Lanjut
Kote
Pelakak
Pekajang
Kelumu
Mepar
Kelombok
Merawang
Kel Daik

7 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

No

Kecamatan

6

Selayar

7

Lingga Timur

8

Lingga Utara

9

Senayang

10 Kepulauan Posek

Desa/Kelurahan
Panggak Darat
Panggak Laut
Musai
Mentuda
Nerekeh
Selayar
Penuba
Pantai Harapan
Penuba Timur
Bukit Langkap
Kerandin
Pekaka
Keton
Sekanah
Duara
Resun
Limbung
Bukit Harapan
Teluk
Linau
Kel Pancur
Rantau Panjang
Sungai Besar
Rusun Pesisir
Belungkur
Mamut
Kel Senayang
Rejai
Pasir Panjang
Temiang
Pulau Medang
Tanjung Kelit
Batu Belubang
Pulau Batang
Mensanak
Benan
Tanjung Lipat
Pena’ah
Laboh
Baran
Cempa
Tajur Biru
Pulau Duyung
Pulau Bukit
Busung Panjang
Suak Buaya
Posek

Sumber : Bagian Pemerintahan, tahun 2016.

b. Letak dan Kondisi Geografis
Secara Geografis Kabupaten Lingga terletak di antara 0° 00’ - 1° 00’
Lintang Selatan dan 103° 30’ - 105°00’ Bujur Timur.
Berdasarkan RTRW Kabupaten Lingga 2011-2031, luas wilayah daratan
dan lautan mencapai 45.667,56 km persegi dengan luas daratan 2.235,48 km
persegi dan lautan 43.432,08 km persegi. Wilayahnya terdiri dari 604 buah pulau
besar dan kecil. Tidak kurang dari 86 buah diantaranya sudah dihuni, sedangkan
sisanya

518

buah

walaupun

belum

berpenghuni

sebagiannya

sudah

dimanfaatkan untuk berbagai aktifitas kegiatan pertanian, khususnya pada usaha
perkebunan.
c. Topografi
Jika dilihat dari topografinya, sebagian besar daerah di Kabupaten Lingga
adalah berbukit-bukit. Berdasarkan data dari Badan Pertanahan Nasional (BPN),
terdapat 73.947 ha yang berupa daerah berbukit-bukit, sementara daerah

8 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

datarnya hanya sekitar 11.015 ha. Pada dasarnya, wilayah Kebupaten Lingga
memiliki kemiringan yang ideal untuk dikembangkan sebagai kawasan
perkotaan, karena hampir mencapai 65%, wilayah Kabupaten Lingga berada
dalam kemiringan 0-2%, disusul oleh wilayah dengan kemiringan di atas 40%
yaitu mencapai hampir 17%. Hal ini sesuai dengan keadaan tofografi Kabupaten
Lingga yang didominasi oleh daerah yang berbukit- bukit.
1) Penduduk
Laju pertumbuhan penduduk merupakan barometer untuk menghitung
besarnya semua kebutuhan yang diperlukan masyarakat, seperti perumahan,
sandang, pangan, pendidikan dan sarana penunjang lainnya. Tabel berikut ini
menerangkan jumlah penduduk di Kabupaten Lingga Tahun 2016.

Tabel I. 3
Jumlah Penduduk di Kabupaten Lingga
Tahun 2016
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Jumlah Penduduk (jiwa)
2015
2016
24,029
24.085
11.298
11.551
21.940
22.200
18.295
18.281
11.297
11.445
4.711
4.748
3.944
3.997
3.548
3.568
2.604
2.625
*
*
101.666
102.500

Kecamatan
Singkep
Lingga
Senayang
Singkep Barat
Lingga Utara
Singkep Pesisir
Lingga Timur
Selayar
Singkep Selatan
Kepulauan Posek
Jumlah

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Lingga, tahun 2015.

Melakukan

pemerataan

penduduk

merupakan

salah

satu

tujuan

9 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

pembangunan di Kabupaten Lingga. Dengan pemerataan, penduduk secara
umum dapat membantu dalam usaha mensejahterakan penduduknya. Oleh
karena itu, dalam usaha melakukan pemerataan penduduk, idealnya komposisi
jumlah penduduk sejalan dengan luas wilayah keruangan suatu daerah. Jumlah
penduduk Kecamatan Kepulauan Posek pada tahun 2016, masih bergabung di
data penduduk Kecamatan Singkep Barat.
2) Pendidikan
Pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan kualitas sumberdaya
manusia. Salah satu upaya pemerintah dalam rangka mengembangkan dan
meningkatkan

sumberdaya

manusia

melalui

pendidikan

adalah

dengan

mencanangkan program wajib belajar 9 tahun. Dengan program ini diharapkan
akan tercipta sumberdaya manusia yang siap bersaing di era globalisasi. Ratarata tingkat pendidikan yang dicapai oleh suatu masyarakat, seringkali dipakai
sebagai indikator kualitas sumberdaya manusia. Semakin tinggi rata-rata tingkat
pendidikan yang dicapai, maka semakin tinggi pula kualitas sumberdaya manusia
yang dimiliki. Taraf pendidikan masyarakat ini juga sangat menentukan
kemampuan suatu masyarakat untuk merencanakan dan melaksanakan
pembangunan.
Oleh karena itu sektor pendidikan merupakan salah satu sektor yang
mendapat prioritas utama dalam pembangunan nasional, bahkan UndangUndang mengamanatkan alokasi sebesar 20 persen dalam anggaran belanja
negara. Anggaran Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Lingga
pada tahun 2016 mencapai Rp. 175.464.745.450,00 (100%), sedangkan
realisasinya sebesar Rp. 171.329.672.538,00 (97,64%).
a. Rata-Rata Lama Sekolah dan Harapan Lama Sekolah
Rata-rata lama sekolah digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
sejauh mana tingkat pendidikan yang dicapai oleh penduduk dengan merujuk
kepada rata-rata jenjang pendidikan yang telah diselesaikan oleh penduduk
berusia 15 tahun. Pada tahun 2014 rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten
Lingga adalah 5,53%.
Hal ini berarti bahwa rata-rata penduduk Kabupaten Lingga baru mampu
menempuh pendidikan sampai dengan kelas 5 SD atau putus sekolah dikelas 6 SD.

10 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

Rata-rata lama sekolah Kabupaten Lingga yang masih jauh dibawah rata-rata lama
sekolah mengindikasikan bahwa pembangunan pendidikan di Kabupaten Lingga
masih perlu ditingkatkan, sehingga pencapaian target lima tahun mendatang
minimal sama dengan pencapaian rata-rata lama sekolah nasional.
Gambar I. 3
Grafik Rata-Rata Lama Sekolah Kabupaten Lingga dan
Provinsi Kepulauan Riau, 2010-2014 (Tahun)

Sumber : IPM Kab. Lingga, tahun 2015.

Nilai Harapan Lama Sekolah (HLS) Kabupaten Lingga berada pada
rentang 10,73 hingga 11,59 tahun dalam rentang waktu 2010 hingga 2014, yang
berarti lamanya sekolah yang dapat diharapkan oleh anak-anak di Kabupaten
Lingga pada masa mendatang hanya berkisar 10 hingga 11 tahun, atau
maksimal hanya mengeyam pendidikan hingga tingkat SMA. Ini berarti kondisi
pembangunan sistem pendidikan di Kabupaten Lingga belum cukup baik yang
mungkin disebabkan kurangnya ketersediaan fasilitas sekolah yang ada di
wilayah tersebut. Walaupun angka HLS Kabupaten Lingga mengalami kenaikan
dibandingkan dengan empat tahun sebelumnya, namun angka tersebut termasuk
rendah jika dibandingkan dengan HLS Kepulauan Riau yang mencapai 12,51
tahun atau diharapkan anak di masa mendatang dapat mengeyam pendidikan
hingga tingkat perguruan tinggi.
Gambar I. 4
Grafik Harapan Lama Sekolah Kabupaten Lingga dan
Provinsi Kepulauan Riau, 2010-2014 (Tahun)

11 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

Sumber : RPJMD Kab. Lingga, tahun 2016-2021.

3) Kesehatan
Perubahan

derajat

kesehatan

dipengaruhi

oleh

beberapa

factor

pendukung, antara lain tingkat ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan,
ketersedian tenaga medis dan paramedic, manajmen, kualitas pelayanan
pendapatan dan kesadaran masyarakat serta faktor lain

yang bersifat

menunjang terhadap pembangunan sektor kesehatan.
Salah satu indikator yang dapat mencerminkan keadaan derajat
kesehatan adalah sebagai berikut :
a. Angka Kematian Bayi/Angka Kelangsungan Hidup Bayi
Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir
sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Banyak faktor yang dikaitkan
dengan kematian bayi. Secara garis besar, dari sisi penyebabnya, kematian bayi
ada dua macam yaitu endogen dan eksogen.
Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan kematian neonatal adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan,
dan umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang
diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama kehamilan.
Kematian bayi eksogen atau kematian post neo-natal, adalah kematian bayi yang
terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang
disebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar.
Angka kematian bayi (AKB) menggambarkan keadaan sosial ekonomi
masyarakat dimana angka kematian itu dihitung. Kegunaan AKB untuk

12 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

pengembangan perencanaan berbeda antara kematian neo-natal dan kematian
bayi yang lain. Karena kematian neo-natal disebabkan oleh faktor endogen yang
berhubungan dengan kehamilan maka program-program untuk mengurangi
angka kematian neo-natal adalah yang bersangkutan dengan program
pelayanan kesehatan ibu hamil, misalnya program pemberian pil besi dan
suntikan anti tetanus. Sedangkan angka kematian Post-Neo Natal dan angka
kematian anak serta kematian balita dapat berguna untuk mengembangkan
program imunisasi, serta program-program pencegahan penyakit menular
terutama pada anak-anak, program penerangan tentang gizi dan pemberian
makanan sehatuntuk anak dibawah usia 5 tahun.
Tabel. I. 4
Perkembangan Angka Kematian Bayi (AKB) Tahun 2011 – 2015
No.

Jenis
Indikator

Tahun
2011

Tahun
2012

Tahun
2013

Tahun
2014

Tahun
2015

1.

AKB

25

12,2

27,2

12

20

Sumber: RKPD Tahun 2017.

Berdasarkan Tabel diatas, AKB di Kabupaten Lingga Tahun 2015 berada
pada kisaran 20%. Artinya dari setiap 1000 kelahiran hidup terdapat 20 bayi
berumur kurang dari satu tahun yang meninggal. Dimana Tahun 2011 AKB
berkisar angka 25%, turun di Tahun 2012 menjadi 12,2%, naik di Tahun 2013
menjadi 27,2%, turun kembali di Tahun 2014 sebesar 12%, dan kembali naik di
Tahun 2015 sebesar 20%.
b. Angka Kematian Ibu
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian perempuan pada
saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang
lama dan tempat persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau
pengelolaannya, dan bukan karena sebab-sebab lain, seperti kecelakaan,
terjatuh, tenggelam dan lain-lain. Angka Kematian Ibu dinyatakan per 100.000
kelahiran hidup.
Tabel. I. 5
Perkembangan Angka Kematian Ibu (AKI) Tahun 2011 – 2015
No

Jenis
Indikator

Tahun
2011

Tahun
2012

Tahun
2013

Tahun
2014

Tahun
2015

13 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

1.

AKI

249

289,4

226

143

142

Sumber: RKPD Tahun 2016 dan Lampiran Tabel Profil Dinas Kesehatan, tahun 2015.

AKI di Kabupaten Lingga dari tahun 2011–2015 menunjukkan angka yang
fluktuatif dengan kecenderungan menurun dari sebesar 249 per 100.000
kelahiran hidup menjadi 142 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini mengalami
peningkatan pada Tahun 2012 yaitu 289,4 per 100.000 kelahiran hidup. Namun
untuk

tahun-tahun

berikutnya

mengalami

penurunan.

Walau

mengalami

kecenderungan penurunan, namun kondisi ini masih dibawah target MDGs (102
kematian per 100.000 kelahiran hidup).
c. Angka Usia Harapan Hidup
Angka usia harapan hidup pada waktu lahir adalah perkiraan lama hidup
rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut
umur. Angka harapan hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja
pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan
meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya.

Tabel. I. 6
Nilai Angka Usia Harapan Hidup Kabupaten Lingga
dan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2010-2014

Sumber : Badan Pusat Statistik, IPM 2010-2014.

14 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

Berdasarkan Tabel diatas Tahun 2014, Nilai AHH penduduk Kabupaten
Lingga pada tahun 2014 sekitar 59,47. Artinya, bayi yang lahir pada tahun 2014 di
Kabupaten Lingga diperkirakan akan dapat hidup selama 59 tahun 5 bulan dengan
syarat besarnya kematian atau kondisi kesehatan tidak ada yang berubah. Angka ini
lebih rendah dari AHH Provinsi Kepri yang besarnya 69,15. Sedangkan di
Kabupaten Lingga Sendiri, Nilai AHH dari tahun ke tahun semakin baik, hal ini
mengindikasikan secara rata-rata derajat kesehatan di Kabupaten Lingga semakin
membaik.
d. Status Gizi Balita
Kesehatan Balita dapat dilihat dari kecukupan gizi yang diterima oleh
balita. Kecukupan gizi akan mendorong pertumbuhan bayi secara optimal,
sedangkan kekurangan akan gizi selain dapat menghambat pertumbuhan, juga
dapat menimbulkan resiko penyakit. Gizi buruk adalah bentuk terparah dari
proses terjadinya kekurangan gizi menahun. Status gizi balita secara sederhana
dapat diketahui dengan membandingkan antara berat badan menurut umur
maupun menurut panjang badannya dengan rujukan (standar) yang telah
ditetapkan. Apabila berat badan menurut umur sesuai dengan standar anak
disebut gizi baik. Kalau sedikit di bawah standar disebut gizi kurang. Apabila jauh
di bawah standar dikatakan gizi buruk.
Berdasarkan data Tahun 2015, jumlah balita di Kabupaten Lingga 11.406
orang, balita di Kabupaten Lingga sebagian besar telah mencukupi kriteria gizi
baik yaitu 11.275 orang dari total balita atau 98,85%. Sisanya sebesar 1,15%
adalah balita yang menderita gizi kurang sebanyak 95 orang dan gizi buruk
sebanyak 36 orang.
Persentase balita gizi buruk adalah persentase balita dalam kondisi gizi
buruk terhadap jumlah balita. Kondisi di Lingga dalam beberapa tahun terakhir,
persentase balita gizi buruk mengalami fluktuasi. Pada Tahun 2011 berada pada
angka 2,24% dan mengalami kecendrungan meningkat sampai dengan tahun
2013 yaitu 3,91%. Namun pada Tahun 2014 mengalami penurunan menjadi
0,79%.
d. Kewenangan Tugas Pokok dan Struktur Organisasi
1. Kewenangan

15 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

Kewenangan Pemerintah Kabupaten Lingga sebagai daerah otonom, maka
sesuai dengan pasal 13 ayat (4) Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014
memiliki kewenangan dengan kriteria sebagai berikut :
1) Urusan pemerintahan yang lokasinya dalam daerah kabupaten/kota;
2) Urusan pemerintahan yang penggunanya dalam daerah kabupaten/kota;
3) Urusan pemerintahan yang manfaat atau dampak negatifnya hanya dalam
daerah kabupaten/kota; dan/atau
4) Urusan pemerintahan yang penggunaan sumber dayanya lebih efisien
apabila dilakukan oleh daerah kabupaten/kota.
2. Tugas Pokok
Pemerintah

Kabupaten

Lingga

mempunyai

tugas

melaksanakan

penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan memberikan pelayanan
prima kepada masyarakat, agar tercapai visi Kabupaten Lingga yaitu :
Menjadikan Lingga Sebagai Pusat Sumber Daya
Kelautan Menuju masyarakat Maju, Sejahtera,
Agamis Dan Berbudaya
3. Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2016 tentang
Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Lingga dan dijabarkan dengan Peraturan Bupati Lingga Nomor 32
Tahun 2016

tanggal 10

November 2016 tentang Kedudukan, Susunan

Organisasi Tugas dan Fungsi Tata Perangkat Daerah di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Lingga. Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Lingga terdiri dari 1 (satu) Sekretariat Daerah dengan 3 (tiga)
Asisten dan 8 (delapan) Bagian, 1 (satu) Sekretariat DPRD, 16 (enam belas)
Dinas Daerah, 4 (empat) Badan, 1 (satu) Inspektorat, 3 (tiga) Non tipe, yang
diatur oleh peraturan perundang-undangan.
Struktur

organisasi

Sekretariat

Daerah,

Dinas

Daerah,

Badan,

Inspektorat, Kantor, Lembaga Lain, Kecamatan dan Kelurahan di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Lingga adalah sebagai berikut :

16 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

1) Sekretariat Daerah
Sekretariat Daerah merupakan unsur staf Pemerintah Kabupaten yang
dipimpin oleh seorang Sekretaris Daerah yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati. Tugas pokok Sekretariat Daerah adalah
membantu

Bupati

dalam

melaksanakan

tugas

penyelenggaraan

pemerintahan, administrasi, organisasi dan tata laksana, serta memberikan
pelayanan administratif kepada seluruh perangkat daerah.
Sekretaris Daerah mempunyai 3 (tiga) Asisten yang membawahinya,
yaitu : Asisten Pemerintahan, Asisten Ekonomi dan Pembangunan, dan
Asisten Administrasi Umum. Masing-masing Asisten ini membawahi Bagian
dalam Sekretariat Daerah serta melakukan koordinasi kegiatan di bagiannya.
2) Sekretariat DPRD
Sekretariat DPRD merupakan unsur pelayanan DPRD Kabupaten, yang
dipimpin oleh seorang Sekretaris yang bertanggung jawab kepada pimpinan
DPRD dan secara administratif dibina oleh Sekretaris Daerah.
3) Dinas
Dinas merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah yang dipimpin
oleh seorang kepala dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dinas merupakan perangkat daerah
yang diserahkan wewenang, tugas, dan tanggung jawab melaksanakan
otonomi daerah, desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan. Dinas
di lingkungan Pemerintah Kabupaten Lingga berjumlah 16 (enam belas)
Dinas, yaitu :
(1) Dinas Pendidikan;
(2) Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana;
(3) Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang, Perumahan Dan Kawasan
Pemukiman;
(4) Satuan Polisi Pamong Praja;
(5) Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;
(6) Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan;
(7) Dinas Kelautan dan Perikanan;
(8) Dinas Kependudukan Dan pencatatan Sipil;
(9) Dinas Kebudayaan;

17 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

(10) Dinas Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa;
(11) Dinas Lingkungan Hidup;
(12) Dinas Perhubungan;
(13) Dinas Tenaga Kerja Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dan
Perindustrian;
(14) Dinas Pariwisata;
(15) Dinas

Penanaman

Modal,

Pelayanan

Terbadu

Satu

Pintu

Dan

Perdagangan;
(16) Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan.
4. Badan
Unsur pelaksana pemerintah daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala
Badan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah. Badan adalah perangkat daerah yang diserahkan
wewenang, tugas, dan tanggung jawab menunjang penyelenggaraan otonomi
daerah, desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan. Badan di
lingkungan Pemerintah Kabupaten Lingga berjumlah 4 (empat), yaitu :
(1) Badan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah ;
(2) Badan Pendapatan Daerah;
(3) Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan;
(4) Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan;
5. Inspektorat
Pengawas penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dipimpin oleh
seorang Inspektur, mempunyai tugas membantu Bupati membina dan
mengawasi pelaksanaan urusan Pemerintah yang menjadi kewenangan
Daerah dan tugas pembantuan oleh perangkat Daerah.
6. Non Tipe
Non Tipe merupakan Organisasi Perangkat Daerah yang tidak diatur di
Peraturan Pemerintah No 18 Tahun 2016, diantaranya yaitu :
a.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah;

b.

Badan Kesatuan Bangsa dan Politik;

c.

Sekretariat Dewan Pengurus Korps Pegawai Republik Indonesia.

18 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

7. Kecamatan
Kecamatan merupakan wilayah kerja Camat sebagai perangkat daerah
yang mempunyai tugas melaksanakan kewenangan pemerintahan yang
dilimpahkan oleh Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah dan
menyelenggarakan tugas umum pemerintahan. Camat berkedudukan di bawah
dan bertanggung jawab kepada bupati melalui Sekretaris Daerah.
e.

Isu Strategis
Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau

dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang
signifikan

bagi

identitas

daerah/masyarakat

di

masa

datang.

Suatu

kondisi/kejadian yang menjadi isu strategis adalah keadaan yang apabila tidak
diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya,
dalam hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang. Oleh karena itu, isu-isu
strategis harus memenuhi kriteria memiliki pengaruh yang besar/signifikan
terhadap pencapaian sasaran pembangunan nasional dan daerah; merupakan
tugas dan tanggung jawab Pemerintah Daerah; luasnya dampak yang
ditimbulkannya terhadap daerah dan masyarakat; memiliki daya ungkit yang
signifikan terhadap pembangunan daerah; kemungkinan atau kemudahannya
untuk dikelola; dan prioritas janji politik yang perlu diwujudkan.
Berdasarkan RPJMD Kabupaten Lingga 2016-2021, isu-isu strategis
pembangunan daerah tahun 2016 sebagai berikut:
1. Isu Lingkungan Hidup
2. Perkembangan Ekonomi
3. Perkembangan Bidang Teknologi Transportasi dan Informatika
4. Pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs)
f. S i st em at i ka Penul i san
Adapun sistematika penyajian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Kabupaten Lingga tahun 2016 adalah sebagai berikut :

19 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

Bab I

Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas latar belakang, Gambaran
Umum, Kondisi Ekonomi, Kondisi Sosial,Kewenangan, Tugas Pokok
dan Struktur Organisasi, Isu Strategis, Maksud dan Tujuan.

Bab II

Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, menjelaskan RPJMD 2016 2021, Rencana Kinerja Tahun 2016 dan Perjanjian Kinerja Tahun
2016.

Bab III

Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan pengukuran kinerja, metode
pengukuran pencapaian kinerja, evaluasi dan analisis pencapaian
kinerja dikaitkan dengan pertanggungjawaban publik terhadap
pencapaian sasaran strategis untuk tahun 2016, Akuntabilitas
Keuangan dan Tindak lanjut hasil evaluasi tahun sebelumnya.

Bab IV

Penutup, menjelaskan simpulan menyeluruh dari Laporan Kinerja
tahun 2016 ini dan menguraikan rekomendasi yang diperlukan bagi
perbaikan kinerja di masa yang akan datang.

20 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016